Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Judul

TRAINING KIT SISTEM KONTROL BERBASIS PLC DAN INVERTER


PADA SIMULATOR LIFTER DI AREA PRODUKSI PT. TOYOTA MOTOR
MANUFACTURING INDONESIA

Disusun Oleh

Sarah Aulia

1314020081

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2016
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

a. Judul : Training Kit Sistem Kontrol Berbasis PLC dan


Inverter pada Simulator Lifter di area produksi PT.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia
b. Penyusun
1) Nama : Sarah Aulia
2) NIM : 1314020081
c. Program Studi : Teknik Listrik
d. Jurusan : Teknik Elektro
e. Waktu Pelaksanaan : 20 Juni 19 Agustus 2016
f. Tempat Pelaksanaan : PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia

Jakarta,
Pembimbing Perusahaan I Pembimbing Perusahaan II

Sulasdi Soleh Fauzi


NIK 9608036 NIK 0516781

Mengesahkan,
Pembimbing PNJ KPS Teknik Listrik

Wisnu Hendri Mulyadi,S.T.,M.T. Fatahula, S.T.,M.Kom.


NIP 198201242014041002 NIP 196808231994031001

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik
Kerja Lapangan ini. Penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma
Tiga Politeknik. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan
Praktik Kerja Lapangan ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Abdillah, S.E.,M.Si., selaku Direktur Polteknik Negeri


Jakarta;
2. Bapak Drs. Nuhung Suleman S.T.,M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Jakarta;
3. Bapak Fatahula, S.T.,M.Kom., selaku Ketua Program Studi Teknik
Listrik Politeknik Negeri Jakart;
4. Bapak Wisnu Hendri Mulyadi, S.T.,M.T., selaku dosen
pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan Praktik
Kerja Lapangan ini;
5. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang telah banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan;
6. Bapak Sulasdi, selaku pembimbing perusahaan yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
penulis dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini;
7. Bapak Soleh Fauzi, selaku pembimbing perusahaan yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan
penulis dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini;
8. Divisi Assy Maintenance beserta Staff yang telah banyak membantu

3
4

penulis dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini;


9. Divisi Maintenance Engineering beserta Staff yang telah banyak

4
membantu penulis dalam penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan ini;
10. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan
dukungan material dan moral;
11. Sahabat serta rekan yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

Penulis menyadari bahwa keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang


penulis miliki membuat penyusunan laporan kerja praktek ini belum
sempurna sehingga masih banyak kekurangan dan kesalahan yang harus
diperbaiki. Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini dan laporan
berikutnya di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan


membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
laporan Praktik Kerja Lapangan ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.

Depok, September 2016

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan 1

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan 3

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3

1.4 Tujuan dan Kegunaan 4

1.4.1 Tujuan 4

1.4.2 Kegunaan 5

1.5 Permasalahan dan Batasan Masalah 6

1.5.1 Permasalahan 6

1.5.2 Batasan Masalah 6

1.6 Metode Pengambilan Data 7

4
5

1.7 Sistematika Penulisan 7

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Programmable Logic Controller (PLC) 9

2.1.1 Pengertian PLC 9

2.1.2 Fungsi PLC 15

2.1.3 Prinsip Keja PLC 16

2.1.4 Jenis PLC 17

2.1.5 Keuntungan dan Kerugian PLC 18

2.2 Inverter 22

2.2.1 Pengertian Inverter 22

2.2.2 Fungsi Inverter 22

2.2.3 Prinsip Kerja Inverter 23

2.2.4 Jenis Inverter 25

2.2.5 Keuntungan dan Kerugian Inverter 26

2.2.6 Rangkaian Inverter 26

2.3 Motor Induksi 3 Phasa 28

2.3.1 Pengertian Motor Induksi 3 Phasa 28

2.3.2 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Phasa 28

2.3.3 Jenis-jenis Motor Induksi 3 Phasa 29

2.3.3.1 Motor Induksi 3 Phasa Rotor Belitan 29

4
5

2.3.3.2 Motor Induksi 3 Phasa Rotor Sangkar 30

2.3.4 Bagian-bagian Motor Induksi 3 Phasa 30

2.3.5 Keuntungan dan Kerugian Motor Induksi 3 Phasa 34

2.4 Pengaplikasian PLC dan Inverter 35

BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Uraian Kerja Praktik Kerja Lapangan 36

3.1.1 Maintenance Departement 36

3.1.2 Struktur Organisasi Maintenance Departement 37

3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan 38

3.3 Pembahasan Hasil Praktik Kerja Lapangan 41

3.3.1 Training Kit dan Plan Mesin Lifter 41

3.3.2 Prinsip Kerja Training Kit 42

3.3.3 Hasil Pengujian Training Kit 43

3.3.4 Plan Mesin Lifter 43

3.3.5 Flowchart 44

3.3.6 Mapping PLC dan Simulasi 45

3.3.7 Design Tata Letak Komponen Training Kit 48

3.4 Identifikasi Kendala yang Dihadapi 49

3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas 49

3.4.2 Cara Mengatasi Kendala 49

5
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 50

4.2 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1 Central Processing Unit tipe CPU-43.....................................12

Gambar 2.1.1 Input Module...........................................................................14

Gambar 2.1.1 Power Supply tipe PA204........................................................15

Gambar 2.1.4 PLC tipe Impact......................................................................17

Gambar 2.1.4 PLC tipe Modular....................................................................17

Gambar 2.2.1 Inverter tipe A700...................................................................22

Gambar 2.2.6 Rangkaian Inverter..................................................................27

Gambar 2.3.3.1 Motor Induksi 3 Phasa tipe Rotor Belitan..............................28

Gambar 2.3.3.2 Motor Induksi 3 Phasa tipe Rotor Sangkar.............................29

Gambar 2.3.4 Konstruksi Motor 3 Phasa......................................................31

Gambar 2.3.4 Stator.......................................................................................31

Gambar 2.3.4 Rotor tipe Squirrel Cage.........................................................33

Gambar 2.3.4 Rotor tipe Slip Ring.................................................................33

Gambar 2.4 Mesin Lifter..............................................................................35

Gambar 3.1.2 Struktur Organisasi...................................................................37

Gambar 3.3.1 Training Kit 42

5
Gambar 3.3.4 Mesin Lifter 3D........................................................................43

Gambar 3.3.5 Flowchart.................................................................................44

Gambar 3.3.6 Simulasi PLC Omron C200H...................................................46

Gambar 3.3.7 Design Tata Letak Komponen Training Kit.............................48

5
DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.3 Hasil Pengujian Training Kit......................................................... 43

Tabel 3.4.6 Mapping PLC (I/O)....................................................................... 45

6
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Perusahaan

Lampiran 2 Door Panel Drawing

Lampiran 3 Part List

Lampiran 4 Panel Drawing

Lampiran 5 Electric Source Drawing

Lampiran 6 Electric Source Drawing

Lampiran 7 PLC Drawing

Lampiran 8 Electric Source Inverter Drawing

Lampiran 9 Safety Device Drawing

Lampiran 10 Electric Source Drawing

Lampiran 11 Electric Source Drawing

Lampiran 12 I/O PLC

Lampiran 13 I/O PLC

Lampiran 14 I/O PLC

Lampiran 15 Inverter Setting Parameter

Lampiran 16 Mesin Lifter 3D

Lampiran 17 Mesin Lifter Tampak Atas

7
Lampiran 18 Mesin Lifter Tampak Bawah

Lampiran 19 Mesin Lifter Tampak Depan

Lampiran 20 Mesin Lifter Tampak Samping 1

Lampiran 21 Mesin Lifter Tampak Samping 2

Lampiran 22 Hasil PKL

Lampiran 23 Logbook PKL

Lampiran 24 Activity Plan

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan

Era globalisasi merupakan proses mendunia segala aspek kehidupan


terlebih pada bidang teknologi. Kita sebagai generasi penerus bangsa dituntut
untuk ikut berperan dalam perkembangan aspek-aspek tersebut. Oleh karena
itu di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) jurusan Teknik Elektro program studi
Teknik Listrik diterapkan suatu metode untuk meningkatkan materi
pendidikan yang dapat diselaraskan pada bidang industri. Salah satunya yaitu
memberikan mata kuliah berupa kerja praktik kepada mahasiswa dan
mahasiswinya.

Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) merupakan satu bagian dari sistem


pendidikan nasional khususnya pendidikan tinggi yang berusaha untuk:

1. Mengembangkan sumber daya manusia (SDM) melalui jalur


pendidikan vokasi

2. Berpartisipasi aktif dalam menegakkan perekonomian bangsa dan


negara melalui SDM yang mempunyai keahlian yang praktis dan
memadai

3. Membekali lulusannya dengan keahlian yang didukung oleh


pengetahuan dasar teoritis praktis sesuai dengan kebutuhan industri
dan sikap disiplin yang tinggi

Pada kerja praktik ini, mahasiswa dituntut untuk dapat mengerti dan
memahami pekerjaan di lapangan. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk
dapat memahami pekerjaan di lapangan, namun mahasiswa juga dituntut

1
untuk terampil dan mampu menerapkan ilmu yang dimilikinya. Karena tidak
menutup kemungkinan materi yang didapat di bangku kuliah berbeda dengan
2

apa yang terjadi di lapangan perkerjaan. Terlebih ketika mahasiswa


ditempatkan dibagian yang berbeda dengan jurusan yang diambil pada saat
kuliah. Praktik Kerja Lapangan diharpakan dapat menjadi sebuah media
dalam pengembangan knowledge (pengetahuan), skill (keahlian), maupun
experience (pengalaman) bagi SDM Indonesia khususnya mahasiswa
Politeknik Negeri Jakarta.

Persaingan yang terjadi dalam dunia industri saat ini sangatlah pesat.
Setelah kualitas suatu produk terpenuhi, ketersediaan barang dipasaran sangat
penting. Hal ini menuntut dunia industri melakukan Improvement untuk
mengurangi waktu produksi salah satunya dengan mengubah proses manual
menjadi otomatis yang dengan demikian waktu produksi akan berkurang dan
kapasitas produksi akan bertambah. Otomasi industri memberi keuntungan
lain pada perusahaan salah satunya dapat mengurangi kesalahan serta
kegagalan produksi yang diakibatkan manusia. Pemanfaatan sistem kontrol
berbasis komputer dibutuhkan untuk mengendalikan mesin-mesin produksi
dengan menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai
perangkat utama pada sistem otomasi serta pemanfaatan sistem kontrol
dengan menggunakan Inverter sebagai pengatur frekuensi untuk mengubah
kecepatan motor yang digunakan dalam dunia industri.

Sebagai mahasiswa diploma teknik listrik dituntut mengerti sistem


otomasi dan pemrograman perangkat kontrol berbasis komputer. Untuk
menunjang praktikum diperlukan Training Kit dan simulator mesin yang
digunakan dalam industri tersebut. Dana yang dibutuhkan untuk membeli
Training Kit sangatlah mahal, maka dari itu hal inilah yang mendasari
pembuatan Training Kit sistem kontrol berbasis PLC dan Inverter untuk
menunjang kemudahan dalam pemberian materi pada kegiatan praktikum
otomasi.

Training Kit yang akan dibuat adalah simulator mesin Lifter. Lifter
merupakan alat yang digunakan dalam industri manufaktur yang bertujuan
3

sebagai alat transportasi suatu unit yang dioperasikan dengan motor induksi 3
Phasa yang dapat dikontrol kecepatannya melalui Inverter dengan merubah
frekuensi yang ada dengan frekuensi yang kita inginkan. Didalam Inverter
juga terdapat beberapa macam kecepatan yang dapat digunakan sesuai
kebutuhan yaitu Low Speed (kecepatan rendah), Medium Speed (kecepatan
menengah) dan High Speed (kecepatan tinggi) yang dapat kita sesuaikan
frekuensinya. Dalam industri, Cycle Time suatu produk sangat diperhatikan
agar waktu yang digunakan dapat optimal.

Saat ini perkembangan teknologi yang sangat pesat adalah teknologi


yang digunakan oleh industri-industri otomotif. Salah satunya teknologi yang
digunakan industri otomotif sebagai alat transportasi suatu unit yang
dioperasikan dengan motor induksi 3 Phasa. Di dunia industri Lifter berperan
penting karena menyangkut masalah perakitan dan sebagai sarana tranportasi
untuk unit yang akan disatukan pada area produksi tersebut. Sehingga dengan
adanya Lifter, proses perakitan unit menjadi semakin mudah. Dan maka dari
itu, mahasiswa dituntut untuk membuat sebuah simulasi Training Kit sistem
kontrol dengan sistem kerja sebuah Lifter yang berbasis PLC dan Inverter.

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup yang dibahas dalam laporan praktik kerja lapangan ini
dibatasi pada Training Kit Sistem Kontrol Berbasis PLC dan Inverter pada
simulator Lifter di Area Produksi PT. Toyota Motor Manufacturing
Indonesia.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Adapun waktu tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan adalah :

Tanggal Pelaksanaan : 20 Juni 2016 s/d 19 Agustus 2016

Waktu Pelaksanaan : 07.15 16.00


4

Tempat : PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia

Alamat :Jl. Permata Raya, Lot DD-1, Kawasan


Industri KIIC, Karawang, Jawa Barat

1.4 Tujuan dan Kegunaan

1.4.1 Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini


adalah:

1. Membuat Training Kit sistem kontrol berbasis PLC dan Inverter untuk
menunjang proses pembelajaran pada industri khususnya pada area
produksi Assembly Maintenance

2. Membuat program dan simulator menggunakan PLC Omron type


C200H dan Inverter Mitsubishi A700 untuk Training Kit simulator
mesin Lifter

3. Mengetahui prinsip kerja sistem kontrol berbasis PLC dan Inverter


pada industri khususnya pada area produksi Assembly Maintenance

4. Memperoleh pengetahuan tentang cara menganalisis gangguan dan


kesalahan suatu alat dengan sistem kontrol berbasis PLC dan Inverter
pada industri khususnya pada area produksi Assembly Maintenance

5. Memperoleh pengetahuan tentang cara merawat dan memperbaiki


gangguan dan kesalahan suatu alat dengan sistem kontrol berbasis PLC
dan Inverter pada industri khususnya pada area produksi Assembly
Maintenance

6. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus


ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Jakarta
5

7. Mengenal lebih jauh tentang teknologi yang sesuai dengan bidang


yang dipelajari di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta

8. Bidang kerja praktik yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui


teknik produksi dan manajemen perawatan ( maintenance process )
yang terdapat di PT. Toyota Motor Manufacture Indonesia.

1.4.2 Kegunaan

Kegunaan dari praktik kerja lapangan ini, yaitu:

1. Bagi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia

a. Sebagai sumbangsih perusahaan dalam mencerdaskan kehidupan


bangsa

b. Mendapatkan informasi tentang kompetensi yang dimiliki oleh


mahasiswa sebagai calon pekerja

c. Menjalin dan meningkatkan kerjasama antara perusahaan dengan


Politeknik Negeri Jakarta

2. Bagi Mahasiswa

a. Mampu menerapkan ilmu yang diperoleh diperkuliahan secara teori


degan kenyataan selama mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL)

b. Menambah wawasan dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan


kerja

c. Mendapatkan pengalaman bekerja diperusahaan yang terkait dengan


bidang konsentrasi yang dipilih

d. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Studi


Teknik Listrik Politeknik Negeri Jakarta
6

3. Bagi Politeknik Negeri Jakarta

a. Menjalin dan meningkatkan kerjasama antara Politeknik Negeri Jakarta


dengan perusahaan

b. Dapat mengetahui kebutuhan tenaga kerja yang diinginkan oleh


perusahaan tersebut

1.5 Permasalahan dan Pembatasan Masalah

1.5.1 Permasalahan

Masalah yang ada pada perancangan adalah seperti bagaimana


perancangan program serta penginstalasian Training Kit serta cara mengatasi
troubleshooting yang terjadi pada proses penginstalasian Training Kit tersebut
dan hal yang terpenting adalah penginstalasian tersebut handal dan efisien.

1.5.2 Pembatasan Masalah

Dengan demikian masalah yang ada dibatasi pada masalah :

Merancang program PLC serta membuat rangkaian kontrol dan


daya pada Training Kit yang akan diinstalasi

Merencanakan konsep yang sesuai dengan prinsip dan cara kerja


Lifter secara jelas dan detail

Membuat daftar dan memilih material yang dibutuhkan sesuai


dengan prinsip dana cara kerja Lifter secara jelas dan detail

Menginstalasi Training Kit tersebut sesuai dengan prinsip dan cara


kerja Lifter yang berada pada area produksi
7

1.6 Metode Pengambilan Data

Dalam menyusun laporan PKL ini metode yang dilakukan untuk


pengumpulan data adalah:

1. Training

Metode ini dilakukan melaui bimbingan dosen yang berkompeten


dalam bidang kelistrikan yang memberikan pelatihan pemrograman
PLC (Programmable Logic Controller) dan cara mensetting Inverter
secara intensif

2. Konsultasi dan Wawancara

Dalam metode ini pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan


bertanya kepada narasumber yang ada. Dalam hal ini pembimbing
yang berkompeten sehingga didapatkan data maupun informasi yang
dibutuhkan

3. Studi Literatur

Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari buku-buku


yang berkaitan dengan pemrograman PLC dan cara mensetting
Inverter sehingga didapatkan informasi-informasi yang jelas dan
kongkrit

1.7 Sistematika Penulisan

Susunan dari bagian-bagian tugas ini adalah sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan
8

Sebagai awal tulisan yang berisikan tentang latar belakang, tujuan


dan kegunaan, permasalahan, pembatasan masalah, metode
pengambilan data dan sistematika penulisan.

2. Bab II Landasan Teori

Bagian ini berisi tentang pengertian umum PLC,Inverter dan Motor


Induksi 3 Phasa beserta fungsi, prinsip kerja, keuntungan dan
kerugian, pengaplikasian, dan jenis-jenisnya.

3. Bab III Hasil Pelaksanaan PKL

Bab ini membahas tentang unit kerja PKL yang berkaitan dengan
tugas yang diberikan, bagian penugasan serta struktur organisasi.
Lalu uraian PKL yang berisi kegiatan yang dilaksanakan dengan
bentuk essay. Selanjutnya adalah pembahasan hasil PKL yang
berkaitan dengan tugas yang dikerjakan pada proses PKL tersebut.
Dan identifikasi kendala yang dihadapi serta cara mengatasi
kendala tersebut dalam proses penginstalasian Training Kit tersebut

4. Bab IV Penutup

Merupakan hasil kesimpulan serta saran dari awal pemilihan


material sampai dengan penginstalasian Training Kit tersebut.

5. Bab V Daftar Pustaka


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Programmable Logic Controller (PLC)

2.1.1 Pengertian Programmable Logic Controller (PLC)

Programmable Logic Controller (PLC) adalah komputer elektronik


yang mudah digunakan yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe
dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi Programmable Logic
Controller (PLC) menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang
beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan
industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram
untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi ysng
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti, logika, urutan,
pewaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin
atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog. Sedangkan
berdasarkan pada standar yang dikeluarkan oleh National Electrical
Manufactures Association (NEMA) ICS3-1978 Part ICS3-304, PLC
didefinisikan sebagai berikut: PLC adalah suatu peralatan elektronik yang
bekerja secara dijital, memiliki memori yang dapat diprogram menyimpan
perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus seperti logic,
sequancing, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol berbagai
jenis mesin atau proses melalui analog atau digital input/output modules.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut:

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori


untuk penyimpanan program yang telah dibuat yang dengan
mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya

9
10

2. Logic, menunjukan kemampuan dalam memproses input secara


aritmatik dan logic (ALU), yang melakukan operasi
membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi,
mengurangi, negasi, AND, OR dan lain sebagainya

3. Controller, menunjukan kemampuan dalam mengontrol dan


mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rancangan relay


sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini
juga dapat dikendalikan dan dioperasikan oleh orang yang tidak
memiliki pengetahuan dibidang pengoperasian komputer secara khusus.
PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan
dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan
menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan
sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang suatu
waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan
output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan
terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak dipenuhi.
PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak.

Dalam merancang suatu sistem kendali dibutuhkan pendekatan-


pendekatan sistematis dengan prosedur sebagai berikut:

1. Rancangan sistem kendali tahap rancangan adalah untuk


menentukan terlebih dahulu model sistem yang akan dikendalikan
dan proses dalam sistem tersebut. Sistem yang dikendalikan dapat
berupa peralatan mesin ataupun proses yang terintegrasi yang
sering secara umum disebut dengan Controlled system

2. Pemilihan I/O
11

Piranti masukan (input) dan keluaran (output) harus ditentukan


terlebih dahulu. Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor, valve
dan lain-lain. Sedangkan piranti keluaran dapat berupa solenoid
katup elektromagnetik, kopling, motor dan lain-lain

3. Perancangan program

Proses kerja suatu sistem yang akan dikontrol oleh PLC harus
diterjemahkan dalam sebuah program. Tahapan ini merupakan fase
untuk membuat program tersebut

4. Menjalankan sistem

Dalam menguji kebenaran program dan peralatan yang digunakan


dalam sebuah sistem yang akan dikontrol, perlu dilakukan running
test. Running test untuk mendapatkan status kesalahan yang
terdapat pada sistem tersebut adalah dengan cara debug

Bagian-bagian PLC adalah sebagai berikut:

1. Central Processing Unit (CPU)

Central Processing Unit (CPU) adalah bagian yang melakukan


operasi/ pemrosesan program yang tersimpan pada PLC. CPU
juga melakukan pengawasan atas semua operasional kerja PLC,
transfer informasi melalui internal bus antara PLC, memory dan
unit I/O.

Bagian CPU ini antara lain adalah:

Power Supply untuk mengubah supply listrik yang sesuai


dengan CPU dan seluruh komputer.

Q Alterable Memory, terdiri dari banyak bagian, intinya


adalah bagian ini berupa chip yang isinya diletakkan pada
12

chip RAM( Random Access Memory), tetapi isinya dapat


diubah dan dihapus oleh pengguna/ pemrogram. Bila tidak
ada suplai listrik ke CPU maka isinya akan hilang, oleh
sebab itu bagian ini disebut bersifat volatile.

Q Fixed Memory, berisi program yang sudah diset oleh


pembuat PLC, dibuat dalam bentuk chip khusus yang
dinamakan ROM (Read Only Memory) dan tidak dapat
diubah atau dihapus selama operasi CPU karena itu bagian
ini sering dinamakan memori non-volatile yang tidak akan
terhapus isinya walaupun tidak ada aliran listrik yang
masuk dalam CPU.

EPPROM atau Electrically Eraseable Programmable


Read Only Memory yang ditujukan untuk program utama
RAM Prosesor sehingga prosesor dapat digunakan untuk
meload program EPROM ke RAM jika program di RAM
akan hilang atau rusak.

Q processor, adalah bagian yang satu ke bagian yang lain,


bagian ini berisi rangkaian clock, sehingga masing-masing
transfer informasi ketempat lain tepat sampai pada
waktunya Q battery backup, umunya CPU memiliki
bagian ini. Bagian ini berfungsi menjaga agar tidak ada
kehilangan program yang telah dimasukkan kedalam
RAM PLC jika catu daya ke PLC tiba-tiba terputus
13

Gambar 2.1.1 Central Processing Unit Type CPU-43

2. Programmer/ monitor (PM)

Pemrograman dilakukan melalui keyboard sehingga alat ini


dinamakan programmer. Dengan adanya monitor maka dapat
dilihat apa yang diketik atau proses yang sedang dijalankan oleh
PLC. Bentuk PM ini ada yang besar seperti PC, ada juga yang
berukuran kecil yaitu hand-eld programmer dengan jendela
tampilan yang kecil, dan ada juga yang berbentuk laptop. PM
dihubungkan dengan CPU melalui kabel. Setelah CPU selesai
diprogram maka PM tidak dipergunakan lagi untuk operasi proses
PLC, sehingga bagian ini hanya dibutuhkan satu buah untuk
banyak CPU.

3. Modul input/ ouput (I/O)

Input merupakan bagian yang menerima sinyal elektrik dari


sendor atau komponen lain dan sinyal itu dialirkan ke PLC untuk
diproses. Ada banyak jenis modul input yang dapat dipilih dan
jenisnya tergantung dari input yang akan digunakan. Jika input
adalah limit switches dan push button dapat dipilih kartu input
DC. Modul input analog adalah kartu input khusus yang
menggunakan ADC (Analog to Digital Conversion) dimana kartu
ini digunakan untuk input yang berupa variable seperti
temperatur, kecepatan, tekanan dan posisi. Pada umumnya ada 8-
32 input point setiap modul inputnya. Setiap point akan ditandai
sebagai alamat yang unik oleh prosesor. Output adalah bagian
PLC yang menyalurkan sinyal elektrik itu dinyatakan dengan
tegangan listrik antara 5-15 Volt DC dengan informasi diluar
sistem tegangan yang bervariasi antara 24-240 Volt DC maupun
AC. Kartu output biasanya mempunyai 6-32 output point dalam
sebuah single module. Kartu output analog adalah tipe khusus
14

dari modul output yang menggunakan DAC (Digital to Analog


Conversion). Modul output analog dapat mengambil nilai dalam
12 bit da mengubahnya kedalam sinyal analog. Biasanya sinyal
ini 0-10 Volt DC atau 4-20mA. Sinyal analog biasanya digunakan
pada peralatan seperti motor yang mengoperasikan katup dan
pneumatic position Control devices. Bila dibutuhkan, suatu sistem
elektronik dapat ditambahkan untuk menghubungkan modul ini
ke tempat yang jauh. Proses operasi sebenarnya dibawah kendali
PLC mungkin saja jaraknya jauh, dapat saja ribuan meter.
pribter, alat yang memungkinkan program pada CPU dapat di
printout atau dicetak. Informasi yang mungkin dicetak adalah
diagram ladder, suatu register, status dan daftar dari kondisi-
kondisi yang sedang dijalankan, timing diagram dari kontak,
timing diagram dari register, dan lain-lain.

Gambar 2.1.1 Input/ Output Module

4. The Program Recorder/ Player

Alat ini digunaakan untuk menyimpan program dalam CPU. Pada


PLC yang lama digunakan tape, sistem floopy disk. Sekarang ini
PLC semakin berkembang dengan adanya hard disk yang
digunakan untuk pemrograman dan perekaman. Program yang
telah direkam kembali ke dalam CPU apabila program aslinya
hilang atau mengalami kesalahan.
15

Untuk operasi yang besar, kemungkinan lain adalah


menghubungkan CPU dengan komputer utama (master computer)
yang biasanya digunakan pada pabrik besar atau proses yang
mengkoordinasi banyak sistem PLC.

Gambar 2.1.1 Power Supply Type PA204

2.1.2 Fungsi Programmable Logic Control (PLC)

Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat
dibagi secara umum dan khusus.

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output


yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial) dan PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat

2. Monitoring Plant. Secara terus menerus memonitor status suatu sistem


(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang dilakukan sehubungan dengan proses yang dikontrol
atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

Secara Khusus fungsi PLC adalah dapat memberikan input ke


CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat
memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut.
CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih
16

tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses
finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.

2.1.3 Prinsip Kerja Programmable Logic Control (PLC)

Prinsip kerja PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang


dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori
lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau
peralatan lainnya. Berbeda dengan prinsip kerja pada sistem kontrol
konvensional, yakni pada saat input menerima sinyal masukan maka
output segera mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya. Adapun
perbandingan cara kerja sistem PLC dan sistem kontrol konvensional
adalah:

Sistem kontrol konvensional

S1L1

Pada saat push button S1 ditekan maka lampu L1 akan lansung


menyala. Input menerima sinyal masukan dan segera memproses
sinyal tersebut kepada output untuk mengendalikan output yang
digunakan

Sistem PLC

S1modul input PLCprocessormodul output PLCL1

Pada saat push button S1 ditekan menuju Input Module. Input


modul akan mengirim sinyal ke processor, tegangan dari switch
terisolir dengan sinyal tegangan yang masuk ke processor.
Processor menerima sinyal dari input modul pada saat switch
tertutup dam akan mengirimkan sinyal yang sama ke output modul
17

atas pengarahan dari program yang telah disimpan dalam memori


pada PLC tersebut. Program ini berfungsi untuk mengarahkan
sinyal dari input modul yang tersambung dengan S1.

2.1.4 Jenis-jenis Programmable Logic Control (PLC)

Jenis-jenis PLC adalah sebagai berikut:

1. Tipe Impact

Ciri-ciri:

Seluruh komponen (Power Supply, CPU, modul input-output, modul


komunikasi) menjadi satu

Umumnya berukuran kecil

Mempunyai jumlah input-output relatif sedikit dan tidak dapat


diexpand

Tidak dapat ditambah modul-modul khusus

2. Tipe Modular

Ciri-ciri:

Komponen-komponennya terpisah kedalam modul-modul

Berukuran besar

Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input/output (sehingga jumlah


lebih banyak)

Memungkinkan penambahan modul-modul khusus


18

(a)
(b)

Gambar 2.1.4 (a) PLC type Impact dan (b) PLC type Modular

2.1.5 Keuntungan dan Kerugian Programmable Logic Control (PLC)

Keuntungan dan Kerugian dari PLC adalah sebagai berikut:

1. Keuntungan

Fleksibel

Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda


dikendalikan dengan pengendalinya masing-masing. Misal
sepuluh mesin membutuhkan sepuluh pengendali, tetapi kini
hanya dengan satu PLC kesepuluh mesin tersebut dapat dijalankan
dengan programnya masing-masing

Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah

Bila salah satu sistem akan dibah atau dikoreksi maka


pengubahannya hanya dilakukan pada program yang terdapat
dikomputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah itu
didownload ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan PLC,
misalnya relay maka perubahannya dilakukan dengan cara
mengubah pengkabelannya. Cara ini tentunya memakan waktu
yang lama

Jumlah kontak yang banyak


19

Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing coil


lebih banyak daripada kontak yag dimiliki oleh sebuah relay

Harganya lebih murah

PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan dibandingkan


dengan sebuah relay. Maka dari harga dari sebuah PLC lebih
murah dibandingkan dengan harga beberapa buah relay yang
mampu melakukan pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan
sebuah PLC. PLC mencakup relay, timer, counter, sequencer dan
berbagai fungsi lainnya

Pilot Running

PLC terprogram dapat dijalankan dan dievaluasi terlebih dahulu


dikantor atau laboratorium. Programnya dapat ditulis, diuji,
diobservasi dan dimodifikasi bila memang dibutuhkan dan hal ini
menghemat waktu bila dibandingkan dengan sistem relay
konvensional yang diuji dengan hasil terbaik dipabrik.

Observasi Visual

Selama program dijalankan, operasi pada PLC dapat dilihat pada


layar CRT. Kesalahan dari operasinya pun dapat diamati bila
terjadi

Kecepatan Operasi

Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan relay.


Kecepatan PLC ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan
millisecond

Metode Pemrograman Ladder atau Boolean


20

Pemrograman PLC dapat dinyatakan dengan pemrograman ladder


bagi teknisi atau aljabar boolean bagi programmer yang bekerja di
sistem kontrol digital atau boolean

Sifatnya Tahan Uji

Solid State Device lebih tahan uji dibandingkan dengan relay dan
timer mekanik atau elektrik. PLC merupaka solid state device
sehingga bersifat lebih tahan uji

Menyederhanakan komponen-komponen sistem kontrol

Dalam PLC juga terdapat counter, relay dan komponen-komponen


lainnya, sehingga tidak membutuhkan komponen-komponen
lainnya sebagai peralatan tambahan

Dokumentasi

Printout dari PLC dapat langsung diperoleh dan tidak perlu


melihat blueprint circuit-nya. Tidak seperti relay yang printout
sirkuitnya tidak dapat diperoleh

Keamanan

Pengubahan pada PLC tidak dapat dilakukan kecuali PLC tidak


dikunci dan diprogram. Jadi tidak ada yang yang tidak
berkepentingan dapat mengubah program PLC selama PLC
tersbut dikunci

Dapat melakukan pengubahan dengan pemrograman ulang

Karna PLC dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi


yang bercampur dapat diselesaikan. Misal bagian B akan
dijalankan tetapi bagian A masih dalam proses, makan proses pada
bagian B dapat diprogram ulang dalam satuan detik
21

Penambahan rangkaian lebih cepat

Pengguna dapat menambah rangkaian pengendali sewaktu-waktu


dengan cepat, tanpa memerlukan tenaga dan biaya yang besar
seperti pada pengendali konvensional

2. Kerugian

Teknologi yang masih baru

Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau


relay ke konsep kompter PLC merupakan hal yang sulit bagi
sebagian orang

Buruk untul aplikasi program yang tetap

Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi.


Sedangkan PLC dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada
aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali dilakukan perubahan
bahkan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada aplikasi
dengan satu fungsi akan memboroskan (biaya)

Pertimbangan lingkungan

Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami


pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-
alat elektronik didalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus,
mengganggu kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal

Operasi dengan rangkaian yang tetap

Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka


penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan peralatan kontrol
lainnya. PLC akan menjadi lebih efektif bila program tersebut di-
upgrade secara periodik
22

2.2 Inverter

2.2.1 Pengertian Inverter

Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk


mengubah tegangan DC (Direct Current) menjadi tegangan AC
(Alternating Curent). Output suatu Inverter dapat berupa tegangan AC
dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak (square
wave) dan sinus modifikasi (sine wave modified). Sumber tegangan input
Inverter dapat menggunakan battery, tenaga surya, atau sumber tegangan
DC yang lain. Inverter dalam proses konversi tegangan DC menjadi
tegangan AC membutuhkan suatu penaik tegangan berupa step up
transformer.

Gambar 2.2.1 Inverter type A70

2.2.2 Fungsi Inverter


23

Fungsi Inverter adalah merubah kecepatan motor AC dengan cara


merubah frekuensi outputnya:

F = frekuensi (Hz)

P = jumlah kutub

Jika sebelumnya bnyak menggunakan sistem mekanik, kemudian


beralih motor slip maka saat ini banyak menggunakan semi konduktor.
Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, Inverter
menggunakan frekuensi tegangan keluaran untuk mengatur Speed motor
pada kondisi ideal (tanpa slip).

Merubah kecepatan motor dengan Inverter akan membuat:

1. Torsi lebih besar

2. Presisi kecepatan dan torsi yang tinggi

3. Kontrol beban menjadi dinamis untuk berbagai aplikasi motor

4. Dapat berkombinasi dengan PLC untuk fungsi otomasi dan regulasi

5. Menghemat energi

6. Menambah kemampuan monitoring hubungan manusia dengan mesin


(interface) lebih baik

7. Sebagai pengaman dari motor, mesin(beban) bahkan proses dll.

Semakin besar daya motor maka makin besar torsi yang dihasilkan
dan makin kuat motor menggerakkan beban. Torsi dapat ditambah dengan
menggunakan gear box (cara mekanis) dan Inverter (elektronik)

2.2.3 Prinsip Kerja Inverter


24

Prinsip dasar Inverter adalah untuk dapat mengubah frekuensi


menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC
menjadi tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan
frekuensi yang berbeda atau dapat diatur.

Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah


(converter AC-DC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak terkendali
(rectifier dioda) namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali
(thyristor rectifier). Setelah tegangan sudah diubah menjadi DC maka
diperlukan perbaikan kualitas tegangan DC dengan menggunakan tandon
kapasitor sebagai perata tegangan. Kemudian tegangan DC diubah menjadi
tegangan AC kembali oleh Inverter dengan teknik PWM (Pulse Width
Modulation). Dengan teknik PWM ini bisa didapatkan amplitudo dan
frekuensi keluaran yang diinginkan. Selain itu teknik PWM juga
menghasilkan harmonisa yang jauh lebih kecil dari pada teknik yang lain
serta menghasilkan gelombang sinusoidal, dimana kita tahu kalau
harmonisa ini akan menimbulkan rugi-rugi pada motor yaitu cepat panas.
Maka dari itu teknik PWM inilah yang biasanya dipakai dalam mengubah
tegangan DC menjadi AC (Inverter).

Memang ada banyak cara untuk mengatur/mengurangi kecepatan


motor seperti dengan gear box / reducer. Namun mengatur kecepatan
motor dengan Inverter akan memperoleh banyak keuntungan yang lebih
bila dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Seperti : jangkauan yang
luas untuk pengaturan kecepatan dan torsi motor, mempunyai akselerasi
dan deselerasi yang dapat diatur, mempermudah proses
monitoring/pengecekan, sistem proteksi motor yang baik, mengurangi arus
starting motor dan menghemat pemakaian energi listrik, memperhalus
start awal motor dll.

Peranan Inverter dalam proses suatu industri cukup penting.


Karena dalam prosees suatu industri seringkali memerlukan tenaga
25

penggerak dari motor listrik yang perlu datur kecepatan putarnya untuk
menghasilkan torsi dan tenaga/daya yang diinginkan

2.2.4 Jenis-jenis Inverter

Jenis Jenis Inverter DC ke AC berdasarkan jumlah fasa output


Inverter dapat dibedakan dalam :

1. Inverter 1 fasa, yaitu Inverter dengan output 1 fasa

2. Inverter 2 fasa, yaitu Inverter dengan output 3 fasa

Inverter juga dapat dibedakan dengan cara pengaturan tegangan-nya,


yaitu :

1. Voltage Fed Inverter (VFI) yaitu Inverter dengan tegangan input yang
diatur konstan

2. Current Fed Inverter (CFI) yaitu Inverter dengan arus input yang
diatur konstan

3. Variable DC linked Inverter yaitu Inverter dengan tegangan input yang


dapat diatur.

Berdasarkan bentuk gelombang output nya Inverter dapat dibedakan


menjadi :

a. Sine wave Inverter, yaitu Inverter yang memiliki tegangan output


dengan bentuk gelombang sinus murni. Inverter jenis ini dapa
memberikan supply tegangan ke beban (Induktor) atau motor listrik
dengan efisiensi daya yang baik.

b. Sine wave modified Inverter, yaitu Inverter dengan tegangan output


berbentuk gelombang kotak yang dimodifikasi sehingga menyerupai
gelombang sinus. Inverter jenis ini memiliki efisiensi daya yang
26

rendah apabila digunakan untuk mensuplai beban induktor atau motor


listrik.

c. Square wave Inverter, yaitu Inverter dengan output berbentuk


gelombang kotak, Inverter jenis ini tidak dapat digunakan untuk
mensuplai tegangan ke beban induktif atau motor listrik.

2.2.5 Keuntungan dan Kerugian Inverter

Keuntungan dan Kerugian dari Inverter adalah sebagai berikut:

1. Keuntungan

Tanggapan Dinamik yang tinggi (pemakaian yang luas) untuk


aplikasi industri dengan performa dan kemampuan yang tinggi.

Jangkauan kecepatan yang sangat lebar (0,1-400Hz), dengan halus


mengontrol motor ke dan melewati kecepatan nol.

Menggantikan peran Kontaktor, sehingga memudahkan dalam


wiring.

Dapat berfungsi lebih mengatur motor induksi dengan lebih dari


dari 2 kecepatan

Mengurangi lonjakan arus pada starting motor, karena Inverter


mempunyai Acceration dan Deccelaration Time.

Torsi tinggi pada kecepatan rendah tanpa menyebabkan overload.

2.2.6 Rangkaian Inverter

Dari gambar rangkaian ini dapat dilihat bahwa agar motor dapat
berputar maka harus disambung melalui rangkaian ini. Material yang
tersambung dalam ranngkaian ini adalah NFB, MC (Magnetic Contactor) ,
27

OCR (Over Current Relay) atau biasa disebut dengan TOR (Thermal
Overload Relay), output PLC yang tersambung dari Relay dan motor itu
sendiri. Dalam rangkaian ini, Supply didapat dari line yang tersambung ke
NFB, lalu dialirkan ke MC (Magnetic Contactor) dan langsung masuk ke
dalam inverter yang keluarannya masuk ke OCR (Over Current Relay).
Setelah dari OCR (Over Current Relay) lalu kabel disambung ke terminal
U, V dan W yang ada di motor.
28

Gambar 2.2.6 Rangkaian Inverter

2.3 Motor Induksi 3 Phasa

2.3.1 Pengertain Motor Induksi 3 Phasa

Motor induksi 3 Phasa adalah motor yang bekerja dengan


memanfaatkan perbedaan fasa pada sumber untuk menimbulkan gaya
putar pada bagian Rotornya yang mempunyai slip antara medan Stator dan
Rotor dengan sumber tegangan 3 Phasa. Akibat adanya relatif antara
putaran Rotor dengan medan putar dapat menghasilkan arus yang
terinduksi pada Rotor tersebut. Cara yang digunakan untuk membalik arah
putaran adalah dengan menukar salah satu Phasa dengan Phasa yang lain
yang terhubung pada lilitan Stator motor sesuai dengan yang diinginkan.
Motor induksi 3 Phasa merupakan motor arus bolak balik (AC) yang
paling banyak digunakan untuk keperluan dalam kelangsungan proses
suatu industri karena sesuai kebutuhan dan memiliki banyak keuntungan

2.3.2 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Phasa


29

Bila sumber tegangan tiga phase dipasang pada kumparan Stator, maka
pada kumparan Stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns =
120f/P, ns = kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p = jumlah kutup.
Medan putar Stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi
Rotor, akibatnya pada kumparan Rotor akan timbul tegangan induksi (ggl)
sebesa E2s = 44,4fn . Keterangan: E = tegangan induksi ggl, f =
frekkuensi, N = banyak lilitan, Q = fluks. Karena kumparan Rotor
merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi akan
menghasilkan arus (I ). Adanya arus dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya ( F ) pada Rotor. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh
gaya F pada Rotor cukup besar untuk memikul torsi beban, maka Rotor
akan berputar searah dengan arah medan putar Stator. Untuk
membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan
adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar Stator (ns) dengan
kecepatan putar Rotor (nr). Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns
disebut dengan slip ( S ) yang dinyatakan dengan Persamaan S = ns-nr/ns
(100%). Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir
pada Rotor, dengan demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi
suatu motor akan timbul apabila ns > nr. Dilihat dari cara kerjanya motor
tiga Phasa disebut juga dengan motor tak serempak atau asinkron.

2.3.3 Jenis-jenis Motor Induksi 3 Phasa

2.3.3.1 Motor induksi 3 Phase Rotor Belitan

Jenis motor induksi ini mempunyai belitan kumparan 3 phase sama


seperti kumparan Statornya serta kumparan Stator dan Rotornya
mempunyai jumlah kutub yang sama. Belitan 3 phase pada motor jenis ini
biasanya terhubung Y dan ujung 3 kawat belitan Rotor tersebut di
hubungkan pada slipring yang terdapat pada poros Rotor. Belitan-belitan
Rotor ini kemudian di hubung singkatkan melalui sikat (brush) yang
menempel pada slipring dengan sebuah perpanjangan kawat untuk tahanan
30

luar. Slipring dan sikat merupakan penghubung belitan Rotor ke tahanan


luar (fungsi tahanan luar yaitu membatasi arus awal yang besar). Tahanan
luar ini kemudian perlahan dikurangi hingga nol sebagaimana kecepatan
motor yang bertambah telah mencapai kecepatan penuh. Setelah mencapai
kecepatan penuhnya, 3 buah sikat akan terhubung singkat (tanpa tahanan
luar ) maka Rotor belitan ini akan bekerja mirip seperti Rotor sangkar.
Motor induksi jenis ini mempunyai arus awal yang rendah dan torsi awal
yang tinggi.

Gambar 2.3.3.1 Motor Induksi 3 Phasa type Rotor Belitan

2.3.3.2 Motor indusi 3 Phase Rotor Sangkar

Jenis motor induksi ini terdiri dari tumpukan lempengan besi tipis yang
dilaminasi dan batang konduktor yang mengitarinya, tumpukan besi yang
dilaminasi tersebut disatukan untuk membentuk inti Rotor. Alumunium
(sebagai batang konduktor) dimasukan ke dalam slot dari inti Rotor untuk
membentuk serangkaian konduktor yang mengelilingi inti Rotor. Rotor
yang terdiri dari sederetan batang-batang konduktor yang terletak pada
alur-alur sekitar permukaan Rotor, ujung-ujungnya dihubung singkat
dengan menggunakan cincin hubung singkat (shorting ring) atau disebut
juga dengan end ring. Motor induksi jenis ini tidak terdapat komutator
sehingga tidak memercikan bunga api. Motor induksi jenis ini mempunyai
arus awal tinggi, torsi awal rendah dan Kapasitas Overload tinggi serta
Efesiensi dan faktor kerjanya lebih tinggi dibanding Rotor belitan.
31

Gambar
2.3.3.2 Motor
Induksi 3 Phasa
type Rotor Sangkar

2.3.4 Bagian-bagian Motor Induksi 3 Phasa

Secara umum motor induksi terdiri dari Rotor dan Stator. Rotor
merupakan bagian yang bergerak, sedangkan Stator bagian yang diam.

Gambar 2.3.4 Konstruksi Motor Induksi 3 Phasa

Sama seperti mesin-mesin listrik pada umumnya, motor 3 fasa


memiliki 2 komponen penting, yaitu: Stator dan Rotor.

1. Stator merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada


komponen ini dipasang Stator winding berupa kumparan. Stator ini
dihubungkan dengan suplai 3 fasa untuk memutar Rotor. Stator sendiri
memiliki 3 bagian penting:
32

Gambar 2.3.4 Stator

o Frame

Berfungsi sebagai tempat untuk memasang inti Stator (Stator core)


dan juga melindungi keseluruhan komponen dari gangguan benda benda
dari luar (seperti batu yang dilemparkan ke motor atau semacamnya).
Umumnya frame dibuat dari besi agar frame menjadi kuat. Dalam
konstruksinya, air gap (celah udara) pada motor haruslah sangat kecil agar
Rotor dan Stator konsentris dan mencegah induksi yang tidak merata. Air
gap yang dimaksud disini ialah celah yang mungkin terbentuk pada
permukaan frame bukan lingkaran besar seperti pada gambar, karena
lingkaran tersebut akan diisi oleh inti Stator dan Rotor.

Inti

Inti Stator merupakan tempat dimana Stator winding dipasang. Inti


Stator bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh
kumparan pada Stator winding dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3
fasa. Untuk mencegah arus eddy yang besar pada Stator winding
umumnya inti Stator dilapisi oleh lamina. Lamina sendiri terbuat oleh
campuran besi silikon untuk mencegah rugi-rugi histerisis. Pada inti Stator
juga dipasang kutub-kutub magnet untuk menghasilkan fluks

Winding
33

Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing


kumparannya dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung
dari bagaimana metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis
Rotor yang digunakan. Untuk Rotor jenis sarang tupai umumnya
menggunakan rangkaian delta sedangkan Rotor jenis slip ring bisa
menggunakan salah satu dari keduanya. Stator winding dipasang pada
sela-sela inti Stator dan berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator
winding juga dikenal sebagai kumparan medan.

Rotor

Rotor merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor


dihubungkan dengan beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang
terpasang pada pusat Rotor. Berdasarkan konstruksinya, Rotor dibagi
menjadi 2 macam:

o Sarang Tupai atau Squirrel Cage

Gambar 2.3.4 Rotor tipe Squirrel Cage

Rotor tipe ini memiliki bentuk seperti roda gear, berbentuk tabung
dan diberi beberapa slot dipermukaannya. Slot ini tidak dibuat lurus
namun sedikit miring untuk memperhalus kerja motor dan membuat
konduktor pada Rotor. Dikedua ujung Rotor dipasang cincin
alumunium. Umumnya Rotor jenis ini terbuat dari alumunium atau
tembaga. Rotor jenis ini sangat sering digunakan karena mudah dibuat dan
dapat digunakan berapapun kutub pada Stator. Rotor jenis ini dapat
ditemui pada kipas angin dan blower pada printer.
34

o Slip Ring

Gambar 2.3.4 Rangkaian Rotor Slip Ring

Rotor tipe ini memiliki rangkaian kumparan pada ujungnya dan


memiliki sejumlah slip ring di belakangnya. Tiap kumparan terhubung
dengan salah satu slip ring dimana masing-masing slip ring juga terhubung
dengan rangkaian yang sama dengan rangkaian kumparannya. Semisal
rangkaian kumparannya berbentuk star maka rangkaian slip ring juga
berbentuk star. Umumnya ditiap slip ring dipasang rheostat sehingga
kecepatan putaran motor dapat diatur dengan mudah. Umumnya Rotor
jenis ini digunakan untuk beban-beban besar seperti untuk menggerakkan
elevator atau lift.

2.3.5 Keuntungan dan Kerugian dari Motor Induksi 3 Phasa

Keuntungan penggunaan motor induksi 3 phase

o Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor


dengan Rotor sangkar.

o Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi

o Efisiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat


sehingga rugi gesekan kecil.

o Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor


hampir tidak diperlukan.
35

Kerugian Penggunaan Motor Induksi 3 phase

o Kecepatan tidak mudah dikontrol

o Power faktor rendah pada beban ringan

o Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

2.4 Pengaplikasian PLC dan Inverter

Aplikasi yang digunakan pada industri dengan sistem kontrol berbasis


PLC dan Inverter ini adalah mesin Lifter yang berfungsi sebagai alat
transportasi suatu unit yang dioperasikan dengan motor induksi 3 Phasa.
Dengan adanya simulasi Training Kit ini, dapat memudahkan para staff dan
karyawan dalam memahami serta belajar mengoperasikan mesin tersebut
melalui sistem kontrol PLC dan Inverter.

Gambar 2.4 Mesin Lifter


BAB III

HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Unit Kerja PKL

3.1.1 Maintenance Department

Departemen Maintenance adalah salah satu departemen yang ada


di divisi Assembly dan Tosso. Departemen maintenance memiliki beberapa
tugas yang pada intinya bertugas sebagai departemen yang menjaga
pemeliharan, serta kondisi dari mesin-mesin yang digunakan untuk
memproduksi unit-unit dibagian Assembly dan Tosso. Tujuannya agar
mesin-mesin tersebut selalu dalam kondisi siap untuk menjalankan
produksi. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan suatu system yang
bagus dan efisien karena apabila terjadi suatu kerusakan atau trouble,
maka hal tersebut akan sangat menghambat proses produksi.

Kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh departemen maintenance


adalah memonitoring dan melakukan pengecekan mengenai mesin-mesin
ketika proses produksi sedang berlangsung. Pada saat produksi
berlangsung, tidak sedikit mesin yang mengalami gangguan. Gangguan
yang terjadi pada saat produksi biasanya diakibatkan oleh kerusakan kecil
seperti komponen yang sudah tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena
itu, spare parts dari mesin-mesin tersebut harus selalu tersedia di gudang
penyimpanan spare parts.

Tugas departemen maintenance tidak hanya menjaga kondisi mesin


selalu dalam keaadan yang baik tetapi juga melakukan pemesanan ke
supplier-supplier perihal spare parts yang diperlukan. Jumlah mesin yang
ada dibagian assembly dan Tosso jumlahnya lebih dari 100 mesin. Oleh
karena itu dibutuhkan database dan data inventaris yang detail.

36
37

3.1.2 Struktur Organisasi Maintenance Departement

Bp.Sulasdi

Department Head

Bp. Soleh Fauzi Bp. Tri Budi S. Bp.Agung. W

Section Head Assy Maintenance (R) Section Head Assy Maintenance (W) Maintenance Engineering

Bp. Afif Nasikin Bp. Yusuf Ridha


Bp. Asep Baesori
Bp. Purwanto Aji Prabowo
Line Head Assy Maintenance (R) Land Head Assy Maintenance (W) Bp. Briyan Yohanes Silaban
Bp. Muhammad Hashfi Shidqi
Bp. Suhudi
Bp. Alex Jarot Staff Maintenance Engineering
Bp. Zaenal
Bp. Agung Triyono Bp. Erlan Sumarna
Bp. Asep Baesori
Bp. Binsar Y.S
Group Head Assy Maintenance (R)
Group Head Assy Maintenance (W)

Bp. Imam Iskandar Bp. Iman Sulaeman


Bp. Edi Junaedi Bp. Eko Purwanto
Bp. M. Zaimmudin Bp. Riyantono
Bp. Sandi Suryadi Bp. Wahyu Tri Purwanto
Bp. Ibnu M. Torani Bp. Edy Suryatmoko
Bp. M. Ridwan Bp. Nurrohman
Bp. Nur Abidin Bp. Dea Alfian
Bp.M. Taufik Bp. Komara
Bp. Shodiq Haryanto Bp. Puput A
Bp. Dicky Eka SR
Operator Assy Maintenance (W)
Operator Assy Maintenance (R)

Gambar 3.1.2 Struktur Organisasi Department Maintenance


38

3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan

Dalam melaksanakan praktik kerja lapang di PT. Toyota Motor


Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang Plant I, tahapan awal
adalah masa orientasi yang dipimpin oleh Toyota Institute Indonesia
(TIIN) di aula TIIN yang berada di Sunter Plant II. Hari pertama pihak
TIIN memberikan penjelasan tentang sejarah PT. TMMIN dan peraturan
peraturan yang harus dipatuhi selama masa praktik kerja. Tidak lupa pihak
TIIN juga menjelaskan tentang pentingnya K3 safety agar penulis dan
peserta lainnya selalu dalam keadaan yang aman ketika melaksanakan
praktik kerja.

Setelah mendapatkan materi dasar, keesokan harinya penulis


mengikuti pembimbing perusahaan untuk mengunjungi plant dan melihat
proses produksi dari awal hingga akhir. Pada proses pertama, produksi
dilakukan di area pre-trimming, pre-trimming adalah proses pelapasan
pintu dari body karena pada saat produksi, body dan pintu memasuki line
yang berbeda dengan menggunakan alat yang disebut door off. Kemudian
setelah pre-trimming, produksi dilanjutkan ke area trimming 1 dan
trimming 2, di area trimming 1 terjadi proses pemasangan pattern plate
untuk memberi identitas pada body, vin numbering untuk penomoran pada
body serta hot mail untuk pemasangan peredam dengan lem. Di area
trimming 2, terjadi proses pemindahan dashboard ke body menggunakan
alat yang disebut IP Modulator dan pemasangan pinggiran kaca dengan
alat Glass Quarter. Setelah area trimming selesai, unit memasuki area
chassis 1 dan chassis 2. Di area chassis 1 terjadi proses pemasangan under
body dan di area chassis 2 terjadi penggabungan antara body dengan frame
dan engine. Dilanjutkan ke proses final 1, pada proses ini terjadi pengisian
AC menggunakan alat AC Filling, pengisisan mintak rem menggunakan
alat Brake Filling, pengisian air radiator dan air pembersih kaca
menggunakan alat LLC and W/W Filling, pemasangan ban ke body
menggunakan Tyre Manipulator serta pengencangan ban dengan baut
39

menggunakan alat Tyre Nut Runner. Setelah area final 1 terlewati, area
selanjutnya adalah area final 2. Di area final 2 ini terjadi proses
pemasangan siller dengan robot siller, pemasangan kaca backdoor dan
depan menggunakan alat transfer Glass serta pemasangan baterai
menggunakan alat Battery Access. Selanjutnya, unit memasuki area final
3. Pada area final 3, terdapat proses pemasangan Barcode dan pemasangan
Smartkey. Kemudian dilanjutkan pada area final 4. Pada area final 4 terjadi
proses pemasangan pintu yang sudah dilengkapi dengan kaca, power
window dan tombol lainnya menggunakan alat Door ON, pemasangan seat
mobil menggunakan alat Raku-Raku Seat, pengisian bahan bakar
menggunakan alat BBM Filling serta pengocokan solar menggunakan alat
Sedimeter Pump. Setelah unit sudah melalui final 4, unit memasuki area
quality. Di area ini, unit diperiksa, apakah ada kecatatan atau kesalahan
selama proses pengerjaan pada area-area sebelumnya.

Hari selanjutnya, penulis mulai menentukan judul materi yang


dibantu oleh pembimbing. Pada bimbingan tersebut, penulis memutuskan
untuk membuat sebuah Training Kit yang menggunakan sistem kontrol
berbasis PLC dan Inverter. Setelah mendapatkan materi dan judul yang
telah ditentukan, penulis segera membuat activity plan yang berkaitan
dengan proses pembuatan Training Kit secara tersusun rapi. Pembuatan
activity plan bertujuan untuk memudahkan penulis dalam bekerja secara
bertahap dan berurutan. Didalam activity plan, penulis juga
mencantumkan target yang ingin dicapai beserta hari dan tanggalnya yang
setiap minggunya activity plan tersebut akan diperiksa dann ditanda
tangani oleh pembimbing. Dengan adanya activity plan ini, pembimbing
akan segera mengetahui sudah sejauh mana penulis bekerja.

Setelah pembuatan activity plan, penulis segera melakukan


perencanaan konsep yang berkaitan dengan Training Kit yang akan
dikerjakan setelah activity plan sudah disetujui oleh pembimbing. Dalam
proses perencanaan konsep ini, penulis harus teliti dalam menyusun dan
40

membuat konsep tersebut agar dalam proses instalasi Training Kit tesebut
berjalan sesuai dengan yang telah diharapkan. Didalam perencanaan
konsep, penulis mulai membuat gambar serta prinsip kerja dari Training
Kit terebut dan setelah itu penulis harus mendapatkan persetujuan dari
pembimbing. Dan penulis juga membuat program PLC yang akan
digunakan untuk menjalankan Training Kit tersebut dengan sistem kontrol
yang dihubungkan langsung dengan Inverter. Pada Inverter, penulis juga
harus mensetting apa saja program yang akan dijalankan dengan Inverter
tersebut. Dan dalam proses perencanaan konsep tersebut, penulis juga
membuat schedule kerja agar memudahkan penulis dalam proses instalasi
Training Kit secara berurutan.

Setelah pembuatan schedule kerja, penulis segera membuat daftar


material yang dibutuhkan untuk Training Kit yang akan dikerjakan. Dan
selanjutnya, penulis mengorder material apa saja yang telah masuk dalam
daftar material yang telah dibuat. Dan pastikan tidak ada material yang
kurang ataupun rusak karena dapat menghambat proses penginstalasian
Training Kit tersebut. Selanjutnya adalah proses penginstalasian Training
Kit yang dimulai dengan mengecek semua tools dan material yang telah
diorder terlebih dahulu. Tahap pertama adalah pembongkaran panel daya
serta kontrol yang sebelumnya sudah ada di papan Training Kit. Setelah
semuanya dilepas, maka pasang material yang ada sesuai dengan design
dan konsep yang telah dibuat sebelumnya. Setelah semua material
terpasang sesuai dengan design, maka penulis mulai melakukan proses
penyambungan rangkaian daya. Tahapan selanjutnya adalah pengecekan
instalasi rangkaian daya dengan multitester. Setelah instalasi rangkaian
daya sudah benar, maka selanjutnya adalah melakukan proses
penyambungan rangkaian kontrol, lalu melakukan pengecekan instalasi
rangkaian kontrol dengan multitester. Setelah itu masuk ke tahap
selanjutnya yaitu, penyambungan rangkaian daya dan rangkaian kontrol ke
pintu panel. Seperti penyambungan ke selector switch, push button,
41

emergency stop dan lampu indikator. Dan selanjutnya melalukan


pengecekan semua rangkaian daya, kontrol serta pada pintu panel dengan
multitester dan pastikan semua terpasang dengan benar dan kuat.

Dalam pengerjaan Training Kit ini, penulis dapat sekaligus mengumpulkan


data-data untuk menyusun laporan praktik kerja lapangan ini.

Proses adaptasi pada pekerjaan lapangan berlangsung dengan


cepat, hal ini dikarenakan kerjasama antara staff karyawan yang
terkoordinasi. Pada proses adaptasi yang paling penting dipelajari dalam
lingkungan kerja adalah proses pembentukan karakter menjadi pribadi
yang disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Hal ini bertujuan agar semua
pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang ada.
Selama pelaksanaan kegiatan PKL proses adaptasi yang dilakukan dapat
berjalan dengan lancar karena mendapatkan banyak dukungan baik dari
staff karyawan maupun pimpinan di perusahaan.

3.3 Pembahasan Hasil Praktik Kerja Lapangan

3.3.1 Training Kit

Training Kit adalah alat peraga pelatihan yang digunakan sebagai


media pembelajaran untuk mempermudah pengujian ataupun
pembelajaran terhadap aspek-aspek yang meliputi dengan menggunakan
metode penerapan teori.

Training Kit yang telah dibuat ditujukan sebagai media


pembelajaran bagi para staff dan karyawan pada area produksi PT. Toyota
Motor Manufacturing Indonesia pada divisi Assy dan Painting. Training
Kit ini difokuskan untuk media pembelajaran mengenai sistem kontrol
PLC dan Inverter sebagai simulator Lifter yang ada pada area produksi.
42

Lifter adalah alat yang digunakan perusahaan otomotif sebagai alat


transportasi suatu unit yang dioperasikan dengan motor induksi 3 Phasa.
Lifter ini dapat dioperasikan menggunakan kontrol PLC dengan membuat
program yang diinginkan sesuai dengan fungsi dari Lifter itu sendiri.
Prinsip kerja PLC ini adalah menerima sinyal yang masuk kedalam proses
yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap
sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang telah disimpan
dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan
Inverter. Dan prinsip kerja Inverter sendiri mempunyai peranan untuk
merubah frekuensi yang dikehendaki sehingga motor dapat dikontrol
sesuai dengan kecepatan yang diinginkan`

Gambar 3.3.1 Training Kit

3.3.2 Prinsip Kerja Training Kit

Pada saat Training Kit dioperasikan, PLC akan mengirimkan sinyal


yang telah diterima melalui selector switch dan push button. PLC akan
mengirimkan sinyal massukan tersebut sesuai dengan instruksi yang telah
diprogram dan disalurkan ke Inverter. Didalam Inverter sendiri sinyal
yang diberikan akan merubah frekuensi yang telah diprogram sehingga
43

motor dapat bergerak sesuai kecepatan yang diinginkan dan motor dapat
mulai bekerja.

3.3.3 Hasil Pengujian Training Kit

Setelah melakukan pengujian Training Kit sistem kontrol berbasis PLC


dan Inverter ini, maka penulis mendapatkan hasil sebagai berikut:

NO PENGUJIA KEC.PUTARAN FREKUENS


. N (RPM) I (HZ)

1. Forward 1500 49,58

2. Reverse 1500 49,58

3. Low 300 10

4. Middle 900 30

5. High 1800 60
Tabel 3.3.3 Hasil Pengujian Training Kit

3.3.4 Plan Mesin Lifter

Gambar 3.3.4 Mesin Lifter 3D

3.3.5 Flowchart
44

Gambar 3.3.5 FLowchart

Cara mengoperasikan Training Kit adalah pertama harus


memastikan supply yang masuk sesuai dengan syarat standar komponen
yang digunakan. Setelah dipastikan sudah sesuai dengan syarat, maka
naikkan semua NFB beserta MCB yang ada. Setelah itu tekan tombol
Master ON dan putar Selector Switch sesuai yang diinginkan. Jika ingin
45

mengoperasikan dengan manual maka putar ke SS Manual dan sebaliknya,


jika ingin mengoperasikan denga automatis maka putar ke SS Auto. Jika
dengan manual, maka tekan tombol Forward atau Reverse sesuai yang
diinginkan. Lalu tekan tombol PB Stop untuk menghentikan putaran
motor. Pada saat motor diputar kearah Forward maka saat tombol Reverse
ditekan motor tidak akan berputar balik dan sebaliknya. Dan jika dengan
automatis, maka motor akan langsung berputar kearah Forward lalu
bergantian dengan Reverse dengan selang waktu 5S. Dan untuk
menghentikan putaran motor tersebut tekan PB stop.

3.3.6 Mapping PLC dan Simulasi

Pada saat ingin membuat program Training Kit ini, langkah


pertama yang harus dilakukan adalah membuat sebuah Mapping PLC
(I/O) yang berisi alamat yang akan digunakan beserta fungsinya yang
dijabarkan sebagai berikut:

No. Alamat Keterangan

INPUT

1. 0.00 Push Button Auto

2. 0.01 Push Button Manual

3. 0.02 Push Button Forward

4. 0.03 Push Button Reverse

5. 0.04 Emergency Stop

6. 0.05 Selector Switch Low

7. 0.06 Selector Switch Middle

8. 0.07 Selector Switch High

9. 0.08 Push Button Auto ON

10. 0.09 Push Button Manual OFF


46

11. 0.10 Push Button Auto OFF

OUTPUT

1. 2.00 Relay Auto

2. 2.01 Relay Manual

3. 3.00 Forward

4. 3.01 Reverse

5. 3.02 Low

6. 3.03 Middle

7. 3.04 High

Tabel 3.3.6 Mapping PLC (I/O)

Setelah membuat Mapping PLC, langkah selanjutnya adalah


membuat simulasi program yang sesuai dengan prinsip kerja (Flowchart)
yang telah dibuat sebelumnya. Dengan memasukkan beberapa kontak
seperti NO (Normally Open) atau NC (Normally Close) beserta koil yang
digunakan serta menggunakan timer, yang digambarkan sebagai berikut:
47

Gambar 3.3.6 Simulasi PLC Omron C200H

3.3.7 Design Tata Letak Komponen Training Kit

Sebelum melakukan proses wiring maka kita harus mendesain tata


letak komponen Training Kit itu sendiri agar proses wiring serta
pengoperasiannya menjadi lebih mudah. Dan tata letak komponen tersebut
harus mempunyai unsur estetika itu sendiri agar Training Kit terkesan
rapih.
48

Gambar 3.3.7 Design Tata Letak Komponen Training Kit

3.4 Identifikasi Kendala yang dihadapi

3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas

1. Keterlambatan pengorderan material karena material yang dibutuhkan


tidak ada pada ruangan spareparts(gudang)
49

2. Kurangnya pemahaman mengenai rangkaian serta program PLC


karena buku panduan menggunakan bahsa jepang dan menggunakan
standar yang telah ditentukan oleh perusahaan

3. Keterlambatan pengecekan Training Kit karena semua karyawan


sangat sibuk dengan tugasnya masing-masing sementara penulis tidak
diperbolehkan melakukan pengecekan Training Kit sendiri tanpa
pengawasan dari staff karyawan

3.4.2 Cara Mengatasi Kendala

1. Berinisiatif untuk mencari material sendiri yang dibutuhkan dengan


izin pembimbing

2. Bertanya langsung kepada engineer/ pembimbing yang memahami


buku panduan tersebut

3. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan membuat janji dengan


pembimbing sehingga bisa dicarikan pengawas untuk melakukan
pengecekan Training Kit tersebut
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Dari hasil praktik kerja lapangan yang telah dilakukan, maka didapatkan
hasil yaitu sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan PLC sebagai sistem kontrol, maka proses


produksi dapat dikontrol dengan mudah untuk melacak dan
memperbaiki kegagalan sistem yang dapat mengakibatkan
terjadinya linestop (pemberhentian produksi)

2. Penggunaan inverter pada mesin lifter dapat mengurangi arus


starting motor yang tinggi dan menghasilkan torsi yang besar
sehingga motor semakin kuat dalam menggerakkan beban

3. Pengaplikasian sistem kontrol berbasis PLC dan Inverter ini sangat


cocok untuk industri karena dapat memudahkan proses produksi
tersebut

4.2 Saran

a. Mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan proses


pembinaan oleh pembimbing kepada peserta Praktik Kerja Lapangan
dengan memberikan arahan serta pengetahuan yang berkaitan
dengan materi yang telah ditentukan

b. Diharapkan pembimbing dapat lebih memperhatikan peserta Praktik


Kerja Lapangan selama melaksanakan kegiatan praktik kerja
lapangan dengan melakukan komunikasi secara intensif agar tidak
terjadi miss-communication

50
51

c. Diharapkan perusahaan dapat memberikan waktu yang lebih lama


untuk melaksanakan praktik kerja lapangan agar mendapatkan
pengetahuan yang lebih mendalam dan tidak hanya untuk
mendapatkan data yang diperlukan saja

d. Diharapkan pembimbing dapat menjelaskan job description secara


detail kepada peserta praktik kerja lapangan sesuai dengan jadwal
dan mempertimbangkan kemampuan peserta dalam memberikan job
tersebut
DAFTAR PUSTAKA

1. Aan R. 2003. Perancangan Inverter dengan Kontrol Frekuensi


Menggunakan Mikrokontroller 8031,Skripsi, UMS.

2. Bolton, Willian. 2004. Programmable Logic Controller, Sebuah


Pengantar edisi 3/ERL. Jakarta: Erlangga

3. Jones, CT. 1996. Programmable Logic Controller. Philadelphie: Patric


Turner Inc.

4. Mitsubishi Coorporation. 2001 . Inverter FR-A700 Instruction


Manual. Japan: Mitsubishi Electric

5. OMRON. 2003. Sysmac Programmable Controllers C200H


(CPU01-E/03-E/11-E) Operation Manual. Japan: Omron

6. Setiawan, Iwan. 2010. Programmable Logic Controller dan Teknik


Perancangan Sistem Kontrol. Jakarta: Deli Publishing
Lampiran 1 Profil Perusahaan

Profil Perusahaan

PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang


mempunyai kantor pusat di Jalan Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta
merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang
otomotif dengan produk yang diberi merek dagang Toyota. Di Indonesia,
PT. TMMIN memiliki lima Plant yang berbeda lokasi, dua Plant
diantaranya yaitu terletak di daerah Sunter, Jakarta Utara dan tiga Plant di
daerah Karawang.
PT. TMMIN memproduksi service part untuk dua model yaitu
Sedan atau Vios, Yaris, Ethios dan juga MPV atau Kijang Innova &
Fortuner. Proses pressing, dan engine dilakukan di Plant Sunter I yang
berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Sunter I, Jakarta Utara. Pada Plant Sunter
II terdapat bagian casting dan stamping. Bagian casting adalah tempat
dimana proses pembentukan dan pembuatan komponen mesin dilakukan.
Komponen yang dihasilkan adalah blok silinder 5K, 7K, 1 TR dan 2 TR,
crankshaft 7K, crank cap 5K, 7K serta flywheel 14B.
Karawang Plant terletak di Jl. Permata Raya LOT DD-1 KIIC
Karawang. Karawang Plant I memproduksi model MPV atau Innova dan
Fortuner. Sedangkan pada Karawang Plant 2 memproduksi model sedan
atau vios, ethios, dan yaris. Di Karawang Plant 3 dikhususkan untuk
bagian engine seperti pada Sunter Plant 1.
Visi dan Misi Perusahaan
Dengan komitmen untuk terus mengutamakan kepuasan pelanggan,
PT. TMMIN senantiasa terus menerus menciptakan inovasi terbaiknya.
Hal ini selaras dengan visi PT. TMMIN dan untuk menjadi yang terdepan
di dalam bidang manufakturing dan distribusi sebagai upaya untuk
menjadi perusahaan otomotif berkelas internasional.
Lampiran 1 Profil Perusahaan

Untuk mewujudkan visi tersebut, PT. TMMIN mencanangkan misi diantaranya:

1. Menjadi pemimpin dalam industri otomotif Indonesia.


2. Selalu mengutamakan kepuasan pelanggan.
3. Selalu memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial.
4. Meningkatkan kesejahteraan melalui pembinaan kepercayaan dengan
karyawan, dealer, dan pemasok.
5. Memelihara kelangsungan lingkungan hidup dan keselamatan kerja.
6. Menjunjung tinggi kemampuan individu tanpa mengesampingkan
kerjasama tim.

Filosofi Logo Toyota


Logo Toyota terdiri atas tiga elips yang berbentuk huruf T. Logo tersebut
menunjukkan komitmen perusahaan pada
masa depan. Satu dari tiga elips mewakili
pelanggan. Satu elips yang lain menunjukan
komitmen perusahaan pada kepuasan
Gambar 3.1.3 Logo Toyota
pelanggan lewat produk-produk yang
dihasilkan. Elips ketiga menggambarkan kemungkinan yang terbentang tanpa
batas bagi teknologi dan inovasi.
Lampiran 1 Profil Perusahaan

Slogan Toyota

Slogan dari Toyota adalah Moving Forward. Moving Forward adalah tentang
mendengarkan kebutuhan orang lain dan kebutuhan bumi ini. Filosofi ini terpatri
dalam setiap langkah yang
perusahaan lakukan. Moving
Forward berarti merancang
kendaraan yang ramah lingkungan
di masa depan. Dengan kendaraan
Gambar 3.1.4 Slogan Toyota
pionir berteknologi mesin hybrid
elektrik/gas, mesin yang menggunakan tenaga yang berasal dari oksigen, dan hasil
buangannya berupa air. Dan dengan teknologi yang menjamin keselamatan
terbaru, seperti sistem pengenalan pejalan kaki, komunikasi antar kendaraan dan
radar keselamatan sebelum tabrakan, para ahli perusahaan berkarya untuk
membuat kendaraan yang aman.

Tujuan perusahaan adalah meningkatkan kualitas kehidupan. Ini bisa


diartikan sebuah MPV (Multi Purpose Vehicle), Moving Forward adalah tentang
perbaikan berkelanjutan. Bila melihat dunia dari sisi ini, terdapat perbaikan dari
hari ke hari di setiap aspek kehidupan. Jadi, ketika menatap masa depan, hanya
ada satu cara untuk bergerak, yaitu kedepan.

Struktur Organisasi

PT. TMMIN dipimpin oleh seorang presiden direktur atau presdir yang
dibantu langsung oleh vice president atau wakil presiden dan beberapa direktur
utama. Masing-masing direktur membawahi beberapa divisi yang dipimpin oleh
kepala divisi. Kepala divisi membawahi beberapa departemen yang dipimpin oleh
kepala departemen, dan masing-masing departemen membawahi beberapa seksi
yang dipimpin oleh kepala seksi.
Lampiran 1 Profil Perusahaan

Keseluruhan dari masing-masing bagian bekerja sama dalam mencapai


visi dan misi perusahaan. Selain dari visi dan misi, terdapat juga tema atau fokus
utama yang diprioritaskan untuk dicapai perusahaan setiap tahun seperti pada
bidang safety, kualitas, target produksi, produk, dan sebagainya.

PT. TMMIN menganut paham komunikasi dua arah yang berarti bahwa
tidak hanya arahan atau perintah dari level yang lebih tinggi namun juga
diharapkan terdapat inovasi, masukan, pendapat dari bawah yang disampaikan ke
atas. Masing-masing bagian mendapatkan tugas dan tanggung jawabnya sendiri-
sendiri. Selain dari tugas utama tiap masing-masing bagian, terdapat juga tugas
bersama yang melibatkan beberapa atau keseluruhan bagian, contoh pada saat
pelaksanaan projek yang membutuhkan kerjasama dari beberapa bagian atau
untuk mengerjakan beberapa tema yang diberikan oleh perusahaan.

Komitmen Perusahaan

Fasilitas dan Sistem Produksi Terpuji

Menjadikan fasilitasnya sebagai yang terbaik dengan tujuan untuk


menghasilkan produk unggulan adalah filosofi utama PT. TMMIN. Investasi
dalam skala besar yang menyeimbangkan pemanfaatan teknologi modern dengan
sumber daya manusia untuk menghasilkan produk yang berkualitas telah
ditanamkan di PT. TMMIN kawasan Sunter dan Karawang.

Perusahaan menjungjung tinggi keselamatan seluruh karyawan. Sertifikasi


SMK3 untuk sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di pabrik
Sunter I dan Karawang merupakan bukti dari keseriusan perusahaan.
Lampiran 1 Profil Perusahaan

Fasilitas modern perusahaan didukung oleh aplikasi Toyota Way (Kaizen


atau Continuous Improvement dan pengembangan sumber daya manusia) dalam
sistem produksi yang dikenal dengan nama Toyota Production System (TPS) yang
telah teruji kehandalannya.

Melalui TPS, pengembangan sumber daya manusia di PT. TMMIN


diutamakan bagi semua level karyawan. Penerapan TPS juga dilakukan melalui
program-program dalam Toyota Manufacturers Club (TM Club) untuk para
pemasok dalam negeri, yang saat ini telah mencapai lebih dari 100 dan mampu
membantu mencapai tingkat kualitas dan biaya yang kompetitif.

Keberhasilan kombinasi antara fasilitas modern dan sistem produksi


handal di PT. TMMIN mendapat pengakuan internasional dengan diraihnya
berbagai penghargaan internasional untuk sistem manajemen kualitas (ISO 9000)
oleh PT. TMMIN di kawasan Sunter dan Karawang.

Teknologi Tinggi & Lingkungan Terlindungi

PT. TMMIN selalu menggunakan teknologi tinggi untuk menjamin


kualitas produknya tanpa mengesampingkan pentingnya memelihara kelestarian
lingkungan. Teknologi mesin VVT-i (Variable Valve Timing-Intelligent) membuat
produk perusahaan lebih ramah lingkungan karena mengurangi emisi gas buang
tanpa mengurangi optimalisasi hasil pembakaran dan efisiensi termal.

Berbagai penghargaan internasional berupa ISO 14001 untuk kepedulian


lingkungan hidup diperoleh oleh PT. TMMIN di Sunter I, Sunter II dan
Karawang. Hal lain yang juga merupakan bukti bahwa perusahaan benar-benar
menerapkan teknologi canggih berwawasan lingkungan dengan adanya instalasi
pengelolaan air limbah berteknologi canggih seluas 3500 m2 di pabrik Sunter I.
Lampiran 1 Profil Perusahaan

Hutan Toyota merupakan salah satu wujud lain dari komitmen Toyota
terhadap lingkungan hidup. Hutan Toyota di pabrik Karawang merupakan projek
penghutanan seluas 16 hektar, yang di dalamnya terdapat jenis-jenis tumbuhan
langka yang dengan cepat akan punah dari alam bebas.

Perusahaan menanam 36 jenis tumbuhan, termasuk pohon jati, eboni dan


mahoni, dan juga tanaman obat-obatan. Hutan Toyota merupakan aktifitas
perusahaan terhadap ekologi, karena menjaga keanekaregaman hayati merupakan
tujuan pelestarian lingkungan hidup yang sangat penting

Merambah Mancanegara

Sebagai upaya menjadi leader dalam era perdagangan bebas, berbagai


ekspor ke mancanegara terus dilakukan baik dalam bentuk CBU (Complete Build
Up), CKD (Complete Knock Down), mesin maupun alat-alat produksi. Kegiatan
ekspor dimulai pada tahun 1987 dengan tujuan utama negara-negara Asia Pasifik,
bahkan negara asal Toyota, Jepang.

Pada tahun 2004 PT. TMMIN melakukan ekspor Toyota Avanza, produk
hasil kolaborasi antara Toyota dan Daihatsu Indonesia, baik dalam bentuk CBU
maupun CKD ke negara ASEAN. Ekspor CBU Toyota Avanza merupakan ekspor
CBU terbesar perusahaan dibandingkan ekspor CBU lainnya dan dilanjutkan
dengan ekspor CBU Kijang dalam jumlah yang lebih besar.

Mengasah Kemampuan & Mengutamakan Kesejahteraan

Sejak awal perusahaan beranggapan bahwa sumber daya manusia merupakan


modal utama keberhasilan usaha. Demi meningkatkan kualitas sumber daya
manusia perusahaan mengirim karyawan untuk mengikuti berbagai work shop
dan pelatihan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Lampiran 1 Profil Perusahaan

Berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan karyawan, seperti olahraga,


rohani, kesehatan hingga koperasi telah disediakan. Di lokasi pabrik Karawang,
perusahaan menyediakan Employee Center seluas 900 m2 yang berfungsi sebagai
one stop service center bagi karyawan PT. TMMIN.

Karyawan adalah aset perusahaan yang penting. Oleh karena itu


perusahaan selalu berusaha untuk menjaga kesehatan karyawan dengan
menyediakan fasilitas klinik di setiap lokasi kantor atau pabrik, serta fasilitas
pemeriksaan kesehatan tahunan (medical check-up) bagi semua level karyawan.
Untuk menjalin keakraban sesama karyawan, setiap tahun diadakan Family Day
yang melibatkan seluruh jajaran dari direksi hingga staff.
Lampiran 2 Door Panel Drawing
Lampiran 3 Part List
Lampiran 4 Panel Drawing

8
Lampiran 5 Electric Source Drawing
Lampiran 6 Electric Source Drawing
Lampiran 7 PLC Drawing
Lampiran 8 Electric Source Inverter Drawing
Lampiran 9 Safety Device Drawing
Lampiran 10 Electric Source Drawing
Lampiran 11 Electric Source Drawing
Lampiran 12 I/O PLC
Lampiran 13 I/O PLC
Lampiran 14 I/O PLC
Lampiran 15 Inverter Setting Parameter
Lampiran 16 Mesin Lifter 3D
Lampiran 17 Mesin Lifter Tampak Atas
Lampiran 19 Mesin Lifter Tampak Depan
Lampiran 20 Mesin Lifter Tampak Samping 1
Lampiran 21 Mesin Lifter Tampak samping 2
Lampiran 22 Hasil PKL

Training Kit Simulator Lifter Mesin Lifter di Area Produksi

Proses Wiring Training Kit Proses transfer unit dengan Lifter

Anda mungkin juga menyukai