Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MADYA


POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN

Oleh :
Cahya Firdhous (20192004)
Dwiko nugroho Sadewo (20192008)
Gelcy Glorina Salvas (20192012)
Meita Safrinda Tias.E (20192016)
Narendra Martani (20192020)
Sekar Ayu Nurlaili (20192024)

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI ELEKTRO PERKERETAAPIAN


POLITEKNIK PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTIK KERJA TINGKAT MADYA

i
Judul Praktik Kerja : Laporan Praktik Kerja Lapangan di Politeknik Perkeretaapian
Indonesia Madiun
Alamat Tempat PKL : Jl. Tirta Raya, Pojok, Nambangan Lor, Kec. Manguharjo,
Madiun, Jawa Timur 63161

Identitas Peserta PKL :


a. Cahya Firdhous (20192004)
b. Dwiko nugroho Sadewo (20192008)
c. Gelcy Glorynna Salvas (20192012)
d. Meita Safrinda Tias.E (20192016)
e. Narendra Martani (20192020)
f. Sekar Ayu Nurlaili (20192024)

Madiun, 20 Juli 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan tingkat Madya ini
dapat terselesaikan.
Laporan Praktik Kerja Lapangan tingkat Madya ini merupakan salah satu syarat
dalam proses pembelajaran di Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun yang berisikan
kegiatan selama Praktik Kerja Lapangan di Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun
Selesainya laporan ini berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Amirulloh, S.SiT, M.MTr., selaku Direktur Politeknik Perkeretaapian
Indonesia Madiun.
2. Bapak Arief Darmawan, S.SiT., M.M., selaku Kepala Prodi Teknologi Elektro
Perkeretaapian Indonesia Madiun.
3. Ibu Santi Triwijaya, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu
dalam bentuk moral maupun material selama proses Praktik Kerja Lapangan
tingkat Madya ini.

Kami berharap dengan sungguh-sungguh supaya laporan ini mampu berguna dan
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait Praktik Kerja
Lapangan Madya.

Kami berharap laporan sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam laporan kami
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Madiun, 20 Juli 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

Teknik Pemeliharaan Motor Wesel 8

Teknik Pemeliharaan Radio Traindispatching 8

Teknik Pemeliharaan Interlocking 8

Pelatihan Desain PCB 8

Pelatihan Penyolderan 8

BAB I 1

PENDAHULUAN 1
Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan 1
Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan 2
Manfaat Praktik Kerja Lapangan 2
Tempat Praktek Kerja Lapangan 3
Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan 3

TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN 7


Sejarah Politeknik Perkeretaapian Indonesia 7
Struktur Organisasi 8

BAB III 8

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN 9


Pemeliharaan Motor Wesel 9

3.2 Pemeliharaan Radio Traindispatching 13

Penyambungan Serat Optik Dengan Metode Fusion Splicing 14

3.3 Teknik Pemeliharaan Interlocking 15

3.4 PCB (Print Circuit Board) dan Penyolderan 18

3.4.2 Penyolderan 19

4
3.5 Kontrol Kecepatan Motor DC 24
Motor DC 24
Motor Servo 25
Penerapan ke Labview 25

BAB IV 27

PENUTUP 27
Kesimpulan 27
Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 28

Teknik Pemeliharaan Radio Traindispatching 29

Teknik Pemeliharaan Interlocking 30

Pelatihan Desain PCB 31

Pelatihan Penyolderan 32

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kalender Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Taruna/i 4

Tabel 3.1 Suku Cadang Wesel T84M 10

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Politeknik Perkeretaapian indonesia 3

Gambar 2.1 Bagan Organisasi PPI Madiun 8

Gambar 3.1 Struktur Wesel T84M 9


Gambar 3.2 Pembongkaran Motor Wesel T84M 13
Gambar 3.3 Fiber Optik 13
Gambar 3.4 Tisu 14
Gambar 3.5 Splicer 14
Gambar 3.6 Fiber Striper 15
Gambar 3.7 Fiber Clipper 15
Gambar 3.8 Alkohol 96% 16
Gambar 3.9 Penyambungan Serat Optik 16
Gambar 3.10 Pengecekan Relay 19
Gambar 3.11 Desain PCB Menggunakan PCB Express 20
Gambar 3.12 Penyolderan Pada PCB 21
Gambar 3.13 Timah 22
Gambar 3.14 Solder 23
Gambar 3.15 Motor DC 25
Gambar 3.16 Motor Servo SG960 26
Gambar 3.17 Rangkaian Arduino 27
Gambar 3.18 Blok Diagram LabView 28
Gambar 3.19 Front Panel 29

7
DAFTAR LAMPIRAN

Teknik Pemeliharaan Motor Wesel 14

Teknik Pemeliharaan Radio Traindispatching 15

Teknik Pemeliharaan Interlocking 16

Pelatihan Desain PCB 17

Pelatihan Penyolderan 18

8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan


Meningkatkan sumber daya manusia di bidang perkeretaapian tak
mudah.. Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun merupakan lembaga
pendidikan vokasi bidang perkeretaapian di bawah naungan Badan
Pengembangan SDM Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia. Tujuan didirikannya lembaga vokasi ini, untuk menghasilkan lulusan
yang siap terjun ke dunia pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Taruna/i Politeknik Perkeretaapian Indonesia mendapatkan materi pembelajaran
di ruang perkuliahan untuk memenuhi standar kebutuhan Sumber Daya Manusia
di bidang perkeretaapian dan tidak kalah pentingnya adalah Taruna/i dapat
mengenal dunia pekerjaan secara nyata. Pemerintah Indonesia mulai melakukan
perkembangan di bidang perkeretaapian di berbagai wilayah, hal tersebut diikuti
dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia Perhubungan yang handal dan unggul
pada bidang khusus perkeretaapian.

Maka dari itu di Politeknik Perkeretaapian Indonesia selalu mengadakan


kegiatan yang mana kegiatan tersebut dapat menunjang,mengupgrade skill dan
kualitas para taruna dan taruni nya. Praktik Kerja Lapangan di Politeknik
Perkeretaapian Indonesia telah menjadi ajang untuk meningkatkan skill untuk
taruna dan taruni. Maka diharapkan dapat menguasai materi yang diberikan
selama praktik kerja lapangan diselenggarakan.

Dalam rangka mendokumentasikan hasil kerja lapangan yang dilakukan


para Taruna/i, perlu disusun suatu laporan hasil praktik kerja lapangan yang berisi
data-data maupun hasil kegiatan yang berhubungan dengan lokasi
penelitian/praktik sebagai bentuk capaian yang telah dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan


a. Maksud Praktik Kerja Lapangan:
1) Memenuhi target yang telah ditentukan oleh pihak kampus Politeknik
Perkeretaapian Indonesia.

1
2) Memperoleh data dan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan Di
Politeknik Perkeretaapian Indonesia.

b. Tujuan Praktik Kerja Lapangan:


1) Mengetahui secara langsung di lapangan mengenai teori yang
disampaikan oleh pembimbing lapangan.
2) Membuat hasil-hasil yang diperoleh selama praktik dalam bentuk
laporan.

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Manfaat Praktik Kerja Lapangan Meliputi :

1. Dapat mengenal dan memahami tentang komponen dari mesin wesel


2. Dapat mengenal dan memahami tentang komponen elektro dan cara
menyolder
3. Dapat mengenal dan memahami PCB
4. Dapat membongkar dan memasang wesel

1.4 Tempat Praktek Kerja Lapangan

2
Pelaksanaan praktik kerja lapangan tingkat madya ini dilaksanakan di Balai
Teknik Perkeretaapian Indonesia Kelas I Wilayah Jakarta Banten yang berlokasi
di Jl. Tirta Raya, Pojok, Nambangan Lor, Kec. Manguharjo, Madiun, Jawa Timur
63161

(Sumber: Dokumentasi PPI Madiun, 2021)

Gambar 1.1 Politeknik Perkeretaapian Indonesia

1.5 Jadwal Waktu Praktik Kerja Lapangan

Praktik kerja lapangan di Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun yang


dilaksanakan pada:
1. Hari/Tanggal : 12 April s.d 23 April 2021
2. Waktu : 08.00 s/d 16.30 WIB

3
Tabel 1.1 Kalender Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Taruna/i

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

28 29 30 31 01 02 03

04 05 06 07 08 09 10

11 12 13 14 15 16 17

18 19 20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30 01

April 2021

Awal/Terakhir Taruna/i Masuk Kelas

Pelaksanaan PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Kunjungan Lapangan

Libur dan Cuti Bersama

(Sumber: Dokumentasi Data Pribadi)

4
Tabel 1.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Tanggal Kegiatan Lokasi
12 April 2021 Awal Masuk Perkuliahan PPI
13 April -18 Penjelasan tentang teori tentang
April 2021 praktek yang akan dilaksanakan
PPI

19 April 2021 Teknik pemeliharaan interlocking


berupa pembongkaran mesin wesel. Workshop PPI
Madiun

20 April 2021 Pemasangan kembali mesin wesel. Workshop PPI


Madiun
21 April 2020 Pemeliharaan radio traindispatching
berupa memutuskan dan
Ruang stasiun PPI
menyambungkan fiber optic, dan
Madiun
mencoba mengoperasikan software
matlab
22 April 2021 Pemeliharaan Interlocking
Lantai 2 Ruang
Persinyalan
stasiun PPI Madiun

23 April 2021 Mendesain PCB menggunakan


software, dan praktik teknik
penyolderan Workshop PPI
Madiun

5
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Sejarah Politeknik Perkeretaapian Indonesia

Berdasarkan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) tahun 2030


dalam lampiran Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 43 tahun 2011,
Indonesia membutuhkan sebanyak 1.720 orang untuk memenuhi kebutuhan SDM
regulator perkeretaapian. Pada saat itu Indonesia hanya mempunyai satu tempat
yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan SDM regulator perkeretaapian di
Sekolah Tinggi Transportasi Darat program studi D-III Perkeretaapian. Pada
tahun 2011, pemerintah Kota Madiun menghibahkan tanah dengan luas sekitar 18
hektar untuk dibangun Sekolah Tinggi Ilmu Kereta Api. Akhirnya, sekolah
tersebut resmi berdiri dengan nama Akademi Perkeretaapian Indonesia (API)
Madiun pada tanggal 15 Agustus 2014.

6
2.2 Struktur Organisasi

(Sumber: Dokumentasi PPI MADIUN)


Gambar 2.1 Bagan Organisasi PPI Madiun

7
BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Pemeliharaan Motor Wesel

Motor Wesel Serie T84M itu dirancang dan dibuat di


Australia yang disesuaikan dengan perubahan kondisi operasi dan
praktek serta untuk memenuhi kecenderungan ke arah
kesederhanaan dan pemeliharaan yang ringan Mesin serie 84M itu
dapat dihubungkan secara langsung ke wesel-wesel untuk pemakaian
di emplasemen atau melalui mekanisme pengancing rel, seperti
mekanisme 'Claw Lock' yang telah terbukti bekerjanya, dalam
pemakaian di lintas utama_ Keserbagunaannya itu telah
memungkinkan mesin tersebut menjadi pilihan yang ekonomis untuk
dipakai dalam operasi blok penyetop (derails) dan titik-tangkap
(catch points) yang kompatibel dengan peralatan wesel, jadi dapat
mengurangi keanekaragaman alat-alat dan seterusnya juga keperluan
suku cadangnya.

8
(Sumber: POINT MACHINE SYTLE T84M.pdf)

Gambar 3.1 Struktur Wesel T84M

9
Tabel 3.1 Suku Cadang Wesel T84M

10
Pada pemeliharaan motor wesel ini kami didampingi oleh
Pak Arief Darmawan selaku dosen pengampu melakukan
pembongkaran terhadap motor wesel seperti pada Gambar 3.2. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pada motor wesel selain
itu untuk mengetahui komponen apa saja yang terdapat pada motor
wesel. Perawatan secara berkala harus dilakukan agar dapat
dipastikan motor wesel dalam keadaan layak digunakan. Salah satu
parameter motor wesel dalam kondisi layak digunakan adalah
kemampuannya dalam menggerakkan beban berupa lidah wesel
harus dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, diperlukan
instrumen yang tepat untuk dapat mengukur kekuatan motor wesel
dalam menggerakkan beban.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Gambar 3.2 Pembongkaran Motor Wesel T84M

11
3.2 Pemeliharaan Radio Traindispatching

A. Train Dispatching System

Train Dispatching System merupakan sistem komunikasi suara dan


persinyalan antara Train Dispatch Centre dengan waystation dan lokomotif
untuk mengontrol lalu lintas kereta api. Dengan Komunikasi semi duplex
panggilan dan laporan dari setiap waystation akan diterima oleh Train Dispatch
Centre (TDC). Dari Train Dispatch Centre inilah lalu lintas kereta api bisa
dikontrol. Setiap kereta api yang datang kepada stasiun tertentu, jam kedatangan
dan kondisinya akan dilaporkan oleh stasiun tersebut melalui pesawat
waystation kepada train dispatch centre, sehingga adanya kecelakaan
maupun keterlambatan kereta api bisa diketahui oleh traindispatch centre. Train
Dispatching Section Jaringan PT Kereta Api Indonesia di Pulau Jawa terbagi
menjadi 25 section untuk keperluan train dispatching system. Tiap section
memiliki Train Dispatch Control Centre (TDCC) yang mengatur perjalanan
kereta api yang berada di section tersebut.

B. Train Dispatch System Radio Network(TDSRN)

TDSR terdiri atas sejumlah omnibus yang terkoneksi pada VHF radio base
station yang beroperasi pada 170 MHz band pada komunikasi semi duplex.
Semi duplex antara TD dan lokomotif atau Waystation. Koneksi Antar base
station dipengaruhi oleh kanal jaringan microwave. Adapun base station
berfungsi sebagai repeater talk through full duplex dan jangkauannya mencakup
seluruh bagian section melalui koneksi omnibus menuju base station lain.
Adapun komunikasi antar waystation,antar lokomotif maupun antara waystation
dengan lokomotif dapat dilakukan dengan sistem simplex. Akan tetapi,
komunikasi ini hanya dapat berlangsung setelah mendapat persetujuan dari Train
Dispatch Centre.

C. Penyambungan Serat Optik Dengan Metode Fusion Splicing

Serat optik adalah media untuk membawa informasi dari satu titik ke titik
lain dalam bentuk cahaya. Berbeda dengan bentuk transmisi tembaga, serat optik
tidak bersifat listrik. Dasar sistem serat optik terdiri dari perangkat pemancar yang

12
mengubah sinyal listrik menjadi sinyal cahaya, kabel serat optik yang membawa
cahaya, dan penerima yang menerima sinyal cahaya dan mengubahnya kembali
menjadi sinyal listrik. Kompleksitas sistem serat optik dapat berkisar dari yang
sangat sederhana (yaitu jaringan area lokal) menjadi sangat canggih dan mahal
(yaitu telepon jarak jauh,kabel televisi atau internet).

Teknik penyambungan serat optik dengan menggunakan metode Fusion


Splicing (penyambungan fusi) adalah penyambungan serat optik yang dilakukan
dengan cara melakukan pemanasan pada ujung sambungan dan menggunakan
lelehannya sebagai perekatnya, sehingga terbentuk suatu sambungan kontinyu.
Metode Fusion Splicing merupakan suatu teknik penyambungan serat optik untuk
menyambung dua serat secara permanen dengan rugi – rugi penyambungan yang
dihasilkan kecil karena dan dilakukan dengan alat bernama optical fiber fusion
splicer atau fusion splicer.

Pada praktek penyambungan serat optik ini kami memerlukan bahan


sebagai berikut:
1.Fiber Optik

(Sumber: Google Image)

Gambar 3.3 Fiber Optik


2. Tisu

13
(Sumber: Google Image)

Gambar 3.4 Tisu

3.Splicer

(Sumber: Google Image)

Gambar 3.5 Splicer

4. Fiber Striper

14
(Sumber: Google Image)

Gambar 3.6 Fiber Striper

5. Fiber clipper

(Sumber: Google Image)

Gambar 3.7 Fiber Clipper

6.Alcohol 96%

15
(Sumber:Google Image)

Gambar 3.8 Alcohol 96%

Disini kemudian kami memotong kabel fiber optic dengan menggunakan


fiber stripper hingga terlihat core yang berupa kaca tipis dan menggunakan tisu
yang sudah diberi alkohol, kemudian dipotong menggunakan fiber clipper hingga
rapi dan dimasukan ke splicer untuk disatukan. Di praktek ini kami dibimbing oleh
Bu Dara Aulia Feryando, S.T.,M.T

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)

Gambar 3.9 Penyambungan Serat Optik

16
3.3 Teknik Pemeliharaan Interlocking

Dalam PKL Madya ini, materi tentang sistem interlocking perkeretaapian


dibimbing oleh Bapak Hendro Budi selaku dosen pengampu mata kuliah. Dalam
pembelajarannya, dilakukan pembelajaran mengenai pengecekan relay,
pengoperasian sistem interlocking, dan lain sebagainya.

Sistem interlocking merupakan sebuah sistem yang berfungsi sebagai


monitoring kondisi teknis di lapangan, pengaman jalur, dan pengatur perangkat
yang menunjang keluar masuknya kereta pada sebuah stasiun, sistem interlocking
terdiri dari dua bagian yaitu vital dan non vital. Perangkat yang termasuk bagian
vital diantaranya adalah motor wesel, lampu sinyal dan pendeteksi kereta pada
sebuah track. Semua perangkat yang termasuk dalam bagian vital tersebut
terhubung langsung dengan room control yang berada di stasiun, pada room control
terdapat bagian non vital seperti LCP dan HMI sebagai perangkat yang
memonitoring keadaan di lapangan. Untuk menghubungkan antara bagian vital dan
non vital dibutuhkan suatu sistem transmisi atau sebuah sistem komunikasi yang
handal agar tidak terjadi kesalahan yang bisa menyebabkan kecelakaan pada lalu
lintas kereta api di sebuah stasiun
Interlocking atau teknik penguncian tidak bisa lepas dari sistem
persinyalan perkeretaapian. Interlocking menjamin keselamatan dalam perjalanan
kereta api. Dimana dalam perkeretaapian, keselamatan perjalanan KA merupakan
hal yang sangat penting. Interlocking dalam persinyalan mekanik dan persinyalan
elektrik tentu berbeda. Interlocking dalam persinyalan mekanik masih
menggunakan handle, mistar, kawat, sentil, dan lain sebagainya. Sedangkan di
persinyalan elektrik, interlocking menggunakan sistem dalam VDU dan relay-relay
yang bekerja mengontrol persinyalan.

Dalam pemeliharaannya, kebersihan dari peralatan harus dijaga. perawatan


akan korosi perlu dilakukan. selain itu, perawatan pada relay dan kabel kabel pada
sinyal juga perlu dijaga. Warna dan kondisi lengan semboyan juga perlu
diperhatikan. Hal-hal tersebut dilakukan agar menghindari terjadinya gangguan
dalam persinyalan dan perjalan kereta api.

Beberapa macam interlocking dalam perkeretaapian, sebagai berikut:

17
1. Mechanical Interlocking

Pada peralatan mechanical interlocking, dibuat locking bed, yang terdiri


dari palang baja membentuk jaringan. Tuas yang mengoperasikan switch,
pemindah rel, sinyal atau peralatan lainnya dihubungkan ke palang yang bergerak
dalam satu arah.

2. Electro – Mechanical Interlocking

Electro-Mechanical Interlocking juga menggunakan penguncian mekanik


untuk memastikan urutan yang tepat dari tuas, tapi tuas yang digunakan jauh lebih
kecil dibanding pada mechanical interlocking, karena mereka tidak secara langsung
mengontrol perangkat lapangan.

3. Relay Interlocking

Pada interlocking ini dilakukan secara full elektrik (kadang-kadang disebut


sebagai "all-electric") terdiri dari sirkuit kompleks yang tersusun atas relay - relay
dalam suatu pengaturan logika relay yang memastikan state atau posisi
masing-masing sinyal peralatan.

4. Entrance-Exit Interlocking (NX)

Sistem interlocking yang digunakan pada PT KAI DAOP IV SEMARANG


ialah Entrance Exit Interlocking (NX) tepatnya jenis MIS 801 yang termasuk jenis
relay interlocking, tujuan dari perancangan sistem NX ini antara lain :
Menyederhanakan pengarahan rute kereta api Mempercepat pengoperasian sistem
Meminimalisir kemungkinan error yang terjadi selama pembuatan rute kereta api.

18
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Gambar 3.10 Pengecekan Relay

3.4 PCB (Print Circuit Board) dan Penyolderan

Dalam kehidupan ini tidak terlepas dari penggunaan barang elektronik


seperti televisi, handphone, komputer, radio dan peralatan elektronik lainnya.
Didalam peralatan tersebut terdapat banyak komponen-komponen elektronika yang
membentuk satu rangkaian sehingga menjadi sistem yang dibuat untuk tujuan
tertentu. Komponen-komponen tersebut biasanya disusun dan dipasang pada papan
rangkaian yang disebut PCB (Printed Circuit Board). Printed Circuit Board
disingkat PCB adalah sebuah papan komponen-komponen elektronika yang
tersusun membentuk rangkaian elektronik atau tempat rangkaian yang
menghubungkan komponen elektronik yang satu dengan lainnya tanpa
menggunakan kabel. Disebut papan sirkuit karena diproduksi secara massal dengan
cara mencetak. Ada tiga tipe PCB yang sering digunakan yaitu single side, double
side dan multi layer. Single side artinya papan PCB tersebut hanya mempunyai satu
sisi dilapisi oleh lempeng tembaga. Double side artinya papan PCB tersebut
mempunyai dua sisi yang dilapisi oleh lempeng tembaga dan lapisan fibernya ada
diantara dua lapisan tembaga tersebut, sehingga dapat membuat jalur di layer atas
maupun layer bawah. Multi layer terdiri dari beberapa lapis tembaga yang bersifat
konduktor yang disusun secara bergantian.

19
Pembuatan PCB menggunakan aplikasi PCB Ekspress yang dilakukan
oleh masing” taruna/i agar nanti dapat diharapkan para taruna/i bisa membuat PCB
secara mandiri praktek ini di dampingi oleh Pak Fathurrozi Winjaya.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Gambar 3.11 Desain PCB Menggunakan PCB Express


Penyolderan merupakan salah satu skill yang dibutuhkan dalam program
studi Teknologi Elektro Perkeretaapian. Maka dari itu pada praktik ini kami
melaksanakan praktek menyolder dengan dosen pengampu Pak Fathurrozi
Winjaya. Menyolder merupakan proses penyambungan dua logam menggunakan
logam lain sebagai “perekat”nya. Pada waktu proses penyambungan terjadi, logam
perekatnya harus dalam keadaan meleleh. Bahan perekat / bahan solder yang lazim
digunakan adalah campuran timah putih dan timah hitam, atau biasa disebut timah.
Untuk bahan solder pada temperatur tinggi digunakan perak. Agar terjadi
perlekatan yang sempurna, permukaan logam / benda kerja harus bersih dan bebas
dari lapisan oksida maupun kotoran yang melekat padanya karena lapisan ini
akan mengurangi perkaratan atau bahkan mungkin tidak merekatkan timah sama
sekali. Persoalan lain yang sering terjadi meskipun permukaan sudah dianggap
bersih adalah terbentuknya lapisan oksida pada saat penyolderan akan dilakukan
akibat panas dari solder. Hal ini tampak jelas pada saat menyolder bahan
aluminium. Agar perekatan bertambah baik, dapat ditambahkan semacam pasta
yang disebut pasta solder, “arpus” atau “solder flux”. Kini, pasta ini umumnya telah
menjadi satu dengan timah, namun pasta ini juga masih tersedia dalam bentuk yang

20
terpisah. Kesempurnaan dalam penyolderan harus diperhatikan karena akan
mempengaruhi sempurna atau tidaknya pengaliran arus listrik. Bahan yang dapat
disolder dengan baik memakai timah adalah bahan tembaga, kuningan dan seng,
sedangkan bahan besi tidak baik dan sukar disolder, begitu juga bahan aluminium
yang sama sekali tidak dapat disolder dengan timah dan arpus biasa (timah cair
tidak menempel pada permukaan aluminium. Pada praktik ini kali melakukan
penyolderan pada sistem minimum seperti pada gambar 3.12.

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Gambar 3.12 Penyolderan pada PCB

Tujuan dari penyolderan dalam menyambung kawat penghantar listrik


pada elektronika, adalah agar diperoleh:
1. Hubungan listrik yang baik dengan resistansi sangat rendah.
2. Penyambungan yang kuat terhadap gangguan dari luar, getaran, tekanan dan
goncangan.
3. Tidak terjadi perubahan sifat hubungan listrik yang disebabkan oleh korosi bahan
kimia yang mungkin mengubah konduktivitas (daya hantar) listrik (resistansi
sambungan bertambah).
4. Kerapian rangkaian elektronika yang tersusun dari komponen elektronika aktif
dan pasif, juga komponen mekanik penolong.

21
Alat dan Bahan Perakitan Komponen (Penyolderan):
1. Timah

(Sumber: Google Image)


Gambar 3.13 Timah
Timah tersedia berbagai merk, dan merk yang baik selalu mencantumkan
komposisi perbandingan antara timah putih dan timah hitam misalnya 40 / 60,
20 / 80, dan sebagainya. Makin banyak kadar timah putihnya, hasilnya akan
semakin putih serta mengkilap.

22
2. Alat Solder

(Sumber: Google Image)


Gambar 3.14 Solder
Alat solder merupakan alat yang digunakan untuk mencairkan timah. Tersedia
dalam berbagai ukuran, bentuk serta pemakaian daya listrik. Pemilihan alat solder
disesanyak menggunakan komponen kecil seperti (resistor, transistor, dioda, LED)
dianjurkan menggunakan solder baut kecil (miniatur) yang berdaya 10 hingga 40
watt.
Cara menyolder :
1. Yang harus dilakukan sebelum menyolder adalah memanaskan solder
sampai temperatur di mana mata solder dapat mencairkan timah.
2. Beri timah sedikit pada tip kemudian tempelkan tip ke tempat yang akan
disolder. Bila diperkirakan panas benda yang akan disolder sudah cukup untuk
mencairkan timah, barulah timah disodorkan ke benda yang disolder dan bukan ke
tipnya. Biarkan timah meleleh dengan merata di sekitar benda tersebut. Angkatlah
solder dan kawat timahnya. Penyolderan selesai.
3. Untuk menyolder komponen yang peka terhadap panas, terutama
komponen semikonduktor, gunakanlah cara dengan menjepit “kaki” komponen
dengan mempergunakan tang atau pinset pada saat penyolderan dilakukan. Jangan
terlampau lama menyolder komponen-komponen elektronika yang “halus” seperti
transistor, LED, dioda dan IC. Komponen - komponen ini peka terhadap panas dan
mudah rusak. Semakin semakin cepat penyolderan dilakukan akan semakin baik.

23
24
3.5 Kontrol Motor DC
Motor Direct Current adalah alat penggerak yang bersumber tegangan DC
yang sering digunakan dalam teknologi kontrol baik industri maupun rumah
tangga. Disini kita akan menggunakan motor DC 5V atau sering kita jumpai di
mainan mobil-mobilan yaitu tamiya. Untuk membantu mengontrol kecepatan
motor, dibutuhkan driver L298N. Module driver L298N merupakan komponen
elektronika yang biasa digunakan untuk mengontrol kecepatan serta arah putaran
motor DC.

(Sumber : Google Image)

Gambar 3.15 Motor DC

25
Motor Servo merupakan motor listrik dengan menggunakan
sistem closed loop. Sistem tersebut digunakan untuk mengendalikan
akselerasi dan kecepatan pada sebuah motor listrik dengan keakuratan
yang tinggi. Selain itu, motor servo biasa digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi mekanik melalui interaksi dari kedua medan
magnet permanen.

(sumber :Google Image)


Gambar 3.16 Motor Servo SG90

26
A. Penerapan ke Labview
Untuk mempermudah penerapan kita menggunakan software Labview
untuk simulasi yang kemudian dipindai ke rangkaian. Labview adalah software
pemrograman sama seperti C++, matLab atau visual Basic yang membedakan
adalah Labview menggunakan block diagram untuk memprogram.

B. Cara Kerja
Setelah semua rangkaian sudah terpasang dengan benar langkah
selanjutnya adalah membuat program di perangkat lunak Labview. Rangkai blok
diagramnya dan desain front panel sesuai keinginan. Dan jangan lupa sambungkan
Arduino dengan Labview. lalu jalankan program pada Labview.
(sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.17 Rangkaian Arduino

27
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.18 Block Diagram Labview
Mulai dari yang paling kiri atas, Serial Port berfungsi untuk menandai
dimana arduino terpasang, lalu ada gambar kotak ini sebagai input, lalu masuk
kedalam Loop ada set duty cycle berfungsi sebagai pengendali kecepatan. lalu di
sebelahnya ada digital write dinguganakan untuk mengatur arah putaran motor ke
kiri atau ke kanan lalu berakhir di close atau keluar ke output yaitu motor DC 5V.
Lalu untuk servo, terdapat kotak berarti input yang tersambung ke pin 11 pada
Arduino, lalu tersambung pada one channelyang ada di dalam loop ini berfungsi
sebagai penggerak dan pemberi indikator derajat. lalu close loop

28
(sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.19 Front Panel
Serial Port berfungsi untuk menandai dimana arduino terpasang, lalu di
bawahnya ada tombol STOP untuk memberhentikan program lalu ada pengendali
kecepatan untuk mengendalikan kecepatan, kemudian pin 7&8 berguna untuk
pengarah putaran motor. PWM (uS) berfungsi pengendali putaran servo dan angle
(°) untuk penghitung derajat.

29
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengenalan komponen-komponen dengan melakukan pembongkaran dan


pemasangan pada mesin wesel dan sentil di simulator, pengenalan komponen
pada kereta rel diesel dan kereta rel listrik. Kemudian mempelajari cara kerja
penyolderan. Sehingga taruna dan taruni saat melakukan praktik dapat
mendapatkan ilmu baru dan dengan melakukan praktik tersebut taruna dan taruni
dapat mengasah keahlian sesuai materi yang diberikan sehingga memiliki
pengalaman dan setidaknya dengan praktik tersebut taruna dan taruni dapat
menguasai sampai ahli dalam bidang yang disukai.

4.2 Saran

a. Penjelasan teori dari dosen sudah sangat baik tetapi sayangnya alat yang
tersedia masih terbatas sebaiknya alat tersebut disediakan agar para
taruna/i mampu berkembang lebih baik lagi

30
DAFTAR PUSTAKA

● Struktur Organisasi. Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun. (2021, April


6). https://ppi.ac.id/struktur-organisasi/. Struktur Organisasi. Politeknik
Perkeretaapian Indonesia Madiun. (2021, April 6).
https://ppi.ac.id/struktur-organisasi/.

● Bab III Pembuatan Pcb Secara Manual . fdokumen.com. (n.d.).


https://fdokumen.com/document/bab-iii-pembuatan-pcb-secara-manual.html.

31
LAMPIRAN

A. Teknik Pemeliharaan Radio Traindispatching

Gambar Lampiran 1 Penjelasan Teori Fiber Optik


B. Teknik Pemeliharaan Interlocking

Gambar Lampiran 2 Penjelasan Relay


C. Pelatihan Desain PCB

32
Gambar Lampiran 3 Praktek Modul ATmega 8535

Gambar Lampiran 4 Penjelasan Teori PCB

33
Gambar Lampiran 5 Praktek PCB

Gambar Lampiran 6 Praktek Control kecepatan Motor DC

Gambar Lampiran 7 Praktek Perpindahan Motor

34
35

Anda mungkin juga menyukai