Anda di halaman 1dari 35

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Judul Laporan : Analisa dan SOP Penanganan Gangguan Link Berdasarkan

Alarm Pada Converter Telways

Nama :Taufik

NIS : 1516101030

Kelas :XI TKJ A

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan

Wakasek HUBIN Ketua Kompetensi Keahlian

Lilis Resmiati S.Pd Faizal Arief Priatna S.Pd


NIP. 196806242007012005 NUPTK. 464276662200002

Kepala SMK Negeri 4 Padalarang

Drs.Daud Saleh , M.M


NIP. 196307181989021001

i
LEMBAR PENGESAHAN DU/DI

Judul Laporan : Analisa dan SOP Penanganan Gangguan Link Berdasarkan

Alarm Pada Converter Telways

Nama :Taufik

NIS : 1516101030

Kelas :XI TKJ A

Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan

ii
SPV. Bidang Ophar dan Asset Pembimbing Instansi

Firmansyah Fajar Sidik Nursyamsi


NIP.8407072ICP NIP.9115100ICP

Manager Bidang Ophar dan


Asset

Wahyu Setyabudi
NIP.8004038ICP

iii
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya serta
bantuan dari berbagai pihak sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan laporan
dari hasil Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan mulai tanggal 03 Januari
2017 sampai dengan 07 April 2017 di PT. Indonesia Comnets Plus SBU REGIONAL BANDUNG.

Laporan ini di susun berdasarkan data yang sesungguhnya yang penulis dapatkan
selama melaksanakan praktek Kerja Industri di PT. Indonesia Comnets Plus SBU REGIONAL
BANDUNG.

Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis menyampaikan
terimakasih kepada :

1. Allah SWT. Yang telah memberikan segala nikmat yang deberikan-Nya.


2. Ayah dan Ibu beserta keluarga besar yang telah memberikan semangat, dukungan
moril maupun materil dan doa kepada penulis.
3. Bapak Drs.Daud Saleh, M.M selaku kepala sekolah dari SMKN 4 Padalarang.

4. Bapak Faisal Arief Priatna S.Pd, selaku ketua program studi Teknik Komputer Jaringan
SMKN 4 Padalarang & pembimbing pelaksanaan praktek kerja industri.
5. Bapak Ahmad Arditia S.ST, selaku guru pembimbing dalam pembuatan laporan ini.
6. Bapak Wahyu Setiabudi, selaku Manager Bidang Ophar dan Asset yang telah
memberi ijin penulis beserta rekan untuk melakukan PRAKERIN di PT. Indonesia Comnets
Plus SBU Regional Bandung
7. Bapak Fajar Sidik Nursyamsi, selaku pembimbing utama dalam pelaksanaan praktek
kerja industri
8. Serta seluruh Staff PT. Indonesia Comnets Plus SBU REGIONAL Bandung.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan mohon maaf bila ada kesalahan dalam
pembuatan laporan prakerin ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca, lingkungan perusahaan dan
lingkungan SMK Negeri 4 Padalarang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Bandung, April 2017

Penulis

iv
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH i

LEMBAR PENGESAHAN DU/DI ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

Daftar Gambar vii

BAB 1 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Prakerin 1

1.2.1 Tujuan Umum Prakerin 1

1.2.2 Tujuan Khusus Prakerin 1

1.3 Sasaran Pokok Prakerin 1

1.4 Tujuan Pembuatan Laporan Prakerin 2

BAB 2 3

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI 3

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Prakerin 3

2.1.1 Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Industri 3

2.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan 8

2.1.3 Lama Penugasan Praktek Kerja Industri 8

2.1.4 Pelaksanaan Prakerin 8

2.2 Implemetasi Kegiatan Praktek Kerja Industri Layanan IP VPN 9

2.2.1 Pengertian Layanan IP VPN 9

2.2.2 Fitur Layanan 10

2.2.3 Manfaat 10

2.2.4 Spesifikasi Produk 10


v
2.2.5 Fiber Optic Terminal (FOT) 11

2.2.6 Fiber Optic Cable (FOC) 14

2.2.7 Arsitektur Layanan Jaringan IP VPN 19

2.2.8 Analisa dan SOP Penanganan Gangguan Link


Berdasarkan Alarm Converter Telways 20

2.3 Kompetensi dan Pengalaman Yang Didapatkan Selama Prakerin27

2.4 Masalah Yang dihadapi dan Penanganan Masalah 27

BAB 3 28

Penutup 28

3.1 Kesimpulan 28

3.2 Saran 28

3.2.1 Saran Untuk Sekolah 28

3.2.2 Saran Untuk DU/DI 29

Daftar Pustaka 30

Daftar Gambar
Gambar 1. 1 Depan ICON+...................................................................................................... 3
vi
Gambar 1. 2 Lambang ICON+.................................................................................................. 5
Gambar 1. 3 Struktur Organisasi.............................................................................................. 8
Gambar 2. 1 IP VPN.................................................................................................................. 9
Gambar 2. 2 ODF (Optical Distribution Frame).......................................................................11
Gambar 2. 3 Telways Stand Alone dan Chasis........................................................................12
Gambar 2. 4 Catalyst 3750,3600, dan 2960..........................................................................12
Gambar 2. 5 SFP.................................................................................................................... 13
Gambar 2. 6 Router............................................................................................................... 14
Gambar 2. 7 Bagian Kabel Fiber Optik...................................................................................15
Gambar 2. 8 Bagian Kabel Figure 8........................................................................................ 16
Gambar 2. 9 Bagian Kabel Fiber Armored..............................................................................16
Gambar 2. 10 Bagian Kabel ADSS..........................................................................................17
Gambar 2. 11 Konektor FC..................................................................................................... 18
Gambar 2. 12 Konektor SC..................................................................................................... 18
Gambar 2. 13 Konektor LC..................................................................................................... 18
Gambar 2. 14 Arsitektur Perangkat IP VPN.............................................................................19
Gambar 2. 15 Gangguan FEF 1.............................................................................................. 21
Gambar 2. 16 Gangguan FEF 2.............................................................................................. 21
Gambar 2. 17 Gangguan FEF 3.............................................................................................. 22
Gambar 2. 18 Telways Mati.................................................................................................... 22
Gambar 2. 19 Pengecekan Panel DCPD..................................................................................22
Gambar 2. 20 Pengecekan Terminasi Kabel...........................................................................23
Gambar 2. 21 Pengecekan Adaptor........................................................................................23
Gambar 2. 22 LED OP Mati..................................................................................................... 24
Gambar 2. 23 Contoh Hasil OTDR 1.......................................................................................24
Gambar 2. 24 Contoh Hasil OTDR 2.......................................................................................25
Gambar 2. 25 Pelaseran Patchcord........................................................................................25
Gambar 2. 26 Splicing Core Putus.......................................................................................... 25

vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga
dan dan informasi dapat disebarkan ke seluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat.
Hal ini berarti bahwa setiap individu diberbagi negara didunia sapat saling
berkomunikasi secara langsung kepada siapapun yang dikehendaki walaupun terpisah
jarak yang relatif jauh. Perkembangan itu juga disebabkan semakin tingginya kebutuhan
manusia akan informasi.

Sebagai salah satu perusahaan jaringan telekomunikasi di Indonesia, PT.ICON+ telah


membuka jasa dan layanannya hampir diseluruh kota-kota besar di Indonesia. Hal ini
membuktikan bahwa PT.ICON+ sudah menjadi perusahaan yang besar serta
diperhitungkan. Sesuai dengan fungsi sebuah perusahaan jaringan telekomunikasi,
PT.ICON+ memberikan jasa dan layanan telekomunikasi yang dibutuhkan manusia akan
informasi yang tinggi. Selain jasa dan layanan telekomunikasi PT.ICON+ juga
menyediakan layanan telekomunkasi dengan privasi yang aman dan handal. Namun
masih dapat mengalami gangguan masalah teknis perangkat.

IP VPN adalah salah satu layanan yang mempunyai kecepatan bandwith tinggi dan
mempunyai tingkat privasi handal yang disediakan PT.ICON+. IP VPN merupakan
layanan yang menggunakan teknologi Multi Protocol Label Switching (MPLS). Gangguan
yang terdapat pada layanan IP VPN sering terjadi pada perangkat converter telways
dengan ditandai oleh alarm yang terdapat pada perangkat converter telways itu sendiri.

1.2Tujuan Prakerin
1.2.1 Tujuan Umum Prakerin
a. Untuk menerapkan teori yang telah didaptkan dari sekolah selama ini dengan
kenyataan yang ada sekarang di dunia industri.
b. Membekali siswa dengan pengalaman yang sebenarnya di dalam dunia kerja,
guna menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang sesungguhnya.
c. Mampu menggambarkan permasalahan-permasalahan yang ada di dunia
industri.

1.2.2 Tujuan Khusus Prakerin


a. Sebagai salah satu syarat kenaikan kelas
b. Memperdalam ilmu yang telah didapatkan selama sekola di SMKN 4
Padalarang
c. Mempelajari pengolahan jaringan komputer dan implementasi teknologi-
teknologi komunikasi terbaru.

1
1.3Sasaran Pokok Prakerin
Melihat kenyataan di atas, Pendidikan Menengah Kejuruan (DIKMENJUR) menetapkan
strategi operasional yang berdasarkan pada kebijakan “Link and Match” (kesesuaian dan
kesepadanan) Departemen Pendidikan dan kebudayaan dalam model penyelenggaraan
Pendidikan Sistem Ganda. Pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tertuang dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional, PP Nomor 20 tahun 1990 entang Pendidikan Menengah, PP Nomor 39 1992
tentang Peran serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional, Kepmendikbud
Nomor080/U/1992 tentang Seklah Menengah Kejuruan dan Kepmendikbud Nomor
080/U/1993 tentang kurikulum SMK.

1.4Tujuan Pembuatan Laporan Prakerin


Adapun tujuan dari pembuatan laporan prakerin diantaranya :

1. Memperdalam materi yang telah dipraktekan pada saat prakerin.


2. Dokumentasi bagi penulis dan siswa/siswi SMKN 4 Padalarang.
3. Membiasakan diri membuat laporan ilmiah.
4. Sebagai syarat untuk kenaikan kelas.

2
BAB 2
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
2.1Tempat dan Waktu Pelaksanaan Prakerin
2.1.1 Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
A. Sejarah PT.Indonesia Comnets Plus

Gambar 1. 1 Depan ICON+

Didirikan pada tanggal 3 Oktober 2000, PT Indonesia Comnets Plus (ICON+)


berfokus pada penyediaan jaringan, jasa, dan content telekomunikasi,
khusus untuk mendukung teknologi dan sistem informasi PT PLN
(Persero) dan publik. Untuk itu Perseroan mengadakan berbagai layanan
unggulan seperti Clear Channel, Multi Protocol Label Switching (MPLS), akses
internet broadband, Voice over Internet Porotocol (VoIP), dan aplikasi
perbankan.

Sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PLN, pada awalnya
ICON+ berfokus untuk melayani kebutuhan PLN akan jaringan telekomunikasi.
Seiring dengan kebutuhan industri akan jaringan telekomunikasi dengan
tingkat availability dan realibility yang konsisten, Perseroan melihat peluang
baru untuk mengembangkan usahanya yaitu dengan mengkomersialkan
kelebihan kapasitas jaringan telekomunikasi ketenagalistrikan serat optik milik
PLN di Jawa dan Bali.

Berdasarkan pemikiran tersebut, ICON+ mulai menjalin kerjasama dengan


berbagai perusahaan, terutama yang kegiatan operasionalnya membutuhkan
jaringan telekomunikasi yang ekstensif dan handal. Hingga saat ini

3
Perseroan melayani lebih dari 920 perusahaan di Indonesia, di industri-
industri utama yaitu telekomunikasi, perbankan, keuangan, pemerintahan,
dan manufaktur.

Dalam upaya penyediaan layanan yang handal selalu tersedia, dan dengan
downtime minimal, sehingga memenuhi service level agreement, ICON+
didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan
berpengalaman serta jaringan serat optic yang mencakup Sumatra, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan

Sesuai dengan visi ICON+ yaitu menjadi penyedia jaringan terkemuka


di Indonesia, pada tahun 2008 Perseroan melakukan ekspansi konektifitas
jaringan telekomunikasi ke pulau Sumatra dan wilayah-wilayah terpencil di
Indonesia, serta memaksimalkan pendayagunaan hak jaringan ketenaga
listrikan milik PLN yang mencakup seluruh wilayah nusantara, yaitu “Right of
Way”(ROW).

B. Wilayah Kerja SBU REGIONAL


PT ICON+ di Indonesia memiliki beberapa wilayah kerja SBU REGIONAL
Regional(Strategic Business Unit) yaitu:

1. SBU REGIONAL Medan.


2. SBU REGIONAL Pekanbaru.
3. SBU REGIONAL Palembang.
4. SBU REGIONAL Jakarta .
5. SBU REGIONAL Bandung.
6. SBU REGIONAL Semarang.
7. SBU REGIONAL Surabaya.
8. SBU REGIONAL Denpasar.
9. SBU REGIONAL Balikpapan.
10. SBU REGIONAL Makassar.
C. Visi dan Misi
 Visi
Menjadi penyedia solusi TIK terkemuka di Indonesia berbasis jaringan melalui
pemanfaatan asset strategis.

 Misi
1. Memberikan layanan TIK yang terbaik di kelasnya kepada
pelanggan guna meningkatkan nilai Perusahaan.
2. Memenuhi kebutuhan dan harapan PLN secara proaktif dengan
menyediakan solusi-solusi TIK yang inovatif.
3. Membangun organisasi pembelajar yang berkinerja tinggi untuk
mendorong. Perusahaan mencapai bisnis yang unggul dan menjadi
pilihan bagi talenta-talenta terbaik.
4. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan telekomunikasi nasional.

4
D. Makna Lambang/Logo ICON+

Gambar 1. 2 Lambang ICON+

 Warna yang tertera pada logo ICON+ merupakan bagian warna yang
juga di pakai oleh logo PT PLN yang melambangkan bahwa
perusahaan ICON+ merupakan anak perusahaan dari PT PLN.
 Warna merah, memiliki makna “follow your passion” yang berarti
mengikuti keinginan pelanggan.
 Warna biru, memiliki makna “sky in the limit” yang berarti layanan
untuk pelanggan tidak terbatas.
 Warna kuning, memliki makna “sense of alertness” yang berarti
memiliki rasa kewaspadaan sehingga pengamanan terhadap layanan
terjamin.
 Bentuk tulisan kecil melambangkan keramahan.
 Bentuk tulisan condong ke kanan melambangkan rendah hati.
I : Integrity (Integritas)
C : Care (melayani dengan hati dan peduli)
O : Open Mind (Terbuka, Komunikatif, Pembelajaran)
N : Kaligrafi N yang bermakna Inovasi
+ : Excellence (mau maju, melakukan yang terbaik)
 : Teamwork (sinergi, tim yang efektif).

E. Jasa dan Layanan


1. Clear Channel
Clear channel by ICON+ adalah layanan komunikasi data yang bersifat
private dan dedicated berbasis teknologi SDH.
Layanan Clear Channel memberikan solusi komunikasi premium
berkecepatan tinggi dari lokasi satu ke lokasi lainnya. Layanan Clear
Channel berbasiskan teknologi SDH bersifat Clear (non protocol), private
(end to end own) dan dedicated (non sharing) sehingga memiliki tingkat

5
privilage dan keamanan yang tinggi. ICON+ juga dapat memberikan solusi
Ethernet over SDH (EoS) yang menawarkan solusi komunikasi dengan
interface Ethernet.
Layanan ini sangat tepat bagi perusahaan/operator yang membutuhkan
koneksi point to point berkapasitas bandwidth besar dengan tingkat privasi
dan keamanan yang tinggi, misalnya menghubungkan MSC ke BSC operator
seluler atau menghubungkan DC ke DRC Bangking.
Sangat tepat bagi perusahaan yang membutuhkan :
a. Kapasitas bandwith yang besar untuk koneksi point to point.
b. Tingkat privasi dan keamanan yang tinggi.
c. EoS (Ethernet Over SDH).
d. Link komunikasi ketenagalistrikan.
Spesifikasi :
a. Dibangun dari satu lokasi ke lokasi lainnya melalui jalur (core) tersendiri
(dedicated line point-to-point).
b. Jaminan service level agreement sebesar 99,90%.
c. Sistem intekoneksi menggunakan standard G.703 untuk kapasitas E1 dan
standard G.708, G709, 957 untuk kapasitas STM-N
d. Symetrical link capacity of n x 2 Mbps / E1 (each directions).

2. IP VPN
IP VPN (Internet Protocol- Virtual Private Network) by ICON+ adalah
layanan komunkiasi data yang bersifat shared network dengan berbasis
teknologi IP dilengkapi oleh teknologi MPLS (Multi Protocol Label Switching)
untuk membentuk suatu Wide Area Nework (WAN).
Sangat tepat bagi perusahaan dengan banyak cabang yang
membutuhkan:
b. Perusahaan Yang Membutuhkan Koneksi secara online selama 24jam Ke
sejumlah Cabang dengan Aplikasi Yang Beragam
c. Perusahaan Yang Membutuhkan Koneksi Jaringan point to multipoint Dari
Kantor Pusat Ke kantor-kantor cabangnya.
d. Perusahaan Yang Selalu Berhubungan dengan Kantor Pusat untuk review
Aplikasi Bisnis yang bersifat Kritis.
Keunggulan :
a. ketersediaan Tingkat 99,5%
b. Media Transmisi ujung ke ujung serat optik Yang has Luas Beroperasi
nasional.
c. Mendukung Triple Play (Voice, Video dan Angka) Berbasis IP untuk review
kemudahaan communication pelanggan
d. Mendukung Konfigurasi Jaringan hub Dan berbicara titik untuk review to
multipoint (P2MP) Dan Konfigurasi Jaringan apapun kepada (Full Mesh)
multipoint untuk review ke multipoint (MP2MP).
e. Kemudahaan pemantauan layanan through MRTG (Multi Router Traffic
Grapher).
6
f. Bandwidth digunakan Dari Kapasitas terkecil (Mulai dari 64 Kbps).
3. Metronet
Metronet by ICON+ adalah layanan komunikasi data yang terintegrasi
yang merupakan kombinasi sempurna teknologi Optical Transport, Giga
Ethernet Switching, dan IP Network yang secara khusus diperuntukan
untuk daerah metropolitan.
Layanan Metronet sangat sesuai bagi perusahaan dengan kebutuhan
antara lain:
a. Perusahaan yang membutuhkan koneksi berkapsitas besar dari/ke DC atau
DRC.
b. ISP & ASP yang membutuhkan koneksi dari/ke Indonesia Exchange (IIX).
c. Perusahaan yang membutuhkan koneksi Backhaul dari/ke Kantor Pusat
dengan cabang/pabrik/gudang/toko.
d. Perusahaan yang membutuhkan koneksi untuk Backup System atau untuk
kebutuhan intergrasi sistem IT antar departemen.
Keunggulan :
a. Menggunakan teknologi Gigabit Ethernet.
b. Memberikan tingkat keamanan tinggi dengan teknologi MPLS.
c. Tingkat availability 99%.
d. Media transmisi end to end fiber optic yang telah tergelar luas secara
nasional.
e. Mendukung konfigurasi jaringan point to point, point to multipoint, dan
multipoint to multipoint.
f. Mengadopsi standar Metro Ethernet Forum (MEF).
g. Kemudahaan monitoring layanan melalui MRTG (Multi Router Traffic
Grapher).
h. Memiliki tingkat latency yang rendah <30ms* dan tingkat throughput yang
terjamin >90%*.
2.1.2 Lama Penugasan Praktek Kerja Industri
Waktu pelaksanaan Prakerin SMK Negeri 4 Padalarang tahun pelajaran
2016/2017 pada semester 4 (kelas 11 semester 2) dimulai tanggal 03 Januari 2017
sampai dengan tanggal 07 April 2017 yang diikuti oleh semua siswa.
Sedangkan untuk tempat Prakerin masing-masing siswa berbeda, hal ini
dikarenakan untuk penetuan tempat prakerin ditentukan oleh guru disamping
minat siswa sendiri. Dalam hal ini penulis memilih tempat di PT Indonesia Comnet
Plus (ICON+) yang beralamat di Jl. Supratman No. 58, Bandung , Kota Bandung,
Jawa Barat.
2.1.3 Pelaksanaan Prakerin
Selama melaksanakan prakerin kerja industri di PT. Indonesia Comnets Plus,
penulis melakukan berbagai macam kerja di antaranya:
a. AKTIVASI
Aktivasi pelanggan baru adalah kegiatan pembangunan jaringan serta
perangkat untuk kebutuhan pelanggan baru.
b. PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)

7
Preventive maintenance adalah pemeliaharan atau perawatan perangkat
untuk menjamin berfungsinya semua perangkat dan memperpanjang umur
perangkat yang bersangkutan yang bertujuan untuk dapat mencapai suatu
tingkat pemeliharaan terhadap semua perangkat produksi agar diperoleh
suatu kualitas produk yang optimum.
c. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah penanganan gangguan masalah yang terjadi
pada saat itu. Pekerjaan yang dilakukan oleh corrective maintenance sama hal
nya seperti NOC (Network Operation Center) yaitu memberitahukan gangguan
masalah untuk diperbaiki.
d. Quality Control (QC)
Quality Control adalah kegiatan melakukan pengecekan perangkat untuk
memperolah standar kualitas yang diperlukan. Tugas quality control mencakup
monitoring, uji-tes, memeriksa semua perangkat, dan harus memastikan
standar kualitas yang disediakan oleh perusahaan.

e. Pendataan
Contoh dari kegiatan pendataan, menyesuaikan data yang ada di kantor denga
yang ada di lapangan, membuat daftar data barang oprasional kantor,
memasukan data pelanggan baru.
2.2 Implemetasi Kegiatan Praktek Kerja Industri Layanan IP VPN

Gambar 2. 1 IP VPN

2.2.1 Pengertian Layanan IP VPN


IP VPN (Internet Protocol Virtual Private Network) merupakan sebuah jaringan
komunikasi yang dibuat menggunakan jaringan internet untuk membentuk suatu
jaringan Wide Area Network (WAN), sehingga dengan cara tersebut seolah-olah

8
pelanggan mendapatkan layanan komunikasi seperti jaringan private, namun
dengan harga yang lebih efisien. ICON+ IP VPN MPLS adalah layanan komunikasi
data dengan sistem dedicated connection antara satu lokasi ke lokasi lainnya dan
komunikasi berbasis internet yang efisien dan handal, menggunakan jaringan Multi
Protocol Label Switching (MPLS), layanan tersebut memiliki tingkat keamanan yang
tinggi dan kapasitas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mulai dari 64Kbps
dengan waktu koneksi tidak terbatas.

2.2.2 Fitur Layanan


ICON+ memberikan layanan IP VPN berbasis MPLS bagi pelanggannya. MPLS
(Multi Protocol Label Switching), adalah teknologi terbaru dari VPN yang
kompatibel dengan jaringan IP. Dengan teknologi MPLS, tingkat keamanan jaringan
yang diperoleh akan lebih handal walaupun paket data di transmisikan melalui
jaringan publik.

Pada jaringan MPLS, terdapat router yang akan memberikan suatu tabel/IP
kepada paket data pelanggan yang diterimanya, dan router tersebut akan
memberikan VPN ID yang unik untuk setiap paket data tersebut. Dengan demikian
jaringan WAN customer IP VPN ICON+ akan terpisah dari jaringan pelanggan
lainnya.

Coverage layanan ICON+ IP VPN MPLS adalah pulau Jawa, Bali, Sumatra,
Sulawesi, dan Kalimantan dengan teknologi yang digunakan berbasis PDH.

2.2.3 Manfaat
a. Voice : Komunikasi voice/suara merupakan fasilitas jaringan telepon Pribadi
VoIP antar lokasi pelanggan, seakan-akan dalam satu PABX dan tidak
terpengaruh oleh kesibukan jaringan telepon publik.
b. Video : komunikasi interaktif dengan mitra kerja secara audio visual, sehingga
peserta akan dapat saling melihat dan mendengar seolah-olah sedang
mengadakan rapat dalam satu ruangan.
c. Data : Komunikasi data untuk interkoneksi LAN/WAN, file transfer antar LAN,
akses database jarak jauh pada jaringan LAN, akses E-mail dan image transfer.

2.2.4 Spesifikasi Produk


Teknologi : Multi Protokol Label Switching

Bandwith : mulai dari 64Kbps

Lastmile : Fiber Optik

9
Interface : Ethernet

Availabillity : 99%

Delay (latency) : <100ms

Troughput : 90%

Packet Loss : <1%

Pada layanan IP VPN ICON+ yang penulis ketahui menggunakan perangkat


telways, catalyst, Optical Distribution Frame (ODF). Susunan layanan IP VPN
melalui Router yang terhubung ke Catalyst lalu masuk Telways setelah itu ODF.
Selanjutnya di pelanggan, masuk melalui ODF lalu ke telaways dan langsung ke
perangkat pelanggan.

2.2.5 Fiber Optic Terminal (FOT)


A. ODF (Optical Distribution Frame)

Gambar 2. 2 ODF (Optical Distribution Frame)

Optical Distribution Frame (ODF) adalah sebuah Unit manajemen serat optik
yang digunakan untuk mengatur koneksi kabel serat optik. ODF digunakan
sebagai interface antara jaringan transmisi, peralatan transmisi optik antara
optik dan kabel optik dalam kabel jaringan akses serat optik pelanggan.
Biasanya dari kabel fiber optik dihubungkan ke media converter lain dengan
menggunakan Patchcord.

B. Converter Telways

10
Gambar 2. 3 Telways Stand Alone dan Chasis

Telways adalah salah satu perangkat aktif yang digunakan dalam jaringan,
khususnya jaringan menggunakan kabel Fiber Optic. Perangkat aktif ini ada di
sisi pelangan dan juga POP (Point Of Presence). Telways berfungsi sebagai
media converter dari optical menjadi Ethernet dan sebaliknya.

Adapun untuk kapasitas yang dapat ditempuh media converter saat ini
10/100/1000 Mbps, untuk jarak mengconvertnya saat ini dari 30 km - 120 km.
sedangkan untuk dijarak gigabit optic maupun ethernetnya sendiri mencapai
150 km. Saat ini untuk type dari media converter telways ada beberapa type
yaitu : Fast Ethernet Singlecore, Fastethernet Multicore, Gigabit optic, Gigabit
Ethernet walaupun banyak type ataupun jarak untuk media converter telways
ini tetapi tetap menggunakan 1 media controling master pada pusat dan
menggunakan monitoring system NMS ultravista yang dapat digunakan
bermacam-macam type pada media converter telways.

C. Catalyst

Gambar 2. 4 Catalyst 3750,3600, dan 2960

11
Catalyst merupakan switch atau penghubung interface yang fungsinya
sebagai penerima dan pembagi bandwith. Catalyst yang sering dipakai
diantaranya, Catalyst Series 2960, 3600, dan 3750. Memiliki 24 port yang
memiliki 1 port console. Catalyst 2960 biasanya dipergunakan untuk layanan IP
VPN sedangkan catalyst 3750 untuk layanan metronet.

D. SFP (Small From- Factor Pluggable)

Gambar 2. 5 SFP

SFP (Small From-Factor Pluggable) adalah modul tranceiver yang menjadi


interface antara perangkat dengan jaringan serat optik. Merupakan hot-
pluggable tranceiver yaitu device yang mengirim/menerima siyal informasi
dengan media fiber oprik.

SFP dipasang pada port modul sebuah perangkat komunikasi data/telco. Hot-
pluggable artinya device ini akan otomatis terdeteksi saat dipasang pada
perangkat. Sepsifikasi dari SFP bergantung pada panjang gelombang yang
dibutuhkan yang berhubungan dengan jarak transmisi, besar bandwith yang
sanggup siantarkan dalam satu waktu, jenis/tipe konektor LC, SC dan lain-lain,
dan bekerja pada single mode atau multi mode

SFP dibagi menjadi beberapa jenis, bergantung pada jarak kabel optik yang
digunakan, serta tipe kabel optik tersebut (single mode[SMF] atau multi mode
[MMF]).

SX lambda 850nm, jarak maksimum 550 m, tipe MMF

LX lambda 1310nm, jarak maksimum 10 Km, tipe SMF

XDlambda 1550nm, jarak maksimum 40 Km, tipe SMF

ZXlambda 1550nm, jarak maksimum 80 Km, tipe SMF

12
EX atau EZX lambda 1550nm, jarak maksimum 120 Km, tipe SMF

Adapula tipe pada SFP yang terbagi menjadi 2 yaitu, Single mode Fiber Optik
dan Multi mode Fiber Optik.

E. Router

Gambar 2. 6 Router

Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket paket
dari sebuah network ke network yang lainnya (baik LAN ke LAN atau LAN ke
WAN) sehingga host yang ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan
host yang ada pada network yang lain. Router menghubungkan network
tersebut pada layer dari model OSI, sehingga secara teknis router adalah layer 3
gateway.

2.2.6 Fiber Optic Cable (FOC)


A. Fiber Optic
Serat optik merupakan saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari
kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil drai seheleai rambut, dan
dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tenpat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED.
Kabel ini berdiameter ± 120 Mikrometer. Cahaya yang ada didalam serat optik
tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias udara,
karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi
serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran
komunikasi.
Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan
pelemahan kurang dari 20 decibels (dB)/Km. Dengan lebar jalur yang besar
sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi labih banyak dan
cepat dibandingkan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian

13
serat optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem
telekomunikasi.

Gambar 2. 7 Bagian Kabel Fiber Optik

Core :
 Terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas sangat tinggi
 Merupakan bagian utama dari serat optik karena perambatan cahaya
sebenarnya terjadi pada bagian ini.
 Memiliki diameter 10mm-50mm. Ukuran core sangat mempengaruhi
karakteristik serat optik.

Cladding:

 Terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias lebih kecil dari core.
 Merupakan selubung dari core.
 Hubungan indeks bias antara core dengan cladding akan mempengaruhi
permabatan cahaya pada core.

Coat/ Tube :

 Terbuat dari bahan plastik.


 Berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan.

Outer/ Jacket:

 Bagian terluar kabel fiber optik untuk melindungi dari kerusakan.

Kabel fiber optik memiliki jumlah core yang berbeda, ada yang memiliki 24
core, 48 core, 96 core dan 144 core. Masing-masing core memiliki warna
tersendiri yaitu : Biru, Orange, Hijau, Coklat, Abu-abu, Putih, Merah, Hitam,
Kuning, Violet, Pink, Aqua.

Kabel fiber optik yang banyak digunakan yaitu, kabel Figure 8, Fiber Armored,
dan ADSS (All Dielectric Self Supporting). Namun, kabel yang sering digunakan
PT.ICON+ saat ini hanya kabel ADSS.

1. Figure 8 (Fig.8)

14
Kabel diber optik figur 8 memiliki bentuk yang meyerupai angka delapan.
Biasa digunakan di tiang listrik PLN SUTM dan SUTR.

Gambar 2. 8 Bagian Kabel Figure 8

2. Fiber Armored
Jenis kabel fiber optik Fiber Armored biasa digunakan untuk lokasi bawah
tanah. Karena Fiber Armored ini ditanam, dibutuhkan pelindung yang lebih
kuat dibadingkan kabel fiber optik udara untuk menahan tekanan.

Gambar 2. 9 Bagian Kabel Fiber Armored

3. ADSS
Kabel ADSS biasa digunakan di tiang-tiang PLN SUTT dan SUTET
tegangan yang mengalir sekitar 70kV-150kV.

Gambar 2. 10 Bagian Kabel ADSS

15
B. Patchcord
Patchcord adalah kabel fiber optik dengan panjang tertentu yang terpasang
konektor di ujungnya. digunakan untuk menghubungkan antar perangkat atau
ke koneksi telekomunikasi.
Patchcord adalah kabel fiber indoor yang dipakai hanya untuk di dalam
ruangan saja. Ada yang simplex (1 core) dan ada pula yang duplex (2 core),
Single mode dan Multimode. Patchcord mempunyai banyak sekali jenis
konektor, karena masing-masing perangkat / alat yang digunakan mempunyai
tipe yang berbeda pula disesuaikan dengan kebutuhan.
Dalam standarisasinya kode warna dari selubung luar (jacket) kabel serat
optik jenis Patchcord adalah sebagai berikut:

Warna Selubung/Luar
Artinya
Jaket
Kuning Serat Optik Single-Mode
Jingga Serat Optik Multi-Mode
Optimal Laser 10 Giga 50/125 mikrometer serat
Aqua
optik multi-mode
Kode warna serat optik multi-mode, yang tidak
Abu-Abu
digunakan lagi
Kadang masih digunakan dalam model
Biru
perancangan

Patchcord yang sering digunakan oleh ICON+ diantaranya :


 FC (Fiber Connector)

Gambar 2. 11 Konektor FC

Digunakan untuk model kabel single-mode dengan akurasi yang sangat tinggi
dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini
menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika
dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
 SC (Subsciber Connector)

16
Gambar 2. 12 Konektor SC

Digunakan untuk model kabel single-mode, dengan sistem dicabut-pasang.


Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta
akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
 LC

Gambar 2. 13 Konektor LC

Adapter fiber optik LC rumah (housing) plastik. Ada simplex LC adapter dan
adapter LC Duplex, fiber optik adapter LC warna sama dengan fiber optik adaper
SC. Biru untuk PC singlemode, warna beige untuk PC modus multi dan hijau
untuk APC singlemode. Fiber optik adapter LC dengan lengan perunggu untuk
multimode dan lengan zirkonia untuk singlemode.

17
2.2.7 Arsitektur Layanan Jaringan IP VPN

Gambar 2. 14 Arsitektur Perangkat IP VPN

Dari sisi user, ODF dihubungkan dengan converter telways menggunakan


Patchcord FC-SC kemudian dari converter telways dihubungkan ke perangkat milik
user menggunakan kabel UTP RJ-45. Perangkat yang ingin tersambung ke user,
selain ODF dan converter telways ditanggung oleh user sendiri dan tergantung
kepada kebutuan pihak user.

Dari ODF user tersambung ke ODF POP terdekat dengan menggunakan kabel
fiber optik outdoor (Kabel ADSS,Figure 8, atau Fiber Armored).

Dari ODF POP tersambung ke converter telways menggunakan Patchcord FC-


SC. Kemudian dari converter telways tersambung ke Catalyst 2960 menggunakan
kabel UTP RJ-45. Dari catalyst 2960 terhung ke catalyst 3600 menggunakan SFP
yang dipasangkan di port modul SFP menggunakan Patchcord LC

2.2.8 Analisa dan SOP Penanganan Gangguan Link Berdasarkan Alarm


Converter Telways

Dalam penanganan Troubleshooting converter telways, kita harus bisa


mengindikasi alarm yang ada pada perangkat, dalam perangkat converter telways
alarm tersebut ditunjukan dengan LED yang memiliki fungsi masing-masing.

18
Sistem alarm telways juga tergantung pada jenis converter telways. Converter
telways memiliki 2 jenis yaitu, telways stand alone dan telways chasis. Telways
chasis yaitu telways yang hanya terdiri dari satu perangkat telways. Telways ini
tidak bisa termonitor. Kabel UTP yang digunakan biasanya menggunakan
susunan Pin Stright. Telways ini berada di pelanggan, karena hanya terdiri dari satu
perangkat telways. Sedangkan telways chasis yaitu Telways yang terdiri dari 15
perangkat telways modular, 2 Power, dan Sebuah NMS (Network Monitoring
System). Telways Chasis dapat terhubung ke NMS (Network Monitoring
System) sehingga dapat termonitor. Kabel UTP yang digunakan
biasanya menggunakan susunan Pin Stright. Telways ini berada di POP (Point Of
Presence).

1. Indikasi Alarm
Gangguan dapat terjadi apabila terdapat alarm pada perangkat yang dapat
mengindikasikan sebuah gangguan. Ada beberapa jenis LED yang ada pada
perangkat conveter telways stand alone dan chasis diantaranya, LED SPD
(Speed) dan DPX (Duplex) berhubungan dengan LED TP Link (Kabel UTP), LED
Loss dan FEF berhubungan dengan LED OP Link (Kabel Optik). Adapun indikasi-
indikasi alarm yang dapat terjadi :

 LED PWR(Power) Off


Dalam Keadaan normal, LED PWR (Power) menyala berarti kondisi
perangkat telways bagus. Jika LED power off maka telways tersebut tidak
memiliki masukan daya listrik, sehingga telways tersebut mati total.
 LED SPD(Speed) Off
Dalam performa yang bagus, SPD akan ditandai dengan LED SPD
blinking. Jika LED speed menyala maka telways tersebut mengalami
penurunan kecepatan transfer data, kecepatan transfer data ketika LED
power off hanya 10Mbps. Transfer data normal ketika LED speed blink
adalah 100Mbps.
 LED DPX(Duplex) Off
Jika LED Duplex off maka telways tersebut mengalami mode half
duplex/simplex. Biasanya alarm troubleshoot tersebut terletak pada
settingannya. Setting ini biasanya dilakukan oleh NOC (Network Operation
Center).
 LED TP Link(Kabel UTP) Off
Dalam keadaan bagus, LED TP Link akan menyala blinking. Jika LED TP
link menyala biasa atau off, maka converter telways mengalami putus
kabel UTP/kerusakan pada kabel UTP atau port UTP pada catalyst masih
disable.
 LED OP Link (Kabel Optik) Off

19
Dalam keadaan bagus LED OP Link akan menyala blinking. Jika LED OP
link menyala biasa atau off, kemungkinan terjadi putus kabel fiber optic
atau Patchcord.
 LED Loss On
LED Loss on menandakan bahwa converter telways modular tidak
terpasang kabel optic maupun kabel UTP.
 LED FEF on
LED FEF on menandakan bahwa jaringan kabel OP Terputus. Beberapa
indikasi alarm FEF diantaranya :
a. Pada telways dualcore, jika salah satu kabel ditengah-tengah optik
terputus, sedangkan dari TX POP terus mengirim paket data namun di
sisi RX user mengalami gangguan.Maka alarm yang akan terjadi pada
sisi user adalah OP dan sisi POP adalah FEF.

Gambar 2. 15 Gangguan FEF 1

b. Pada telways dualcore, jika kedua kabel optik putus ditengah-tengah


dan masing-masing TX mengirim data namun masing masing RX
mengalami gangguan. Maka alarm yang akan terjadi di sisi POP adalah
FEF, Loss dan OP Link sedangkan di sisi user adalah OP Link.

Gambar 2. 16 Gangguan FEF 2

c. Pada telways singlecore, jika ditengah-tengah mengalami putus kabel


namun TX masih bisa mengirim paket data, sedangkan RX mengalami
gangguan. Maka alarm yang akan terjadi di sisi POP adalah FEF/OP
sedangkan di sisi User adalah OP Link. Gangguan Loss di sisi POP bisa
saja terjadi jika redaman kabel terhadap RX sangat besar.

20
Gambar 2. 17 Gangguan FEF 3

2. Troubleshooting gangguan alarm converter telways


 LED Power Off

Gambar 2. 18 Telways Mati

Jika LED Power off, maka identifikasi Troubleshooting yang harus


dilakukan antara lain :
a. Pengecekan sumber listrik di panel DCPDB .
Pengecekan dilakukan untuk melihat MCB yang tersambung ke
telways. jika MCB mengarah pada posisi off, maka hal yang harus
dilakukan adalah mengarahkan MCB telways ke posisi on.

Gambar 2. 19 Pengecekan Panel DCPD

b. Pengecekan terminasi kabel listrik di terminal.


Hal ini dilakukan jika terminal/ stop kontak mengalami kerusakan.

21
Gambar 2. 20 Pengecekan Terminasi Kabel

c. Pengecekan adaptor converter telways.


Pengecekan adaptor telways dilakukan jika panel DCPDC dan terminasi
stop kontak tidak mengalami masalah. Pengecekan adaptor bisa terjadi
jika adaptor mangalami kerusakan.

Gambar 2. 21 Pengecekan Adaptor

 LED OP Link off


Jika LED OP Link off, maka identifikasi troubleshooting yang harus
dilakukan antara lain :
a. Pengecekan Patchcord yang tersambung di user dan POP.
Langkah awal dan mudah adalah memeriksa Patchcord dengan cara
mencabut kemudian memasangkannya kembali. Jika LED OP Link
kembali normal maka gangguan terselesaikan. Namun bila, LED OP Link
Off maka harus melakukan pengecekan lainnya.

Gambar 2. 22 LED OP Mati

22
b. Pengecekan terminasi terminasi fiber optik seperti di ODF, Joint Box.
Pengecekan terminasi dilakukan jika sudah terindikasi kabel putus
menggunakan alat OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).
Sesudah terindikasi, langkah selanjutnya adalah mencari Joint Box yang
sesuai dengan keterangan putus kabel di OTDR. Kemudian di sisi POP
kita melakukan pelaseran supaya core yang putus di Joint Box dapat
terlihat.
Beberapa kejadian yang dapat ditampilkan oleh OTDR :
-. Dead Zone adalah area kabel fiber optik yang tidak dapat dianalisa
karena jarak antara OTDR dengan patchcord terlalu pendek, sehingga
cahaya pantulan masih mempunyai daya yang besar .
-. Fusion Splice Loss adalah terjadinya loss dikarenakan sambungan
splicer.
-. Connector Loss adalah terjadinya loss akibat konektor.
-. Bending Loss yaitu loss akibat macro maupun micro bending.
-. Mechanical Splicer Loss adalah loss yang diakibatkan adanya
penyambungan secara mekanik.
-. End Fiber Loss adalah ujung akhir kabel dan merupakan total loss dari
kabel fiber optik.

Gambar 2. 23 Contoh Hasil OTDR 1

Dari hasil OTDR diatas kita bisa melihat informasi yang tercantum,
diantaranya :
-. “S” menunjukan bahwa itu adalah dead zone.
-. “1” menunjukan sambungan splice dengan jarak 312,11 Meter
dengan loss splice 0.163dB.
-. “2” menunjukan sambungan konektor dengan jarak 568.78 Meter
dengan loss splice 0.065 dB
-. “3” menunjukan bending dengan jarak 976.38 Meter dengan losss
splice 0.160 dB.

23
-. “E” menunjukan bahwa itu adalah ujung akhir kabel dengan jarak
1.43 Km dengan loss total 0.699 dB.

Gambar 2. 24 Contoh Hasil OTDR 2

Gambar 2. 25 Pelaseran Patchcord

c. Penyambungan Ulang dengan cara Splicing.

Gambar 2. 26 Splicing Core Putus

 LED FEF on
Dalam keadaan normal LED FEF ditandai dengan matinya LED FEF. LED
FEF berkaitan dengan LED OP (kebel optik). LED FEF terjadi bila kabel optik
24
putus dan user tidak menerima kiriman data dari POP sedangkan
komunikasi data terkirim terus dari POP. Maka Troubleshooting yang harus
dilakukan adalah sama seperti alarm LED OP Link Off.
 LED Loss on
Dalam keadaan normal LED Loss ditandai dengan matinya LED Loss. LED
Loss sama halnya dengan LED FEF, yaitu berkaitan dengan LED OP Link.
Namun LED Loss dan FEF ini biasanya terjadi di sisi POP. Sedangkan di user
ditandai dengan LED OP Link off. Troubleshooting LED Loss On sama
dengan Troubleshooting LED FEF dan LED OP Link.
 LED TP Link Off
Jika LED TP Link off maka identifikasi Troubleshooting yang harus dilakukan
antara lain :
a. Pengecekan kabel UTP yang tersambung di user dan POP.
b. Crimping ulang kabel UTP atau mengganti dengan yang baru.
c. Menghubungi NOC(Network Operation Center) jika kabel UTP yang
tersambung ke port Catalyst masih disable.
 LED Speed Off
Troubleshooting jika LED Speed off adalah sama halnya dengan LED TP
Link off, karena LED Speed dan LED DPX berhubungan dengan LED TP
Link.
 LED DPX Off
Jika LED DPX off, maka telways tersebut dalam mode Half Duplex. Artinya
telways tersebut dapat mengirim dan menerima data dari kedua arah
tetapi tidak dalam waktu yang bersamaan. Troubleshooting masalah dari
ini dapat dilakukan oleh NOC(Network Operation Center).

2.3Kompetensi dan Pengalaman Yang Didapatkan Selama Prakerin


Kompetensi dan pengalaman yang didapatkan selam prakerin sangat banyak sekali,
diantaranya :

1. Layanan-layanan ICON+
2. Perangkat aktif dan pasif fiber optIk
3. Splicing atau penyambungan fiber optik
4. Pergantian, pemasangan, pelepasan, perawatan, dan pengukuran kapasias daya
battery.
5. Sistem back up dan ketenaga listrikan POP.
6. Mengetahui cara kerja layanan Fiberhome G-PON OLT.
7. Penggunaan safety belt dan Alat Pelindung Diri (APD).
8. Cara pemasangan AC
9. System monitoring PDH.
10. Pengecekan link PDH menggunakan alat sistem termonitoring

2.4Masalah Yang dihadapi dan Penanganan Masalah


Dalam melaksanakan PRAKERIN dan penuyusunan laporan, penulis sempat
mengalami beberapa kesulitan diantaranya :

25
 Kurangnya pengetahuan tentang jaringan fiber optik, sehingga saat dilapangan
penulis kurang memahami permasalahan yang sedang dialami.
 Kurangnya pengetahuan tentang cara kerja perangkat-perangkat aktif dan pasif yang
digunakan dalam jaringan fiber optik dan layanan ICON+.
 Saat menyusun laporan, penulis kebingungan akan menanyakan materi yang sesuai
dengan judul.
 Pembelajaran disekolah yang hanya mengenal perangkat berbasis IP. Sedangkan di
perusahaan perangkat yang digunakan berbasis TDM.

Penanganan masalah saat PRAKERIN dan penyusunan laporan dari hal diatas antara
lain :

 Searching materi dari internet tentang jaringan fiber optik kemudian memahami
materi yang didapatkan lalu review ulang dengan bertanya kepada karyawan ICON+.
 Searching materi dari internet tentang perangkat aktif dan pasif jaringan fiber optik
dan layanan ICON+. Serta mempelajari cara kerja perangkat tersebut dan topologi
layanan ICON+. Setelah itu bertanya untuk membuktikan kebenaran materi dari yang
didapatkan.
 Review ulang kegiatan yang sering dilakukan dan paling dipahami ketika PRAKERIN di
ICON+.
 Belajar mengenai perangkat yang berbasis TDM.

BAB 3
Penutup
3.1Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan Praktek Kerja Industri di PT. ICON+ SBU REGIONAL
Bandung, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sumber gangguan pada layanan
IP VPN dapat terjadi pada perangkat converter telways baik di sisi user maupun POP.
Solusi yang diterapkan adalah mengetahui dan mengidentifikasi gangguan yang
terdapat pada converter telways. Jika power mati, hal yang harus dilakukan adalah
melakukan pengecekan pada panel DCPDB, setelah menemukan gangguan kemudian
memperbaiki gangguan tersebut hingga power kembali hidup. Tetapi, Patchcord memiliki
kerentanan gangguan yang cukup tinggi. Sebab, Patchcord memiliki sudut lipatan

26
maximal. Jika gangguan terjadi pada OP Link, hal-hal yang harus dilakukan mulai dari
pengecekan OP Link yang mendapat gangguan, kemudian melakukan pengecekan.
Pengecekan bisa dilakukan dengan mengganti kabel Patchcord, namun jika gangguan
yang teradi putus kabel fiber optik, maka pengecekan gangguan bisa dilakukan dengan
test OTDR untuk mengetahui jarak putus kabel, kemudian melakukan pelaseran
Patchcord untuk menemukan core yang mengalami gangguan di Joint Box. Lalu
melakukan, penyambungan kembali kabel yang putus. Jika TP Link mengalami
gangguan, maka pengecekan bisa dilakukan dengan melalukan crimping ulang kabel
UTP. Jika gangguan tersebut sudah diselesaikan, maka alarm LED akan kembali normal.

3.2Saran
Adapun saran yang penulis berikan baik bagi pihak sekolah maupun DU/DI
diantaranya :

3.2.1 Saran Untuk Sekolah


 Pada semester 1 kelas 11, pelajaran dilakukan secara maksimal dalam 5 Bulan.
Kemudian 1 Bulan terakhir digunakan untuk pematerian awal (1 Minggu 1 Kali)
dari masing-masing pihak industri yang dituju tentang pekerjaan yang biasa
dijalankan.
 Pihak sekolah/kepala program keahlian setidaknya bisa sering membawa
muridnya untuk berkunjung kedunia industri untuk mengadakan seminar.
 Pihak sekolah/guru tidak memberikan tugas sekolah yang berhubungan dengan
mata pelajaran disaat prakerin belum selesai semuanya.
 Jadwal PRAKERIN seharusnya tepat sesuai jadwal yang dicantumkan, supaya jika
ada pemberian tugas mata pelajaran dapat diselesaikan tanpa urusan
PRAKERIN.

3.2.2 Saran Untuk DU/DI


 DU/DI bekerja sama dengan pihak sekolah dan bersedia untuk memberikan
pematerian awal sebelum PRAKERIN dimulai.
 DU/DI memberikan arahan kepada siswa PRAKERIN tentang pekerjaan yang
akan dilakukan jika ada progres ke lapangan.
 DU/DI memberikan waktu untuk melakukan pembuatan laporan PRAKERIN.

27
Daftar Pustaka
1. Sistem Alarm Telways, di akses 16 Januari 2017 09.00 WIB
http://syawalnugrahanto.blogspot.co.id/2013/06/cara-ngecek-link-metro-ethenet-
yang.html
2. Fiber Optik Terminal, di akses 01 Maret 2017 11.00 WIB
http://indonesiaseserebetan.blogspot.co.id/2013/01/fiber-optic-terminal_9083.html
3. Fiber Optik Cable, di akses 01 Maret 2017 11.00 WIB
http://indonesiaseserebetan.blogspot.co.id/2013/01/fiber-optic-cable.html
4. Tentang ICON+, di akses 01 Maret 17 15.00 WIB
http://iconpln.co.id/?profile.html
5. IP VPN, di akses 30 Mar 2017 10.00 WIB
http://www.iconpln.net.id/id/produk/detail/10/ip-vpn
https://ekocandrasasmito.wordpress.com/2012/06/09/produk-layanan-ipvpn-mpls/
6. Pengertian Full Duplex, Half Duplex dan Simplex, diakses 04 April 2017 20.00 WIB
https://yudirestuadi.wordpress.com/2012/06/22/pengertian-simplex-half-duplex-dan-
full-duplex/
7. Cara membaca hasil OTDR, diakses 05 April 2017 10.00 WIB
http://sukkhendro54.blogspot.co.id/2016/03/menggunakan-alat-ukur-otdr.html/

28

Anda mungkin juga menyukai