oleh
Fadhlan Humala Hasibuan
13117148
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, yang membuat penulis dapat menyelesaikan laporan “PENGGUNAAN NODEMCU
UNTUK MEMBACA DATA SERIAL POWER METER BERBASISKAN RS485
MELALUI APLIKASI BLYNK” ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Setelah hampir satu bulan melakukan kerja penulis mendapatkan begitu banyak ilmu dan
pengalaman serta beberapa mentor dan sahabat baru. Laporan ini adalah bentuk formal dari
secuplik ilmu dan pengalaman yang penulis dapatkan selama melaksanakan kerja praktik.
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Kerja
Praktik di Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung. Penulis sadar bahwa
laporan ini selesai dengan bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Orang tua penulis, yang telah mendoakan dan memberikan dukungan agar penulis
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan benar.
2. Bapak Sandro Mihradi sebagai Kaprodi Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung.
3. Seluruh pembimbing pada kegiatan kerja praktik yang telah membantu dan
membimbing saya dalam segala kegiatan kerja praktik.
4. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan laporan ini yang
namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca laporan ini. Semoga ilmu yang terdapat pada laporan ini dapat
bermanfaat bagi kerja praktik terkait maupun sekedar menambah pengetauan pembaca.
Apabila terdapat kesalahan, penulis bersedia berdiskusi dan menerima saran, kritik, serta
masukan dari para pembaca sekalian.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..…………………………………………………….……………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...………....iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………….........v
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………...………………1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………...………...…1
1.2. Tujuan …………………………………………………..……………...…………..2
1.3. Manfaat …………………………….…………………………………...………….2
1.4. Ruang Lingkup…………………………………………………………..…………3
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan..………………...………………….…...……….. 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...…………………………...………...5
2.1. Visi, Misi dan Nilai PT. INALUM.. ………………………………...……………..5
2.2. Makna Logo PT. INALUM…...…………………………………...…..……………6
2.3. Sejarah Singkat PT. INALUM……………………………………………………...7
2.4. Ruang Lingkup PT. INALUM..…………………………...………...……………...8
2.5. Proses Produksi………...……………………………………..………...….……...11
2.6. Fasilitas Pendukung..………………………………………….………..….……...14
2.7. Sertifikat dan Penghargaan…...……………………..…………..………………...15
2.8. Kontribusi Perusahaan..…………………………………………..…….....……....16
BAB III SEKSI SMELTER MAINTENANCE TWO (SMT)…………………..…..…19
3.1.Struktur Organisasi SMT…………………………………………………….…….19
3.2.Uraian Pekerjaan ……………………………………………………….……....….19
BAB IV TUGAS KHUSUS………………….……………………..……...…..………21
4.1. Latar Belakang ……………………………………………..………………......…21
4.2. Hipotesis …………………………………………………..…………………...…22
4.3. Faktor yang Mempengaruhi………….……………………………………....……22
4.4. Analisis……………………………………………………………………….……23
4.4.1. Spesifikasi Power Meter PZEM 016……………………………………….……23
4.4.2. Desain Gateway……………………………………..………………………..…23
ii
4.4.3. Hardware……………………………………………….………………….……24
4.4.4. Program………………………………………………………..…………..……27
4.4.4. Hasil dan Pembahasan……………………….…………………………….……29
4.5. Kesimpulan..………………...………………………………………..………….. 31
4.6. Saran Tindak..………………...……………………………...……….………….. 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………….…32
5.1. Kesimpulan ………………………………………………………………..…...…32
5.2. Saran …………………………………………………..…………………………..32
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...…….33
LAMPIRAN ……………………………………………………………………..…….34
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
pokoknya adalah untuk menjalankan operasi peleburan Aluminium terpadu yang
menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku
kepentingan. Sebagai perusahaan terbesar dalam melakukan produksi dan distribusi
aluminium di Indonesia, PT. INALUM (Persero) memiliki peran sentral untuk memenuhi
kebutuhan dari produsen aluminium, mulai dari peleburan dalam bidang mereduksi
alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai
material utama hingga produksi serta manajemen dan marketingnya.
Dalam hal ini, peserta kerja praktik mempelajari lebih mendalam mengenai produksi
serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. INALUM dengan cara melakukan
observasi dan mempelajari proses dan peralatan yang digunakan oleh PT. INALUM.
1.2. Tujuan
Untuk mendapatkan pengalaman kerja, baik secara teoritis maupun pengalaman
praktik secara langsung selama kerja praktik di PT. INALUM. Juga memenuhi mata
kuliah MS4090 – Kerja Praktik di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung yang
merupakan prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana.
1.3. Manfaat
Kegiatan kerja praktik ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk Mahasiswa:
• Sebagai pelaksanaan mata kuliah wajib Kerja Praktik di Teknik Mesin ITB dan
sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana Teknik Mesin ITB.
• Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu teoritis dibidang Teknik Mesin yang selama
ini telah didapatkan selama masa perkuliahan dan studi literatur.
• Menambah ilmu dan wawasan yang berguna bagi peserta kerja praktik untuk
memasuki dunia kerja dan dunia usaha kelak.
• Dapat mendapatkan pengalaman kerja nyata dari dunia kerja langsung sekaligus
memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya. serta
kemampuan berkomunikasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah (problem
2
solving), team work dan bersosialisasi dengan rekan yang bidangnya berbeda
dalam rangka memberikan bekal di dunia kerja nanti.
• Dapat mengetahui dan menerapkan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan/dilakukan oleh bagian Teknik Mesin, khususnya pada perusahaan
yang bergerak di bidang manufaktur, lebih spesifiknya yaitu pada perusahaan PT.
INALUM.
3
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
• Tanggung Jawab : Kami bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi
terbaik.
• Integritas : Kami menjalankan bisnis dengan integritas.
• Faedah : Kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk
kesejahteraan.
6
2.3. Sejarah Singkat PT. INALUM
PT INALUM (Persero) merupakan perusahaan yang memanfaatkan sungai
Asahan dari Danau Toba di Provinsi Sumatra Utara untuk menghasilkan listrik.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sebelum adanya perusahaan PT INALUM
(Persero), pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mengalami
kegagalan dan akhirnya berhenti, namun setelah berhenti cukup lama akhirnya
pemerintahan Republik Indonesia bertekad melanjutkan pembangunan tersebut.
Tahun 1972, pemerintah Indonesia dibantu oleh Nippon Koei yang merupakan
perusahaan dari Jepang. Nippon Koei ini merupakan sebuah perusahaan
konsultan yang membantu dalam sebuah pengajaran tentang kelayakan
pembangunan PLTA. Pada Tahun 1973, Pemerintah Indonesia melakukan
penawaran satu paket Penanaman Modal Asing untuk membangun pabrik peleburan
alumunium dan PLTA dengan investasi yang sangat besar sehingga tidak ada
yang berminat dengan penawaran tersebut.
Hingga pada tahun 1975 Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan 12
Perusahaan penanam modal Jepang untuk membangun PLTA dan Pabrik Peleburan
Aluminium Asahan dengan menandatangani Perjanjian Induk. Awal mula proyek
tersebut dinamakan dengan Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd. (NAA Co. Ltd)
dengan perbandingan saham sebesar 50% dengan Pemerintah Indonesia. Kemudian
pada tahun 1976 didirikan kantor pusat dengan nama PT Indonesia Asahan
Aluminium (PT INALUM) yang berlokasi di Jakarta.
Pada tanggal 14 Oktober 1982 ekspor perdana produksi PT INALUM pun
dilakukan ke Jepang yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu pengekspor terbesar
aluminium batangan di dunia. PT INALUM (Persero) yang telah didirikan sejak tanggal
6 Januari 1967 masih berstatus sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA)
yang telah menjadi sebuah Perjanjian antara Pemerintahan Republik Indonesia
dengan Konsorsium Investor dari Jepang yang berlaku selama 30 tahun yang terhitung
sejak awal pengoperasian tungku reduksi yakni tanggal 31 Oktober 1983 sampai
dengan 31 Oktober 2013. Hingga akhirnya 4 sejak tanggal 1 November 2013 PT
Inalum (Persero) bisa dimiliki Pemerintah Indonesia, walaupun belum sepenuhnya
7
dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dikarenakan Pemerintah Indonesia harus
mengembalikan modal awal kepada Investor Jepang. Pemerintah Indonesia harus
melakukan negosiasi yang cukup panjang yang diwakili oleh 3 (tiga) Kementrian
Indonesia yakni Kementrian Keuangan, BUMN, dan Perindustrian. Pemerintah
Indonesia akhirnya bisa memiliki sepenuhnya PT INALUM (Persero) dengan
kesepakatan pengembalian modal kepada para Investor Jepang pada tanggal 9
Desember 2013 yang ditandai dengan penandatanganan pengakhiran perjanjian
dimana pemerintah Jepang melakukan penyerahan aset kepada Pemerintah
Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 2013 perusahaan tersebut resmi menjadi
perusahaan BUMN dengan nama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
Setelah berstatus perusahaan BUMN, maka perusahaan berkewajiban untuk membuat
peraturan dan kebijakan yang sesuai dengan perundang – undangan.
8
Pabrik peleburan aluminium PT. INALUM terletak di atas area 200 hektar di
Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Pabrik tersebut
memiliki kapasitas sebesar 250.000 ton aluminium per tahun.
Secara garis besar pabrik peleburan tersebut terdiri atas 3 unit pabrik yang
bekerja secara kontinu. Ketiga pabrik tersebut adalah :
• Pabrik Karbon (Carbon Plant)
Pabrik karbon adalah unit yang memproduksi blok anoda yang digunakan
dalam proses elektrolisis pada pabrik reduksi. Bagian ini terdiri dari 3
bagian, yaitu bagian karbon mentah (Anode Green Plant), bagian
pemanggangan anoda (Anode Baking Plant) dan bagian pangkaian (Anode
Rodding Plant).
• Pabrik Reduksi (Reduction Plant)
Pabrik reduksi merupakan pabrik yang melakukan proses elektrolisis dan
reaksi reduksi pada alumina (Al2O3) untuk menghasilkan aluminium cair.
Reaksi tersebut dilakukan di dalam alat bernama pot. Pada pabrik ini terdapat
510 pot bertipe Prebaked Anode Furnaces (PAF) dengan spesifikasi arus 190
kA – 210 kA dan tegangan listrik sebesar 4,3 V.
• Pabrik Pencetakan (Casting Plant)
Pada pabrik ini terjadi proses pencetakan aluminium cair menjadi
aluminium ingot, aluminium alloy, dan aluminium billet. Pada pabrik ini
terdapat 10 tungku yang dibagi menjadi 1 unit Melting Furnace dan 9 unit
Holding Furnace.
Untuk proses pencetakan terdapat 7 unit mesin casting Al Ingot
berkapasitas 13 ton/jam, 1 unit mesin casting Al billet berkapasitas 20
ton/siklus, dan 1 unit VDC Al Alloy berkapasitas 30 ton/ jam.
9
2.4.2. Pembangkit Listrik Tenaga Air (INALUM Power Plant) Paritohan
10
Tangga memiliki 4 unit Generator. Total kapasitas tetap dari keempat
generator tersebut adalah 223 MW. Tipe bendungan ini adalah beton massa
berbentuk busur dengan ketinggian 82 meter.
Tenaga listrik dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga
akan dialirkan ke Kuala Tanjung dengan jaringan transmisi yang memiliki
panjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV.
Kemudian listrik akan dialirkan melalui gardu induk Kuala Tanjung dengan
tegangan yang diturunkan menjadi 33 KV. Dari situ selanjutnya disalurkan ke
tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya. Setiap gedung tungku
reduksi terdapat 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.
Adapun kelebihan dari tenaga listrik ini akan diserahkan kepada pemerintah
yaitu melalui PLN yang akan didistribusikan kepada masyarakat.
11
2.5.1. Proses Produksi Anoda
• Produksi anoda dimulai pada pabrik karbon mentah (green plant) dengan
menggunakan bahan mentah CPC (Calcined Petroleum Coke) dan CTP (Coal
Tar Pitch) menggunakan mesin Ko-kneader sehingga menghasilkan green
block.
12
2.5.2. Proses Peleburan dan Pencetakan Aluminium
• Alumina (Al2O3) dari silo kemudian dialirkan menuju dry scrubber system
untuk direakasikan dengan gas HF. Gas HF tersebut berasal dari hasil reaksi
elektrolisis alumina di dalam pot.
13
• Aluminium cair dari pabrik reduksi kemudian diletakkan pada Holding
Furnace (30-40 ton/siklus). Pada holding furnace dilakukan skimming untuk
memisahkan dross dari aluminium cair. Alumunium cair kemudian
dituangkan kepada cetakan sesuai dengan kategori aluminium, baik itu ingot,
alloy maupun billet. Setelah itu alumunium yang telah dicetak disusun oleh
robot dan kemudian ditimbang dan akhirnya disimpan pada gudang
penyimpanan.
14
produksi PT INALUM (Persero). Sedangkan dermaga C sudah diserahkan kepada
pemerintah pada tanggal 24 April 1984 untuk keperluan umum yang dapat disandari
oleh kapal dengan bobot 3.000 DWT.
• Perumahan Karyawan
PT INALUM (Persero) membangun perumahan yang disediakan untuk karyawan
yang dibangun diatas tanah seluas 200 ha di Tanjung Gading. Terdiri dari 1340 unit
rumah untuk karyawan yang sudah berkeluarga dan 7 asrama untuk karyawan yang
masih lajang. Perusahaan juga membangun fasilitas akomodasi bagi karyawan di
Paritohan di atas tanah seluas 80 ha.
• Jalan
Perusahaan melakukan perbaikan terhadap jalan dekat kawasan PT INALUM
(Persero) terutama jalan penghubung antara pemukiman karyawan di Tanjung
Gading dengan pabrik di Kuala Tanjung yang berjarak 16 km. Selain itu juga
melakukan perbaikan terhadap jembatan-jembatan yang sudah tua dan rapuh di dekat
proyek agar dapat digunakan oleh masyarakat sekitar.
15
tahun 2005 & 2008 (Sertifikat No. : 00351/SE/2004 & No.:00351/SE/2007 untuk
PLTA dan Sertifikat No.: 00352/SE/2004 & No.:00352/SE/2007 untuk pabrik
peleburan ) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
• Program Penelitian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)
PT. INALUM telah mendapatkan tiga kali peringkat BIRU dalam PROPER,
sebuah program untuk kinerja Perusahaan dalam melestarikan lingkungan yaitu pada
tahun 2004, 2005 dan 2008 oleh Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.
• Penghargaan Syahwali
Perusahaan juga telah menerima Syahwali Awards tentang Pengusaha Ramah
Lingkungan pada 13 November 1992 dari Pusat Pengelolaan dan Informasi
Lingkungan Indonesia (IEMIC).
• International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code
Untuk memastikan keamanan di pelabuhan INALUM, INALUM menerima
sertifikasi ISPS Code pada tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.
16
Gambar 2.10 Sekolah Mitra INALUM
17
berupaya untuk melestarikan budaya bangsa. Hal ini dilakukan melalui Festival
budaya yang dilakukan setiap tahunnya.
• Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang telah dibangun PT INALUM (Persero) yang paling nyata
dan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar adalah Access
Road (Jalan Penghubung) yang telah dibangun oleh PT INALUM di kedua Pabrik,
Pabrik Peleburan Aluminium dan PLTA.
Selain itu,Perusahaan juga membangun jalan-jalan alternatif dan jembatan yang
menghubungkan beberapa wilayah yang terisolir.Akibatnya, pertumbuhan ekonomi
di sekitar PT INALUM (Persero) berkembang dengan pesat. Banyak sekali
bermunculan Perusahaan-perusahaan lain dan usaha-usaha kerakyatan di sekitar
Perusahaan.
Perusahaan juga membangun sarana umum lainnya seperti sumur bor, jalan
lingkar, Posyandu, Balai Umum, dan lain sebagainya.
18
BAB III
SEKSI SMELTER MAINTENANCE TWO (SMT)
19
• Main fan
• Filtering system
• Reactor
• Perlengkapan pendukung lainnya
3. Bagian Pemeliharaan Tungku Reduksi
• Tungku reduksi dibagian A
• Tungku reduksi dibagian B
• Tungku reduksi dibagian C
• Perlengkapan pendukung lainnya
4. Bagian pemeliharaan Refactory Material (RM)
• Baking furnace (di Baking Plant)
• Holding & Melting Furnace (di Casting plant)
• Induction & Holding Furnace (di Rodding Plant)
5. Bagian pemeliharaan Pot Reconstruction (PR)
• Pot Reconstruction Brick
• Pot Reconstruction Mechanical
• Perlengkapan pendukung lainnya
6. Bagian pemeliharaan Anode Changing Crane
7. Bagian Pemeliharaan Ladle Cleaning
• Ladle Cleaning Shop
• Lining Material Shop
20
BAB IV
PENGGUNAAN NODEMCU UNTUK MEMBACA DATA SERIAL
POWER METER BERBASISKAN RS485 MELALUI APLIKASI
BLYNK
21
maintenance dapat memantau penggunaan energi listrik dari suatu sistem yang berjalan.
Penulis juga menggunakan aplikasi Blynk pada smartphone Android sebagai platform
IoT (Internet of Things) untuk menampilkan data yang dibaca. Namun karena kondisi
praktik kerja lapangan yang jarak jauh, pada tugas ini penulis menggunakan power meter
yang berbeda dari PM800 namun masih menggunakan port komunikasi RS485 yaitu
power meter PZEM-016.
4.2. Hipotesis
• Mikrokontroler dengan converter RS485 to serial dapat digunakan untuk
membaca data serial TTL dengan protokol Modbus.
• Modul ESP 8266 Node MCU dapat digunakan sebagai gateway menuju server
Blynk.
• Aplikasi Blynk dapat digunakan untuk menampilkan data yang telah dibaca
dengan protokol Modbus RTU.
22
4.4. Analisis
4.4.1. Spesifikasi Power Meter PZEM 016
Spesifikasi Power Meter [3]
• Measurement lines : Single-Phase 2-wires
• Measurement items : Voltage, Current, Active Power, Power Factor,
Frequency, Active Energy, Energy Reset
• Range and resolution : Voltage (80~260 V; 0.1 V)
Current (0~100 A; 0.001 A)
Power (0~23 kW; 0.1 W)
Power Factor (0~1; 0.01)
Frequency (45~65 Hz; 0.1 Hz)
Energy (0~9999.99 kWh; 1Wh)
• Accuracy : 0.5%
• Interface : RS485
23
4.4.3. Hardware
Converter RS485 to TTL berguna untuk mengkonversi data dari komunikasi
serial RS485 menjadi data serial untuk komunikasi serial TTL. Desain pada
modul perangkat converter RS485 to TTL yang digunakan pada sistem ini
menggunakan basis dari IC MAX485. Data serial dapat ditransmisikan dalam
dua arah dalam bentuk data serial half duplex dimana komunikasi tidak terjadi
secara bersamaan melalui pin Driver dan Receiver. [4]
Spesifikasi modul converter RS485 to TTL :
• Chipset : MAX485
• Working Voltage :5V
• Rated current : 300 μA
• Max Transmission Rate : 2.5 Mbps
• 4-pin for RS485 and Power
• 4-pin for DI (Driver in), DE (Driver Enable), RE (Receiver Enable), RO
(Receiver Out) signals
24
• Clock Speed : 80 MHz
• USB to Serial : CP340G
• USB Connector : Micro USB
• Working Voltage : 3.3 V
• Input Voltage : 4.5 V-10 V
• Flash Memory/SRAM : 4 MB / 64 KB
• WiFi : 802.11 b/g/n
• Pins : 11 Digital I/O pins, 1 analog in pin
25
Gambar 4.6 menunjukkan pemasangan kabel sesuai dengan skema di atas.
PZEM 016 dirangkai secara paralel dengan beban listrik yang diukur. Untuk
pengukuran arus dapat menggunakan Current Transformator (CT) yang tersedia.
Untuk memudahkan pemasangan kabel, pada sistem ini digunakan NodeMCU
Base.
Pemasangan kabel dari converter RS485 to TTL adalah sebagai berikut :
• Pin A menuju terminal A PZEM 016
• Pin B menuju terminal B PZEM 016
• Vcc menuju 5V+ pada NodeMCU Base
• Gnd menuju Ground pada NodeMCU Base
• RO menuju Rx NodeMCU
• DI menuju Tx NodeMCU
• RE menuju pin D5 Node MCU
• DE menuju pin D6 Node MCU
26
4.4.4. Program
27
Fungsi setup () merupakan fungsi dasar yang terdapat pada Arduino IDE yang
dieksekusi sekali saat program berjalan. Dalam fungsi setup() terdapat beberapa
fungsi dari dari library ModbusMaster yang digunakan untuk komunikasi melalui
protokol Modbus RTU menuju power meter, fungsi dari library Blynk untuk SSID
dan password wifi, serta definisi pin “DE” dan “RE” sebagai output dari
MAX485.
Pada fungsi loop() terjadi pembacaan data register dari PZEM016 dan
melakukan virtual write kepada pin virtual di server Blynk. Reg Metode loop
yang dipakai adalah menggunakan millis agar delay yang didapatkan setiap write
pada server Blynk sesuai dengan delay pada aplikasi Blynk yaitu 1000 ms.
Pada aplikasi Blynk di smartphone dilakukan pembuatan project baru dengan
menggunakan NodeMCU. Untuk menampilkan data dari program, digunakan
virtual pin pada widget yang digunakan. Pada kasus ini, penulis menggunakan
susunan pin sebagai berikut.
• Virtual pin V0 = Nilai Tegangan
• Virtual pin V1 = Nilai Arus
• Virtual pin V2 = Nilai Daya
• Virtual pin V3 = Nilai Energi
Gambar 4.8 Tampilan Awal, Widget, dan Virtual Pin Aplikasi Blynk
28
4.4.5. Hasil dan Pembahasan
29
ketidaktepatan tersebut sangat kecil dibandingkan nilai daya yaitu sekitar 0,95%.
Untuk nilai energi listrik (garis merah) yang terpakai selama satu jam adalah
sebesar 5 Wh. Pada perhitungan energi pada power meter terdapat resolusi
pengukuran energi sebesar 1 Wh sehingga kemungkinan terjadi pembulatan
keatas pada pengukuran dengan beban rendah seperti lampu.
Pengujian selanjutnya adalah untuk mengetahui respon secara real time oleh
sistem ini. Pengujian respon dilihat dari waktu delay perubahan daya dengan cara
mematikan lampu dibandingkan dengan tampilan di aplikasi Blynk. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan koneksi seluler 4G pada smartphone dan dengan
peralatan gateway terletak satu ruangan dengan WiFi 10 MBps. Berdasarkan 10
kali hasil percobaan didapatkan jeda waktu antara beban dan aplikasi Blynk di
antara 3 detik sampai 4 detik dengan rata-rata 3,48 detik secara keseluruhan.
30
4.4. Kesimpulan
Setelah membuat dan melakukan percobaan pada power meter PZEM 016 dapat
disimpulkan :
• Gateway berupa NodeMCU dan converter RS485 yang telah dibuat dapat
digunakan untuk membaca data dari power meter dengan cukup presisi sampai
0,95% rentang dari pengukuran daya lampu 5W.
• Aplikasi Blynk dapat digunakan untuk menampilkan data yang telah dibaca
dengan protokol Modbus RTU dengan jeda waktu rata-rata 3,48 detik.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan secara WFH (Work From Home)
di seksi SMT Pabrik Peleburan PT. INALUM (Persero) Kuala Tanjung, penulis dapat
menyimpulkan :
• PT. INALUM merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi alumunium
ingot, billet, dan alloy dari bahan dasar alumina. Peleburan aluminium di pabrik
peleburan PT. INALUM dilakukan dengan proses Hall-Heroult yang merupakan
proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
Al2O3 + 3C -> 4Al + 3CO2
Proses elektrolisis tersebut dilakukan di dalam pot (tungku) dengan arus 190 kA
– 210 kA dan tegangan listrik sebesar 4,3 V bersama dengan anoda karbon,
cryolite dan aluminium fluoride. Kemudian dilakukan casting menggunakan
cetakan pada pabrik casting.
• Maintenance yang dilakukan pada seksi SMT PT. INALUM merupakan tipe
preventive maintenance. Tipe tersebut merupakan aktivitas maintenance yang
terdiri dari pengecekan dan penggantian berkala bagian dari peralatan pabrik
untuk mempertahankan kondisi operasional. Seksi maintenance di PT. INALUM
sekarang secara perlahan sedang bergerak menuju predictive maintenance dimana
perawatan yang dapat memprediksi kapan sebaiknya peralatan diperbaiki.
5.2. Saran
Saran untuk kegiatan praktik kerja lapangan kedepannya :
• Kegiatan PKL secara dari rumah dapat lebih efektif lagi tercapai tujuannya
dengan melaksanakan kunjungan industri walaupun tidak banyak.
• Mungkin lebih baik jika mentor tiap seksi ditambah lagi karena mentor yang
hanya satu sepertinya cukup kesulitan untuk mengakomodasi topik tugas khusus.
• Peserta PKL di PT. INALUM dapat lebih antusias dan inisiatif untuk bertanya
mengenai perihal kegiatan yang ada di pabrik.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
PZEM 016 Manual
34
35
Program pada NodeMCU
[code]
#define BLYNK_PRINT Serial // Untuk write data ke server Blynk
#include <ESP8266WiFi.h> // ESP8266 library
#include <BlynkSimpleEsp8266.h> // Blynk library
void setup()
{
/* General*/
Serial.begin(9600);
Serial.swap();
Blynk.begin(auth, ssid, pass); //koneksi blynk
delay(1000);
void loop()
36
{
/* 0- General */
Serial.swap(); /* tukar Tx dan Rx pada modul PZEM*/
Blynk.run(); /* mulai komunikasi server blynk dan nodemcu */
if (pzemSlaveAddr==2)
/*cek apakah bisa baca modbus*/
{
}
}
else
{
}
startMillisPZEM = currentMillisPZEM ;
/* reset timer millis */
}
37
currentMillisReadData = millis();
/* hitung waktu millis waktu kirim datake server blynk*/
if (currentMillisReadData - startMillisReadData >= periodReadData)
/* loop*/
{
Blynk.virtualWrite(V0,PZEMVoltage);
// kirim data ke blynk melalui virtual pin
Blynk.virtualWrite(V1,PZEMCurrent);
Blynk.virtualWrite(V2,PZEMPower);
Blynk.virtualWrite(V3,PZEMEnergy);
Blynk.virtualWrite(V4,PZEMPf);
Blynk.virtualWrite(V5,PZEMHz);
startMillisReadData = currentMillisReadData ;
/* reset timer millis */
}
void preTransmission()
/* pretransmission*/
{
digitalWrite(MAX485_RE, 1);
/* RE Pin high*/
digitalWrite(MAX485_DE, 1);
/* DE Pin high*/
delay(1);
// kedua high menjadi mode transmit
void postTransmission()
/* post transmission*/
{
delay(3);
// ketika keduanya low, mode receive
digitalWrite(MAX485_RE, 0);
/* RE Pin low*/
digitalWrite(MAX485_DE, 0);
/* DE Pin low*/
}
38
Serial.write(slaveAddr); /* kirim address
dalam 8 bit*/
Serial.write(resetCommand); /* kirim reset
command 0x42 */
Serial.write(lowByte(u16CRC)); /* kirim CRC low
byte bagian awal */
Serial.write(highByte(u16CRC)); /* kirim CRC high
byte bagian akhir */
delay(10);
postTransmission(); /* triggerpost
transmission*/
delay(100);
}
}
delay(10);
postTransmission(); /* triggerpost
transmission*/
delay(100);
while (Serial.available())
{
}
}
[/code]
39