Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PENGGUNAAN NODEMCU UNTUK MEMBACA DATA SERIAL


POWER METER BERBASISKAN RS485 MELALUI APLIKASI
BLYNK

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah

MS4090 Kerja Praktik

oleh
Fadhlan Humala Hasibuan
13117148

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, yang membuat penulis dapat menyelesaikan laporan “PENGGUNAAN NODEMCU
UNTUK MEMBACA DATA SERIAL POWER METER BERBASISKAN RS485
MELALUI APLIKASI BLYNK” ini sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Setelah hampir satu bulan melakukan kerja penulis mendapatkan begitu banyak ilmu dan
pengalaman serta beberapa mentor dan sahabat baru. Laporan ini adalah bentuk formal dari
secuplik ilmu dan pengalaman yang penulis dapatkan selama melaksanakan kerja praktik.
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Kerja
Praktik di Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung. Penulis sadar bahwa
laporan ini selesai dengan bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Orang tua penulis, yang telah mendoakan dan memberikan dukungan agar penulis
dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan benar.
2. Bapak Sandro Mihradi sebagai Kaprodi Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung.
3. Seluruh pembimbing pada kegiatan kerja praktik yang telah membantu dan
membimbing saya dalam segala kegiatan kerja praktik.
4. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penulisan laporan ini yang
namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca laporan ini. Semoga ilmu yang terdapat pada laporan ini dapat
bermanfaat bagi kerja praktik terkait maupun sekedar menambah pengetauan pembaca.
Apabila terdapat kesalahan, penulis bersedia berdiskusi dan menerima saran, kritik, serta
masukan dari para pembaca sekalian.

Medan, Agustus 2020

Fadhlan Humala Hasibuan

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..…………………………………………………….……………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...………....iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………….........v
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………...………………1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………...………...…1
1.2. Tujuan …………………………………………………..……………...…………..2
1.3. Manfaat …………………………….…………………………………...………….2
1.4. Ruang Lingkup…………………………………………………………..…………3
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan..………………...………………….…...……….. 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...…………………………...………...5
2.1. Visi, Misi dan Nilai PT. INALUM.. ………………………………...……………..5
2.2. Makna Logo PT. INALUM…...…………………………………...…..……………6
2.3. Sejarah Singkat PT. INALUM……………………………………………………...7
2.4. Ruang Lingkup PT. INALUM..…………………………...………...……………...8
2.5. Proses Produksi………...……………………………………..………...….……...11
2.6. Fasilitas Pendukung..………………………………………….………..….……...14
2.7. Sertifikat dan Penghargaan…...……………………..…………..………………...15
2.8. Kontribusi Perusahaan..…………………………………………..…….....……....16
BAB III SEKSI SMELTER MAINTENANCE TWO (SMT)…………………..…..…19
3.1.Struktur Organisasi SMT…………………………………………………….…….19
3.2.Uraian Pekerjaan ……………………………………………………….……....….19
BAB IV TUGAS KHUSUS………………….……………………..……...…..………21
4.1. Latar Belakang ……………………………………………..………………......…21
4.2. Hipotesis …………………………………………………..…………………...…22
4.3. Faktor yang Mempengaruhi………….……………………………………....……22
4.4. Analisis……………………………………………………………………….……23
4.4.1. Spesifikasi Power Meter PZEM 016……………………………………….……23
4.4.2. Desain Gateway……………………………………..………………………..…23

ii
4.4.3. Hardware……………………………………………….………………….……24
4.4.4. Program………………………………………………………..…………..……27
4.4.4. Hasil dan Pembahasan……………………….…………………………….……29
4.5. Kesimpulan..………………...………………………………………..………….. 31
4.6. Saran Tindak..………………...……………………………...……….………….. 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………….…32
5.1. Kesimpulan ………………………………………………………………..…...…32
5.2. Saran …………………………………………………..…………………………..32
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...…….33
LAMPIRAN ……………………………………………………………………..…….34

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT. INALUM 6


Gambar 2.2 Pabrik Peleburan Aluminium 8
Gambar 2.3 Skematik PLTA PT. INALUM 10
Gambar 2.4 Alur Produksi Aluminium di PT. INALUM 11
Gambar 2.5 Mesin Ko-kneader dan green block 12
Gambar 2.6 Proses Assembly Anoda 12
Gambar 2.7 Proses Dry Scrubbing 13
Gambar 2.8 Reaksi Elektrolisis Pada Pot 13
Gambar 2.8 Alur Proses Casting Aluminium 14
Gambar 2.9 Sekolah Mitra INALUM 17
Gambar 4.1 Power Meter PZEM-016 [3] 23
Gambar 4.2 Modul converter RS485 to TTL MAX485 [4] 24
Gambar 4.3 NodeMCU Lolin ESP8266 [5] 25
Gambar 4.4 Diagram koneksi pada Gateway 25
Gambar 4.5 Wiring gateway pada power meter 26
Gambar 4.6 Arduino IDE dengan program yang digunakan 27
Gambar 4.7 Diagram Alir program utama dan Fungsi Loop() 27
Gambar 4.8 Tampilan Awal, Widget, dan Virtual Pin Aplikasi Blynk 28
Gambar 4.9 Setup Pengujian 29
Gambar 4.10 Pengujian menggunakan Lampu LED 5W 29
Gambar 4.11 Pengujian respon daya saat lampu dimatikan 30

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Spesifikasi baking plant PT. INALUM 12

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program Studi Teknik Mesin ITB merupakan salah satu program studi yang
menitikberatkan pada keilmuan tentang kinematika, dinamika, serta kendali pada suatu
sistem mekanikal. Dalam hal ini, Program Studi Teknik Mesin ITB sebagai bagian dari
sistem pendidikan perguruan tinggi di Indonesia memiliki tujuan untuk menghasilkan
lulusan sarjana Teknik Mesin dengan kualitas yang mampu bersaing di dunia kerja di
masa mendatang sehingga profil mahasiswanya dapat menghasilkan lulusan yang
berkompeten di dunia kerja. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan tersebut,
Program Studi Teknik Mesin ITB membekali setiap mahasiswanya dengan teori dan
praktik dalam kegiatan perkuliahan yang diberikan selama tahun ajaran yang telah
ditentukan.
Selama masa perkuliahan yang telah dijalani dalam waktu yang mendekati enam
semester, sebagian besar ilmu dalam Teknik Mesin ITB yang didapatkan hanya bersifat
teoritis. Akan tetapi pengaplikasian ilmu-ilmu teoritis tersebut dirasa perlu untuk
mengetahui kondisi permasalahan yang ada secara nyata. Upaya untuk melengkapi
kebutuhan ilmu yang disertai dengan pengalaman dan praktik dapat dilakukan dalam
tahap Sarjana Muda yang tertuang dalam kerja praktik. Kerja praktik memiliki
penekanan dalam hal studi kasus. Dalam studi kasus tersebut, mahasiswa yang
melakukan kerja praktik dapat belajar mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan
dari keadaan yang nyata pada industri yang dikaitkan dengan ilmu dan teoritis yang
diperoleh selama perkuliahan atau studi literatur.
Salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia saat ini adalah PT. Indonesia
Asahan Aluminium (Persero) yang merupakan BUMN pertama dan terbesar Indonesia
yang bergerak dibidang peleburan Aluminium. PT. Indonesia Asahan Aluminium
(Persero) atau yang dikenal juga dengan INALUM, merupakan pelopor pengusahaan
peleburan logam secara komersial di Indonesia bermula sejak tahun 1976. Tugas

1
pokoknya adalah untuk menjalankan operasi peleburan Aluminium terpadu yang
menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku
kepentingan. Sebagai perusahaan terbesar dalam melakukan produksi dan distribusi
aluminium di Indonesia, PT. INALUM (Persero) memiliki peran sentral untuk memenuhi
kebutuhan dari produsen aluminium, mulai dari peleburan dalam bidang mereduksi
alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai
material utama hingga produksi serta manajemen dan marketingnya.
Dalam hal ini, peserta kerja praktik mempelajari lebih mendalam mengenai produksi
serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. INALUM dengan cara melakukan
observasi dan mempelajari proses dan peralatan yang digunakan oleh PT. INALUM.

1.2. Tujuan
Untuk mendapatkan pengalaman kerja, baik secara teoritis maupun pengalaman
praktik secara langsung selama kerja praktik di PT. INALUM. Juga memenuhi mata
kuliah MS4090 – Kerja Praktik di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung yang
merupakan prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana.

1.3. Manfaat
Kegiatan kerja praktik ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk Mahasiswa:
• Sebagai pelaksanaan mata kuliah wajib Kerja Praktik di Teknik Mesin ITB dan
sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana Teknik Mesin ITB.
• Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu teoritis dibidang Teknik Mesin yang selama
ini telah didapatkan selama masa perkuliahan dan studi literatur.
• Menambah ilmu dan wawasan yang berguna bagi peserta kerja praktik untuk
memasuki dunia kerja dan dunia usaha kelak.
• Dapat mendapatkan pengalaman kerja nyata dari dunia kerja langsung sekaligus
memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya. serta
kemampuan berkomunikasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah (problem

2
solving), team work dan bersosialisasi dengan rekan yang bidangnya berbeda
dalam rangka memberikan bekal di dunia kerja nanti.
• Dapat mengetahui dan menerapkan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan/dilakukan oleh bagian Teknik Mesin, khususnya pada perusahaan
yang bergerak di bidang manufaktur, lebih spesifiknya yaitu pada perusahaan PT.
INALUM.

Untuk PT. INALUM:


• Mendapatkan evaluasi dan saran dari mahasiswa peserta kerja praktik yang
mungkin dapat berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh
perusahaan sesuai bidang keilmuan Teknik Mesin yang dimiliki oleh mahasiswa
peserta kerja praktik.
• Sebagai salah satu sarana pertimbangan bagi PT. INALUM dalam hal penilaian
kualitas mahasiswa yang pada akhirnya berhubungan dengan penerimaan tenaga
kerja baru yang baru lulus (fresh graduate).
• Turut serta menyukseskan program pemerintah dalam bidang pendidikan dan
ketenagakerjaan.

1.4. Ruang Lingkup


Dalam penulisan Laporan Kerja Praktik ini penulis membatasi ruang lingkup masalah
yang akan dibahas, agar pembahasan lebih terarah dan jelas. Masalah yang akan dibahas
yaitu:
Sistematika penulisan dari laporan Kerja Praktik ini adalah:
a) BAB I membahas tentang pendahuluan.
b) BAB II membahas tentang gambaran umum Perusahaan.
c) BAB III membahas tentang organisasi seksi SMT (Smelter Maintenance Two).
d) BAB IV membahas tentang tugas khusus yang dilakukan selama kerja praktik.
e) BAB V membahas tentang kesimpulan dan saran keberjalanan kerja praktik.

3
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1.5.1. Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan kerja praktik ini berlangsung selama satu bulan di
lingkungan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dalam kurun waktu
antara 06 Juli 2020 sampai 14 Agustus 2020.

1.5.2. Tempat Pelaksanaan


Kegiatan kerja praktik dilakukan pada seksi pemeliharaan pabrik reduksi atau
disebut juga seksi SMT (Smelter Maintenance Two) PT. INALUM.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Visi, Misi dan Nilai PT. INALUM

2.1.1. Visi PT. INALUM


Menjadi perusahaan global terkemuka berbasis aluminium terpadu ramah
lingkungan.

2.1.2. Misi PT. INALUM


• Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan,
aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku
kepentingan.
• Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional
melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha berkesinambungan.
• Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat sekitar melalui Corporate
Social Responsibility (CSR) yang tepat, dan Program Kemitraan dan
Pengembangan Masyarakat (PCDP / "PKBL").
• Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan
untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.

2.1.3. Nilai PT. INALUM


• Profesional : Kami bekerja secara profesional dengan menerapkan praktik
bisnis terbaik.
• Pengembangan : Kami tumbuh menjadi besar melalui pengembangan
berkesinambungan.
• Kerjasama : Kami tangguh melampaui harapan melalui kerjasama yang
sinergi.

5
• Tanggung Jawab : Kami bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi
terbaik.
• Integritas : Kami menjalankan bisnis dengan integritas.
• Faedah : Kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk
kesejahteraan.

2.2. Makna Logo PT. INALUM

Gambar 2.1 Logo PT. INALUM

6
2.3. Sejarah Singkat PT. INALUM
PT INALUM (Persero) merupakan perusahaan yang memanfaatkan sungai
Asahan dari Danau Toba di Provinsi Sumatra Utara untuk menghasilkan listrik.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sebelum adanya perusahaan PT INALUM
(Persero), pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mengalami
kegagalan dan akhirnya berhenti, namun setelah berhenti cukup lama akhirnya
pemerintahan Republik Indonesia bertekad melanjutkan pembangunan tersebut.
Tahun 1972, pemerintah Indonesia dibantu oleh Nippon Koei yang merupakan
perusahaan dari Jepang. Nippon Koei ini merupakan sebuah perusahaan
konsultan yang membantu dalam sebuah pengajaran tentang kelayakan
pembangunan PLTA. Pada Tahun 1973, Pemerintah Indonesia melakukan
penawaran satu paket Penanaman Modal Asing untuk membangun pabrik peleburan
alumunium dan PLTA dengan investasi yang sangat besar sehingga tidak ada
yang berminat dengan penawaran tersebut.
Hingga pada tahun 1975 Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan 12
Perusahaan penanam modal Jepang untuk membangun PLTA dan Pabrik Peleburan
Aluminium Asahan dengan menandatangani Perjanjian Induk. Awal mula proyek
tersebut dinamakan dengan Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd. (NAA Co. Ltd)
dengan perbandingan saham sebesar 50% dengan Pemerintah Indonesia. Kemudian
pada tahun 1976 didirikan kantor pusat dengan nama PT Indonesia Asahan
Aluminium (PT INALUM) yang berlokasi di Jakarta.
Pada tanggal 14 Oktober 1982 ekspor perdana produksi PT INALUM pun
dilakukan ke Jepang yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu pengekspor terbesar
aluminium batangan di dunia. PT INALUM (Persero) yang telah didirikan sejak tanggal
6 Januari 1967 masih berstatus sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA)
yang telah menjadi sebuah Perjanjian antara Pemerintahan Republik Indonesia
dengan Konsorsium Investor dari Jepang yang berlaku selama 30 tahun yang terhitung
sejak awal pengoperasian tungku reduksi yakni tanggal 31 Oktober 1983 sampai
dengan 31 Oktober 2013. Hingga akhirnya 4 sejak tanggal 1 November 2013 PT
Inalum (Persero) bisa dimiliki Pemerintah Indonesia, walaupun belum sepenuhnya

7
dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dikarenakan Pemerintah Indonesia harus
mengembalikan modal awal kepada Investor Jepang. Pemerintah Indonesia harus
melakukan negosiasi yang cukup panjang yang diwakili oleh 3 (tiga) Kementrian
Indonesia yakni Kementrian Keuangan, BUMN, dan Perindustrian. Pemerintah
Indonesia akhirnya bisa memiliki sepenuhnya PT INALUM (Persero) dengan
kesepakatan pengembalian modal kepada para Investor Jepang pada tanggal 9
Desember 2013 yang ditandai dengan penandatanganan pengakhiran perjanjian
dimana pemerintah Jepang melakukan penyerahan aset kepada Pemerintah
Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 2013 perusahaan tersebut resmi menjadi
perusahaan BUMN dengan nama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
Setelah berstatus perusahaan BUMN, maka perusahaan berkewajiban untuk membuat
peraturan dan kebijakan yang sesuai dengan perundang – undangan.

2.4. Ruang Lingkup PT. INALUM


2.4.1. Pabrik Peleburan (INALUM Smelter Plant) Kuala Tanjung

Gambar 2.2 Pabrik Peleburan Aluminium

8
Pabrik peleburan aluminium PT. INALUM terletak di atas area 200 hektar di
Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Pabrik tersebut
memiliki kapasitas sebesar 250.000 ton aluminium per tahun.
Secara garis besar pabrik peleburan tersebut terdiri atas 3 unit pabrik yang
bekerja secara kontinu. Ketiga pabrik tersebut adalah :
• Pabrik Karbon (Carbon Plant)
Pabrik karbon adalah unit yang memproduksi blok anoda yang digunakan
dalam proses elektrolisis pada pabrik reduksi. Bagian ini terdiri dari 3
bagian, yaitu bagian karbon mentah (Anode Green Plant), bagian
pemanggangan anoda (Anode Baking Plant) dan bagian pangkaian (Anode
Rodding Plant).
• Pabrik Reduksi (Reduction Plant)
Pabrik reduksi merupakan pabrik yang melakukan proses elektrolisis dan
reaksi reduksi pada alumina (Al2O3) untuk menghasilkan aluminium cair.
Reaksi tersebut dilakukan di dalam alat bernama pot. Pada pabrik ini terdapat
510 pot bertipe Prebaked Anode Furnaces (PAF) dengan spesifikasi arus 190
kA – 210 kA dan tegangan listrik sebesar 4,3 V.
• Pabrik Pencetakan (Casting Plant)
Pada pabrik ini terjadi proses pencetakan aluminium cair menjadi
aluminium ingot, aluminium alloy, dan aluminium billet. Pada pabrik ini
terdapat 10 tungku yang dibagi menjadi 1 unit Melting Furnace dan 9 unit
Holding Furnace.
Untuk proses pencetakan terdapat 7 unit mesin casting Al Ingot
berkapasitas 13 ton/jam, 1 unit mesin casting Al billet berkapasitas 20
ton/siklus, dan 1 unit VDC Al Alloy berkapasitas 30 ton/ jam.

9
2.4.2. Pembangkit Listrik Tenaga Air (INALUM Power Plant) Paritohan

Gambar 2.3 Skematik PLTA PT. INALUM


Proses peleburan aluminium memerlukan 14.000 kWh energi listrik untuk
satu ton aluminium. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut, PT. INALUM
memiliki 3 buah bendungan dan dua PLTA dengan total kapasitas maksimum
sebesar 603 MW yang memanfaatkan aliran Sungai Asahan dari Danau Toba.
Kedua PLTA tersebut adalah :
• PLTA Siguragura
Bendungan Penadah Air Siguragura (Siguragura Intake Dam) yang
terletak di Simorea dan berfungsi sebagai sumber air yang stabil untuk stasiun
pembangkit listrik Siguragura. Air yang ditampung di bendungan ini
dipergunakan di Stasiun pembangkit listrik Siguragura (Siguragura Power
Station) yang berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator dan
total kapasitas tetap dari keempat generator tersebut adalah 203 MW dan
merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia. Tipe bendungan ini
adalah beton massa dengan ketinggian 47 meter.
• PLTA Tangga
Bendungan Penadah Air Tangga (Tangga Intake Dam) yang terletak di
Tangga dan berfungsi untuk membendung air yang telah dipakai PLTA
Siguragura untuk dimanfaatkan kembali pada PLTA Tangga. Bendungan ini
merupakan bendungan busur pertama di Indonesia. Stasiun Pembangkit

10
Tangga memiliki 4 unit Generator. Total kapasitas tetap dari keempat
generator tersebut adalah 223 MW. Tipe bendungan ini adalah beton massa
berbentuk busur dengan ketinggian 82 meter.
Tenaga listrik dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga
akan dialirkan ke Kuala Tanjung dengan jaringan transmisi yang memiliki
panjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 KV.
Kemudian listrik akan dialirkan melalui gardu induk Kuala Tanjung dengan
tegangan yang diturunkan menjadi 33 KV. Dari situ selanjutnya disalurkan ke
tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya. Setiap gedung tungku
reduksi terdapat 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.
Adapun kelebihan dari tenaga listrik ini akan diserahkan kepada pemerintah
yaitu melalui PLN yang akan didistribusikan kepada masyarakat.

2.5. Proses Produksi

Gambar 2.4 Alur Produksi Aluminium di PT. INALUM

11
2.5.1. Proses Produksi Anoda
• Produksi anoda dimulai pada pabrik karbon mentah (green plant) dengan
menggunakan bahan mentah CPC (Calcined Petroleum Coke) dan CTP (Coal
Tar Pitch) menggunakan mesin Ko-kneader sehingga menghasilkan green
block.

Gambar 2.5 Mesin Ko-kneader dan green block


• Dari green plant kemudian green block menuju baking plant untuk
dipanggang. Proses pemanggangan dilakukan untuk meningkatkan kualitas
anoda secara fisik maupun komposisi kimia dan agar ikatan karbon antara
CTP dan CPC menjadi homogen.
Tabel 2.1. Spesifikasi baking plant PT. INALUM
Furnace Design Riedhammer, Close Type Ring
Building 2 Buildings
Fuel High Speed Diesel
Baking Plant 20 Days (Max Temperature. 1225o C)
Capacity 192.000 ton BB/year
• Blok anoda yang telah dipanggang kemudian memasuki proses assembly
dengan rod menggunakan besi tuang (cast iron) sebagai medium untuk
menyatukan Baked block dan rod yang kemudian akan dikirim menuju pabrik
reduksi.

Gambar 2.6 Proses Assembly Anoda

12
2.5.2. Proses Peleburan dan Pencetakan Aluminium
• Alumina (Al2O3) dari silo kemudian dialirkan menuju dry scrubber system
untuk direakasikan dengan gas HF. Gas HF tersebut berasal dari hasil reaksi
elektrolisis alumina di dalam pot.

Gambar 2.7 Proses Dry Scrubbing


• Alumina yang sudah bereaksi kemudian dibawa menuju pot menggunakan
crane dan kemudian dialirkan oleh sel reduksi untuk proses elektrolisis.
Proses produksi aluminium yang digunakan adalah proses Hall-Heroult
berdasarkan reaksi seperti pada gambar 2.8. Alumina kemudian bereaksi
dengan Anoda pada kriolit (Na3AlF6) pada temperatur 980o C sehingga
menghasilkan aluminium cair. Aluminium cair tersebut dihisap oleh ladle
dengan kapasitas 2 ton/ 32 jam dan dikirim menuju pabrik pencetakan
menggunakan truk transport.

Gambar 2.8 Reaksi Elektrolisis Pada Pot

13
• Aluminium cair dari pabrik reduksi kemudian diletakkan pada Holding
Furnace (30-40 ton/siklus). Pada holding furnace dilakukan skimming untuk
memisahkan dross dari aluminium cair. Alumunium cair kemudian
dituangkan kepada cetakan sesuai dengan kategori aluminium, baik itu ingot,
alloy maupun billet. Setelah itu alumunium yang telah dicetak disusun oleh
robot dan kemudian ditimbang dan akhirnya disimpan pada gudang
penyimpanan.

Gambar 2.9 Alur Proses Casting Aluminium

2.6. Fasilitas Pendukung


Untuk mendukung proses peleburan aluminium dan kelancaran kinerja di PT.
INALUM terdapat berbagai fasilitas pendukung untuk keperluan operasional maupun
kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar. Berbagai fasilitas pendukung yang ada
di daerah pabrik tersebut adalah :
• Pelabuhan Kuala Tanjung
PT INALUM (Persero) membangun pelabuhan yang menjorok ke Selat Malaka
sepanjang 2,5 km dengan tiga dermaga. Dermaga A dan B dapat disandari kapal
25.000 DWT dan 16.000 DWT yang digunakan untuk membongkar bahan baku dan
keperluan operasi peleburan aluminium dan juga sebagai tempat pengapalan hasil

14
produksi PT INALUM (Persero). Sedangkan dermaga C sudah diserahkan kepada
pemerintah pada tanggal 24 April 1984 untuk keperluan umum yang dapat disandari
oleh kapal dengan bobot 3.000 DWT.
• Perumahan Karyawan
PT INALUM (Persero) membangun perumahan yang disediakan untuk karyawan
yang dibangun diatas tanah seluas 200 ha di Tanjung Gading. Terdiri dari 1340 unit
rumah untuk karyawan yang sudah berkeluarga dan 7 asrama untuk karyawan yang
masih lajang. Perusahaan juga membangun fasilitas akomodasi bagi karyawan di
Paritohan di atas tanah seluas 80 ha.
• Jalan
Perusahaan melakukan perbaikan terhadap jalan dekat kawasan PT INALUM
(Persero) terutama jalan penghubung antara pemukiman karyawan di Tanjung
Gading dengan pabrik di Kuala Tanjung yang berjarak 16 km. Selain itu juga
melakukan perbaikan terhadap jembatan-jembatan yang sudah tua dan rapuh di dekat
proyek agar dapat digunakan oleh masyarakat sekitar.

2.7. Sertifikat dan Penghargaan


• Quality Management System (QMS)
PT. INALUM telah mendapatkan sertifikasi manajemen mutu ISO 9001 dari SGS
International dan memperoleh dua sertifikat, yaitu :
a. No. AU98/1054 sejak 1988 untuk PLTA dari Joint Accreditation System
Australia & New Zealand (JAS-ANZ).
b. No. ID03/0293 sejak 1988 untuk pabrik peleburan dari United Kingdom
Accreditation Service (UKAS).
• Environment Management System (EMS)
PT. INALUM telah mendapatkan sertifikasi manajemen lingkungan ISO 14001
No. GB02/55087 sejak 2002 dari SGS International.
• Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
PT INALUM telah menerapkan Sistem Menerapkan Sistem Manajemen K3 dan
mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada

15
tahun 2005 & 2008 (Sertifikat No. : 00351/SE/2004 & No.:00351/SE/2007 untuk
PLTA dan Sertifikat No.: 00352/SE/2004 & No.:00352/SE/2007 untuk pabrik
peleburan ) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
• Program Penelitian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)
PT. INALUM telah mendapatkan tiga kali peringkat BIRU dalam PROPER,
sebuah program untuk kinerja Perusahaan dalam melestarikan lingkungan yaitu pada
tahun 2004, 2005 dan 2008 oleh Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.
• Penghargaan Syahwali
Perusahaan juga telah menerima Syahwali Awards tentang Pengusaha Ramah
Lingkungan pada 13 November 1992 dari Pusat Pengelolaan dan Informasi
Lingkungan Indonesia (IEMIC).
• International Ship & Port Facility Security (ISPS) Code
Untuk memastikan keamanan di pelabuhan INALUM, INALUM menerima
sertifikasi ISPS Code pada tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.

2.8. Kontribusi Perusahaan


PT. INALUM melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan
hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya, seperti :
• Pendidikan
PT INALUM (Persero) ingin meningkatkan kualitas pendidikan anak
dengan melakukan beberapa hal seperti melakukan perbaikan gedung-gedung
sekolah, bantuan alat pendukung belajar, mobiler, dan membangun 1 unit
sekolah yang bernama SMA Mitra. Dengan sarana dan prasarana yang dibangun ini
diharapkan dapat mendukung masyarakat sekitar untuk dapat bersekolah.

16
Gambar 2.10 Sekolah Mitra INALUM

Selain itu, PT INALUM (Persero) juga memberikan bantuan komputer dan


multimedia projector kepada universitas - universitas yang ada di Sumatera Utara. PT
INALUM (Persero) juga memberikan bantuan pendidikan kepada guru dan siswa
yang berprestasi, pelatihan guru, manajemen sekolah, dan beasiswa kepada guru-
guru yang belum mempunyai akta IV. Perusahaan juga menerima siswa dan
mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktik atau on job training dan riset di
perusahaan.
• Pemberdayaan Masyarakat
PT INALUM, telah melakukan pelatihan-pelatihan ketrampilan kepada
masyarakat sekitar seperti, sablon, menjahit, bordir, rias pengantin, bengkel, las, dan
lain sebagainya. Perusahaan juga memberikan modal bergulir. Hal ini dilakukan agar
masyarakat tidak lagi bergantung pada PT INALUM (Persero), melainkan mereka
dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan menjadi lebih mandiri.
• Olahraga dan Kebudayaan
Untuk memajukan olah raga di Sumatera Utara dan khususnya disekitar PT
INALUM (Persero), Perusahaan mengadakan kegiatan-kegiatan olah raga seperti
Turnamen Sepak Bola, Turnamen Bola Volley, dan lain sebagainya. PT INALUM
(Persero) juga aktif menjadi sponsor dalam kegiatan Arung Jeram di Sungai Asahan,
Lomba mendayung di Danau Toba, Karate, dan lain sebagainya. Perusahaan juga

17
berupaya untuk melestarikan budaya bangsa. Hal ini dilakukan melalui Festival
budaya yang dilakukan setiap tahunnya.
• Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang telah dibangun PT INALUM (Persero) yang paling nyata
dan sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar adalah Access
Road (Jalan Penghubung) yang telah dibangun oleh PT INALUM di kedua Pabrik,
Pabrik Peleburan Aluminium dan PLTA.
Selain itu,Perusahaan juga membangun jalan-jalan alternatif dan jembatan yang
menghubungkan beberapa wilayah yang terisolir.Akibatnya, pertumbuhan ekonomi
di sekitar PT INALUM (Persero) berkembang dengan pesat. Banyak sekali
bermunculan Perusahaan-perusahaan lain dan usaha-usaha kerakyatan di sekitar
Perusahaan.
Perusahaan juga membangun sarana umum lainnya seperti sumur bor, jalan
lingkar, Posyandu, Balai Umum, dan lain sebagainya.

18
BAB III
SEKSI SMELTER MAINTENANCE TWO (SMT)

3.1. Struktur Organisasi SMT

3.2. Uraian Pekerjaan


SMT melaksanakan pekerjaan: perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan
administrasi pemeliharaan peralatan dan fasilitas di Reduction, Casting, Gas Recovery,
Lining Material, Ladle Cleaning Shop, PABX dan sebagainya. Secara detail seperti
dibawah ini.
1. Bagian Pemeliharaan Casting (CS)
• Casting Machine
• Furnace
• Servo Arm
• Perlengkapan pendukung lainnya
2. Bagian Pemeliharaan Gas Recovery (GR)

19
• Main fan
• Filtering system
• Reactor
• Perlengkapan pendukung lainnya
3. Bagian Pemeliharaan Tungku Reduksi
• Tungku reduksi dibagian A
• Tungku reduksi dibagian B
• Tungku reduksi dibagian C
• Perlengkapan pendukung lainnya
4. Bagian pemeliharaan Refactory Material (RM)
• Baking furnace (di Baking Plant)
• Holding & Melting Furnace (di Casting plant)
• Induction & Holding Furnace (di Rodding Plant)
5. Bagian pemeliharaan Pot Reconstruction (PR)
• Pot Reconstruction Brick
• Pot Reconstruction Mechanical
• Perlengkapan pendukung lainnya
6. Bagian pemeliharaan Anode Changing Crane
7. Bagian Pemeliharaan Ladle Cleaning
• Ladle Cleaning Shop
• Lining Material Shop

20
BAB IV
PENGGUNAAN NODEMCU UNTUK MEMBACA DATA SERIAL
POWER METER BERBASISKAN RS485 MELALUI APLIKASI
BLYNK

4.1. Latar Belakang


Power meter atau sering disebut energy meter merupakan suatu alat yang digunakan
untuk memantau penggunaan daya dan energi listrik pada suatu ruangan atau gedung
secara real-time. Pada umumnya power meter di industri digunakan untuk pemeriksaan
tagihan dan analisis penggunaan energi pada suatu proses manufaktur ataupun pada
gedung perkantoran. Secara umum jenis power meter dibagi menjadi dua yaitu power
meter analog dan digital.
Pada pabrik PT. INALUM terdapat Main Fan yang digerakkan oleh motor listrik
berdaya 450 W; 3,3 kV. Main Fan ini berfungsi untuk mengalirkan gas HF yang
merupakan hasil dari reaksi elektrolisis Alumunium menuju proses Dry Scrubbing.
Proses ini berlangsung secara terus menerus, sehingga dibutuhkan suatu Power Meter
untuk memantau pemakaian listrik oleh motor tersebut. Power Meter yang digunakan
pada panel untuk starter motor tersebut adalah Schneider Power Logic PM800. PM800
tersebut merupakan Power Meter bertipe digital standar industri yang telah dilengkapi
oleh port komunikasi RS485.
Dewasa ini, Power Meter digital banyak menggunakan sistem komunikasi data
sehingga memungkinkan untuk melakukan pengukuran jarak jauh. Sistem pengukuran
ini disebut dengan sistem telemetri [6]. Sistem telemetri pada Power meter digital yang
sering digunakan adalah komunikasi serial RS485 dengan protokol Modbus RTU. Data
Modbus dikirim melalui port serial RS485 menggunakan dua buah kabel. Namun
pembacaan melalui RS485 biasanya dilakukan dengan converter USB to RS485 sehingga
perlu dibaca menggunakan laptop melalui kabel.
Oleh karena itu penulis akan meneliti lebih lanjut mengenai cara memudahkan
pembacaan data dari Power Meter menggunakan internet. Hal itu berguna agar petugas

21
maintenance dapat memantau penggunaan energi listrik dari suatu sistem yang berjalan.
Penulis juga menggunakan aplikasi Blynk pada smartphone Android sebagai platform
IoT (Internet of Things) untuk menampilkan data yang dibaca. Namun karena kondisi
praktik kerja lapangan yang jarak jauh, pada tugas ini penulis menggunakan power meter
yang berbeda dari PM800 namun masih menggunakan port komunikasi RS485 yaitu
power meter PZEM-016.

4.2. Hipotesis
• Mikrokontroler dengan converter RS485 to serial dapat digunakan untuk
membaca data serial TTL dengan protokol Modbus.
• Modul ESP 8266 Node MCU dapat digunakan sebagai gateway menuju server
Blynk.
• Aplikasi Blynk dapat digunakan untuk menampilkan data yang telah dibaca
dengan protokol Modbus RTU.

4.3. Faktor yang Mempengaruhi


• Mikrokontroler dengan converter RS485 to serial dapat digunakan untuk
membaca data serial TTL dengan protokol Modbus.
• Modul ESP 8266 Node MCU dapat digunakan sebagai gateway menuju server
Blynk.
• Aplikasi Blynk dapat digunakan untuk menampilkan data yang telah dibaca oleh
Modbus RTU.

22
4.4. Analisis
4.4.1. Spesifikasi Power Meter PZEM 016
Spesifikasi Power Meter [3]
• Measurement lines : Single-Phase 2-wires
• Measurement items : Voltage, Current, Active Power, Power Factor,
Frequency, Active Energy, Energy Reset
• Range and resolution : Voltage (80~260 V; 0.1 V)
Current (0~100 A; 0.001 A)
Power (0~23 kW; 0.1 W)
Power Factor (0~1; 0.01)
Frequency (45~65 Hz; 0.1 Hz)
Energy (0~9999.99 kWh; 1Wh)
• Accuracy : 0.5%
• Interface : RS485

Gambar 4.1 Power Meter PZEM-016 [3]


4.4.2. Desain Gateway
Desain gateway yang dibuat terdiri atas hardware dan software. Bagian
hardware didalamnya terdapat 2 bagian yaitu converter RS485 to TTL dan
mikrokontroller ESP 8266. Bagian software dari gateway yang dieksekusi oleh
mikrokontroller ESP 8266 dibuat dengan menggunakan Arduino IDE dengan
tambahan beberapa library.

23
4.4.3. Hardware
Converter RS485 to TTL berguna untuk mengkonversi data dari komunikasi
serial RS485 menjadi data serial untuk komunikasi serial TTL. Desain pada
modul perangkat converter RS485 to TTL yang digunakan pada sistem ini
menggunakan basis dari IC MAX485. Data serial dapat ditransmisikan dalam
dua arah dalam bentuk data serial half duplex dimana komunikasi tidak terjadi
secara bersamaan melalui pin Driver dan Receiver. [4]
Spesifikasi modul converter RS485 to TTL :
• Chipset : MAX485
• Working Voltage :5V
• Rated current : 300 μA
• Max Transmission Rate : 2.5 Mbps
• 4-pin for RS485 and Power
• 4-pin for DI (Driver in), DE (Driver Enable), RE (Receiver Enable), RO
(Receiver Out) signals

Gambar 4.2 Modul converter RS485 to TTL MAX485 [4]

Mikrokontroler yang digunakan adalah modul ESP 8266 Node MCU


(Microcontroller Unit) yang memiliki fitur WiFi. Mikrokontroler tersebut
membaca data serial TTL yang merupakan hasil dari konversi data serial RS485
oleh converter RS485 to TTL. Pada sistem ini, penulis menggunakan NodeMCU
model Lolin.
Spesifikasi modul ESP8266 NodeMCU Lolin [5]
• Microcontroller : ESP-8266 32-bit

24
• Clock Speed : 80 MHz
• USB to Serial : CP340G
• USB Connector : Micro USB
• Working Voltage : 3.3 V
• Input Voltage : 4.5 V-10 V
• Flash Memory/SRAM : 4 MB / 64 KB
• WiFi : 802.11 b/g/n
• Pins : 11 Digital I/O pins, 1 analog in pin

Gambar 4.3 NodeMCU Lolin ESP8266 [5]


Gambar 4.5 menunjukkan skema koneksi hardware pada gateway. Data serial
RS485 dari power meter dikonversikan oleh modul MAX485 menjadi data serial
TTL yang kemudian dibaca oleh ESP 8266 melalui pin serial “Tx0” dan “Rx0”.
Data yang telah terbaca tersebut kemudian diteruskan menuju ke server Blynk
melalui koneksi WiFi.

Gambar 4.4 Diagram koneksi pada Gateway

25
Gambar 4.6 menunjukkan pemasangan kabel sesuai dengan skema di atas.
PZEM 016 dirangkai secara paralel dengan beban listrik yang diukur. Untuk
pengukuran arus dapat menggunakan Current Transformator (CT) yang tersedia.
Untuk memudahkan pemasangan kabel, pada sistem ini digunakan NodeMCU
Base.
Pemasangan kabel dari converter RS485 to TTL adalah sebagai berikut :
• Pin A menuju terminal A PZEM 016
• Pin B menuju terminal B PZEM 016
• Vcc menuju 5V+ pada NodeMCU Base
• Gnd menuju Ground pada NodeMCU Base
• RO menuju Rx NodeMCU
• DI menuju Tx NodeMCU
• RE menuju pin D5 Node MCU
• DE menuju pin D6 Node MCU

Gambar 4.5 Wiring gateway pada power meter

26
4.4.4. Program

Gambar 4.6 Arduino IDE dengan program yang digunakan


Pemrograman pada NodeMCU dilakukan menggunakan Arduino IDE dengan
menggunakan tambahan library ModbusMaster, ESP8266WiFi, Blynk, dan Node
MCU board manager. Pada gambar 4.8 ditunjukkan alur kerja program dimulai
dari inisialisasi. Proses inisialisasi diawali dengan memasukkan library dan
dilanjutkan dengan parameter serta variabel yang diperlukan untuk komunikasi
Modbus.

Gambar 4.7 Diagram Alir program utama dan Fungsi Loop()

27
Fungsi setup () merupakan fungsi dasar yang terdapat pada Arduino IDE yang
dieksekusi sekali saat program berjalan. Dalam fungsi setup() terdapat beberapa
fungsi dari dari library ModbusMaster yang digunakan untuk komunikasi melalui
protokol Modbus RTU menuju power meter, fungsi dari library Blynk untuk SSID
dan password wifi, serta definisi pin “DE” dan “RE” sebagai output dari
MAX485.
Pada fungsi loop() terjadi pembacaan data register dari PZEM016 dan
melakukan virtual write kepada pin virtual di server Blynk. Reg Metode loop
yang dipakai adalah menggunakan millis agar delay yang didapatkan setiap write
pada server Blynk sesuai dengan delay pada aplikasi Blynk yaitu 1000 ms.
Pada aplikasi Blynk di smartphone dilakukan pembuatan project baru dengan
menggunakan NodeMCU. Untuk menampilkan data dari program, digunakan
virtual pin pada widget yang digunakan. Pada kasus ini, penulis menggunakan
susunan pin sebagai berikut.
• Virtual pin V0 = Nilai Tegangan
• Virtual pin V1 = Nilai Arus
• Virtual pin V2 = Nilai Daya
• Virtual pin V3 = Nilai Energi

Gambar 4.8 Tampilan Awal, Widget, dan Virtual Pin Aplikasi Blynk

28
4.4.5. Hasil dan Pembahasan

Gambar 4.9 Setup Pengujian


Percobaan dilakukan dengan menggunakan beban yaitu lampu belajar LED
dengan daya 5W. Untuk menguji kebenaran hasil pengukuran, maka dijalankan
selama 1 jam menggunakan lampu LED 5W.

Gambar 4.10 Pengujian menggunakan Lampu LED 5W


Berdasarkan gambar 4.11 didapatkan bahwa pengukuran daya (garis biru)
berada di antara 4,668 W sampai 4,712 W dengan rentang 0,044 W. Nilai

29
ketidaktepatan tersebut sangat kecil dibandingkan nilai daya yaitu sekitar 0,95%.
Untuk nilai energi listrik (garis merah) yang terpakai selama satu jam adalah
sebesar 5 Wh. Pada perhitungan energi pada power meter terdapat resolusi
pengukuran energi sebesar 1 Wh sehingga kemungkinan terjadi pembulatan
keatas pada pengukuran dengan beban rendah seperti lampu.
Pengujian selanjutnya adalah untuk mengetahui respon secara real time oleh
sistem ini. Pengujian respon dilihat dari waktu delay perubahan daya dengan cara
mematikan lampu dibandingkan dengan tampilan di aplikasi Blynk. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan koneksi seluler 4G pada smartphone dan dengan
peralatan gateway terletak satu ruangan dengan WiFi 10 MBps. Berdasarkan 10
kali hasil percobaan didapatkan jeda waktu antara beban dan aplikasi Blynk di
antara 3 detik sampai 4 detik dengan rata-rata 3,48 detik secara keseluruhan.

Gambar 4.11 Pengujian respon daya saat lampu dimatikan

30
4.4. Kesimpulan
Setelah membuat dan melakukan percobaan pada power meter PZEM 016 dapat
disimpulkan :
• Gateway berupa NodeMCU dan converter RS485 yang telah dibuat dapat
digunakan untuk membaca data dari power meter dengan cukup presisi sampai
0,95% rentang dari pengukuran daya lampu 5W.
• Aplikasi Blynk dapat digunakan untuk menampilkan data yang telah dibaca
dengan protokol Modbus RTU dengan jeda waktu rata-rata 3,48 detik.

4.5. Saran Tindak


• Penggunaan sistem IoT untuk monitoring energi merupakan tindakan yang sangat
menguntungkan, dengan melakukan analisis energi maka dapat dilakukan
penghematan dan optimalisasi penggunaan energi listrik. Disarankan untuk
menggunakan alat seperti ini pada power meter yang terdapat di pabrik, terutama
pada bagian yang beroperasi terus menerus.
• Untuk pengembangan selanjutnya, dapat diberikan notifikasi peringatan apabila
melewati treshold energi ataupun daya yang diperbolehkan. Dengan demikian
operator maintenance dapat mengetahui apabila ada alat atau mesin yang bekerja
berlebihan.

31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan secara WFH (Work From Home)
di seksi SMT Pabrik Peleburan PT. INALUM (Persero) Kuala Tanjung, penulis dapat
menyimpulkan :
• PT. INALUM merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi alumunium
ingot, billet, dan alloy dari bahan dasar alumina. Peleburan aluminium di pabrik
peleburan PT. INALUM dilakukan dengan proses Hall-Heroult yang merupakan
proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
Al2O3 + 3C -> 4Al + 3CO2
Proses elektrolisis tersebut dilakukan di dalam pot (tungku) dengan arus 190 kA
– 210 kA dan tegangan listrik sebesar 4,3 V bersama dengan anoda karbon,
cryolite dan aluminium fluoride. Kemudian dilakukan casting menggunakan
cetakan pada pabrik casting.
• Maintenance yang dilakukan pada seksi SMT PT. INALUM merupakan tipe
preventive maintenance. Tipe tersebut merupakan aktivitas maintenance yang
terdiri dari pengecekan dan penggantian berkala bagian dari peralatan pabrik
untuk mempertahankan kondisi operasional. Seksi maintenance di PT. INALUM
sekarang secara perlahan sedang bergerak menuju predictive maintenance dimana
perawatan yang dapat memprediksi kapan sebaiknya peralatan diperbaiki.
5.2. Saran
Saran untuk kegiatan praktik kerja lapangan kedepannya :
• Kegiatan PKL secara dari rumah dapat lebih efektif lagi tercapai tujuannya
dengan melaksanakan kunjungan industri walaupun tidak banyak.
• Mungkin lebih baik jika mentor tiap seksi ditambah lagi karena mentor yang
hanya satu sepertinya cukup kesulitan untuk mengakomodasi topik tugas khusus.
• Peserta PKL di PT. INALUM dapat lebih antusias dan inisiatif untuk bertanya
mengenai perihal kegiatan yang ada di pabrik.

32
DAFTAR PUSTAKA

[1] PT INALUM (Persero), Profil Perusahaan (https://inalum.id/id/about/profil-perusahaan),


diakses pada 13 Juli 2020.
[2] Engineering Dept. PT. INALUM, “INALUM Profile and Aluminium Production
Process” PT. INALUM, 2019
[3] Peacefair Electronic Co. Ltd, “PZEM-014/016 AC communication module manual”
(https://images-na.ssl-images-amazon.com/images/I/81GtkIOyZaL.pdf) diakses pada 1
Agustus 2020.
[4] “MAX485 RS485 Transceiver Module”, (https://hobbycomponents.com/wired-
wireless/663-max485-rs485-transceiver-module) diakses pada 1 Agustus 2020.
[5] “Lolin NodeMCU ESP8266 WIFI Serial Wireless Module.” [Online]. Available:
https://www.amazon.in/Lolin-NodeMCU-ESP8266CP2102Wireless/dp/B010O1G1ES.
diakses pada 1 Agustus 2020.
[6] TENG, JONATHAN and Setiadji, Julius Sentosa and Lim, Resmana (2019) Sistem
Pembacaan Data Power Meter Dengan Komunikasi Modbus Secara Terpusat. In:
Seminar nasional Fortei 7-2 2019, 27-07-2019 - 27-07-2019, Malang - Indonesia.

33
LAMPIRAN
PZEM 016 Manual

34
35
Program pada NodeMCU
[code]
#define BLYNK_PRINT Serial // Untuk write data ke server Blynk
#include <ESP8266WiFi.h> // ESP8266 library
#include <BlynkSimpleEsp8266.h> // Blynk library

char auth[] = "123123123"; // Blynk auth token


char ssid[] = "123123123"; // Nama wifi
char pass[] = "123123123"; // password wifi

#include <ModbusMaster.h> // library modbus master


#define MAX485_DE 12 // Definisikan DE menuju pin D6 (GPIO12)
#define MAX485_RE 14 // Definisikan DE menuju pin D5 (GPIO14)
static uint8_t pzemSlaveAddr = 0x01; // deklarasi address power meter
ModbusMaster node; // aktifasi kode modbusmaster
float PZEMVoltage =0; // variabel
float PZEMCurrent =0;
float PZEMPower =0;
float PZEMEnergy=0;
float PZEMHz =0;
float PZEMPf=0;
unsigned long startMillisPZEM; //variabel millis awal
unsigned long currentMillisPZEM; //variabel millis now
const unsigned long periodPZEM = 1000; // delay refresh data loop

unsigned long startMillisReadData; //variabel millis awal blynk


unsigned long currentMillisReadData; //variabel millis now blynk
const unsigned long periodReadData = 1000; // delay refresh data loop
int ResetEnergy = 0; //fungsi reset energi

void setup()
{
/* General*/
Serial.begin(9600);
Serial.swap();
Blynk.begin(auth, ssid, pass); //koneksi blynk

startMillisPZEM = millis()//mulai hitung waktu awal ambil data PZEM


node.begin(pzemSlaveAddr, Serial); //Start Modbus RTU.
pinMode(MAX485_RE, OUTPUT); // RE pada converter sebagai output
pinMode(MAX485_DE, OUTPUT); // DE pada converter sebagai output
digitalWrite(MAX485_RE, 0); /* buat pin DE dan RE no output */
digitalWrite(MAX485_DE, 0);
/* kedua pin no output artinya dalam mode receive */
node.preTransmission(preTransmission);
node.postTransmission(postTransmission);
changeAddress(0XF8, 0x01);

delay(1000);

/* 2 - Data submission to Blynk Server */

startMillisReadData = millis();/* Mulai hitung waktu millis pengiriman ke


server blynk*/

void loop()

36
{

/* 0- General */
Serial.swap(); /* tukar Tx dan Rx pada modul PZEM*/
Blynk.run(); /* mulai komunikasi server blynk dan nodemcu */

/* 1- PZEM-014/016 AC Energy Meter */

currentMillisPZEM = millis(); /* hitung waktu millis waktu ambil data


pzem now*/
if (currentMillisPZEM - startMillisPZEM >= periodPZEM)/* timing millis*/
{
uint8_t result; /* variabel result 8 bit */
result = node.readInputRegisters(0x0000, 9);
/* baca 9 register address dimulai dari 0x0000 (voltage) (lihat dari manual)*/
if (result == node.ku8MBSuccess) /* jika PZEM respom */
{
uint32_t tempdouble = 0x00000000; variabel temporary 32 bit untuk
nyimpan nilai data */
PZEMVoltage = node.getResponseBuffer(0x0000) / 10.0;
/* nilai voltage 16 bit dibagikan 10 (dari manual) */

tempdouble = (node.getResponseBuffer(0x0002) << 16) +


node.getResponseBuffer(0x0001); /* Nilai arus terdiri atas 2 bagian 16 bit
yang digabung menjadi 32 bit*/
PZEMCurrent = tempdouble / 1000.00;
/* dibagi 1000 (dari manual) */

tempdouble = (node.getResponseBuffer(0x0004) << 16) +


node.getResponseBuffer(0x0003); /* Nilai power terdiri atas 2 bagian 16 bit
yang digabung menjadi 32 bit*/
PZEMPower = tempdouble / 10.0;
/* dibagi 10 (dari manual) */

tempdouble = (node.getResponseBuffer(0x0006) << 16) +


node.getResponseBuffer(0x0005); /* Nilai power terdiri atas 2 bagian 16 bit
yang digabung menjadi 32 bit*/
PZEMEnergy = tempdouble;

PZEMHz = node.getResponseBuffer(0x0007) / 10.0;


/* Frekuensi bagi 10 (dari manual) */
PZEMPf = node.getResponseBuffer(0x0008) / 100.00;
/* PF dibagi 100 (manual) */

if (pzemSlaveAddr==2)
/*cek apakah bisa baca modbus*/
{
}
}
else
{
}
startMillisPZEM = currentMillisPZEM ;
/* reset timer millis */
}

/* 2 - Data submission to Blynk Server */

37
currentMillisReadData = millis();
/* hitung waktu millis waktu kirim datake server blynk*/
if (currentMillisReadData - startMillisReadData >= periodReadData)
/* loop*/
{
Blynk.virtualWrite(V0,PZEMVoltage);
// kirim data ke blynk melalui virtual pin
Blynk.virtualWrite(V1,PZEMCurrent);
Blynk.virtualWrite(V2,PZEMPower);
Blynk.virtualWrite(V3,PZEMEnergy);
Blynk.virtualWrite(V4,PZEMPf);
Blynk.virtualWrite(V5,PZEMHz);
startMillisReadData = currentMillisReadData ;
/* reset timer millis */
}

void preTransmission()
/* pretransmission*/
{

/* 1- PZEM-014/016 AC Energy Meter */

digitalWrite(MAX485_RE, 1);
/* RE Pin high*/
digitalWrite(MAX485_DE, 1);
/* DE Pin high*/
delay(1);
// kedua high menjadi mode transmit

void postTransmission()
/* post transmission*/
{

/* 1- PZEM-014/016 AC Energy Meter */

delay(3);
// ketika keduanya low, mode receive
digitalWrite(MAX485_RE, 0);
/* RE Pin low*/
digitalWrite(MAX485_DE, 0);
/* DE Pin low*/
}

BLYNK_WRITE(V6) // Virtual button V6 pada


Blynk untuk reset energi
{
if(param.asInt()==1)
{
uint16_t u16CRC = 0xFFFF; /* deklarasi CRC 16
bit*/
static uint8_t resetCommand = 0x42; /* deklarasi reset
command (dari manual*/
uint8_t slaveAddr =0X01;
u16CRC = crc16_update(u16CRC, slaveAddr);
u16CRC = crc16_update(u16CRC, resetCommand);
preTransmission(); /* trigger
pretransmission. format program ada di manual*/

38
Serial.write(slaveAddr); /* kirim address
dalam 8 bit*/
Serial.write(resetCommand); /* kirim reset
command 0x42 */
Serial.write(lowByte(u16CRC)); /* kirim CRC low
byte bagian awal */
Serial.write(highByte(u16CRC)); /* kirim CRC high
byte bagian akhir */
delay(10);
postTransmission(); /* triggerpost
transmission*/
delay(100);
}
}

void resetEnergy(uint8_t slaveAddr) //fungsi reset energi


{

/* 1- PZEM-014/016 AC Energy Meter */

uint16_t u16CRC = 0xFFFF; /* deklarasi CRC 16


bit*/
static uint8_t resetCommand = 0x42; /* deklarasi reset
command (dari manual*/
u16CRC = crc16_update(u16CRC, slaveAddr);
u16CRC = crc16_update(u16CRC, resetCommand);
preTransmission(); /* trigger
pretransmission. format program ada di manual*/

Serial.write(slaveAddr); /* kirim address


dalam 8 bit*/
Serial.write(resetCommand); /* kirim reset
command 0x42 */
Serial.write(lowByte(u16CRC)); /* kirim CRC low byte
bagian awal */
Serial.write(highByte(u16CRC)); /* kirim CRC high
byte bagian akhir */

delay(10);
postTransmission(); /* triggerpost
transmission*/
delay(100);

while (Serial.available())
{
}
}

[/code]

39

Anda mungkin juga menyukai