OMBILIN
1801042003
2021
LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN
Oleh:
NIM. 1801042003
Diketahui:
AHMADI
i
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas diucapkan selain puji dan syukur Penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
Level Ketinggian Abu Ringan (Fly Ash) Pada Silo Di PT PLN (Persero) Unit
Lapangan (PKL) ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu
Ombilin.
ii
2. Bapak Ahmadi selaku Manager Bagian Keuangan, SDM dan ADM PT. PLN
5. Bapak Atrifidonal, Bapak Fadli Hermawan dan Bapak Tomi Sanjaya Staf
6. Bapak Aditya rahman, Bapak Riswandi, Bapak Ronald, Bapak Beni Jul
Ardi, Bapak Ridwan, Bapak Zulkifli, Bapak Afri Hendri, Bapak Fandi
7. Bapak Dr. Surfa Yondri, S.ST., ST., MT selaku Direktur Politeknik Negeri
Padang.
9. Bapak Yultrisna ,ST,,MT, selaku Ketua Prodi Teknik Elektronika DIII yang
iii
10. Ibu Herizon,S.ST.,ST.,MT, selaku pembimbing Praktek Kerja Lapangan
kegiatan magang.
11. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberi semangat dan dukungan
kepada penulis dalam menjalani dan melaksanakan proses PKL dari awal
sampai selesai.
12. Rekan-Rekan seperjuangan yang tak bisa disebutkan namanya satu persatu,
kebersamaannya.
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini di masa yang akan
datang.
Penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat
bermanfaat khususnya bagi Penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
v
2.6 Perencanaan Praktek Kerja Lapangan di Perusahaan Industri ..... 16
vi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Sistem Pengubahan air menjadi uap dalam Boiler ........................22
viii
DAFTAR ISI TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pelaksana Pembangkitan Ombilin adalah salah satu pembangkit listrik yang berada
elektronika dan penulis juga termotivasi oleh alumni Politeknik Negeri Padang
dengan dunia usaha industri. Untuk memenuhi hal tersebut, maka dipilihlah
Pelaksana Pembangkitan Ombilin yang memiliki dua unit PLTU dengan daya
Sumatra. PLTU Ombilin ini menyalurkan daya kesistem interkoneksi 6,687 % dari
total keseluruhan pembangkit yang ada pada sistem interkoneksi Sumbagsel dan
dan lain-lainya.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Ombilin yaitu Level Ketinggian abu
ringan (Fly Ash) sangat berperan penting, salah satunya pada Baker Silo.
Pengaturan level ktinggian abu ringan (tinggi permukaan abu ringan dalam silo)
harus dikontrol agar tetap pada setpoint-nya. Drum level yang terlalu rendah bisa
menyebabkan terjadinya trip pada boiler. Sebaliknya drum level yang terlalu tinggi
dapat mengakibatkan terjadinya Trip pada turbin. Proses pembacaan level tersebut
tentunya melalui beberapa proses sehingga dapat terbaca pada OWS (Operation
Work Station) yang berada di control room. Oleh sebab itu penulis mengambil
judul “Sistem Pengendalian Level Ketinggian Abu Ringan (Fly Ash) Pada Silo Di
Ombilin.
1.4 Tujuan
Negeri Padang.
Ombilin
pada silo pada PLTU PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan Sumatera
1.5 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dengan mengikuti PKL ini adalah penulis dapat
berbagai kegiatan industri. Memupuk sikap dan etos kerja mahasiswa sebagai
calon tenaga kerja profesional yang siap kerja, serta mampu membahas suatu
topik yang ditemui di lapangan melalui metoda analisis ilmiah kedalam bentuk
1. Observasi
Yaitu melakukan penelitian langsung kelapangan untuk memperoleh data-
permasalahan.
3. Study literature
referensi.
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
Membahas tentang: penulis menyajikan secara rasional hasil
BAB V PENUTUP
BAB II
PEMBANGKITAN OMBILIN
dalam GBHN guna menunjang deferifikasi dan konversi energi dan memanfaatkan
beroperasi pada tahun 1986 dengan sumber batubara berasal dari PT AIC dan PT
BA UPO, namun realisasinya peroperasian PLTU ombilin baru bisa terealisasi pada
tanggal 18 September 1995 tentang pembuatan dan penetapan tingkat unit Sektor
Pembangkitan Ombilin yang membawahi daerah kerja Pusat Listrik Tenaga Uap
berdiri berdasarkan surat Direksi No. 112. K/023/DIR 1996, tanggal 18 November
Sumatera Bagian Selatan pada tanggal 01 Januari 1997, dibentuk unit Organisasi
Pembangkitan Ombilin. PLTU Ombilin terdiri dari 2 unit yaitu unit 1 dan unit 2,
untuk pertama kalinya pada tanggal 26 agustus 1996 untuk unit 1 dan untuk unit 2
Gardu induk pada PLTU Ombilin menggunakan gas switch gear yang
berkapasitas 3150A yang beroperasi lebih awal yakni pada tanggal 1 April 1996.
Pembangunan PLTU ombilin unit 1 dan 2 di daerah Sawahlunto ini telah melalui
tahap pasca konstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi, tahap pasca operasi. Pada
bulan Juli 1993 konstruksi utama dimulai dan secara bertahap pembangunan PLTU
Ombilin unit 1 dan unit 2 mulai dikerjakan, 3 (tiga) tahun kemudian yaitu pada
bulan Juli 1996, unit 1 beroperasi disusul pada tahun yang sama yaitu pada bulan
November 1996 PLTU unit 2 kemudian beroperasi, sedangkan PLTU itu sendiri
PLTU Ombilin melalui generator dengan tegangan 11,5 kV dinaikan menjadi 150
kV melalui trafo utama. Kemudian disalurkan melalui jaringan tegangan tinggi 150
sebagai berikut :
n
1. Juli 1993 Awal pembangunan
2. Februari 1996 Awal dimulai Comissioning
3. 26 Agustus 1996 Pengoperasian PLTU Unit 1
4. 05 November 1996 Pengoperasian PLTU Unit 2
5. 15 Desember 1997 Serah terima proyek selesai
6. 2001 PLTG Bergabung berkapasitas 3 X 21.35 MW
Misi :
kehidupan masyarakat.
susunan yang didalamnya terdapat bagian-bagian yang saling mendukung satu sama
1. Manager
10.Analyst Kinerja
1) Manager
ada, serta memastikan kinerja unit yang handal, efisien, dan dikelola menurut
Bagian.
Supervisor:
f. Supervisor Logistik
tugasnya Manager Bagian Coal dan Ash Handling di bantu oleh tiga supervisor,
yaitu :
perbekalan. Untuk menjalankan tugas tersebut Manager Bagian SDM & ADM
dibantu oleh :
b. Supervisor Keuangan
aliran sungai Ombilin yang dapat diolah untuk berbagai kebutuhan pada
pembangkit listrik tersebut diantaranya sebagai penambah air di bagian boiler untuk
diubah menjadi uap sebagai penggerak turbin dan untuk sistem pendingin,
Bahan baku utama yang digunakan pada proses pembakaran yaitu batu bara
mempunyai jarak tambang yang dekat dari lokasi PLTU Ombilin. PT. PLN
Lokasi mengenai PLTU Ombilin dapat dilihat pada lampiran 1. Peta Lokasi
a. Corective Maintanance
1. Emergency
2. Break down
b. Preventive Maintainance
1. Mencegah kerusakan.
1. Perencanaan
2. Produk
1. Time Base
Bertujuan pencegahan langsung pada kerusakan seperti over houl dan
2. Condition Base
3. Failure Finding
4. Run To Failure
3. Mesin bisa bekerja optimal dan tidak ada interupsi saat beroperasi
c. Improvement Maintainance
Improvement maintainance adalah peningkatan kinerja atau kualitas dari mesin atau
Mesin harus dihentikan sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan
kerusakan sejak dini untuk menghindari kerusakan yang lebih parah pada suatu
proposal PKL. Setelah disetujui oleh dosen pembimbing, koordinator PKL jurusan,
dan ketua jurusan maka penerbitan surat permohonan PKL diajukan ke Unit
yang telah diterbitkan UPT Kerjasama kemudian diantar ke PT PLN (Persero) Unit
Ombilin. Setelah menunggu sekitar satu bulan surat balasan persetujuan untuk
mulai hari pertama telah diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan atau Industri
tersebut. Aturan yang telah ditetapkan oleh Industri dan ditanda tangani oleh peserta
Praktek Kerja Lapangan berupa tata tertib perusahaan. Point yang juga ditetapkan
oleh perusahaan adalah jadwal kegiatan peserta PKL selama melakukan praktek di
5. Harus memakai Bedge yang telah disediakan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk
6. Dilarang merokok, memakai narkoba, minuman keras dan membawa sejata tajam
7. Wajib memakai peralatan keselamatan kerja dan apabila terjadi kecelakaan yang
pembangkit.
11. Waktu praktek kerja lapangan adalah pukul 07.30 s/d 16.00 WIB.
12. Setiap Jum’at pagi pukul 07.00 s/d 08.00 WIB harus mengikuti senam
13. Bagi siswa PKL yang tidak mengikuti senam pagi dianggap tidak masuk.
14. Mengisi absensi di seksi K3 & Umum sebelum pukul 14.00 WIB.
15. Apabila tidak hadir dalam waktu pelaksanaan PKL harus menyerahkan surat
keterangan dan melapor ke seksi K3 dan Umum. Apabila tidak ada surat keterangan
16. Sartifikat PKL diberikan apabila telah menyerahkan laporan yang telah
Pembangkitan Ombilin.
yaitu :
2.8.1 Boiler
akan merubah air menjadi uap. Boiler memiliki beberapa peralatan bantu,
yaitu : Economizer
Economizer adalah pemanas air pengisi yang memanfaatkan kalor dari gas
berlapis-lapis, yang mana pada bagian dalam pipa mengalir air pengisi yang
dipompakan oleh Boiler Feep Pump ke boiler drum. Pada setiap unit boiler
2. Boiler drum
separuh dari drum berisi air dan separuhnya lagi berisi uap. Dalam
dengan banyaknya uap yang meninggalkan boiler drum sehingga level air
terjaga konstan.
3. Down Comer
untuk mengalirkan air turun dari boiler drum menuju lower header. Dari
lower header air akan masuk ke tube wall (riser) untuk menyerap panas
4. Tube Wall
diberikan kepada air yang ada di dalam tube wall sehingga air berubah
menjadi uap. Selain berfungsi untuk merubah air menjadi uap tube wall
5. Super Heater
mendapatkan uap kering dan memiliki kandungan panas yang lebih tinggi,
maka uap tersebut dipanasi lebih lanjut sehingga menjadi uap kering panas
pipa pipa super heater yang dipasang di bagian atas ruang bakar (furnace).
6. Desuperheater
teknik Boiler :
2.8.2 Turbin
Turbin adalah alat yang berfungsi untuk merubah energi kinetik menjadi
energi mekanik. Pada PLTU Ombilin yang digunakan adalah turbin uap ( steam
turbin), memiliki sudu-sudu 20 tingkat. Sudu-sudu pada turbin ini terdiri dari
sudu tetap dan sudu gerak. Turbin uap ini juga dilengkapi dengan 2 (dua) Main
Daya : 100 MW
output :
2.8.3 Generator
menjadi energi listrik. Pada PLTU Ombilin ini generator yang digunakan
Type : T 240-370
∆ : 9 PHASES
Y : Three Phases
Cooling by : Air
Ambient Temperature : / 0C
Water Temperature : / 0C
Frequency : 50 Hz
Class of Insulations : B
Duty : Continuous
Standard : IEC 34
Protections : IP 55
Eksiter
disebut eksitasi. Eksitasi adalah pemberian arus listrik untuk membuat kutub
magnet pada generator. Dengan mengatur besar kecil arus listrik tersebut, kita
dapat mengatur besar tegangan output generator atau dapat juga mengatur
besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan
Ƴ : Three Phases
Coolant : Air
Ambient Temperature : / 0C
0
Water Temperature : / C
PLTU berbeda dengan PLTA yang hanya memiliki sistem lebih sederhana
mulai dari pengolahan air, pengolahan bahan bakar batu bara serta diesel ( High
Skema umum alur konversi energi dari pengoperasian PLTU Ombilin ini adalah:
kebutuhan PLTU Ombilin dalam pembangkitan energi listrik dengan tenaga uap.
Air yang digunakan diambil dari sungai Ombilin setelah melalui beberapa tahap
1. Sistem eksternal
2. Sistem internal
Sistem eksternal
Plant. Pengolahan air bertujuan untuk mengolah bahan mentah air (air sungai)
menjadi air murni yang siap untuk diubah menjadi uap sehingga dapat
membangkitkan energi listrik. Sirkulasi air di preatreatment dapat digambarkan
sebagai berikut :
dengan kebutuhannya. Jika kebutuhan air 580 ton maka pompa yang
digunakan dua buah RWP. Sedangkan satunya lagi dalam keadaan stand by.
ke Clarifier.
Clarifier ini merupakan bak pengendapan dimana pada bak ini dilengkapi
dan untuk Service water yaitu air yang digunakan untuk air minum dan
adalah sebagai berikut :
a. Sand Filter (penyaringan pasir) Umpan Sand filter ini merupakan tempat
mengikat zat-zat yang terlarut pada air tersebut. Setelah beroperasi lebih
menangkap ion - ion yang lolos dari cation exchanger sehingga air yang
cooling tower make up pump dan diinjeksikan dengan beberapa zat yaitu :
a. Sodium hypoclorid berfungsi untuk membunuh mikro organisme yang
pump.
Sistem Internal
Sistem internal dimulai dari Hot well, air demineralizer tank dipompakan
dengan make up ke Hot well, begitu air condensat yang berasal dari
1. LPH1 dengan temperatur sekitar 49°C - 72°C dan pressure antara 0,5
2. LPH 2 dengan temperatur sekitsr 56°C - 110°C dan pressure antara 0,9
akan naik karena uap ekstrasi dari turbin tersebut Air dari LPH masuk
304°C.
pembakaran awal yaitu disaat unit batu bara dioperasikan hingga beban
sekitar 35 MW. Bahan bakar solar yang diterima dari Pertamina Padang
2. Batu Bara, Peralatan utama pada sistem bahan bakar batu bara adalah :
a. Coal bunker
b. Coal Feeder
c. Coal Mill
Peralatan
bara menjadi serbuk yang sangat halus. Batu bara yang halus ini dapat
unit terdapat empat coal mill dan satu coal mill mempunyai empat
boiler.
dengan bantuan udara dari Primary Air Fan (PAF). Primary air fan ini juga
membantu proses pembakaran pada boiler, karena sebelumnya sudah ada nyala
api (burner ) maka serbuk batu bara tersebut terbakar. Setelah api batu bara
dari 35 MW 60 MW bahan bakar boiler adalah batu bara yang diambil dari dua
Dari 60 MW sampai beban maksimum (100 MW) batu bara ditambah satu
silo lagi. Sedangkan dari 25 MW sampai 35MW adalah masa transisi dari bahan
Boiler Feed Pump (BFP), melalui katup pengatur. Sebelum masuk ke dalam
besar yang menghubungkan bagian bawah boiler drum dengan lower header.
Dari lower header air akan masuk ke tube wall (riser) berupa dinding segi
empat (berupa pipa-pipa) yang mengitari ruang bakar. Panas yang dihasilkan
dari proses pembakaran di dalam ruang bakar sebagian diberikan pada air yang
berada dalam tube wall sehingga air berubah menjadi uap basah.
Uap hasil penguapan dari tube wall terkumpul dalam boiler drum. Uap akan
uap) dan screen dryer (pengering uap), lalu keluar dari drum dalam keadaan
Butir-butir air yang terpisah dari uap boiler drum akan jatuh bersirkulasi
kembali bersama air masuk. Sebagian uap bekas dari turbin ditampung di
dihembuskan ke ruang bakar boiler dibantu dengan bantuan udara dari Primary
a. Sistem Udara
menggunakan force draft fan (FDF) yang merupakan kipas udara yang
air heater. Pada tubular air heater udara dipanaskan sehingga temperatur udara
Sebagian dari udara panas setelah melalui tubular air heater, dihisap dan
dinaikkan tekanannya oleh primary air fan sebagi udara primer. Udara ini
menghembuskan sebuk batu bara ke dalam ruang bakar melalui coal burner.
yang menghasilkan panas dan gas buang, abu berat (bottom ash) dan abu ringan
( fly ash). Gas buang ini mengalir dari ruang bakar di dalam saluran gas buang
(flue gas duct) menuju cerobong (stack ). Panas dari gas buang ini sebelum
keluar bersama gas buang dengan bantuan indus draft fan. Air dari LPH akan
(water condensate). Air dari deaerator tersebut ditampung pada feed water tank
dan dipompakan dengan menggunakan boiler feed pump menuju high pressure
heater.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pada gambar 3.1 diatas adalah prinsip kerja PLTU Ombilin yang sumber
utama dari semua kebutuhan air di PLTU Ombilin berasal dari aliran sungai
sebagai akibat dari kegiatan penambangan disepanjang alur sungai. Oleh sebab
itu, air dari sungai Ombilin harus diolah terlebih dahulu. Pengelolan air dilakukan
Proses pada WTP dimulai dari aliran sungai ombilin yang dipompa oleh
raw water pump ke pulsator clarifier untuk diendapkan karena air tersebut masih
kimia berupa tawas, kapur, kaporit dan poli elektrolit supaya proses pengendapan
lumpur yang akan dibuang lebih cepat. Air jernih hasil dari pengedapan lumpur
b. Pemadam kebakaran
d. General service
Air yang telah bersih dan jernih dari settling basin dipompa ke pulsator
clarifier untuk mengontrol kualitas air agar bebas dari unsur suspensi. Air di
settling basin mempunyai kualitas yang cukup baik. Selanjutnya air dari pulsator
padat yang masih terbawa air, kemudian ditampung di bak filtered water
clearwell. Air pada bak ini telah bebas dari unsur padat maupun kuman-kuman.
Air dalam filtered water clearwell ini masih mengandung ion-ion positif
dan negatif, sehingga untuk memperoleh air yang murni (sebelum proses
pemurnian) air tersebut terlebih dahulu disaring kembali dalam active carbon agar
diperoleh air yang benar-benar bebas dari material-material padat dan untuk
menghilangkan bau, rasa serta warna air. Selanjutnya air dialirkan ke tanki resin
penukar kation (cation exchanger resin) yang berfungsi untuk mengikat atau
menangkap ion positif. Sedangkan untuk menangkap ion negatif, air tersebut
dialirkan ke tanki resin penukar anion (anion exchangger resin). Sebelum air
yang berfungsi untuk menghilangkan gas-gas yang masih terlarut dalam air.
Untuk meyakinkan air tersebut betul-betul bebas dari ion positif dan
negatif maka air dialirkan lagi ke tanki mixed bed. Tanki mixed bed ini berisi resin
penukar kation dan anion. Untuk mengontrol kesadahan (pH) air murni digunakan
Amoniak cair yang digunakan untuk mengikat ion-ion lambat laun akan
jenuh pada produksi air dalam volume tertentu, maka untuk mengaktifkan
menggunakan bahan kimia Sulfuric acid (H2SO4) untuk Cation dan Caustic soda
(NaOH) untuk anion. Air limbah hasil regenerasi sebelum dibuang ke sungai
terlebih dahulu dinetralkan didalam bak netralizing pit dengan pH 7-8 yang
kemudian ke pemanas air tekanan rendah (LP heater 1 dan 2), deaerator, boiler
feed pump (BFP) pemanas air tekanan tinggi (HP heater 1 dan 2) economizer,
terakhir masuk ke dalam drum ketel. Kemudian dipanaskan di dalam pipa-pipa air
yang berada di dinding ruang bakar, panas tersebut dihasilkan dari pembakaran
Air akan berubah menjadi uap, selanjutnya uap tersebut dipanaskan dalam
pipa-pipa superheater, hal ini dimaksudkan agar diperoleh uap yang betul-betul
kering dan tidak mengandung butiran-butiran air lagi. Uap kering tersebut
condenser hotwell. Air kondensasi ini disirkulasikan lagi sesuai siklus tertutup di
atas. Putaran turbin diteruskan ke generator dan menghasilkan listrik. Listrik dari
generator diteruskan ke transformator step-up untuk dinaikkan tegangannya dari
tegangan yang dihasilkan oleh PLTU Ombilin 11,5 kV menjadi 150 kV untuk
dalam bunker mill. Kemudian batubara digiling sampai halus di dalam mesin
gilingan atau mill, sehingga menjadi serbuk halus batubara yang selanjutnya
Proses pembakaran bahan bakar batu bara didalam ruang ketel uap,
digunakan force draft fan dengan kapasitas sekitar 288,372 nm3/h. Udara luar
yang besar antara temperatur udara pembakaran dengan temperatur ruang bakar,
terlebih dahulu udara tersebut dipanaskan pada alat pemanas udara (air heater)
sehingga temperatur ruang bakar pada saat unit beroperasi adalah sebesar 700 0C,
sedangkan temperatur ruang bakar yang masuk ke air heater sekitar 3000C .
b. Alat penggiling batu bara (bowl mill) sebagai pengering sekaligus membawa
pembakaran yang berupa gas asap harus segera dibuang keluar melalui cerobong
asap dengan bantuan induced draft fan. Gas asap ini masih memiliki temperatur
tinggi untuk meningkatkan efisiensi sumber panas, maka gas asap ( flue gas )
a. Superheater
b. Economizer
besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor
ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga
frekuensi sangat tinggi yaitu 70 KHz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar
oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing,
padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat
hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan
tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa
1. Piezoelektrik
Piezoelektrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
ketika dikenai regangan atau tekanan mekanis. Sebaliknya, jika medan listrik
sensor ultrasonik.
2. Transmitter
harus di buat sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator dilanjutkan
kristal tergantung dari disain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan
3. Receiver
gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan
pada industri yang di buat oleh PT.VEGA, satu alat yang berfungsi sebagai
digunakan untuk mengukur jarak benda dari 0cm – 30m dengan akurasi 3mm.
Berikut gambar 3.2 adalah bentuk fisik dari sensor veganos 61 tampak dari
depan yang. Serta gambar 3.3 ukuran demensi dari sensor veganos 61.
Gambar 3.4 adalah pin yang koneksi digunakan untuk operasikan sensor
2. terminal ground
3. terminal power supply
pembakaran. Dalam jumlah banyak abu menjadi salah satu polutan yang sangat
berbahya jika tercampur dengan atmosfer. Salah satu penghasil polusi yang cukup
tinggi adalah PLTU berbahan bakar batubara. Setiap pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar fosil (kecuali gas alam) pasti menghasilkan emisi
berupa abu dan bahan bakar fosil yang paling banyak mengandung abu adalah
Ada dua jenis abu yang dihasilkan dari pembakaran batubara didalam
boiler yaitu fly ash dan bottom ash. Fly ash adalah abu yang berukuran cukup
kecil sehingga ia bercampur dengan gas hasil pembakaran (flue gas) dan akan
keluar melalui cerobong asap boiler. Sebagian dari abu yang dihasilkan dari
terakumulasi dan memadat dan akan jatuh kebagian bawah menuju SSC
Jumlah terbentuknya kedua jenis abu ini tergantung dari jenis batubara
yang dipakai dan jenis boiler itu sediri. Berdasarkan penelitian,komponen abu
jumlah senyawa- senyawa penyusun abu dapat bervariasi tergantung pada jenis
dan lokasi penambangan batubara yang digunakan. Seperti pada gambar 3.5
berikut:
Silo fly ash adalah tempat penyimpanan sementara abu ringan (Fly Ash)
sebelum di buang pada tempat yang telah ditentukan. Silo ini, harus dijaga level
ketinggian abunya agar tidak mentripkan filter kolektor. Di dalam silo abu ringan
diaduk dengan air untuk menghasilkan abu yang setengah basah. Manfaat abu
setengah basah adalah agar abu tidak mudah terbang atau terbawah angin saat
3.5 PLC
terdiri dari peralatan elektronik yang digunakan untuk mengontrol proses tertentu.
PLC merupakan bagian system control yang terhubung dengan komponen control
seperti switch, solenoid, dan sensor-sensor lainnya. PLC yang merupakan bagian
control system terhubung langsung dengan proses control yang dilakukan sesuai
dengan program yang ada pada memori. PLC akan menerima data sinyal
terhubung dengan peralatan lain seperti relay, lampu indicator dan lain-
lainnya. Output ini bisa berupa analog maupun digital dan AC ataupun
DC.
Power Supply (catu daya): merupakan unit yang menyediakan daya untuk
kebutuhan PLC.
Memory: tempat menyimpan program dan data aplikasi yang ada pada
PLC.
3.6 Valve
Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem
aliran fluida dengan cara membuka, menutup atau menutup sebagian aliran fluida.
Katup/valve memiliki peran penting dalam suatu industri seperti industri migas
yang meliputi pengaliran kedalam kolom destilasi dan mengontrol pengapian pada
pegangan, tuas pedal dan lain sebagainya, selain dioperasikan secara manual
Fungsi Valve
keduanya.
valve (lift check dan swing check). Valve ini akan tetap terbuka dan akan
regulator.
5. Untuk pressure relief dengan menggunakan relief valve dan safety valve.
Sedangkan safety valve mengunakan per (spring loaded), valve ini akan
Control Valve
Control valve adalah suatu alat yang digunakan untuk memodifikasi aliran
fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem proses dengan menggunakan daya
untuk operasinya. Valve ini digunakan oleh industri dalam banyak aplikasi.
Control valve adalah elemen kontrol akhir yang paling umum digunakan
untuk mengatur aliran bahan dalam sebuah proses. Pada suatu loop proses,
ubah karena perubahan aliran pada sistem atau karena lapisan pipa dan
Adapun yang dimaksud besaran proses adalah suatu keadaan yang dapat
besaran aliran nya yang dikenal dengan istilah Flow dalam instrumentasi,
Temperature, tentang ketinggian isi sebuah tangki yang dikenal dengan istilah
Level, dan ada beberapa besaran lain yang bisa dikontrol dengan
valve dengan tipe LCV (Level control valve). Level control valve digunakan
untuk mengatur level (tinggi atau kapasitas fluida dalam sebuah tangki).
Dengan pengunaan LCV ini, maka tidak di perlukan lagi operator yang
PEMBAHASAN
untuk menangkap abu hasil proses pembakaran dengan jalan memberi muatan
listrik padanya. Prinsip kerja ESP yaitu dengan memberi muatan negatif
kepada abu tersebut melalui elektroda (discharge electrode). Jika abu tersebut
melewati sebuah kolom yang terbuat dari plat yang nmemiliki muatan positif
(collecting electrode) maka secara alami abu tersebut akan tertarik oleh plat-
plat tersebut. Setelah abu terkumpul pada plat tersebut,sebuah system rapper
khusus akan membuat abu tersebut jatuh kebawah dan keluar dari sistem ESP.
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada gamabr ilustrasi sistem ESP berikut
ini.
Gamba
Proses yang terjadi pada ESP sehingga abu (fly ash) dapat berkumpul
CE,pada kondisi ini muncul fenomena korona listrik yang berpendar pada
sisi DE. Pada saat gas buang batubara melewati medan listrik inifly ash
akan terkena muatan listrik yang dipancarkan oleh kutub negatif pada DE.
Proses pemberian muatan negatif pada abu tersebut dapat terjadi secara
difusi atau induksi tergantung dari ukuran abu tersebut. Beberapa partikel
listrik.
Yang besar ada juga partikel yang mudah dikenai muatan negatif namu
kembali.
CE atau bergerak menurut aliran gas yang ada. Kecepatan aliran gas buang
diautr sedemikian rupa sehingga semua abu yang terkandung dalam gas
cara memukul bagian CE dengan sebuah sistem mekanis. Sistem rapper ini
terdiri dari sebuah hammer.motor penggerak,serta sistem gear box
periodik. Sistem rapper tidak hanya terpasang pada sisi CE namun pada sisi
DE juga dipasang sistem rapper karena ada sebagian kecil dari abu yang
positif.
d. Hopper. Abu yang rotok dari CE akan jatuh dan terkumpul di hopper yang
terletak dibawah sistem CE dan DE. Hopper ini haarus didesain dengan
baik agar abu yang sudah terkumpul tidak masuk kembali kedalam
2. Filter Collector
ringan (fly ash) yang terhubung langsung dengan silo fly ash, fy ash yang
dihisap oleh vacuum blower akan menuju silo dan akan tertapung sementara
pada filter collector dan kemudian akan dirontokan oleh sebuah vibrator dan
ditampung oleh silo. Konstruksi dari filter collector dapat dilihat pada gambar
Abu yang terbawa oleh gas buang hasil pembakaran ruang bakar akan
berasal dari trafo dengan tegangan primer 380 VAC yang telah dirubah
menjadi tegangan DC agar dapat membuat abu tersebut menempel pada plat
CE karena abu mengandung unsur negatif dan kemudian abu tersebut akan
dirontokan dengan cara digetarkan oleh hammer. Kemudian abu yang telah
jatuh kedalam hopper akan di distribusikan oleh valve type E menuju filter
berfrekuensi 70kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara
umum, alat ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau
suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan
18kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum
kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal
S = 340.t/2
Ringan
Dalam berbagai siklus di PLTU salah satu peralatan yang paling penting
adalah Silo, yang secara fungsinya disebut juga sebagai tempat penampungan
sementara abu ringan. Pada pembahasan kali ini, saya akan menjelaskan
bagaimana pembacaan level ketinggian abu ringan pada silo sehingga bisa terbaca
Sensor
Mikrokontrole Monitor
Ultaronik D/I PLC
r
Veganos 61
Untuk mendeteksi ketinggian abu ringan dalam silo, pada sistem ini
digunakan sensor ultrasonic veganos 61. Sensor dapat dipasang diatas tangki dan
gelombang ultrasonik dipancarkan oleh sensor ini dan terdapat objek yang
menggunakan pulsa dengan periode 10 us. Seketika itu, sensor akan memancarkan
tersebut terpantul, maka penerima pada sensor akan memberikan sinyal pulsa ke
dapat dihitung sesuai rumus berdasarkan timing diagram tersebut. Besarnya jarak
antara sensor dengan objek yang terdeteksi dapat dihitung sebagai berikut:
S = 340 m/s.t/2
Untuk pembacaan level ketinggian abu ringan dapat diperoleh dengan cara
tinggian silo dikurang dengan jarak sensor dengan permukaan abu ringan
sehingga mengahsilkan data levelnya. Ketinggian silo fly ash di PLTU ombilin
yaitu 15 meter. Di PLTU ombilin data level abu di konversikan ke dalam bentuk
persentase agar memudahkan para operator di control room melihat data level.
Dengan bentuk seperti tabung, serta di atasnya terdapat filter kolektor. Di bagian
bawah silo ada tempat pengisian abu ringan ke dalam truk mobil dari silo melalui
display sensor itu sendiri seperti gambar 4.6 dan juga akan dikirim ke PLC
Pada Judul ini, Programmable Logic Control (PLC) merupakan suatu alat
yang mengatur kerja valve yang inputnya sendiri didapat dari level pembacaan
control room.
dengan sistem yang dirancang dapat dilihat pada gambar 4.7 di control room.
Gambar 4.10 Tampilan data level di control room
ketinggian abu ringan dalam bentuk perentase. Selain itu, besarnya nilai setpoint
yang diberikan pada sistem dapat dimasukan melalui sistem monitoring ini.
Perangkat ini bersifat open source dan bahasa pemrograman yang digunakan pada
filter colector
Normal 0 – 70 % Vakum colector berjalan
dengan normal
Sistem pengendalian level ketinggian abu ringan pada silo berfungsi untuk
menjaga agar level ketinggian abu berada pada setpoin level. Pengendalian level
berdasarkan tabel data level ketinggian abu ringan yang di atur oleh operator di
control room untuk membuka valve dengan program PLC. Jika level abu ringan
berada pada level 80% maka sistem akan mentripkan vakum pada filter colector,
sehingga tidak terjadi pengisapan abu ringan di hopper ESP. Jika abu di hopper
terlalu tinggi maka bisa mentripkan ESP. Trip ESP terjadi karena abu ringan
menyentuh elemen plat ESP sehingga plat ESP konslet. Apabila ESP trip maka
tidak terjadi penangkapan abu di ESP, sehingga abu langsung keluar di cerobang
asap.
Untuk mencengah terjadinya trip pada vakum filter kolektor maka level ini
di jaga untuk berada di bawah 70% level ketinggian abu ringan. Untuk menjaga
level ini abu yang ada di silo di keluarkan melalui valve yang berada di bawah
silo. Abu ringan yang keluar dari silo di tampung oleh truck pengankut untuk di
mengeluarkan abu dari silo ke truck dalam sistem ini juga dapat diperlihatkan
dimana untuk perintah melalui display dan box panel , yang di tekan oleh si
operator. Si operator akan selalu membuka valve untuk mencegah tripnya vakum
colector. Pada saat pembukaan katup valve, mobil truck abu harus berada di
bawah silo. Jadi proses pengangkutan abu terjadi pada siang hari dengan jam
kerja. Pada malam hari operator akan terus mengontrol level abu ringan itu
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kerja praktek lapangan yang telah dilakukan, maka penulis dapat
collector.
4. Vakum filter collector akan trip jika level abu ringan di atas 80% maka,
5. Katup valve berfungsi untuk mengeluarkan abu ringan pada silo untuk di
5.2 Saran
2. Kerjasama dan kekompakkan tim yang sudah terjalin bagus selama ini
[1] Alawiah, Amelia. 2017. “Sistem Kendali dan Pemantauan Ketinggian Air
2019. Paket Program Aplikasi ArcGIS Analys dan Mapping. Politeknik Negeri
Bali. Denpasar
AT89S51 dalam Alat Uji Ambang Batas Toleransi Kadar Alkohol pada Minuman
Beralkohol (MIKOL). Logic: Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi 13 (3), 124
LAMPIRAN
Jl. Prof. Dr. M. Yamin SH, Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat 27446
Email: somb.kitsbs@pln.co.id
Lampiran 2. Siklus Utama dari PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Ombilin.
1
Lampiran 3: Diagram Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Ombilin