Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN MAGANG

KEANDALAN PASOKAN ENERGI LISTRIK DALAM


RANGKA KUNJUNGAN PANGLIMA TNI DI HOTEL
SANTIKA DAN KANZUS SHOLAWAT
PT. PLN (Persero) UP3 PEKALONGAN

Disusun Oleh:
NISA SAJU FERNANDA
3.39.16.1.18

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


PROGRAM D3 KERJASAMA PLN – POLINES
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Tempat Magang : PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan


Topik / Judul : Keandalan Pasokan Energi Listrik dalam Rangka
Kunjungan Panglima TNI di Hotel Santika dan Kanzus
Sholawat
Waktu Pelaksanaan : 11 Februari 2019 – 10 Mei 2019

Pekalongan, 7 Maret 2019

Nisa Saju Fernanda


NIM 3.39.16.1.18

Mengetahui, Menyetujui,
Manajer Bagian Jaringan, Supervisor Operasi Distribusi,

MT. Tri Wibowo Faris Aunillah


NIP NIP

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Tempat Magang : PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan


Topik / Judul : Keandalan Pasokan Energi Listrik dalam Rangka
Kunjungan Panglima TNI di Hotel Santika dan Kanzus
Sholawat
Waktu Pelaksanaan : 11 Februari 2019 – 10 Mei 2019

Semarang, 7 Maret 2019

Nisa Saju Fernanda


NIM 3.39.15.1.18

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,

Yusnan Badruzzaman, S.T,M.Eng Mochammad Muqorrobin, Ir. M.Eng


NIP 197503132006041001 NIP 196204201987031002

iii
KATA PENGANTAR

Bismillah, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan magang ini dengan lancar sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.

Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa dalam menempuh studi akhir untuk mengikuti ujian akhir pada
Jurusan Teknik Elektro Progam Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Semarang
dan sebagai laporan pertanggungjawaban atas magang yang telah dilaksanakan di
PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan yang dilakasanakan pada tanggal 11 Februari
2019 sampai dengan 10 Mei 2019

Magang dan penulisan laporan ini dapat terlaksana dengan baik tak lepas dari
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1) Allah Subhanahu wa ta’ala atas nikmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan magang dengan lancar.
2) Keluarga yang selalu memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang dengan baik.
3) Bapak Ir. Supriyadi, MT. Selaku Direktur Politeknik Negeri Semarang.
4) Bapak Dr. Amin Suharjono, S.T, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang.
5) Bapak Yusnan Badruzzaman ST, M.Eng selaku Ketua Program Studi Teknik
Listrik Politeknik Negeri Semarang.
6) Bapak Mochammad Muqorrobin, Ir. M.Eng. selaku dosen pembimbing
magang Politeknik Negeri Semarang yang selalu memberikan arahan dan
masukan kepada penulis.
7) Bapak MT. Tri Wibowo selaku Manager Bagian Jaringan yang memberikan
izin dalam kegiatan magang di UP3 Pekalongan.
8) Bapak Faris Aunillah selaku Supervisor Operasi PT PLN (Persero) UP3
Pekalongan yang memberikan arahan dan bimbingan dalam kegiatan magang.

iv
9) Bapak Widodo selaku Supervisor K3L PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan
yang memberikan pembekalan dalam hal K3L di kegiatan magang.
10) Bapak Henggar A.W selaku Junior Engineer PT PLN (Persero) UP3
Pekalongan yang memberikan bimbingan dalam kegiatan magang.
11) Seluruh karyawan bagian Operasi Jaringan dan seluruh karyawan, karyawati
PT. PLN PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan yang telah memberikan
dukungan, arahan, kesan dan saran selama magang.
12) Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.

Terima kasih penulis ucapkan atas segala bantuan dan saran yang diberikan semoga
Allah Subhanahu wata’ala membalas kebaikan yang telah diberikan. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar menjadi lebih baik untuk kedepannya. Penulis berharap Laporan
Kerja Praktek ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi
pembacanya.

Pekalongan, 7 Maret 2019

Penulis
Nisa Saju Fernanda

v
DAFTAR ISI

LAPORAN MAGANG ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
BAB I ...................................................................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Magang ....................................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan Laporan ............................................................................ 3
1.5 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 4
1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang .................................................... 4
1.7 Sistematika Pengumpulan Laporan .............................................................. 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................................ 6
2.1 Profil PT. PLN (Persero) ........................................................................ 6
2.2 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) ........................................................ 7
2.3 Dasar Hukum Berdirinya PT. PLN (Persero).......................................... 8
2.4 Makna Logo PT PLN (Persero) ............................................................. 9
2.5 Kebijakan Manajemen PT PLN (Persero) ............................................ 11
2.6 Pengembangan Organisasi PT PLN (Persero) ..................................... 12
2.7 Profil PT. PLN (Persero) UP3 Pekalongan .......................................... 13
2.9 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UP3 Pekalongan ............. Error!
Bookmark not defined.
2.10 Disiplin Kerja PT. PLN (Persero) UP3 Pekalongan ........................... 14
2.11 Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) UP3 Pekalongan ............................ 14
BAB III.................................................................................................................. 15

vi
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 15
3.1 Deskripsi Sistem Tenaga Listrik .......................................................... 15
3.2 Sistem Operasi Jaringan Distribusi ...................................................... 17
3.3 Saluran Udara ........................................ Error! Bookmark not defined.
3.4 Sistem Pengaman pada Sistem Jaringan DistribusiError! Bookmark
not defined.
3.5 Manuver Jaringan .................................. Error! Bookmark not defined.
3.6 Sietem Komunikasi ............................... Error! Bookmark not defined.
3.7 Gangguan Distribusi ............................................................................. 26

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
DAFTAR LAMPIRAN

x
BAB I
PENDAHULIAN

1.1 Latar Belakang


Era Globalisasi saat ini hampir semua kegiatan manusia membutuhkan
energi listrik. Untuk memenuhi keandalan ketersediaan dan penyaluran
energi listrik, PT PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bertugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan
umum. Sistem tenaga listrik di Indonesia terdiri dari beberapa bagian yaitu
sistem pembangkit, transmisi, dan distribusi yang bekerja dengan baik
sehingga akan meningkatkan kehandalan jaringan untuk proses penyaluran
tenaga listrik.

Pada jaringan distribusi, hampir setiap pekerjaan melakukan pemadaman


agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan aman, adapun apabila
terjadi gangguan berupa overload atau beban lebih maka Recloser atau PMT
akan mengalami trip agar gangguan tidak berlanjut, hal ini salah satu
penyebab padam yang tidak diinginkan sehingga penyaluran listrik terhenti.
Manuver jaringan diperlukan guna mendapatkan wilayah padam yang
sesuai dengan kebutuhan maupun wilayah padam akibat ganggaun.
Manuver jaringan distribusi sendiri adalah teknik manipulasi jaringan
dengan membuka atau menutup peralatan switching pada jaringan untuk
membatasi atau mempersempit wilayah padam sesuai dengan kebutuhan.
Dalam kasus ini akan dilakukan manuver keandalan guna menjaga
kontinuitas pasokan tenaga listrik diwilayah Kansuz Solawat dan Hotel
Santika dikarenkan adanya kunjungan Panglima TNI. Pada tanggal 28
Februari 2019 s.d 1 Maret 2019.

Kegiatan ini dilakukan dengan membuka atau menutup alat switching


berupa ABSW, LBS, dan Recloser. Pengoperasian alat switching dapat
menggunakan SCADA yaitu dengan pengoperasian jarak jauh maupun
pengoperasian secara manual apabila terjadi kegagalan saat pengoperasian

1
pada SCADA maka dilakukan dengan pengoperasian lokal (lokalisir
gangguan).

1.2 Ruang Lingkup


Untuk menjaga agar pembahasan dalam penulisan ini tidak meluas dan
menyimpang dari pokok permasalahan, maka pembahasan akan dibatasi
pada:
1) Membahas mengenai pemilihan penyulang yang akan dipakai untuk
manuver keandalan berdasarkan pertimbangan:
- frekuensi gangguan yang terjadi dipenyulang tersebut berdasarkan
rekapan bulan-bulan sebelumnya
- potensi penyebab gangguan yang terjadi berdasarkan rekapan bulan-
bulan sebelumnya
- besar beban yang akan di limpahkan dengan menghitung beban per
section
2) Tidak melakukan perhitungan mengenai SAIDI dan SAIFI
3) Membahas peranan dari keypoint LBS, ABSW, dan Recloser

Ruang lingkup ini diharapkan dapat mempermudah para pembaca dalam


memahami dan menerima isi dari laporan ini.

1.3 Tujuan dan Manfaat Magang


a. Tujuan Magang
Adapun tujuan diadakan magang ini adalah:
1) Sebagai salah satu syarat pendidikan yang ditempuh di Politeknik
Negeri Semarang.
2) Mengikuti kurikulum pendidikan yang telah ditentukan oleh Politeknik
Negeri Semarang dan PT PLN (Persero) untuk kelas kerjasama.
3) Mempraktekkan secara langsung keterampilan yang dimiliki dan
didapat dari bangku kuliah pada suatu perusahaan.
4) Meningkatkan kualitas SDM bagi calon tenaga kerja yang mandiri dan
profesional.

2
5) Memperkenalkan lingkungan kerja kepada mahasiswa.
6) Memperluas pandangan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang pesat.
7) Meningkatkan kerjasama dan mempererat hubungan antara Politeknik
Negeri Semarang dengan PT PLN (Persero).

b. Manfaat Magang
Adapun manfaat diadakannya magang ini yaitu:
1) Mengetahui arah profesi lulusan program kelas kerjasama PT PLN
(Persero) dengan Politeknik Negeri Semarang khususnya di bidang
Teknik Elektro.
2) Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum di masa
depan.
3) Mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu dasar yang di peroleh di bangku
perkuliahan serta menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan akan praktek-praktek atau proses kerja secara nyata di dunia
industri sesungguhnya.

1.4 Tujuan Penulisan Laporan


Adapun tujuan penulisan laporan magang adalah:
a. Sebagai pertanggungjawaban mahasiswa telah melaksanakan magang.
b. Sebagai bukti bahwa mahasiswa telah mendapatkan ilmu, wawasan, dan
pengalaman selama menjalani magang di PT.PLN (PERSERO) UP3
Pekalongan.
c. Melatih mahasiswa untuk menuangkan ide-ide serta ilmu-ilmu yang telah
diterima selama pelaksanaan magang berlangsung di PT PLN (Persero).

3
1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk mempermudah penulis dalam memperoleh data yang diinginkan,
maka digunakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
sebagai berikut:
a. Metode Wawancara Metode wawancara dilakukan langsung dengan
pembimbing maupun pegawai PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan
mengenai bagaimana proses manuver untuk keandalan pasokan energi
listrik agar dapat mensukseskan acara kunjungan Panglima TNI ke
Kansuz Sholawat.
b. Metode Observasi Metode observasi ini berupa pengamatan dan
menganalisis langsung kondisi jaringan dan peralatan keypoint
memlalui monitoring yang dilakukan oleh dispacther yang kemudian
diolah menjadi sebuah laporan tertulis.
c. Metode Literatur Metode literatur merupakan mencari dan
mengumpulkan data dengan cara mengutip buku yang terkait tentang
manuver jaringan.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang


Magang ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dimulai pada tanggal 11
Februari 2019 sampai dengan 10 Mei 2019 dengan lima hari kerja (Senin–
Jumat) pada jam kerja pukul 07.30 – 16.30 WIB untuk hari Senin–Kamis
dan pukul 07.00 – 15.00 WIB untuk hari Jumat di PT PLN (Persero) UP3
Pekalongan, Jalan Manggis No.2, Sampangan, Pekalongan Timur, Kota
Pekalongan, Jawa Tengah 51126. Website: www.pln.co.id.

4
1.7 Sistematika Pengumpulan Laporan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :

BAB I – PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat
magang, tujuan penulisan laporan, waktu dan tempat pelaksanaan, metode
pengumpulan data, dan sistematika penyusunan laporan.

BAB II – TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


Penjelasan singkat mengenai profil perusahaan PT PLN (Persero),mulai dari
sejarah, visi, misi, motto, makna logo PT PLN (Persero). Serta uraian
mengenai PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan, mulai dari profil persahaan
hingga susunan organisasi yang ada di PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan,
dan beberapa keterangan lain tentang perusahaan ini.

BAB III – LANDASAN TEORI


Bab ini menjelaskan mengenai sistem operasi distribusi tegangan
menengah, sistem pengamanan pada jaringan distribusi,, dan keypoint yang
digunakan (LBS, ABSW, dan Recloser), manuver jaringan, sistem
komunikasi, serta macam-macam gangguan.

BAB IV– PEMBAHASAN


Pembahasan mengenai Keandalan Pasokan Energi Listrik dalam Rangka
Kunjungan Panglima TNI yaitu perhitungan beban, frekuensi gangguan
yang terjadi di penyulang tersebut, dan potensi gangguan yang akan terjadi
pada daerah yang akan menerima pasokan energi listrik, serta memaparkan
bagaimana manuver keandalan dilakukan berdasarkan SOP.

BAB V – PENUTUP
Bab ini membahas mengenai saran dan kesimpulan tentang PT.PLN
(PERSERO) UP3 Pekalongan dan Keandalan Pasokan Energi Listrik dalam
Rangka Kunjungan Panglima TNI.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil PT. PLN (Persero)


a. Visi PT PLN (Persero) :
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang,
unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
b. Misi PT PLN (Persero) :
1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan
pemegang saham.
2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
c. Motto PT PLN (Persero) :
“Bekerja Bekerja Bekerja”
d. Maksud dan Tujuan Perseroan
Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta
memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di
bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
e. Penerapan Nilai-Nilai:
1) Saling percaya
2) Integritas
3) Peduli
4) Pembelajar

6
2.2 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero)
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan
di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda
yang bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan pembangkit
tenaga lisrik untuk keperluan sendiri Antara tahun 1942-1945 terjadi
peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebt oleh Jepang,
setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang
Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada


Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI
Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indinesia.
Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan
Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965.
Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan
Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
(PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak

7
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang.

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia terjadi pasang surut,sejalan dengan


pasang surutnya perjuangan Bangsa.Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian
dikenal dengan Hari Listrik dan Gas,hari tersebut telah diperingati untuk
pertama kalinya pada tanggal 27 Oktober 1946 bertempat di Gedung Badan
Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNIP),Yogyakarta.Penetapan secara
resmi tanggal 28 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan
keputusan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga No.20 tahun 1960. Namun,
kemudian berdasarkan keputusan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik No.235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 Peringatan Hari
Listrik dan Gas digabungkan dengan Hari kebangkitan Pekerjaan Umum
dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember.Maka berdasarkan
keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1134.K/43/PE/1992
tanggal 31 Agustus 1992.Oleh karena itu ditetapkan tanggal 27 Oktober
1992 sebagai Hari Listrik Nasional.

2.3 Dasar Hukum Berdirinya PT. PLN (Persero)


a. Anggaran Dasar PLN Tahun 1998.
b. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
c. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 1998 tentang Pengalihan
Kedudukan, Tugas.
d. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan
(Persero). Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1998 tentang pengalihan
Pembinaan terhadap Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perseroan
Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki Negara Republik Indonesia
kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

8
2.4 Makna Logo PT PLN (Persero)
Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan
adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976,
mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

Gambar 2.1 Logo PT PLN


Adapun masing-masing elemen pada lambang PT PLN memiliki makna
sebagai berikut :
1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Gambar 2.2 Lambang Persegi pada Logo PT PLN


Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa
listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.
Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang
dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

9
2. Petir atau Kilat

Gambar 2.3 Lambang Petir pada Logo PT PLN


Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang
merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta
tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan zaman.

3. Tiga Gelombang

Gambar 2.4 Lambang Tiga Gelombang pada Logo PT PLN

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran
dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT
PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang
tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan
manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang
dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik
bagi para pelanggannya.

10
2.5 Kebijakan Manajemen PT PLN (Persero)
Tahun 2003 ditandai dua tantangan besar yang harus dihadapi PLN selaku
perusahaan terbesar di bisnis kelistrikan di Indonesia.Pertama, membaiknya
perekonomian nasional yang memberikan dampak membaiknya
pertumbuhan ketenagalisrtikan di Indonesia. Kedua diberlakukannya UU
No. 20 tahun 2002 yang merubah lingkungan bisnis kelistrikan menjadi
surat dengan kompetisi.

Pelaksanaan program Restrukturisasi Korporat dan Road Map perusahaan


merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk menuju PLN baru, yaitu
PLN yang mampu menghadapi perubahan lingkungan usaha. Buku
Pedoman Good Corporate Government sebagai komitmen perusahaan telah
dibuat untuk menjadi acuan bagi komisaris, direksi dan seluruh manajemen
PLN dalam mengelola perusahaan, baik dalam pembangunan struktur
maupun dalam mengembangkan proses bisnis. Good Corporate
Government yang berdasarkan kaidah transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, responsibilitas serta kewajaran akan meningkatkan kinerja
dan citra positif bagi perusahaan.

Upaya untuk meningkatkan investasi sarana penyediaan tenaga listrik dan


pelayanan kepada pelanggan, yang merupakan usaha untuk tetap dapat
mempertahankan dan melaksanakan tanggung jawab PLN dalam menjamin
kelangsungan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat, akan terus
ditingkatkan. Upaya peningkatan kemampuan perusahaan tersebut
diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi pelanggan, perusahaan dan
pemegang saham.

Suksesnya penyelesaian semua agenda korporat diatas, pada akhirnya akan


memastikan PLN sebagai perusahaan terkemuka untuk mencapai posisi siap

11
tinggal landas menggapai gemerlap di tahun-tahun mendatang menjadi
perusahaan kelas dunia selamanya.

2.6 Pengembangan Organisasi PT PLN (Persero)


Cakupan operasi PLN sangat luas meliputi seluruh wilayah di Indonesia
yang terdiri lebih dari 13.00 pulau. Dalam perkembangannya, PT PLN
(Persero) telah mendirikan 6 anak perusahaan dan 1 Perusahaan Patungan,
yaitu:
1. PT Indonesia Power, yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga
listrik dan usaha-usaha lain yang terkait, yang berdiri tanggal 3 Oktober
1995 dengan nama PT PJB I dan baru tanggal 1 September 2000
namanya berubah menjadi PT Indonesia Power.
2. PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) bergerak di bidang pembangkitan
tenaga listrik dan usaha-usah lain yang terkait dan berdiri tanggal 3
Oktober 1995 dengan nama PT PJB II dan tanggal 22 September 2000,
namanya berubah menjadi PT PJB.
3. Pelayanan Lstrik Nasional Batam (PT PLN Batam) yang bergerak
dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di
wilayah Pulau Batam, didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
4. PT Indonesia Comnets Plus, yang bergerak dalam bidang usaha
telekomunikasi didirikan tanggal 3 Oktober 2000.
5. PT Prima Layanan Nasional Enjini, Rekayasa Enjiniring dan Supervisi
Konstruksi, didirikan pada tanggal 3 Oktober 2002.
6. Pelayanan Listrik Nasioanal Tarakan (PT PLN Tarakan), bergerak
dalam usaha penyediaan tenaga Listrik bagi kepentingan umum di
wilayah Pulau Tarakan.
7. Geo Dipa Energi, perusahaan patungan PLN-PERTAMINA yang
bergerak di bidang Pembangkit Tenaga Listrik terutma yang
menggunakan panas bumi.

Perusahaan Perseroan Terbatas, maka anak perusahaan diharapkan dapat


bergerak lebih leluasa dengan antara lain membentuk Perusahaan Joint

12
Venture, menjual saham dalam bursa efek, menerbitkan obligasi dan
kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Di samping itu, untuk mengantisipasi
Otonomi daerah, PLN juga telah membentuk unit bisnis strategis
berdasarkan kewilayahan dengan kewenangan manajemen yang lebih luas.

2.7 Profil PT. PLN (Persero) UP3 Pekalongan


PT. PLN (Persero) UP3 Pekalongan merupakan salah satu kantor UP3 yang
ada di Wilayah Distribusi Jateng dan DIY. Alamat kantor PT. PLN
(Persero) Area Semarang
Alamat : Jl. Manggis, No. 2, Sampangan. Pekalongan Timur,
Kota Pekalongan
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 51126
Telepon : (0285) 434784

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa tengah dan D.I Yogyakarta


berkedudukan dan atau mempunyai wilayah kerja Propinsi Jawa Tengah
dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. PT. PLN (Persero) Dstribusi
Jateng dan DIY membawahi 12 Area yang setiap Area membawahi Rayon
kerja. Daftar Area PT. PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY adalah
sebagai berikut:
a. Area Kudus
b. Area Surakarta
c. Area Yogyakarta
d. Area Semarang
e. Area Cilacap
f. Area Magelang
g. Area Purwokerto
h. Area Tegal
i. Area Salatiga
j. Area Klaten
k. Area Pekalongan

13
l. Area Demak
2.8 Disiplin Kerja PT. PLN (Persero) UP3 Pekalongan

2.9 Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) UP3 Pekalongan


Wilayah Kerja PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan secara geografis terletak
di…….. Luas wilayah kerja UP3 Pekalongan adalah …………km2.
PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan memiliki 4 ULP.
Adapun 4 (empat) ULP tersebut adalah
a. ULP Kota Pekalongan
b. ULP Kedungwuni
c. ULP Batang
d. ULP Wiradesa

14
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Deskripsi Sistem Tenaga Listrik


Pada umumnya suatu sistem tenaga listrik yang lengkap mengandung empat
unsur Pertama, adanya suatu unsur pembangkit tenaga listrik. Tegangan
yang dihasilkan oleh pusat tenaga listrik itu biasanya merupakan tegangan
menengah (TM). Kedua, suatu sistem transmisi, lengkap dengan gardu
induk. Karena jaraknya yang biasanya jauh, maka diperlukan penggunaan
tegangan tinggi (TT), atau tegangan extra tinggi (TET). Ketiga, adanya
saluran distribusi, yang biasanya terdiri atas saluran distribusi primer
dengan tegangan menengah (TM) dan saluran distribusi sekunder dengan
tegangan rendah (TR). Keempat, adanya unsur pemakaian atas utilisasi,
yang terdiri atas instalasi pemakaian tenaga listrik. Instalasi rumah tangga
biasanya memakai tegangan rendah, sedangkan pemakai besar seperti
industri mempergunakan tegangan menengah atau tegangan tinggi.

Energi listrik dibangkitkan pada pembangkit tenaga listrik (PTL) yang dapat
merupakan suatu pusat listrik tenaga uap (PLTU), pusat listrik tenaga air
(PLTA), pusat listrik tenaga gas (PLTG), pusat listrik tenaga diesel (PLTD),
ataupun pusat listrik tenaga nuklir (PLTN). PTL biasanya membangkitkan
energi listrik pada tegangan menengah (TM), yaitu pada umumnya antara 6
dan 20 KV. Pada sistem tenaga listrik yang besar, atau bilamana PTL
terletak jauh dari pemakai, maka tenaga listrik itu perlu diangkut melalui
saluran transmisi, dan tegangannya harus dinaikkan dari TM menjadi
tegangan tinggi (TT). Pada jarak yang sangat jauh malah diperlukan
tegangan ekstra tinggi (TET). Menaikkan tegangan itu dilakukan di gardu
induk (GI) dengan mempergunakan transformator penaik (step-up
transformer). Mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang dapat
merupakan suatu industri atau kota, tegangan tinggi diturunkan menjadi
tegangan menengah (TM). Hal ini juga dilakukan pada suatu GI dengan
mempergunakan transformator penurun (step down transformer).

15
Di Indonesia tegangan menengah adalah 20 KV. Saluran 20 KV ini
menelusuri jalan-jalan di seluruh kota, dan merupakan sistem distribusi
primer. Di tepi-tepi jalan, biasnya berdekatan dengan persimpangan
terdapat gardu-gardu distribusi (GD). Yang mengubah tegangan menengah
menjadi tegangan rendah melalui transformator distribusi. Melalui tiang-
tiang listrik yang terlihat di tepi jalan, tenaga listrik tegangan rendah
disalurkan kepada konsumen. Di Indonesia, tegangan rendah adalah
220/380 volt, dan merupakan sistem distribusi sekunder.

Gambar 3.1. Sistem Tenaga Listrik

16
3.2 Sistem Operasi Jaringan Distribusi
Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara
keseluruhan, sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik
dari sumber daya besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Pada
umumnya sistem distribusi tenaga listrik di Indonesia terdiri atas beberapa
bagian, sebagai berikut :

 Gardu Induk (GI)


 Saluran Tegangan Menengah (TM)/ Distribusi Primer
 Gardu Distribusi (GD)
 Saluran Tegangan Rendah (TR)

Gardu induk akan menerima daya dari saluran transmisi kemudian


menyalurkannya melalui saluran distribusi primer menuju gardu distribusi.
Sistem jaringan distribusi terdiri dari dua buah bagian yaitu jaringan
distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder. Jaringan distribusi primer
umumnya bertegangan tinggi (20 KV atau 6 KV). Tegangan tersebut
kemudian diturunkan oleh transformator distribusi pada gardu distribusi
menjadi tegangan rendah (220 atau 380 volt) untuk selanjutnya disalurkan
ke konsumen melalui saluran distribusi primer.

3.2.1 Gardu Induk Pada Sistem Distribusi


Gardu Induk adalah suatu instalasi, terdiri dari
peralatan listrik yang berfungsi untuk :
1. Transformasi tenaga listrik tegangan tinggi yang
satu ke tegangan tinggi yang lainnya atau ke
tegangan menengah.
2. Pengukuran, pengawasan operasi serta
pengaturan pengamanan dari sistem tenaga
listrik.

17
3. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan
tinggi dan gardu-gardu distribusi melalui feeder tegangan
menengah.

Peralatan dan fasilitas penting yang menunjang untuk kepentingan


pengaturan distribusi tenaga listrik yang ada di Gardu Induk adalah:
a. Sisi Tegangan Tinggi
- Transformator Daya
- Pemutus Tenaga (CB)
- Saklar Pemisah (DS)
- Pengubah transformator Berbeban
- Transformator Arus (CT)
- Transformator Tegangan (PT)
b. Sisi Tegangan Menengah
- Pemutus Tenaga trafo (incoming circuit Breaker)
- Pemutus Tenaga Kabel (outgoing Circuit Breaker)
- Trafo Arus (CT)
- Trafo Tegangan (PT)
c. Peralatan Kontrol
- Panel Kontrol
- Panel Relay
- Meter-meter pengukuran

3.2.2 Sistem Distribusi Primer


Sistem distribusi primer merupakan bagian dari sistem distribusi yang
berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari
pusat suplai daya besar (Bulk Power Source) atau disebut gardu induk
ke pusat-pusat beban. Sistem distribusi primer atau sistem distribusi
tegangan menengah tersususn oleh penyulang utama (main feeder)
dan penyulang percabangan (lateral). Jaringan distribusi di Indonesia
adalah jaringan distribusi bertegangan 20 KV.

18
3.2.3 Sistem Distribusi Sekunder
Sistem distribusi sekunder merupakan bagian dari sistem distribusi,
yang bertugas mendistribusikan tenaga listrik secara langsung dari
trafo distribusi ke pelanggan. Jaringan distribusi sekunder di Indonesia
adalah jaringan distribusi bertegangan 220/380 Volt. Untuk
selanjutnya pada pembahasan tugas akhir ini, sistem distribusi yang
dimaksud adalah sistem distribusi primer atau sistem distribusi
tegangan menengah 20 kV.

3.3 Manuver Pelimpahan Beban Jaringan Distribusi 20kV


Manuver jaringan atau manipulasi jaringan merupakan serangkaian
kegiatan pelimpahan tenaga listrik dengan membuat modifikasi terhadap
operasi normal dari jaringan akibat adanya gangguan atau pekerjaan
pemeliharaan jaringan akibat adanya gangguan atau adanya pekerjaan
jaringan sedemikian rupa sehingga tetap tercapai kondisi penyaluran yang
maksimum atau dengan kata lain yang lebih sederhana adalah mengurangi
daerah pemadaman.

Manuver jaringan adalah pekerjaan pengalihan/pelimpahan beban baik


sebagian maupun seluruh penyulang ke penyulang lain yang bersifat
sementara.
Kegiatan yang dilakukan saat manuver :
a. Menghubungkan bagian-bagian jaringan yang terpisah
menurut keadaan operasi normalnya, baik dalam keadaan
bertegangan maupun tidak.
b. Memisahkan jaringan menjadi bagian-bagian jaringan yang
semula terhubung menurut keadaan operasi normalnya, baik dalam
keadaan bertegangan maupun tidak.

19
Pelimpahan beban juga dapat diartikan sebagai kegiatan atau pekerjaan
pengalihan beban baik sebagian maupun seluruh penyulang ke penyulang
lain yang bersifat sementara dengan menutup (memasukkan) atau membuka
(melepas) peralatan – peralatan penghubung / switching seperti ABSW,
LBS, dan PMT.
1) Tujuan Pelaksanaan Pelimpahan Beban
Manuver jaringan distribusi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
a) Mempercepat penormalan jaringan.
b) Mempersempit daerah padam atau menimalisir pelanggan padam.
c) Pengaturan distribusi beban jaringan.
d) Pertimbangan keandalan jaringan.

Pelaksana pelimpahan beban jaringan distribusi biasanya dilakukan dalam


rangka pemeliharaan jaringan, adanya gangguan, dan guna keandalan suatu
wilayah atau tempat. Petugas yang memberikan perintah pelimpahan
beban jaringan distribusi 20 KV yaitu:
a) Dispatchcer APD
b) Dispatcher Area
c) Dispatcher Unit / Rayon
d) Pengawas Lapangan
e) Petugas pelaksana / Petugas gangguan

20
2) Syarat Pelimpahan beban Penyulang Jaringan Distribusi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi saat melakukan manuver
jaringan distribusi:
a) Tegangan dan frekuensi antara kedua penyulang yang akan
dimanuver dalam keadaan sama ataupun maksimal beda tegangan
0,5 KV.
b) Apabila kedua penyulang berasal dari transformator yang berbeda
daya nya maka harus dimintakan persamaan tegangan terlebih
dahulu ke pihak APD atau Area atas permintaan Rayon.
c) Penyulang yang menerima pelimpahan beban harus mampu
menerima beban yang akan dilimpahkan.
d) Urutan ketiga phasa antara kedua penyulang yang akan
dimanuver harus sama.
e) Penampang konduktor kedua penyulang harus sama ukurannya.
f) Peralatan manuver / switching harus dalam keadaan baik untuk
beroperasi.

Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dua buah


penyulang akan melakukan join:
a) Tegangan dan frekuensi antara kedua penyulang sama dan
untuk maksimal beda tegangan ialah 0,5 kv
b) Penyulang yag menerima pelimpahan beban harus mampu
menerima beban yang akan dilimpahkan
c) Urutan ketiga phasa antara kedua penyulang yang akan
dimanuver harus sama

Apabila antara dua penyulang tersebut tidak dapat langsung join, maka akan
ada pemadaman sesaat untuk proses pelimpahan beban. Namun ketika antar
penyulang langsung dapat join, maka tidak ada pemadaman sesaat.

21
3) Standing Operation Procedure (SOP) Pelimpahan Beban
Mempersiapkan Standing Operation Procedure (SOP) pada saat
melakukan manuver pelimpahan beban merupakan hal yang wajib bagi
petugas karena dapat digunakan sebagai pedoman untuk memperlancar
dan mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan manuver baik dalam
keadaan gangguan maupun pemeliharaan. Berikut ini merupakan SOP
yang berlaku di PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY :

 Personil yang terkait


1) Assistant Manager Distribusi
2) Manajer Rayon
3) Supervisor Teknik
4) Petugas Dispatcher APJ
5) Petugas Dispatcher Rayon
6) Petugas Lapangan/Mobil unit
 Alat K3/Alat Pelindung Diri
1) Sarung Tangan
2) Pakaian Kerja
3) Helm Pengaman
4) Sepatu beralas karet
5) Kotak P3K
 Alat kerja
1) Radio komunikasi
2) Kendaraan roda empat
3) Sabuk pengaman
4) Kunci gembok ABSW
5) Kunci box control LBS, Recloser
6) Tangga (Berisolasi)
7) Grip All Stick
8) Tool Set

22
 Prosedur kerja / langkah kerja
1) Menggunakan peralatan K3/ Alat Pelindung Diri (APD) yang
sudah disiapkan
2) Menyiapkan alat kerja dan material yang diperlukan
3) Sesuai Perintah Kerja yang diterima dari piket pengatur/
Dispatcher Rayon baik langsung maupun melalui radio
komunikasi, petugas pelaksana lapangan melaksanakan

 Untuk perintah yang disampaikan melalui radio komunikasi :


a) Petugas pelaksana mengulang/rekonfirmasi perintah secara
lengkap dan juga menyampaikan posisinya pada saat itu,
termasuk menanyakan tujuan/maksud dari manuver dan alamat
lokasi, nomor tiang dari peralatan manuver / switching jaringan
(apabila belum disampaikan oleh Dispatcher Rayon) serta
mencatat pada lembar Perintah Kerja/PK
b) Menyiapkan kunci ABSW dan atau kunci box control LBS,
Recloser yang akan dituju dan peralatan lain sesuai peralatan
kerja yang disyaratkan.

 Untuk perintah yang disampaikan langsung:


1) Petugas pelaksana mencatat perintah/instruksi dalam lembar
Perintah Kerja secara lengkap, dengan rincian: maksud dari
manuver jaringan, alamat lokasi, nomor tiang dari peralatan
manuver/switching jaringan (LBS, ABSW/PTS, PBO/Recloser,
SSO/ Sectionaliser, FCO)
2) Menyiapkan kunci ABSW dan atau kunci box kontrol LBS,
Recloser yang akan dituju dan sarana transportasi maupun
peralatan lain sesuai peralatan kerja yang disyaratkan
3) Datang ke lokasi sesuai yang diperintahkan Dispatcher Rayon
4) Melaporkan ke dispatcher Rayon ketika sudah siap/sampai di
lokasi

23
5) Dispatcher Rayon memerintahkan pengecekan secara visual
kondisi jumper, pisau kontak, stang kopel, pentanahan ( untuk
ABSW ) dan memastikan posisi masuk atau lepas untuk ABSW
, PBO/Recloser, SSO/Sectionaliser, FCO dan membuka gembok
/ kunci stang ABSW; bok kontrol LBS / PBO atau menyiapkan
Teleskop Stick untuk FCO
6) Petugas lapangan memeriksa secara visual kondisi jumper, pisau
kontak, stang kopel, pentanahan (untuk ABSW) dan memastikan
posisi masuk atau lepas untuk ABSW, PBO/Recloser, SSO/
Sectionaliser, FCO dan membuka gembok/kunci stang ABSW;
box kontrol LBS/PBO atau menyiapkan Teleskop Stick untuk
FCO. Apabila ada permasalahan, laporkan ke dispatcher Rayon
adanya permasalahan untuk selanjutnya pengoperasian peralatan
switching tidak boleh dilakukan
7) Petugas lapangan/mobil unit melaporkan ke dispatcher RAYON
kalau gembok ABSW sudah dilepas/kunci bok kontrol
LBS/PBO sudah dibuka atau Teleskop Stick siap untuk
dioperasikan dan menanyakan apakah pelaksanaan
pengoperasian peralatan switching dapat dilaksanakan. Khusus
untuk pelepasan ABSW, ditanyakan terlebih dahulu kepada
Dispatcher RAYON beban ABSW, apakah masih dalam batas
operasi aman < 40 A , kalau diluar batas operasi aman, minta ke
dispatcher RAYON melakukan pengaturan terlebih dahulu
untuk mengurangi beban (ABSW)
8) Menanyakan kepada dispatcher RAYON apakah kondisi
jaringan telah aman dari petugas, peralatan kerja, tidak ada regu
lain yang ikut bekerja memanfaatkan pemadaman termasuk
petugas dari RAYON lain yang terkait dengan jaringan tersebut
dan aman bagi lingkungan apabila diberi tegangan melalui
pengoperasian peralatan switching. ( khusus untuk operasi tutup
/ pemberian tegangan )

24
9) Petugas pelaksana/mobil unit menunggu perintah pengoperasian
peralatan switching atau pengaturan beban/jaringan dari
dispatcher RAYON kalau operasi ABSW diluar batas aman
operasi
10) Dispatcher RAYON memerintahkan pelaksanaan
pengoperasian/ eksekusi peralatan switching atau melaksanakan
pengaturan beban apabila beban ABSW diluar batas aman
operasi
11) Petugas pelaksana/mobil unit menyampaikan konfirmasi bahwa
perintah dimengerti dan akan segera dilaksanakan
12) Petugas Pelaksana/mobil unit minta kepada dispatcher RAYON
untuk pengamatan PMT (khusus apabila akan memasukkan
peralatan switching)
13) Eksekusi pengoperasian peralatan switching dilaksanakan,
untuk selanjutnya mengamati kondisi jumper-jumper dan ketiga
pisau ABSW apakah sudah lepas/tertutup dengan sempurna,
indikator LBS / PBO, Fuse holder sudah lepas/tertutup dengan
sempurna (sesuai dengan langkah kerja yang diatur dalam SOP
dari masing-masing peralatan)
14) Gembok kembali stang ABSW, tutup dan kunci Control Box
LBS/PBO
15) Melaporkan kepada dispatcher RAYON bahwa pengoperasian
peralatan manuver (pelepasan maupun pemasukan) sudah
dilaksanakan dengan baik disertai penjelasan mengenai kondisi
peralatan manuver jaringan setelah pengoperasian (stang ABSW
sudah digembok, control box LBS/PBO sudah ditutup dan
dikunci)
16) Dispatcher Rayon menerima laporan dari petugas pelaksana
lapangan/mobil unit dan mencatat jam pelepasan/pemasukan,
selanjutnya piket dispatcher Rayon melaporkan ke piket
pengatur/dispatcher APJ

25
17) Mencatat apabila ada kelainan dalam operasi (keluar bunga api,
dsb) juga hal-hal lain seperti handel hilang, gembok hilang,
operasi stang berat, jumper tampak hampir putus, dsb.

3.4 Gangguan Distribusi


Jenis gangguan hubung singkat yang sering terjadi :
a. Hubung singkat satu fasa ke tanah
Hubung singkat satu fasa ke tanah adalah gangguan hubung singkat yang
terjadi karena flashover antara penghantar fasa dan tanah (tiang travers
atau kawat tanah pada SUTM). Gangguan ini bersifat temporer, tidak ada
kerusakan yang permanen di titik gangguan. Pada gangguan yang
tembusnya (breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak
ada kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguannya terputus,
misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh relay pengamannya,
peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan
kembali. Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah, arus gangguannya
hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa. Adapun
formula perhitungan arus hubung singkatnya adalah :
I1φ - tanah = 3 . E / ( Z1 + Z2 + Z0 + 3 Zf )

b. Hubung singkat dua fasa


Hubung singkat dua fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi
karena bersentuhannya antara penghantar fasa yang satu dengan satu
penghantar fasa yang lainnya sehingga terjadi arus lebih (over current).
Gangguan ini dapat diakibatkan oleh flashover dengan pohon-pohon
yang tertiup oleh angin. Jika terjadi gangguan hubung singkat dua fasa,
arus hubung singkatnya biasanya lebih kecil daripada arus hubung
singkat tiga fasa. Adapun formula perhitungan arus hubung singkatnya
adalah :
I = E . √3 / ( Z1 + Z2 + Zf )
φ-φ

26
c. Hubung singkat tiga fasa
Hubung singkat tiga fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi
karena bersatunya semua ketiga penghantar fasa. Gangguan ini dapat
diakibatkan oleh tumbangnya pohon kemudian menimpa kabel jaringan.
Adapun formula perhitungan arus hubung singkatnya adalah :
I3φ = E / ( Z1 + Zf )

Keterangan :
I3φ = Arus hubung singkat 3 fasa dalam Amper

I = Arus Hubung Singkat fasa-fasa dalam amper


φ-φ

I1φ - tanah = Arus Hubung Singkat fasa-tanah dalam amper

E = Tegangan fasa = Tegangan fasa-fasa / √3 dalam Volt


Z1 = Impedansi urutan positip rangkaian dalam Ohm

Z2 = Impedansi urutan Negatip rangkaian dalam Ohm

Z0 = Impedansi urutan Nol rangkaian dalam Ohm

Zf = Impedansi Gangguan dalam Ohm

3.4.1 Gangguan yang terjadi pada SUTM


Dalam operasi sistem tenaga listrik terjadinya gangguan tidak dapat
dihindarkan terutama pada jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM). Adapun gangguan tersebut dikarenakan adanya
kejadian secara acak dalam sistem yang dapat berupa berkurangnya
kemampuan peralatan, meningkatnya beban dan lepasnya peralatan-
peralatan yang tersambung ke sistem SUTM. Diantaranya gangguan
yang sering terjadi pada jaringan SUTM adalah gangguan hubung
singkat fasa-fasa atau satu fasa tanah.
Adapun berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan SUTM
diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya ;
 Sambaran petir yang mengenai jaringan
 Menempelnya arku layang-layang pada kabel jaringan

27
 Pohon atau ranting yang menempel pada kabel jaringan.
 Hilang atau putusnya kawat netral

28
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Manuver Keandalan Pasokan Energ Listrik dalam rangka kunjungan


Panglima TNI

4.2 Single Line Diagram Target Keandalan Pasokan Listrik

Gambar 4.1 Single Line Diagram keadaan normal wilayah Hotel Santika

29
Hotel Satika merupakan tempat yang akan di kunjungi oleh Panglima TNI
sebagai tempat bermalam maka dari itu wilayah tersebut harus dijaga
pasokan listriknya. Dalam keadaan normal hotel santika disuplai oleh
penyulang PKL 14 (line orange). Wilayah jaringan Hotel Santika terdapat
di W-46/19 s.d W-43/2.

Gambar 4.2 Single Line Diagram


Keadaan Normal Wilayah Kansuz Sholawat

Kansuz Shalawat adalah tempat yang akan dikunjungi oleh Panglima TNI
dan merupakan inti dari acara tersebut, maka dari itu pasokan listrik harus
terjaga dan meminimalisisr terjadinya padam. Wilayah jaringan Kansus
Sholawat adalah dari B-62/5 s.d B-62/25. Dan disuplay dengan penyulang
PKL 05 dalam keadaan normal (line biru muda).

30
4.2 Manuver Keandalan

Tabel 4.1 Daftar Pasokan Prioritas Penyulang

Tabel 4.2 Pengukuran Beban Penyulang


Feeder Nomer Tiang Beban PMT Beban Zone Beban Section
Hotel Santika
PKL 14
PKL 01
Kasuz Shalawat
PKL 06
PKL 02
PKL 11
PKL 15
BTG 01

Berdasarkan table 4.1 yang telah dibuat dan di sahkan, maka sebelum acara
jaringan telah dimanuver. Hotel Santika dimanuver ke PKL 01 dan sebagai
cadangannya di pilih PKL 14. Kansuz Shalawat dimanuver ke PKL 02 dan
sebagai cadangannya dipilih PKL 15.

31
Tabel 4.3 SOP Manuver apabila terjadi gangguan

4.2.1 Hotel Santika


Berdasarkan tabel 4.3 Setelah dimanuver dengan pemyulang
PKL 01 dengan konfigurasi jaringan keypoint ABSW W-46/19 pada
PKL 14 dan keypoint LBS W-46/3B pada PKL 01 dalam keadaan
normally open. Apabila terjadi gangguan PMT PKL 01 trip maka
pengamananya agar tidak padam dengan cara keypoint LBS W-43/2
dibuka dan keypoint ABSW W-46/19 ditutup dan disuplay dengan
penyulang backup PKL 14. Sehingga Hotel Santika tidak
mengalami padam akibat gangguan. Dapat dilihat melalui gambar
4.3 .

32
Gambar 4.3 Konfigurasi jaringan apabila terjadi gangguan pada PKL 01

4.2.2 Kansuz Shalawat


Berdasarkan tabel 4.3 Setelah dimanuver dengan pemyulang
PKL 01 dengan konfigurasi jaringan keypoint ABSW B-62/25 pada
PKL BTG 01 dan keypoint LBS B-62/20.A pada PKL 11 dalam
normally open. Apabila terjadi gangguan PMT PKL 02 trip maka
pengamananya agar tidak padam dengan cara keypoint LBS B-62/5
dibuka dan keypoint ABSW B-62/25 ditutup dan disuplay dengan
penyulang backup BTG 01. Sehingga Hotelsantika tidak mengalami
padam akibat gangguan. Dapat dilihat melalui gambar 4.3 .

33

Anda mungkin juga menyukai