Disusun Oleh:
NISA SAJU FERNANDA
3.39.16.1.18
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui, Menyetujui,
Manajer Bagian Jaringan, Supervisor Operasi Distribusi,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,
iii
KATA PENGANTAR
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa dalam menempuh studi akhir untuk mengikuti ujian akhir pada
Jurusan Teknik Elektro Progam Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Semarang
dan sebagai laporan pertanggungjawaban atas magang yang telah dilaksanakan di
PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan yang dilakasanakan pada tanggal 11 Februari
2019 sampai dengan 10 Mei 2019
Magang dan penulisan laporan ini dapat terlaksana dengan baik tak lepas dari
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1) Allah Subhanahu wa ta’ala atas nikmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan magang dengan lancar.
2) Keluarga yang selalu memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang dengan baik.
3) Bapak Ir. Supriyadi, MT. Selaku Direktur Politeknik Negeri Semarang.
4) Bapak Dr. Amin Suharjono, S.T, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang.
5) Bapak Yusnan Badruzzaman ST, M.Eng selaku Ketua Program Studi Teknik
Listrik Politeknik Negeri Semarang.
6) Bapak Mochammad Muqorrobin, Ir. M.Eng. selaku dosen pembimbing
magang Politeknik Negeri Semarang yang selalu memberikan arahan dan
masukan kepada penulis.
7) Bapak MT. Tri Wibowo selaku Manager Bagian Jaringan yang memberikan
izin dalam kegiatan magang di UP3 Pekalongan.
8) Bapak Faris Aunillah selaku Supervisor Operasi PT PLN (Persero) UP3
Pekalongan yang memberikan arahan dan bimbingan dalam kegiatan magang.
iv
9) Bapak Widodo selaku Supervisor K3L PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan
yang memberikan pembekalan dalam hal K3L di kegiatan magang.
10) Bapak Henggar A.W selaku Junior Engineer PT PLN (Persero) UP3
Pekalongan yang memberikan bimbingan dalam kegiatan magang.
11) Seluruh karyawan bagian Operasi Jaringan dan seluruh karyawan, karyawati
PT. PLN PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan yang telah memberikan
dukungan, arahan, kesan dan saran selama magang.
12) Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Terima kasih penulis ucapkan atas segala bantuan dan saran yang diberikan semoga
Allah Subhanahu wata’ala membalas kebaikan yang telah diberikan. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar menjadi lebih baik untuk kedepannya. Penulis berharap Laporan
Kerja Praktek ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi
pembacanya.
Penulis
Nisa Saju Fernanda
v
DAFTAR ISI
vi
LANDASAN TEORI ............................................................................................ 15
3.1 Deskripsi Sistem Tenaga Listrik .......................................................... 15
3.2 Sistem Operasi Jaringan Distribusi ...................................................... 17
3.3 Saluran Udara ........................................ Error! Bookmark not defined.
3.4 Sistem Pengaman pada Sistem Jaringan DistribusiError! Bookmark
not defined.
3.5 Manuver Jaringan .................................. Error! Bookmark not defined.
3.6 Sietem Komunikasi ............................... Error! Bookmark not defined.
3.7 Gangguan Distribusi ............................................................................. 26
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULIAN
1
pada SCADA maka dilakukan dengan pengoperasian lokal (lokalisir
gangguan).
2
5) Memperkenalkan lingkungan kerja kepada mahasiswa.
6) Memperluas pandangan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang pesat.
7) Meningkatkan kerjasama dan mempererat hubungan antara Politeknik
Negeri Semarang dengan PT PLN (Persero).
b. Manfaat Magang
Adapun manfaat diadakannya magang ini yaitu:
1) Mengetahui arah profesi lulusan program kelas kerjasama PT PLN
(Persero) dengan Politeknik Negeri Semarang khususnya di bidang
Teknik Elektro.
2) Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum di masa
depan.
3) Mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu dasar yang di peroleh di bangku
perkuliahan serta menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan akan praktek-praktek atau proses kerja secara nyata di dunia
industri sesungguhnya.
3
1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk mempermudah penulis dalam memperoleh data yang diinginkan,
maka digunakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
sebagai berikut:
a. Metode Wawancara Metode wawancara dilakukan langsung dengan
pembimbing maupun pegawai PT PLN (Persero) UP3 Pekalongan
mengenai bagaimana proses manuver untuk keandalan pasokan energi
listrik agar dapat mensukseskan acara kunjungan Panglima TNI ke
Kansuz Sholawat.
b. Metode Observasi Metode observasi ini berupa pengamatan dan
menganalisis langsung kondisi jaringan dan peralatan keypoint
memlalui monitoring yang dilakukan oleh dispacther yang kemudian
diolah menjadi sebuah laporan tertulis.
c. Metode Literatur Metode literatur merupakan mencari dan
mengumpulkan data dengan cara mengutip buku yang terkait tentang
manuver jaringan.
4
1.7 Sistematika Pengumpulan Laporan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :
BAB I – PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat
magang, tujuan penulisan laporan, waktu dan tempat pelaksanaan, metode
pengumpulan data, dan sistematika penyusunan laporan.
BAB V – PENUTUP
Bab ini membahas mengenai saran dan kesimpulan tentang PT.PLN
(PERSERO) UP3 Pekalongan dan Keandalan Pasokan Energi Listrik dalam
Rangka Kunjungan Panglima TNI.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
6
2.2 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero)
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan
di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda
yang bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan pembangkit
tenaga lisrik untuk keperluan sendiri Antara tahun 1942-1945 terjadi
peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebt oleh Jepang,
setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang
Dunia II.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965.
Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan
Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
(PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak
7
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang.
8
2.4 Makna Logo PT PLN (Persero)
Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan
adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976,
mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
9
2. Petir atau Kilat
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang
usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran
dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT
PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang
tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan
manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang
dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik
bagi para pelanggannya.
10
2.5 Kebijakan Manajemen PT PLN (Persero)
Tahun 2003 ditandai dua tantangan besar yang harus dihadapi PLN selaku
perusahaan terbesar di bisnis kelistrikan di Indonesia.Pertama, membaiknya
perekonomian nasional yang memberikan dampak membaiknya
pertumbuhan ketenagalisrtikan di Indonesia. Kedua diberlakukannya UU
No. 20 tahun 2002 yang merubah lingkungan bisnis kelistrikan menjadi
surat dengan kompetisi.
11
tinggal landas menggapai gemerlap di tahun-tahun mendatang menjadi
perusahaan kelas dunia selamanya.
12
Venture, menjual saham dalam bursa efek, menerbitkan obligasi dan
kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Di samping itu, untuk mengantisipasi
Otonomi daerah, PLN juga telah membentuk unit bisnis strategis
berdasarkan kewilayahan dengan kewenangan manajemen yang lebih luas.
13
l. Area Demak
2.8 Disiplin Kerja PT. PLN (Persero) UP3 Pekalongan
14
BAB III
LANDASAN TEORI
Energi listrik dibangkitkan pada pembangkit tenaga listrik (PTL) yang dapat
merupakan suatu pusat listrik tenaga uap (PLTU), pusat listrik tenaga air
(PLTA), pusat listrik tenaga gas (PLTG), pusat listrik tenaga diesel (PLTD),
ataupun pusat listrik tenaga nuklir (PLTN). PTL biasanya membangkitkan
energi listrik pada tegangan menengah (TM), yaitu pada umumnya antara 6
dan 20 KV. Pada sistem tenaga listrik yang besar, atau bilamana PTL
terletak jauh dari pemakai, maka tenaga listrik itu perlu diangkut melalui
saluran transmisi, dan tegangannya harus dinaikkan dari TM menjadi
tegangan tinggi (TT). Pada jarak yang sangat jauh malah diperlukan
tegangan ekstra tinggi (TET). Menaikkan tegangan itu dilakukan di gardu
induk (GI) dengan mempergunakan transformator penaik (step-up
transformer). Mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang dapat
merupakan suatu industri atau kota, tegangan tinggi diturunkan menjadi
tegangan menengah (TM). Hal ini juga dilakukan pada suatu GI dengan
mempergunakan transformator penurun (step down transformer).
15
Di Indonesia tegangan menengah adalah 20 KV. Saluran 20 KV ini
menelusuri jalan-jalan di seluruh kota, dan merupakan sistem distribusi
primer. Di tepi-tepi jalan, biasnya berdekatan dengan persimpangan
terdapat gardu-gardu distribusi (GD). Yang mengubah tegangan menengah
menjadi tegangan rendah melalui transformator distribusi. Melalui tiang-
tiang listrik yang terlihat di tepi jalan, tenaga listrik tegangan rendah
disalurkan kepada konsumen. Di Indonesia, tegangan rendah adalah
220/380 volt, dan merupakan sistem distribusi sekunder.
16
3.2 Sistem Operasi Jaringan Distribusi
Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara
keseluruhan, sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik
dari sumber daya besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Pada
umumnya sistem distribusi tenaga listrik di Indonesia terdiri atas beberapa
bagian, sebagai berikut :
17
3. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan
tinggi dan gardu-gardu distribusi melalui feeder tegangan
menengah.
18
3.2.3 Sistem Distribusi Sekunder
Sistem distribusi sekunder merupakan bagian dari sistem distribusi,
yang bertugas mendistribusikan tenaga listrik secara langsung dari
trafo distribusi ke pelanggan. Jaringan distribusi sekunder di Indonesia
adalah jaringan distribusi bertegangan 220/380 Volt. Untuk
selanjutnya pada pembahasan tugas akhir ini, sistem distribusi yang
dimaksud adalah sistem distribusi primer atau sistem distribusi
tegangan menengah 20 kV.
19
Pelimpahan beban juga dapat diartikan sebagai kegiatan atau pekerjaan
pengalihan beban baik sebagian maupun seluruh penyulang ke penyulang
lain yang bersifat sementara dengan menutup (memasukkan) atau membuka
(melepas) peralatan – peralatan penghubung / switching seperti ABSW,
LBS, dan PMT.
1) Tujuan Pelaksanaan Pelimpahan Beban
Manuver jaringan distribusi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
a) Mempercepat penormalan jaringan.
b) Mempersempit daerah padam atau menimalisir pelanggan padam.
c) Pengaturan distribusi beban jaringan.
d) Pertimbangan keandalan jaringan.
20
2) Syarat Pelimpahan beban Penyulang Jaringan Distribusi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi saat melakukan manuver
jaringan distribusi:
a) Tegangan dan frekuensi antara kedua penyulang yang akan
dimanuver dalam keadaan sama ataupun maksimal beda tegangan
0,5 KV.
b) Apabila kedua penyulang berasal dari transformator yang berbeda
daya nya maka harus dimintakan persamaan tegangan terlebih
dahulu ke pihak APD atau Area atas permintaan Rayon.
c) Penyulang yang menerima pelimpahan beban harus mampu
menerima beban yang akan dilimpahkan.
d) Urutan ketiga phasa antara kedua penyulang yang akan
dimanuver harus sama.
e) Penampang konduktor kedua penyulang harus sama ukurannya.
f) Peralatan manuver / switching harus dalam keadaan baik untuk
beroperasi.
Apabila antara dua penyulang tersebut tidak dapat langsung join, maka akan
ada pemadaman sesaat untuk proses pelimpahan beban. Namun ketika antar
penyulang langsung dapat join, maka tidak ada pemadaman sesaat.
21
3) Standing Operation Procedure (SOP) Pelimpahan Beban
Mempersiapkan Standing Operation Procedure (SOP) pada saat
melakukan manuver pelimpahan beban merupakan hal yang wajib bagi
petugas karena dapat digunakan sebagai pedoman untuk memperlancar
dan mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan manuver baik dalam
keadaan gangguan maupun pemeliharaan. Berikut ini merupakan SOP
yang berlaku di PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY :
22
Prosedur kerja / langkah kerja
1) Menggunakan peralatan K3/ Alat Pelindung Diri (APD) yang
sudah disiapkan
2) Menyiapkan alat kerja dan material yang diperlukan
3) Sesuai Perintah Kerja yang diterima dari piket pengatur/
Dispatcher Rayon baik langsung maupun melalui radio
komunikasi, petugas pelaksana lapangan melaksanakan
23
5) Dispatcher Rayon memerintahkan pengecekan secara visual
kondisi jumper, pisau kontak, stang kopel, pentanahan ( untuk
ABSW ) dan memastikan posisi masuk atau lepas untuk ABSW
, PBO/Recloser, SSO/Sectionaliser, FCO dan membuka gembok
/ kunci stang ABSW; bok kontrol LBS / PBO atau menyiapkan
Teleskop Stick untuk FCO
6) Petugas lapangan memeriksa secara visual kondisi jumper, pisau
kontak, stang kopel, pentanahan (untuk ABSW) dan memastikan
posisi masuk atau lepas untuk ABSW, PBO/Recloser, SSO/
Sectionaliser, FCO dan membuka gembok/kunci stang ABSW;
box kontrol LBS/PBO atau menyiapkan Teleskop Stick untuk
FCO. Apabila ada permasalahan, laporkan ke dispatcher Rayon
adanya permasalahan untuk selanjutnya pengoperasian peralatan
switching tidak boleh dilakukan
7) Petugas lapangan/mobil unit melaporkan ke dispatcher RAYON
kalau gembok ABSW sudah dilepas/kunci bok kontrol
LBS/PBO sudah dibuka atau Teleskop Stick siap untuk
dioperasikan dan menanyakan apakah pelaksanaan
pengoperasian peralatan switching dapat dilaksanakan. Khusus
untuk pelepasan ABSW, ditanyakan terlebih dahulu kepada
Dispatcher RAYON beban ABSW, apakah masih dalam batas
operasi aman < 40 A , kalau diluar batas operasi aman, minta ke
dispatcher RAYON melakukan pengaturan terlebih dahulu
untuk mengurangi beban (ABSW)
8) Menanyakan kepada dispatcher RAYON apakah kondisi
jaringan telah aman dari petugas, peralatan kerja, tidak ada regu
lain yang ikut bekerja memanfaatkan pemadaman termasuk
petugas dari RAYON lain yang terkait dengan jaringan tersebut
dan aman bagi lingkungan apabila diberi tegangan melalui
pengoperasian peralatan switching. ( khusus untuk operasi tutup
/ pemberian tegangan )
24
9) Petugas pelaksana/mobil unit menunggu perintah pengoperasian
peralatan switching atau pengaturan beban/jaringan dari
dispatcher RAYON kalau operasi ABSW diluar batas aman
operasi
10) Dispatcher RAYON memerintahkan pelaksanaan
pengoperasian/ eksekusi peralatan switching atau melaksanakan
pengaturan beban apabila beban ABSW diluar batas aman
operasi
11) Petugas pelaksana/mobil unit menyampaikan konfirmasi bahwa
perintah dimengerti dan akan segera dilaksanakan
12) Petugas Pelaksana/mobil unit minta kepada dispatcher RAYON
untuk pengamatan PMT (khusus apabila akan memasukkan
peralatan switching)
13) Eksekusi pengoperasian peralatan switching dilaksanakan,
untuk selanjutnya mengamati kondisi jumper-jumper dan ketiga
pisau ABSW apakah sudah lepas/tertutup dengan sempurna,
indikator LBS / PBO, Fuse holder sudah lepas/tertutup dengan
sempurna (sesuai dengan langkah kerja yang diatur dalam SOP
dari masing-masing peralatan)
14) Gembok kembali stang ABSW, tutup dan kunci Control Box
LBS/PBO
15) Melaporkan kepada dispatcher RAYON bahwa pengoperasian
peralatan manuver (pelepasan maupun pemasukan) sudah
dilaksanakan dengan baik disertai penjelasan mengenai kondisi
peralatan manuver jaringan setelah pengoperasian (stang ABSW
sudah digembok, control box LBS/PBO sudah ditutup dan
dikunci)
16) Dispatcher Rayon menerima laporan dari petugas pelaksana
lapangan/mobil unit dan mencatat jam pelepasan/pemasukan,
selanjutnya piket dispatcher Rayon melaporkan ke piket
pengatur/dispatcher APJ
25
17) Mencatat apabila ada kelainan dalam operasi (keluar bunga api,
dsb) juga hal-hal lain seperti handel hilang, gembok hilang,
operasi stang berat, jumper tampak hampir putus, dsb.
26
c. Hubung singkat tiga fasa
Hubung singkat tiga fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi
karena bersatunya semua ketiga penghantar fasa. Gangguan ini dapat
diakibatkan oleh tumbangnya pohon kemudian menimpa kabel jaringan.
Adapun formula perhitungan arus hubung singkatnya adalah :
I3φ = E / ( Z1 + Zf )
Keterangan :
I3φ = Arus hubung singkat 3 fasa dalam Amper
27
Pohon atau ranting yang menempel pada kabel jaringan.
Hilang atau putusnya kawat netral
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Gambar 4.1 Single Line Diagram keadaan normal wilayah Hotel Santika
29
Hotel Satika merupakan tempat yang akan di kunjungi oleh Panglima TNI
sebagai tempat bermalam maka dari itu wilayah tersebut harus dijaga
pasokan listriknya. Dalam keadaan normal hotel santika disuplai oleh
penyulang PKL 14 (line orange). Wilayah jaringan Hotel Santika terdapat
di W-46/19 s.d W-43/2.
Kansuz Shalawat adalah tempat yang akan dikunjungi oleh Panglima TNI
dan merupakan inti dari acara tersebut, maka dari itu pasokan listrik harus
terjaga dan meminimalisisr terjadinya padam. Wilayah jaringan Kansus
Sholawat adalah dari B-62/5 s.d B-62/25. Dan disuplay dengan penyulang
PKL 05 dalam keadaan normal (line biru muda).
30
4.2 Manuver Keandalan
Berdasarkan table 4.1 yang telah dibuat dan di sahkan, maka sebelum acara
jaringan telah dimanuver. Hotel Santika dimanuver ke PKL 01 dan sebagai
cadangannya di pilih PKL 14. Kansuz Shalawat dimanuver ke PKL 02 dan
sebagai cadangannya dipilih PKL 15.
31
Tabel 4.3 SOP Manuver apabila terjadi gangguan
32
Gambar 4.3 Konfigurasi jaringan apabila terjadi gangguan pada PKL 01
33