Anda di halaman 1dari 4

Pengukuran Resistansi Belitan pada Mesin Sinkron

Nisa Saju Fernanda


Pembimbing : Djodi Antono B.Tech, M.Eng
Nisasaju0303@gmail.com

Program Studi Teknik Listrik


Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Intisari frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk


Mesin sinkron adalah mesin AC yang dapat dioperasikan memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan
sebagai mesin tunggal dan juga sebagai mesin tergabung. Namun, pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
biasanya mesin ini tergabung dalam suatu sistem interkoneksi,
sehingga bekerja sejajar sinkron dengan alternator lainnya
A. Karakteristik Generator Sinkron
(generator sinkron dan motor sinkron). Pada generator sinkron,
arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk mengahasilkan Kutub yang ditampilkan di gambar bagian bawah adalah
medan magnet rotor. Sedangkan Motor sinkron adalah motor AC,tipe rotor brush yang menggunakan cincin slip untuk aplikasi
Sumber DC baru dimasukkan setelah rotor berputar arus medan DC aplikasi arus medan DC. Tegangan rendah DC
digunakan untuk memutar bidang. Tipe tegangan yang tipikal
dengan putaran sinkron, karena motor sinkron akan bekerja pada
digunakan adalah 120 VDC dan 250 VDC. Polaritas cincin slip
kecepatan tetap pada sistim frekuensi tertentu. Pada generator
akan menghasilkan tegangan dan arus yang nilainya sebanding.tidaklah kritikal dan harus secara berkala dibalik untuk
Besarnya nilai arus dan tegangan akan menghasilkan nilai menyamakan pada pemakaian cincin slip. Cincin polaritas
hambatan pada belitan antar fasa. Motor bekerja apabila Ns = Nr,
negatif akan memperlama pemakaian dibandingkan cincin
bila hal ini belum tercapai, maka motor tidak akan bekerja.
positif karena faktor elektrolisis. Cincin slip biasanya terbuat
Keywords— mesin sinkron, mesin AC, generator sinkron, motor dari baja untuk umur pemakaian yang lama.
sinkron.
I. PENDAHULUAN
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan
tetap pada sistem frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus
DC untuk pembangkitan daya dan memiliki torsi awal yang
rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan
awaluntukbebanrendahsepertikompresorudaraperubahan awal
untuk beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan
frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu
memperbaiki faktor daya sistem sehingga sering digunakan
pada sistem yang menggunakan banyak listrik.. (Gbr. 1 Karakteristik generator sinkron)
II. DASAR TEORI
Pada mesin sinkron ini, mesin beroperasi dengan system B. Konstruksi Generator Sinkron
operasi terisolasi. Sistem terisolasi adalah system dimana Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan
alternator hanya feed oleh seorang konsumer tunggal dan tidak rotor untuk mengahasilkan mdan magnet rotor. Rotor
terhubung ke sistem interkoneksi. Selain itu, pengamatan yang generator diputar oleh prime mover menghasilkan medan
dilakukan juga dibatasi stasioner yaitu steady state dan operasi magnet berputar pada mesin. Medan magnet putar ini
simetris dari alternator tiga fase. menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator
Mesin sinkron terbagi menjadi 2 yaitu generator sinkron generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah
dan motor sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) sebuah elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor
adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya dapat berupa salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor
mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa silinder). Gambaran bentuk kutup sepatu generator sinkron
generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
tergantung dari kebutuhan. Sedangkan Motor sinkron adalah
motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekuensi
tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan
oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal
dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan
(Gbr. 2 Rotor salient (kutub sepatu) pada generator sinkron)
Pada kutub salient, kutub magnet menonjol keluar dari
permukaan rotor sedangkan pada kutub non salient, konstruksi (Gbr. 4 Gambaran sederhana kumparan 3-fasa dan tegangan yang
kutub magnet rata dengan permukaan rotor. Rotor silinder dibangkitkan)
umumnya digunakan untuk rotor dua kutub dan empat kutub,
sedangkan rotor kutub sepatu digunakan untuk rotor dengan
empat atau lebih kutub. Pemilihan konstruksi rotor tergantung D. Karakteristik Motor Sinkron
dari kecepatan putar prime mover, frekuensi dan rating daya Mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi
generator. Generator dengan kecepatan 1500 rpm ke atas pada listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai
frekuensi 50 Hz dan rating daya sekitar 10MVA menggunakan kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada
rotor silinder. Sementara untuk daya dibawah 10 MVA dan rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan mesin
kecepatan rendah maka digunakan rotor kutub sepatu. induksi, sedangkan kumparan medan mesin sinkron dapat
Gambaran bentuk kutup silinder generator sinkron berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah
diperlihatkan pada gambar di bawah ini. udara sama rata (rotor silinder). Arus searah (DC) untuk
menghasilkan fluks pada kumparan medan dialirkan ke rotor
melalui cincin dan sikat.

E. Prinsip Kerja Motor Sinkron

Gbr.3 Gambaran bentuk (a) rotor Non-salient (rotor silinder),


(b) penampang rotor pada generator sinkron
(Gbr.5 Terjadinya torsi pada motor sinkron (a) tanpa beban (b)
Arus DC disuplai ke rangkaian medan rotor dengan dua cara: kondisi berbeban (c) kurva karakteristik torsi)
1. Menyuplai daya DC ke rangkaian dari sumber DC eksternal
dengan sarana slip ring Gambar diatas memperlihatkan keadaan terjadinya torsi
dan sikat. pada motor sinkron. Keadaan ini dapat dijelaskan sebagai
2. Menyuplai daya DC dari sumber DC khusus yang berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator) dihubungkan
ditempelkan langsung pada dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus
batang rotor generator sinkron. tiga fasa pada kumparan. Arus tiga fasa pada kumparan
jangkar ini menghasilkan medan putar homogen (BS). Arus
C. Prinsip Kerja Generator Sinkron DC pada rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (BR)
Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan yang tetap. Kutub medan rotor mendapat tarikan dari kutub
pada medan magnethomogen, maka akan terinduksi tegangan medan putar stator hingga turut berputar dengan kecepatan
sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa yang sama (sinkron)
dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh
magnet tetap. Tegangan AC tiga fasa dibangkitan pada mesin
sinkron kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset
sedemikian rupa sehingga membentuk beda fasa dengan
sudut 120°. Bentuk gambaran sederhana hubungan kumparan
3-fasa dengan tegangan yang dibangkitkan diperlilhatkan
pada gambar di bawah ini.
E. Pengukuran Resistansi
Tahanan jangkar dapat diukur dengan menerapkan
tegangan DC pada kumparan jangkar pada kondisi generator
diam saat hubungan bintang (Y), kemudian arus yang mengalir
diukur. Selanjutnya tahanan jangkar perfasa pada kumparan
dapat diperoleh dengan menggunakan hukum ohm sebagai
berikut.
𝑉𝑑𝑐
𝑅𝑎 =
2.𝐼𝑑𝑐

Pada generator akan menghasilkan tegangan dan arus


yang nilainya sebanding. Besarnya nilai arus dan tegangan akan
menghasilkan nilai hambatan pada belitan antar fasa. Untuk
memperoleh nilai resistansi dapat dihitung dengan :

U
R= I

Untuk menghitung nilai rata-rata masing-masing


terminal :

Σ Ruv
RUV(av) = = .................. (Ω)
4
Σ Rvw
RVW(av) = = .................. (Ω)
4
Σ Rwu
RWU(av) = = .................. (Ω)
4

Dan nilai rata-rata dari masing masing terminal

Ruv(av)Rvw(av) Rwu(av)
Rav = = ........(Ω)
3

Menghitung nilai resistansi medan sebagai rata-rata


nilai yang terukur dengan :

ΣR
RE = =.......... (Ω)
5

Untuk tembaga berlaku untuk berhubungan resistance


di 75 ° C menggunakan koefisien. (Gbr. 6 Rangkaian pengukuran pada belitan)
(Gbr. 7 Rangkaian pengukuran pada exciter)
Penggunaan tegangan DC ini adalah supaya reaktansi
Tabel 1 Armature Resistance
kumparan sama dengan nol pada saat pengukuran.

III. PERCOBAAN Phases I(mA) 300 400 500 600 R Pengukuran


Percobaan ini merupakan percobaan menghitung nilai
resistansi pada belitan stator dan belitan bantu. Selain itu, U(V) 3,8 5,2 6,5 7,5
percobaan ini juga dapat membuktikan hubungan antara arus, UV 12,5 Ω
tegangan dan resistansi. R(Ω) 12,66 13 13 12,5

U(V) 3,5 5 6,5 7,5


 Alat dan Bahan VW 12,5 Ω
Pada percobaan ini digunakan bebarapa peralatan R(Ω) 11,66 12,5 13 12,5
sebagai berikut:
U(V) 4 5 6,5 7,5
 DL 1055TT Experiment Trans WU 12,5 Ω
 DL 1026A Three-phase Altenator R(Ω) 13,33 12,5 13 12,5
 DL 2109T1AB Moving-coil ammeter (100-
1000mA)
 DL 2109T2VB Moving-coil voltmeter (15-30 V)
Tabel 2 Field Resistance
I(mA) 30 40 50 60 70 R Pengukuran

U(V) 10 13,4 16,2 20 22


330,5 Ω
R(Ω) 333,3 335 324 333,3 314,28

Pada gambar rangkaian 1 diatas arus diatur pada 300-600


mA, tegangan pada UW-VW-UV nilainya naik berbanding
lurus dengan kenaikan nilai arus. Berbeda dengan arus dan
tegangan yang berbanding lurus, maka resistansi nilainya
konstan.

Pada gambar rangkaian 2 diatas maka kita mengukur


resistansi belitan bantu pada suhu sekitar 30º. Dari percobaan
diatas kita mendapatkan nilai arus yang dinaikkan maka nilai
resistansinya tidak stabil, terjadi perbedaan pada hasil teori dan
praktik. Hal ini bisa juga diakibatkan oleh suhu ruangan atau
temperature pada saat melakukan pengukuran.

IV. KESIMPULAN (PENUTUP)

1. Pada percobaan ini, resistansi diukur antar fasa, yaitu U-V,


V-W, U-W dan Rfield di F1-F2. Resistansi yang dihasilkan
antar fasa U-V, V-W, U-W dan F1-F2 besarnya stabil atau
sama.
2. Tegangan akan bertambah besar karena arus bertambah
sementara tahanannya stabil/tetap.
3. Apabila terjadi perbedaan antara hasil pengukuran dengan
hasil dari percobaan berbeda, maka hal itu mungkin
disebabkan karena suhu ruangan saat melakukan
percobaan.
4. Nilai Resistansi belitan berbanding terbalik dengan nilai
arus.
5. Semakin tinggi suhu maka resistansi eksitasi akan turun.

REFERENSI
[1]http://mercubuana.ac.id/files/ElektronikdanTenagaTeknik/2100601_ELektr
onika%20&%20TTL_Modul_013.pdf
[2]http://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/presentations
ynchronousmotor.pdf

Anda mungkin juga menyukai