PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMELIHARAAN GENERATOR
3. PEMELIHARAAN GENERATOR
3.1 PEMELIHARAAN
Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat unit beroperasi,
sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar/fatal dan peralatan tersebut
mempunyai masa pakai yang lebih lama, menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik serta tingkat
keselamatan lebih terjamin.
Kerusakan terbesar pada mesin listrik berputar terutama pada mesin induksi disebabkan oleh
kerusakan isolasi winding stator.
• Thermal Stresses
Overheating yang terjadi pada winding dan berlangsung lama, menyebabkan stress pada
winding & isolasi kawat menjadi rapuh, dan lama kelamaan isolasi akan retak. Jika gejala
ini disertai dengan timbulnya PD (Partial discharge), maka proses penuaan isolasi akan
semakin semakin cepat.
• Mechanical Stresses:
Winding yang tidak divarnish dengan baik, connection point, blocking coil, adalah
merupakan titik paling lemah terhadap pengaruh luar, seperti mechanical vibration dan
magnetic vibration.
• Environmental Stresses:
Kontaminasi : udara lembab, debu, karbon, minyak atau bahan kimia lain, yang terkumpul
dipermukaan isolasi, adalah merupakan partikel konduktive yang dapat menghantar listrik.
Karena adanya beda potensial antara winding dengan ground, maka partikel tsb, akan
berfungsi sebagai media hantaran untuk menghantar arus listrik dari winding ke ground,
karena sifat kotoran yang demikian maka pada tempat2 penumpukan kotoran akan
terbentuk jalur hantaran listrik (“electrical tracking”).
Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa klasifikasi, diantaranya
pemeliharaan yang biasa dilakukan secara rutin adalah pemeliharaan jenis preventif.
Pada umumnya pemeliharaan komponen generator di unit pembangkit termal dilakukan dalam 2
katagori, yaitu :
Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan
periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi, yaitu
meliputi:
- Pemeriksaan fuse rotating rectifier (Brushless excitation) atau pemeriksaan sikat arang
(Static Excitation / DC Dinamic Excitation).
Pada dasamya penggantian sikat arang dapat dilakukan pada keadaan mesin beroperasi,
karena pada mesin-mesin yang besar biasanya sikat arang dipasang tidak hanya satu tetapi
ada beberapa pasan; dengan cara paralel.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggantian pada kondisi
beroperasi, yaitu:
- Lokasi tempat kerja harus bersih, penerangan yang cukup dan diberi batas.
- Petugas pelaksana harus berpakaian rapi tidak sobek dan pakaian lengan pendek.
- Semua piranti kerja harus terisolasi dan tidak dapat jatuh pada saat kerja.
- Beri catatan (tagging) pada panel kontrol bahwa sedang dilaksanakan pekerjaan
penggantian sikat arang.
- Sebelum sikat arang lepas dari rumah sikat arang periksa dan yakinkan bahwa sikat
arang yang lain mengontak dengan baik terhadap komutator slip ring.
- Cek tekanan sikat arang, tidak boleh terlalu lemah atau terlalu keras.
- Bergetar.
Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama
operasi dari generator, yang diklasifikasikan:
Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya melainkan
sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti tersebut diatas
dilakukan secara menyeluruh terhadap generator dan alat bantunya.
- Pembuangan Gas H2
- Pembukaan Penutup (Housing Cover)
- Pelepasan LP Turbin dan Generator
- Pelepasan Generator dan Eksiter
- Pembukaan Bracket Atas dan Bantalan
- Periksa kebersihan dan perubahan bentuk kumparan serta kerusakan dan penggeseran
dari blok isolasinya.
- Periksa komponen-komponen rotor, seperti cincin penahan, pasok blower, dan journal
poros (komponen tersebut disarankan diperiksa dengan ultra sonic test atau dye
penetrant test untuk mengetahui keretakkan material-material tersebut).
- Kerusakkan dan keausan dari journal rotor dan kopling, diteliti, pasak-pasak rotor dan
beban penyeimbangan diperiksa kelonggarannya.
- Perapat penekan dan cincin perapat harus diperiksa celahnya, kerusakan perubahan
bentuk. Cincin perapat harus diperiksa kelancaran geraknya.
- Ujung penghantar utama (main lead), diperiksa kerusakan dari porselin bushing dan
permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak saluran dan netralnya.
- Periksa permukaan kumparan, pemukaan inti besi, benda-benda asing serta kebocoran
minyak dan air.
Pemeliharan Eksiter.
Kegiatan-kegiatan dalam pemeriksaan aksiter tergantung pada jenis sistem eksitasi yang
digunakan untuk penguatan generator.
Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi Tanpa Sikat” (Brushless
excitation), meliputi :
- Periksa dioda penyearah putar (rotating diode rectifier), dari kotoran atau bekas terjadi
pemanasan lebih dan kerusakan.
Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi dengan Generator DC”,
meliputi:
- Periksa keadaan komutator, apakah ada yang cacat atau permukaan tidak rata.
- Periksa slipring, apakah ada permukaan yang cacat dan cek kebersihhan
permukaannya.
Applied
Operation Item Part Interval
Cooling Type
All Types Inapplicable
Every 2
Inspection of High Voltage Bushing Stator in case of without
years
Copper Bar
Every 2
Fastening Bolts of Packing Gland Stator All Types
years
2 years Maintenance and Inspection of
Generator Cooler, Including Cooler for Every 2
Stator Winding Cooling System, Cooler
Auxiliaries All Types
years
for IPB
All Types * Applicable
Every 2
Inspection of AC Exciter & Auxiliaries Auxiliaries only DC Excitation
years
System
Every 4
Overall Inspection for Field Endwinding Rotor All Types
years
Every 4
Overall Inspection for Stator Winding Stator All Types
years
4~6 years Inspection of Bushing Current Every 4
Transformer
Auxiliaries All Types
years
All Types * Applicable
Every 4
Inspection of AC Exciter Auxiliaries only DC Excitation
years
System
Non-Destructive Examination of Rotor
& Auxiliaries
Every
Special Menu Rotor All Types
Generator Retaining Rings 4~6years
Replacement
Pengukuran tahanan isolasi adalah mengukur besaran nilai tahanan besar yang mampu
memberikan perlindungan/isolasi antara bagian yang bertegangan dan tidak bertegangan
atau yang bertegangan dengan tegangan lainnya. Setidaknya suatu instasi listrik harus
mempunyai perlindungan yang cukup dari adanya hubungan pendek dan hubung bumi.
Menurut peraturan instalasi listrik suatu nilai tahanan isolasi antara penghantar satu dan
penghantar yang lain maupun antara penghantar dan bumi, harus sekurang-kurangnya
1000 Ohm per satu Volt tegangan nominal ( 1 Volt = 1000 Ω) / ( 1 kilo Volt = 1 Mega Ohm).
Alat ukur untuk mengukur tahanan isolasi biasa disebut “Megger”. Alat ukur Megger prinsip
kerjanya ada yang sistem engkol dan sistem elektronik. Besar tegangan alat ukur tahanan
isolasi sebesar 500 v atau 1000 v. Ada dua jenis Insulation Tester:
a. Insulation Tester Elektronik
b. Insulation Tester Engkol
b. Line Test Lead with Probe, kabel test yang pada probe-nya dilengkapi tombol untuk
mengaktifkan alat.
d. Tombol lampu pada Skala, sebagai tombol untuk menghidupkan lampu pada papan
skala.
Pengukuran Tahanan adalah mengukur besaran suatu nilai tahanan penghantar dengan
satuan Ohm. Tahanan yang diukur dalam pemeliharaan generator adalah besaran nilai
tahanan kumparan stator per phase maupun tahanan penghantar kumparan Rotor. Karena
nilai tahanan pada kumparan stator maupun rotor kecil, maka alat ukur Ohmmeter-nya
harus mempunyai akurasi dan ketelitian yang tinggi.
Ada beberapa jenis alat ukur Ohmmeter yang dapat digunakan, diantaranya :
- Multimeter digital
- Wheastone Bridge
- Kelvin Bridge
Disamping pengukuran nilai tahanan kumparan stator maupun rotor, untuk pengetesan
tahanan RTD (Resistance Temperatut Detector) sebagai alat bantu pengukuran temperatur
kumparan stator.
RTD merupakan tahanan non linier, apabila terdapat kenaikan temperatur maka nilai
tahanannya menjadi rendah. Dari perubahan nilai RTD dapat digunakan sebagai alat bantu
pengukuran suhu pada kumparan stator.
Disamping RTD sebagai alat bantu pendeteksi temperatur dapat pula dengan
menggunakan “Thermocouple”.
Bahwa belitan stator maupun rotor pada generator perlu dilakukan uji “ dielectric strength
test “ yang tujuannya untuk melihat kemampuan isolasi apakah masih baik atau tidak untuk
melindungi adanya tegangan tinggi pada belitan/kumparan terhadap ground.
Untuk melakukan test ini alat yang dipakai biasa disebut “hi-pot tester“ , hipotest ini
tegangan tinggi suplainya (source) ada AC dan DC, sebagai contoh berikut rangkaian
peralatan hi-pot test DC:
Rotor Exciter
UT = 1000 V + 2Uex
Komponen (Diode, thyristor, dll) yang terpasang pada brushless exciter dan field
winding selama test harus dishort dan tidak digroundkan.
Jika dikehendaki (dengan perjanjian khusus) besar tegangan uji untuk mesin yang di
overhaul
Hi-pot test dilakukan selama 60 second dan selama dilakukan test tidak boleh terjadi flash-
over atau break down.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan test ini adalah sbb:
a. Yakinkan bahwa sebelum dilakukan test, kondisi kumparan Stator atau Rotor dalam
kondisi bersih dan kering, bebas dari debu dan kotoran atau serbuk logam.
b. Malakukan test ini harus ada persetujuan antara user dan manufacturer atau user dan
workshop.
c. Lokasi yang akan ditest harus bebas dari gangguan lalu lalang orang bila perlu diberi tali
pembatas.
e. Sebelum dilakukan test, terlebih dahulu cek tegangan output pada hi-pot tester.
f. Hi-pot test diaplikasikan antara winding dengan ground mesin, dan winding yang tidak
ditest harus digroundkan.
h. Test winding dilakukan antara phase-ground, dan circuit yang sedang tidak diuji harus
dishort dan tidak diground, misal: Surge capasitor, CT, Arrester, dll. yang terhubung
dengan terminal mesin harus dilepas dari connection.
k. Jika mesin akan ditest ulang setelah diinstalasi, test voltage hanya diizinkan sebesar 75 %
X original test.
PI adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui quality winding akibat
pengaruh lingkungan, seperti penyerapan air, pengotoran debu, dll merupakan
perbandingan pengukuran Arus Bocor pada pengukuran dalam 10 menit terhadap 1 menit.
Pengukuran R IS 10 menit
PI =
Pengukuran R IS 1 menit
Jika PI kurang dari 2.0 menunjukkan bahwa isolasi winding terlalu banyak menyerap uap
air atau terdapat penumpukan kotoran konduktive.
PI s/d 1.5 dapat dikategorikan aman jika: RiS > (1000 + 1 MΩ)
Cara Pengukuran PI yang lain adalah dengan cara perbandingan pengukuran Arus Bocor
pada pengukuran dalam 1 menit terhadap ½ menit
Pengukuran R IS 1 menit
PI =
Pengukuran R IS 1/2 menit
Jika PI kurang dari 1.25 menunjukkan bahwa isolasi winding terlalu banyak menyerap uap
air atau terdapat penumpukan kotoran konduktive.
Class A 1.5
Class B 2.0
Class F 2.0
Class H 2.0
Transformator yang digunakan untuk sebagai alat bantu pengukuran atau untuk proteksi
pada sisi tegangan tinggi atau tegangan menengah sisi terminal output penghantar
generator adalah menggunakan Transformator Arus (CT) dan Transformator Tegangan
(PT).
Transformator Arus
Transformator Arus (Current Transformer/CT) berfungsi untuk menurunkan arus pada sisi
tegangan tinggi/menengah maupun rendah, dari arus yang besar menjadi arus yang kecil
pada sisi sekunder. Dalam penggunaannya, trafo arus disesuaikan dengan kemampuan
arus yang dideteksi, pada umumnya arus sisi sekunder sebesar 5 amper. Kemampuan trafo
arus bermacam-macam, misalnya: 300/5 A, 200/5 A, 100/5 A.
Transformator Tegangan
Besarnya kapasitas tegangan pada trafo tegangan tergantung besarnya tegangan yang
akan dideteksi, dan tegangan sekunder besarnya tergantung batasan tegangan pada
peralatan pengaman atau alat ukur.
Dial gauge adalah peralatan ukur yang berfungsi untuk mengetahui kelurusan, kesebarisan
atau kekasaran suatu bidang datar / bulat.
Peralatan ini pada pemeliharaan generator digunakan pada saat overhoul generator, untuk
mengetahui kelurusan poros atau pada kopling sambungan antar poros. Adapun kons-
truksinya seperti pada gambar berikut:
- Jika jarum besar berputar searah jarum jam berarti penunjukkannya adalah (+),
sedangkan kebalikannya adalah (-)
- Setiap satu kali putaran jarum besar berarti menunjukkan ukuran besar 1 mm, dan jarum
pada lingkaran kecil angka menunjuk 1 angka.
- Lingkaran luar/besar Dial Indikator dibagi menjadi 10 skala bagian (angka 1- s/d – 10),
yang berarti setiap skala nilainya = 1/10 mm atau 0,1 mm.
- Setiap 1 skala (0,1 mm) dibagi menjadi 10 strip, maka nilai setiap strip = 0,1/10 mm = 0,01
mm atau = 1/100 mm.
- Misalnya jarum besar bergerak dari 0 ke skala angka 3 + 5 strip, maka besar pengukuran
adalah = 0,3 mm + 0,05 mm = 0,35
- Jumlah putaran jarum besar dapat diketahui dari penunjukkan jarum kecil. Misalnya jarum
besar berputar 4x, maka jarum kecil akan menunjuk angka 4.
Satu set Feeler Gauge ini terdiri dari bilah-bilah besi plat tipis yang
mempunyai ketebalan mulai 0,05 mm sampai dengan 0,8 mm atau
dalam satuan inchi (0,002“ s/d 0,003”).
Cara mengukur celah dengan alat ini, yaitu celah tersebut diisi
dengan bilah-bilah Feeler Gauge sampai penuh, selanjutnya bilah-
bilah tersebut dijumlahkan.
Tapered Gauge
Tapered gauge ini berfungsi hampir sama dengan Feeler Gauge yaitu untuk mengukur
celah/gap antara permukaan dua kopling, dengan cara menusukkan Tapered Gauge
tersebut kedalam celah.
Tapered Gauge terbuat dari bilah runcing dengan panjang 100 mm dan lebar sisi pangkal =
10 mm. Dengan demikian ketirusan sisi miring adalah: 10/100mm = 0,1 mm.
Artinya setiap 1 mm (strip) panjang gauge mempunyai nilai setara dengan 0,1 mm gap.
Contoh : Jika pengukuran gap dengan Tapered Gauge terbaca pada angka 3 lebih 2 strip ,
berarti jarak celah /gap = 3 mm + 2/10 mm = 3,2 mm
Mikrometer
Ketelitian Ukur
Mikrometer dipergunakan untuk mengukur jarak dengan sangat teliti. Ketelitian mencapai ‘’
1/1000, bahkan yang mencapai 1/10.000”.
Beberapa mikrometer mempunyai skala metris dan ketelitian ukur mencapai 0,01 mm.
Jenis-jenis mikrometer:
- mikrometer luar
- mikrometer kedalaman
- mikrometer bentang
- mikrometer
Jangka Sorong
Waterpass
Berfungsi untuk mengetahui kelurusan bidang, baik bidang datar maupun tegak. Alat ini
merupakan tabung transparant yang diisi air dan sedikit ada rongga, untuk melihat
kelurusan bidang tersebut cukup melihat rongga yang terletak pada posisi tengah.
Dalam pelaksanaan pembongkaran harus selalu berpedoman pada buku petunjuk yang
sudah disiapkan sebelumnya. Untuk peralatan mekanik berhubungan langsung dengan
temperatur dan tekanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan pembongkaran mekanik, antara lain:
- Beri pembersihan karat (rust penetran) pada bagian yang berkarat sebelum dilakukan
pembukaan.
- Gunakan sarung tangan (tahan panas bagi benda kerja yang panas, sarung tangan karet
bagi benda yang mengandung cairan kimia).
Sebagai contoh dalam teknik pembongkaran, misalnya akan membuka sambungan antar pipa
(flands), tutup motor listrik (cover), bracket generator yang mempunyai banyak baut, termasuk
baut-baut bearing yang berisolasi harus diperhatikan, agar dalam pelaksanaan pemasangan
kembali tidak mengalami kesulitan atau membuat permukaan penyambungan tidak merata.
Untuk melaksanakan pembongkaran jika kondisi seperti tersebut diatas, maka pembukaan
baut harus bertahap secara silang (kira-kira ¼ keliling putaran) setiap pembukaan.
- Pisahkan komponen-komponen yang mudah rusak dengan komponen yang kuat / keras.
- Tempatkan komponen-komponen di daerah yang aman (tidak kasar, berdebu, ada unsur
kimia dan sebagainya).
- Tempat penyimpanan komponen tidak mudah bereaksi dengan komponen yang disimpan
(misalnya kaleng bekas minyak, cat atau cairan kimia lainnya yang belum dibersihkan).
Kemudian apabila komponen-komponen tersebut cukup besar maka perlu adanya sarana
penunjang misalnya alat pengangkat (crane), chain block, perlengkapan pembersih, dan lain-
lain.
Satu hal lagi apabila kita akan membongkar komponen yang secara sistem masih operasi
maka perlu koordinasi dengan operator, biasanya dengan mengisi formulir standard yang
telah disediakan.
• Chain Block
• Pull Lifts
• Tir For
• WICH / LIR
Digunakan untuk menggeser beban dan digerakkan dengan tangan atau mesin
penggerak.
• Linggis
• Roller
• Sling
Jenis-jenisnya :
o Sling Rantai
Peralatan ini digunakan untuk mengangkat atau memindahkan barang dalam jarak dan
ketinggian tertentu, sesuai pada lintasan yang telah ditentukan.
Pada umumnya kemampuan angkatnya cukup besar dan menggunakan mesin penggerak.
Alat ini biasa disebut “Overhead Crane”.
Rigger
Rigger pembantu harus berdiri antara Rigger Utama dan Operator Crane dan dapat
melihat jelas posisi Rigger Utama dan bisa dilihat oleh Operator Crane. Rigger
pembantu tugasnya hanya melanjutkan isyarat yang diberikan oleh Rigger Utama
kepada Operator.
Selain memberi isyarat kepada Operator Crane, maka tanggungjawab Rigger adalah:
- Menempatkan benda yang diangkat pada tempat yang telah ditentukan dengan aman
(tidak goyang, posisi datar).
- Isyarat Berhenti
- Pekerjaan Selesai
Tujuannya dari menentukan titik berat adalah agar pada waktu mengangkat posisi beban
dalam keadaan seimbang.
Sebelum menentukan titik berat, maka perlu diketahui beratnya beban yang akan
diangkat untuk menentukan alat-alat pengangkat yang digunakan sehingga aman pada
saat pengangkatan. Tidak semua benda, barang atau peratatan ada petunjuk jumlah
beratnya. Jika ada daftar beratnya, kita tinggal menentukan peralatan yang digunakan,
namun jika tidak ada daftar beratnya, maka harus dihitung terlebih dahulu.
Ditinjau dari bentuk benda/barang akan terdapat benda / beban simetris dan tidak
simetris maka perlu menghitung / menaksir berat dengan menentukan titik beban/benda
tersebut.
Yang perlu diperhatikan dalam mengangkat dan memindah dengan Overhead Crane.
Dalam menghitung berat benda, maka ukuran berat benda yang digunakan adalah :
1. Untuk panjang dalam satuan dm.
2. Untuk berat jenis besi adalah 7,8 kg/dm3, tetapi dalam perhitungan adalah = 8
kg/dm3 dengan tujuan agar aman.
Contoh :
Untuk menentukan titik berat dari bentuk benda yang simetris adalah cukup
sederhana, yaitu ½ dari panjang atau ditengah-tengah benda.
Untuk keperluan tersebut, maka perlu ditarik garis tengah benda, baik terhadap
panjang, lebar dan perpotongan tersebut merupakan titik beratnya atau dengan
menarik garis diagonal dan perpotongan garis diagonal adalah sebagai titik beratnya.
Contoh:
Tali Temali
- Tali yang digunakan harus mempunyai kekuatan / kemampuan lebih besar dari
objek beban yang dianggap.
- Tali yang digunakan harus benar dalam kondisi balk atau tidak rusak.
- Tali yang digunakan harus mampu menahan hentakan yang terjadi.
- Gunakan tali yang khusus di desain untuk keperluan tersebut.
- Tali yang digunakan hindari dari sifat mulur
Tujuannya adalah:
1. Mengikat objek beban yang akan diangkat agar saat diangkat tidak terjadinya slip.
2. Memberikan ikatan yang kuat sesuai dari jenis ikatan.
3. Membuat jenis-jenis ikatan yang sesuai dengan berat objek beban yang diangkat.
4. Aman terhadap peralatan maupun terhadap manusia.
1. Half Hitch.
2. Timber Nitch
3. Clove Hitch.
4. Bowline.
Personal yang dimaksud disini adalah semua petugas mulai dari pembantu / helper sampai
dengan Rigger / Sling-man.
2. Menggunakan pakaian keselamatan kerja yang sesuai, antara lain sarung tangan kulit,
helm, safety shoes, dan lain-lain sesuai dengan jenis resiko bahaya.
3. Aba-aba hanya dilakukan oleh rigger dengan isyarat yang benar dan dimengerti oleh
semua petugas yang terlibat.
4. Semua orang yang tidak bertugas tidak boleh berada pada lokasi kerja.
5. Pemasangan tanda pengamanan takasi untuk menghindari adanya orang lain yang Ialu
laiang.
6. Rigger harus mengkontrol lokasi dengan bebas, baik dari tempat semula ke tempai lakasi
baru tanpa ada halangan.
7. Operator alat berat harus melihat dengan jelas aba-aba yang berikan ateh " Rigger.
a. Hal yang paling utama adalah melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan peralatan,
meliputi kondisi, kemampuan daya angkat, jumIah peralatan dan alat bantu yang
digunakan. Peralatan yang sudah tidak layak pakai harus disingkirkan, jika perlu
dimusnahkan.
b. Mesin pengangkat yang akan digunakan harus diyakini mampu mengangkat beban
dengan aman.
c. Sting, eye bolt, clamp dan alat-aiat lain yang tidak memenuhi persyaratan harus
dipindahkan.
a. Benda yang diangkat adalah mempunyai nilai ekonomi, sehingga jangan sampai
rusak, cacat atau kehilangan fungsi.
b. Untuk barang-barang yang tidak boleh cacat sama sekali seperti poros-poros dan
lain-lain tidak boleh diangkat langsung dengan menggunakan sling, tetapi harus
menggunakan sabuk pengangkat yang lunak.
c. Benda yang panjang seperti pipa harus diangkat dengan menggunakan pemikul
beban.
d. Pasang ganjal pengaman pada sudut-sudut tajam, agar sling tidak rusak.
e. Ganjal-ganjal balok kayu yang dipasang dibawah benda harus cukup kuat menahan
benda.
f. Mengangkat pipa harus dibantu dengan batang pemikul agar pipa tidak
melengkung.
g. Tumpukan pipa harus disusun mengecil ke atas dan diganjal pada sisi bawah agar
tumpukan tidak Iongsor.
a. Pasang tanda batas/mark time agar orang yang tidak berkepentingan tidak masuk
ke lokasi.
Sebelum rotor dikeluarkan adalah pekerjaan melepas bearing dan bracket generator (lihat
gambar berikut ini) setelah selesai pekerjaan pelepasan bagian-bagian yang berhubungan
dengan proses pengeluaran rotor, maka kegiatan selanjutnya adalah mengeluarkan rotor.
o Memoles permukaan pada plat peluncur (skid plate), sepatu luncur (sliding shoe),
pelapis (shim) dan blok penopang rotor (rotor supporting block) dengan perafin agar
peralatan yang saling bergeseran saat rotor ditarik keluar dari stator dapat meluncur
dengan baik.
o Takel beserta peralatannya untuk menarik rotor keluar, misalnya sling dan alat
penyambungannya (klem U).
o Kapasitas takel tidak perlu harus melampui berat rotor, karena hanya digunakan untuk
menarik pada kumparan yang licin karena sudah dipoles dengan perafin.
o Kran angkat (unit crane) yang biasanya selalu tersedia pada setiap PLTU, lengkap
dengan peralatannya misalnya sling besar dan kecil yang dilindungi kain glass wool,
potongan kayu kecil-kecil atau tali rami dan sebagianya untuk melindungi permukaan
rotor agar tidak luka atau cacat sewaktu diangkat dan dipindahkan keluar.
o Rotor support (penyangga rotor) untuk menempatkan rotor setelah keluar dari stator
generator, tempat ini harus sedemikian rupa agar rotor tidak mudah tergelincir.
o Selimut dari terpal atau plastik yang bersih dan tidak mudah terbakar untuk menutupi
rotor dan stator dari debu, kotoran atau benda asing yang masuk ke dalamnya.
o Pemanas (heater) atau lampu untuk menjaga kondisi stator atau rotor agar tidak lembab
sewaktu keadaan terbuka.
Untuk mengeluar rotor diperlukan pekerjaan yang hati-hati, teliti dan dengan perhitungan
yang tepat. Penggunaan metode yang tepat akan memudahkan pelaksanaan pekerjaan
tersebut dan mengurangi resiko-resiko yang mungkin terjadi.
Celah udara antara rotor dan stator generator yang cukup sempit berkisar antara 2 - 3 cm,
dengan permukaan plat peluncur dan sepatu luncur yang licin karena parafin kemungkinan
terjadinya pembelokan-pembelokan saat rotor ditarik keluar adalah sangat besar dan
apabila pelaksanaan kurang teliti bisa terjadi geseran antara permukaan rotor dan stator.
Oleh sebab itu diperlukan cara dan urutan pekerjaan yang sistematis untuk memudahkan
pelaksanaannya dan dengan resiko yang sekecil-kecilnya.
Berikut ini diuraikan cara dan urutan pekerjaan untuk mengeluarkan rotor yang sering
dipakai disertai gambar dan petunjuknnya secara garis besar.
Pasang plat peluncur dibawah rotor dengan mengangkat rotor sedikit ke atas
menggunakan kran angkat, kemudian letakkan sepatu luncur diantara plat peluncur dan
rotor dengan menggunakan kran angkat dan penopang rotor yang dipasang pada sisi
turbin. Sepatu luncur dipasang pada sisi turbin dekat dengan beban penyeimbang (lihat
gambar 7.2). Demikian juga shim (pelapis) dipasang sama seperti sepatu luncur tetapi
pada sisi exciter.
Pasang takel tarik pada sisi exciter lurus dengan poros rotor dan pasang
perlengkapannya siap untuk menarik, perhatikan cara pemasangan tali dan posisi untuk
menarik rotor.
Tarik rotor perlahan-lahan, sedikit demi sedikit sambil teliti apakah pada waktu menarik
ada gejala rotor miring atau membelok. Jika terlihat ada gejala yang demikian hentikan
penarikan dan atur dahulu kedudukan rotor hingga lurus kembali, tetapi jika gejala
demikian tidak ada penarikan bisa dilanjutkan.
Pada saat pekerjaan ini dilakukan takel tarik merupakan fungsi yang mengendalikan
sedangkan crane angkat mengikutinya. Penarikan dihentikan bila shim pada ujung
exciter sudah tidak berfungsi lagi dan untuk setiap tahap pemberhentian ini penyangga
rotor (profil H) digunakan menahan sementara waktu untuk dilakukan perubahan
penempatan sling dan pemasangan blok penopang rotor seperti yang diperlihatkan
pada gambar berikut.
Gb. 7.3. Pemindahan posisi sling dan pemasangan blok penopang rotor.
Pemasangan blok penopang rotor baru dilakukan setelah poros journal sisi turbin sudah
melewati selubung (bracket) sisi turbin yang belum dilepas. Setelah posisi sling dirubah
dan blok penopang rotor dipasang penarikan bisa dilakukan kembali.
Setelah proses pengeluaran rotor selesai maka kegiatan selanjutnya adalah pemeriksaan
dan diakhiri dengan penempatan sambil menunggu pemasangan kembali. Kegiatan
pemeriksaan komponen-komponen telah diuraikan sebelumnya. Setelah selesai diadakan
pemeriksaan, maka generator, eksiter dan peralatannya diusahakan dibungkus rapat atau
kedap udara dan diberi bahan pengering (silica gel), agar belitan dan seluruh isolasinya
tidak boleh menyerap kelembaban. Jika diperlukan untuk penyimpanan dalam jangka waktu
tertentu, kelembabannya dapat dilihat pada warna bahan pengering. Jika kondisi
kelembabannya tinggi maka perlu diberikan alat pemanas (heater), dan diusahakan
temperaturnya 5 °C diatas temperatur ruang (ambient temperatur), sehingga perembesan
atau kondisi kelembaban dapat dicegah.
Pemanasan generator dapat dilakukan jika tahanan isolasi terlalu rendah, yaitu dapat
melakukan dengan cara:
• Mengaktifkan space heater pada bagian dalam generator.
• Heater-heater lain.
• Dryer (blower set).
• Pemanasan dengan pemberian tegangan DC.
Prosedur Pemasangan.
• Pergunakan peralatan khusus pada waktu memasang kembali rotor dengan cara
kebalikan pada saat mengeluarkan.
• Jangan mengikat dengan tali langsung pada poros rotor maupun badan rotor.
3.4 ALIGNMENT.
Melakukan alignment antara Generator dan Exciter tidak semua unit pembangkit sama, hal ini
tergantung dari sistem eksitasinya. Contoh bila eksitasi statik maka tidak ada pekerjaan alignment
generator dan eksiter. Kecuali pekerjaan alignment antara generator dan turbin.
Data-data alignment yang diambil sebelum exciter dibongkar akan sangat menolong
mempercepat penyelesaian pekerjaan alignment ini. Agar didapatkan hasil alignment yang baik
ada hubungan persyaratan yang harus diperhatikan, antara lain :
• Permukaan kopling harus bersih dari goresan-goresan agar permukaan dapat flat dengan
permukaan kopling rotor generator. Untuk meratakan permukaan kopling jangan sekali-kali
menggunakan kikir, tetapi gunakan scraper dan permukaan selalu dimonitor dengan alat
pendeteksi kerataan permukaan yang akurat. Jangan sampai permukaan kopling membentuk
lekukan.
• Bila antara dua kopling terdapat pasak, maka toleransi kelonggaran yang diperbolehkan
antara 0,01 mm - 0,025 mm agar mudah pengaturannya.
• Untuk penyebarisan (Alignment), pada exciter dengan 1 bearing rotor ditumpu oleh pasak
yang terpasang pada ujung kopling untuk menempatkan posisi yang tepat. Diantara belahan
kopling, jaraknya antara 1 mm (sesuai buku petunjuk) dan untuk meyakinkan jarak ini tepat
digunakan thickness gauge atau filler gauge.
• Pengaturan alignment kopling exciter disesuaikan dengan kondisi kopling rotor generator dan
kopling exciter sedikit turun ( 0,04 - 0,07 mm ) dan jarak ( gap ) piringan kopling sebanding ( ±
1mm ) diukur dari 4 posisi (atas bawah kiri kanan). Pengaturan naik turunnya dengan
menggunakan jacking bolt pada dudukan exciter. Sesudah pengaturan sesuai dengan yang
dikehendaki (complate alignment) maka posisi rotor exciter dan generator diputar 180° untuk
mencocokkan hasil alignment I. Aturlah perbedaan rata-rata dari pengukuran ini baik keatas
atau kebawah tidak lebih dari ± 0,01 mm dan pada posisi kiri kanan ± 0,02 mm, jika kondisi
seperti di atas sudah terpenuhi maka alignment dianggap selesai dan pemasangan baut
kopling bisa segera dimulai.
• Untuk pemasangan baut kopling, permukaan baut harus pas dengan lubang kopling. Hal ini
dimaksudkan untuk menyangga berat rotor karena hanya 1 bearing. Jika sudah selesai
periksa yang teliti dan putar rotor dan check dengan dial gauge, jika baik baut bisa dikeraskan
sampai dengan 80 Kg/m secara silang dan kondisi journal rotor diperiksa menggunakan 2 Dial
gauge dari sisi kiri dan kanan.
• Setelah alignment selesai, ukur air gap dan magnetic center exciter dengan thickless gauge
dan ukur perbedaan hasil pengukuran usahakan ± 0,5 - 1% dari harga rata-rata. Untuk
mengukur celah udara ambil pada 4 posisi (tempat) pada kedua sisi.
• Setelah semua pengukuran selesai dan pekerjaan alignment selesai maka pasang kembali
peralatan perlengkapannya.
Ada beberapa jenis konstruksi antara eksiter dan generator, antara lain:
Pada eksiter yang rotornya jadi satu dengan rotor generator alignment tidak diperlukan namum
disini faktor yang gap udara antara rotor exciter dan statornya harus diatur sedemikian dengan
jalan mengatur tinggi rendah stator sehingga diperoleh gap udara antara rotor dengan stator yang
sesuai dengan buku petunjuk peralatan yang bersangkutan.
Jadi disini karena tidak ada kopling, maka pengukuran didasarkan pada jarak (gap) udara antara
rotor dengan stator.
Pada exciter yang menggunakan satu atau dua bearing selalu dilengkapi dengan kopling sebagai
patokan untuk diparalel dengan rotor generator. Agar diperoleh hasil alignment yang baik dan
sempurna, perlu dipersiapkan sebelumnya kondisi dari peralatan yang bersangkutan sesuai
dengan persyaratan untuk alignment.
Perlu kita pahami bahwa pada unit pembangkit satu dengan yang lain tidak sama tentang jumlah
poros yang akan disambungkan, misalnya unit PLTG ada yang mempunyai 6 poros yang akan
disambungkan. Hal ini permasalahan utama yang timbul dalam kasus ini adalah perbedaan
temperatur kerja yang tidak sama setiap bagian poros, sehingga pelaksanaan aligmnet harus
selalu merujuk dari buku manual atau standart dari pabrikan.
Bahwa pelurusan poros antara satu dengan yang lain belum tentu standart dari pabrik semua
poros dibuat lurus sekali sesuai garis sumbu, melainkan ada sedikit pergeseran, maka jangan
sekali-kali mengabaikan rekomendasi dari pabrik pembuatnya, karena hal ini akan bisa
mengakibatkan kerusakan yang fatal pada peralatan.
Berikut salah satu contoh rekomendasi alignment dari Mitsubishi Turbin Gas:
Apabila tidak ada data rekomendasi dari pabrik pembuatnya maka, langkah yang kita lakukan
adalah:
- Lakukan pengambilan data awal yaitu saat mesin berhenti dan belum dirubah
keadaanynya.
- Lakukan penyebarisan mulai dari bagian / peralatan yang posisisnya sudah tetap (tidak bisa
digeser misalnya Turbin Gas).
a. Ketidak sebarisan Radial, bahwa suatu kondisi poros satu dengan yang lain tidak dalam
keadaan sejajar/paralel pada satu garis sumbu. Kemudian cara pengukurannya terdapat 4
posisi yang terdiri dari dua posisi radial-vertikal (x) dan dua posisi radial-horisantal radial (y).
Dial-gauge
b. Ketidak sebarisan Aksial, dimana garis sumbu dari kedua poros tidak sejajar saling
membentuk sudut. Dalam pengukurannya terdapat dua posisi aksial-horisontal ( α ) dan dua
posisi aksial-vertikal ( β )
Kondisi yang bersih adalah salah satu unsur bahwa suatu peralatan selalu terjaga dan
terpelihara yang secara tidak langsung menjamin kehandalan dan kelangsungan umur dari suatu
mesin atau peralatan.
Peralatan yang dialiri oleh media udara, gas, atau air pada generator dengan konsentrasi
polutan yang berlebihan akan menimbulkan deposit. Bila deposit berasal dari debu atau kapur,
kemungkinan cara membersih-kannya mudah. Tetapi bila deposit berasal dari belerang atau
bahan kimiawi lain maka maka harus dilakukan penanganan khusus dan deposit tersebut dapat
merusak lapisan logam atau isolasi penghantar. Dengan sendirinya cara-cara pembersihannya
memerlukan bahan kimia yang berfungsi sebagai penghilang deposit, atau cairan minyak seperti
CRC yang penting harus dipilih bahan yang jangan justru dapat merusak terutama bahan isolasi
kawat penghantar.
- Pembersihan menggunakan peralatan mesin, seperti: brush machine, impact air gun,
grinda, vacum, dan lain-lain.
- Pembersihan menggunakan peraIatan manual seperti: sikat, amplas, sekrap, kwas, kain,
dan lain-lain.
- Pembersihan menggunakan zat pelarut seperti: bensin, acid, electro contact solvent,
tricatyline, contact cleaner, CRC, thinner, dan lain-lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan menggunakan udara
hisap (vacuum cleaner):
• Gunakan kabel listrik secukupnya untuk memudahkan pekerjaan yang sukar dijangkau.
• Peralatan Vaccum cleaner yang sudah bebas dari kotoran yang menumpuk.
• Vacum cleaner ini lebih cocok digunakan untuk membersihkan panel-panel listrik yang
sempit lokasinya dan berdebu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan menggunakan
“Peralatan Mesin”.
• Pilihkan peralatan yang cocok dalam arti efektifitas kerjanya peralatan tersebut, sebab
sering sekali dijumpai di lapangan terjadinya kekeliruan penggunaan peralatan yang justru
akan membawa akibat sampingan yang akan membahayakan petugas maupun benda
kerjanya sendiri.
• Pilihlah peralatan yang cocok dalam keselamatan kerja petugas, menggunakan peralatan
yang bertekanan udara (compressor air) akan lebih baik daripada yang bertenaga listrik
dengan tegangan 110 volt AC. Demikian juga menggunakan peralatan yang bertenaga
listrik 12 volt DC akan lebih baik daripada yang bertegangan listrik 110 volt AC.Sarana
penunjang dalam melaksanakan pekerjaan pembersihan contoh masker, sarung tangan,
kaca mata netral, lampu penerangan dll.
Sebagai contoh: membersihkan karat yang terjadi pada impuler yang terbuat bahan kuningan
dengan sikat putar dari kawat baja, hal ini akan berpengaruh lebih fatal daripada jika kita
menggunakan sikat putar dari kawat kuningan atau ijuk.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan menggunakan
"Peralatan Manual"
• Penggunaan peralatan yang sesuai dalam efektivitas kerja ialah antara kerja yang dilakukan
dengan hasil yang didapatkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan menggunakan
"Udara Tekan" (Kompresor):
Sebagai contoh: janganlah menghembus benda kerja dari debu/kerak diruangan dimana
adanya pesawat kompresor yang sedang bekerja, sebab hal ini akan berpengaruh pada
penghisapan kompresor itu sendiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan pembersihan dengan “zat
pelarut”:
• Pemilihan zat pelarut yang cocok atau dalam arti tidak akan menjadikan akibat sampingan
pada benda kerja yang mengarah pada rusaknya benda kerja itu sendiri.
• Jika perlu rundingkan dengan ahli kimia ataupun pada rekan kerja yang pernah
mempergunakan zat pelarut tersebut.
• Jangan gunakan air dalam pembersihan kumparan stator maupun rotor generator, akan
mengakibatkan justru menurunkan tahanan isolasinya, karena air merupakan bahan
penghantar yang baik.
Pada setiap unit pembangkit tenaga listrik selalu dilengkapi dengan berbagai macam sarana
komunikasi yang bertujuan untuk :
Bentuk Langsung
Bilamana si-pemberi pesan berbicara langsung dengan si-penerima pesan, tanpa perantara
orang lain maupun tanpa perantara alat.
Keuntungannya :
- Pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan diterima langsung oleh penerima pesan.
- Pesan bisa diulangi atau diperjelas sehingga si penerima pesan tahu dan mengerti
maksud dari pesan yang diterima.
Kerugiannya :
Pemberi pesan dan penerima pesan harus bertemu langsung, sehingga perlu waktu
untuk bertemu.
Bentuk komunikasi tidak langsung adalah apabila pemberipesan tidak bertemu dengan si
penerima pesan.
Keuntungannya:
- Si pemberi pesan tidak perlu bertemu dengan penerima pesan, sehingga tidak
memerlukan waktu khusus.
- Mempunyai jangkauan yang lebih luas.
- Memudahkan mencari seseorang yang tidak diketahui tempatnya.
- Dll.
Kerugiannya:
- Perlu sarana yang berarti perlu biaya.
- Sering terjadi adanya gangguan.
Cara Komunikasi.
Bagi seorang petugas yang bekerja diunit pembangkitan tenaga listrik, cara berkomunikasi
ang benar dan efektif adalah merupakan syarat yang harus dipenuhi.
Sistem tagging adalah “suatu sistem pengamanan dengan menggunakan kartu gantung“
baik pengamanan terhadap petugas, operator dan pemeliharaan maupun terhadap
peralatan. Oleh karena itu sistem pengamanan dengan menggunakan dengan kartu
gantung ini merupakan salah satu bentuk komunikasi secara tertulis.
Tujuan utama menggunakan kartu gantung adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan
operasi yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan kerusuhan yang fatal, karena adanya
kerusakan atau sedang ada perawatan/perbaikan dari peralatan yang dimaksud. Kartu
gantung tagging dipasang pada peralatan yang tidak boleh dioperasikan, atau pada sistem
dari peralatan yang harus diblokir dan juga pada ruang pengendali (control room).
Dengan adanya kartu gantung tagging tersebut, maka operator yang sedang bertugas akan
tahu/mendapat informasi bahwa ada peralatan yang tidak boleh dioperasikan atau kondisi
peralatan tidak normal sesuai dengan ini pesan yang tertulis pada kartu gantung tersebut.
Kondisi peralatn yang tidak boleh dioperasikan tidak selalu dalam keadaan rusak, tetapi
mungkin sedang ada perbaikan atau dalam pelaksanaan perawatan, atau ada hubungannya
dengan peralatan lain yang sedang diperbaiki.
Oleh karena kondisi dari peralatan yang tidak boleh dioperasikan tidak sama satu sama lain,
maka kartu gantung tagging juga harus dibedakan, yaitu dengan warna sesuai dengan
kondisi dari peralatan yang dimaksud.
Digunakan untuk memberikan informasi, bahwa peralatan yang dipasang tersebut tidak
boleh diaktifkan/dioperasikan. Kartu tagging tsb juga dipasang pada peralatan lain yang
terkait.
Digunakan untuk membrikanb informasi bahwa peralatan tersebut yang dimaksud dalam
kondisi tidak normal.
Pengertian kondisi tidak normal disini bahwa peralatan tersebut dalam keadaan tertentu
bisa dioperasikan, tetapi dng syarat harus ada pengawasan selama operasi. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kerusakan lebih parah dari peralatan tersebut serat
menghindari kemungkinan lain terhadap keselamatan operator. Kartu Tagging warna kuning
hany dipasang pada peralatan yang dimaksud.
Kartu Tagging warna Biru (Blue Tag) / warna Putih (White Tag):
Kartu gantung warna biru/putih biasanya digunakan pada saat masa pemasangan/erection
atau waktu uji individu/individu test.
Kewenangan memasang kartu tagging serta pengoperasian dari peralatan tersebut dibawah
kewenangan kontraktor atau pihak ketiga.
Trouble Shooting Generator merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dari adanya gangguan
atau gejala gangguan yang biasanya bisa diawali dari suara, bau, perubahan warna asli, atau
perubahan indikasi pada meter tidak normal, dan lain-lain.
Gangguan-gangguan yang terjadi pada generator sebenarnya apabila sistem proteksi bekerja
dengan baik, maka generator praktis tidak ada kerusakan. Seperti kita ketahui bahwa gangguan
yang terjadi pada generator, ada gangguan dari luar dan ada gangguan dari dalam. Gangguan
dari dalam inilah yang sering terjadi sehingga generator menjadi rusak.