MAKALAH
Grounding
Muhammad Nizar
NIM : 1541150049
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami tim penulis sehingga dapat
COIL”
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Muhammad Nizar
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Dan Manfaat .................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Kumparan Petersen (Petersen Coil) .......................................................... 3
2.2 Fungsi Kumparan Petersen Pada Keadaan Gangguan .............................. 6
2.3 Sistem Yang Diketanahkan Dengan Kumparan Petersen ......................... 7
2.4 Keuntungan Dan Kerugian Kumparan Petersen ....................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu mulai tahun 1910-an pada saat mana sistem-sistem tenaga relative
mulai besar, sistem-sistem itu tidak lagi dibiarkan terapung yang dinamakan
system delta, tetapi titik netral system itu diketanahkan melalui tahanan atau
reaktansi. Pengetahanan itu umumnya dilakukan dengan menghubungkan netral
transformator daya ke tanah.
Istilah kumparan Petersen ini berasal dari nama orang yang pertama-tama
menciptakan alat itu, yaitu W. Petersen. Petersen mendapatkan cara ini pada tahun
1916. Di Negara-negara Anglo-Saxon nama alat itu sering juga disebut “Ground
Fault Neutralizer” atau “Arc Suppression Coil”. Umumnya kita di Indonesia
mengenalnya sebagai kumparan Petersen adau “Petersen spoel”. Perlu dicatat di
sini bahwa analisa serta perbaikan kumparan Petersen dibuat oleh JONAS mulai
tahun 1920.
1
Sekalipun penggunaan kumparan Petersen itu sudah mulai berkurang tetapi
system 30 dan 70 KV yang ada di Jawa masih diketanahkan dengan kumparan
Petersen. Disamping itu, akhir-akhir ini semakin banyak generator yang
terhubung dengan transformator (unit connected generator) diketanahkan dengan
kumparan Petersen.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengganggu bagian sistem yang lainnya. Oleh karena itu hubung singkat
permanen harus tetap dilokalisir dengan menggunakan rele hubung singkat ke
tanah (Ground Fault Reley).
Sistem tegangan 70 kV
Sistem tegangan 30 kV
TRAFO Kumparan
RESISTOR Petersen
TENAGA
4
IC=3I=3Vp/(1/𝜔C) =3Vp𝜔C
Sebuah kumparan Petersen terdiri dari reactor inti besi yang dihubungkan
padatitik hubungan bintang dari sistem 3 phasa. Pada saat terjadi gangguan,
arus kapasitif dinetralkan dengan arus yang melintas pada reactor sama
besarnya tetapidengan beda phasa 180 derajat.
Ic adalah resultan arus yang mengalir dan besarnya 3 kali dari arus phasa ke
tanah. Arus yang dibutuhkan untuk memadamkan busur tanah yaitu arus yang
mengalir pada kumparan Petersen (IL). IL besarnya harus sama dengan Ic
dengan arah vektor yang berlawanan.
L=1/ (3𝜔2C)
5
2.2 Fungsi Kumparan Petersen Pada Keadaan Gangguan
Bila suatu system yang tidak diketanahkan terganggu oleh hubung singkat
kawat tanah, maka arus gangguan kapasitif itu kembali ke system melalui
gangguan itu, seperti gambar diabawah ini.
Suatu keadaan istimewa ialah bila ada dua macam arus gangguan yang sama
besarnya tetapi berlawanan arahnya terjadi pada gangguan itu, jadi satu sama lain
saling menghilangkan. Hal ini terjadi bila pada arus gangguan yang kapasitif itu
ditambahkan arus yang induktif yang tertentu besarnya. Inilah prinsip dasar dari
hasil pekerjaan pionir Petersen.
Untuk memperoleh arus induktif itu ditambahkan reactor paralel dengan kapasitor
pada setiap fasa ke tanah.
6
Tetapi cara ini bukanlah pemecahan yang ekonomis, karena dalam hal ini
dibutuhkan tiga reactor yang tidak akan jenuh dan induktansinya harus konstan.
7
Tetapi walaupun demikian gangguan itu harus dilenyapkan dan diperbaiki
dengan peralatan proteksi yang dapat menunjukan lokasi dari titik gangguan
tersebut. Bila pengenal waktu dari kumparan petersen kontinu, gangguan tanah
diperbolehkan bertahan terus sampai waktu yang diijinkan untuk mengisolir
bagian yang terganggusebelum gangguan itu berkembang menjadi gangguan dua
fasa ke tanah pada lokasiyang berlainan yang disebut cross country fault, seperti
pada gambar di bawah.
Gambar gangguan 2 fasa ke tanah yang disebut cross country fault pada sistem yang
diketanahkan dengan kumparan petersen.
8
Proteksi untuk menunjukan adanya gangguan dan letidaknya gangguan
tersebut memerlukan relekhusus dan harus sensitif sekali karena arus
gangguannya kecil. Komponen watt dariarus residu bisa diharapkan untuk
mendiskriminasikan gangguan dan menunjukanlokasi atau letidak dari
gangguan.Kumparan petersen yang mempunyai pengenal waktu singkat
harusdiperlengkapi dengan suatu peralatan untuk menghubung singkat kumparan
petersen ketanah. Dengan pengaturan ini, bila gangguan itu lebih lama dari waktu
yang telahditentukan, maka titik netral sistem dihubungkan ke tanah, baik secara
langsung maupun melalui tahanan yang paralel dengan kumparan petersen itu,
agar gangguan dapat dideteksi oleh rele yang akan memberikan instruksi
padapemutus daya untuk mentripnya seperti pada Gambar 3.
PC = kumparan petersen
R = tahanan parallel
9
2.4 Keuntungan Dan Kerugian Kumparan Petersen
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
https://garslandi.wordpress.com/2014/01/03/contoh-soal-mesin-listrik/
https://www.scribd.com/document/152088711/20-GROUNDING-SISTEM-doc
iv