OLEH:
JUMRIANA UMAR
421 16 025
MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa:
Mengetahui,
Moch. Munip
NIP. 6791027-F
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktek kerja Lapangan ini telah diterima dan disahkan sebagai
salah satu syarat kelengkapan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Praktek Kerja Lapangan pada Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Disahkan oleh:
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan PKL ini sebagai hasil dan bentuk
tanggung jawab dari kegiatan PKL yang dilaksanakan mulai tanggal 22 Januari
2019 sampai pada tanggal 22 Februari 2019 yang bertempat di PT.PLN (Persero)
ULTG Tello.
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang dan penulisan laporan PKL ini, banyak
ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
4. Supervisor dan seluruh jajaran Staf dan Pegawai PT.PLN (Persero) ULTG
Tello yang telah berbagai ilmu selama masa Praktek Kerja Lapangan.
5. Ibu Dr. Ir. Hafsah Nirwana M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro
Penulis menyadari dalam penulisan laporan PKL ini masih terdapat banyak
ilmu pengetahuan dan juga sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
bermanfaat serta dapat dijadikan referensi bagi para pembaca, semoga amal baik
semua pihak yang telah membantu mendapat balasan yang setara dari Allah SWT.
Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan ....................................................................................................... 3
Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... 3
Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 4
Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN .......................................................................... 6
2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) .......................................................... 6
2.2 Visi, Misi dan Motto PT. PLN (Persero).................................................. 7
2.3 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Tragi Tello ....................................... 8
2.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar ULTG Tello 13
2.5 Single Line Diagram UPT Sistem Sulselrabar ULTG Telllo ................. 14
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 15
3.1 Konsep Thermovisi ............................................................................... 15
3.2 Alat yang Digunakan untuk Thermovisi ................................................ 16
3.3 Tujuan Thermovisi Switchyard Gardu Induk ......................................... 17
3.4 Pengaplikasian Thermovisi FLUKE Ti 300 .......................................... 19
3.5 Pengukuran & Hasil Thermovisi ............................................................ 23
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 29
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 29
4.2 Saran ....................................................................................................... 30
LAMPIRAN .......................................................................................................... 31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2 Single Line Diagram Gardu Induk Tello 150 kV ....... ... 14
Gambar 3.9 Sambungan PMS Out Line Panakukang 1 (klem) ...... ... 26
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
Energi listrik sangat berperan penting dalam dunia baik di dalam industry
maupun di kalangan masyarakat. Energi listrik di abad ini sangat penting dan
dengan baik dalam arti dapat mencukupi energi listrik dengan kualitas yang
memuaskan dan kontinuitas. Salah satu cara untuk memperoleh keandalan suatu
menyebabkan kerusakan.
dalam hal menjaga kondisi suatu peralatan listrik, agar system tenaga listrik
tenaga listrik dapat terjaga kondisinya dan dapat beroperasi dengan baik, Salah
satu hal yang melatar belakangi perlunya pemeliharaan terhadap peralatan listrik
Titik panas (hot spot) pada peralatan Gardu Induk PLN, merupakan suatu
parameter yang banyak dipantau dan dianalisa perubahannya setiap saat. Hal ini
berkaitan erat dengan keamanan dan keandalan sistem yang terjadi pada Gardu
Induk itu sendiri. Konduktor merupakan bagian yang sangat penting. Klem
sebagai transisi arus dan tegangan. Apabila suhu di klem sangat panas, maka akan
konduktor tersebut putus akibat tidak kuat lagi menahan panas, bukan itu saja di
klem tersebut juga akan muncul titik api atau hotspot di seputar klem tersebut,
tentu saja hal ini bisa berdampak buruk pada semua peralatan yang ada di gardu
induk, terutama peralatan gardu induk yang berada di switchyard. Oleh sebab itu,
guna untuk menjaga peralatan agar tidak terjadinya ketidaknormalan, deteksi titik
metode thermovisi.
visualisasi suhu objek tersebut pada layar display dengan menggunakan teknologi
inframerah. Alat ini digunakan sebagai alat pengukur panas pada konektor
mahasiswa mampu:
yang sesungguhnya.
sebagai berikut:
Januari 2019 hingga 22 Februari 2019 di PT. PLN (Persero) UPT Sistem
1.4.1 Observasi
1.4.2 Wawancara
1.4.3 Dokumentasi
Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Panakukang 1.
BAB IV : PENUTUP
Di Indonesia cahaya listrik mulai bersinar pada akhir abad 19, yakni pada
bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik
pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan
kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang
menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan
buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama
Indonesia.
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Dan pada tanggal 1 Januari 1961,
Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang
dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan
milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas
diresmikan.
bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN
beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga
sekarang.
2.1.1 Visi
2.1.2 Misi
pemegang saham.
kehidupan masyarakat.
ekonomi.
2.1.3 Motto
Motto dari PT. PLN (Persero) yaitu “Listrik untuk kehidupan yang lebih
dan melakukan evaluasi serta membuat laporan atas kegiatan operasi penyaluran
tenaga listrik dan pemeliharaan jaringan transmisi dan gardu induk secara efisien
PLN UPT Sulselrabar membawahi (Transmisi dan Gardu Induk) Tragi dan
42 Gardu induk yang tersebar di 3 Propinsi. Ketujuh Tragi tersebut dibawah UPT
Sulselrabar adalah:
dua Unit Pembangkitan PLN Wilayah yaitu Sulsel dan Sultra meliputi, Sektor
Tello, Sektor Bakaru, Sektor Kendari dan dua Liswas meliputi, PT. Energi
Sengkang dan PT. Makassar Power. Dari Ketujuh Tragi dan 42 Gardu Induk yang
tersebar di 3 Propinsi yang dibawahi oleh UPT Sulselrabar, salah satunya adalah
2. Secara umum pengelolaan tenaga listrik terdiri dari tiga bagian yaitu:
konsumen
dalam pelaksanaannya satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Untuk penyaluran
energy listrik dari pembangkit atau Gardu Induk ke konsumsi konsumen yang
jarak jangkauannya dekat tidak masalah. Akan tetapi konsumen yang terletak jauh
dari pembangkit atau Gardu Induk akan mengalami masalah, yaitu akan
kekonsumen yang jauh dari lokasi Pembangkit atau Gardu induk maka perlu
dinaikkan tegangannya. Adapun media yang efektif dan Effisien untuk menaikkan
tegangan tersebut dipasang Capasitor Bank. Gardu induk juga merupakan sarana
pengendalian dan penyaluran energi listrik akan lebih sulit, akan tetapi frekuensi
mengalami gangguan dalam menyalurkan tenaga listrik pada gardu induk maka
tenaga listrik pada gardu induk tersebut. Sehingga konsumen tidak merasa
terlebih khusus lagi yaitu tentang salah satu gardu induk yang ada dibawah asuhan
PT. PLN (PERSERO) UPT SULSERBAR UNIT ULTG TELLO. Disamping itu
juga dibahas teori gardu induk, jenis peralatan utama dan peralatan bantunya,
Gardu Induk Tello mendapat supply daya dari PLTG. PLTD, Mitshubishi,
Interkoneksi Trasmisi dan Gardu Induk Tello dengan Gardu Induk yang
Struktur organisasi merupakan salah satu aspek penting dalam organisasi atau
infrared, pada thermovisi objek yang diukur bisa dilihat secara visual pada layar.
Metode ini digunakan pada infrared dan kamera pengukuran untuk melihat dan
mengukur energi thermal yang dipancarkan suatu benda. Jadi thermovisi adalah
teknik mendeteksi atau mengetahui suhu panas dari jarak tertentu menggunakan
Suhu dapat dilihat pada skala warna (gradasi). Bila suhu tertinggi yang
tershoot masih dibawah yang diijinkan, maka evaluasi foto dianggap normal.
Namun bila terjadi pemanasan lebih setempat, sehingga terdapat perbedaan suhu
yang signifikan (dari gradasi warna) antar bagian peralatan, berapapun besarnya
maka keadaan ini harus segera ditangani, Karena pasti terjadi penyimpangan.
Berikut ini gambar 3.1 adalah gradiasi warna pada tampilan thermovisi.
Seperti halnya termometer, alat ini juga berfungsi untuk mengukur suhu
benda namun tanpa harus menyentuh benda tersebut. Ini dapat terjadi karena alat
dari objek yang diukur. Dahulu alat ini hanya menampilkan keadaan suhu objek
suhu tersebut juga dapat diamati dalam bentuk visualisasi gambar dan warna suhu.
Salah satu alat yang digunakan pada saat pengukuran Thermovisi adalah
FLUKE Ti300. Thermovisi inframerah merk Fluke Ti300 adalah kamera thermal
+122°F)
pada instalasi konduktor dan klem, hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
suhu antara konduktor dan klem. Thermovisi dilakukan setiap satu bulan sekali
pada saat beban puncak untuk melihat hotspot yang ada pada klem yang
timbulnya hotspot di area sekitar klem. Thermovisi digunakan untuk melihat suhu
infrared thermovisi. Untuk mengetahui ada tidaknya titik panas (hotspot) yang
dengan konduktor.
perhatikan, yaitu:
Yang dimaksud dengan objek lain yang sama yaitu komponen yang
mempunyai bentuk sama namun berbeda ukuran atau lokasi. Standar kondisi yang
NO ∆T akhir Rekomendasi
klem dan konduktor, arus maksimal yang pernah tercapai dan arus pada saat
melakukan thermovisi.
saat beban puncak (malam hari) hal ini dilakukan untuk menghindari sinatr
Agar tidak terjadi kesalahan pengukuran pada objek ukur, maka kita
perlu memahami teknik – teknik pengukuran pada alat thermovisi. Secara umum
sebagai berikut:
mengambil gambar obyek pada sudut lebih besar dari 45/50°. Hati-hati
juga pada saat berhadapan dengan obyek, karena kita akan berhadapan
fokus. Jika gambar yang muncul pada lcd tidak baik dan tidak fokus, maka
mengkover spot, sehingga hasilnya akan lebih optimal. Untuk itu target
9. Catat hasil suhu objek yang diukur pada kertas ceklis Thermovision
infrared.
Tello 150 kV selama setiap bulan sekali. Adapun titik pengukuran yang diukur
adalah bay line panakukang. Gardu Induk, sebagai unit yang mengoperasikan
jumlah konduktor dan sambungan yang menyalurkan energi listrik dari satu
peralatan keperalatan lainnya. Konduktor ini tidak hanya dialiri arus listrik tapi
panas. Konduktor memiliki kemampuan terhadap panas, oleh karena itu selama
sehingga temperatur yang didapat jauh lebih rendah dari 90˚C, sehingga sulit
sambungan hingga mencapai titik lebur material yang disambung. Peristiwa ini
dapat mengakibatkan putusnya sambungan. Hal tersebut akan lebih cepat terjadi,
dalam kondisi berbeban, oleh karena itu harus digunakan alat ukur tidak langsung
(tidak menyentuh obyek ukur) agar aman dari sentuhan tegangan listrik. Gardu
Induk Tello saat ini menggunakan alat ukur thermovisi dengan media infra merah
(InfraRed Thermovision). Satu hal penting yang perlu dicatat, alat tersebut hanya
berfungsi sebagai alat ukur temperatur saja, tindak lanjut atas hasil ukur yang
kesimpulan atas hasil pengukuran yang bervariasi dan dalam beban yang berbeda-
beda.
(∆T) dimana rumusan ini merupakan kenaikan temperatur terhadap nilai suatu
acuan yang ditentukan seperti, suhu sekitar saat pengukuran, ataupun temperatur
adalah:
𝐼𝑀𝑎𝑘𝑠
∆T = ( )2 . (TKlem – Tkonduktor)
𝐼 𝑆𝑎𝑎𝑡 𝑇ℎ𝑒𝑟𝑚𝑜𝑣𝑖𝑠𝑖
Dimana:
IMaks : Arus tertinggi dalam satu bulan pada bay line yang diukur (A)
masuk ke dalam katagori komponen sejenis pada kondisi yang sama, yaitu
mengalirkan arus yang sama dan mendapat pengaruh pendinginan udara luar yang
sama sehingga bila kondisi tahanan kontaknya baik maka temperatur konduktor
dari rumusan Kriteria Delta-T (∆T) pada UPT Sulselrabar adalah sebagai
berikut:
bawah ini:
yang mencapai suhu 30 ≤ ΔT <50 ˚C, bahkan mencapai>50 ˚C. Salah satu contoh
dilapangan yang terjadi di GI Tello 150 kV adalah pada titik sambungan PMS
Line Panakukang 1 phasa S yang menuju ke CVT dimana suhu terukur klem
mencapai 105.8˚C suhu terukur konduktor terdekatnya 62.4 ˚C, jam pengukuran
16:00 beban pada saat itu 163 A dan kemampuan beban maksimal penghantar
adalah 167 A.
Gambar 3.10 Hasil Thermovisi Sambungan PMS Out Line Panakukang 1 (klem)
Dari kedua gambar (Gambar 3.10 dan 3.11) diatas, jika dilakukan
adalah:
𝐼𝑀𝑎𝑘𝑠
∆T = ( )2 . (TKlem – Tkonduktor)
𝐼 𝑆𝑎𝑎𝑡 𝑇ℎ𝑒𝑟𝑚𝑜𝑣𝑖𝑠𝑖
167 2
= ( ) . ( 105.8°C – 62.4°C )
163
∆T = 40.34°C
tersebut>40 ˚C dengan kata lain kondisi sambungan tersebut buruk dan harus
kondisi konduktor dan sambungan itu baik dan apabila buruk dapat langsung
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Kerja Praktek pada PT. PLN (persero) Unit Laynan
Transmisi & Gardu Induk Tello, penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan
berbeban
terjadinya kerusakan.
LAMPIRAN
1. Kedisiplinan 5 4 3 2 1
2. Skill / Keahlian 5 4 3 2 1
Keterangan:
5 = Sangat Baik Supervisor GI Tello 150 kV
4 = Baik Pembimbing Lapangan
3 = Cukup
1 = Kurang
CATATAN HARIAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN 2019
Muhammad Kurniadi
NIP.8908056-F