Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


PEMELIHARAAN KUBIKEL PADA PELABUHAN PERIKANAN TENAU KUPANG

OLEH :

Lutfita Pranty Wahyuningtyas

NIM: 1623734530

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PKL
PEMELIHARAAN KUBIKEL PADA PELABUHAN PERIKANAN

Mengetahui
MANAGER
PT PLN PERSERO (ULP) KUPANG

MARGI SETIYONO

MENGESAHKAN

DOSEN PEMBIMBING PKL PEMBIMBING LAPANGAN

Ir. Arsono Subiantoko, MT. Josep Maruli Tambunan


NIP. 19580601 199103 1 002

MENGETAHUI

KETUA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI KUPANG

Jemsrado Sine, ST.,M.Eng,


NIP. 19770810 200501 1 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa, atas penyertaannya
penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat penulis untuk
memperoleh gelar Ahli Madia, Jurusan Teknik Elektro Prodi Teknik Listrik Politeknik Negeri
Kupang. Adapun judul laporan praktek kerja lapangan ini adalah ”PEMELIHARAAN
KUBIKEL PADA PELABUHAN PERIKANAN TENAU KUPANG”.
Dalam penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini penulis banyak memperoleh
bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Ibu Nonce Farida Tuati, ST.,M.Si, selaku Direktur Politeknik Negeri Kupang.
2. Bapak Jemsrado Sine, ST.,M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.
3. Bapak Ir. Arsono Subiantoko, MT, selaku Dosen Pembimbing.
4. Bapak Josep Maruli Tambunan, selaku Co Mentor dan Pembimbing Lapangan.
5. Kepada seluruh staf unit BIDANG TEKNIK ULP Kupang yang telah membantu penulis
dalam memperoleh data-data dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan.
6. Kedua Orang tua beserta keluarga yang selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan
laporan praktek kerja lapangan ini.
7. Kepada teman-teman listrik kerjasama PLN angkatan 2016 yang telah membantu penulis
dalam penyelesaian penulisan ini.
Penulis juga menyadari bahwa isi maupun susunan laporan praktek kerja lapangan ini
masih ada kekurangan. Bagi pihak-pihak yang ingin menyampaikan saran dan kritik, akan
penulis terima dengan senang hati dan tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih.

Kupang, Mei 2019


Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.3 Metode Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ................................................................ 3
2.1 Kondisi Lingkungan Perusahaan ......................................................... 3
2.2 Sejarah PT. PLN (Persero) Area Kupang ............................................. 3
2.3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) ULP Kupang ......................... 7
2.4 Uraian Tugas Perusahaan pada PT. PLN (Persero) ULP Kupang ....... 8
2.4.1 Manager ULP Kupang ................................................................ 8
2.4.2 Supervisor Pelayanan Pelanggan dan Administrasi .................... 8
2.4.3 Supervisor Teknik ....................................................................... 9
2.4.4 Supervisor Transaksi Energi ....................................................... 9
BAB III DASAR TEORI ............................................................................... 11
3.1 Pengertian Distribusi Tenaga Listrik ................................................... 11
3.1.1 Pengelompokkan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .............. 12
3.2 Sistem Proteksi .................................................................................. 13
3.2.1 Fungsi Sistem Proteksi ............................................................ 13
3.2.2 Daerah Sistem Proteksi ............................................................ 14
3.2.3 Persyaratan Sistem Proteksi ..................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 17
4.1 Jenis-Jenis Peralatan Proteksi Jaringan Distribusi ............................... 17
4.1.1 Recloser ................................................................................... 17
4.1.2 Sectionaliser (Saklar Seksi Otomatis/SSO) ............................. 21
4.1.3 Fuse Cut Out ............................................................................ 23
4.1.4 Lightning Arrester .................................................................... 24
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 29
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 29
5.2 Saran ................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 30


LAMPIRAN ................................................................................................... 31

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat sedangkan


masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah jumlahnya dan menuntut
mutu serta kualitas pelayanan energi listrik yang lebih baik secara kontinyu. Pada
konsumen besar sering ditemukan suatu perangkat instalasi listrik yang sering disebut
kubikel/ perangkat hubung bagi. Fungsinya adalah sebagai pembagi beban. Fungsinya
adalah sebagai pembagi beban serta pengukuran. Kubikel didalamnya mempunyai
berbagai alat seperti PT, CT, Relay, PMT, dll. Untuk itu perlu dilakukan pemeliharaan
khusus agar tetap sesuai dengan standart kinerjanya. Praktek kerja lapangan ini juga salah
satu kurikulum yang harus di tempuh oleh mahasiswa POLITEKNIK NEGERI
KUPANG. Selain memenuhi kebutuhan akademik, kegiatan tersebut menjadi penghubung
antara dunia industri dan dunia pendidikan serta dapat menambah pengetahuan di dunia
industri dan dunia pendidikan serta dapat menambah pengetahuan di dunia industri
sehingga mahasiswa dapat mengetahui persaingan di dunia kerja .

Seiring dengan kemajuan jaman masyarakat dan perkembangan teknologi, maka


usaha manusia dalam mengelola kebutuhan sehari-hari membutuhkan energi yang
semakin meningkat dan beragamnya kebutuhan listrik maka para pemakai di tuntut untuk
memanfaatkan dan mengelola energi listrik secara lebih bijaksana.

Dengan melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) PT PLN (Persero) Area Kupang
kami banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan yang
sudah ada baik secara bahan dan material yang akan digunakan.

Kubikel ditinjau dri penggunaannya berfungsi sebagai pengendali, penghubung,


pelindung dan pengontrol proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kv.
Dilihat dari fungsi kubikel, demi memenuhi persyaratan yg bermutu dalam jaringan
distribusi atau standar peralatan keselamatan kerja dan demi meningkatkan faktor
keamanan layanan kepada konsumen tegangan menengah maka perlu adanya
pemeliharaan yang baik dan tepat pada kubikel.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam laporan praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa akan membahas tentang
pemeliharaan kubikel pada gardu distribusi dengan tegangan 20 kv pada jaringan
tegangan menengah (JTM).
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami peralatan listrik mengenai kubikel serta
meningkatkan pengetahuan tentang sistem kerja dan cara pemeliharaan kubikel
2. Membandingkan teori yang di dapat dan fakta yang di lapangan
3. Sebagai salah satu bukti bahwa mahasiswa sudah melaksanakan praktek kerja
lapangan dengan baik

BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN

2.1 Kondisi Lingkungan Perusahaan

Nama : PT. PLN (Persero) Area Kupang – NTT


Alamat : JL. Palapa No. 27 Oebobo – Kupang – NTT
Telepon : (0380) 821217
Propinsi : Nusa Tenggara Timur
Kota : Kupang

2.2 Sejarah PT. PLN (Persero) Area Kupang

PT PLN (Persero) dalam menjalankan usahanya, ditopang oleh beberapa unit bisnis yang
salah satu diantaranya adalah PLN Wilayah XI dengan Wilayah Kerja meliputi Bali, Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur. Lahirnya kebijakan Pemerintah tentang otonomi daerah dan
restrukturisasi sector ketenagalistrikan pada tahun 1998, maka PT. PLN (Persero) melakukan
restrukturisasi organisasi dalam bentuk pembentukan wilayah / unit bisnis baru. PLN Wilayah XI
merupakan salah satu unit bisnis dengan wilayah kerja yang sangat luas sehingga dipandang
perlu untuk melakukan pengembangan organisasi terhadap unit bisnis ini. Langkah-langkah
persiapan pemekaran pun mulai dilakukan, tepatnya padatanggal 20 Februari 2001 terbitlah
Surat Keputusan Direksi nomor 032.K/010/Dir/2001 yang menetapkan terbentuknya PT. PLN
(Persero) Wilayah UsahaNusa Tenggara Timur.
PT PLN (Persero) Wilayah UsahaNusa Tenggara Timur saat itu masih menginduk ke PLN
Wilayah XI. Masa itu merupakan masa persiapan dan cikal bakal terbentuknya PLN NTT. Berkat
komitmen, usaha dan kerja keras seluruh pegawai yang tak kenal lelah, masa-masa persiapan
itupun dapat dilalui dengan baik.
PLN NTT akhirnya, pada tanggal 25 Juni 2002 berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor
087.K/010/Dir/2002, resmi terbentuk dengan status sebagai Unit Bisnis PT PLN (Persero) yang
mempunyai wilayah kerja di seluruh Propinsi Nusa Tenggara Timur.
PLN NTT awalnya memiliki dua Unit Cabang, yaitu Cabang Kupang dengan 8 Unit ranting dan
86 Unit Sub Ranting, serta Cabang Ende dengan 4 Unit Ranting dan 56 Unit Sub Ranting. Dalam
perkembangannya telah terjadi perubahan status 5 (lima) unit sub ranting menjadi ranting, yaitu
Labuan Bajo, Lembata, Mbay dan Adonara di Cabang Ende dan Rote Ndao di Unit Cabang
Kupang. Selain itu, PLTD Tenau dan Kuanino di PLN Cabang Kupang berubah status menjadi Pusat
Listrik Tenaga Diesel Kupang, PLTD Mautapaga Cabang Ende menjadi Pusat Listrik Tenaga Diesel
Ende, PLTD Kambajawa menjadi Pusat Listrik Waingapu, PLTD Wolomarang menjadi PusatListrik
Maumere dan Pembangunan PLTP Mataloko di Bajawa serta pembentukan Rayon Kupang.
PLN NTT kini telah ditopang oleh 4 Unit Cabang, 15 Unit Ranting, 5 Unit Pusat Listrik dan 1
Unit Rayon. Kesemuanya itu adalah perwujudan tekad untuk semakin memberikan pelayanan
terbaik bagi para pelanggannya.
PLN NTT Cabang Kupang secara historis diketahui bahwa sebelum tahun 1945 yaitu jauh sebelum
PLN Cabang Kupang didirikan di Kota Kupang, telah terdapat sebuah perusahaan listrik milik
swasta (bangsa Tionghoa/China) dengan nama EMTO (Eletriche Matscaphapy Timor On Order
Heiden). Kemudian pada tahun 1964 didirikan lagi sebuah perusahaan listrik di Kota Kupang
dengan nama Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi VIII Cabang Kupang milik negara, sehingga
pada saat itu di Kota Kupang terdapat dua perusahaan listrik. Perusahaan listrik swasta (EMTO)
beroperasi melayani masyarakat yang berdomisili disekitar pabrik yaitu Bonipoi, Merdeka, Oeba,
Kampung Solor, LLBK, Fontein Bawah, Air Mata, Benteng dan sekitarnya, sedangkan perusahaan
Listrik Negara Eksploitasi VIII Cabang Kupang beroperasi mulai dari Fontein atas, Kampung Baru,
Merdeka bagian atas, Kuanino, Oebobo, Naikoten I dan II, Tingkat I, Oepura,dan Bakunase.
Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi VIII di Kupang tersebut adalah berdasarkan undang-
undang no.9 tahun 1960, tentang nasionalisasi perusahaan asing yang bersifat vital yaitu semua
perusahaan swasta diseluruh wilayah Indonesia di ambil alih oleh pemerintah dan dilebur
menjadi perusahaan listrik negara, khusus bagi propinsi Nusa Tenggara Timur, pelaksanaan
peleburan EMTO kedalam Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi VIII Cabang Kupang baru mulai
dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1965.
Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi VIII Cabang Kupang tahun 1975 mulai ditingkatkan
statusnya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah XI Cabang Kupang. Dan sejak itu
sampai tahun 2000 PLN Cabang Kupang bernaung dibawah PT PLN (Persero) Wilayah XI yang
bekedudukan di Denpasar. Pada Bulan Juli tahun 2001 dengan PT PLN (Persero) Wilayah XI
membuka kantor unit Bisnis Wilayah Usaha Nusa Tenggara Timur dengan nama PT PLN (Persero)
Wilayah Usaha NTT dan kemudian berubah status menjadi PLN NTT.
PT PLN (Persero) Cabang Kupang berada dibawah naungan PLN NTT. PLN NTT Cabang Kupang
yang mengemban tugas sangat penting dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada
masyarakat luas khususnya pelanggan PLN yang berada di wilayah Kota/Kabupaten antara lain :
Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten TTS, Kabupaten TTU, Kabupaten Belu, Kabupaten
Rote Ndao, dan Kabupaten Alor.
PLN NTT Cabang Kupang dalam pendistribusian tenaga listrik mewadahi daerah Tingkat II
Kota dan Kabupaten dimana kantor yang berkedudukan di Kota/Kabupaten ini berstatus kantor
ranting. Kecuali kantor PT PLN (Persero) Wilayah NTT Cabang Kupang Ranting Oesao yang
berlokasi diluar Kota/Kabupaten yaitu di Kota Kecamatan yang termasuk dalam wilayah
Kabupaten Kupang Kecamatan Kupang Timur.
Unit-unit yang berada dibawah naungan PLN NTT Cabang Kupang yaitu:
1). PT PLN (Persero) Wilayah NTT Cabang Kupang Rayon Kupang
2). PT PLN (Persero) Wilayah NTT Cabang Kupang Ranting Oesao
3). PT PLN (Persero) Wilayah NTT Cabang Kupang Ranting Soe
4). PT PLN (Persero) Wilayah NTT Cabang Kupang Ranting Kefamenanu
5). PT PLN (Persero) Wilayah NTT Cabang Kupang Ranting Atambua
6). PT PLN (Persero) Wilayah NTT Cabang Kupang Ranting Rote Ndao

7). PT PLN (Persero) Wilayah NTT Cabang Kupang Ranting Kalabahi

8). PT PLN (Persero) Wilayah NTT Cabang Kupang PLTD Kupang

Pada tanggal 21 November 2011 berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor


1351.K/010/DIR/2011, 1352.K/010/DIR/2011, dan 1353.K/010/DIR/2011 Cabang Kupang
berubah menjadi Unit Layanan yang terbagi menjadi 3 (tiga) Unit Layanan, yaitu Unit Layanan
Soe, Unit Layanan Atambua, dan Unit Layanan Kupang. Namun, organisasi Unit Layanan hanya
berlangsung beberapa bulans aja. Sesuai Keputusan Direksi nomor 083.K/Dir/2012 tanggal 28
Februari 2012 tentang Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur Area Kupang
maka PLN Unit Layanan Kupang berganti nama menjadi Area Kupang . Adapun wilayah kerja PLN
Area Kupang meliputi Rayon Kupang, Rayon Oesao, Rayon So’E, Rayon Kefamenanu, Rayon
Atambua, Rayon Kalabahi, dan Rayon Rote Ndao.
Pada tahun 2018 dikeluarkannya surat Peraturan Direksi nomor 0051.P/DIR/2018 tanggal 06
Juni 2018 tentang Organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kupang maka Area Kupang berganti nama menjadi Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan Kupang. Sehingga wilayah kerja PLN Unit Pelaksana Pelayanan
Pelanggan yaitu Unit Layanan Pelanggan Kupang, Unit Layanan Pelanggan Oesao, Unit Layanan
Pelanggan Soe, Unit Layanan Pelanggan Kefamenanu, Unit Layanan Pelanggan Atanbua, Unit
Layanan Pelanggan Kalabahi, Unit Layanan Pelanggan Rote Ndao.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Kubikel

Kubikel 20 kV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu


distribusi yang mempunyai fungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung, pengontrol,
dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kV. Kubikel biasa terpasang
pada gardu distribusi atau gardu hubung.
Gambar 3.1 Kubikel

3.2 Jenis Kubikel

Berdasarkan fungsi/penempatannya, kubikel TM 20 kV di Gardu Induk antara lain :

a. Kubikel Incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya
ke busbar 20 kV
b. Kubikel Outgoing berfungsi sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke
beban
c. Kubikel pemakaian sendiri (Trafo PS) berfungsi sebagai penghubung dari
busbar ke beban pemakaian sendiri GI
d. Kubikel Kopel (bus kopling) berfungsi sebagai penghubung antara rel 1 dan
rel 2
e. Kubikel PT / LA berfungsi sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman
terhadap surja
f. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) berfungsi sebagai penghubung antar
sel

3.3 Prinsip Kerja Kubikel

Sumber tegangan menengah yang mensuplai kubikel 20 kV diperoleh dari


transformator step-up (380 V / 20 kV). Daya listrik yang disalurkan dari panel hubung bagi
sentral sebesar 380 V masuk ke box panel PMS (pemisah). Dari panel PMS ini keluarannya
masuk ke … (380 V) dari transformator step-up, yang sekundernya (tegangan 20 kV)
dimasukkan ke incoming pada kubikel. Keluaran kubikel (outgoing) dihubungkan ke
transformator step-down (20 kV / 380 V), yang selanjutnya akan digunakan ke beban-beban
melalui keluaran tegangan rendah transformator step-down atau tegangan menengah
langsung dari keluaran kubikel

3.4 Fungsi Kubikel

a. Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama


b. Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fase/pelebur
c. Membagi sirkuit dilakukan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar)
3.5 Komponen Utama Kubikel

a. Kompartemen
Merupakan rumah dari terminal penghubung, LBS, PMT, PMS, Fuse, Trafo
ukur, (CT, PT) peralatan mekanis dan instalasi tegangan rendah, sehingga tidak
membahayakan operator terhadap adanya sentuhan langsung ke bagian – bagian
yang bertegangan Berupa lemari / kotak terbuat pelat baja, terbagi menjadi 2 (dua)
bagian, bagian atas untuk busbar dan bagian bawah untuk penyambungan dengan
terminasi kabel. Komponen bagian bawah, pada bagian depan berupa pintu yang
dapat dibuka tetapi bisa dilakukan apabila tegangan sudah dibebaskan dan
terminasi kabel sudah ditanahkan.

1. Kompartemen busbar
2. Kompartemen tegangan rendah
3. Pemutus beban dan saklar pentanahan
4. Kompartemen mekanik operasi
5. Kompartemen kabel.

b. Busbar
Busbar digunakan untuk mengumpulkan tenaga listrik dengan tegangan 20 kV
serta membaginya ke tempat-tempat yang diperlukan. Busbar harus dari bahan
tembaga atau aluminium. Busbar aluinium harus dilapisi timah pada titik
sambungan busbar. Busbar dapat dilapis karet silikon atau bahan EPDM (heat
shrink insulation material) untuk memenuhi ketahanan tingkat isolasinya. Bahan
pelapis tersebut yang dipakai tidak bisa terbakar dan bila dari bahan yang dapat
terbakar tetapi api dapat cepat mati dengan sendirinya (selfextinguishing).

c. Kontak Pemutus
Sebagai pemutus / penghubung aliran listrik kontak pemutus terdiri dari dua
bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed contact)
sebagai peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau PMT digunakan media
minyak, gas SF6, vacum atau dengan hembusan udara, selain itu memperkecil
terjadinya busur api dilakukan dengan pembukaan dan penutupan kontak pemutus
secara cepat secara mekanis.

d. Sirkuit Pembumian
Semua bagian logam PHB yang bukan merupakan bagian sirkuit utama atau
sirkuit bantu dan yang dapat bermuatan sehingga membahayakan harus
dihubungkan ke penghantar pembumian . Penghantar tersebut terbuat dari tembaga
dan mampu mengalirkan arus sebesar 12,5 kA selama 1 detik tanpa menjadi rusak.
Kepadatan arus di sirkuit pembumian tidak boleh melampaui 200 A/mm2 dengan
luas penampang penghantar tidak kurang dari 30 mm2. Pada setiap ujung
penghantar disambung dengan instalasi sistem pembumian pembumian melalui
baut berukuran M12. Penghantar pembumian ditempatkan sedemikian sehingga
tidak merintangi tangan untuk mencapai terminal kabel. Selungkup kompartemen
sekurang-kurangnya harus terselubung di satu titik dengan penghantar bumi.
Kontinuitas pembumian antara badan kompartemen dan sekat atau tutup
diyakinkan melalui pemasangan baut dan mur atau cara lain yang dapat diandalkan.
Kontinuitas pembumian antara bagian bergerak yang berengsel dengan luas
penampang tidak kurang dari 30 mm2 suatu penguat ditambahkan pada pita
tersebut untuk melindungi anyaman pita terhadap tegangan mekanis yang tidak
semestinya. Bagian sakelar pembumian harus terhubung ke penghantar utama
pembumian melalui penghantar tembaga yang kaku dan fleksibel dengan luas
penampangnya tidak kurang dari 30 mm2. Setiap kubikel yang dilengkapi sakelar
pembumian harus dipasang terminal tembaga untuk pembumian yang dihubungkan
ke penghantar pembumian dengan penjepit pembumian sementara.

e. Pemisah Hubung Tanah (Pemisah Tanah)


Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan
menghubungkan terminal kabel ketanah (grounding), sehingga bila ada personil
yang bekerja pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya kesalahan operasi
yang menyebabkan kabel terisi tegangan. PMS tanah ini biasanya mempunyai
sistem interlock dengan pintu kubikel dan mekanik LBS pintu tidak bisa dibuka
jika PMS tanah belum masuk, LBS tidak bias masuk sebelum PMS tanah dibuka.
Posisi buka atau tutup ke tiga pisau sakelar pembumian harus dapat diperiksa
melalui lubang pengamatan terdapat pada PHB. Sebagai alternatif pisau-pisau
sakelar pembumian dapat dipasang indikator untuk menentukan posisi buka atau
tutup. Indikator tersebut harus sesuai dengan posisi sebenarnya dari pisau-pisau
sakelar pembumian tersebut. Sakelar pembumian dan penghubung singkat harus
mempunyai kapasitas penyambungan 31,5 kA (puncak), nilai ini dapat dikurangi
sehingga 2,5 kA jika rangkaian diamankan dengan pengaman beban jenis HRC.
Sakelar pembumian umumnya memeiliki kapasitas penyambungan 5,8 kA. Sakelar
pembumian harus dioperasikan manual secara terpisah.

f. Terminal Penghubung
Untuk menghubungkan bagian-bagian kubikel yang bertegangan satu dengan
yang lainnya, ada beberapa terminal antara lain :

1. Terminal busbar, tempat dudukan busbar


2. Terminal kabel, tempat menghubungkan kabel incoming dan out going
3. Terminal PT, tempat menyambung transformator tegangan untuk
pengukuran
4. Terminal CT, tempat menyambungkan transformator arus untuk pengukuran

g. Fuse Holder
Untuk menempatkan fuse pengaman trafo pada kubikel PB atau kubikel PT

h. Mekanik Kubikel
Berfungsi untuk menggerakkan dan merubah posisi membuka / menutup
kontak LBS PMT dan PMS maupun pemisah hubung tanah dibuat sedemikian rupa,
sehingga pada waktu membuka dan menutup kontak pemutus berlangsung dengan
cepat.

i. Lampu Indikator
Untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal dari
sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
dimasukkan, lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip yang
dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan. Kubikel jenis PMT lampu indikator
digunakan nuntuk menandai posisi alat- hubungnya dengan 2 ( dua ) warna yang
berbeda untuk posisi masuk atau keluar. Sumber listrik untuk lampu indikator
berasal daris sumber arus searah ( DC ) yang dihubungkan dengan kontak bantu
yang bekerja serempak dengan kerja poros penggerak alat-hubung utama.

j. Pemanas (Heater)
Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga.
Keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal kubikel
tersebut, besarnya tegangan heater 220 V sumber tegangan berasal dari trafo
distribusi.

k. Handle Kubikel
Untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi
kontak hubung: PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau pengisian pegas
untuk energy membuka / menutup kontak hubung, pada satu kubikel, jumlah
handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih.

3.6 Konstruksi Kubikel

3.7 Grounding Kubikel


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengoperasian dan Pemeliharaan Kubikel

Dalam pemeliharaan kubikel, perlu adanya tahap-tahap yang sesuai dengan prosedur
pengoperasian dan pemeliharaan, agar tidak terjadi kecelakaan pada saat melakukan
pengoperasian dan pemeliharaan.

4.2 Pengoperasian Kubikel

Pada prinsipnya cara pengoperasian kubikel pada pelabuhan perikanan dan kubikel
yang ada di tempat lain cara pengoperasiannya sama, dan hal pertama yang harus di lakukan
adalah memahami single line diagram dari kubikel.
Single line diagram adalah gambar sirkuit listrik yang berbentuk symbol-simbol yang
sudah di standarkan sehingga mudah pemahamannya.

Gambar single line dapat di lihat pada lampiran.

Berdasarkan single line diagram, kubikel mempunyai 6 (enam) incoming yang


arusnya berasal dari generator-generator dan di suplai ke trafo stup up, kemudian di teruskan
ke incoming kubikel yang outgoingnya di suplai ke masing-masing penyulang.

Adapun cara-cara pengoperasian kubikel adalah:

1. Membuka pintu kubikel type LBS dan PMS


 Masukan handle pada lubang LBS, putar kearah kanan sambal di tekan searah
jarum jam pastikan lampu indikator LBS padam.
 Cabut handle dari lubang LBS, masukan ke lubang grounding / pentanahan, putar
kearah kanan searah jarum jam sambal ditekan, untuk memasukan grounding /
pentanahan
 Buka pintu kubikel dengan membuka pegangan pintu kearah kanan searah jarum
jam dengan di angkat keatas.
 Putar handle pada lubang kearah kiri berlawanan arah jarum jam untuk melepas
grounding / pentanahan.
 Kabel siap dimegger / cek fasa
2. Menutup pintu kubikel type LBS dan PMS
 Masukan handle ke lubang grounding / pentanahan putar kearah kanan searah
jarum jam untuk memasukan grounding / pentanahan.
 Tutup pintu kubikel dengan memutar pegangan pintu kearah kiri berlawanan arah
jarum jam dengan cara di tekan ke bawah.

4.3 Pemeliharaan Kubikel

Pemeliharaan kubikel terbagi atas 2 jenis pemeliharaan yaitu :

1) Pemeliharaan terjadwal (rutin)

Pemeliharaan terjadwal adalah suatu jenis pemeliharaan yang dilaksanakn sesuai


dengan jadwal yang telah disusun dan disetujui.

Pemeliharaan terjadwal ini biasanya di lakukan 3 bulan sekali dengan harapan


langkah-langkah yang perlu dilaksanakan perbaikan system atau peralatan yang
terganggu dapat ditentukan lebih awal.

2) Pemeliharaan tanpa jadwal

Pemeliharaan tanpa jadwal adalah suatu jenis kegiatan pemeliharaan yang sifatnya
mendadak akibat adanya gangguan ataupun kerusakan sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan atau pengecekan. Seperti busbar yang berkarat atau solefuse yang
terbakar tanpa di ketahui

3) Cara-cara pemeliharaan kubikel

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penyampaian materi tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kubikel 20 kV adalah seperangkat aperalatan listrik yang dipasang pada gardu
distribusi yang mempunyai fungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung,
pengontrol, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kV. Kubikel
biasa terpasang pada gardu distribusi atau gardu hubung.
2.
https://docplayer.info/59005684-3-pengenalan-kubikel-20-kv-dan-komponen-komponennya.html

http://enda-wahyu.blogspot.com/p/pengertian-kubikel_30.html
https://armanbacktrak5.wordpress.com/2017/02/12/kubikel-20-kv/

Anda mungkin juga menyukai