UPK PUNAGAYA
“KENAIKAN VIBRASI PADA
CIRCULATING WATER PUMP “
Disusun Oleh:
ARMAN
34220081
Lampiran 1
HALAMAN PENGESAHAN POLITEKNIK
Nama : ARMAN
Stambuk : 34220081
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini telah diterima dan disahkan sebagai
salah satu syarat kelengkapan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Praktik Kerja Lapangan pada Jurusan Teknik Mesin, Program Studi D-3 Teknik
Konversi Energi Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Demikianlah pengesahan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Lampiran 2
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:
Nama : Arman
Stambuk : 34220081
Program Studi : D3 Teknik Konversi Energi
Jurusan : Teknik Mesin
Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Ujung Pandang
Benar telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT PLN (PERSERO)
UPK PUNAGAYA selama 2 (dua) bulan terhitung mulai tanggal 10 Agustus s.d
10 Oktober 2022.
Demikian pengesahan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Jeneponto, Oktober 2022
Disahkan oleh:
Manager Bagian Pemeliharaan Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan
Mengetahui,
Manager PLN (Persero) UPK Punagaya
Yunan Kurniawan
NIP. 7806053Z
Lampiran 3
LEMBAR PENILAIAN POLITEKNIK
Nilai
Tempat Pembimbing Total Huruf
No Nama Mahasiswa Stambuk
PKL PKL Nilai Mutu
50% 50%
1 ARMAN 34220081
Menyetujui:
Manajer Bagian Pemeliharaan Dosen Pembimbing Praktek
PT PLN (Persero) UPK Punagaya Kerja Lapangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Penyusunan laporan ini dilakukan untuk
memenuhi persyaratan sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
Kelancaran kegiatan PKL ini tidak terlepas dari bantuan, arahan, masukan,
serta bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk
itu saya ucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua Orang Tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan
doa nya.
2. Bapak Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si.,Ph.D selaku Direktur Politeknik
Negeri Ujung Pandang yang telah mengizinkan pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan.
3. Bapak Dr. Ir. Syaharuddin Rasyid, M.T selaku Ketua Jurusan Politeknik
Negeri Ujung Pandang yang telah mengizinkan pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan.
4. Ibu Sri Suwasti, S.ST.,M.T. selaku Koordinator Program Studi D-3 Teknik
Konversi Energi.
5. Bapak Muh Yusuf S.ST.,M.T.selaku dosen pembimbing atas arahan dan
bimbingannya Kepada penulis
6. Bapak Yunan Kurniawan selaku Manager PT PLN (Persero) UPK Punagaya
yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan dan fasilitas kepada penulis
untuk melaksanakan PKL di PLTU Punagaya.
7. Bapak Mulyangka selaku Manager Bagian Pemeliharaan UPK PUNAGAYA
yang telah memberikan pengarahan dan membantu proses dalam pelaksanaan
PKL.
8. Bapak Tomi Budi Hermawan selaku Pembimbing Lapangan selama PKL
berlangsung.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Laporan ini menjelaskan aktivitas PKL yang telah dilaksanakan selama
berada di PLTU UPK PUNAGAYA. Semoga laporan PKL ini dapat memberikan
manfaat, baik berupa pengetahuan maupun motivasi bagi pembaca. Dalam proses
pembuatan laporan tentu masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN POLITEKNIK.........................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN......................................................ii
LEMBAR PENILAIAN POLITEKNIK............................................................iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….....iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….viii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek..........................................................2
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan..............................................................2
1.5 Metode Pengumpulan Data......................................................................2
1.6 Pembatasan Masalah…………………………………………………….3
BAB II SEJARAH RINGKAS INDUSTRI.........................................................4
2.1 Sejarah Singkat Unit PLTU Punagaya.....................................................4
2.2 Visi dan Misi Perusahaan.........................................................................6
2.4.1 Visi................................................................................................6
2.4.2 Misi...............................................................................................6
2.5 Struktur Organisasi Unit PLTU Punagaya……………………………...7
2.6 Proses pembangkitan Listrik PLTU Punagaya…………………………8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................10
3.1 Prinsip Kerja PLTU...............................................................................10
3.2 Peralatan Utama Unit PLTU Punagaya.................................................11
3.3 Peralatan Bantu Unit PLTU Punagaya...................................................15
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................24
4.1 Penjelasan Circulating Water Pump……………………………………….24
4.2 Pembahasan Masalah…………………………………………………..27
4.3 Identifikasi Masalah…………………………………………………....28
BAB V PENUTUP...............................................................................................34
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................43
5.2 Saran.......................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................35
LAMPIRAN ........................................................................................................36
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang dikaruniai kekayaan
alam yang melimpah, baik yang tersimpan di atas daratan dan lautan. Di antara
kekayaan alam itu, terdapat sumber-sumber energi primer dengan potensi yang
cukup besar antara lain tenaga air, minyak bumi, gas alam, batu bara, panas bumi,
dan lain-lain. Hal tersebut menjadi alasan untuk melakukan pemanfaatan energi,
salah satu sumber energi yang begitu penting adalah energi listrik.
Dari total kapasitas pembangkit listrik di Tanah Air saat ini, Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan batu bara masih mendominasi, posisi
kedua ditempati Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) yang
berbahan bakar gas, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berbahan
bakar solar, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG), sisanya berasal dari pembangkit listrik energi
terbarukan seperti PLTS, PLTA, PLTMH, PLTBio, dan PLTP (Sepudih Zuhri:
2018)
Tingginya jumlah persediaan batubara di Indonesia serta harga yang
rendah menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan batu bara
sebagai kontributor pembangkit terbesar dari pembangkit listrik yang lain. PLTU
merupakan jenis pembangkit yang merubah energi kimia dalam bahan bakar
menjadi energi listrik. Pada UPK Punagaya memiliki 2 unit dengan kapasitas daya
yang dihasilkan 2x100 MW.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), menggunakan batu bara untuk
membangkitkan panas dan uap pada boiler. Uap tersebut kemudian dipakai untuk
memutar turbin yang dikopel dengan generator. Setelah melewati turbin uap,
terjadi penurunan tekanan dan suhu. Kemudian uap ini masuk ke dalam kondensor
sehingga terjadi proses kondensasi (perubahan fase uap menjadi cair) yang
kemudian dipompakan kembali menuju boiler.
Kondisi geografis wilayah Jeneponto bagian Selatan yang merupakan pesisir
serta dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 100 mdpl
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
pada saat pasirnya telah rata di dalam furnice penyuplai udara pembakaran
melalui Primary Air Fan (PAF) masuk melalui nozzle-nozzle yang
berada dibawah pasir. Kemudian dimasukkan minyak High Speed Diesel
(HSD) untuk operasi awal boiler sampai suhunya 500°C. Proses
pemanasannya berlangsung selama 6-7 jam, setelah suhunya sudah sampai
pada temperatur yang ditentukan suplai batubara dari bunker akan masuk
terus menerus hingga suhu 700-800°C.
Di dalam boiler air dipanaskan hingga menjadi uap lalu ditampung
pada Steam Drum. Didalam Steam Drum terdapat separator yang berguna
memisahkan uap kering dan uap jenuh. Uap jenuh akan dipanaskan
kembali di boiler sedangkan uap kering dialirkan menuju Super Heater
untuk dipanaskan dan dinaikkan tekanannya. Setelah itu uap masuk ke
turbin melalui Main Steam Valve (MSV) menuju ke Governor yang
mengatur steam yang masuk ke turbin dan akan memutar turbin yang
terhubung dengan generator yang mengubah energi gerak dari turbin
menjadi energi listrik.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Prinsip Kerja PLTU
PLTU merupakan jenis pembangkit yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar menjadi energi listrik melalui beberapa proses dan juga
menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Proses
konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 4 tahapan, yaitu :
1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
terminal output generator
4. Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisi boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang
c. Bed : Material berupa partikel kecil (pasir kuarsa, bottom ash) yang
digunakan sebagai media awal transfer panas dari HSD ke
pembakaran batu bara.
Furnace
Cyclone
separato
r
HRA
Fungsi dari sistem air pendingin utama adalah menyediakan dan memasok air
pendingin yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas dan drain uap
didalam kondensor. Fungsi lainnya adalah memasok air untuk mendinginkan
“Heat Exchanger” pada sistem air pendingin bantu (auxiliary cooling water) yang
merupakan siklus pendingin tertutup.
Jenis sistem air pendingin berdasarkan siklusnya, terdapat 2 maam sistem air
pendingin utama yang lazim diterapkan di PLTU yaitu :
air pendingin di pasok secara kontinyu dari sumber tak terbatas seperti
sungai, danau atau laut yang dipompakan ke kondensor untuk akhirnya
dibuang kembali ke asalnya. Dengan menggunakan pompa, air dari
sumber dipompa dan dialirkan ke kondensor dan heat exchanger
kemudian dibuang ke saluran pembuangan.
3.3.2 Sistem Air Pendingin Tertutup Sistem air pendingin utama siklus
tertutup menggunakan media air pendingin yang sama secara berulang
dalam sirkulasi. Sistem ini membutuhkan biaya investasi yang lebih
besar dibanding sistem siklus terbuka. Hal ini karena menggunakan
menara pendingin yang mahal. Biaya operasinya juga lebih besar
karena sistemnya tidak dapat dibuat syphonic effect sehingga
memerlukan tenaga pemompaan yang lebih besar. Bahkan apabila
menggunakan sistem draft (tarikan) paksa memerlukan beberapa fan
yang beroperasi terus menerus.
1. Intake
Intake adalah saluran masukan air laut yang akan bersirkulasi
menjadi air pendingin pada open cooling circulating water sebuah
pembangkitan. Pada intek terdapat empat pintu air sebagai masukan air
laut. Di inteke juga terdapat proses penginjeksian cloring yang bertujuan
memabukkan biota laut.
2. Bar Screen
Berfungsi sebagai penangkap benda-benda berukuran sedang yang
terbawa oleh air pendingin. Terbuat dari batang pipih yang dirangkai
sehinggga membentuk semacam teralis
6. Kondensor
Tempat kondensasi atau merubah fasa uap dari LP turbin menjadi
air kondensat dengan media pendinginan air laut yang dialirkan kedalam
tube-tube kondensor.
9. Expansion Tank
Expansion Tank adalah merupakan sarana penampungan air
pendinginan bantu yang diisi air demin (make up water) dimana
umumnya pada tangki ini disediakan saluran untuk menambah air yang
dipasangi oleh katup pengatur (control valve) dikendalikan oleh level
tangki.
BAB IV
PEMBAHASAN
water pump bias disebakan karena adanya gerakan (vibrasi). Vibrasi yang
tinggi akan menyebabkan kinerja pada pompa menurun.
Pada bulan desember 2021 telah dilakukan overhoul pada pompa
circulating water pump D, namun pada bulan mei 2022 kenaikan vibrasi
pada PLTU Punagaya kembali mengalami kenaikan.
Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan identifikasi untuk mencari
akar penyebab dari masalah itu dengan metode RCPS( root cause
problem solving) sehingga diketahui faktor apa saja yang menjadi
penyebab kenaikan vibrasi
5.2.3 Pengertian Analisa Vibrasi
Analisa vibrasi digunakan untuk menentukan kondisi mekanis dan
operasional dari peralatan. Vibrasi adalah gerakan yang dapat disebabkan
oleh getaran mekanis pada suatu benda misalnya mesin atau alat-alat
mekanis lainya. (J.F. Gabriel,1996:96).
Keuntungan utama adalah bahwa analisa vibrasi dapat
mengidentifikasi munculnya masalah sebelum menjadi serius dan
menyebabkan suatu peralatan tidak berfungsi (downtime) yang tidak
terencana. Hal ini bias dicapai dengan melakukan monitoring secara
regular terhadap getaran mesin baik secara kontinyu maupun pada
interval waktu yang terjadwal.
a.Zona A : berwarna hijau, getaran dari mesin sangat baik dan dibawah getaran
yang diizinkan.
b.Zona B : berwarna kuning muda, getaran dari mesin baik dan dapat dioperasikan
tanpa larangan.
c. Zona C : berwarna kuning tua, getaran dari mesin dalam batas toleransi dan
hanya dioperasikan dalam waktu terbatas.
d. Zona D: berwarna merah, getaran dari mesin dalam batas berbahaya dan dapat
terjadi kerusakan sewaktu-waktu.
4.3 Indikasi Masalah
Identifikasi masalah dengan melakukan investigasi
Melakukan pengolahan data:
- Pengambilan data vibrasi Circulating Water Pump D
- Membuat RCPS
- Pengolahan data vibrasi Circulating Water Pump
- Membuat trending data perbandingan sebelum dilakukan
Overhoul dan setelah Overhoul
4.3.1. Data Vibrasi CWP D Sebelum dilakukan Overhoul
2021
Unbalance
Vibrasi tinggi pada Circulating Water Pump (CWP) D dapat di
sebabkan oleh unbalance. Unbalance merupakan ketidak seimbangan
distribusi dari massa terhadap centerline pada sebuah mesin yang berputar.
pada Circulating Water Pump (CWP) D kemungkinan terjadi unbalance
bias terjadi pada peralatan berikut:
. impeller
Unbalance juga bisa terjadi karena diffuser crack yang disebabkan karena
abrasi pada material. Dan juga hasil fabrikasi yang kurang baik. Diffuser
crack juga bisa disebabkan adanya benturan atau gesekan antara rumah
impeller dengan diffuser karena kerusakan pada shaft sleeve,bearing.
Kavitsai juga bisa menyebabkan vibrasi sehingga turunnya unjuk kerja
pompa,karena kemungkinan kavitasi juga dapat menyebabkan abrasi pada
material.
2021 2022
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan analisa vibrasi circulating water pump D PLTU
Punagaya maka dapat disimpulkan:
1. Circulating Water Pump adalah alat yang dugunakan untuk memasok air
pendinginan dari intek menuju kondensor. Sistem pendinginan terbuka
merupakan sistem laju aliran sekali (tidak bersirkulasi)
2. Tujuan dari Circulating Water Pump ialah untuk memompakan air laut
yang bekerja dengan gaya sentrifugal, karena pada spesifikasi pompa
CWP ini menggunakan tipe mixed flow.
3. Dari pengolahan data dan analisa diketahui bahwa kenaikan vibrasi pada
pompa CWP.D yaitu unbalance berupa impeller crack.
4. Nilai vibrasi sesudah dilakukan overhoal pada hari rabu,12 januari 2022
berada pada posisi baik dengan nilai 0.43 mm/s
6.2 SARAN
1. Agar tidak terjadi crack pada impeller sebaiknya dilakukan pembersihan
pasir secara rutin pada impeller.
2. Melakukan pembersihan area intake dari penumpukan pasir laut
3. Dilakukan penambahan zat pengikat partikel pasir
4. Pemasangan pelumas secara otomatis dapat mengurangi ke ausan pada
bearing dan usia pemakaian bearing bertambah
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11699381/
PEMELIHARAAN_CIRCULATING_WATER_PUMP_CWP_PADA_PLTU_1_JAWA_TENGAH_
REMBANG
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekayasamekanika/article/download/
13275/6457
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jeneponto#Geografi
https://jeeeu.umsida.ac.id/index.php/jeeeu/article/download/1621/1821/
Lampiran
Lampiran
Lampiran 2