Anda di halaman 1dari 48

PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT PLN (Persero)

UPK PUNAGAYA
“KENAIKAN VIBRASI PADA
CIRCULATING WATER PUMP “

Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Pada Jurusan


Teknik Mesin Program Studi D3 Teknik Konversi Energi di Politeknik Negeri
Ujung Pandang

Disusun Oleh:
ARMAN
34220081

PRODI D3 TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2023
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Lampiran 1
HALAMAN PENGESAHAN POLITEKNIK

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : ARMAN
Stambuk : 34220081

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini telah diterima dan disahkan sebagai
salah satu syarat kelengkapan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah
Praktik Kerja Lapangan pada Jurusan Teknik Mesin, Program Studi D-3 Teknik
Konversi Energi Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Demikianlah pengesahan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.

Makassar, Agustus 2023


Menyetujui :
Koordinator Program Studi D-3
Teknik Konversi Energi Pembimbing PKL

Sri Suwasti, S.ST.,M.T. Muh Yusuf,S.ST.,M.T.


NIP. 19741123 200112 2 001 NIP. 19800820 200501 1 001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Dr. Ir. Syaharuddin Rasyid, M.T


NIP. 19741106 200212 1 002

Laporan Praktek Kerja Lapangan i


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Lampiran 2
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Arman
Stambuk : 34220081
Program Studi : D3 Teknik Konversi Energi
Jurusan : Teknik Mesin
Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Ujung Pandang
Benar telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT PLN (PERSERO)
UPK PUNAGAYA selama 2 (dua) bulan terhitung mulai tanggal 10 Agustus s.d
10 Oktober 2022.
Demikian pengesahan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Jeneponto, Oktober 2022
Disahkan oleh:
Manager Bagian Pemeliharaan Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan

Mulyangka S.T Tomi Budi Hermawan


NIP. 8103025F

Mengetahui,
Manager PLN (Persero) UPK Punagaya

Yunan Kurniawan
NIP. 7806053Z

Laporan Praktek Kerja Lapangan ii


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Lampiran 3
LEMBAR PENILAIAN POLITEKNIK

Jurusa : Teknik Mesin


Program Studi : D-3 Teknik Konversi Energi
Nama Dosen : Muh Yusuf S.ST.,M.T.

Nilai
Tempat Pembimbing Total Huruf
No Nama Mahasiswa Stambuk
PKL PKL Nilai Mutu
50% 50%

1 ARMAN 34220081

Makassar , Oktober 2022

Menyetujui:
Manajer Bagian Pemeliharaan Dosen Pembimbing Praktek
PT PLN (Persero) UPK Punagaya Kerja Lapangan

Muh Yusuf S.ST.,M.T.


Mulyangka S.T
NIP. 8103025F NIP.19800820 200501 1 001

Laporan Praktek Kerja Lapangan iii


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Penyusunan laporan ini dilakukan untuk
memenuhi persyaratan sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Ujung Pandang.
Kelancaran kegiatan PKL ini tidak terlepas dari bantuan, arahan, masukan,
serta bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak. Untuk
itu saya ucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua Orang Tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan
doa nya.
2. Bapak Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si.,Ph.D selaku Direktur Politeknik
Negeri Ujung Pandang yang telah mengizinkan pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan.
3. Bapak Dr. Ir. Syaharuddin Rasyid, M.T selaku Ketua Jurusan Politeknik
Negeri Ujung Pandang yang telah mengizinkan pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan.
4. Ibu Sri Suwasti, S.ST.,M.T. selaku Koordinator Program Studi D-3 Teknik
Konversi Energi.
5. Bapak Muh Yusuf S.ST.,M.T.selaku dosen pembimbing atas arahan dan
bimbingannya Kepada penulis
6. Bapak Yunan Kurniawan selaku Manager PT PLN (Persero) UPK Punagaya
yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan dan fasilitas kepada penulis
untuk melaksanakan PKL di PLTU Punagaya.
7. Bapak Mulyangka selaku Manager Bagian Pemeliharaan UPK PUNAGAYA
yang telah memberikan pengarahan dan membantu proses dalam pelaksanaan
PKL.
8. Bapak Tomi Budi Hermawan selaku Pembimbing Lapangan selama PKL
berlangsung.

Laporan Praktek Kerja Lapangan iv


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

9. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Laporan ini menjelaskan aktivitas PKL yang telah dilaksanakan selama
berada di PLTU UPK PUNAGAYA. Semoga laporan PKL ini dapat memberikan
manfaat, baik berupa pengetahuan maupun motivasi bagi pembaca. Dalam proses
pembuatan laporan tentu masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Makassar, Agustus 2023

Penulis

Laporan Praktek Kerja Lapangan v


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN POLITEKNIK.........................................................i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN......................................................ii
LEMBAR PENILAIAN POLITEKNIK............................................................iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….....iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….viii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek..........................................................2
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan..............................................................2
1.5 Metode Pengumpulan Data......................................................................2
1.6 Pembatasan Masalah…………………………………………………….3
BAB II SEJARAH RINGKAS INDUSTRI.........................................................4
2.1 Sejarah Singkat Unit PLTU Punagaya.....................................................4
2.2 Visi dan Misi Perusahaan.........................................................................6
2.4.1 Visi................................................................................................6
2.4.2 Misi...............................................................................................6
2.5 Struktur Organisasi Unit PLTU Punagaya……………………………...7
2.6 Proses pembangkitan Listrik PLTU Punagaya…………………………8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................10
3.1 Prinsip Kerja PLTU...............................................................................10
3.2 Peralatan Utama Unit PLTU Punagaya.................................................11
3.3 Peralatan Bantu Unit PLTU Punagaya...................................................15
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................24
4.1 Penjelasan Circulating Water Pump……………………………………….24
4.2 Pembahasan Masalah…………………………………………………..27
4.3 Identifikasi Masalah…………………………………………………....28
BAB V PENUTUP...............................................................................................34
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................43

Laporan Praktek Kerja Lapangan vi


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

5.2 Saran.......................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................35
LAMPIRAN ........................................................................................................36

Laporan Praktek Kerja Lapangan vii


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Sektor Pembangkitan Sulawesi…………………………………4


Gambar 2.2. PLTU Punagaya………………………………..……………………5

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) UPK Punagaya……………...7


Gambar 3.1 Boiler………………………………………………………………..11
Gambar 3.2 Boiler………………………………………………………………..12
Gambar 3.3 Turbin………………………………………………………………12
Gambar 3.4 Kondensor………………………………………………………….13
Gambar 3.5 Generator…………………...………………………………………14
Gambar 3.6 Chorine Plant…………...…………………………………………..16
Gambar 3.7 Auxiliary Boiler…………………………………………………….16
Gambar 3.8 Bottom Ash Silo dan Fly Ash Silo…………….…………………….17
Gambar 3.9 Sistem pendinginan terbuka………………………………………...18
Gambar 4.1 Intake………………………………………………………………..19
Gambar 4.2 Bar screen……………...…………………………………………...19
Gambar 4.3 Traveling screen…………………………………………………….20
Gambar 4.4 Circulating Water Pump……………………...…………….………20
Gambar 4.5 Katup Valve dan pemipaan…………………………………………20
Gambar 4.6 kondensor…………………………………………………………...21
Gambar 4.7 debris filter………………………………………………………….21
Gambar 4.8 Outfall………………………………………………………………21
Gambar 4.9 Expansion Tank………………………………………………….….22
Gambar 4.10 Heat Exchanger…………………….…………………………….22

Gambar 4.11 Close Cycle Circulated Water Pump………………….………….23


Gambar 5.1 Struktur pompa CWP……………………………………………….26
Gambar 5.2 Tabel ISO 10816-3………………………………………………….28
Gambar 5.3 Data sebelum Overhoul……………………………………………..29
Gambar 5.4 Diagram RCPS……………………………………………………..30
Gambar 5.5 Tabel setelah overhaul…………...…………………………………32

Laporan Praktek Kerja Lapangan viii


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang dikaruniai kekayaan
alam yang melimpah, baik yang tersimpan di atas daratan dan lautan. Di antara
kekayaan alam itu, terdapat sumber-sumber energi primer dengan potensi yang
cukup besar antara lain tenaga air, minyak bumi, gas alam, batu bara, panas bumi,
dan lain-lain. Hal tersebut menjadi alasan untuk melakukan pemanfaatan energi,
salah satu sumber energi yang begitu penting adalah energi listrik.
Dari total kapasitas pembangkit listrik di Tanah Air saat ini, Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan batu bara masih mendominasi, posisi
kedua ditempati Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) yang
berbahan bakar gas, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berbahan
bakar solar, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG), sisanya berasal dari pembangkit listrik energi
terbarukan seperti PLTS, PLTA, PLTMH, PLTBio, dan PLTP (Sepudih Zuhri:
2018)
Tingginya jumlah persediaan batubara di Indonesia serta harga yang
rendah menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan batu bara
sebagai kontributor pembangkit terbesar dari pembangkit listrik yang lain. PLTU
merupakan jenis pembangkit yang merubah energi kimia dalam bahan bakar
menjadi energi listrik. Pada UPK Punagaya memiliki 2 unit dengan kapasitas daya
yang dihasilkan 2x100 MW.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), menggunakan batu bara untuk
membangkitkan panas dan uap pada boiler. Uap tersebut kemudian dipakai untuk
memutar turbin yang dikopel dengan generator. Setelah melewati turbin uap,
terjadi penurunan tekanan dan suhu. Kemudian uap ini masuk ke dalam kondensor
sehingga terjadi proses kondensasi (perubahan fase uap menjadi cair) yang
kemudian dipompakan kembali menuju boiler.
Kondisi geografis wilayah Jeneponto bagian Selatan yang merupakan pesisir
serta dataran rendah dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 100 mdpl

Laporan Praktek Kerja Lapangan 1


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik seperti Pembangkit


Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya yang terletak di desa Punagaya, kabupaten
Jeneponto, Sulawesi Selatan (Arifin, M., dkk :2020)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kenaikan vibrasi pada Circulating Water Punp
2. Bagaimana tujuan dan prinsip kerja Circulating Water Pump
3. Bagaimana gangguan-gangguan dan penyebab yang terjadi-nya
vibrasi pada Circulating Water Pump.
1.3 Tujuan Dan Manfaat Kerja Praktek
Adapun tujuan dan manfaat Kerja Praktek adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengaruh kenaikan Vibrasi pada Circulating Water
Pump
2. Mengetahui akar gangguan dan penyebab yang terjadi-nya vibrasi
pada Circulating Water Pump.
3. Mengetahui Penyebab kenaikan vibrasi yang terjadi pada Circulating
Water Pump
1.4 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
Kerja Praktik ini dilaksanakan di PT PLN (Persero) UPK Punagaya
dari tanggal 10 Agustus 2022 hingga dengan 10 Oktober 2022
1.5 Metode Pengambilan Data
1. Peninjauan pustaka yang merupakan data tertulis dari laporan ini dengan
membaca buku-buku manual, referensi laporan dan secara daring yang
berhubungan dengan penyusunan laporan ini.
2. Wawancara langsung untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan
mengadakan wawancara langsung dengan narasumber dalam hal ini
Pembimbing Lapangan dan Karyawan PLTU Punagaya yang memberikan
penjelasan dan data yang berhubungan dengan kasus penulis dalam
laporan
3. Melakukan studi literature di PDM

1.6 Pembatasan Masalah

Laporan Praktek Kerja Lapangan 2


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Dalam pembatasan masalah ini, penulis mengingat masih banyak


kekurangan dan pengetahuan yang masih minim. Oleh karena itu pada
pelaksanaan kerja praktek ini, mengingat luasnya bidang kerja yang ada pada
tempat ini serta terbatasnya alokasi waktu yang tersedia, sehingga tidak semua
bidang dapat dipelajari. Maka akan diambil beberapa batasan masalah dalam
laporan praktek kerja lapangan ini. Adapun batasan masalah yaitu:
1. Hanya membahas ruang lingkup system pendinginan utama yang ada
pada PLTU punagaya
2. Membahas kemungkinan terjadinya kenaikan vibrasi Circulating
WaterPump

Laporan Praktek Kerja Lapangan 3


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PLTU UPK PUNAGAYA


Proyek PLTU Punagaya adalah salah satu proyek di lingkungan PT
PLN (Persero). PT PLN (Persero) dibagi menjadi beberapa macam yang salah
satunya adalah bidang pembangkitan. Peran pembangkit sangat penting dalam
menjamin kualitas energi listrik yang disalurkan ke pelanggan. Unit-unit
pelaksana di bawah Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL)
Sulawesi terdapat 6 unit yaitu Unit Pelaksana Pengendalian dan Pembangkitan
(UPDK) Tello, Unit Pelaksana Pengendalian dan Pembangkitan (UPDK)
Bakaru, Unit Pelaksana Pengendalian dan Pembangkitan (UPDK) Kendari,
Unit Pelaksana Pengendalian dan Pembangkitan (UPDK) Minahasa, Unit
Pelaksana Pengendalian dan Pembangkitan (UPDK) Gorontalo dan Unit
Pelaksana Pembangkitan (UPK) Punagaya.

Gambar 2.1 Peta Sektor Pembangkitan Sulawesi


PLTU Punagaya berjarak sekitar 72.8 km dari kota Makassar, dan
memiliki luas wilayah sebesar 63 Hektar, terdiri dari zona terbuka, zona
tertutup dan zona terbatas. PLTU Punagaya terdiri dari dua unit pembangkit
dengan menghasilkan daya listrik neto 2 X 100 MW yang akan disuplai ke
Gardu Induk punagaya untuk selanjutnya masuk ke sistem transmisi 150 kV.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 4


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Unit Pelaksana Pembangkitan Punagaya adalah sektor yang


membawahi unit secara langsung, yang mana unit tersebut adalah Unit
Pembangkit PLTU Punagaya dengan jumlah karyawan ± 137 orang.
Pada bulan Mei 2015, peletakan batu pertama dimulai, dan secara
bertahap pembangunan PLTU Punagaya unit 1 dan 2 mulai dikerjakan.
Pembangunan unit 1 selesai pada tanggal 19 Desember 2018, sedangkan unit 2
selesai 3 bulan setelahnya yaitu pada tanggal 2 Maret 2019.
PLTU Punagaya 2 x 110 MW merupakan salah satu kebijakan
pemerintah dengan program percepatan 10.000 MW. Keberadaan proyek ini
sangat diperlukan untuk mengatasi krisis energi yang diakibatkan tingginya
kebutuhan listrik yang berbanding lurus dengan percepatan pertumbuhan
ekonomi rakyat wilayah Sulawesi Selatan. Sehingga diharapkan dengan
pembangunan pembangkit ini, maka PLN akan mampu memenuhi kebutuhan
listrik di wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

Gambar 2.2. PLTU Punagaya

Laporan Praktek Kerja Lapangan 5


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

2.2 Visi Dan Misi Perusahaan


1. Visi PT PLN (Persero
"Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1
Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi”
2. Misi PT PLN (Persero)
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
2 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
3 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 6


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) UPK Punagaya

Laporan Praktek Kerja Lapangan 7


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

2.4 Proses Pembangkitan Listrik PLTU Punagaya

Pada proses pembangkitan listrik di PLTU Punagaya digunakan


batubara untuk memanaskan air menjadi uap. Awalnya, batubara yang
berasal dari Jetty dipisahkan dari benda asing (logam) dengan
menggunakan Magnetic Separator, kemudian disimpan di Coal Yard.
Setelah dari Coal Yard kembali diangkut menggunakan Conveyor Belt
menuju Primary Crusher dan Secondary Crusher untuk dihaluskan.
Setelah itu masuk ke Coal Bunker sebagai tempat penyimpanan batubara
terakhir sebelum masuk ke furnace.

Air yang digunakan pada pembangkitan listrik di PLTU berasal


dari air laut yang diambil melalui Intake, dari Intake air masuk ke Water
Treatment Plan (WTP) untuk diolah menjadi air Demineralized (air
demin), dimana air demin masuk ke kondensor lalu dipompa oleh
Condensator Extraction Pump (CEP) ke LP Heater. LP Heater terdiri dari
LP Heater 7 sampai 4 yang masing-masing berfungsi untuk memanaskan
air secara bertahap dengan tekanan yang rendah. Dari LP Heater, air
masuk ke Daerator untuk memisahkan uap dan air selanjutnya air masuk
ke HP Heater terdiri dari HP Heater 2 dan 1 yang berfungsi memanaskan
air namun dengan tekanan yang tinggi. Proses selanjutnya air dari Daeator
dan HP Heater akan dipompa masuk ke Economizer menggunakan Boiler
Feed Pump (BFP). Panas dari air yang masuk di Economizer akan
disesuaikan agar tidak terjadi Thermal Stress pada boiler. Proses
pemanasan yang masuk dalam Economizer dipanaskan oleh hasil gas
buang sebelum masuk ke Steam Drum. Di Steam Drum terdapat separator
yang berfungsi sebagai pemisah air dan uap dengan temperatur yang
dijaga 535-540°C dan tekanan 8-8,5 mPa.
Boiler yang digunakan adalah tipe CFB (Circulating Fluidized
Bed) dengan prinsip kerja menggunakan medium pasir sebagai penghantar
panas. Sebelum boiler dioperasikan, pasir diratakan di atas nozzle-nozzle,

Laporan Praktek Kerja Lapangan 8


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

pada saat pasirnya telah rata di dalam furnice penyuplai udara pembakaran
melalui Primary Air Fan (PAF) masuk melalui nozzle-nozzle yang
berada dibawah pasir. Kemudian dimasukkan minyak High Speed Diesel
(HSD) untuk operasi awal boiler sampai suhunya 500°C. Proses
pemanasannya berlangsung selama 6-7 jam, setelah suhunya sudah sampai
pada temperatur yang ditentukan suplai batubara dari bunker akan masuk
terus menerus hingga suhu 700-800°C.
Di dalam boiler air dipanaskan hingga menjadi uap lalu ditampung
pada Steam Drum. Didalam Steam Drum terdapat separator yang berguna
memisahkan uap kering dan uap jenuh. Uap jenuh akan dipanaskan
kembali di boiler sedangkan uap kering dialirkan menuju Super Heater
untuk dipanaskan dan dinaikkan tekanannya. Setelah itu uap masuk ke
turbin melalui Main Steam Valve (MSV) menuju ke Governor yang
mengatur steam yang masuk ke turbin dan akan memutar turbin yang
terhubung dengan generator yang mengubah energi gerak dari turbin
menjadi energi listrik.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 9


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Prinsip Kerja PLTU
PLTU merupakan jenis pembangkit yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar menjadi energi listrik melalui beberapa proses dan juga
menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Proses
konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 4 tahapan, yaitu :
1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
terminal output generator
4. Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi
sebagai air pengisi boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang

Laporan Praktek Kerja Lapangan 10


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

3.2 Bagian Utama Unit PLTU Punagaya


Punagaya 2x100 MW mempunyai beberapa peralatan utama dalam sistem
produksinya antara lain boiler, turbin, kondensor, generator dan peralatan bantu
(sistem penunjang) serta sistem lainnya. Berikut ini penjelasan bagian utama yang
terdapat pada UPK Punagaya yaitu:
3.2.1 Boiler
Boiler adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengubah air
menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada di dalam pipa-pipa yang akan digunakan
untuk memutar turbin dengan memanfaatkan energi panas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu di
dalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheater yang mempunyai
tekanan dan temperatur yang tinggi.

Gambar 3.1 Boiler

Jenis boiler yang digunakan pada UPK Punagaya adalah boiler


Circulation Fluidized Bed (CFB).
a. Circulating : Terjadinya sirkulasi batu bara yang belum habis
terbakar dari furnace ke cyclone kemudian masuk dan kembali ke
furnace.
b. Fluidized : Penghembusan udara primer untuk menjaga material bed
dan batu bara tetap melayang di dalam furnace.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 11


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

c. Bed : Material berupa partikel kecil (pasir kuarsa, bottom ash) yang
digunakan sebagai media awal transfer panas dari HSD ke
pembakaran batu bara.

Furnace

Cyclone
separato
r

HRA

Gambar 3.2 Boiler


Spesifikasi Boiler UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW
 Tipe Boiler : Circulating Fluidized Bed Boiler
 Merk : WUXI Hua-Guang Boiler
 Steam Pressure : 8,5 Mpa
 Steam Temperature : 535 ˚C
3.2.2 Turbin
Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang
terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap
dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir melalui nosel sehingga
kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat untuk mendorong sudu-sudu
turbin yang dipasang pada poros. Akibatnya poros turbin bergerak
menghasilkan putaran (energi mekanik).
Uap yang telah melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur
turun hingga kondisinya menjadi uap basah. Uap keluar turbin ini kemudian

Laporan Praktek Kerja Lapangan 12


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

dialirkan kedalam kondensor untuk didinginkan agar menjadi air kondensat,


sedangkan tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator.
 Spesifikasi Turbin Uap UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW
Tipe Turbin : Steam Turbine
Merk : HARBINE
RPM : 3000 Rpm
Pressure : 8,3 – 9,0 Mpa

Gambar 3.3 Turbin


3.2.3 Kondensor
Kondensor adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah
uap menjadi air. Proses perubahannya dilakukan dengan cara
mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes).
Uap mengalir di luar pipa-pipa (shell side) sedangkan air sebagai
pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side). Kondensor seperti ini
disebut kondensor tipe surface (permukaan). Kebutuhan air untuk
pendingin di kondensor sangat besar sehingga dalam perencanaan
biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari sumber yang
cukup persediannya, seperti air laut. Posisi kondensor umumnya terletak
dibawah turbin sehingga memudahkan aliran uap keluar turbin untuk
masuk kondensor karena gravitasi.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 13


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Gambar 3.4 Kondensor


Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin,
kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin.
Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh,
dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum. Karena temperatur air
pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka temperatur air
kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar. Apabila laju
perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan
temperatur.
 Spesifikasi Kondensor Pada PLTU Punagaya
Tipe :N-6600_1
Luas :6600 m³
Temperatur Keluaran Air pendingin : 30ºC
Kondensor Back Pressure :0,0082 Mpa
3.2.4 Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Konstruksi generator dengan turbin terhubung langsung melalui
kopling untuk menyambungkan antara ujung poros generator dengan poros
turbin sehingga kecepatan putaran poros dan turbin sama dengan kecepatan
poros generator yang selanjutnya diubah menjadi energi listrik.
 Spesifikasi Generator UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW
Tipe Generator :QFKN-110-2
Merk : Harbine Electric
Tegangan : 13,8 kV
Frekuensi : 50 Hz

Laporan Praktek Kerja Lapangan 14


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Putaran :3000 Rpm


Daya :110 MW

Gambar 3.5 Generator

3.3. Peralatan Bantu Unit PLTU Punagaya


1. Desalination Plant
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut menjadi air
tawar dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan
kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga
jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke dalam unit utama,
maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.
2. Reverse Osmosis (RO)
Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun
metode yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan
membran semi permeable yang dapat menyaring garam-garam yang
terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti
pada desalination plant.
3. Demineralizer Plant (Unit Demin)
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang
terkandung dalam air tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus
bebas dari mineral, karena jika air masih mengandung mineral berarti
konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat menyebabkan terjadinya
GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan di dalam
PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.
4. Chlorination Plant (Unit Klorin)

Laporan Praktek Kerja Lapangan 15


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit


(NaOCl) yang digunakan untuk memabukkan/melemahkan mikro
organisme laut pada area water intake. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya pengerakkan pada pipa-pipa kondensor akibat
perkembangbiakan mikro-organisme laut tersebut.

Gambar 3.6 Chorine Plant


5. Auxiliary Boiler
Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel
oil), yang berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan
pada saat boiler utama start up maupun sebagai uap bantu (auxiliary
steam).

Gambar 3.7 Auxiliary Boiler


6. Coal Handling

Laporan Praktek Kerja Lapangan 16


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Merupakan unit yang melayani pengolahan batu bara yaitu dari


proses bongkar muat kapal di jetty, penyaluran ke stock area sampai
penyaluran ke bunker.
7. Ash Handling
Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu
jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic
Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor)
pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu (ash valley).

Gambar 3.8 Bottom Ash Silo dan Fly Ash Silo


3.4. Pengertian Sistem Pendinginan
Sistem air pendingin di PLTU dibedakan menjadi dua yaitu system air
pendingin utama dan system air pendingin bantu (auxiliary cooling water)

Laporan Praktek Kerja Lapangan 17


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Fungsi dari sistem air pendingin utama adalah menyediakan dan memasok air
pendingin yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas dan drain uap
didalam kondensor. Fungsi lainnya adalah memasok air untuk mendinginkan
“Heat Exchanger” pada sistem air pendingin bantu (auxiliary cooling water) yang
merupakan siklus pendingin tertutup.

Jenis sistem air pendingin berdasarkan siklusnya, terdapat 2 maam sistem air
pendingin utama yang lazim diterapkan di PLTU yaitu :

3.3.1 Sistem air pendingin terbuka, (once througt)

air pendingin di pasok secara kontinyu dari sumber tak terbatas seperti
sungai, danau atau laut yang dipompakan ke kondensor untuk akhirnya
dibuang kembali ke asalnya. Dengan menggunakan pompa, air dari
sumber dipompa dan dialirkan ke kondensor dan heat exchanger
kemudian dibuang ke saluran pembuangan.

3.3.2 Sistem Air Pendingin Tertutup Sistem air pendingin utama siklus
tertutup menggunakan media air pendingin yang sama secara berulang
dalam sirkulasi. Sistem ini membutuhkan biaya investasi yang lebih
besar dibanding sistem siklus terbuka. Hal ini karena menggunakan
menara pendingin yang mahal. Biaya operasinya juga lebih besar
karena sistemnya tidak dapat dibuat syphonic effect sehingga
memerlukan tenaga pemompaan yang lebih besar. Bahkan apabila
menggunakan sistem draft (tarikan) paksa memerlukan beberapa fan
yang beroperasi terus menerus.

3.5. Sistem Pendinginan Terbuka


Air pendingin utama merupakan media pendinginan untuk menyerap
panas atau uap bekas dari LOW PERSSURE turbin yang mengalir kedalam
kondensor. Untuk mengkondensasikan uap menjadi air diperlukan system
pendingin menggunakan media air laut sebagai pendingin. Jika aliran air
pendingin utama kurang dapat menyebabkan vakum kondensor menjadi rendah
dan dapat mengakibatkan unit trip. Dan mempunyai efesiensi 2x50%.

3.6.Skema Sistem Pendinginan Terbuka

Laporan Praktek Kerja Lapangan 18


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Gambar 3.9 Sistem pendinginan terbuka

3.7 Komponen Sistem Pendinginan PLTU

1. Intake
Intake adalah saluran masukan air laut yang akan bersirkulasi
menjadi air pendingin pada open cooling circulating water sebuah
pembangkitan. Pada intek terdapat empat pintu air sebagai masukan air
laut. Di inteke juga terdapat proses penginjeksian cloring yang bertujuan
memabukkan biota laut.

Gambar 4.1 intake

2. Bar Screen
Berfungsi sebagai penangkap benda-benda berukuran sedang yang
terbawa oleh air pendingin. Terbuat dari batang pipih yang dirangkai
sehinggga membentuk semacam teralis

Gambar 4.2 Bar screen

Laporan Praktek Kerja Lapangan 19


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

3. Traveling Screen (Saringan putar)


Untuk menyaring semua benda yang lolos dari bar screen
berukurang relartif lebih kecil. Struktul dipasang secara vertical pada sisi
masuk pompa air pendinginan utama. Kontruksi saringan berupa kawat
berbentuk segmen segmen persegi yang dikaitkan pada rantai-
rantai,kedua sisinya tersebut dikalungkan roda-roda gigi yang
ditempatkan diantara 2 poros lalu salah satu poros dihubungkan ke
motor listrik

Gambar 4.3 Traveling screen


4. Circulating Water Pump
Circulating Water Pump (CWP) adalah pompa yang
digunakan untuk mensirkulasikan air laut untuk mendinginkan uap
menjadi air kembali di dalam kondensor.

Gambar 4.4 Circulating Water Pump


5. Katup Valve dan Pemipaan (piping)
Berfungsi sebagai katup pada proses open atau close menggunakan
electric motor. Dan juga mengatur debit masukan aliran air serta tekanan
yang dialirkan oleh Circulating Water Pump.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 20


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Gambar 4.5 Katup Valve dan pemipaan

6. Kondensor
Tempat kondensasi atau merubah fasa uap dari LP turbin menjadi
air kondensat dengan media pendinginan air laut yang dialirkan kedalam
tube-tube kondensor.

Gambar 4.6 kondensor


7. Debrish filter
Debris filter dipasang pada pipa inlet kondensor dengan tipe aliran
pendingin once thought (sekali melalui). Kotoran berlebih yang terbawa
oleh air laut berupa sampah lumpur, cangkang karang, bahkan biota laut
yang dapat menggangu kinerja kondensor.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 21


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Gambar 4.7 debris filter


8. Outfall
Outfall adalah jalur pembuangan air laut yang telah dipakai unduk
melakukan pendinginan pada kondensor yang arah akhirnya kembali ke
laut.

Gambar 4.8 Outfall


Pada sistem pendinginan bantu (auxiliary cooling), Close Circulating
cooling Water (CCCW) terdapat pula komponene:

9. Expansion Tank
Expansion Tank adalah merupakan sarana penampungan air
pendinginan bantu yang diisi air demin (make up water) dimana
umumnya pada tangki ini disediakan saluran untuk menambah air yang
dipasangi oleh katup pengatur (control valve) dikendalikan oleh level
tangki.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 22


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Gambar 4.9 Expansion Tank


10. Close Circulating Water Heat Exchanger(C3W HE)

Heat Exchanger merupakan penukar panas tipe plat yang berfungsi


untuk mendinginkan air pendingin bantu dengan air pendingin utama (air
laut) sebagai media nya. Di dalam Heat Exchanger ini air demin yang
telah dipakai untuk mendinginkan mengalir selang-seling dengan air laut
yang akan mendinginkan air demin.
Air demin yang telah didinginkan kemudian disalurkan kembali ke
expansion tank untuk mendinginkan kembali dan tejadilah siklus tertutup

Gambar 4.10 Heat Exchanger

11. Close Cycle Circulated Water Pump


Pompa ini digunakan untuk mensirkulasikan air pendingin bantu
dari expansion tank ke peralatan-peralatan bantu yang akan didinginkan
(PAF, SAF, IDF, Slag Cooler, BFP, CEP, dan Lube Oil Turbin)

Gambar 4.11 Close Cycle Circulated Water Pump

Laporan Praktek Kerja Lapangan 23


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penjelasan Circulating Water Pump


4.1.1 Pengertian Circulating Water Pump
Ialah untuk memompa air laut sebagai media pendingin utama
menuju condensor digunakan pompa yang disebut sebagai Circulating
Water Pump (CWP). CWP pada umumnya menggunakan pompa tipe
mixed flow dengan posisi vertical. CWP di PLTU PUNAGAYA terdapat 4
buah,tiap unit membutuhkan 2 pompa untuk memompa air laut.Kedua
pompa bekerja penuh tanpa menggunakan stand-by karena kapasitas
pompa ini 2 x 50%. Namun untuk sekarang cuman 3 yang beropasi karena
telah dilakukan pengetesan dan flow air yang dibutuhkan pada kondensor
tetap terpenuhi.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 24


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Mengingat pompa ini mengalirkan air dalam jumlah yang sangat


besar. Pada saluran tekan pompa dipasang katup butterfly pada sisi outlet
dengan tujuan agar dapat menutup dengan cepat mengingat diameter pipa
saluran yang sangat besar. Katup ini berlangsung secara otomatis, katup
akan membuka otomatis beberapa saat setelah pompa start dan akan
menutup secarah otomatis pula bila pompa di stop.

4.1.2 Spesifikasi Pompa


Jenis CWP yang digunakan PLTU Punagaya yaitu pompa vertical
aliran campura vertical mixed flow pump yang digerakkan oleh motor
listrik, dapat memompa air laut dengan kapasitas yang besar. Pada
circulating water pump ini hanya menggunakan tingkat tunggal (single
Stage) yang dimana Aliran airnya sebagian aksial dan sebagian lagi radial
makanya disebut pompa aliran campuran. Pompa ini dibuat dengan shaft
pump tegak lurus, rumah pompa atau casing pompa digantung pada lantai
pump pit.

Spesifikasi pompa sebagai berikut:


Circulating Water Pump
Model 1200HLBK-16.5
Type Vertical mixed flow pump
Rotating Speed 595r/min
Flow 12607T/H
Head 16.5m
Efficiency 87.5%
Requisite cavitation margin 8.7m
Shaft power 644KW
Set power 800KW
Lubricating water for bearing Self-supply water for lubrication
Lubricating water volume for bearing 2m3/h

Laporan Praktek Kerja Lapangan 25


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Lubricating water pressure for bearing 0.3Mpa


Manufacturer Jiangxi TECO

4.1.3 Kompoen Komponen Pompa


Pada struktur pompa terdapat berbagai komponen-komponen yaitu:
a) Casing
Komponen utama dari pompa,casing pompa sentrifugal didesain
berbentuk diffuser yang mengelilingi impeller.Diffuser ini disebut juga
sebagai volute casing.Berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran
flow yang masuk ke dalam pompa
b) Impeller
Merupakan bagian yang berputar dari pompa sentrifugal,yang
berfungsi untuk mentransefer energy dari putaran motor menuju fluida
yang di pompa dengan jalan mengakselerasinya dari tengah impeller
ke luar sisi impeller.
c) Diffuser
Diffuser menggubah gaya dinamis fluida dari impeller menjadi
tekanan, dan mengalirkan fluida menuju middle connecting pipe dan
discharge elbow.
d) Kopling
Berfungsi menghubungkan dua shaft ,dimana yang satu adalah poros
penggerak dan yang lainya adalah poros yang di geerakan
e) Sistem packing
Berfungsi untuk mengontrol kebocoran fluida yang mungkin terjadi
pada sisi perbatasan antara bagian pompa yang berputar(poros)
dengan stator.Sistem sealing yang di gunakan pada pompa sentrifugal
adalah mechanical seal dan gland paciking
f) Sistem lubrikasi
Berfungsi untuk mengurangi koefisien gesek antara dua permukaan
yang bertemu sehingga mengurangi keausan.Lubrikasi pada pompa
terutama pada bearing

Laporan Praktek Kerja Lapangan 26


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Gambar 4.1 Struktur pompa CWP


4.1.4 Tujuan Circulating Water Pump pada Kondensor
Dengan dioprasikannya peralatan circulating water pump (CWP) akan
meningkatkan dan mempertahankan efesiensi pada turbin serta
menghindari kevakuman yang rendah pada kondensor agar tidak
terjadi trip pada unit.
4.1.5 Prinsip kerja Pompa Sentrifugal
Daya dari motor listrikk diberikan/dihubungkan kepada poros pompa
untuk untuk memutar impeler didalam zat cair zat cair yang ada dalam
impeller akan ikut berputar karena dorongan dari sudu-sudu.
4.2 Pembahasan Masalah

Deskripsi :Terjadi kenaikan vibrasi pada Circulating Water Pump setelah


dilakukan overhaul pada bulan mei 2022
Lokasi : PLTU Punagaya
Dampak : Kerusakan pada komponen Circulating Water Pump (CWP) D
5.2.1 Objektivitas dalam Analisa
Mencari penyebab vibrasi tinggi pada Circulating Water Pump D
5.2.2 Identifikasi masalah
Circulating Water Pump (CWP) merupakan komponen yang cukup
penting pada PLTU. Namun, Circulating Water Pump juga tidak lepas
dari kegagalan pada komponennya, penyebab kerusakan pada circulating

Laporan Praktek Kerja Lapangan 27


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

water pump bias disebakan karena adanya gerakan (vibrasi). Vibrasi yang
tinggi akan menyebabkan kinerja pada pompa menurun.
Pada bulan desember 2021 telah dilakukan overhoul pada pompa
circulating water pump D, namun pada bulan mei 2022 kenaikan vibrasi
pada PLTU Punagaya kembali mengalami kenaikan.
Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan identifikasi untuk mencari
akar penyebab dari masalah itu dengan metode RCPS( root cause
problem solving) sehingga diketahui faktor apa saja yang menjadi
penyebab kenaikan vibrasi
5.2.3 Pengertian Analisa Vibrasi
Analisa vibrasi digunakan untuk menentukan kondisi mekanis dan
operasional dari peralatan. Vibrasi adalah gerakan yang dapat disebabkan
oleh getaran mekanis pada suatu benda misalnya mesin atau alat-alat
mekanis lainya. (J.F. Gabriel,1996:96).
Keuntungan utama adalah bahwa analisa vibrasi dapat
mengidentifikasi munculnya masalah sebelum menjadi serius dan
menyebabkan suatu peralatan tidak berfungsi (downtime) yang tidak
terencana. Hal ini bias dicapai dengan melakukan monitoring secara
regular terhadap getaran mesin baik secara kontinyu maupun pada
interval waktu yang terjadwal.

5.2.3 Standarisasi Pengukuran Vibrasi


Standar pengukuran bertujuan untuk mengetahui batasan-batasan
level getaran yang menunjukan kondisi suatu pengukuran apakah masih
layak beroprasi atau harus memerlukan perbaikan. Salah satu standar
vibrasi ialah ISO 10816-3 yang ditunjukan pada table berikut:

Laporan Praktek Kerja Lapangan 28


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Gambar 4.2 Tabel ISO 10816-3

Untuk mengklasifikasikan tingkat vibrasi sesuai dengan kelas permesinan,


sebagai berikut:

a.Zona A : berwarna hijau, getaran dari mesin sangat baik dan dibawah getaran
yang diizinkan.
b.Zona B : berwarna kuning muda, getaran dari mesin baik dan dapat dioperasikan
tanpa larangan.
c. Zona C : berwarna kuning tua, getaran dari mesin dalam batas toleransi dan
hanya dioperasikan dalam waktu terbatas.
d. Zona D: berwarna merah, getaran dari mesin dalam batas berbahaya dan dapat
terjadi kerusakan sewaktu-waktu.
4.3 Indikasi Masalah
 Identifikasi masalah dengan melakukan investigasi
 Melakukan pengolahan data:
- Pengambilan data vibrasi Circulating Water Pump D
- Membuat RCPS
- Pengolahan data vibrasi Circulating Water Pump
- Membuat trending data perbandingan sebelum dilakukan
Overhoul dan setelah Overhoul
4.3.1. Data Vibrasi CWP D Sebelum dilakukan Overhoul

2021

Laporan Praktek Kerja Lapangan 29


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

JAN FEB MAR

Tanggal Senin, Senin, Senin,


04 15 15

MOH 4.49 3.65 3.65

MOV 3 3.46 3.55

MOA 1.37 1.28 1.23

MIH 0.6 0.62 0.69

MIV 0.83 0.52 0.51

MIA 0.66 0.86 0.86

Gambar 4.3 Data sebelum Overhoul


Hasil pembacaan data Circulating water pump (CWP) D, pada 3
bulan di tahun 2021 yaitu bulan January, februari, maret menunjukkan MOH
(Motor Outboar Horizontal) dan MOV (Motor Outboar Vertikal) tergolong
dalam grup B yang dimana diizinkan beroprasi dalam jangka waktu yang
panjang. Setelah dilakukan overhaul di tahun 2022 bulan January, vibrasi
circulating water pump kembali dalam keaadan normal. Namun
permasalahannya disini pada bulan Mei dan Juni pada MOH terjadi kembali
kenaikan vibrasi. Berdasarkan spesifikasi dari data circulating water pump
(CWP) D masuk kedalam kategori kelas 1 yaitu 300 kw > 50 MW

Laporan Praktek Kerja Lapangan 30


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

4.3.2 Root Cause Problem Solving (RCPS)

Gambar 4.3 Diagram RCPS

Laporan Praktek Kerja Lapangan 31


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

4.3.3 Pembahasan RCPS


Vibrasi tinggi pada Circulating Water Pump (CWP) D didapatkan
beberapa kemungkinan penyebab terjadinya sebagai berikut:
 losseness
Vibrasi tinggi pada Circulating Water Pump (CWP) D dapat
disebabkan oleh structural losseneess / fondasi / resonansi. Indikasi
penyebab dari gangguan ini dikarenakan baseplate aus dan penyebab aus
tersebut adalah pemasangan baseplate yang tidak merata.
 Shaft banding
Shaft banding atau poros melengkung dapat disebabkan karena
pemasangan shaft tidak sesuai dengan SOP dan juga terjadi overload
Namun pada saat kondisi di lapangan pengoprasian beban dalam keadaan
normal. Penyebab yang lain yang bias menimbulkan shaft bending ialah di
bagian shaft sleeve, bearing housing
 Misalignment
Misalignment merupakan ketidak sejajaran garis tengah poros yang
terjadi pada penghubung antara poros pompa dengan poros motor.
Misalignment pada Circulating Water Pump (CWP) D dapat disebabkan
karena pada saat pemasangan baut kopling yang tidak sesuai dengan
standar aligantment, proses alignment yang tidak pas. Sehingga dapat
menyebabkan ketidak sejajaran diantara kedua poros. Misalignment dapat
diatasi dengan cara melakukan alignment, pengecekan kondisi dan
clearence bearing, pengecekan kekencangan baut fondasi menggunakan
kunci moment, dan pengambilan data vibrasi di setiap baut pengikat.

 Unbalance
Vibrasi tinggi pada Circulating Water Pump (CWP) D dapat di
sebabkan oleh unbalance. Unbalance merupakan ketidak seimbangan
distribusi dari massa terhadap centerline pada sebuah mesin yang berputar.
pada Circulating Water Pump (CWP) D kemungkinan terjadi unbalance
bias terjadi pada peralatan berikut:

Laporan Praktek Kerja Lapangan 32


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

 . impeller

Pada impeller dapat disebabkan karena mengalami abrasi dan


bearing aus. Abrasi terjadi pada impeller disebabkan karena ada partikel
pasir yang terisap oleh pompa yang dapat menyebabkan pengikisan pada
material yang menimbulkan crack. Ganguan ini dapat diatasi dengan
perbaikan pada impeller, pembersihan area intek dari tumpukan pasir laut,
salah satu rekomendasi yang diajukan ialah pembersihan pipa suction dari
pasir laut dan menambahkan zat pengikat partikel pasir bersamaan dengan
penambahan clorin

 Unbalance juga bisa terjadi karena diffuser crack yang disebabkan karena
abrasi pada material. Dan juga hasil fabrikasi yang kurang baik. Diffuser
crack juga bisa disebabkan adanya benturan atau gesekan antara rumah
impeller dengan diffuser karena kerusakan pada shaft sleeve,bearing.
Kavitsai juga bisa menyebabkan vibrasi sehingga turunnya unjuk kerja
pompa,karena kemungkinan kavitasi juga dapat menyebabkan abrasi pada
material.

4.3.4 Data setelah di Lakukan Overhoul

Setelah dilakukan overload dan proses pemasangan dilakukan


pengambilan data untuk melihat kondisi dari Circulating Water Pump sebagai
berikut:

2021 2022

JAN FEB MAR JAN

Tanggal Senin, Senin, Senin, Rabu, 12


04 15 15

MOH 4.49 3.65 3.65 0.43

MOV 3 3.46 3.55 0.27

MOA 1.37 1.28 1.23 0.17

MIH 0.6 0.62 0.69 0.2

MIV 0.83 0.52 0.51 0.14

MIA 0.66 0.86 0.86 0.2

Gambar 4.3 Tabel setelah overhoul

Laporan Praktek Kerja Lapangan 33


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Hasil pembacaan data getaran circulating water pump D setelah overhaul


mengalami penurunan, terutama pada bagian MOH (Motor Outboard Horizontal)
dan MOV (Motor Outboard vertical) yang jika merujuk pada data standar vibrasi
ISO 10816-3 Class 1 yang masuk kedalam group A yang bisa dikatakan pompa
dalam kondisi yang normal,namun untuk secara nyata tidak bisa langsung
mengambil kesimpulan bahwa pompa tidak mengalami kerusakan dikarenakan
jam kerja operasional pompa yang bekerja secara terus-menerus.

Laporan Praktek Kerja Lapangan 34


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan analisa vibrasi circulating water pump D PLTU
Punagaya maka dapat disimpulkan:
1. Circulating Water Pump adalah alat yang dugunakan untuk memasok air
pendinginan dari intek menuju kondensor. Sistem pendinginan terbuka
merupakan sistem laju aliran sekali (tidak bersirkulasi)
2. Tujuan dari Circulating Water Pump ialah untuk memompakan air laut
yang bekerja dengan gaya sentrifugal, karena pada spesifikasi pompa
CWP ini menggunakan tipe mixed flow.
3. Dari pengolahan data dan analisa diketahui bahwa kenaikan vibrasi pada
pompa CWP.D yaitu unbalance berupa impeller crack.
4. Nilai vibrasi sesudah dilakukan overhoal pada hari rabu,12 januari 2022
berada pada posisi baik dengan nilai 0.43 mm/s
6.2 SARAN
1. Agar tidak terjadi crack pada impeller sebaiknya dilakukan pembersihan
pasir secara rutin pada impeller.
2. Melakukan pembersihan area intake dari penumpukan pasir laut
3. Dilakukan penambahan zat pengikat partikel pasir
4. Pemasangan pelumas secara otomatis dapat mengurangi ke ausan pada
bearing dan usia pemakaian bearing bertambah

Laporan Praktek Kerja Lapangan 35


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11699381/
PEMELIHARAAN_CIRCULATING_WATER_PUMP_CWP_PADA_PLTU_1_JAWA_TENGAH_
REMBANG

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekayasamekanika/article/download/
13275/6457

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jeneponto#Geografi

Bahan Ajar Pln Corporate University, PENGENALAN PEMBANGKIT

Bahan Ajar Basic Vibration Analysis.pdf

https://jeeeu.umsida.ac.id/index.php/jeeeu/article/download/1621/1821/

Laporan Praktek Kerja Lapangan 36


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Lampiran
Lampiran

Kunjungan ke JATY tengtang sistem coal ash handling

Pengenalan proses batu bara sampai masuk ke dalam furnance

Pengenalan tengtang Vibrasi di PDM

Simulasi alat ukur vibrasi


Laporan Praktek Kerja Lapangan 37
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Proses kalibrasi pada GV

Proses balancing CEP

Pengukuran menggunakan Thermograpy pada vacuum chamber

Laporan Praktek Kerja Lapangan 38


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
PT PLN (Persero) UPK PUNAGAYA 2 X 100 MW

Lampiran 2

Surat permohonan PKL di PT PLN UPK Punagaya

Surat balasan PT PLN UPK Punagaya

Laporan Praktek Kerja Lapangan 39

Anda mungkin juga menyukai