180 KVA
Oleh :
40040619683042
SEMARANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN
Laporan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) UP3 Purwokerto yang telah
dilaksanakan mulai tanggal 10 November 2022 sampai dengan 5 Mei 2023,
disusun oleh :
Telah disetujui sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Terapan pada Program Studi Teknik Listrik Industri Departemen Teknologi
Indusri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, pada :
Hari, Tanggal :
Rabu, 12 April 2023
Mengetahui, Menyetujui,
Assistant Manager Bagian Perencanaan Team Leader Mapping PT.PLN
PT.PLN (Persero) UP3 Purwokerto (Persero) UP3 Purwokerto
i
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM STUDI
Laporan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) UP3 Purwokerto yang telah
dilaksanakan mulai tanggal 10 November 2022 sampai dengan 5 Mei 2023,
disusun oleh :
Telah disetujui sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Terapan pada Program Studi Teknik Listrik Industri Departemen Teknologi
Industri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, pada :
Hari, Tanggal :
Rabu, 12 April 2023
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Listrik Dosen Pembimbing
Industri Sekolah VokasiUniversitas
Diponegoro
ii
ABSTRAK
Perubahan daya merupakan salah satu fasilitas yang dilayani oleh PT PLN
(Persero) untuk pelanggan dalam bidang kelistrikan di UP3 Purwokerto.
Perubahan daya termasuk dalam jenis pekerjaan Pasang Baru Perubahan Daya
(PBPD). Dalam pekerjaan pasang baru maupun perubahan daya, petugas dari
PLN perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar calon tempat pelanggan.
Oleh karena itu perlu dilakukan survei agar mengetahui kondisi jaringan
terdekat, kapasitas trafo, dan kondisi medan untuk pemasangan jaringan serta
alat pembatas dan pengukur (APP) sehingga dapat memperkirakan kelayakan,
titik pemasangan dan material yang dibutuhkan untuk perancangan RAB.Pada
laporan ini, menjelaskan perihal pengajuan perubahan daya tegangan rendah
atas nama Aan Prasetyo Wibowo untuk konstruksi pembangunan PT Tunas
Madukara Indah, Wonosobo dengan pelanggan Tegangan Menengah (TM) yang
semula 1.385.000 VA menjadi 2.180.000 VA yang dimana perubahan
penambahannya sebesar 795.000 VA. Karena terjadi tambah daya yang cukup
besar, maka terjadi penggantian CT TM dari 40/5 menjadi 75/5 serta
menambahkan tiang baru C12-350. Setelah dilakukan survei, kemudian
dilakukan pembuatan analisis berupa rancangan anggaran material, jasa,
membuat gambar teknik sesuai keadaan di lokasi dan membuat Rancangan
Anggaran Biaya (RAB), setelah dilakukan rancangan anggaran. Didapatkan
Biaya Penyambungan (BP) sebesar Rp 501.645.00,- dan Biaya Investasi yang di
keluarkan PLN sebesar Rp 33.963.123,-. Sehingga, BP > Biaya Investasi dan
Periode Periode (PP) kurang dari 5 tahun, bisa disimpulkan bahwa pekerjaan ini
bisa dijalankan sesuai dengan planning yang ada. Perencanaan konstruksi
jaringan yang akan dipasang disesuaikan juga dengan kondisi lapangan. Setelah
perencanaan disetujui, maka proses pemasangan oleh pihak ketiga atau vendor
dengan pengawasan petugas PLN dan dilakukan pengoperasian oleh petugas
PLN. Pemasangan dan pengoperasian harus sesuai dengan Standar Operating
Prosedur (SOP). Selain itu, proses laporan ini berisi mengenai pekerjaan
Evaluasi Distribusi UP3 Purwokerto yang dimana terdapat pekerjaan Mapping
asset yang ada di UP3 dan juga melakukan beberapa pekerjaan yang berkaitan
dengan Perencanaan seperti Kinerja Korporat dan bidang lainnya.
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
laporan praktik kerja. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini. Adapun pihak- pihak tersebut antara lain:
1. Ketua Program Studi STr. Teknik Listrik Industri Bapak Arkhan Subari,
S.T, M. Kom serta Bapak Priyo Sasmoko, S.T, M Eng selaku dosen
pembimbing kerja praktek.
2. Manager UP3 Purwokerto Bapak Adi Dwi Laksono yang selalu
memonitoring kegiatan saya dan rekan selama Praktik Kerja Lapangan di
UP3 Purwokerto
3. Assistant Manager Perencanaan UP3 Purwokerto, Bapak Rahman Setyo
Nugroho mentor 1 dalam kegiatan ProgramMagang Kelas Kerjasama PLN
Universitas Diponegoro yang telah membimbing penulis selama kegiatan
magang.
4. Team Leader Perencanaan (Mapping) UP3 Purwokerto Bapak Rizky
Suharly selaku co mentor dalam kegiatan Program Mahasiswa Kelas
Kerjasama ini yang sangat mengajari penulis dan selalu mendampingin
penulis dari awal magang hingga akhir.
5. Seluruh pegawai UP3 Purwokerto satu ruangan, Bapak Naryo selaku
Team Leader Rencana Sistem, Bapak Kurnia selaku Staff Rencana
Sistem, Bapak Niko selaku IT Support, Ibu Wulan selaku IT Support, Ibu
Erni selaku Fungsional Ahli Pengadaan dan Bapak Timbul selaku
Fungsional Ahli Corporate Kinerja
6. Seluruh pegawai UP3 Purwokerto mulai divisi Transaksi Energi (TE),
Konstruksi, Jaringan, Operasi, Keperluan Umum (KU), Pelayanan
Pelanggan (PP), Pengadaan, PDKB, Para Vendor dan anak perusahaan
v
PLN, dan para pegawai ULP bagian UP3 Purwokerto
7. Rekan magang penulis di UP3 Purwokerto yang sudah bekerja sama
dengan baik dari awal sampai akhir praktek kerja lapangan
8. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan
selama magangkepada penulis.
vi
DAFTAR ISI
vii
2.9 Uraian Tugas ........................................................................................... 17
2.10 Program Unggulan Perusahaan UP3 Purwokerto ..................................... 24
BAB III LANDASAN TEORI ......................................................................... 27
3.1 Sistem Tenaga Listrik .............................................................................. 27
3.2 Jaringan Tegangan Menengah ................................................................. 29
3.3 Jenis Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ............................ 32
3.4 Perubahan Daya ...................................................................................... 34
3.5 Mapping Asset Management ................................................................... 36
3.6 Kinerja Corporate .................................................................................... 37
3.7 Gardu Distribusi ...................................................................................... 40
3.8 Transformator Distribusi 3 Fasa .............................................................. 42
3.9 Kubikel ................................................................................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 53
4.1 Regulasi mengenai Pekerjaan Perencanaan .............................................. 53
4.1.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan pekerjaan ................. 53
4.1.2 Perlengkapan dan Peralatan Pekerjaan Lapangan .................................. 55
4.1.3 Mengetahui Langkah Pelaksanaan Pekerjaan ........................................ 55
4.1.4 Mengetahui Flowchart Pekerjaan .......................................................... 56
4.2 Uraian Proses Pekerjaan Perubahan Daya ................................................ 57
4.2.1 Pekerjaan sebelum ke lapangan ............................................................ 57
4.2.2 Survei Lokasi ....................................................................................... 59
4.2.3 Melakukan pekerjaan perencanaan ....................................................... 60
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 71
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 71
5.2 Saran ....................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 73
LAMPIRAN ..................................................................................................... 75
vii
i
DAFTAR GAMBAR
ix
GAMBAR 4.7. MELAKUKAN BRIEFING BERSAMA .................................. 59
GAMBAR 4.8 SURVEI KONDISI KONSTRUKSI TIANG DAN
LINGKUNGAN SEKITAR ............................................................................... 60
GAMBAR 4.9 GAMBAR LOKASI PEKERJAAN PERUBAHAN DAYA....... 61
GAMBAR 4.10 GAMBAR LOKASI PELANGGAN PERUBAHAN DAYA ... 62
GAMBAR 4.11 SINGLE LINE DIAGRAM (SLD) PEKERJAAN .................... 63
GAMBAR 4.12 GAMBAR GOOGLE MAPS ................................................... 64
GAMBAR 4.13 RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB) ........................ 65
GAMBAR 4.14 MATERIAL MDU YANG DIBUTUHKAN ............................ 66
GAMBAR 4.15 KAJUAN PEKERJAAN PERENCANAAN ............................ 66
GAMBAR 4.16 KAJUAN KELAYAKAN OPERASI (KKO) PEKERJAAN
PERENCANAAN .............................................................................................. 67
GAMBAR 4.17 KAJUAN KELAYAKAN FINANCIAL (KKF) PEKERJAAN
PERENCANAAN .............................................................................................. 68
GAMBAR 4.18 HASIL SHARING INVESTASI .............................................. 69
GAMBAR 4.19 HASIL PEKERJAAN .............................................................. 70
x
11
12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era yang sudah maju sekarang, listrik sangat diperlukan, mulai dari
daerah pelosok hingga daerah perkotaan. Penggunaan energi listrik sendiri tidak
lepas dari kegiatan manusia. Energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok dan
wajib yang semakin banyak digunakan dalam kehidupan manusia. PT. PLN
(Persero) merupakan perusahaan yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan
listrik masyarakat dituntut untuk menyediakan energi listrik yang memimpin
dengan peningkatan pelayanan dan penyediaan energi listrik yang andal, aman
dan efisien. Hal ini dilakukan dengan mengoptimalkan 3 bidang usaha yang ada
dalam penyaluran tenaga listrik diantaranya, pembangkitan, transmisi, dan
distribusi. Distribusi tenaga listrik adalah proses penyaluran listrik dari unit
transmisi yang diturunkan tegangannya pada gardu induk sehingga, menjadi
tegangan menengah (TM) dengan tegangan 20 kV. Lalu terjadi penurunan
tegangan menengah menjadi tegangan rendah menggunakan trafo distribusi agar
dapat disalurkan ke konsumen listrik tegangan rendah dengan tegangan 220 V
atau 380 V. Kemudian disambungkan ke rumah pelanggan dengan Sambungan
Rumah (SR).
Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Purwokerto merupakan salah
satu Unit Layanan PLN pada bidang distribusi yang berada di bawah Unit Induk
Distribusi (UID) Jawa Tengah DIY. Yang dimana UP3 Purwokerto sendiri
mempunyai 7 cabang Unit Layanan Pelanggan (ULP) yaitu ULP Purwokerto,
ULP Banyumas, ULP Ajibarang, ULP Wangon, ULP Purbalingga, ULP
Banjarnegara dan ULP Wonosobo. Pasang Baru dan Perubahan Daya (PBPD)
merupakan salah satu bentuk pelayanan UP3 Purwokerto untuk pelanggan
Tegangan Menengah (TM). Pasang baru dan perubahan ini bertujuan untuk
memfasilitasi masyarakat di bidang kelistrikan guna menunjang kegiatan
masyarakat. Pasang baru merupakan kegiatan pelayanan PLN untuk calon
pelanggan yang ingin memasang listrik baru, sedangkan perubahan daya
1
merupakan pelayanan kepada pelanggan yang ingin menaikkan maupun
menurunkan daya listrik yang telah terpasang sebelumnya. Dalam hal ini UP3
Purwokerto melayani Pelanggan dengan kapasitas Daya sebesar lebih dari 200
KVA.
Dalam pekerjaan pasang baru maupun perubahan daya, petugas dari PLN
perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar calon tempat pelanggan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan survei agar mengetahui kondisi jaringan terdekat,
kapasitas trafo, dan kondisi medan untuk pemasangan jaringan serta alat
pembatas dan pengukur (APP) sehingga dapat memperkirakan kelayakan, titik
pemasangan dan material yang dibutuhkan untuk perancangan RAB. Selain itu,
pekerjaan pasang baru juga menyesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan
material yang ada di PLN. Pekerjaan pasang baru dengan perluasan harus
dilaksanakan sesuai prosedur.
Berdasarkan hal tersebut, penulis menulis makalah dengan judul
“PERENCANAAN PERUBAHAN DAYA 1.385 KVA KE 2.180 KVA PADA
PT.TUNAS MADUKARA INDAH, WONOSOBO PELANGGAN
TEGANGAN MENENGAH DAN EVALUASI DISTRIBUSI UP3
PURWOKERTO”.
2
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas dan untuk mencapai tujuan penulis, maka
penulis membatasi masalah yaitu : pada proses perencanaan pekerjaan Perubahan
Daya pelanggan Jaringan Tengah Menengah (JTM) UP3 Purwokerto dengan
pelanggan PT. Tunas Madukara Indah dan Evaluasi Distribusi.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan kerja praktek di antara lain :
a. Untuk mengetahui gambaran umum prosedur perencanaan perubahan daya
listrik di PT. PLN (Persero)
b. Memahami proses pekerjaan pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Memahami tahapan pekerjaan perencanaan penambahan daya 2.180KVA.
c. Memahami jenis konstruksi serta material, hal yang dibutuhkan, survey
lapangan dan biaya anggaran yang dibutuhkan dalam pekerjaan Perencanaan
Perubahan Daya.
d. Memahami prosedur dan pekerjaan Evaluasi Distribusi pada UP3 PT.PLN
(Persero) dan memahami pekerjaan Perencanaan bagian lainnya seperti
Evaluasi Korporate dan Mapping.
1.5 Manfaat
3
1.5.2 Bagi Perguruan Tinggi
a. Mengetahui keberhasilan penerapan ilmu teori dangan pengaplikasian di
dunia kerja dan dunia nyata.
b. Menjalin kerja sama yang baik antara perguruan tinggi dan perusahaan
PT.PLN
c. Menambah nama baik perguruan tinggi di luar kampus baik perusahaan
PT.PLN ataupun lainnya
Metode pengumpulan data adalah cara kerja untuk dapat memahami objek
yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam pembuatan laporan Kerja
Praktek ini digunakan tiga metode pengumpulan data antara lain :
b. Metode Observasi
4
c. Metode Interview
d. Metode Konsultasi
Pada metode ini penulis melakukan diskusi tentang topik yang dibahas pada
laporan kerja praktek ini dengan dosen pembimbing, staff yang ada di PT PLN
(Persero) UP3 Purwokerto, dosen pengajar, dan temanteman sesama mahasiswa.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang kerja praktek, maksud dan tujuan dari
kerja praktek, identifikasi dan pembatasan masalah, metode pengumpulan data
dan sistematika penulisan.
5
BAB III LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori sistem penyaluran tenaga listrik, jaringan tegangan
menengah dan jaringan tegangan rendah, pekerjaan pasang baru, penambahan
daya, mapping asset management, perancangan sistem, serta kinerja corporate.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan mengenai penambahan daya menjadi 2.180 kVA
dengan pelanggan JTM, konstruksi pembangunan PT. Tunas Madukara Indah di
daerah Wonosobo meliputi perencanaan sistem, gambar denah lokasi, survey
secara langsung, pembuatan RAB, Mapping asset management, Program Rencana
Kerja (PRK), Kinerja Corporate dan pekerjaan pendukung lainnya.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari isi materi yang disajikan dan saran-saran dari
penulis.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
7
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang
memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis
penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga
sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang.
Visi :
8
2.3 Tata Nilai Perusahaan
9
2.4 Makna Logo PT PLN (Persero)
10
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan
PT PLN (Persero) guna memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap)
seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di
samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan
perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya.
11
e. PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan), bergerak
dalam usaha penyediaan tenaga Listrik bagi kepentingan umum di wilayah
Pulau Tarakan.
f. PT PLN Batubara, didirikan tanggal 11 Agustus 2008 dan merupakan
anak perusahaan yang bergerak di bidang usaha tambang batubara sebagai
bahan utama dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
g. PT PLN Gas & Geothermal adalah anak perusahaan PT PLN (Persero),
yang keberadaannya memiliki Visi menjadi perusahaan terkemuka dalam
pengelolaan infrastruktur gas dan geothermal dengan pengoperasian
ekselen di indonesia. Pada Awal Berdirinya PT PLN Gas & Geothermal
bernama PT Pengembang Listrik Nasional Geothermal (PT PLN
Geothermal).
h. PT Prima Layanan Nasional Engineer, Rekayasa Enjiniring dan Supervisi
Konstruksi, didirikan pada tanggal 3 Oktober 2002.
i. Majapahit Holding BV didirikan tanggal 3 Oktober 2006 dan merupakan
suatu lembaga keuangan yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda.
j. PT Haleyora Power (HP), berdiri pada 18 Oktober 2011 ditugaskan PLN
untuk melaksanakan pengamanan layanan Operasi dan Pemeliharaan
(Ophar) Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik berdasarkan Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor 459.K/DIR/2012 tanggal 12 September
2012, yang kemudian diganti oleh Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 0734.K/DIR/2013.
k. PT Pelayaran Bahtera Adhiguna merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang ekspedisi batu bara. Pada Mei 2011, Menteri BUMN
mengeluarkan keputusan pengalihan modal saham Republik Indonesia
kepada PT Pelayaran Bahtera Adhiguna menjadi Perusahaan Perseroan PT
PLN (Persero).
l. PT Energy Management Indonesia (Persero), bergerak dalam bidang
Konservasi Energi dan Lingkungan serta Energi Terbarukan dan usaha
lain yang terkait.
m. PT MCTN, berdiri sejak tahun 1998 dengan memiliki aset Pembangkit
12
North Duri Cogeneration (NDC) yang mulai beroperasi pada tahun 2000.
Pada awalnya MCTN dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik dan
uap di lapangan minyak Duri. PT MCTN diakuisisi oleh PT PLN
(Persero) pada tanggal 6 Agustus 2021. Sebagai anak perusahaan baru
dibawah PT PLN (Persero), PT MCTN mendapatkan mandat untuk
mengembangkan bisnis kelistrikan terutama untuk menjawab tantangan
dan pemenuhan kebutuhan listrik di sektor Minyak dan Gas.
G
a
m
b
a
13
5) Keuangan dan Umum (KU)
6) Konstruksi
14
PT PLN (Persero) UP3 Purwokerto memiliki beberapa bagian yang
ada di Bagian Perencanaan:
1. Assistant Manager Perencanaan
2. Team Leader Perencanaan Sistem Distribusi
3. Team Leader Mapping
4. Staff Perencanaan Sistem Distribusi
5. Senior Officer Sistem Sistem Management Terintegrasi
6. Senior Officer Management Resiko dan Kepatuhan.
15
Gambar 2.9. Juara 1 Lomba Safety Campaign 2022
16
Gambar 3.1. Sebaran SDM UP3 Purwokerto
l . Manajer UP3
a Bertugas sebagai penanggung jawab penuh perusahaan UP3 Purwokerto
dalam menjalankan kinerja, sesuai dengan KPI yang ditetapkan oleh
PLN Pusat
b Bertugas dan bertanggung jawab atas merencanakan, mengkoordinasi,
mengendalikan, mengawasi semua bagian yang ada di bawahannya di
UP3 Purwokerto
c Mengambil langkah dan keputusan atas semua aktivitas kegiatan
operasional perusahaan dan sebagai Management atas di dalam UP3
Purwokerto.
17
2. Manager Area (ULP)
a Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik dan
pelayanan pelanggan di wilayah masing masing area UP3 Purwokerto (7
area ULP)
b Mengelola dan melaksanakan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan
pembangkit serta jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya
secara efisien sesuaI tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor
Induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung
dengan pelayanan, mułu dan keandalan pasokan yang memenuhi
kebutuhan pelanggan.
c Melakukan pembinaan dan pemberdayaan sub unit area PT. PLN
18
b. Merencanakan dan memelihara aplikasi serta infrastruktur, terkait
dengan Mapping Asset.
c. Melakukan program kerja bersama Vendor (Graha Artha) dalam survey
dan mengelola asset yang ada di daerah UP3 Purwokerto
d. Bertanggung Jawab dalam pekerjaan management resiko di UP3
Purwokerto.
e. Melakukan data updating tiang dan aset lainnya, untuk di ditampilkan ke
aplikasi GIS.
f. Bertanggung jawab bersama divisi Rensis mengenai Roadmap yang ada
di UP3 Purwokerto.
19
e. Menyusun dan mengevaluasi sesuai Program Rencana Kerja Anggaran
Investasi.
f. Menyusun Program Rencana Kerja Anggaran Investasł tahun
berikutnya.
g. Bekerjasama dengan divisi lain seperti Teknik dalam suppy konstruksi
material yang ada di UP3 Purwokerto.
20
d. Mencatat dan membuat mengarsipkan berkas setiap permintaan całon
pelanggan/pelanggan dan masyarakat lainnya secara tertib dan teratur
e. Meneruskan berkas setiap permintaan całon pelanggan atau pelanggan
dan masyarakat lainnya kepada fungsi terkait
21
11. Team Leader Jaringan
a. Didalam UP3 Purwokerto, Divisi jaringan atau Teknik dibagi menjadi
3 yaitu team leader Pemeliharaaan, team leader Optimalisasi Distribusi
(OPDIS) dan PDKB
b. Team leader Pemeliharaan bertugas dan bertanggung jawab dalam
memastikan material cadangan tersedia (material preventif dan kolektif),
memastikan vendor dan kontrak berjalan dengan lancar, memastikan
administrasi pekerjaan pemeliharaan berjalan dengan baik dan melakukan
analisis gangguan pemeliharaan yang dibutuhkan
c. Team leader OPDIS dimana bertugas dan bertanggungjawab dalam
memonitoring jaringan beroprasi secara maksimal, memonitoring pekerjaan
pelayanan teknik dan memonitoring operasi harian jaringan distribusi
d. Team leader PDKB, bertugas dalam mengkoordinir dan melakukan
pekerjaan tanpa padam di jaringan distribusi dan pekerjaan tanpa padam
preventif lainnya.
22
13. Team Leader Transaksi Energi (TE)
a. Membantu dalam melakukan pekerjaan perencanaan, pemasangan,
pengoperasian serta pemeliharaan proteksi, alat pengukur dan pembatas
Automatic Meter Reading (AMR), beserta perlengkapannya untuk
mencapai sistem proteksi yang handal dan pengukuran yang akurat.
b. Memabantu dalam kegiatan penyusunan prakiraan kebutuhan tenaga
listrik, penjualan tenaga listrik, penyuluhan dan survei data pelanggan
tenaga listrik di wilayah kerjanya.
c. Melakukan pengendalian susut dan P2TL dan Administrasi dan pelaporan
bagian Transaksi Energi (TE).
23
2.10 Program Unggulan Perusahaan UP3 Purwokerto
PT. PLN UP3 Purwokerto melihat potensi ini menjadi salah satu hal
positif yang dapat berdampak dengan pemasukan PT. PLN UP3
Purwokerto, yang mana nantinya akan menjadi sumber pemasukan dalam
penjualan listrik dan akan meningkatkan Kinerja Perusahaan khususnya
untuk KPI dalam Penjualan Listrik ke Pelanggan. Yang dimana potensi
tersebut dapat dilihat di Gambar 2.2
24
Tabel 2.2. Potensi Electrifying Agriculture
Dapat dilihat bahwa peran dari bidang Agriculture cukup besar terhadap
penjualan yang ada di PT. PLN UP3 Purwokerto. Yang dimana, dalam
realisasi per tanggal 15 Desember 2021 bahwa jumlah KVA nya sebesar
2.925.850 KVA dalam komulatif 272 pelanggan. Dan masih memiliki
potensi sebesar 1.038.80 KVA dengan 29 pelanggan yang ada.
Perkembangan ini, akan terus bertambah dengan beriringnya waktu.
Rincianya dapat dilihat di Tabel 2.1 tentang rincian potensi electrifying
agriculture.
Dalam hal ini yang dilakukan perincian adalah dari sector Peternakan,
yang mana sector Peternakan memiliki potensi yang sangat besar menjadi
pelanggan electrifying agriculture. Pelanggan dengan jumlah pelanggan
25
yang banyak dipegang oleh Banjarnegara yaitu 9 pelanggan, sedangkan
untuk jumlah KVA yang besar ada di Purbalingga sebesar 464,1 KVA.
Dalam kontrubusi electrifying agriculture terhadap kinerja dapat dilihat dari
table 2.4
26
BAB III
LANDASAN TEORI
27
berfungsi untuk mengurangi rugi daya pada saluran transmisi dan untuk
mengimbangi jauhnya jarak saluran transmisi.
28
3.2 Jaringan Tegangan Menengah
a. Sistem Radial
29
30
b. Sistem Loop
Sistem konfigurasi loop adalah jaringan yang dimulai dari satu titik pada
rel daya dan dikelilingi beban kemudian kembali lagi ketitik rel daya semula.
Jaringan konfigurasi biasa dipakai pada sistem Yang dimana dapat dilihat di
gambar 3.4 mengenai gambar system loop
31
c. Sistem Grid (Network)
Sistem distribusi dengan pola Grid mempunyai beberapa rel daya
yang dihubungkan dengan saluran tie feeder, dan setiap gardu distribusi
dapat menerima daya dari satu atau ke rel lain, dengan keuntungannya adalah
kontinuitas pelayanan lebih baik dari pola radial maupun loop. Fleksibilitas
dalam menghadapi/mengantisipasi perkembangan beban sesuai dengan
kerapatan beban tinggi Sistem Spindle Sistem distribusi dengan pola spindel
merupakan pengembangan dari pola radial dan loop terpisah. Yang dimana
dapat dilihat di gambar 3.5 mengenai system Grid
32
minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar
fasa atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan
manusia. Termasuk dalam kelompok yang diklasifikasikan SUTM adalah
juga bila penghantar yang digunakan adalah penghantar berisolasi setengah
AAAC-S (half insulated Single core). Penggunaan penghantar ini tidak
menjamin keamanan terhadap tegangan sentuh yang dipersyaratkan akan
tetapi, untuk mengurangi resiko gangguan temporer khususnya akibat
sentuhan tanaman.
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik tegangan menengah, tetapi relatif lebih mahal
untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan Ini dimungkinkan dengan
konstruksi isolasi penghantar per fasa dan pelindung mekanis yang
dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam
langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan konduit
atau bahkan tunneling (terowongan beton).
Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah Tegangan Menengah (SKTM)
sebagai jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya
utama peningkatan kualitas pendistribusian. Berbeda dengan SUTM,
penggunaan SKTM akan memperkecil resiko kegagalan operasi akibat faktor
eksternal / meningkatkan keamanan ketenagalistrikan. Selain lebih aman,
33
namun penggunaan SKTM lebih mahal untuk penyaluran daya yang sama,
sebagai akibat konstruksi isolasi penuh penghantar per fasa dan pelindung
mekanis yang dipersyaratkan sesuai keamanan ketenagalistrikan
Penerapan instalasi SKTM seringkali tidak dapat lepas dari instalasi
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sebagai satu kesatuan sistem
distribusi sehingga masalah transisi konstruksi diantaranya tetap harus
dijadikan perhatian.
34
\
Berikut salah satu contoh permohanan Perubahan Daya yang ada di PT.
Tunas Madukara Indah dari 1.385 KVA ke 2.180 KVA. Selanjutnya ketika
pembangunan sudah selesai, PT. Tunas Madukara Indah akan melakukan
perubahan daya sebagai pelanggan tegangan menengah dengan
penambahan daya sebesar 795 kVA. Karena permintaan perubahan daya
dengan daya tinggi, maka harus dilakukan tahapan dari perubahan daya
sebagai berikut:
35
dengan Pelanggan untuk dilakukan pekerjaan.
36
management risiko. Manajemen risiko atau risk management merupakan
segala usaha yang dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko atau bisa
diartikan sebagai sebuah proses untuk analisis, identifikasi, evaluasi,
pengendalian, dan menanggulangi resiko yang dihadapi oleh organisasi atau
perusahaan. Manajemen risiko ini sendiri terdiri dari kata manajemen yang
artinya pengelolaan dan risiko yang artinya dampak buruk.
37
Tabel 3.8 Key Performance Indicators
Pada point satu hingga tiga merupakan Indikator dalam kinerja, baik
dari proses penjualan tenaga listrik hingga memperoleh Kwh P2TL, yang
mana terdiri dari penjualan tenaga listrik, keandalan jaringan (SAIDI
SAIFI dan FGTM). Dapat di lihat di table 3.9 mengenai performance
indicators
Tabel 3.9 Performance Indicators
38
Sedangkan, didalam performance Indicators yang mana memiliki
beberapa point penting seperti Penilaian Layanan PLN Mobile dalam
penurunan feedback rating negative pada PLN Mobile Gangguan,
penurunan feedback rating negative pada PLN Mobile Keluhan,
penurunan gangguan berulang pada PLN Mobile (diluar marking) dan
jumlah PLN Mobile. Selain itu point 5 dimana menilai mengenai
Peningkatan Layanan yang dimana dalam response time atas gangguan,
recovery time atas gangguan, response time atas keluhan dan recovery
time atas keluhan. Kemudian, dalam point 6 yaitu Infrastruktur Kendaraan
listrik (EV) dan beberapa point lainnya seperti point 7 yaitu Percepatan
Penyambungan dan point 8 dalam Pelaksanaan Digitalisasi Aplikasi
Korporat.
Tabel 3.10 Performance Indicators
39
saldo PAL (Rp) Non Kogol 1 tanggal 20 dibandingkan rata rata rekening
baru (RPPTL) non kogol 1 bulan berjalan, Pengendalian piutang rata rata
saldo tunggakan, penurunan saldo piutang prabayar. Selain itu, Point 10
yaitu Pengendalian Anggaran (Pengendalian Penggunaan Anggaran
Investasi sesuai RKAP, Point 11 yaitu Penyerapan dana dan fisik PMN,
Perputaran material non bahan bakar, Point 12 yaitu Maturity level PLN
bisnis ekselen, point 13 yaitu Pemenuhan risk maturity index (RMI), point
14 yaitu Management SDM Komunikasi dan TJSL (HCR dan OCR
hingga Pengelolaan Komunikasi TJSL) hingga point 15 yaitu Kepatuhan
(Pengelolaan K3, keamanan dan lingkungna hidup, Maturity level
kapatuhan, Ketepatan penyampaian pelaporan dan Akurasi data kinerja
dan tindak lanjut temuan auditor)
40
3) Jenis Penggunaannya :
a. Gardu Pelanggan Umum
b. Gardu Pelanggan Khusus
Tipe gardu yang digunakan pada laporan ini adalah gardu pasang luar
dengan jenis konstruksi gardu cantol dan penggunaan gardu pelanggan
khusus. Gardu pelanggan khusus ini dirancang dan dibangun untuk
sambungan tenaga listrik bagi pelanggan berdaya besar. Selain komponen
utama peralatan hubung dan proteksi, gardu ini dilengkapi dengan alat-alat
ukur yang dipersyaratkan.
Gardu Cantol adalah tipe gardu listrik dengan transformator yang
dicantolkan pada tiang listrik besarnya kekuatan tiang minimal 500 daN.
Gardu Cantol (Single Pole Mounted distribution substation), dimana
transformator dan panel Tegangan Rendah menjadi satu yang dicantolkan
pada tiang dan umumnya adalah transformator jenis Completely Self
Protected (CSP).
41
keseluruhan dapat disederhanakan.
Dalam pemasangan dan pembangunan konstruksi gardu, harus
memperhatikan ruang bebas hambatan atau right of way pada Gardu
Tiang adalah daerah bebas dimana gardu tersebut berlokasi. Pada ruang
bebas tersebut tidak ada penghalang yang menyebabkan komponen
gardu beserta kelengkapannya bersentuhan dengan pohon atau
bangunan. Tersedia akses jalan masuk-keluar gardu untuk keperluan
kegiatan operasi dan pemeliharaan/perbaikan gardu. Jarak aman bagian
Gardu Tiang di sisi 20 kV
42
Transformator gardu pasangan dalam dilengkapi bushing Tegangan
Menengah isolator keramik atau menggunakan isolator plug-in
premoulded.
43
3.9 Kubikel
a. Pengertian Kubikel Tegangan Menengah
b. Bagian-Bagian Kubikel
c. Fungsi Kubikel
Berdasarkan fungsi/penempatannya, Kubikel Tegangan Menengah di
Gardu Induk antara lain:
a. Kubikel Incoming
Berfungsi sebagai penghubung dari Sisi sekunder trafo daya ke rel tegangan
menengah.
b. Kubikel Outgoing
Berfungsi sebagai penghubung / penyalur dari rel ke beban
c. Kubikel Pemakaian Sendiri (Trafo PS)
Berfungsi sebagai penghubung dari rel ke beban pemakai sendiri.
44
d. Kubikel Kopel (Bus Kopling)
Berfungsi sebagai penghubung antara rel 1 dengan rel 2.
e. Kubikel PT
Berfungsi sebagai sarana pengukuran dan pengaman.
f. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface)
Berfungsi sebagai penghubung antar kubikel.
g. Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA).
Kubikel jenis Ini terpasang pada Gardu Induk di Jawa Timur, Berfungsi
sebagai Inputan tegangan (open delta) untuk rele proteksi.
d. Jenis Kubikel
a. Open Type
Kubikel lenis open type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi
rel terlihat atau tidak dalam kompartemen yang tertutup. Sehingga rel
tersebut memerlukan pemeliharaan rutin, terutama pembersihan isolator
tumpu / post insulator dari debu / kotoran. PMT Kubikel jenis Ini biasanya
tidak dapat di-rack ln atau rack out , tetapi Kubikel jenis ini dilengkapi
dengan PMS kabel + PMS tanah dan PMS Rel sebagai pengamanan ketika
ada perbaikan atau pemeliharaan.
b. Close Type
Kubikel jenis close type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi
rel penutup atau di dalam kompartemen. Hal ini dimaksudkan agar rel lebih
aman dan bersih karena tidak bersentuhan langsung dengan debu udara
sekitar. Kubikel ini juga dilengkapi dengan pemanas (heater ) untuk
mencegah kelembaban di dalam Kubikel. PMT Kubikel jems ini didesain
dapat di-rack ln atau rack out sebagai pengamanan ketika ada perbaikan
atau pemeliharaan
45
e. Komponen-Komponen Kubikel
Kubikel Tegangan Menengah terdiri dari komponen utama dan
komponen pendukung. Komponen utamanya, antara lain yaitu:
1. PMT (Pemutus)
2. Rel
Rel dibuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan
desain dari masing-masing pabrik. Rel Tegangan Menengah pada Kubikel
berfungsi sebagai penghubung antara kabel masuk dengan beberapa
penyulang. Bentuk rel ini ada yang berpenampang bulat / pipa (tubuler),
setengah bulat dan ada pula yang berbentuk plat sesuai dengan desain dari
pabrik Kubikelnya, Besar kecilnya penampang rel tergantung pada besar /
kecilnya daya yang akan disalurkan. Untuk merangkai Kubikel-Kubikel
Tegangan Menengah dengan rel bulat / pipa, harus diperhatikan agar betul
betul rata (selevel). Hal itu untuk mencegah tingginya nilai tahanan kontak
pada sambungan rel, yang dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan
46
terpasang pada Kubikel Tegangan Menengah biasanya:
a. Berbentuk cincin atau ring
b. Berbentuk cor-coran / cast resin Bagian-bagian utama trafo arus, yaitu.
c. Kumparan primer
d. Kumparan sekunder
e. Inti besi
f. Terminal primer dan terminal sekunder
47
mengoperasikannya. Beberapa jenis ATS dibedakan menurut kapasitas daya
yang dibutuhkan atau berdasarkan Phasa dan Ampere yang melalui panel
tersebut, namun untuk prinsip kerjanya sama
48
Perlu diketahui juga untuk batas daya pelanggan pelanggan tentu
disesuaikan dengan peraturan SPLN yang sudah disahkan. Sehingga
pelanggan tidak dapat mengatur sendiri daya yang diinginkan. Dimana
dapat dilihat dari table 3.10 sebagai berikut
Fuse cut out (FCO) merupakan salah satu peralatan proteksi yang bekerja
apabila terjadi gangguan arus lebih. FCO akan memutuskan rangkaian listrik
yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas
standar kerjanya. Prinsip kerja dari FCO adalah ketika terjadi gangguan arus
maka fuse link yang terdapat pada fuse tube akan putus, tabung fuse tube ini
akan lepas dari fuse holder, dan menggantung di udara, sehingga tidak ada
arus yang mengalir ke sistem. Hal tersebut tertera pada SPLN 64:1985.
Terlepasnya tabung porselin dapat berfungsi sebagai saklar pemisah, maka
49
Gambar 3.14. Fuse cut out (FCO)
b. Lightning arrester
Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi
untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada
tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada
tegangan operasi. Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah
dilalui oleh petir, Sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada
peralatan. Pada kondisi normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila
timbul surja, arrester berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan
aliran arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja menghilang arrester harus
membuka dengan cepat kembali, sehingga pemutus daya tidak sempat
membuka. Lightning arrester digunakan sebagai pelindung terhadap surja
petir, maka karakteristiknya perlu diketahui sebagai berikut :
a. Mempunyai tegangan dasar (rated) 50 c/s yang tidak boleh dilampaui.
b. Mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limiting)
bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.
c. Mempunyai batas termis.
50
Berhubungan dengan hal yang diatas , maka agar tekanan pada isolasi
dapat dibuat serendah mungkin, suatu sistem perlindungan tegangan lebih
perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan
hubung singkat ke tanah (saturated ground fault).
b. Dapat memutuskan arus susulan
c. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah,
artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.
c. Manuver Jaringan
51
terhadap operasi normal akibat adanya gangguan atau pekerjaan
pemeliharaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi penyaluran
tenaga listrik yang maksimal. Kegiatan yang dilakukan dalam manuver :
52
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai inti pekerjaan, yang dimana
nantinya mmebahas dari awal melakukan perencanaan, SOP pekerjaan,
peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan, hingga hasil pekerjaan
perencanaan. Dimana dalam bab pembahasan ini akan membahas lebih
mendetail dari pekerjaan yang dilaksanakan
53
9. Menganalisis kebutuhan dari pelanggan tersebut, apakah perlu dilakukan
penambahan jaringan baru atau cukup perubahan daya
14. Setelah sepakat, team akan kembali ke kantor UP3 dan melakukan
usulan pekerjaan dan detail pekerjaan
16. Menambahkan gambar pada peta dan juga titik koordinat di dalamnya
19. Melakukan pembuatan RAB dalam proses business (apabila sesuai BP >
Nilai Investasi maka pekerjaan bisa dilakukan
22. Pekerjaan dilakukan oleh tim Teknik di masing masing unit di PLN dan
diawasi oleh tim Konstruksi PLN
54
4.1.2 Perlengkapan dan Peralatan Pekerjaan Lapangan
Dalam melaksanakan pekerjaan Pembangunan Baru dan Perubahan
Daya (PBPD), ada beberapa peralatan yang harus dibawa dalam melakukan
survey secara langsung, berikut diantaranya :
1) Peralatan ukur Global Positioning System (GPS)
2) Papan Ujian/Papan Dada
3) Alat tulis (Kertas, Pulpen, Penggaris dll)
4) Meteran Biasa
5) Meteran Laser
6) Surat Perintah Kerja
7) Lembar Perubahan Daya
8) Rompi Pengaman dan Helm Pengaman
9) Handphone
10) Alat Ukur Tahanan Pentanahan (Earth Meter)
55
8. Petugas pelaksana survei kembali menuju kantor untuk membuat laporan
km ian perencanaan pekerjaan sesuai format yang telah ditetapkan
56
Flowchart ini berguna untuk melakukan proses pelaksanaan perencanaan
SUTM, yang dimana melibatkan banyak pihak seperti Assistant Manager
Pelayanan Pelanggan, Assitant Manager Perencanaan, Team Leader Rensis,
Team Leader Mapping, Staff Rensis, Staff PP dan juga Pejabat K3.
Dalam melakukan pekerjaan ini, memiliki keterhubungan antara satu sama
lain, alur atau langkah yang ada di flowchart ini merupakan prosedur yang telah
di lakukan PLN selama beberapa waktu ke belakang. Pembangunan PBPD yang
dilakukan oleh Divisi Perencanaan, yang pada intinya mendapat surat tugas dari
Divisi Pelayanan Pelanggan dan di kerjakan oleh Divisi Perencanaan, mulai dari
survey tempat lokasi hingga melakukan pekerjaan kantor. Setelah semua nya
selesai maka akan di kembalikan ke Divisi Pelayanan Pelanggan kembali untuk
dilakukan pelaksanaan.
57
Gambar 4.2 Melakukan komunikasi dengan Pelanggan PBPD
58
Gambar 4.5 Memakai semua APD lengkap
59
Gambar 4.8 Survei Kondisi Konstruksi Tiang dan Lingkungan sekitar
60
a. Menggambar denah pekerjaan
Dalam melakukan perencanaan hal pertama yang harus dilakukan adalah
menggambar denah pekerjaan yang mana ini merupakan hal inti dari
perencanaan guna melihat kebutuhan dan kondisi dilapangan. Dimana dapat
dilihat digambar 4.9 mengenai lokasi pekerjaan gambar denah dan pada gambar
4.10 dapat dilihat kondisi lapangan secara nyata.
61
Gambar 4.10 Gambar lokasi pelanggan perubahan daya
62
c. Menentukan SLD dan gambar google maps
Setelah melakukan gambar untuk perencanaan dan survey pelanggan,
dimana sekarang saatnya melakukan identifikasi feeder yang akan di lakukan
pekerjaan, yang dimana bisa dilihat bahwa pekerjaan akan dilakukan di feeder
WBO03-035 sebagai feeder utama dalam proses pembangunan. Yang mana
single line diagram dapat dilihat di gambar 4.11
Proses membuat google maps pun juga tidak kalah penting untuk
menentukan titik lokasi dari pekerjaan, yang mana nantinya akan bisa menjadi
acuan dalam proses pembangunan yang ada dan juga mempermudah pegawai
PLN dalam membangun asset baru di lokasi. Didalam google maps yang
berwarna merah merupakan bongkar dan yang berwarna hitam adalah
exsisting. Yang mana dapat dilihat mengenai gambar di google maps di
gambar 4.12, mengenai gambar perencanaan.
63
Gambar 4.12 Gambar google maps
64
Gambar 4.13 Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
65
Gambar 4.14 Material MDU yang dibutuhkan
66
Dalam melakukan kajian kelayakan operasi sendiri perlu diperhatikan
mengenai kegiatan kelayakan pekerjaan atau penggantian, Dimana, untuk
pekerjaan ini melakukan Penggantian CT TM 75/5 karena daya yang
digunakan sekarang naik, sehingga kapasitas CT pun itu naik. Pekerjaan
dilakukan untuk mengecheck program/pekerjaan bisa dilaksanakan dengan
baik. Kajian kelayakan operasi atau KKO dapat dilihat di gambar 4.16 sebagai
berikut :
67
Gambar 4.17 Kajuan Kelayakan Financial (KKF) pekerjaan perencanaan
68
bersifat negative maka pekerjaan tidak bisa dilakukan. Rekomendasi lain
dalam Sharing Investasi adalah PP (Payback Periode dimana PP kurang dari
5 tahun maka pekerjaan bisa dilakukan dan dilaksanakan. Yang mana unit
pembangunan PBPD dapat dilihat dari 4.17 seperti gambar diatas dan
mengenai Sharing Investasi dapat dilihat di gambar 4.19 sebagai berikut ini :
69
e. Hasil Laporan Perencanaan
70
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dari laporan praktek kerja
lapangan sebagai berikut :
1. Dalam proses pekerjaan perenacanaan Perubahan Daya PT. Tunas Madukara
Indah ini dinilai berhasil dan sesuai karena hasil dari kajian yaitu Biaya
Penyambungan (BP) lebih besar dibanding dengan Nilai Investasi.
2. Konstruksi yang dipasang menyesuaikan dengan kebutuhan jaringan, kondisi
sekitar, jaringan yang sudah ada sebelumnya, dan material yang tersedia
berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan. Dalam pekerjaan ini akan
dilakukan sisip tiang baru C12-350 dan pergantian CT-TM 40/5 menjadi CT-
TM 75/5 untuk perubahan daya nya.
3. Dalam divisi perencanaan tidak hanya mengenai merencanakan jaringan baru
dan perubahan daya saja, namun juga ada divisi Mapping dan Kinerja
Koorporate dalam melakukan tugasnya
4. Mapping management bertugas dalam pengelolaan semua aset yang ada di
PLN, mulai dari pendataan aset existing, asset baru hingga management
resiko. Dalam proses pekerjaan sendiri lebih banyak menggunakan data
analyst, rekap data, updating data, pengawasan vendor mapping sehingga
survey lapangan.
5. Kinerja corporate, yang dimana merupakan salah satu bagian dari
Perencanaan yang bertugas dalam memantau kinerja pegawai dan juga
perusahaan. Dalam pekerjaan ini, ada beberapa indikator yang disebut
dengan Key Performance Indicators (KPI).
71
5.2 Saran
Demikian laporan kerja praktek yang penulis susun, akhir kata penulis
ucapkan terima kasih kepada PT. PLN (Persero) UP3 Purwokerto yang
telah bersedia membimbing dan memberikan ilmu serta kesempatan kepada
penulis untuk dapat melaksanakan kerja praktek
72
DAFTAR PUSTAKA
73
Kelompok Kerja Standar Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dan
Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. (2010).
Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik.
Jakarta: PT PLN (Persero).
PT PLN (Persero). (2017). SPLN D3.026: 2017 Spesifikasi Fuse Cut Out.
Jakarta: PT PLN (Persero).
74
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Magang
75
Lampiran 2. Surat Tugas
76
Lampiran 3. Lembar Penilaian
58
Lampiran 4. Dokumen Kerja
59
Job Safety Analysis (JSA)
60
61
Surat Penunjukan
62
Work Order (WO)
63
List Order (LO)
64
Single Line Diagram (SLD) Daerah Padam
65
Standar Operasional Prosedur (SOP
66
67
68