Anda di halaman 1dari 101

PERENCANAAN PERUBAHAN DAYA 1.385 KVA KE 2.

180 KVA

PADA PT.TUNAS MADUKARA INDAH, WONOSOBO

PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH DAN

EVALUASI DISTRIBUSI UP3 PURWOKERTO

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Disusun Sebagai Salah Satu Laporan Kerja Praktek


Program Studi Teknik Listrik Industri
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

Oleh :

Prawira Duta Kusuma

40040619683042

PROGRAM STUDI STR. TEKNIK LISTRIK INDUSTRI

SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2023
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) UP3 Purwokerto yang telah
dilaksanakan mulai tanggal 10 November 2022 sampai dengan 5 Mei 2023,
disusun oleh :

Nama : Prawira Duta Kusuma


NIM : 40040619683042
Judul : PERENCANAAN PERUBAHAN DAYA 1.385 KVA KE 2.180
KVA PADA PT.TUNAS MADUKARA INDAH, WONOSOBO
PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH DAN EVALUASI
DISTRIBUSI UP3 PURWOKERTO

Telah disetujui sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Terapan pada Program Studi Teknik Listrik Industri Departemen Teknologi
Indusri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, pada :

Hari, Tanggal :
Rabu, 12 April 2023

Mengetahui, Menyetujui,
Assistant Manager Bagian Perencanaan Team Leader Mapping PT.PLN
PT.PLN (Persero) UP3 Purwokerto (Persero) UP3 Purwokerto

Rakhman Setya Nugroho Rizki Suharly


NIP. 8208103Z NIP. 94163839ZY

i
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM STUDI

Laporan Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) UP3 Purwokerto yang telah
dilaksanakan mulai tanggal 10 November 2022 sampai dengan 5 Mei 2023,
disusun oleh :

Nama : Prawira Duta Kusuma


NIM : 400406196583042
Judul : PERENCANAAN DAN EVALUASI DISTRIBUSI : PERUBAHAN
DAYA 1.385 KVA KE 2.180 KVA PADA PT.TUNAS MADUKARA
INDAH, WONOSOBO PELANGGAN TEGANGAN MENENGAH
UP3 PURWOKERTO

Telah disetujui sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Terapan pada Program Studi Teknik Listrik Industri Departemen Teknologi
Industri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, pada :

Hari, Tanggal :
Rabu, 12 April 2023

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Listrik Dosen Pembimbing
Industri Sekolah VokasiUniversitas
Diponegoro

Arkhan Subari, S.T.,M.Kom Priyo Sasmoko, S.T. M. Eng


NIP. 197710012001121002 NIP. 19700916199802100

ii
ABSTRAK

Perubahan daya merupakan salah satu fasilitas yang dilayani oleh PT PLN
(Persero) untuk pelanggan dalam bidang kelistrikan di UP3 Purwokerto.
Perubahan daya termasuk dalam jenis pekerjaan Pasang Baru Perubahan Daya
(PBPD). Dalam pekerjaan pasang baru maupun perubahan daya, petugas dari
PLN perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar calon tempat pelanggan.
Oleh karena itu perlu dilakukan survei agar mengetahui kondisi jaringan
terdekat, kapasitas trafo, dan kondisi medan untuk pemasangan jaringan serta
alat pembatas dan pengukur (APP) sehingga dapat memperkirakan kelayakan,
titik pemasangan dan material yang dibutuhkan untuk perancangan RAB.Pada
laporan ini, menjelaskan perihal pengajuan perubahan daya tegangan rendah
atas nama Aan Prasetyo Wibowo untuk konstruksi pembangunan PT Tunas
Madukara Indah, Wonosobo dengan pelanggan Tegangan Menengah (TM) yang
semula 1.385.000 VA menjadi 2.180.000 VA yang dimana perubahan
penambahannya sebesar 795.000 VA. Karena terjadi tambah daya yang cukup
besar, maka terjadi penggantian CT TM dari 40/5 menjadi 75/5 serta
menambahkan tiang baru C12-350. Setelah dilakukan survei, kemudian
dilakukan pembuatan analisis berupa rancangan anggaran material, jasa,
membuat gambar teknik sesuai keadaan di lokasi dan membuat Rancangan
Anggaran Biaya (RAB), setelah dilakukan rancangan anggaran. Didapatkan
Biaya Penyambungan (BP) sebesar Rp 501.645.00,- dan Biaya Investasi yang di
keluarkan PLN sebesar Rp 33.963.123,-. Sehingga, BP > Biaya Investasi dan
Periode Periode (PP) kurang dari 5 tahun, bisa disimpulkan bahwa pekerjaan ini
bisa dijalankan sesuai dengan planning yang ada. Perencanaan konstruksi
jaringan yang akan dipasang disesuaikan juga dengan kondisi lapangan. Setelah
perencanaan disetujui, maka proses pemasangan oleh pihak ketiga atau vendor
dengan pengawasan petugas PLN dan dilakukan pengoperasian oleh petugas
PLN. Pemasangan dan pengoperasian harus sesuai dengan Standar Operating
Prosedur (SOP). Selain itu, proses laporan ini berisi mengenai pekerjaan
Evaluasi Distribusi UP3 Purwokerto yang dimana terdapat pekerjaan Mapping
asset yang ada di UP3 dan juga melakukan beberapa pekerjaan yang berkaitan
dengan Perencanaan seperti Kinerja Korporat dan bidang lainnya.

Kata Kunci : Perencanaan, Perubahan Daya, Evaluasi Distribusi, Mapping,


Rencana Sistem, Jaringan Tegangan Menengah, Sisip tiang

iii
ABSTRACT

Power Upgrading activity is one of the facilities served by PT PLN (Persero)


for customers in the electricity sector on UP3 Purwokerto. The upgrading
power is included in the type of work New Install Power Change (PBPD). In
the work of new development and power upgrade, officers from PLN need to
pay attention to the environmental conditions around the prospective
customer's location. Therefore, it’s necessary to carry out a survey to
determine the condition of the nearest network, transformer capacity, and
field conditions for network installation as well as limiting and measuring
devices (APP) so as to estimate feasibility, installation points and materials
needed for RAB design. In this report, it explains the application for a change
in low power on behalf of Mr. Aan Prasetyo Wibowo for the construction of
PT. Tunas Madukara Indah, Wonosobo with Medium Voltage (TM)
customers, which was originally a 1,385,000 VA upgrade for 2,180,000 VA,
concluding that the additional upgrade was 795,000 VA . Because there was a
significant increase in power, the CT-TM was upgraded from 40/5 to 75/5 and
added a new C12-350 pole. After the survey job had been taken, an analysis
was carried out in the form of a draft budget for materials, services, making
technical drawings according to the conditions at the location and making a
Draft Budget (RAB), after which the draft budget was carried out. A
connection fee (BP) of IDR 501,645.00 was obtained and an investment fee
issued by PLN of IDR 33,963,123. Thus, BP > Investment Cost and Period
Period (PP) is less than 5 years, it can be concluded that this work can be
carried out in accordance with the existing planning. Network construction
planning to be installed is also adjusted to field conditions. After the plan job
is approved, the installation process is carried out by a third party or vendor
under the supervision of a PLN officer and the operation is carried out by a
PLN officer. Installation and operation should comply with the Standard
Operating Procedure (SOP) of the assignments. The report process contains
the distribution evaluation work of UP3 Purwokerto, how it has worked on
mapping assets in UP3 and also doing some work related to another planning
activity such as corporate performance and other fields.

Keywords: Planning, Power Upgrade, Distribution Evaluation, Mapping,


Transformator Insert.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
laporan praktik kerja. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini. Adapun pihak- pihak tersebut antara lain:
1. Ketua Program Studi STr. Teknik Listrik Industri Bapak Arkhan Subari,
S.T, M. Kom serta Bapak Priyo Sasmoko, S.T, M Eng selaku dosen
pembimbing kerja praktek.
2. Manager UP3 Purwokerto Bapak Adi Dwi Laksono yang selalu
memonitoring kegiatan saya dan rekan selama Praktik Kerja Lapangan di
UP3 Purwokerto
3. Assistant Manager Perencanaan UP3 Purwokerto, Bapak Rahman Setyo
Nugroho mentor 1 dalam kegiatan ProgramMagang Kelas Kerjasama PLN
Universitas Diponegoro yang telah membimbing penulis selama kegiatan
magang.
4. Team Leader Perencanaan (Mapping) UP3 Purwokerto Bapak Rizky
Suharly selaku co mentor dalam kegiatan Program Mahasiswa Kelas
Kerjasama ini yang sangat mengajari penulis dan selalu mendampingin
penulis dari awal magang hingga akhir.
5. Seluruh pegawai UP3 Purwokerto satu ruangan, Bapak Naryo selaku
Team Leader Rencana Sistem, Bapak Kurnia selaku Staff Rencana
Sistem, Bapak Niko selaku IT Support, Ibu Wulan selaku IT Support, Ibu
Erni selaku Fungsional Ahli Pengadaan dan Bapak Timbul selaku
Fungsional Ahli Corporate Kinerja
6. Seluruh pegawai UP3 Purwokerto mulai divisi Transaksi Energi (TE),
Konstruksi, Jaringan, Operasi, Keperluan Umum (KU), Pelayanan
Pelanggan (PP), Pengadaan, PDKB, Para Vendor dan anak perusahaan

v
PLN, dan para pegawai ULP bagian UP3 Purwokerto
7. Rekan magang penulis di UP3 Purwokerto yang sudah bekerja sama
dengan baik dari awal sampai akhir praktek kerja lapangan
8. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan doa dan dukungan
selama magangkepada penulis.

Semoga dengan adanya laporan ini, dapat menambah wawasan


mengenai sistem distribusi PT PLN (Persero), proses tahapan pekerjaan
pasang baru, perubahan daya dan pekerjaan lainnya menjabarkan dengan
jelas mengenai kegiatan yang penulis dapatkan pada saat melaksanakan
kerja praktik di PT PLN (Persero) UP3 Purwokerto. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan yang akan datang.

Purwokerto , 12 April 2023

(Prawira Duta Kusuma

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN…………………………….. I


HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM STUDI…………………..…….. II
ABSTRAK ………………………………………………………………...…. III
ABSTRAK …………………………………………………………………… VI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.5 Manfaat ..................................................................................................... 3
1.5.1 Bagi Mahasiswa ..................................................................................... 3
1.5.2 Bagi Perguruan Tinggi ........................................................................... 4
1.6 Metode Pengumpulan Data........................................................................ 4
1.7 Lokasi dan Waktu ..................................................................................... 5
1.8 Sistematika Penulisan Laporan .................................................................. 5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................... 7
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ....................................................................... 7
2.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) ............................................................... 8
2.3 Tata Nilai Perusahaan ................................................................................ 9
2.4 Makna Logo PT PLN (Persero) ............................................................... 10
2.5 Pengembangan Organisasi PT PLN (Persero) .......................................... 11
2.6 Profile Perusahaan ................................................................................... 13
2.7 Prestasi Perusahaan ................................................................................. 15
2.8 Struktur Organisasi .................................................................................. 16

vii
2.9 Uraian Tugas ........................................................................................... 17
2.10 Program Unggulan Perusahaan UP3 Purwokerto ..................................... 24
BAB III LANDASAN TEORI ......................................................................... 27
3.1 Sistem Tenaga Listrik .............................................................................. 27
3.2 Jaringan Tegangan Menengah ................................................................. 29
3.3 Jenis Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ............................ 32
3.4 Perubahan Daya ...................................................................................... 34
3.5 Mapping Asset Management ................................................................... 36
3.6 Kinerja Corporate .................................................................................... 37
3.7 Gardu Distribusi ...................................................................................... 40
3.8 Transformator Distribusi 3 Fasa .............................................................. 42
3.9 Kubikel ................................................................................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 53
4.1 Regulasi mengenai Pekerjaan Perencanaan .............................................. 53
4.1.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan pekerjaan ................. 53
4.1.2 Perlengkapan dan Peralatan Pekerjaan Lapangan .................................. 55
4.1.3 Mengetahui Langkah Pelaksanaan Pekerjaan ........................................ 55
4.1.4 Mengetahui Flowchart Pekerjaan .......................................................... 56
4.2 Uraian Proses Pekerjaan Perubahan Daya ................................................ 57
4.2.1 Pekerjaan sebelum ke lapangan ............................................................ 57
4.2.2 Survei Lokasi ....................................................................................... 59
4.2.3 Melakukan pekerjaan perencanaan ....................................................... 60
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 71
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 71
5.2 Saran ....................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 73
LAMPIRAN ..................................................................................................... 75

vii
i
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1. LOGO PT PLN (PERSERO) ...................................................... 9


GAMBAR 2.2. LAMBANG PERSEGI PADA PT. PLN (PERSERO)............... 10
GAMBAR 2.3. LAMBANG PETIR PADA LOGO PT. PLN (PERSERO) ........ 10
GAMBAR 2.4. LAMBANG TIGA GELOMBANG PADA LOGO PT.
PLN(PERSERO)................................................................................................ 11
GAMBAR 2.5. PROFILE UP3 PURWOKERTO .............................................. 13
GAMBAR 2.7. PROFILE UP3 PURWOKERTO .............................................. 14
GAMBAR 2.8. PENCAPAIAN KELENGKAPAN DATA PELANGGAN
TERBAIK 2022 ................................................................................................. 15
GAMBAR 2.9. JUARA 1 LOMBA SAFETY CAMPAIGN 2022 ..................... 16
GAMBAR 3.0. STRUKTUR ORGANISASI UP3 PURWOKERTO ................. 16
GAMBAR 3.1. SEBARAN SDM UP3 PURWOKERTO .................................. 17
GAMBAR 3.1. SKEMA SYSTEM TENAGA LISTRIK ................................... 27
GAMBAR 3.2. DIAGRAM SATU GARIS DIAGRAM LISTRIK .................... 28
GAMBAR 3.3. LAYANAN PBPD PADA APLIKASI PLN MOBILE.............. 34
GAMBAR 3.7. LAYANAN PERUBAHAN DAYA APLIKASI PLN MOBILE35
GAMBAR 3.11. KONSTRUKSI GARDU CANTOL 3 FASA .......................... 41
GAMBAR 3.12. TRAFO DISTRIBUSI 3 FASA ............................................... 43
GAMBAR 3.13 KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI ................................... 43
GAMBAR 3.8 BAGIAN-BAGIAN KUBIKEL INCOMING ............................ 44
GAMBAR 3.15. LIGHTNING ARRESTER 20 KV .......................................... 51
GAMBAR 4.1 MENDAPATKAN SURAT TUGAS DARI ATASAN .............. 57
GAMBAR 4.2 MELAKUKAN KOMUNIKASI PELANGGAN PBPD ............ 58
GAMBAR 4.3 MENYIAPKAN DOKUMENTASI YANG DIPERLUKAN
(JSA,DL) ........................................................................................................... 58
GAMBAR 4.4 MENYIAPKAN APD LENGKAP DAN PERALATAN
LAINNYA ......................................................................................................... 58
GAMBAR 4.5 MEMAKAI SEMUA APD LENGKAP ..................................... 59

ix
GAMBAR 4.7. MELAKUKAN BRIEFING BERSAMA .................................. 59
GAMBAR 4.8 SURVEI KONDISI KONSTRUKSI TIANG DAN
LINGKUNGAN SEKITAR ............................................................................... 60
GAMBAR 4.9 GAMBAR LOKASI PEKERJAAN PERUBAHAN DAYA....... 61
GAMBAR 4.10 GAMBAR LOKASI PELANGGAN PERUBAHAN DAYA ... 62
GAMBAR 4.11 SINGLE LINE DIAGRAM (SLD) PEKERJAAN .................... 63
GAMBAR 4.12 GAMBAR GOOGLE MAPS ................................................... 64
GAMBAR 4.13 RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB) ........................ 65
GAMBAR 4.14 MATERIAL MDU YANG DIBUTUHKAN ............................ 66
GAMBAR 4.15 KAJUAN PEKERJAAN PERENCANAAN ............................ 66
GAMBAR 4.16 KAJUAN KELAYAKAN OPERASI (KKO) PEKERJAAN
PERENCANAAN .............................................................................................. 67
GAMBAR 4.17 KAJUAN KELAYAKAN FINANCIAL (KKF) PEKERJAAN
PERENCANAAN .............................................................................................. 68
GAMBAR 4.18 HASIL SHARING INVESTASI .............................................. 69
GAMBAR 4.19 HASIL PEKERJAAN .............................................................. 70

x
11
12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di era yang sudah maju sekarang, listrik sangat diperlukan, mulai dari
daerah pelosok hingga daerah perkotaan. Penggunaan energi listrik sendiri tidak
lepas dari kegiatan manusia. Energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok dan
wajib yang semakin banyak digunakan dalam kehidupan manusia. PT. PLN
(Persero) merupakan perusahaan yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan
listrik masyarakat dituntut untuk menyediakan energi listrik yang memimpin
dengan peningkatan pelayanan dan penyediaan energi listrik yang andal, aman
dan efisien. Hal ini dilakukan dengan mengoptimalkan 3 bidang usaha yang ada
dalam penyaluran tenaga listrik diantaranya, pembangkitan, transmisi, dan
distribusi. Distribusi tenaga listrik adalah proses penyaluran listrik dari unit
transmisi yang diturunkan tegangannya pada gardu induk sehingga, menjadi
tegangan menengah (TM) dengan tegangan 20 kV. Lalu terjadi penurunan
tegangan menengah menjadi tegangan rendah menggunakan trafo distribusi agar
dapat disalurkan ke konsumen listrik tegangan rendah dengan tegangan 220 V
atau 380 V. Kemudian disambungkan ke rumah pelanggan dengan Sambungan
Rumah (SR).
Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Purwokerto merupakan salah
satu Unit Layanan PLN pada bidang distribusi yang berada di bawah Unit Induk
Distribusi (UID) Jawa Tengah DIY. Yang dimana UP3 Purwokerto sendiri
mempunyai 7 cabang Unit Layanan Pelanggan (ULP) yaitu ULP Purwokerto,
ULP Banyumas, ULP Ajibarang, ULP Wangon, ULP Purbalingga, ULP
Banjarnegara dan ULP Wonosobo. Pasang Baru dan Perubahan Daya (PBPD)
merupakan salah satu bentuk pelayanan UP3 Purwokerto untuk pelanggan
Tegangan Menengah (TM). Pasang baru dan perubahan ini bertujuan untuk
memfasilitasi masyarakat di bidang kelistrikan guna menunjang kegiatan
masyarakat. Pasang baru merupakan kegiatan pelayanan PLN untuk calon
pelanggan yang ingin memasang listrik baru, sedangkan perubahan daya

1
merupakan pelayanan kepada pelanggan yang ingin menaikkan maupun
menurunkan daya listrik yang telah terpasang sebelumnya. Dalam hal ini UP3
Purwokerto melayani Pelanggan dengan kapasitas Daya sebesar lebih dari 200
KVA.
Dalam pekerjaan pasang baru maupun perubahan daya, petugas dari PLN
perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar calon tempat pelanggan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan survei agar mengetahui kondisi jaringan terdekat,
kapasitas trafo, dan kondisi medan untuk pemasangan jaringan serta alat
pembatas dan pengukur (APP) sehingga dapat memperkirakan kelayakan, titik
pemasangan dan material yang dibutuhkan untuk perancangan RAB. Selain itu,
pekerjaan pasang baru juga menyesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan
material yang ada di PLN. Pekerjaan pasang baru dengan perluasan harus
dilaksanakan sesuai prosedur.
Berdasarkan hal tersebut, penulis menulis makalah dengan judul
“PERENCANAAN PERUBAHAN DAYA 1.385 KVA KE 2.180 KVA PADA
PT.TUNAS MADUKARA INDAH, WONOSOBO PELANGGAN
TEGANGAN MENENGAH DAN EVALUASI DISTRIBUSI UP3
PURWOKERTO”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pelaksanaan kerja praktek di antara lain :

a. Bagaimana sistem Distribusi tenaga listrik di PT. PLN?


b. Bagaimana prosedur pekerjaan Perencanaan pada Perubahan Daya listrik
di Pelanggan JTM PT PLN (Persero) UP3 Purwokerto?
c. Bagaimana proses Perencanaan Perubahan Daya Pelangan JTM
PT. PLN (Persero) UP3 Purwokerto?
d. Bagaimana proses pekerjaan perencanaan lainnya seperti Evaluasi
Korporate dan Mapping yang ada di PT. PLN UP3 Purwokerto?

2
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas dan untuk mencapai tujuan penulis, maka
penulis membatasi masalah yaitu : pada proses perencanaan pekerjaan Perubahan
Daya pelanggan Jaringan Tengah Menengah (JTM) UP3 Purwokerto dengan
pelanggan PT. Tunas Madukara Indah dan Evaluasi Distribusi.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan kerja praktek di antara lain :
a. Untuk mengetahui gambaran umum prosedur perencanaan perubahan daya
listrik di PT. PLN (Persero)
b. Memahami proses pekerjaan pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Memahami tahapan pekerjaan perencanaan penambahan daya 2.180KVA.
c. Memahami jenis konstruksi serta material, hal yang dibutuhkan, survey
lapangan dan biaya anggaran yang dibutuhkan dalam pekerjaan Perencanaan
Perubahan Daya.
d. Memahami prosedur dan pekerjaan Evaluasi Distribusi pada UP3 PT.PLN
(Persero) dan memahami pekerjaan Perencanaan bagian lainnya seperti
Evaluasi Korporate dan Mapping.

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi Mahasiswa


a. Mengetahui bagaimana proses pekerjaan pasang baru dan perubahan daya
PT. PLN (Persero) UP3 Purwokerto
b. Memperoleh pengalaman suasana dalam bekerja, pekerjaan langsung terjun
ke lapangan serta menambah kemampuan hardskill maupun soft skill dalam
dunia kerja.
c. Mahasiswa dapat menerapkan serta mengembangkan ilmu teori yang sudah
dipelajari di kelas selama kuliah dengan dunia kerja yang sebenarnya.

3
1.5.2 Bagi Perguruan Tinggi
a. Mengetahui keberhasilan penerapan ilmu teori dangan pengaplikasian di
dunia kerja dan dunia nyata.
b. Menjalin kerja sama yang baik antara perguruan tinggi dan perusahaan
PT.PLN
c. Menambah nama baik perguruan tinggi di luar kampus baik perusahaan
PT.PLN ataupun lainnya

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara kerja untuk dapat memahami objek
yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam pembuatan laporan Kerja
Praktek ini digunakan tiga metode pengumpulan data antara lain :

a. Metode Studi Literatur

Metode ini merupakan metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan


dan mempelajari data atau tulisan dari sumber-sumber literasi ataupun buku yang
berguna sebagai bahan referensi dalam penyusunan laporan. Referensi juga
didapatkan dari internet dan makalah-makalah serta buku pendukung lainnya

b. Metode Observasi

Metode ini merupakan metode yang dilakukan dengan cara


mengamati objek secara langsung di lapangan dan ikut serta melakukan
pekerjaan. Objek observasi penulis adalah melaksanakan survei, mengamati
dalam pemasangan trafo distribusi dan melakukan pekerjaan pengoperasian gardu
distribusi.

4
c. Metode Interview

Metode ini merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara


berdialog dengan objek yang menjadi sasaran. Objek yang dijadikan sasaran
dalam pembuatan laporan ini adalah team leader dan staff bagian perencanaan PT
PLN (Persero) UP3 Purwokerto

d. Metode Konsultasi

Pada metode ini penulis melakukan diskusi tentang topik yang dibahas pada
laporan kerja praktek ini dengan dosen pembimbing, staff yang ada di PT PLN
(Persero) UP3 Purwokerto, dosen pengajar, dan temanteman sesama mahasiswa.

1.7 Lokasi dan Waktu


Kegiatan Kerja Praktek ini dilaksanakan pada :
a. Tempat : PT PLN (Persero) UP3 Purwokerto
b. Waktu : 10 November 2022 – 5 Mei 2023
c. Alamat : Jl. Jend. Sudirman No.141, Purwokerto, Sokanegara, Kec. Purwokerto
Tim., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53115

1.8 Sistematika Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang kerja praktek, maksud dan tujuan dari
kerja praktek, identifikasi dan pembatasan masalah, metode pengumpulan data
dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah


perusahaan dan sistem organisasi yang menjalankan perusahaan.

5
BAB III LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori sistem penyaluran tenaga listrik, jaringan tegangan
menengah dan jaringan tegangan rendah, pekerjaan pasang baru, penambahan
daya, mapping asset management, perancangan sistem, serta kinerja corporate.

BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang pembahasan mengenai penambahan daya menjadi 2.180 kVA
dengan pelanggan JTM, konstruksi pembangunan PT. Tunas Madukara Indah di
daerah Wonosobo meliputi perencanaan sistem, gambar denah lokasi, survey
secara langsung, pembuatan RAB, Mapping asset management, Program Rencana
Kerja (PRK), Kinerja Corporate dan pekerjaan pendukung lainnya.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dari isi materi yang disajikan dan saran-saran dari

penulis.

6
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik


ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan
asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh
mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun
1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda
tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara
Jepang di awal Perang Dunia II.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II
pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini
dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama- sama dengan Pemimpin
KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan
Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1
Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik
negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas
diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18,
status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan
Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha

7
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang
memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis
penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga
sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang.

2.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero)

Visi :

Menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara dan no pilihan


pelanggan untuk solusi energi
Misi :

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi


pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang, dan
pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

8
2.3 Tata Nilai Perusahaan

Gambar 2.1. Tata Nilai Perusahaan

Tata Nilai PLN adalah AKHLAK. AKHLAK merupakan akronim dari:


AMANAH : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan
KOMPETEN : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
HARMONIS : Saling peduli dan menghargai perbedaan
LOYAL : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara
ADAPTIF : Terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakkan ataupun menghadapi perubahan
KOLABORATIF : Membangun kerjasama yang sinergi

Gambar 2.2. Logo PT PLN (Persero)

9
2.4 Makna Logo PT PLN (Persero)

Gambar 2. 3. Lambang Persegi pada PT. PLN (Persero)

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal


Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik
mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan
yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Gambar 2.4. Lambang Petir pada Logo PT. PLN (Persero)

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya


sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu
petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero)
dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya
yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tia

10
3. Tiga Gelombang

Gambar 2.5. Lambang Tiga Gelombang pada Logo PT. PLN(Persero)

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan
PT PLN (Persero) guna memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap)
seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di
samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan
perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.5 Pengembangan Organisasi PT PLN (Persero)

Dalam perkembangannya, PT PLN (Persero) telah mendirikan 6 anak


perusahaan dan 1 Perusahaan Patungan, yaitu:
a. PT Indonesia Power, yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik
dan usaha- usaha lain yang terkait.
b. PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) bergerak di bidang pembangkitan
tenaga listrik.

c. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam) yang bergerak


dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah
Pulau Batam.

d. PT Indonesia Comnets Plus, yang bergerak dalam bidang usaha


telekomunikasi didirikan tanggal 3 Oktober 2000.

11
e. PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan), bergerak
dalam usaha penyediaan tenaga Listrik bagi kepentingan umum di wilayah
Pulau Tarakan.
f. PT PLN Batubara, didirikan tanggal 11 Agustus 2008 dan merupakan
anak perusahaan yang bergerak di bidang usaha tambang batubara sebagai
bahan utama dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
g. PT PLN Gas & Geothermal adalah anak perusahaan PT PLN (Persero),
yang keberadaannya memiliki Visi menjadi perusahaan terkemuka dalam
pengelolaan infrastruktur gas dan geothermal dengan pengoperasian
ekselen di indonesia. Pada Awal Berdirinya PT PLN Gas & Geothermal
bernama PT Pengembang Listrik Nasional Geothermal (PT PLN
Geothermal).
h. PT Prima Layanan Nasional Engineer, Rekayasa Enjiniring dan Supervisi
Konstruksi, didirikan pada tanggal 3 Oktober 2002.
i. Majapahit Holding BV didirikan tanggal 3 Oktober 2006 dan merupakan
suatu lembaga keuangan yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda.
j. PT Haleyora Power (HP), berdiri pada 18 Oktober 2011 ditugaskan PLN
untuk melaksanakan pengamanan layanan Operasi dan Pemeliharaan
(Ophar) Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik berdasarkan Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor 459.K/DIR/2012 tanggal 12 September
2012, yang kemudian diganti oleh Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 0734.K/DIR/2013.
k. PT Pelayaran Bahtera Adhiguna merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang ekspedisi batu bara. Pada Mei 2011, Menteri BUMN
mengeluarkan keputusan pengalihan modal saham Republik Indonesia
kepada PT Pelayaran Bahtera Adhiguna menjadi Perusahaan Perseroan PT
PLN (Persero).
l. PT Energy Management Indonesia (Persero), bergerak dalam bidang
Konservasi Energi dan Lingkungan serta Energi Terbarukan dan usaha
lain yang terkait.
m. PT MCTN, berdiri sejak tahun 1998 dengan memiliki aset Pembangkit

12
North Duri Cogeneration (NDC) yang mulai beroperasi pada tahun 2000.
Pada awalnya MCTN dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik dan
uap di lapangan minyak Duri. PT MCTN diakuisisi oleh PT PLN
(Persero) pada tanggal 6 Agustus 2021. Sebagai anak perusahaan baru
dibawah PT PLN (Persero), PT MCTN mendapatkan mandat untuk
mengembangkan bisnis kelistrikan terutama untuk menjawab tantangan
dan pemenuhan kebutuhan listrik di sektor Minyak dan Gas.

2.6 Profile Perusahaan

G
a
m
b
a

Gambar 2.6. Profile UP3 Purwokerto

PT PLN (Persero) UP3 Purwokerto berlokasi di Jl. Jend. Sudirman


No.141, Purwokerto, Sokanegara, Kec. Purwokerto Tim., Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah 53115. Dalam ranah kerjanya, PT. PLN (Persero)
UP3 Purwokerto dibagi menjadi beberapa bagian:

1) Perencanaan (Perencanaan Sistem Distribusi dan Mapping)

2) Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan (PP)

3) Transaksi Energi (Susut, Pemeliharaan Kwh Meter, Transaksi Energi


Listrik)

4) Teknik (Jaringan, Operasi Distribusi dan PDKB)

13
5) Keuangan dan Umum (KU)

6) Konstruksi

7) K3L dan Pengadaan Barang dan Jasa

Gambar 2.7. Profile UP3 Purwokerto

Untuk wilayah pelayanan PT PLN (Persero) UP3 Purwokerto


mencangkup 7 ULP dibawahnya, diantaranya :
1) ULP Purwokerto Kota
2) ULP Banyumas
3) ULP Purbalingga
4) ULP Banjarnegara
5) ULP Wonosobo
6) ULP Ajibarang
7) ULP Wangon

14
PT PLN (Persero) UP3 Purwokerto memiliki beberapa bagian yang
ada di Bagian Perencanaan:
1. Assistant Manager Perencanaan
2. Team Leader Perencanaan Sistem Distribusi
3. Team Leader Mapping
4. Staff Perencanaan Sistem Distribusi
5. Senior Officer Sistem Sistem Management Terintegrasi
6. Senior Officer Management Resiko dan Kepatuhan.

2.7 Prestasi Perusahaan


Beberapa Prestasi yang pernah UP3 Purwokerto didapatkan
pada tahun 2022. Selama tahun 2022 selain mengoptimalkan realisasi
pencapaian kinerja UP3 Purwokerto juga mampu menunjukkan berbagai
prestasi di internal Unit Induk Distribusi Jateng & DIY. Dapat dilihat di
Gambar 2.8

1. Pencapaian pendataan kelengkapan NIK/NPWP terbaik 2022

2. Download PLN Mobile thn 2022 selesai di Sep 2022

3. UP3 dengan pencapaian penjualan kWh tertinggi tahun 2022

4. UP3 dengan penambahan pelanggan Premium terbanyak 2022

5. Juara 1 Lomba Safety Campaign 2022

Gambar 2.8. Pencapaian Kelengkapan Data Pelanggan Terbaik 2022

15
Gambar 2.9. Juara 1 Lomba Safety Campaign 2022

2.8 Struktur Organisasi


Dimana strukur organisasi perusahaan dapat dilihat di Gambar
3.0 dan persebaran karyawan dapat dilihat di Gambar 3.1.

Gambar 3.0. Struktur Organisasi UP3 Purwokerto

16
Gambar 3.1. Sebaran SDM UP3 Purwokerto

2.9 Uraian Tugas


Untuk memperjelas struktur organisasi, maka penulis menguraikan tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:

l . Manajer UP3
a Bertugas sebagai penanggung jawab penuh perusahaan UP3 Purwokerto
dalam menjalankan kinerja, sesuai dengan KPI yang ditetapkan oleh
PLN Pusat
b Bertugas dan bertanggung jawab atas merencanakan, mengkoordinasi,
mengendalikan, mengawasi semua bagian yang ada di bawahannya di
UP3 Purwokerto
c Mengambil langkah dan keputusan atas semua aktivitas kegiatan
operasional perusahaan dan sebagai Management atas di dalam UP3
Purwokerto.

17
2. Manager Area (ULP)
a Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik dan
pelayanan pelanggan di wilayah masing masing area UP3 Purwokerto (7
area ULP)
b Mengelola dan melaksanakan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan
pembangkit serta jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya
secara efisien sesuaI tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor
Induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung
dengan pelayanan, mułu dan keandalan pasokan yang memenuhi
kebutuhan pelanggan.
c Melakukan pembinaan dan pemberdayaan sub unit area PT. PLN

3. Assistant Manager Bagian Perencanaan


a Menyusun Rencana Kerja Anggaran dan Program Rencana Kerja (PRK)
di UP (Unit Pelaksanaan)
b Bertanggung jawab dengan proses pekerjaan PBPD yang ada di
pelanggan Tegangan Menengah di UP3 Purwokerto.
c Bertanggung Jawab dengan Perencanaan di tahun depan dan 5 tahun
yang akan datang
d Bekerjasama dengan divisi lain dalam menjalankan pekerjaan
perencanaan seperti Konstruksi dan Pelayanan Pelanggan (PP).
e Bertanggungjawab dengan proses evaluasi kinerja korporate dan
membantu dalam mengatur evaluasi KPI bersama dengan Pegawai
Fungsional Ahli Pengadaan
f Bekerjasama dengan divisi Pengadaan dalam melakukan perencanaan
dan pekerjaan lainnya.

4. Team Leader Mapping Asset Data Jaringan


a. Memelihara dan mengelola Data Induk Jaringan (DIJ) distribusi berbasis
geografis (GIS).

18
b. Merencanakan dan memelihara aplikasi serta infrastruktur, terkait
dengan Mapping Asset.
c. Melakukan program kerja bersama Vendor (Graha Artha) dalam survey
dan mengelola asset yang ada di daerah UP3 Purwokerto
d. Bertanggung Jawab dalam pekerjaan management resiko di UP3
Purwokerto.
e. Melakukan data updating tiang dan aset lainnya, untuk di ditampilkan ke
aplikasi GIS.
f. Bertanggung jawab bersama divisi Rensis mengenai Roadmap yang ada
di UP3 Purwokerto.

5. Team Leader Rencana Sistem (Rensis)


a. Menyusun Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik (RUPTL),
Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP).
b. Menyusun rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan
c. Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerja.
d. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain dalam
Proses PBPD (Pembangunan Baru dan Perubahan Daya).
e. Menyusun rencana pengembangan aplikasi sistem Informasi.
f. Bertanggung jawab bersama divisi Mapping mengenai Roadmap
yang ada di UP3 Purwokerto.

6. Assistant Manajer Bagian Konstruksi


a. Monitoring dan evaluasi progres realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan
Investasi yang berhubungan dengan konstruksi fisik.
b. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan pekerjaannya.
c. Mengendalikan administrasi kontrak Material Distribusi Utama (MDU)
dan kontrak lainnya bersama pihak UID PLN dan pihak eksternal
d. Mengevaluasi kinerja kontraktor pelaksana dan mengusulkan standar
baru konstruksi distribusi.

19
e. Menyusun dan mengevaluasi sesuai Program Rencana Kerja Anggaran
Investasi.
f. Menyusun Program Rencana Kerja Anggaran Investasł tahun
berikutnya.
g. Bekerjasama dengan divisi lain seperti Teknik dalam suppy konstruksi
material yang ada di UP3 Purwokerto.

7. Team Leader Konstruksi (Logistik)


a. Memonitor proses administrasi barang yang masuk agar sesuai dengan
spesifikasi.
b. Memonitor penerimaan, pemakaian dan selisih bahan bakar, pelumas
dan materłal lainnya
c. Memonitor penerłmaan dan pemakałan Stok bahan bakar, pelumas dan
material lainnya.
d. Memonitor kelancaran tugas tata laksana gudang dan penerimaan bahan
bakar, pelumas dan material lainnya.
e. Melaksanakan pemeriksaan mutu barang dan jasa agar kualitas dan
kuantitas sesuai dengan spesifikasi.
f. Menyusun laporan pertanggung Jawaban penerłmaan dan pengeluaran
bahan bakar, pelumas dan material lainnya

8. Assistant Manąger Bagian Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan


a. Melaksanakan pengadministrasian pelanggan tenaga listrik
b. Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan
penyambungan tenaga listrik kepada całon pelanggan atau pelanggan
c. Melayani permintaan penyambungan baru, perubahan daya, perubahan
tarif, ganti nama pelanggan„ balik nama pelanggan dan penyambungan
sementara serta pengaduan yang berhubungan dengan penyambungan
tenaga listrik.

20
d. Mencatat dan membuat mengarsipkan berkas setiap permintaan całon
pelanggan/pelanggan dan masyarakat lainnya secara tertib dan teratur
e. Meneruskan berkas setiap permintaan całon pelanggan atau pelanggan
dan masyarakat lainnya kepada fungsi terkait

9 Team Leader Pemasaran dan Pelayananan Pelanggan


a. Membantu manager SAR PP dalam melayani pelanggan baru dalam
proses PBPD yang ada di UP3 Purwokerto.
b. Membantu proses bisnis PLN dalam memasarkan produk PLN seperti
Kompor listrik, Motor listrik, yang nantinya akan berhubungan dengan
Niaga
c. Membantu dalam proses seluruh Niaga di UP3 Purwokerto dan menjalin
relasi dengan Pihak diluar PLN

10. Assistant Manajer Bagian Jaringan


a Mengkoordinasikan perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan sarana
pendistribusian tenaga listrik.
b Bertanggung Jawab atas pelaksanaan PDKB di lingkungan area.
c Perencanaan pengembangan dan evaluasi słstem pendistrłbusian tenaga
listrik untuk meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga
listrik.
d Perencanaan pengoeprasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga
listrik, Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sara pendistribusian
tenaga listrik dan bangunan sipil.
e Perencanaan pengadaan kebutuhan material untuk dan pemeliharaan
sarana pendistribusian tenaga listrik.
f Pengoperasian dan pemeliharaan sistem pendistribusian tenaga listrik.
g Pelayanan gangguan pendistribusian tenaga listrik.

21
11. Team Leader Jaringan
a. Didalam UP3 Purwokerto, Divisi jaringan atau Teknik dibagi menjadi
3 yaitu team leader Pemeliharaaan, team leader Optimalisasi Distribusi
(OPDIS) dan PDKB
b. Team leader Pemeliharaan bertugas dan bertanggung jawab dalam
memastikan material cadangan tersedia (material preventif dan kolektif),
memastikan vendor dan kontrak berjalan dengan lancar, memastikan
administrasi pekerjaan pemeliharaan berjalan dengan baik dan melakukan
analisis gangguan pemeliharaan yang dibutuhkan
c. Team leader OPDIS dimana bertugas dan bertanggungjawab dalam
memonitoring jaringan beroprasi secara maksimal, memonitoring pekerjaan
pelayanan teknik dan memonitoring operasi harian jaringan distribusi
d. Team leader PDKB, bertugas dalam mengkoordinir dan melakukan
pekerjaan tanpa padam di jaringan distribusi dan pekerjaan tanpa padam
preventif lainnya.

12. Assistant Manajer Bagian Transaksi Energi


a Mengkoordinasikan perencanaan, pemasangan, pengoperasian serta
pemeliharaan proteksi, alat pengukur dan pembatas Automatic Meter
Reading (AMR), beserta perlengkapannya untuk mencapai sistem
proteksi yang handal dan pengukuran yang akurat.
b Melaksanakan kegiatan penyusunan prakiraan kebutuhan tenaga listrik,
penjualan tenaga listrik.
c Mengusulkan kebutuhan tenaga listrik.
d Perencanaan, pemasangan, pengoperasran dan pemeliharaan proteksi
beserta perlengkapannya.
e Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan penerapan, perakitan,
pemasangan dan pengoperasian alat pengukur dan pembatas
f Perencanaan dan pengendalian susut dan P2TL
dan Administrasi dan pelaporan bagian Transaksi Energi (TE).

22
13. Team Leader Transaksi Energi (TE)
a. Membantu dalam melakukan pekerjaan perencanaan, pemasangan,
pengoperasian serta pemeliharaan proteksi, alat pengukur dan pembatas
Automatic Meter Reading (AMR), beserta perlengkapannya untuk
mencapai sistem proteksi yang handal dan pengukuran yang akurat.
b. Memabantu dalam kegiatan penyusunan prakiraan kebutuhan tenaga
listrik, penjualan tenaga listrik, penyuluhan dan survei data pelanggan
tenaga listrik di wilayah kerjanya.
c. Melakukan pengendalian susut dan P2TL dan Administrasi dan pelaporan
bagian Transaksi Energi (TE).

14. Assistant Manajer Bagian Keuangan, SDM, dan Administrasi


a. Melaksanakan kegiatan pelayanan pelanggan dan peng administrasi
pelanggan tenaga listrik.
b. Melaksanakan pengurusan kepegawaian, kesekretariatan, perbekalan, dan
K3
c. Melaksanakan pengurusan keuangan, pajak dan akuntansi dan Penyusunan
anggaran belanja dan pendapatan satuan organisasi unit pelaksana.
d. Bertanggung jawab atas pengelolaan fungsi keuangan dan Melaksanakan
tata usaha administrasi umum
e. Pengadaan material dan jasa untuk pengoperasian dan pemeliharaan sarana
kerja.

23
2.10 Program Unggulan Perusahaan UP3 Purwokerto

Salah satu program unggulan UP3 Purwokerto adalah Electrifying


Agriculture, yang dimana PT. PLN UP3 Purwokerto melihat potensi
pelanggan yang banyak mempunyai usaha dibidang perkebunan dan
peternakan, mengingat kondisi wilayah di UP3 Purwokerto masih
berdekatan dengan alam serta mayoritas pekerjaan masyarakat berhubungan
dengan perkebunan dan peternakan. Dimana dapat diimplementasikan
secara langsung seperti gambar 2.1

Gambar 2.1. Implementasi PLN 3 : Electrifying Agriculture

PT. PLN UP3 Purwokerto melihat potensi ini menjadi salah satu hal
positif yang dapat berdampak dengan pemasukan PT. PLN UP3
Purwokerto, yang mana nantinya akan menjadi sumber pemasukan dalam
penjualan listrik dan akan meningkatkan Kinerja Perusahaan khususnya
untuk KPI dalam Penjualan Listrik ke Pelanggan. Yang dimana potensi
tersebut dapat dilihat di Gambar 2.2

24
Tabel 2.2. Potensi Electrifying Agriculture

Dapat dilihat bahwa peran dari bidang Agriculture cukup besar terhadap
penjualan yang ada di PT. PLN UP3 Purwokerto. Yang dimana, dalam
realisasi per tanggal 15 Desember 2021 bahwa jumlah KVA nya sebesar
2.925.850 KVA dalam komulatif 272 pelanggan. Dan masih memiliki
potensi sebesar 1.038.80 KVA dengan 29 pelanggan yang ada.
Perkembangan ini, akan terus bertambah dengan beriringnya waktu.
Rincianya dapat dilihat di Tabel 2.1 tentang rincian potensi electrifying
agriculture.

Tabel 2.1. Rincian Potensi Electrifying Agriculture

Dalam hal ini yang dilakukan perincian adalah dari sector Peternakan,
yang mana sector Peternakan memiliki potensi yang sangat besar menjadi
pelanggan electrifying agriculture. Pelanggan dengan jumlah pelanggan

25
yang banyak dipegang oleh Banjarnegara yaitu 9 pelanggan, sedangkan
untuk jumlah KVA yang besar ada di Purbalingga sebesar 464,1 KVA.
Dalam kontrubusi electrifying agriculture terhadap kinerja dapat dilihat dari
table 2.4

Tabel 2.4 Kontribusi Electrifying Agriculture terhadap kinerja

Kontribusi electrifying agriculture terhadap kinerja perusahaan,


memiliki dampak yang cukup baik, itu dibuktikan degan jumlah pendapatan
yang dihasilkan. Contoh saja yait, dalam satu bulan bisa mendapatkan
pendapatan Rp 176.970.703 yang mana dengan Kwh Jual sebanyak
124.656. Yang mana juga terlihat dalam table 3 bulan. Dan dapat
disimpulkan bahwa program ini tergolong efektif dan berjalan dengan baik.

26
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Sistem Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi mulai


dari unit pembangkit listrik, unit transmisi listrik, sampai unit distribusi
listrik dalam upaya menyalurkan listrik dari produsen kepada konsumen
dengan dilengkapi sistem proteksi pada kesatuan tersebut. Menurut PT.
PLN (Persero) (2010: 2), ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran
tenaga listrik, yaitu Pembangkitan, Penyaluran (Transmisi), dan Distribusi.
Secara umum skema sistem tenaga listrik ditunjukkan pada gambar di
bawah :

Gambar 3.1. Skema system tenaga listrik

Pembangkit listrik bekerja dengan mengubah energi potensial


menjadi energi mekanik yang kemudian digunakan untuk menghasilkan
energi listrik. Sistem transmisi tenaga listrik merupakan penyaluran energi
listrik dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dari pembangkit listrik ke
gardu induk. Sebelum energi listrik ditransmisikan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menaikkan tegangan yang disuplai dari generator menjadi
70 kV, 150 kV atau 500 kV, sebab tegangan yang dikeluarkan dari
generator hanya berkisar antara 6,6 kV sampai 24 kV. Menaikkan tegangan

27
berfungsi untuk mengurangi rugi daya pada saluran transmisi dan untuk
mengimbangi jauhnya jarak saluran transmisi.

Energi listrik ditransmisikan melalui saluran udara tegangan tinggi


(SUTT) atau melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). Sistem
distribusi merupakan penyaluran energi listrik dari gardu induk ke
konsumen. Terdapat 2 (dua) sistem distribusi yaitu distribusi primer dan
distribusi sekunder. Distribusi primer, penyalurannya dimulai dari gardu
induk (sisi sekunder trafo daya) ke gardu distribusi (sisi primer trafo
distribusi) atau dari gardu induk langsung ke konsumen tegangan menengah
20 kV.dimana tegangan tinggi terlebih dahulu diturunkan menjadi tegangan
menengah sebesar 20 kV melalui transformator step down.

Distribusi sekunder, penyalurannya dimulai dari gardu distribusi (sisi


sekunder trafo distribusi) ke konsumen tegangan rendah. Energi tenaga
listrik disalurkan melalui penyulang- penyulang yang berupa saluran udara
ataupun saluran kabel bawah tanah. Penyulang distribusi terletak di gardu
distribusi. Fungsi gardu distribusi untuk menurunkan tegangan distribusi
primer menjadi tegangan rendah atau tegangan distribusi sekunder sebesar
220/380 V. Konsumen tenaga listrik disambung dari Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) melalui Saluran Rumah (SR). Dari SR, energi listrik masuk
ke Alat Pembatas dan Pengukur (APP) terlebih dahulu.

Gambar 3.2. Diagram satu garis diagram listrik

28
3.2 Jaringan Tegangan Menengah

Jaringan Tegangan menengah (JTM) digunakan untuk penyaluran


tenaga listrik dari gardu induk menuju gardu-gardu distribusi untuk
menurunkan tegangan sehingga dapat disalurkan ke rumah pelanggan atau
langsung menuju pelanggan tegangan menengah. Standar Jaringan tegangan
menengah di Indonesia yaitu sebesar 20 kV. Yang mana JTM sendiri diurus
oleh UP3. Konstruksi jaringan tegangan menengah dibagi menjadi Saluran
Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan Saluran Kabel Tanah Tegangan
Menengah (SKTM). Jaringan tegangan menengah memiliki beberapa jenis
konfigurasi jaringan, diantaranya konfigurasi radial, loop dan grid.

a. Sistem Radial

Sistem radial adalah konfigurasi jaringan primer dan setiap jalurnya


hanya mampu menyalurkan daya dari satu aliran daya. Sistem ini biasa
dipakai untuk melayani daerah dengan tingkat kepadatan beban rendah.
Dengan keuntungannya adalah kesederhanaan dari segi teknis serta biaya
awal pembuatan lebih murah. Sedangkan kelemahannya adalah kontinuitas
pelayanan tidak dapat dijamin dan apabila terjadi gangguan (terutama dekat
dengan sumber), maka semua beban yang ikut pada jaringan tersebut dan
padam akan ikut terganggu sehingga dapat diatasi, berarti terputusnya
pelayanan pelanggan dan rugi daya dan tegangan juga tinggi. Yang dimana
dapat dilihat dari gambar 3.4 mengenai gambar radial nya

Gambar 3.4. sistem radial

29
30
b. Sistem Loop
Sistem konfigurasi loop adalah jaringan yang dimulai dari satu titik pada
rel daya dan dikelilingi beban kemudian kembali lagi ketitik rel daya semula.
Jaringan konfigurasi biasa dipakai pada sistem Yang dimana dapat dilihat di
gambar 3.4 mengenai gambar system loop

Gambar 3.4 sistem loop

31
c. Sistem Grid (Network)
Sistem distribusi dengan pola Grid mempunyai beberapa rel daya
yang dihubungkan dengan saluran tie feeder, dan setiap gardu distribusi
dapat menerima daya dari satu atau ke rel lain, dengan keuntungannya adalah
kontinuitas pelayanan lebih baik dari pola radial maupun loop. Fleksibilitas
dalam menghadapi/mengantisipasi perkembangan beban sesuai dengan
kerapatan beban tinggi Sistem Spindle Sistem distribusi dengan pola spindel
merupakan pengembangan dari pola radial dan loop terpisah. Yang dimana
dapat dilihat di gambar 3.5 mengenai system Grid

Gambar 3.5 sistem Grid

3.3 Jenis Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah (JTM)


Konstruksi jaringan tenaga listrik tegangan menengah dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam konstruksi sebagai berikut

1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi


termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi
ini terbanyak digunakan untuk konsumen Jaringan tegangan menengah yang
digunakan di Indonesia. Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan
penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton.
Penggunaan penghantar terlarang, dengan sendirinya harus diperhatikan
faktor yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman

32
minimum yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar
fasa atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan
manusia. Termasuk dalam kelompok yang diklasifikasikan SUTM adalah
juga bila penghantar yang digunakan adalah penghantar berisolasi setengah
AAAC-S (half insulated Single core). Penggunaan penghantar ini tidak
menjamin keamanan terhadap tegangan sentuh yang dipersyaratkan akan
tetapi, untuk mengurangi resiko gangguan temporer khususnya akibat
sentuhan tanaman.

2. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)

Dalam meningkatkan keamanan dan keandalan penyaluran tenaga listrik,


penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah pada
konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV, dapat juga
digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh. Isolasi penghantar
tiap fasa tidak perlu dilindungi dengan pelindung mekanis. Berat kabel pilin
menjadi pertimbangan terhadap pemilihan kekuatan beban kerja tiang beton
penopangnya

3. Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)

Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik tegangan menengah, tetapi relatif lebih mahal
untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan Ini dimungkinkan dengan
konstruksi isolasi penghantar per fasa dan pelindung mekanis yang
dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi ditanam
langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan konduit
atau bahkan tunneling (terowongan beton).
Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah Tegangan Menengah (SKTM)
sebagai jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya
utama peningkatan kualitas pendistribusian. Berbeda dengan SUTM,
penggunaan SKTM akan memperkecil resiko kegagalan operasi akibat faktor
eksternal / meningkatkan keamanan ketenagalistrikan. Selain lebih aman,

33
namun penggunaan SKTM lebih mahal untuk penyaluran daya yang sama,
sebagai akibat konstruksi isolasi penuh penghantar per fasa dan pelindung
mekanis yang dipersyaratkan sesuai keamanan ketenagalistrikan
Penerapan instalasi SKTM seringkali tidak dapat lepas dari instalasi
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sebagai satu kesatuan sistem
distribusi sehingga masalah transisi konstruksi diantaranya tetap harus
dijadikan perhatian.

3.4 Perubahan Daya

Perubahan Daya merupakan salah satu pelayanan PLN berupa


pemasangan listrik baru dengan daya dan tarif yang sesuai kebutuhan
pelanggan. Perubahan daya dengan daya yang besar, diperlukan pengajuan
permohonan perubahan daya oleh pelanggan dengan cara pelanggan
mengajukan surat permohonan pada PT PLN (Persero) untuk melakukan
perubahan daya yang semula, yang dimana seperti PT. Tunas Madukara
dari 1.380 kVA menjadi 2.180 kVA pada lokasi yang sesuai dengan
permintaan pelanggan. Layanan PBPD pada aplikasi PLN Mobile dapat
dilihat dari gambar 3.6 dan gambar 3.7

Gambar 3.6. Layanan PBPD pada aplikasi PLN Mobile

34
\

Gambar 3.7. Layanan Perubahan Daya pada aplikasi PLN Mobile

Berikut salah satu contoh permohanan Perubahan Daya yang ada di PT.
Tunas Madukara Indah dari 1.385 KVA ke 2.180 KVA. Selanjutnya ketika
pembangunan sudah selesai, PT. Tunas Madukara Indah akan melakukan
perubahan daya sebagai pelanggan tegangan menengah dengan
penambahan daya sebesar 795 kVA. Karena permintaan perubahan daya
dengan daya tinggi, maka harus dilakukan tahapan dari perubahan daya
sebagai berikut:

1. Survei lokasi hingga kesepakatan dengan Pelanggan

Untuk mengetahui kondisi jaringan di sekitar bangunan pelanggan,


maka perlu dilaksanakan survei lokasi. Survei lokasi di Wonosobo secara
langsung pada tanggal 14 Desember 2022 dan dilakukan oleh penulis
dengan pegawai PLN yaitu team leader. Survei lokasi dilakukan sebagai
dasar perencanaan pekerjaan PBPD dalam melakukan pekerjaan perubahan
daya. Melakukan survey dengan melihat semua keadaan yang ada serta
mengidentifikasi bahaya yang akan terjadi, menentukan apakah perlu
dilakukan pemasangan baru atau cukup dengan perubahan daya. Hingga,
menggambar di kertas secara garis besar dan melakukan kesepakatan

35
dengan Pelanggan untuk dilakukan pekerjaan.

2. Perencanaan konstruksi hingga penyusunan RAB

Setelah melakukan survei lokasi dan mengetahui kondisi jaringan maka


dilakukan perencanaan konstruksi dan penyusunan Rencana Anggaran
Biaya (RAB). perencanaan konstruksi dan penyusunan dilakukan untuk
mengetahui biaya material hingga mengkaji apakah pekerjaan layak atau
tidak jasa yang dibutuhkan untuk menilai pekerjaan. Layak atau tidaknya
pekerjaan tersebut dilihat dari perbandingan antara biaya penyambungan
dengan biaya investasi. Selain itu, ketersediaan material juga perlu
dipastikan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

3. Membuat hasil pekerjaan dan melaporkan ke atasan

Dalam melakukan pekerjaan ini, setelah melakukan perencanaan


Konstruksi dan penentuan lokasi, dengan melakukan kajian yang ada
(dimana BEP harus lebih tinggi di banding dengan Nilai Investasi yang di
kelurkan oleh PLN. Hasil pekerjaan nantinya akan diserahkan kembali ke
atasan.

3.5 Mapping Asset Management


Dalam divisi perencanaan UP3 Purwokerto terdapat bagian Mapping
Asset Management. bagian ini merupakan tugas dan tanggung jawab dari co-
mentor saya dalam menjalankan magang OJT dan magang KP berlangsung.
Tugas dari divisi Mapping sendiri, mengelola data asset yang ada di
perusahaan seluruh UP3 Purwokerto, seperti asset penambahan tiang baru,
trafo dan konstruksi lainnya baik itu Jaringan Tegangan Menengah ataupun
Jaringan Tegangan Rendah. Setiap bulan, data dari pekerjaan PBPD akan
direkap dan di rangkum menjadi satu. Lalu, dimasukan ke data base QGIS.
QGIS adalah aplikasi sistem informasi geografis desktop sumber terbuka dan
bebas lintas platform yang menyediakan tampilan, penyuntingan, dan analisis
Selain itu, bidang mapping asset management juga bertugas dalam

36
management risiko. Manajemen risiko atau risk management merupakan
segala usaha yang dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko atau bisa
diartikan sebagai sebuah proses untuk analisis, identifikasi, evaluasi,
pengendalian, dan menanggulangi resiko yang dihadapi oleh organisasi atau
perusahaan. Manajemen risiko ini sendiri terdiri dari kata manajemen yang
artinya pengelolaan dan risiko yang artinya dampak buruk.

3.6 Kinerja Corporate


Dalam suatu perusahaan tentu mempunyai KPI (Key Performance
Indicator) yang dimana ini sebagai tonggak keberhasilan suatu perusahaan
untuk perusahaan dan para karyawannya dalam menjalankan tugasnya.
Yang dimana ini adalah PT. PLN UP3 Purwokerto. KPI dirasa cukup
efektif dalam menilai dan mengukur performa kinerja, baik bersifat
finansial atau nonfinansial. Yang dimana terdapat 21 KPI utama yang ada
di UP3 Purwokerto dalam menjalankan proses business nya di tahun 2023.
Kinerja corporate sendiri di dalam UP3 Purwokerto dibedakan menjadi
2 bagian yaitu bagian Perspektif Pelanggan dan juga Performance
Indicators. Di bagian Perspektif Pelanggan membahas mengenai bagian
yang bersangkutan dengan Pelanggan PLN, seperti Pengaduan gangguan di
PLN Mobile, Data Pelanggan di lapangan hingga penjualan listrik di
konsumen. Sedangkan, di Performance Indicators membahas lebih detail
dan cakupannya lebih luas, seperti keandalan jaringan, peningkatan
pelayanan, gangguan penyulang, gangguan recloser, P2TL, rasio kerusakan
trafo distribusi hingga kepatuhan dan keselamatan listrik. Dalam tahun
2023 terdapat beberapa point baru di dalam KPI Perusahaan dengan total 15
point. Dimana dapat dilihat di table 3.8 mengenai Key Performance
Indicators

37
Tabel 3.8 Key Performance Indicators

Pada point satu hingga tiga merupakan Indikator dalam kinerja, baik
dari proses penjualan tenaga listrik hingga memperoleh Kwh P2TL, yang
mana terdiri dari penjualan tenaga listrik, keandalan jaringan (SAIDI
SAIFI dan FGTM). Dapat di lihat di table 3.9 mengenai performance
indicators
Tabel 3.9 Performance Indicators

38
Sedangkan, didalam performance Indicators yang mana memiliki
beberapa point penting seperti Penilaian Layanan PLN Mobile dalam
penurunan feedback rating negative pada PLN Mobile Gangguan,
penurunan feedback rating negative pada PLN Mobile Keluhan,
penurunan gangguan berulang pada PLN Mobile (diluar marking) dan
jumlah PLN Mobile. Selain itu point 5 dimana menilai mengenai
Peningkatan Layanan yang dimana dalam response time atas gangguan,
recovery time atas gangguan, response time atas keluhan dan recovery
time atas keluhan. Kemudian, dalam point 6 yaitu Infrastruktur Kendaraan
listrik (EV) dan beberapa point lainnya seperti point 7 yaitu Percepatan
Penyambungan dan point 8 dalam Pelaksanaan Digitalisasi Aplikasi
Korporat.
Tabel 3.10 Performance Indicators

Selanjutnya, dalam performance indicators yang mana, ada beberapa


point yang dibahas, Point 9 Percepatan Cash In dari Persentase rata rata

39
saldo PAL (Rp) Non Kogol 1 tanggal 20 dibandingkan rata rata rekening
baru (RPPTL) non kogol 1 bulan berjalan, Pengendalian piutang rata rata
saldo tunggakan, penurunan saldo piutang prabayar. Selain itu, Point 10
yaitu Pengendalian Anggaran (Pengendalian Penggunaan Anggaran
Investasi sesuai RKAP, Point 11 yaitu Penyerapan dana dan fisik PMN,
Perputaran material non bahan bakar, Point 12 yaitu Maturity level PLN
bisnis ekselen, point 13 yaitu Pemenuhan risk maturity index (RMI), point
14 yaitu Management SDM Komunikasi dan TJSL (HCR dan OCR
hingga Pengelolaan Komunikasi TJSL) hingga point 15 yaitu Kepatuhan
(Pengelolaan K3, keamanan dan lingkungna hidup, Maturity level
kapatuhan, Ketepatan penyampaian pelaporan dan Akurasi data kinerja
dan tindak lanjut temuan auditor)

3.7 Gardu Distribusi

Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal


adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi
Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM),
Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan
Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para
pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun
Tegangan Rendah (TR 220/380V). Konstruksi Gardu distribusi dirancang
berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan
penggunaannya.
Secara garis besar gardu distribusi dibedakan atas :
1) Jenis pemasangannya :
a. Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantol
b. Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu Kios
2) Jenis Konstruksinya :
a. Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton)
b. Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantol
c. Gardu Kios

40
3) Jenis Penggunaannya :
a. Gardu Pelanggan Umum
b. Gardu Pelanggan Khusus

Tipe gardu yang digunakan pada laporan ini adalah gardu pasang luar
dengan jenis konstruksi gardu cantol dan penggunaan gardu pelanggan
khusus. Gardu pelanggan khusus ini dirancang dan dibangun untuk
sambungan tenaga listrik bagi pelanggan berdaya besar. Selain komponen
utama peralatan hubung dan proteksi, gardu ini dilengkapi dengan alat-alat
ukur yang dipersyaratkan.
Gardu Cantol adalah tipe gardu listrik dengan transformator yang
dicantolkan pada tiang listrik besarnya kekuatan tiang minimal 500 daN.
Gardu Cantol (Single Pole Mounted distribution substation), dimana
transformator dan panel Tegangan Rendah menjadi satu yang dicantolkan
pada tiang dan umumnya adalah transformator jenis Completely Self
Protected (CSP).

Gambar 3.11. Konstruksi Gardu Cantol 3 Fasa

Perbedaan konstruksi Gardu Cantol sistem 4 kawat dengan sistem 3


kawat adalah pada konstruksi transformatornya dimana peralatan
proteksi TM dan TR sudah dalam transformator, sehingga konstruksi

41
keseluruhan dapat disederhanakan.
Dalam pemasangan dan pembangunan konstruksi gardu, harus
memperhatikan ruang bebas hambatan atau right of way pada Gardu
Tiang adalah daerah bebas dimana gardu tersebut berlokasi. Pada ruang
bebas tersebut tidak ada penghalang yang menyebabkan komponen
gardu beserta kelengkapannya bersentuhan dengan pohon atau
bangunan. Tersedia akses jalan masuk-keluar gardu untuk keperluan
kegiatan operasi dan pemeliharaan/perbaikan gardu. Jarak aman bagian
Gardu Tiang di sisi 20 kV

3.8 Transformator Distribusi 3 Fasa

Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk


mentransformasikan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet.
Transformator merupakan suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya dengan frekuensi yang tidak berubah.
Transformator 3 fasa secara prinsip sama dengan sebuah transformator 1
fasa. Perbedaan mendasar adalah pada sistem yaitu sistem satu fasa dan
tiga fasa, sehingga sebuah transformator tiga fasa dapat dihubung segitiga
(wye), bintang (delta) atau zig-zag.
Transformator tiga fasa digunakan untuk sistem transmisi dan
distribusi tenaga listrik karena pertimbangan agar lebih ekonomis.
Transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi berat dan lebar
kerangka, sehingga harganya akan lebih murah bila dibandingkan dengan
penggabungan tiga buah transformator satu fasa dengan rating daya yang
sama. Tetapi transformator tiga fasa ini juga mempunyai beberapa
kekurangan, salah satunya bila fasa mengalami kerusakan, maka seluruh
transformator harus diganti. Transformator gardu pasangan luar
dilengkapi bushing Tegangan Menengah isolator keramik. Sedangkan

42
Transformator gardu pasangan dalam dilengkapi bushing Tegangan
Menengah isolator keramik atau menggunakan isolator plug-in
premoulded.

Gambar 3.12. Trafo Distribusi 3 Fasa

Untuk tegangan sekunder trafo distribusi 1 fasa ditetapkan disesuaikan


dengan tegangan nominal sistem pada jaringan tegangan rendah (JTR)
yang berlaku di Indonesia yaitu 231 V untuk sistem satu fasa dan
400/231 V (untuk sistem fase-tiga). SPLN 50:1997

Gambar 3.13 Konstruksi Gardu Distribusi

43
3.9 Kubikel
a. Pengertian Kubikel Tegangan Menengah

Kubikel Tegangan Menengah adalah seperangkat peralatan listrik


yang dipasang pada Gardu Induk dan Gardu Distribusi/Gardu Hubung yang
berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung, pengontrol dan pengaman
sistem penyaluran tenaga listrik tegangan menengah.

b. Bagian-Bagian Kubikel

Gambar 3.8 Bagian-bagian kubikel Incoming

c. Fungsi Kubikel
Berdasarkan fungsi/penempatannya, Kubikel Tegangan Menengah di
Gardu Induk antara lain:
a. Kubikel Incoming
Berfungsi sebagai penghubung dari Sisi sekunder trafo daya ke rel tegangan
menengah.
b. Kubikel Outgoing
Berfungsi sebagai penghubung / penyalur dari rel ke beban
c. Kubikel Pemakaian Sendiri (Trafo PS)
Berfungsi sebagai penghubung dari rel ke beban pemakai sendiri.

44
d. Kubikel Kopel (Bus Kopling)
Berfungsi sebagai penghubung antara rel 1 dengan rel 2.
e. Kubikel PT
Berfungsi sebagai sarana pengukuran dan pengaman.
f. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface)
Berfungsi sebagai penghubung antar kubikel.
g. Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA).
Kubikel jenis Ini terpasang pada Gardu Induk di Jawa Timur, Berfungsi
sebagai Inputan tegangan (open delta) untuk rele proteksi.

d. Jenis Kubikel
a. Open Type

Kubikel lenis open type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi
rel terlihat atau tidak dalam kompartemen yang tertutup. Sehingga rel
tersebut memerlukan pemeliharaan rutin, terutama pembersihan isolator
tumpu / post insulator dari debu / kotoran. PMT Kubikel jenis Ini biasanya
tidak dapat di-rack ln atau rack out , tetapi Kubikel jenis ini dilengkapi
dengan PMS kabel + PMS tanah dan PMS Rel sebagai pengamanan ketika
ada perbaikan atau pemeliharaan.

b. Close Type

Kubikel jenis close type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi
rel penutup atau di dalam kompartemen. Hal ini dimaksudkan agar rel lebih
aman dan bersih karena tidak bersentuhan langsung dengan debu udara
sekitar. Kubikel ini juga dilengkapi dengan pemanas (heater ) untuk
mencegah kelembaban di dalam Kubikel. PMT Kubikel jems ini didesain
dapat di-rack ln atau rack out sebagai pengamanan ketika ada perbaikan
atau pemeliharaan

45
e. Komponen-Komponen Kubikel
Kubikel Tegangan Menengah terdiri dari komponen utama dan
komponen pendukung. Komponen utamanya, antara lain yaitu:

1. PMT (Pemutus)

PMT terpasang pada kompartemen yang pada jenis tertentu terpasang


"Withdrawable Circuit Breaker" PMT dan mekanik penggeraknya dapat
dengan mudah dikeluarkan / dimasukkan ke dalam Kubikel untuk keperluan
pemeliharaan PMT adalah sakelar yang dapat digunakan untuk
menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik sesuai ratingnya. Pada
waktu memutuskan / menghubungkan arus / daya listrik akan terjadi busur
api listrik. Pemadaman busur api listrik ini dapat dilakukan oleh beberapa
macam bahan, yaitu: minyak, udara.

2. Rel
Rel dibuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan
desain dari masing-masing pabrik. Rel Tegangan Menengah pada Kubikel
berfungsi sebagai penghubung antara kabel masuk dengan beberapa
penyulang. Bentuk rel ini ada yang berpenampang bulat / pipa (tubuler),
setengah bulat dan ada pula yang berbentuk plat sesuai dengan desain dari
pabrik Kubikelnya, Besar kecilnya penampang rel tergantung pada besar /
kecilnya daya yang akan disalurkan. Untuk merangkai Kubikel-Kubikel
Tegangan Menengah dengan rel bulat / pipa, harus diperhatikan agar betul
betul rata (selevel). Hal itu untuk mencegah tingginya nilai tahanan kontak
pada sambungan rel, yang dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan

3. Trafo Arus (CT)


Trafo arus berfungsi untuk menurunkan arus bolak-balik yang besar
menjadi arus bolak- balik yang kecil sesuai dengan kebutuhan Instrumentasi
yang tersambung. Nominal arus di Sisi primer CT bermacam-macam, dapat
dipilih sesuai dengan arus beban maksimum di Sisi primer. Sedang arus
normal Sisi sekunder adalah I Ampere atau 5 Ampere. Jenis CT yang

46
terpasang pada Kubikel Tegangan Menengah biasanya:
a. Berbentuk cincin atau ring
b. Berbentuk cor-coran / cast resin Bagian-bagian utama trafo arus, yaitu.
c. Kumparan primer
d. Kumparan sekunder
e. Inti besi
f. Terminal primer dan terminal sekunder

4. Trafo Tegangan (PT)


Fungsi trafo tegangan adalah untuk menurunkan tegangan tmggi
menengah bolak-balik menjadi tegangan rendah sesuai dengan tegangan
nominal instrument. Pemasangan trafo tegangan bisa pada Kubikel
tersendiri atau pada Kubikel incoming, tergantung dari desain yang ada
Trafo tegangan pada Kubikel Tegangan Menengah umumnya berbentuk
cor-coran / Cast resin.

5. Automatic Transfer Switch (ATS)


ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer Switch, jika
dipahami berdasarkan arti kata tersebut maka ATS adalah saklar yang
bekerja otomatis, namun kerja otomatisnya berdasarkan kemungkinan jika
sumber listrik dari PLN terputus atau mengalami pemadaman maka saklar
akan berpindah ke sumber listrik yang lainnya.

Automatic Transfer Switch merupakan rangkaian kontrol saklar power


inverter dengan PLN yang sudah full automatic. Alat ini berguna untuk
menghidupkan dan menghubungkan power inverter ke beban secara
otomatis pada saat PLN padam. Pada saat PLN hidup kembali, alat mi akan
memindahkan sumber daya ke beban dari power Inverter ke PLN. Dalam
perkembangan teknologi duma elektrikal akhirnya merekayasa hal tersebut
kemudian dijalankan secara Otomatis yang di singkat ATS (Automatic
Transfer Switch) yang difungsikan secara otomatis untuk memindahkan
daya sesuai dengan kebutuhan tanpa menggunåkan tenaga manusia untuk

47
mengoperasikannya. Beberapa jenis ATS dibedakan menurut kapasitas daya
yang dibutuhkan atau berdasarkan Phasa dan Ampere yang melalui panel
tersebut, namun untuk prinsip kerjanya sama

6.Alat Pengukur dan Pembatas

Alat Pembatas dan Pengukur (APP) adalah suatu peralatan yang


dipasang pada pelanggan untuk keperluan transaksi energi listrik atau
mengukur besar pemakaian energi yang digunakan serta membatasi daya
yang digunakan sesuai daya kontraknya. Pengukuran yang dimaksud
adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik.
APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab dari PLN yang
bertugas membuat rekening listrik serta mengeluarkan alat pengukur dan
pembatas yang memiliki rekening yang legal dan standar.
Sedangkan yang dimaksud dengan pengukuran adalah untuk
menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik. Berikut ini
beberapa contoh alat pengukur yang digunakan yaitu meter kWh untuk
mengukur energi aktif , meter kVARh untuk mengukur energi reaktif,
meter arus, meter tegangan.
Alat Pengukur dan Pembatas (APP) sendiri memiliki fungsi
diantaranya :
a. Pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak
pemasangan).
b. Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang
menyebut dengan nama (Kwh Meter) atau (Meteran Listrik).
c. Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian
daya oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi
listrik rumah pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan
perbaikan instalasi listrik rumah.

48
Perlu diketahui juga untuk batas daya pelanggan pelanggan tentu
disesuaikan dengan peraturan SPLN yang sudah disahkan. Sehingga
pelanggan tidak dapat mengatur sendiri daya yang diinginkan. Dimana
dapat dilihat dari table 3.10 sebagai berikut

Tabel 3.10 Batas Daya Pelanggan

6. Peralatan Pengaman dan Switching

Berikut fungsi dari peralatan pengaman pada jaringan tegangan


menengah :

a. Mendeteksi adanya gangguan (kondisi abnormal) pada sistem tenaga


listrik yang diamankan, sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
b. Melepaskan atau memisahkan (mengisolasi) bagian yang terganggu
sehingga tidak meluas ke bagian sistem yang tidak terganggu dan bagian
sistem lainya dapat terus beroperasi (Suhadi, Tri Wrahatnolo, 2008).

Berikut merupakan beberapa pengaman yang terdapat pada gardu


distribusi 3 fasa:

a. Fuse cut out (FCO)

Fuse cut out (FCO) merupakan salah satu peralatan proteksi yang bekerja
apabila terjadi gangguan arus lebih. FCO akan memutuskan rangkaian listrik
yang satu dengan yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas
standar kerjanya. Prinsip kerja dari FCO adalah ketika terjadi gangguan arus
maka fuse link yang terdapat pada fuse tube akan putus, tabung fuse tube ini
akan lepas dari fuse holder, dan menggantung di udara, sehingga tidak ada
arus yang mengalir ke sistem. Hal tersebut tertera pada SPLN 64:1985.
Terlepasnya tabung porselin dapat berfungsi sebagai saklar pemisah, maka

49
Gambar 3.14. Fuse cut out (FCO)

Pengaman lebur untuk gardu distribusi pasangan luar dipasang pada


Fused Cut Out (FCO) dalam bentuk fuse link. Fuse Link merupakan sekering
untuk memutus kawat penghantar yang digunakan sebagai pemutus jaringan
tegangan menengah. Fuse Link dapat memutus arus yang melebihi kapasitas
dari ukuran fuse link yang sudah ditetapkan. Dimana gambar FCO dapat
dilihat dari gambar 3.14

b. Lightning arrester
Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi
untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada
tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada
tegangan operasi. Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah
dilalui oleh petir, Sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada
peralatan. Pada kondisi normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila
timbul surja, arrester berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan
aliran arus yang tinggi ke tanah. Setelah surja menghilang arrester harus
membuka dengan cepat kembali, sehingga pemutus daya tidak sempat
membuka. Lightning arrester digunakan sebagai pelindung terhadap surja
petir, maka karakteristiknya perlu diketahui sebagai berikut :
a. Mempunyai tegangan dasar (rated) 50 c/s yang tidak boleh dilampaui.
b. Mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limiting)
bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.
c. Mempunyai batas termis.

50
Berhubungan dengan hal yang diatas , maka agar tekanan pada isolasi
dapat dibuat serendah mungkin, suatu sistem perlindungan tegangan lebih
perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan
hubung singkat ke tanah (saturated ground fault).
b. Dapat memutuskan arus susulan
c. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah,
artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.

Gambar 3.15. Lightning Arrester 20 kV

Untuk melindungi Transformator distribusi, khususnya pada pasangan


luar dari tegangan lebih akibat surja petir. Dengan pertimbangan masalah
gangguan pada SUTM, Pemasangan Lightning arrester dapat saja
dipasang sebelum atau sesudah FCO. Lightning arrester (LA)
ditempatkan sedekat mungkin dengan bushing transformator/kapasitor,
dimana kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal
arrester sebelum dihubungkan ke bushing transformator/kapasitor.
Dimana alat arrester dapat dilihat di gambar 3.15

c. Manuver Jaringan

Manuver jaringan adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi

51
terhadap operasi normal akibat adanya gangguan atau pekerjaan
pemeliharaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi penyaluran
tenaga listrik yang maksimal. Kegiatan yang dilakukan dalam manuver :

1. Memisahkan bagian – bagian jaringan yang semula terhubung dalam


keadaan bertegangan / tidak bertegangan.

2. Menghubungkan bagian-bagian jaringan yang terpisah menurut keadaan


operasi normalnya dalam keadaan bertegangan / tidak bertegangan.

52
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai inti pekerjaan, yang dimana
nantinya mmebahas dari awal melakukan perencanaan, SOP pekerjaan,
peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan, hingga hasil pekerjaan
perencanaan. Dimana dalam bab pembahasan ini akan membahas lebih
mendetail dari pekerjaan yang dilaksanakan

4.1 Regulasi mengenai Pekerjaan Perencanaan

4.1.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan pekerjaan


Sebelum melangkap lebih lanjut, Adapun beberapa SOP yang harus
dipahami dan di pelajari sebelum melakukan pekerjaan. Dalam melakukan
pekerjaan Pembangunan Baru dan Perubahan Daya (PBPD) mempunyai
beberapa SOP yang harus dipatuhi, beberapa yang perlu diperhatikan :

1. Menerima Perintah Kerja untuk melaksanakan perencanaan pemasangan


baru dan perubahan daya pada pelanggan JTM dari tim SAR PP

2. Menyiapkan peralatan kerja dan Material sesuai kebutuhan

3. Pemeriksaan data pelanggan dan alat yang dituju untuk melakukan


survey lapangan di tempat

4. Menghubungi PIC terkait untuk melakukan janjian dalam melakukan


survey perencanaan jaringan

5. Setelah sampai di lokasi, melakukan koordinasi dengan PIC kelistrikan


di pelanggan

6. Melakukan survey secara langsung di tempat

7. Melakukan tagging di GPS untuk memperoleh titik koordinat di


lapangan

8. Menggambar dan melakukan koordinasi dengan PIC yang ada di


pelanggan

53
9. Menganalisis kebutuhan dari pelanggan tersebut, apakah perlu dilakukan
penambahan jaringan baru atau cukup perubahan daya

10. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan sistem kelistrikan di


pelanggan secara detail

11. Melakukan dokumentasi mengenai survey dan beberapa hal yang


dibutuhkan saat terjadi nya survey

12. Menggambar sketsa awal dalam pekerjaan untuk memberikan gambaran


untuk pelanggan

13. Memastikan kembali ke pelanggan untuk terjadi kesepakatan

14. Setelah sepakat, team akan kembali ke kantor UP3 dan melakukan
usulan pekerjaan dan detail pekerjaan

15. Membuat gambar teknis dalam proses pelaksanaan perencanaan

16. Menambahkan gambar pada peta dan juga titik koordinat di dalamnya

17. Melengkapi semua dokumen hingga dokumentasi survey pekerjaan

18. Pekerjaan survey perencanaan nanti disesuaikan dengan kebutuhan


pelanggan

19. Melakukan pembuatan RAB dalam proses business (apabila sesuai BP >
Nilai Investasi maka pekerjaan bisa dilakukan

20. Mengidentifikasi semua material yang dibutuhkan dalam proses


perencanaan tersebut dalam file perencanaan tersebut

21. Selanjutnya, file akan diserahkan ke kontruksi untuk melakukan


penanganan lebih lanjut

22. Pekerjaan dilakukan oleh tim Teknik di masing masing unit di PLN dan
diawasi oleh tim Konstruksi PLN

23. Pekerjaan Perencanaan selesai

54
4.1.2 Perlengkapan dan Peralatan Pekerjaan Lapangan
Dalam melaksanakan pekerjaan Pembangunan Baru dan Perubahan
Daya (PBPD), ada beberapa peralatan yang harus dibawa dalam melakukan
survey secara langsung, berikut diantaranya :
1) Peralatan ukur Global Positioning System (GPS)
2) Papan Ujian/Papan Dada
3) Alat tulis (Kertas, Pulpen, Penggaris dll)
4) Meteran Biasa
5) Meteran Laser
6) Surat Perintah Kerja
7) Lembar Perubahan Daya
8) Rompi Pengaman dan Helm Pengaman
9) Handphone
10) Alat Ukur Tahanan Pentanahan (Earth Meter)

4.1.3 Mengetahui Langkah Pelaksanaan Pekerjaan


Adapun langkah kerja pelaksanaan survei di PT. Tunas Madukara Indah,
Wonosobo adalah sebagai berikut :
l. Sebelum menuju ke tempat survei mempersiapkan dokumen nota dinas,
surat perintah kerja, gps garmin dan name tag petugas survei.
2. Sebelum melakukan survei, petugas survei menghubungi pelanggan terlebih
dahulu
3. Setelah sampai di lokasi, berdiskusi dengan pelanggan mengenai lokasi
rencana pembangunan jaringan distribusi.
4. Penelusuran kondisi fisik sekitar lokasi survei, di lokasi masih terlihat
rerimbunan pepohonan
5. Menentukan jaringan eksisting yang akan digunakan pada lokasi rencana
pembangunan jaringan distribusi.
6. Menentukan titik koordinat lokasi rencana pembangunan jaringan distribusi
dengan gps garmin,
7. Mengambil potret lokasi survei untuk dokumentasi hasil survei.

55
8. Petugas pelaksana survei kembali menuju kantor untuk membuat laporan
km ian perencanaan pekerjaan sesuai format yang telah ditetapkan

4.1.4 Mengetahui Flowchart Pekerjaan


Dimana, dalam melakukan pekerjaan perencanaan dari awal hingga akhir,
flowchart yang ada didalamnya, iatu menajdi nantinya akan dijelaskan di
flowchart. Yang dimana dapat di lihat di table 4.1 dalam melakukan pekerjaan
dan floechart pekerjaan

Tabel 4.1 Flowchart pekerjaan

56
Flowchart ini berguna untuk melakukan proses pelaksanaan perencanaan
SUTM, yang dimana melibatkan banyak pihak seperti Assistant Manager
Pelayanan Pelanggan, Assitant Manager Perencanaan, Team Leader Rensis,
Team Leader Mapping, Staff Rensis, Staff PP dan juga Pejabat K3.
Dalam melakukan pekerjaan ini, memiliki keterhubungan antara satu sama
lain, alur atau langkah yang ada di flowchart ini merupakan prosedur yang telah
di lakukan PLN selama beberapa waktu ke belakang. Pembangunan PBPD yang
dilakukan oleh Divisi Perencanaan, yang pada intinya mendapat surat tugas dari
Divisi Pelayanan Pelanggan dan di kerjakan oleh Divisi Perencanaan, mulai dari
survey tempat lokasi hingga melakukan pekerjaan kantor. Setelah semua nya
selesai maka akan di kembalikan ke Divisi Pelayanan Pelanggan kembali untuk
dilakukan pelaksanaan.

4.2 Uraian Proses Pekerjaan Perubahan Daya

Dalam melakukan proses Pekerjaan Perubahan Daya, adapun proses dari


pekerjaan perubahan daya sebagai berikut :

4.2.1 Pekerjaan sebelum ke lapangan

Mendapatkan tugas kerja dari atasan mengenai pekerjaan perubahan


daya dan menyiapkan beberapa peralatan, sebagai pelindung diri dan K3. Tak
lupa, untuk melakukan komunikasi dengan pelanggan, untuk mendapatkan
titik yang sesuai dengan alamat pelanggan dan dokumen lainnya serta
memakai APD sebelum melaksanakan survey pekerjaan.

Gambar 4.1 Mendapatkan surat tugas dari atasan

57
Gambar 4.2 Melakukan komunikasi dengan Pelanggan PBPD

Gambar 4.3 Menyiapkan dokumentasi yang diperlukan (JSA,dl)

Gambar 4.4 Menyiapkan APD lengkap dan peralatan lainnya

58
Gambar 4.5 Memakai semua APD lengkap

Gambar 4.7. Melakukan briefing bersama

4.2.2 Survei Lokasi

Dalam melaksanakan survey lokasi, pertama kita berkomunikasi


dengan pelanggan terkait, mengenai kebutuhan mereka. Apakah perlu
dilakukan pembangunan baru atau perubahan daya. Berdasarkan hasil survei,
pelanggan memerlukan perubahan daya, yang mana nantinya dari daya 1.385
KVA ke daya 2.180 KVA. Dimana dalam melakukan survey dapat dilihat di
gambar 4.8 mengenai kondisi dilapangan

59
Gambar 4.8 Survei Kondisi Konstruksi Tiang dan Lingkungan sekitar

4.2.3 Melakukan pekerjaan perencanaan

Dimana setelah melakukan survey bersama, hal yang perlu dilakukan


adalah melakukan pekerjaan perencanaan di kantor. Dimana, perencanaan
dilakukan setelah survey dilaksanakan dan mendapatkan gambaran mengenai
keadaan di lokasi. Hal ini nantinya akan sebagai hasil output dalam melakukan
Perubahan Daya dan apa saja yang dilakukan

60
a. Menggambar denah pekerjaan
Dalam melakukan perencanaan hal pertama yang harus dilakukan adalah
menggambar denah pekerjaan yang mana ini merupakan hal inti dari
perencanaan guna melihat kebutuhan dan kondisi dilapangan. Dimana dapat
dilihat digambar 4.9 mengenai lokasi pekerjaan gambar denah dan pada gambar
4.10 dapat dilihat kondisi lapangan secara nyata.

Gambar 4.9 Gambar lokasi pekerjaan perubahan daya

61
Gambar 4.10 Gambar lokasi pelanggan perubahan daya

62
c. Menentukan SLD dan gambar google maps
Setelah melakukan gambar untuk perencanaan dan survey pelanggan,
dimana sekarang saatnya melakukan identifikasi feeder yang akan di lakukan
pekerjaan, yang dimana bisa dilihat bahwa pekerjaan akan dilakukan di feeder
WBO03-035 sebagai feeder utama dalam proses pembangunan. Yang mana
single line diagram dapat dilihat di gambar 4.11

Gambar 4.11 Single Line Diagram (SLD) Pekerjaan

Proses membuat google maps pun juga tidak kalah penting untuk
menentukan titik lokasi dari pekerjaan, yang mana nantinya akan bisa menjadi
acuan dalam proses pembangunan yang ada dan juga mempermudah pegawai
PLN dalam membangun asset baru di lokasi. Didalam google maps yang
berwarna merah merupakan bongkar dan yang berwarna hitam adalah
exsisting. Yang mana dapat dilihat mengenai gambar di google maps di
gambar 4.12, mengenai gambar perencanaan.

63
Gambar 4.12 Gambar google maps

c. Perencanaan dan Penyusunan RAB


Rancangan Anggaran Biaya (RAB) adalah perkiraan biaya material, biaya
upah, dan biaya lain-Lain yang dibutuhkan untuk mendirikan suatu bangunan
sebagai pedoman pembangunan agar pembangunan berjalan secara efektif dan
efisien. Setelah dilakukan survei dan melakukan perencanaan secara teknis,
maka dilakukan pembuatan gambar perencanaan dan penyusunan RAB untuk
mengetahui layak atau tidaknya pekerjaan tersebut dilihat dari perbandingan
antara biaya penyambungan dengan biaya investasi. Yang mana mengenai detail
keuangan yang ada dapat dilihat di RAB pada gambar 4.13 sebagai berikut :

64
Gambar 4.13 Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

Selain itu, dalam melakukan perencanaan, perlu mengidentifikasi apa saja


material yang diperlukan, untuk mempermudah kita dalam melakukan
perencanaan di lapangan, setelah semua pekerjaan perencanaan selesai, berikut
keperluan material yang diperlukan. Yang mana perelengkapan material MDU
dapat dilihat di gambar 4.14 sebagai berikut :

65
Gambar 4.14 Material MDU yang dibutuhkan

d. Melakukan kajian dan kesimpulan Pekerjaan


Dalam melakukan pekerjaan perencanaan, juga ada beberapa pekerjaan
seperti pengkajian Financial, pengkajian Layak operasi, Sharing Investasi dll.
Dimana, dapat dilihat dari laporan hasil pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari
kajian pekerjaan perencanaan di gambar 4.15 sebagai berikut :

Gambar 4.15 Kajoan pekerjaan perencanaan

66
Dalam melakukan kajian kelayakan operasi sendiri perlu diperhatikan
mengenai kegiatan kelayakan pekerjaan atau penggantian, Dimana, untuk
pekerjaan ini melakukan Penggantian CT TM 75/5 karena daya yang
digunakan sekarang naik, sehingga kapasitas CT pun itu naik. Pekerjaan
dilakukan untuk mengecheck program/pekerjaan bisa dilaksanakan dengan
baik. Kajian kelayakan operasi atau KKO dapat dilihat di gambar 4.16 sebagai
berikut :

Gambar 4.16 Kajuan Kelayakan Operasi (KKO) pekerjaan perencanaan

Begitu juga dengan KKF (Kajian Kelayakan Financial) dimana, pada


prosses pekerjaan ini, akan dikaji apakah pekerjaan yang dilakukan membawa
untung atau tidak, dengan kata lain BP (Biaya Penyambuangan) harus lebih
besar dari pada Nilai Investasi. Dimana Nilai Investasi sendiri adalah uang yang
dkeluarkan oleh PLN untuk membeli material material yang dibutuhkan. Yang
mana KKF dapat dilihat lebih jelas di gambar 4.17 sebagai berikut :

67
Gambar 4.17 Kajuan Kelayakan Financial (KKF) pekerjaan perencanaan

Gambar 4.18 Jumlah Unit PBPD


Sharing Investasi, dimana dalam bagian ini berguna untuk menghitung
apakah selisih hasil dari BP dan Nilai Investasi bersifat positif atau negative,
apabila hasilnya bersifat positif maka pekerjaan bisa dilakukan. Jika, hasilnya

68
bersifat negative maka pekerjaan tidak bisa dilakukan. Rekomendasi lain
dalam Sharing Investasi adalah PP (Payback Periode dimana PP kurang dari
5 tahun maka pekerjaan bisa dilakukan dan dilaksanakan. Yang mana unit
pembangunan PBPD dapat dilihat dari 4.17 seperti gambar diatas dan
mengenai Sharing Investasi dapat dilihat di gambar 4.19 sebagai berikut ini :

Gambar 4.19 Hasil sharing Investasi

69
e. Hasil Laporan Perencanaan

Setelah melakukan semuanya, maka dilakukan pembuatan hasil survey


lapangan dan pekerjaan. Dimana dalam proses Perubahan Daya PT. Tunas
Madukara Indah ini dapat dilaksanakan karna dinilai bisa dan sesuai dengan
SOP dan lolos akan kajian lainnya (BP > Nilai Investasi). Dalam hal ini,
nantinya akan dilakukan sisip tiang baru C12-350 dan pergantian CT-TM
40/5 menjadi CT-TM 75/5. Hasil pekerjaan dapat dilihat di gambar 4.20
sebagai berikut ini :

Gambar 4.20 Hasil pekerjaan

70
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dari laporan praktek kerja
lapangan sebagai berikut :
1. Dalam proses pekerjaan perenacanaan Perubahan Daya PT. Tunas Madukara
Indah ini dinilai berhasil dan sesuai karena hasil dari kajian yaitu Biaya
Penyambungan (BP) lebih besar dibanding dengan Nilai Investasi.
2. Konstruksi yang dipasang menyesuaikan dengan kebutuhan jaringan, kondisi
sekitar, jaringan yang sudah ada sebelumnya, dan material yang tersedia
berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan. Dalam pekerjaan ini akan
dilakukan sisip tiang baru C12-350 dan pergantian CT-TM 40/5 menjadi CT-
TM 75/5 untuk perubahan daya nya.
3. Dalam divisi perencanaan tidak hanya mengenai merencanakan jaringan baru
dan perubahan daya saja, namun juga ada divisi Mapping dan Kinerja
Koorporate dalam melakukan tugasnya
4. Mapping management bertugas dalam pengelolaan semua aset yang ada di
PLN, mulai dari pendataan aset existing, asset baru hingga management
resiko. Dalam proses pekerjaan sendiri lebih banyak menggunakan data
analyst, rekap data, updating data, pengawasan vendor mapping sehingga
survey lapangan.
5. Kinerja corporate, yang dimana merupakan salah satu bagian dari
Perencanaan yang bertugas dalam memantau kinerja pegawai dan juga
perusahaan. Dalam pekerjaan ini, ada beberapa indikator yang disebut
dengan Key Performance Indicators (KPI).

71
5.2 Saran

Selama penulis melaksanakan kerja praktek di PT. PLN (Persero) UP3


Purwokerto, maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Pada saat bekerja harus selalu menerapkan prinsip Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K2/K3) untuk menghindari kecelakaan kerja.
Keselamatan dalam bekerja sangat penting, sehingga nilai – nilai K3 harus
sangat diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan Job safety analysis (JSA) yang berlaku.
2. Diharapkan tersedianya stok material karena banyak ditemukan hal
ketidaksesuaian fakta lapangan dengan pemasangan sesuai SOP. Selain itu,
material di lapangan jumlahnya sangat terbatas sehingga bisa mengganggu
pekerjaan.

Demikian laporan kerja praktek yang penulis susun, akhir kata penulis
ucapkan terima kasih kepada PT. PLN (Persero) UP3 Purwokerto yang
telah bersedia membimbing dan memberikan ilmu serta kesempatan kepada
penulis untuk dapat melaksanakan kerja praktek

72
DAFTAR PUSTAKA

Agung, dkk. 2014. Pedoman Pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah.


Jakarta ' PT. PLN (Persero).

Anonim- 2011. eprmts.polsi.ac.id/3797/3/File%/20111 .pdf. Diakses pada


tanggal 1 1 Maret 2021 pukul 20.58.
Anonim. 2011. eprints.polsi.ac.id/1756/3/BAB%20111.pdf. Diakses pada
tanggal 1 1 Maret 2021 pukul 21.00.

Antoni, Febri. 2011. Perencanaan Pembangunan Jaringan Listrik Distribusi


Pedesaan. Diakses pada tanggal I I Maret 2021 pukul 20 34.

Daman, 2010. Materi 3 Perencanaan Jaringan Distribusi.


daman48 files wordpress.com/2010/11/materi-3-perencanaan
jaringan.pdf.Diakses pada tanggal I I Maret 2021 pukul 21.04
Fishes, 2019. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 Terhadap Ekonomi Indonesia.
hes.walisongo.ac,id/index.php/2019/03/12/118/. Diakses pada tanggal I
I Maret 2021 pukul 20.37.
Helzan, Muhammad. 2018. Perencanaan Jaringan SUTM, SUTR dan Gardu
Distribusi di Dusun III Aur Duri Desa Aur Duri Kecamatan Gunung
Megang Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan. Palembang
Universitas Sriwijaya.

Kelompok Kerja Standar Konstruksi Distribusi Jaringan Tenaga Listrik dan


Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. (2010).
Buku 4 : Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung
Tenaga Listrik. Jakarta: PT PLN (Persero).
Kelompok Kerja Standar Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dan
Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. (2010).
Buku 1 : Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi
Tenaga Listrik. Jakarta: PT PLN (Persero).

73
Kelompok Kerja Standar Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dan
Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. (2010).
Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik.
Jakarta: PT PLN (Persero).

Keputusan Direksi PT PLN (Persero). (2010). Manajemen Alat Pengukur dan


Pembatas (APP). Jakarta: PT PLN (Persero).
Monantun, S. R. (2014). Jaringan Distribusi Tenaga Listrik. Jakarta: Penerbit
TM. Muhammad, Selamat, M., & Damayanti. (2022). Mengatasi Beban
Lebih Transformator Gardu Distribusi Dengan Menggunakan Trafo
Sisip di PT PLN (Persero) ULP Langsa Kota. Jurnal Energi Listrik.

PT PLN (Persero). (1966). SPLN 118-3-1:1996 Perangkat Hubung Bagi.


Jakarta: PT PLN (Persero).

PT PLN (Persero). (1978). SPLN 3:1978 Pentanahan Jaringan Tegangan


Rendah PLN dan Pentanahan Instalasi. Jakarta: PT PLN (Persero).
PT PLN (Persero). (1984). Buku Pemeliharaan Peralatan SE. PLN
No.032/PST/1984 .
Jakarta: PT PLN (Persero).

PT PLN (Persero). (1997). SPLN 50:1997 Spesifikasi Transformator Distribusi.


Jakarta: PT PLN (Persero).
PT PLN (Persero). (2012). SPLN D3.003-1: 2012 Alat Pengukur dan Pembatas
Terpadu . Jakarta: PT PLN (Persero).

PT PLN (Persero). (2013). SPLN D5.006: 2013 Pedoman Pemilihan Arrester


Untuk Jaringan Distribusi 20 kV. Jakarta: PT PLN (Persero).

PT PLN (Persero). (2017). SPLN D3.026: 2017 Spesifikasi Fuse Cut Out.
Jakarta: PT PLN (Persero).

Samuel Marco Gunawan, J. S. (2013). Analisa Perancangan Gardu Induk


Sistem Outdoor 150 kV di Tallasa. JURNAL DIMENSI TEKNIK
ELEKTRO , 37.

Yusri , A. A., Henrianto , M., & Eliyah , A. M. (2021). Karakteristik


Transformator 3 Fasa Pada Sistem Tenaga listrik AC. Jurnal Dynamic
SainT, 12-18

74
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Magang

75
Lampiran 2. Surat Tugas

76
Lampiran 3. Lembar Penilaian

58
Lampiran 4. Dokumen Kerja

Pengaman Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

59
Job Safety Analysis (JSA)

60
61
Surat Penunjukan

62
Work Order (WO)

63
List Order (LO)

64
Single Line Diagram (SLD) Daerah Padam

65
Standar Operasional Prosedur (SOP

66
67
68

Anda mungkin juga menyukai