OLEH :
HAGA BASTANTA SEEMBIRING
NIM. 200150091
Praktek Kerja Lapangan Pada Gardu Induk Paya 150 KV Paya Pasir
Disusun Oleh :
Nama : Haga Bastanta Sembiring
Nim : 200150091
Program Studi : Teknik Elektro
Menyetujui : Mengetahuii :
TL JARGI Paya Pasir PLH Manager ULTG Paya Pasir
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja
praktik dan dapat menyusun laporan pelaksanaan kerja praktik dengan judul
“Pengoperasian Gardu Induk Switching Operation Dan Maintenance Gardu
Induk Di Gardu Induk Paya Pasir”. Laporan ini disusun sebagai hasil akhir kerja
praktik yang dilaksanakan mulai tanggal 14 Agustus 2023 sampai dengan 14
September 2023.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan Program Studi S1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh. Melalui kerja praktek ini penulis dapat melihat
langsung dunia pekerjaan yang sebenarnya.
Selama proses pelaksanaan kerja praktik, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada yang telah membantu pelaksanaan dan
penyusunan laporan kerja praktik ini, khususnya kepada :
1. Kedua Orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan penulis, memberi
dukungan baik secara moral maupun material;
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Herman Fithra, ST., MT., IPM., ASEAN Eng
selaku Rektor Universitas Malikussaleh;
3. Bapak Dr. Muhammad Daud, ST., M.T selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh;
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Dahlan Abdullah, S.T., M.Kom., IPU., ASEAN Eng
selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Malikussaleh;
5. Ibu Misbahul Jannah, S.T., M.T selaku Ketua Prodi Teknik Elektro
Universitas Malikussaleh
6. Bapak Andik Bintoro, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing kerja
praktik dan selaku dosen pembimbing laporan yang telah memberikan
bimbingan dan masukan dalam penyusunan laporan ini;
7. Bapak M. Harry Susanto Selaku PLH Manager ULTG Paya Pasir;
8. Bapak Donald Van Houten Pardede selaku Team Leader Gardu Induk
150 KV Paya Pasir;
9. Seluruh team operator, Maintenance, K3 di Gardu Induk 150 KV Paya
Pasir yang telah memberikan ilmu di tempat penulis melaksanakan Kerja
Praktek (KP);
10. Seluruh karyawan di Gardu Induk 150 KV Paya Pasir yang sudah
membantu penulis dalam melaksanakan Kerja Praktek (KP);
11. Kedua Orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan penulis, memberi
dukungan baik secara moral maupun material
Haga Bastanta S
200150091
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan energi listrik saat ini di Indonesia dari tahun ke tahun terus
meningkat. Energi listrik merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, dimana semua aktivitas manusia berhubungan dengan energi
listrik. Hal ini dapat dilihat dari keputusan Menteri ESDM Nomor
143/K/20/MEM/2019 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional Tahun
2019 sampai dengan Tahun 2038. Pertumbuhan tersebut banyak terjadi pada
sektor pembangunan industri dan tempat tinggal masyarakat. Sebagian besar
industri sangatlah bergantung pada tenaga listrik sebagai sarana untuk
kelangsungan proses produksi maupun pengoperasiannya, Sehingga di
perlukannya pemeriksaan mau pun pemeliharaan di gardu induk pada komponen
penghantar itu sendiri. Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang
berfungsi untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik dalam kuantitas yang
besar, gardu listrik yang mendapatkan daya dari satuan transmisi atau sub-
transmisi sistem tenaga listrik kemudian menyalurkan tenaga listrik ke daerah
beban (dustri, Kota, Rumah Sakit dan Sebagainya) melalui saluran distribusi
primer.
Mengingat kinerja kerja keras dari suatu transformator seperti itu, cara
pemeliharaanega dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu tranformator harus
dipelihara dengan menggunakan system dan peralatan yang benar,baik dan tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada laporan kerja praktik
ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui dan mempelajari komponen penghantar apa saja di
sekitaran transformator daya pada gardu induk.
b. Komponen – komponen apa saja yang terdapat dalam
transformator daya.
Gambar 2.1 Gedung Gardu Induk 150 KV Paya Pasir “ Tampak depan”
Adapun gambar letak geografis PKS Hapesong ditampilkan pada Gambar 2.3 :
Counter (penghitung) jumlah operasi dari lightning arrester tersebut dicatat dan
dilaporkan bila ada pertambahan.
Jenis-jenis Lightning Arrester
1. Type expulsion:
Terdiri dari dua elektroda dan satu fibre tube. Tabung fibre menghasilkan
gas saat terjadi busur api dan menghembuskan busur api kearah bawah. Setelah
busur hilang maka arrester bersifat isolator kembali.
2. Type Valve:
Bila tegangan surja petir menyambar jaringan dan dimana terdapat arrester
terpasang maka seri gap akan mengalami kegagalan mengakibatkan terjadi arus
yang besar melalui tahanan kran yang saat itu mempunyai nilai kecil. Bila
tegangan telah normal kembali maka tahanan kran mempunyai nilai besar
sehingga busur api akan padam pada saat tegangan susulan sama dengan nol.
Fungsi Line Trap adalah suatu alat yang digunakan untuk menahan
frekwensi yang akan disalurkan ke PLC (power line carrier) sebagai alat
komnikasi supaya tidak masuk ke busbar.
1. Pemisah tanah.
Saklar pemisah tanah berfungsi untuk mengamankan peralatan dari
tegangan sisa yang timbul dari sebuah jaringan tegangan tinggi yang telah
diputuskan, dapat juga untuk mengamankan dari tegangan induksi yang berasal
dari kabel pengahantar atau kabel kabel yang lainnya. Hal ini perlu dilakukan
untuk keamanan bagi orang prang yang akan berkerja pada peralatan instalasi.
Gambar 2.10 Pemisah Tanah
2. Pemisah peralatan.
Saklar pemisah peralatan ini berfungsi untuk mengisolasikan atau
melindungi peralatan listrik dari peralatan-peralatan lainnya pada suatu instalasi
bertegangan tinggi. Saklar pemisah ini harus dioperasikan saat kondisi tanpa
beban. Jadi harus diperhatikan bahwa pada waktu pelepasan sedang tidak ada
arus yang mengalir pada peralatan.
Pada dasarnya prinsip PMS ini sama dengan prinsip saklar biasa. Pada
dasarnya PMS dipakai untuk membebaskan PMT dari tegangan yang mengalir
pada PMT tersebut. Agar dapat dilakukan perawatan atau perbaikan pada PMT
tersebut, maka PMS harus dibuka agar pada PMT tersebut tidak terdapat tegangan
dan PMT aman bagi teknisi yang akan melakukan perawatan.
2.6.5 Transformator
Jenis Jenis Transformator :
1. Trafo Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki hitan sekunder
lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik
tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik
sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi
yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Gambar 2.12 Trafo Step Up
2. Trafo Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada
lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator
jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC – DC.
Gambar 2. 14 Autotransformator
4. Autotransformator variable.
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang
sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan
primer- sekunder yang berubah-ubah.
Gambar 2. 15 Autotransformator Variabel
5. Transformator isolasi.
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama
dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan
primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih
banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini
berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio,
transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
Trafo arus Cast Resin, trafo arus ini biasanya digunakan pada tegangan
menengah, umumnya digunakan pada pasangan dalam ruangan (indoor),
misalnya trafo arus tipe cincin yang digunakan pada kubikel penyulang 20
KV.
Trafo arus isolasi minyak, trafo arus isolasi minyak banyak digunakan
pada pengukuran arus tegangan tinggi, umumnya digunakan pada
pasangan di luar ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe bushing yang
digunakan pada pengukuran arus penghantar tegangan 70 kV dan 150 kV.
Trafo arus isolasi SF6 / Compound Trafo arus ini banyak digunakan pada
pengukuran anus tegangan tinggi. umumnya digunakan pada pasangan di
luar ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe top-core. Trafo Arus ini
juga banyak ditemui di GIS (Gas Insulation Substation).
2. Trafo Arus Berdasarkan Konstruksi Belitan Primer dan Jenis Inti. Trafo Arus
Jika kita Kategorikan Berdasarkan Konstruksi Belitan Primernya. Ada 2
Jenis:
Sisi primer batang (bar primary).
Trafo Arus dengan Jenis ini memiliki bentuk batang pejal pada sisi
primernya.
Trafo Arus dengan Jenis ini terlihat lebih simpel. Seperti Trafo Arus cincin
yang diberi tambahan isolator Support .
Sakelar PMT vakuum (acuum Circuit Breaker). Sakelar PMT ini dapat
digunakan untuk memutus rangkaian bertegangan sampal 38 KV. Pada PMT
vakum, kontak ditempatkan pada suatu bilik vakum, Untuk mencegah udara
masuk kedalam bilik, maka bilik ini harus ditimp rapat dan kontak bergeraknya
diikut ketat dengan perapat logam.
2.6.9 Isolator
Isolator pada umumnya terbuat dari porselin atau kaca dan berfungsi
sebagai isolator tegangan tinggi antara peralatan yang bertegangan dengan
peralatan yang tidak bertegangan
1. Trafo Distribusi
Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen.
Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan
terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau
pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian yang menyebabkan
biaya-biaya pembangkitan akan meningkat tergantung harga KWH yang
tidak terjual. Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesual dengan
kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga
penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop
tegangan ujung pada konsumen atau jatuhnya turunnya tegangan ujung
saluran/konsumen.
Berdasarkan besaran ukur dan prinsip kerja, rele proteksi dapat dibedakan sebagai
berikut
a. Rele Arus Lebih (Over Current Relay). Adalah suatu rangkaian peralatan rele
pengaman yang memberikan respon terhadap kenaikan arus yang melebihi
harga arus yang telah ditentukan pada rangkaian yang diamankan.
Keuntungan dari penggunaan proteksi rele arus lebih ini antara lain
Sederhana dan murah
Mudah penyetelannya
Dapat berfungsi sebagai pengaman utama dan cadangan
Mengamankan gangguan hubung singkat antar fasa, satu fasa ke tanah,
dan dalam beberapa hal digunakan untuk proteksi beban lebih (overload).
b. Rele Tegangan Kurang (Under Voltage relay). Adalah rele yang bekerja
dengan menggunakan tegangan sebagai besaran ukur Rele akan bekerja jika
mendeteksi adanya penurunan tegangan melampaui batas yang telah
ditetapkan..Untuk waktu yang relatif lama tegangan turun adalah lebih kecil
dari 5% dari tegangan nominal dan dalam jangka waktu jam beberapa
peralatan yang beroperasi dengan tegangan di bawah 10 % akan mengalami
penurunan efisiensi.
2.6.11 Baterai
Batterai adalah suatu alat yang menghasilkan energy listrik dengan proses
kimia. Batrai dapat berupa susunan beberapa sel atau satu sel saja. Tiap sel baerai
terdiri dari elektroda positif (anoda), elektroda negative (katoda) dan larutan
elektrolit. Jenis elektroda dan larutan elektrolit yang digunakan dalam baterai
berbeda-beda tergantung spesifikasi dari pabrikan yang memproduksi baterai
tersebut. Bacrai digunakan untuk menghasilkan arus searah atau DC. Pada gardu
induk dan pusat pembangkit batterai berfungsi untuk:
Sumber tenaga untuk untuk alat control, pengwassan dan tanda-tanda
(Signalling and Alarm)
Sumber tenaga untuk motor-motor PMT, PMS Tap Changer Trafo tenaga
dan sebagainya.
Sumber tenaga untuk penerangan darurat.
Sumber tenaga untuk relay proteksi
Sumber tenaga untuk peralatan komunikasi
Untuk kebutuhan operasi relay dan control di Gardu Induk terdapat dua
system catu daya pasokan arus searah yaitu DC 110 V, sedangkan untuk
kebutuhan scadatel menggunakan system catu daya DC 48 V. Catu daya
bersumber dari rectifier dan baterai terpasang pada instalasi secara parallel dengan
beban, sehingga dalam operasionalnya disebut system floating.
a. Kebersihan haterai
b. Arus dan tegangan charger
c. Level air baterai, exchiuse fan
d. Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan baterai
BAB III
LANDASAN TEORI
Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC, inti besi
akan menjadi elektromagnet. Karena arus yang mengalir tersebut adalah arus AC
garis-garis gaya elektromagnet selalu berubah-ubah. Perubahan garis gaya itu
menimbulkan GGL induksipada kumparan sekunder. hal itu menyebabkan pada
kumparan sekunder mengalir ams AC (ams induksi).
a. Kumparan Trafo
Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang dilapisi
dengan bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi baik terhadap
inti besi maupun kumparan lain.. Untuk trafo dengan daya besar lilitan
dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media pendingin. Banyaknya lilitan
akan menentukan besar tegangan dan arus yang ada pada sisi
sekunder.Kadang kala transformator memiliki kumparan tertier.
b. Inti besi
Dibuat dari lempengan lempengan feromagnetik tipis yang berguna
untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melalui
kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai
rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy "Eddy Current"
d. Bushing
Sebuah konduktor (porselin) yang menghubungkan kumparan transformator
dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi
sebagai konduktor tersebut dengan tangka transformator. Selain itu juga
bushing juga berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara kawat yang
bertegangan dengan tangki trafo.
f. Pendingin
Pada inti besi dalam kumparan - kumparan akan timbul panas akibat rugi
besi dan rugi tembaga. Apabila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu
yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo. Untuk mengurangi
kenaikan suhu transformator yang berlebihan, maka perlu dilengkapi dengan
alat pendingin/sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator.
Media yang dipakai pada pendingin dapat berupa :
Udara/gas
Minyak
Air
i. Indikator
Untuk mengawasi selamatransformator beroperasi, maka perlu adanya
indikator pada transformator sebagai berikut:
Indikator suhu minyak
Indikator permukaan minyak
Indikator suhu winding
Indikator kedudukan tap
Kubikel Incoming 20 kV
Kubikel Incoming merupakan salah satu peralatan atau perlengkapan listrik
yang dapat berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke busbar
20 kv. Tegangan 20 kV dari sisi sekunder trafo masuk ke dalam busbar 20 kV
yang berada di dalam kubikel 20 kV.
Gambar 3.5. Kubikel Incomig 20 kV
Adapun Komponen-komponen di dalam incoming yaitu
Busbar
PMS (Pemisah)
Earthing Switch
Heater
PMT Vacuum
Penyulang
Penyulang utama atau primer adalah jaringan yang langsung keluar dari gardu
induk yang pada umumnya terdiri atas jaringan fasa dengan fasa tiga, empat kawat
dan cabang serta sub cabang dapat berupa jaringan fasa tunggal atau fasa tiga.
Ditinjau dari segi konstruksi dan tempat penghantar terpasang. maka jaringan
primer (jaringan tegangan menengah) dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Saluran udara tegangan menengah
b. Saluran kabel tegangan menengah di bawah tanah
Saluran udara menyalurkan daya listrik melalui kawat atau kabel yang
dipasang atau digantung pada tinng-tiang dengan perantaraan isolator, sedangkan
saluran kabel bawah tanah menyalurkan daya listrik melalui kabel tanah yang
digelar dibawah permukaan tanah.
Gambar 12. Penyulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Primer – Ground
Sekunder – Ground
Tertier – Ground
Primer – Sekunder
Sekunder – Tertier
Primer – Tertier
Berdasarkan pada tabel dapat menjelaskan bahwa pada pengujian indeks polatitas
pada transformator PS T15 PT Indonesia Power UP Mrica secara keseluruhan ada
dalam keadaan tidak baik dan baik karena LV-G dan HV-LV nilainya diantara 1 –
1.1, sedangkan HV-G dan HV LV-G nilainya > 1.25. Batasan indeks polarisasi
menurut buku enjineering PT PLN P3B sebagai berikut:
3.1.5 Persiapan
1. Sesuai perintah kerja Man ULTG Glugur Pemeliharaan Dua Tahunan
Transformator Daya II 60 MVA pada Gardu Induk 150 kV Titi Kuning,
segera petugas menyiapkan sarana angkutan, peralatan kerja dan
peralatan K3.
B. Pemasangan Grounding
Pentanahan
Gambar 4.2 Pemasangan Grounding Pentanahan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya dan data-
data yang ada maka dapat kesimpulkan sebagi berikut:
1. Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya
2. Hasil pengujian tahanan isolasi pada transformator PS T15 sesuai dengan
standar yang telah ada (IEC 602447: Standar Internasional Elektronik (IEC)
untuk pengujian tan delta pada isolasi peralatan listrik, IEEE C57.152:
Standar Institue of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) Untuk
pengujian transformator daya
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
Perlu dilakukan perawatan dan pengujian transformator secara rutin untuk
menjaga dan mengevaluasi kondisi isolasi pada peralatan listrik seperti
transformator.Perlu juga membuat jadwal pengujian selanjutnya untuk memonitor
perkembngannya dan semua yang di lakukan dalam pengujian tan delta harus
mengacu pada standar ysng telah di tetapkan
DAFTAR PUSTAKA