Anda di halaman 1dari 19

CIRCUIT BREAKER (CB) PADA GARDU INDUK 150 KV

PT. PLN (PERSERO) UPP SUMBAGUT 2

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Disusun Oleh

ANDI ARIGA

7322

TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan

Judul: Pemeliharaan trafo distribusi

Yang telah dilaksakan oleh siswa

Nama : Andi Ariga

NIS : 7322

Program Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik

Ditulis sebagai syarat kenaikan kelas dan mengikuti ujian

Menyetujui

Pembimbing Sekolah Pembimbing Lapangan

Eka Subhan Syamsul Akmal

Mengetahui

Kepala SMK Negeri 2 Takengon

Ruhila S,Pd.

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yag
telah memberikan rahmatnya kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini, dimana laporan
ini diajukan untuk memenuhi syarat kenaikan kelas dan mengikuti ujian sekolah.

Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan apa yang telah kami lakukan di PT. PLN
(PERSERO) UPP Sumbagut 2. Dalam penyusunan laporan ini kami selaku penulis, mhon
maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan maupun isi dari laporan ini mengingat
kurangnya pengetahuan kami sebagai pelajar dalam tahap proses pembelajaran tingkat
kejuruan dan pengalaman lain yang belum kami ketahui meskipun demikian kami tetap
berusaha sesuai kemampuan yang kami miliki agar terselesaikan laporan ini. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap pihak pihak yang telah membantu kami untuk
menyelesaikan laporan ini:

1. Ibu Ruhila S.Pd sebagai kepala SMK 2 Takengon


2. Bpk. Nove Ardianto sebagai pimpinan di PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2
3. Bpk ibu guru yang turut memberikan dukungan moral
4. Seluruh staf dan karyawan kantor di PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2
5. Orangtua yang memberikan doa restu serta dukungan moril maupun meteril sehingga
kami dapat melaksanakan prakerin dan menyelesaikan laporan prakerin
6. Pada semua teman-teman kami khususnya kelas 3 Teknik Instalasi Tenaga Listrik
yang telah memberikan dukungan sehingga terselesaikan laporan ini.

Demikian harapan saya semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi teman-teman sekolah kami yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
sehari-hari. Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih.

Wassalam

penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A.Latar Belakang Pelaksanaan Prakerin............................................................................................1
B. Tujuan Dan Manfaat Praktek Kerja Industri.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Laporan.............................................................................................................2
D. Metode Pengambilan Data............................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
GAMBARAN PERUSAHAAN...........................................................................................................3
A.Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero) UPP Sumbagut 2...............................................................3
B.Struktur Organisasi PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2........................................................3
C.Disiplin Kerja PT. PLN (Persero) UPP Sumbagut 2......................................................................4
BAB III.................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A.Pengertian Circuit Breaker.............................................................................................................5
B.Jenis Jenis Circuit Breaker.............................................................................................................6
C.Fungsi dan Peran Circuit Breaker..................................................................................................6
E.Proses Kerja dan Komponen-Komponen CB.................................................................................8
1. Proses Kerja CB Pada Gardu Induk 150 Kv..............................................................................8
2. Komponen-Komponen CB........................................................................................................9
F. Penerapan Di Lingkungan PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2.................................................9
G. Tantangan dan Proyeksi di Masa Depan.........................................................................................10
BAB IV...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A.Kesimpulan..................................................................................................................................12
B.Saran............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
LAMPIRAN.......................................................................................................................................14

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Pelaksanaan Prakerin

Transformator adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC pada satu
level tegangan ke level tegangan lain menurut prinsip induksi elekffomagnetik tanpa
mengubdr frekuensi. Dengan demikian fungsi trafo sangat dibutuhkan di dalam sebuah sistem
distibusi.

Transformator distibusi merupakan suatu alat yang sangat penting di dalam


pendisfribusian tenaga listrik, dalam hal ini transformator tidak terlepas dari gangguan.
Adanya gangguan yang terjadi pada ffasformator ini dapat mengakibatkan terhambafrrya
proses penyaluran energi listrik kepqda pelanggan/koilsumen. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pemeliharaan dan pemeliharaan dan perawatan secara berkala pada tansformator distribusi
guna menjaga stabilitas sistem yang handal.

Agar trafo distribusi tidak mengalami gangguan atau kerusakan, maka harus diadakan
perawatan dan pemeliharaan secara berkala yaitu dengan memeriksa trafo dan mengganti
peralatan ataupun komponen yang rusak. Pemeliharaan trafo distribusi yang berupa
monitoring dilakukan setiap minggu dan setiap bulan, sedangkan pemeliharaan kafo yang
berupa pemeriksaan, pengukuran dan pengujian akan dilakukan setiap tahun

B. Tujuan Dan Manfaat Praktek Kerja Industri

Secara unum Praktek Kena Industri bertujuan untuk menberi gambaran kepada siswa/ i
pada saat bekerja, baik itu disuatu perusahaan ataupun dısuatu lembaga instansi.
Sedangkan secara khususnya antara lain

1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada


masing-masıng Siswa/i
2. Melatih keterampılan vang dimiliki siswa'i schingga dapat bekerja dengan baik
3. Melahırkan sikap bertanggung jawab, disıplın. sikap mental, etika yang baik serta
dapal bersosıalısasi dengan lingkungan sekitar.

1
4. Menambah kreatifitas siswa/i agar dapat mengembangkan bakat yang
terdapat dalam dirınya
5. Memberikan motivası sehingga siswai bersemangat dalam meraih cita-cita
mereka.
6. Melatih siswai ayar dapat membuat suatu laporan yang terperincI darı apa saja
yang mereka kerjakan selama Praktek Kerja Industrı.

Manfaat praktek kerja industri antara lain :

1. Pengalaman Kerja di Lapangan, Siswa dapat belajar secara langsung tentang


tahapan pembangunan, operasional, dan pemeliharaan PLTA.
2. Pengetahuan Khusus Industri Energi, Mengetahui bagaimana PLTA bekerja dan
pentingnya energi terbarukan dalam lingkungan kita.

3. Pengembangan Soft Skills, Berinteraksi dengan berbagai pihak di lapangan untuk


meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

C. Tujuan Penulisan Laporan

Setelah melaksanakan praktik Kerja Industri ini, adapun tujuan penulisan laporan ini
Antara lain:
1. Sebagai salah satu syarat untuk kenaikan kelas
2. Sebagai tanda bukti nyata telah melaksanakan praktik kerja industri yang
dilakukan di PT. PLN (Persero) UPP Sumbagut 2.
3. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan untuk siswa/i SMK Negeri 2
Takengon pada umumnya.

D. Metode Pengambilan Data

Dalam pengumpulan data data atau keterangan yang diperlukan dalam penyusunan
laporan ini penulis mendapatkannya dengan metode sebagai berikut
A. Metode Kepustakaan
Metode yang digunakan dalam praktek kerja industri dengan literatur buku
buku dan penelusuan mela, lui internet yang mendukung dalam penyusunan
laporan ini.
B. Metode Observasi

2
Mengumpulkan data dengan melakukan metode pengamatan dan praktik di
instansi tempat siswa/ i melaksanakan praktik kerja industri.

BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN

A.Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero) UPP Sumbagut 2

Proyek ini telah melakukan beberapa studi pendahuluan sejak tahun 1970an.
Studi kelayakan dilakukan melalui program bantuan teknik dari pemerintah Belgia
1984-1988. Desain rinci dan dokumen lelang proyek telah disiapkan dari tahun 1992-
1994 yang didanai oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) yang dilaksanakan oleh
Nippon Koei yang bekerjasama dengan konsultan lokal melalui perjanjian Enginering
pada Juli 1996. Proses penggadaan kontraktor untuk pekerja utama juga telah
dilakukan disamping itu pembangunan Basecamp &Access sudah selesai pada tahun
1998 meskipun perlu dilakukan perbaikan terkait dengan kondisi keamanan di
Provinsi Aceh yang memburuk pada akhir 1998 sehingga akhirnya diputuskan untuk
tidak melanjutkan kegiatan di lapangan Proyek ini sempat terhenti dan dilanjutkan
kembali pada tanggal 27 Mei 2011.

B.Struktur Organisasi PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2

3
Dalam struktur organisasi proyek, terdapat berbagai peran penting,
seperti manager, assistant manager, team leader, officer pengendalian proyek
dan berbagai macam lainnya.

C.Disiplin Kerja PT. PLN (Persero) UPP Sumbagut 2

1) Kehadiran dan Ketaatan Waktu


Kehadiran yang Konsisten: Mematuhi jadwal kerja dan absen yang tercatat.
Ketaatan Waktu: Menghargai waktu kerja dan memenuhi tenggat waktu
pekerjaan.
2) Etika Kerja
Profesionalisme: Berperilaku dengan sopan, menghormati kolega dan atasan,
serta menjaga citra perusahaan.
Integritas: Bertindak sesuai dengan nilai-nilai etika dan kejujuran dalam
melakukan pekerjaan.
3) Kualitas Kerja
Prestasi Kerja: Berusaha untuk mencapai target kerja dan standar kualitas
yang ditetapkan.
Pemecahan Masalah: Berperan aktif dalam menyelesaikan masalah yang
muncul dengan solusi yang efektif.
4) Keselamatan:

4
Mematuhi prosedur keselamatan kerja yang telah ditetapkan untuk mencegah
kecelakaan.
5) Pemahaman Risiko:
Memahami risiko di lingkungan kerja dan cara mengurangi potensi bahaya.

BAB III
PEMBAHASAN

A.Pengertian Circuit Breaker


Circuit breaker pada gardu induk dengan tegangan 150 kV adalah perangkat
penting yang digunakan untuk mengontrol aliran listrik dalam sistem tenaga listrik
berdaya tinggi. Gardu induk pada tegangan sebesar 150 kV merupakan bagian dari
sistem transmisi listrik yang mengelola distribusi daya listrik dalam jumlah besar dari
pembangkit listrik ke berbagai wilayah.

Circuit breaker pada gardu induk 150 kV memiliki peran yang krusial dalam
menjaga keandalan dan keselamatan sistem tenaga listrik. Fungsi utamanya adalah
untuk memutuskan aliran listrik pada saat terjadi gangguan atau keadaan darurat pada
jaringan transmisi listrik dengan tegangan yang sangat tinggi.

Berbeda dengan circuit breaker pada skala yang lebih kecil (seperti yang
digunakan di rumah tangga atau dalam distribusi listrik yang lebih rendah), circuit
breaker pada gardu induk 150 kV memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dan
kemampuan untuk memutus aliran arus listrik pada tegangan yang sangat tinggi.
Mereka harus dapat menangani daya yang besar dan bekerja dengan presisi tinggi
untuk memastikan bahwa gangguan apapun dalam sistem transmisi listrik dapat
diisolasi dengan cepat dan efektif. Circuit breaker pada gardu induk 150 kV biasanya
menggunakan teknologi yang sangat canggih dan tahan terhadap tegangan tinggi.
Mereka dilengkapi dengan sistem pengendalian yang rumit dan dilengkapi dengan
mekanisme perlindungan yang kuat untuk mengatasi lonjakan arus dan gangguan
lainnya pada level tegangan yang sangat tinggi.

5
Secara keseluruhan, circuit breaker pada gardu induk 150 kV adalah
komponen vital dalam infrastruktur tenaga listrik yang memainkan peran penting
dalam menjaga keandalan, keamanan, dan efisiensi dalam penyediaan listrik pada
skala besar.

Gambar 1. Gas Circuit Breaker

B.Jenis Jenis Circuit Breaker


Circuit breaker yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
memiliki peran penting dalam sistem keseluruhan. Mereka membantu mengontrol
aliran listrik dari generator PLTA ke sistem transmisi atau grid listrik.
Biasanya, dalam PLTA, terdapat beberapa jenis circuit breaker yang digunakan:
1. Circuit Breaker Generator (Pemutus Tenaga Generator)
Circuit breaker ini terletak di antara generator dan transformer atau busbar
untuk mengendalikan aliran listrik dari generator. Mereka memungkinkan
isolasi generator dari sistem jika diperlukan, seperti saat ada gangguan atau
pemeliharaan.
2. Circuit Breaker Transmisi
Digunakan pada saluran transmisi listrik untuk mengatur aliran listrik dari
PLTA ke grid. Mereka berperan dalam menjaga keandalan dan keamanan
jaringan transmisi listrik.
3. Circuit Breaker di Pusat Kontrol PLTA
Ada juga circuit breaker yang digunakan di pusat kendali PLTA untuk
mengatur dan memantau aliran listrik dari berbagai komponen PLTA serta
memastikan bahwa aliran listrik terdistribusi dengan baik sesuai kebutuhan.
Pemilihan jenis circuit breaker dalam PLTA sering kali didasarkan pada keandalan,
kemampuan pemutusan arus yang cepat dan tepat, serta kemampuan menangani daya yang
besar dari generator PLTA. Faktor-faktor seperti ukuran, kehandalan, dan efisiensi
operasional juga menjadi pertimbangan penting dalam memilih circuit breaker yang sesuai
untuk digunakan dalam konteks pembangkitan listrik dari PLTA.

6
C.Fungsi dan Peran Circuit Breaker
Circuit breaker memiliki peran krusial dalam sistem listrik untuk melindungi
peralatan, mencegah kebakaran, dan menjaga keamanan secara keseluruhan. Fungsi
dan perannya meliputi:
1. Perlindungan Peralatan Listrik:
Melindungi dari Lonjakan Arus Ketika terjadi lonjakan arus listrik yang
berlebihan, baik karena gangguan atau korsleting, circuit breaker akan
bertindak cepat untuk memutus aliran listrik dan mencegah kerusakan pada
peralatan elektronik yang terhubung.
2. Keselamatan dan Pencegahan Kebakaran:
Mencegah Bahaya Kebakaran Ketika terjadi hubung singkat atau korsleting
yang dapat menyebabkan panas berlebih, circuit breaker akan memutus aliran
listrik, mencegah terjadinya kebakaran akibat gangguan listrik.
3. Isolasi Gangguan dalam Sistem Listrik:
Isolasi Sirkuit yang Bermasalah. Jika ada sirkuit atau komponen dalam sistem
listrik yang bermasalah, circuit breaker memungkinkan isolasi sirkuit tersebut
untuk mencegah dampak buruk pada bagian lain dari jaringan listrik
4. Kontrol Aliran Listrik:
Mengatur Aliran Listrik. Circuit breaker dapat dioperasikan secara manual
untuk mengontrol aliran listrik, memungkinkan pengguna untuk memutus dan
menghidupkan listrik sesuai kebutuhan.
5. Perlindungan Terhadap Kebocoran Arus (Pada Circuit Breaker
Tertentu):
Mencegah Kebocoran Arus. Beberapa jenis circuit breaker, seperti differential
circuit breaker, dirancang khusus untuk mendeteksi kebocoran arus yang dapat
membahayakan dan memutus aliran listrik saat deteksi arus bocor.
6. Keandalan dan Kecepatan dalam Pemutusan Arus:
Reaksi Cepat Circuit breaker harus dapat bereaksi dengan cepat dan tepat saat
terjadi gangguan atau lonjakan arus, sehingga dapat meminimalkan kerusakan
pada peralatan atau bahaya pada manusia.
7. Pengendalian dan Monitoring Sistem Listrik:
Pengendalian Sistem Circuit breaker dapat diintegrasikan ke dalam sistem
pengendalian otomatis untuk memantau dan mengatur aliran listrik secara
efisien sesuai dengan kondisi yang ada.

Fungsi-fungsi ini memastikan bahwa circuit breaker tidak hanya menjaga


keamanan sistem listrik, tetapi juga melindungi peralatan elektronik dan manusia dari
bahaya yang mungkin timbul akibat gangguan listrik atau lonjakan arus yang tidak
terduga. Sebagai komponen penting dalam sistem distribusi listrik, circuit breaker
menjadi unsur kunci dalam menjaga keandalan dan keamanan listrik pada berbagai
skala, dari rumah tangga hingga infrastruktur industri yang besar.

7
E.Proses Kerja dan Komponen-Komponen CB
1. Proses Kerja CB Pada Gardu Induk 150 Kv

a) Pendeteksian Gangguan: Ketika terjadi lonjakan arus atau gangguan dalam


sirkuit listrik, sensor dalam circuit breaker mendeteksi kondisi ini. Sensor ini
bisa berupa elektromagnetik, termal, atau sensor lainnya, tergantung pada jenis
circuit breaker.

b) Pemicu Sinyal: Setelah mendeteksi gangguan, sensor memberikan sinyal


untuk memicu aksi dari circuit breaker. Ini bisa berupa sinyal elektromagnetik
yang mengaktifkan komponen pemutus atau pengaturan mekanis lainnya.

c) Pemutusan Arus: Pada saat aksi dipicu, circuit breaker akan membuka
kontaknya. Pegas atau mekanisme lainnya akan melepaskan kontak dengan
cepat untuk memutus aliran listrik.

d) Penahanan Arus: Setelah pemutusan arus, circuit breaker harus mampu


menahan dan mencegah arus yang berlebih atau busur listrik untuk mencegah
kemungkinan bahaya yang lebih besar.

e) Rekoneksi atau Resetting: Setelah gangguan diatasi, circuit breaker harus bisa
di-reset untuk mengembalikan aliran listrik normal. Ini bisa dilakukan secara
manual atau otomatis tergantung pada jenis circuit breaker dan konfigurasi
sistemnya

Proses ini memungkinkan circuit breaker untuk bertindak secara cepat dan
efektif untuk memutuskan aliran listrik saat terjadi kondisi abnormal dalam sirkuit
listrik, melindungi peralatan dan manusia dari bahaya yang mungkin timbul akibat
gangguan tersebut.

Gambar 2. Proses Pengoperasian Circuit Breaker

8
2. Komponen-Komponen CB

a) Kontak: Merupakan bagian yang membuka atau menutup sirkuit listrik.


Kontak biasanya terbuat dari bahan yang dapat menghantarkan listrik dan
memiliki kemampuan untuk memutus aliran listrik saat diperlukan.

b) Pegas digunakan untuk memberikan kekuatan dalam membuka atau menutup


kontak dengan cepat saat circuit breaker diaktifkan.

c) Elektromagnet atau Pemicu Mekanis: Ini adalah bagian dari circuit breaker
yang mendeteksi arus berlebih atau gangguan dalam sirkuit. Elektromagnet
atau pemicu mekanis ini akan memberikan sinyal untuk memicu aksi dari
circuit breaker.

d) Medium Isolasi: Pada jenis circuit breaker tertentu, seperti yang


menggunakan gas SF6 atau vakum, medium isolasi ini berperan dalam
memadamkan busur listrik yang mungkin terjadi saat kontak terbuka.

F. Penerapan Di Lingkungan PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2


Penerapan circuit breaker di PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2 sangat
penting untuk menjaga sistem operasional yang aman dan andal. Circuit breaker di PT.
PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2memiliki peran krusial dalam mengatur aliran listrik
dari generator ke sistem transmisi serta melindungi peralatan dari gangguan atau kondisi
abnormal lainnya. Berikut adalah penerapan circuit breaker di PT. PLN (PERSERO) UPP
Sumbagut 2
a) Perlindungan Generator:
Circuit breaker digunakan untuk melindungi generator dari lonjakan arus atau
gangguan dalam sirkuit generator. Mereka memutus aliran listrik jika terjadi kondisi
yang dapat merusak generator atau mengganggu operasinya.
b) Pengaturan Aliran Listrik ke Transformator:
Circuit breaker membantu mengatur aliran listrik dari generator ke transformator
untuk mengubah tegangan listrik sebelum didistribusikan ke jaringan transmisi atau
grid listrik.
c) Perlindungan Terhadap Gangguan pada Sirkuit Pembangkitan:
Mereka juga digunakan untuk melindungi sirkuit-sirkuit yang ada di dalam PT. PLN
(PERSERO) UPP Sumbagut 2 dari gangguan listrik yang mungkin terjadi, seperti
korsleting atau hubung singkat
d) Pengamanan Terhadap Beban Berlebih
Circuit breaker berfungsi untuk memutus aliran listrik jika terjadi beban yang
melebihi kapasitas yang aman untuk melindungi peralatan dan infrastruktur dari
kelebihan daya.
e) Kontrol dan Monitoring Sistem Listrik:
Circuit breaker di PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2 sering diintegrasikan ke
dalam sistem pengendalian otomatis untuk memantau aliran listrik, mendeteksi
kondisi abnormal, dan memberikan respons cepat untuk mempertahankan kestabilan
sistem.

9
f) Operasi Normal dan Darurat
Mereka dirancang untuk dapat beroperasi secara normal serta memberikan respons
cepat saat terjadi keadaan darurat seperti gangguan listrik, guna memastikan sistem
PLTA tetap berjalan dengan efisien dan aman
g) Perlindungan terhadap Kebocoran Arus:
h) Beberapa circuit breaker di PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2dirancang untuk
mendeteksi dan memutus aliran listrik saat terjadi kebocoran arus yang dapat
membahayakan sistem atau lingkungan sekitarnya.
Penerapan ini menjadikan circuit breaker di PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2
sebagai bagian penting dalam menjaga keandalan, keamanan, dan efisiensi dalam operasi
pembangkitan listrik dari sumber energi air. Kecepatan respons dan ketepatan dalam
memutus aliran listrik saat diperlukan menjadi faktor kunci dalam menjaga integritas sistem
PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2 secara keseluruhan.

G. Tantangan dan Proyeksi di Masa Depan


Tantangan dalam Penggunaan Circuit Breaker di Masa Depan:
1. Teknologi yang Lebih Efisien: Dalam masa mendatang, tantangan utama adalah
mengembangkan teknologi circuit breaker yang lebih efisien, memiliki kapasitas
pemutusan yang lebih tinggi, serta lebih ramah lingkungan.
2. Pemulihan Cepat: Menjadi semakin penting untuk memiliki circuit breaker yang
mampu memulihkan aliran listrik dengan cepat setelah pemutusan, mengurangi waktu
downtime dalam distribusi listrik.
3. Kemampuan Adaptasi Terhadap Kebutuhan Energi Baru: Dengan perubahan
arah energi ke sumber yang lebih terbarukan dan dinamika jaringan listrik yang lebih
kompleks, circuit breaker harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan baru ini.
4. Integrasi Teknologi Cerdas (Smart Technology): Tantangan lain adalah integrasi
teknologi cerdas untuk memungkinkan circuit breaker melakukan diagnosis diri,
pemantauan jarak jauh, dan respons otomatis terhadap kondisi jaringan listrik yang
berubah-ubah.
5. Keselamatan dan Kestabilan Sistem: Dalam menghadapi kondisi ekstrem atau
bencana alam yang lebih sering terjadi, circuit breaker perlu dirancang untuk menjaga
keamanan dan stabilitas jaringan listrik.
Proyeksi dalam enggunaan Circuit Breaker di masa depan adalah sebagai berikut
1. Peningkatan Kapasitas dan Efisiensi: Proyeksi utama adalah terus meningkatnya
kapasitas pemutusan arus dan efisiensi circuit breaker, bahkan untuk tegangan yang
lebih tinggi, serta pengurangan penggunaan bahan-bahan yang merusak lingkungan.
2. Pengembangan Teknologi Cerdas: Circuit breaker akan semakin diintegrasikan
dengan teknologi cerdas untuk memantau, menganalisis, dan merespons secara
otomatis kondisi jaringan listrik, memperbaiki efisiensi dan keandalannya.

10
3. Keterlibatan dalam Energi Terbarukan: Dengan transisi ke energi terbarukan yang
lebih banyak, circuit breaker akan memainkan peran penting dalam mengelola aliran
energi yang bervariasi dari sumber-sumber seperti surya atau angin.
4. Pemulihan Otomatis dalam Sistem Smart Grid: Circuit breaker diharapkan dapat
bekerja dalam sistem smart grid untuk melakukan pemulihan otomatis, mengurangi
gangguan, dan memperbaiki keandalan sistem secara keseluruhan.
5. Lebih Adaptif terhadap Lingkungan: Proyeksi lain termasuk penggunaan bahan
yang lebih ramah lingkungan dalam pembuatan circuit breaker dan pengembangan
teknologi yang lebih tahan terhadap perubahan lingkungan.
Tantangan dan proyeksi ini menjadi fokus dalam pengembangan dan evolusi circuit breaker
di masa depan, dimana teknologi ini menjadi kunci dalam menjaga keandalan, keamanan, dan
efisiensi dalam penyediaan listrik.

11
BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan
Circuit breaker pada pembangkit PLTA 150 kV berperan sebagai komponen
vital dalam sistem untuk melindungi peralatan dari kerusakan akibat gangguan listrik
seperti lonjakan arus atau gangguan hubung singkat. Dengan deteksi yang cepat,
circuit breaker ini bertugas memutus aliran listrik secara otomatis ketika terdeteksi
gangguan tersebut, mencegah kerusakan serius pada peralatan dan menjaga keandalan
sistem pembangkit. Dengan fungsi penting ini, circuit breaker di PLTA 150 kV
menjadi elemen yang tak terpisahkan dalam menjaga kehandalan operasional dan
keselamatan sistem kelistrikan.
B.Saran

Circuit breaker di PLTA 150 kV merupakan garda terdepan yang melindungi


sistem dari gangguan listrik. Fungsinya yang cepat dalam memutus aliran listrik saat
terjadi gangguan adalah kunci bagi keandalan operasional, perlindungan peralatan,
dan keselamatan sistem kelistrikan.

12
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (PERSERO) UPP Sumbagut 2, Profil Perusahaan
https://repositori.uma.ac.id/jspui/bitstream/123456789/14854/1/Warchit%20M.%20Silaen
%20-%20Laporan%20Kerja%20Praktek%20Pemeliharaan%20Transformator%20Distribusi
%20di%20PT.%20PLN%20%28%20Persero%20%29%20ULP%20Medan%20Selatan.pdf
Leaflet PT, PLN (PERSERP) UPP Sumbagut 2, Sejarah berdirinya Perusahaan

13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kegiatan

14

Anda mungkin juga menyukai