Disusun Oleh :
MUHAMMAD FIRMAN WAHYU SAPUTRA
LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PT. PLN (PERSERO) ULP PELAIHARI
MENGETAHUI,
i
KATA PENGANTAR
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Sekolah (UAS) TAHUN PELAJARAN 2022/2023.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempuna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini
sangat penulis harapkan. Mudah - mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV PEMBAHASAN KHUSUS ............................................. 21
4.1 Data dan Hasil Pekerjaan Mutasi Trafo .................................. 21
4.2 Menentukan Fuse Cut Out dan NH Fuse 100 Kva .................. 22
BAB V PENUTUP ............................................................................ 24
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 24
5.2 Saran ....................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 25
LAMPIRAN ......................................................................................... 26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
kotabaru, PLN area palangkaraya dan PLN area kuala Kapuas, 2 sektor
pembangkitan meliputi pembangkitan Barito dan Pembangkitan asam – asam dan
satu area penyaluran dan pengatur beban sistem Unit Induk Distribusi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah (AP2B sistem UID KSKT).
Dalam pelaksanaannya PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan
Selatan – Kalimantan Tengah ini terdiri atas beberapa struktur organisasi pegawai,
yang antara lain sebagai berikut:
2. Unit pelaksana.
4. Gardu Kios
Gardu kios adalah Gardu Distribusi yang pembangunannya bisanya bersifat
untuk sementara saja selama ada rehabilitasi gardu. Bangunannya terdiri dari
angka besi dan dindingnya dari Seng serta lantainya biasanya terbuat dari
kayu atau beton.
Catatan : Tic 35 max beban 100 amp ; tic 50 mx beban 160 amp dan tic 70
max200 amp. Bila melebihi kapasitas max tic, maka lakukan pemecahan beban.
b. NT Fuse/NH Fuse
Berfungsi sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang disebabkan karena
hubung singkat diJaringan Tegangan Rendah (JTR) maupun karena beban lebih.
10
c. Lightning Arrester
Lightning Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap
tegangan lebih, yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge).
Alat ini bersifat sebagai by-pass di sekitar isolasi yang membentuk jalan
dan mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak
menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan.
b. Tegangan Nonimal
Tegangan nominal adalah tegangan kerja yang mendasari perencanaan dan
pembuatan instalasi serta peralatan listrik. Berdasarkan tegangan nominalnya,
transformator distribusi dapat digolongkan ke dalam beberapa bagian yaitu:
1. Tegangan primer Transformator distribusiharus disesuaikan dengan tegangan
nominal pada sistem jaringan distribusi primer yang berlaku. Adapun tegangan
jaringan distribusi primer yang berlaku adalah 6 kV, 12 kV, dan 20 kV.
2. Tegangan sekunder yaitu tegangan nominal pada sisi sekunder transformator
distribusi yang disesuaikan dengan tegangan distribusi sekunder yang berlaku
di Indonesia, yaitu 220/380 V.
c. Daya Nominal
Daya nominal adalah daya yang mendasari pembuatan peralatan listrik.
Berdasarkan daya nominalnya dapat di kelompokkan transformator distribusi
sebagai berikut yaitu 25 kVA, 50kVA, 75 kVA, 100 kVA, 125 kVA,
160 kVA, 200 kVA, 250 kVA, 315 kVA, 400kVA, 500 kVA, 630
kVA, 800 kVA, 1000kVA, 1250 kVA, dan 1600 kVA.
17
18
Safety talk ini biasanya dilakukan setiap hari kamis pada jam 08.00 WITA di
depan Workshop Electric. Tujuan Safety Talk Meeting ini untuk membicarakan
terkait perkembangan pekerjaan, pencegahan terhadap bahaya ditempat kerja,
dan langkah – langkah yang harus dilakukan ketika kondisi tidak
memungkinkan.
b. Pemerataan Beban Trafo Distribusi
Travers pada gardu portal berfungsi sebagai penyangga atau penopang struktur
utama gardu listrik. Travers berperan sebagai elemen struktural yang
mendukung beban dan untuk menstabilkan konstruksi gardu portal, memastikan
kekokohan dan kestabilan bangunan.
20
2. Praktikan harus lebih aktif, berani bertanya, menyapa dan berinteraksi sosial.
Praktikan harus dapat mengurangi rasa malu agar Praktikan mudah
berkomunikasi dengan para karyawan terutama dalam mengerjakan tugas yang
diberikan. dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi
antara komunikator dan komunikan yang dapat dilakukan secara verbal maupun
non verbal dan bertujuan agar suatu pesan / tujuan dapat tersampaikan.
Berdasarkan teori tersebut, Praktikan berusaha untuk mengurasi rasa malu untuk
bertanya kepada karyawan. Praktikan akan bertanya kepada pembimbing Praktik
Kerja Lapangan(PKL) apabila mendapatkan tugas yang tidak dimengerti. Selain
itu, Praktikan juga lebih aktif bertanya dengan karyawan lain apabila
pembimbing sedang tidak ada di tempat.
3. Praktikan harus dapat bekerja sama dengan baik. Praktikan harus dapat bekerja
sama dengan karyawan lainnya untuk menyelesaikan tugas dengan cara
menawarkan bantuan kepada karyawan agar tugas yang diberikan cepat
terselesaikan. dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah suatu usaha bersama
22
yang dilakukan secara 30 bersamaan dan saling berinteraksi satu sama lain
dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama. Usaha / bentuk kerjasama yang
dilakukan oleh Praktikan ketika melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
23
24
4.2 Menentukan Fuse Cut Out dan NH Fuse pada Transformator 100 kVA
a. Menentukan FCO
Untuk menentukan besarnya Fuse Cut Out maka terlebih dahulu kita menghitung
besarnya arus nominal trafo disisi primer sebagai berikut :
ᵄ = 3.ᵄ.ᵃ
100 ᵅᵄᵃ = 3 . 20ᵅᵄ . ᵃ
ᵃᵅ = S
3 . 20kV
ᵃᵅ = 100 kVa
3 . 20kV
ᵃᵅ = 2,89 ᵃ
Fuse Cut Out yang dipilih adalah Fuse Link dengan rating 3 A
25
b. Menentukan NH Fuse
Untuk menentukan besarnya NH Fuse, maka harus dihitung besarnya arus
nominal di sisi sekunder transformator sebagai berikut :
ᵃᵅ = S
3 .V
ᵃᵅ = 100 kVa
3 . 400V
ᵃᵅ = 144,50 ᵃ
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Transformator adalah suatu komponen yang sangat penting dalam sistem
tenaga listrik, karena digunakan sebagai penyesuai tegangan untuk beban yang
dilayani. Pada suatu pembebanan transformator diharapkan nilai pembebanannya
di bawah 80% menurut standard SPLN 17:1979. Apabila beban trafo terlalu besar
atau terjadi kerusakan maka dilakukan penggantian trafo atau penyisipan trafo atau
mutasi trafo. Berdasarkan hasil pengukuran beban puncak dan pemeriksaan pada
gardu hampir mengalami overload atau beban lebih. Oleh karena itu dilakukan
mutasi transformator untuk menjaga kualitas transformator supaya dapat berumur
panjang dan meningkatkan kinerja operasi dalam pendistribusian tenaga listrik
kepada konsumen.
5.2 Saran
Petugas PLN perlu melakukan inspeksi secara berkala untuk mengetahui
transformator-transformator yang berbeban sudah melebihi 80% dari kapasitas
transformator atau yang sudah Overload, agar dapat meminimalisir kerusakan
akibat beban lebih pada transformator. Dan Pada trafo distribusi agar selalu
dilakukan pemeliharaan dan pengukuran beban, tegangan dan sistem pembumian
secara rutin agar kinerja trafo menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fathony AF. Rancang Bangun Prototype ESP Untuk Pengendapan Debu Limbah
Industri Dengan Menggunakan Transformator Flyback. SinarFe 7.2021 Dec
13;4(1):585-94.
27
28