Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI PT. PLN (PERSERO) ULP PELAIHARI

Disusun Oleh :
MUHAMMAD FIRMAN WAHYU SAPUTRA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PELAIHARI


TAHUN PELAJARAN 2023/2024

JL. Husni Thamrin Ds. Pemuda (KNPI)


Email : smknegeri2pelaihari@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PT. PLN (PERSERO) ULP PELAIHARI

Telah dilaksanakan pada


Tanggal 2 Oktober 2023 sampai 28 Maret 2024
Dinyatakan telah memenuhi syarat
Disetujui oleh :

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Sekolah,

WINARTO WAHID SUKRON, S.P.d


NIP. 7104014D NIP. 1983306112011011004

MENGETAHUI,

Kepala SMKN 2 Pelaihari Manajer PLN ULP Pelaihari

Drs. H. RODI HARTONO, M.Pd MUH SIGIT Y.P


NIP. 19670610 199412 1 004 NIP. 8714427ZY

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdullilah atas kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan
Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN (Persero) ULP
PELAIHARI dapat terselesaikan dengan baik .
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak.
Untuk itu penulisan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama kepada :
1. Drs. H. Rodi Hartono, M.Pd Selaku Kepala SMK Negeri 2 Pelaihari
2. Muh Sigit Yudha Prawira Selaku Pimpinan DUDIKA
3. Wahid Sukron, S.Pd Selaku Pembimbing Sekolah
4. Winarto Selaku Pembumbing DUDIKA
5. Guru-guru SMK Negeri 2 Pelaihari
6. Karyawan/ Pegawai PT. PLN (PERSERO) ULP Pelaihari
7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Sekolah (UAS) TAHUN PELAJARAN 2022/2023.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempuna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini
sangat penulis harapkan. Mudah - mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pelaihari, 28 Maret 2024


Penyusun,

Muhammad Firman Wahyu Saputra

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ............................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.4 Tempat Praktik Kerja Lapangan .............................................. 2
1.5 Waktu Praktik Kerja Lapangan ................................................ 2
BAB II TINJAUAN UMUM .............................................................. 3
2.1 Profil Tempat Kerja Lapangan ................................................ 3
2.2 Visi dan Misi ............................................................................ 5
2.3 Struktur Organisasi .................................................................. 5
2.4 Gardu Distribusi ...................................................................... 6
2.5 Macam-Macam Gardu Distribusi ............................................ 6
2.6 Peralatan Proteksi Pada Gardu Distribusi ............................... 8
2.7 Pengertian Transformator ....................................................... 11
2.8 Prinsip Kerja Transformator ................................................... 11
2.9 Transformator Distribusi ......................................................... 11
2.10 Komponen Utama Transformator Distribusi ......................... 12
2.11 Gangguan-Gangguan pada Trafo Distribusi .......................... 14
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN .............. 17
3.1 Deskripsi Bidang Kerja yang Dilakukan ................................. 17
3.2 Penjelasan Kegiatan Pelaksanaan kerja .....................................
17
3.3 Kendala yang Dihadapi ..............................................................
18
3.4 Cara Mengatasi Kendala ............................................................ 19

ii
BAB IV PEMBAHASAN KHUSUS ............................................. 21
4.1 Data dan Hasil Pekerjaan Mutasi Trafo .................................. 21
4.2 Menentukan Fuse Cut Out dan NH Fuse 100 Kva .................. 22
BAB V PENUTUP ............................................................................ 24
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 24
5.2 Saran ....................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 25
LAMPIRAN ......................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana kita ketahui, bahwa setiap instalasi PLN dan Industri sangat
membutuhkan Transformator sebagai alat untuk mengubah tegangan rendah
menjadi tegangan tinggi maupun sebaliknya tegangan tinggi menjadi tegangan
rendah. Panjangnya jaringan listrik PLN sudah tentu memerlukan banyak
transformator dan peralatan lainnya dalam mendistribusikan tenaga listrik untuk
melayani konsumen.
Penggunaan energi listrik yang semakin meningkat di sisi konsumen
mengakibatkan terjadinya pembebanan yang tidak sesuai kapasitas transformator
itu sendiri. Setiap transformator tentu mempunyai tingkat kemampuan yang
berbeda-beda sesuai dengan jumlah beban yang dilayani. Setiap saat jumlah
pelanggan terus bertambah otomatis beban transformator pun terus bertambah
sehingga lama kelamaan transformator sudah tidak mampu lagi untuk memikul
beban yang sudah melebih kapasitas transformator tersebut. Hal ini menjadi
masalah karena isolasi yang terdapat pada transformator telah disesuaikan dengan
rating arus transformator. Jika keadaan ini berlangsung dalam waktu yang lama
maka akan berakibat overload (beban lebih) sehingga isolasi transformator
mengalami kerusakan karena panas yang berlebihan dari arus yang besar (tidak
sesuai standar). Maka dari itu perlu dilakukan penggantian/ mutasi transformator
sebagai upaya untuk menghindari kerusakan akibat beban lebih.

1.2 Tujuan Dan Manfaat


Tujuan diadakannya pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:
a. Memenuhi persyaratan untuk program sekolah di semester 6
yang telah ditetapkan oleh SMK Negeri 2 Pelaihari.
b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa sebagai bekal untuk
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
c. Menambah dan menetapkan sikap professional yang diperlukan siswa
untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidangnya.

1
2

1.3 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan tujuan kegiatan yang dilaksanakan PT. PLN (Persero) ULP
Pelaihari Kabupaten Tanah Laut rumusan masalah dalam Praktek sebagai berikut:
a. Bagaimana mutasi/perpindahan trafo yang dikerjakan oleh PT. PLN (Persero)
ULP Pelaihari?
b. Bagaimana Mengetahui penggantian trafo sebagai upaya untuk menghindari
kerusakan akibat beban lebih?
c. Bagaimana Mengelola pengoperasian dan pemeliharaan Gardu Distribusi.

1.4 Ruang Lingkup Kerja (Pembangkit)


Ruang lingkup kerja dalam pelaksanaan magang adalah sebagai berikut:
Unit : PT. PLN (Persero) ULP Pelaihari
Bagian : Team Pemeliharaan
Alamat : Jl. Datu Daim, Pelaihari, Kec. Pelaihari,
Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
70812
Periode Magang : 2 Oktober 2023 – 28 Maret 2024

1.5 Waktu Praktek Kerja Lapangan

Tabel 1.1 Waktu Praktek Kerja Lapangan PLN ULP Pelaihari


HARI JAM KERJA JAM ISTIRAHAT
SENIN- JUM’AT 08.00 - 12.00 WITA 12.00 – 13.30 WITA
13.30 – 16.30 WITA
SABTU- MINGGU Libur Libur
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Umum PT. PLN (Persero) ULP Pelaihari


PT. PLN ( Persero ) ULP PELAIHARI merupakan salah satu badan usaha
milik negara (BUMN) yang bergerak dibidang penyediaan jasa ketenagalistrikan
yang umumnya meliputi pembangkitan, penyaluran, pendistribusian, pengaturan,
dan penjualan tenaga listrik di seluruh wilayah Indonesia salah satunya di wilayah
provinsi Kalimantan selatan – Kalimantan Tengah.
PT. PLN ( Persero ) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah ( UID KSKT ) adalah salah satu unit kerja PT. PLN ( Persero ) yang
dibentuk berdasarkan SK Direksi Nomor ; 323.K / 010 / DIR / 2003 tentang
organisasi PT. PLN ( Persero ) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah. Bidang usaha PLN UID KSKT merupakan turunan dari bidang
usaha PLN pusat sabagaimana diatur dalam undang – undang Republik Indonesia,
Nomor : 15 tahun 1985 pasal 6 ayat 2 yaitu penyediaan tenaga listrik yang
meliputi jenis usaha pembangkitan, transmisi, distribusi, dengan tugas utama antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Mengelola kegiatan pembangkitan, penyaluran, pendistribusian tenaga listrik
dengan jumlah, mutu, dan keandalan sesuai dengan standard yang diterapkandi
ruang lingkup wilayah Kalimantan Selatan – Kalimantan Tengah.
2. Mengelola niaga dan penjualan listrik untuk meningkatkan kinerja perusahaan
di ruang lingkup wilayah Kalimantan Selatan – Kalimantan Tengah.
3. Mengelola pelayanan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan tingkat
kepuasan pelanggan di ruang lingkup wilayah Kalimantan Selatan –
Kalimantan Tengah.
4. Mengelola sumber daya dan aset perusahaan secara efisien, dan sinergis untuk
menjamin pengelolaan usaha secara optimal memenuhi kaidah Good
Corporation Governance.
PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan – Kalimantan
Tengah (UID KSKT) memiliki 8 unit pelaksana yang terdiri dari 5 area pelayanan
atau cabang PLN meliputi PLN area Banjarmasin, PLN area barabai, PLN area

3
4

kotabaru, PLN area palangkaraya dan PLN area kuala Kapuas, 2 sektor
pembangkitan meliputi pembangkitan Barito dan Pembangkitan asam – asam dan
satu area penyaluran dan pengatur beban sistem Unit Induk Distribusi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah (AP2B sistem UID KSKT).
Dalam pelaksanaannya PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan
Selatan – Kalimantan Tengah ini terdiri atas beberapa struktur organisasi pegawai,
yang antara lain sebagai berikut:

1. Unit induk meliputi : General manager, Bidang – Bidang ( bidang perencanaan,


bidang pembangkitan, bidang transmisi dan sistriusi, bidang Niaga dan
pelayanan pelanggan, bidang keuangan, serta bidang sumber daya manusia dan
umum.

2. Unit pelaksana.

3. Sub unit pelaksana.


Untuk mempermudah koordinasi antar 8 unit pelaksana di wilayah area
Kalimantan Selatan – Kalimantan Tengah serta sebagai jembatan penghubung
antara pihak PLN pusat dengan daerah - daerah area Kalimantan Selatan –
Kalimantan Tengah tersebut maka pihak PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi
Kalimantan Selatan – Kalimantan Tengah ini memiliki gedung kantor PT. PLN
(Persero) Unit Induk Distribusi yang berlokasi di jalan Datu Daim, kelurahan
pelaihari, Kecamatan pelaihari, Provinsi Kalimantan Selatan.
Bangunan gedung kantor PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan
Selatan – Kalimantan Tengah ini terdiri diatas lahan untuk bangunan kantor seluas
kurang lebih 2.800 m² dan luas lahan terbangun keseluruhan mencapai kurang lebih
5.044 m.
5

2.2 Visi Misi Perusahaan


1. Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan 1 Pilihan Pelanggan
untuk Solusi Energi.
2. Misi Perusahaan
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.3 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PLN ULP Pelaihari


6

2.4 Gardu Distribusi


Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu distribusi yang
berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan/
mendistribusikan tenaga listrik pada beban/ konsumen baik konsumen tegangan
menengah maupun tegangan rendah.
Gardu Distribusi merupakan kumpulan /gabungan dari perlengkapan
hubung bagi baik Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. Jenis
perlengkapan hubung bagi Tegangan Menengah pada Gardu Distribusi berbeda
sesuai dengan jenis konstruksi gardunya. Jenis konstruksi gardu dibedakan atas 2
jenis :
1. Gardu Distribusi konstruksi pasangan luar. Umumnya disebut Gardu Portal
(Konstruksi 2 tiang), Gardu Cantol (Konstruksi 1 tiang) dengan kapasitas
transformator terbatas.
2. Gardu Distribusi pasangan dalam. Umumnya disebut gardu beton (Masonry
Wall Distribution Substation) dengan kapasitas transformator besar.

2.5 Macam-Macam Gardu Distribusi


Gardu Distribusi adalah suatu tempat/ bangunaninstalasi listri yang didalamnya
terdapat alat-alat: Pemutus, penghubung, pengaman dan trafo distribusi
untukmendistribusikan tenaga listrik sesuai dengankebutuhan tegangan konsumen.
Peralatan-peralatan ini adalah untuk menunjang mencapai pendistribusian Tenaga
Listrik secara baik yang mencakup kontinuitas pelayanan yang terjamin, mutu yang
tinggi dan menjamin keselamatan bagi manusia.
1. Gardu Cantol
Gardu cantol atau gardu tiang seluruh instalasinya dicantolkan pada tiang
jaringan, biasanya kapasitas trafonya max < 100 Kva.
7

Gambar 2.3 Gardu Cantol


2. Gardu Portal
Gardu portal merupakan salah satu jenis konstruksi gardu tiang, yaitu gardu
distribusi tenaga listrik tipe terbuka (outdoor), dengan memakai konstruksi dua
tiang atau lebih. Dengan sistem proteksi di bagian atas dan panel hubung bagi
tegangan di bagian bawah untuk memudahkan kerja dan pemeliharaan.

Gambar 2.4 Gardu Portal


3. Gardu Beton/Tembok
Gardu beton atau gardu tembok merupakangardu yang seluruh komponen utama
instalasinya seperti transformator dan peralatan proteksi terangkai di dalam
bangunan sipil yang di rancang bangun dan difungsikan dengan peralatan
konstruksi pasangan batu dan beton. Konstruksi bangunan gardu ini bertujuan
untuk memenuhi persyaratan terbaik bagi sistem keamanan ketenagalistrikan.
8

Gambar 2.5 Gardu Beton/Tembok

4. Gardu Kios
Gardu kios adalah Gardu Distribusi yang pembangunannya bisanya bersifat
untuk sementara saja selama ada rehabilitasi gardu. Bangunannya terdiri dari
angka besi dan dindingnya dari Seng serta lantainya biasanya terbuat dari
kayu atau beton.

Gambar 2.6 Gardu Kios

2.6 Peralatan Proteksi Pada Gardu Distribusi


a. Fuse Cut Out (FCO)
Cut out adalah pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi TM yang gunanya
untuk mengamankan jaringan TM dan peralatan terhadap hubungan singkat di
trafo, atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out. Untuk menentukan
besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui arus nominal trafo
pada sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar dari arus nominal
trafo sisi TM.
9

Gambar 2.7 Fuse Cut Out

Tabel 2.1 Tabel Fuse Link TM Sesuai Kapasitas Trafo

Catatan : Tic 35 max beban 100 amp ; tic 50 mx beban 160 amp dan tic 70
max200 amp. Bila melebihi kapasitas max tic, maka lakukan pemecahan beban.
b. NT Fuse/NH Fuse
Berfungsi sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih yang disebabkan karena
hubung singkat diJaringan Tegangan Rendah (JTR) maupun karena beban lebih.
10

Gambar 2.8 NT Fuse/NH Fuse

Tabel 2.2 Tabel NT Fuse/NH Fuse TR

c. Lightning Arrester
Lightning Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap
tegangan lebih, yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge).
Alat ini bersifat sebagai by-pass di sekitar isolasi yang membentuk jalan
dan mudah dilalui oleh arus kilat ke sistem pentanahan sehingga tidak
menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan.

Gambar 2.9 Lighting Arrester


11

2.7 Pengertian Transformator


Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk
mentransformasikan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga
memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap tiap
keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik
jarak jauh.

2.8 Prinsip Kerja Transformator


Transformator atau trafo merupakan seperangkat peralatan statis yang
berdasarkan prinsip elektromagnetik, mentransformasikan tegangan dan arus bolak
balik diantara kedua belitan atau lebih pada frekuensi yang sama dan pada nilai
arus dan tegangan yang berbeda atau disebut dengan induksi.
Yang dimaksud dengan induksi adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh
medan magnit-magnit atau benda listrik kepada kumparan lain dalam rangkaian
yang tertutup akan membangkitkan arus listrik.

2.9 Transformator Distribusi


Trafo distribusi adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan
menengah 20 kV menjadi tegangan rendah 220/ 380 V.Transformator yang
umum digunakan adalah transformator step down 20/400 kV. Tegangan fasa-fasa
sistem JTR adalah 380 volt, mengantisipasi terjadi drop tegangan pada ujung
jaringan, maka pada tegangan sekunder trafo dibuat diatas 380 volt agar tegangan
padaujung jaringantidak mengalami susut tegangan yang signifikan. Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam Transformator Distribusi, yaitu :
a. Jumlah Fasa
Berdasarkan jumlah fasanya transformator dibagi atas 2 (dua) macam ada
Trafo 1 Fasa dan Trafo 3 Fasa
12

Gambar 2.10 Trafo 1 dan 3 Fasa

b. Tegangan Nonimal
Tegangan nominal adalah tegangan kerja yang mendasari perencanaan dan
pembuatan instalasi serta peralatan listrik. Berdasarkan tegangan nominalnya,
transformator distribusi dapat digolongkan ke dalam beberapa bagian yaitu:
1. Tegangan primer Transformator distribusiharus disesuaikan dengan tegangan
nominal pada sistem jaringan distribusi primer yang berlaku. Adapun tegangan
jaringan distribusi primer yang berlaku adalah 6 kV, 12 kV, dan 20 kV.
2. Tegangan sekunder yaitu tegangan nominal pada sisi sekunder transformator
distribusi yang disesuaikan dengan tegangan distribusi sekunder yang berlaku
di Indonesia, yaitu 220/380 V.
c. Daya Nominal
Daya nominal adalah daya yang mendasari pembuatan peralatan listrik.
Berdasarkan daya nominalnya dapat di kelompokkan transformator distribusi
sebagai berikut yaitu 25 kVA, 50kVA, 75 kVA, 100 kVA, 125 kVA,
160 kVA, 200 kVA, 250 kVA, 315 kVA, 400kVA, 500 kVA, 630
kVA, 800 kVA, 1000kVA, 1250 kVA, dan 1600 kVA.

2.10 Komponen Utama Transformator Distribusi


a. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk membangkitkan dan mempermudah jalan fluksyang
timbul akibat adanya arus listrik dalam belitan atau kumparan trafo. Bahan inti
tersebut terbuat dari lempengan- lempengan baja tipis untuk mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang diakibatkan oleh arus eddy (eddy current).
13

Gambar 2.11 Inti Besi


b. Kumparan Trafo
Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk
kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik terhdap inti besi maupun
terhadap kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton,
pertinaxdan lain-lain. Terdapat dua kumparan pada inti tersebut, yaitu kumparan
primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan dengan
tegangan arus bolak-balik, maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang
menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup
(rangkaian beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut. Sehingga pada
kumparan ini berfungsi sebagai transformasi tegangan dan arus.

Gambar 2.12 Kumparan Trafo


c. Bushing
Merupakan penghubung antara kumparan trafo ke jaringan luar. Bushing adalah
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.
14

Gambar 2.13 Bushing


d. Minyak Trafo
Sebagian besar kumparan-kumparan trafo dan intinya direndam dalam minyak
trafo. Karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (di
sirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi sehingga berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.

Gambar 2.14 Minyak Trafo

2.11 Gangguan-Gangguan pada Trafo Distribusi


a. Tegangan Lebih Akibat Petir
Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa,
sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa
tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena
arresteryang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan
peralatan/pentanahan yang tidak ada. Pada kondisi normal, arresterakan
mengalirkan arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke
tanah. Tetapi apabila terjadi kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak
akan dialirkan ke tanah oleh arrestersehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan
lebih tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih
15

tersebut akan merusak lilitantrafo dan mengakibatkan hubung singkat antar


lilitan.
b. Overload dan Beban Tidak Seimbang
Overload terjadi karena beban yangterpasang pada trafo melebihi kapasitas
maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus beban
penuh (full load) dari trafo. Overload akan menyebabkan trafo menjadipanas dan
kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang
menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan
rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo.
c. Loss Contact Pada Terminal Bushing
Gangguan ini terjadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat
kelonggaran pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal
bushing. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima
oleh trafo distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang dapat
menyebabkan kerusakan belitan trafo.
d. Isolator Bocor/Bushing Pecah
Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh :
1. Flash Over
Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan
distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bilabesar surja
tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan impuls isolator,
maka kemungkinan akan terjadi flash overpada bushing. Pada system 20 KV,
ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over menyebabkan loncatan
busur api antara konduktor dengan bodi trafo sehinggamengakibatkan
hubungan singkat phasa ke tanah.
2. Bushing Kotor
Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan
penghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya
arus melalui permukaan bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya
kotoran ini tidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah
karena hujan/embun.
16

e. Kegagalan Isolasi Minyak Trafo/PackingBocor


Kegagalan isolasi minyak trafo dapat terjadi akibat penurunan kualitas minyak
trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh Packing
bocor sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang dan Karena umur
minyak trafo sudah tua.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1 Deskripsi Bidang Kerja yang Dilakukan


Selama kurang lebih satu (6) bulan menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL),
Praktikan ditempatkan di Bagian Pelayanan Teknik. Pada pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL), Praktikan dibantu oleh seluruh karyawan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
di PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi ULP Pelaihari. Selama melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan, Praktikan dilatih agar dapat mengimplementasikan pengetahuan yang
sudah didapatkan di perkuliahan pada Dunia Kerja. Selama melakukan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi ULP Pelaihari, bidang
pekerjaan yang Praktikan lakukan, antara lain:
1. Pemerataan Beban Trafo Distribusi
2. Pemasangan Grounding Pada Body Trafo
3. Pemasangan Travers pada Tiang Portal
4. Mutasi Trafo Distribusi dll

3.2 Penjelasan Kegiaan Pelaksanaan Kerja


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan mulai Senin, 2
Oktober 2023 dan berakhir pada 28 Maret 2024. Praktikan dikenalkan oleh
pembimbing untuk diberikan pengarahan dan ditempatkan di Bagian Yantex.
Dalam melaksanakan tugas, Praktikan dibantu oleh parakaryawan di Bagian
Yantex. Berikut adalah tugas yang diberikan kepada Praktikan, yaitu sebagai
berikut :
a. Safety Talk

17
18

Safety talk ini biasanya dilakukan setiap hari kamis pada jam 08.00 WITA di
depan Workshop Electric. Tujuan Safety Talk Meeting ini untuk membicarakan
terkait perkembangan pekerjaan, pencegahan terhadap bahaya ditempat kerja,
dan langkah – langkah yang harus dilakukan ketika kondisi tidak
memungkinkan.
b. Pemerataan Beban Trafo Distribusi

Tujuan pemerataan beban trafo distribusi adalah untuk mengoptimalkan


penggunaan kapasitas trafo dan mencegah terjadinya ketidakseimbangan beban
yang berlebihan pada satu trafo tertentu. Dengan melakukan pemerataan beban,
distribusi daya listrik dapat dilakukan secara efisien, mengurangi risiko
kelebihan beban pada trafo tertentu, dan memperpanjang umur operasional
peralatan distribusi. Hal ini juga dapat meningkatkan ketersediaan listrik dan
mengurangi risiko gangguan atau kegagalan sistem distribusi.
19

c. Pemasangan Grounding Pada Body Trafo

Pemasangan grounding pada trafo distribusi bertujuan untuk mengamankan


sistem dan melindungi peralatan serta orang dari potensi bahaya akibat arus
hubungsingkat atau tegangan berlebih. Grounding membantu menciptakan jalur
rendah resistansi untuk arus gangguan agar arus tersebut dapat segera dialirkan
ke tanah.
d. Pemasangan Travers pada Tiang Portal

Travers pada gardu portal berfungsi sebagai penyangga atau penopang struktur
utama gardu listrik. Travers berperan sebagai elemen struktural yang
mendukung beban dan untuk menstabilkan konstruksi gardu portal, memastikan
kekokohan dan kestabilan bangunan.
20

e. Mutasi Trafo Distribusi

Mutasi trafo distribusi bertujuan untuk meng-optimalkan kinerja sistem, untuk


menjaga keandalan pasokan listrik, dan untuk melindungi peralatan distribusi
yangada dari potensi kerusakan akibat beban yang berlebihan.

3.3 Kendala Yang Dihadapi


Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT PLN (Persero) Unit
Induk Distribusi ULP Pelaihari, Praktikan menghadapi beberapa kendala dalam
melaksanakan tugas-tugas, namun kendala tersebut bukan menjadi suatu
penghalang yang berarti, akan tetapi memacu Praktikan untuk menemukan solusi
menangani kendala tersebut. Adapun kendala yang dihadapi Praktikan, antara lain:
1. Praktikan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Di awal praktik,
Praktikan kurang paham dan teliti dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
2. Di awal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL), Praktikan sulit untuk
menghafal runtutan tugas yang diberikan oleh pembimbing dan juga sulit
berkomunikasi dengan karyawan lainnya karena adanya rasa segan dan malu
untuk bertanya dan menyapa.
3. Praktikan dituntut tugas yang yang diberikan selesai dengan cepat dan tepat,
padahal Praktikan masih belum berpengalaman.
4. Belum mengenalnya lingkungan kerja yang terdapat dalam perusahaan, sehingga
Praktikan terkadang sulit dalam menyelesaikan pekerjaan.
21

3.4 Cara Mengatasi Kendala


Usaha-usaha yang Praktikan lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang
dihadapi pada saat Praktik Kerja Lapangan (PKL), yaitu:

1. Praktikan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Praktikan harus


mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja agar dapat bersosialisasi,
beradaptasi, dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan secara
profesional dan responsible. dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah
kemampuan / suatu usaha individu dalam mengatasi tekanan kebutuhan dengan
lingkungannya sebagai interaksi terus-menerus antar individu dan lingkungan
sekitarnya sehingga terciptanya keharmonisan antara tuntutan diri dan
lingkungannya. Berdasarkan teori tersebut, Praktikan berusaha menyesuaikan
diri dengan lingkungan kerja di PT PLN (Persero). Praktikan berusaha untuk
beradaptasi dengan para karyawan di ketika jam istirahat sedang berlangsung
dan mulai membiasakan diri untuk menyapa apabila bertemu di luar ruangan,
ataupun tidak segan untuk menawarkan bantuan kepada karyawan.

2. Praktikan harus lebih aktif, berani bertanya, menyapa dan berinteraksi sosial.
Praktikan harus dapat mengurangi rasa malu agar Praktikan mudah
berkomunikasi dengan para karyawan terutama dalam mengerjakan tugas yang
diberikan. dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi
antara komunikator dan komunikan yang dapat dilakukan secara verbal maupun
non verbal dan bertujuan agar suatu pesan / tujuan dapat tersampaikan.
Berdasarkan teori tersebut, Praktikan berusaha untuk mengurasi rasa malu untuk
bertanya kepada karyawan. Praktikan akan bertanya kepada pembimbing Praktik
Kerja Lapangan(PKL) apabila mendapatkan tugas yang tidak dimengerti. Selain
itu, Praktikan juga lebih aktif bertanya dengan karyawan lain apabila
pembimbing sedang tidak ada di tempat.

3. Praktikan harus dapat bekerja sama dengan baik. Praktikan harus dapat bekerja
sama dengan karyawan lainnya untuk menyelesaikan tugas dengan cara
menawarkan bantuan kepada karyawan agar tugas yang diberikan cepat
terselesaikan. dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah suatu usaha bersama
22

yang dilakukan secara 30 bersamaan dan saling berinteraksi satu sama lain
dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama. Usaha / bentuk kerjasama yang
dilakukan oleh Praktikan ketika melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di

4. Praktikan harus dapat memahami lingkungan kerja perusahaan dengan baik.


Praktikan harus dapat berusaha memahami lingkungan kerja yang ada dalam
perusahaan tersebut seperti bagaimana metode yang dilakukan oleh para
karyawannya dalam menyelesaikan pekerjaan, bagaimana cara karyawan dalam
menjaga kebersihan lingkungan kerjanya, serta bagaimana cara karyawan
memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam perusahaan untuk menunjang
pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang dapat mendukung seseorang dalam bekerja, seperti kebersihan tempat
kerja, metode kerja, dan memadai atau tidaknya alat-alat penunjang dalam
pekerjaann. Semua hal tersebut akan berpengaruh terhadap baik buruk nya suatu
hasil pekerjakaan. Dalam hal ini, Praktikan mengamati metode yang dilakukan
oleh para karyawan selalu melakukan diskusi apabila terdapat suatu pekerjaan
yang membingungkan, kemudian Praktikan melakukan hal yang sama terhadap
pembimbing. Begitupun ketika Praktikan tidak mengerti dalam mengoperasikan
fasilitas yang ada dalam perusahaan, Praktikan selalu bertanya agar tidak terjadi
kesalahan.
BAB IV
PEMBAHASAN KHUSUS

4.1 Data dan Hasil Pekerjaan Mutasi Trafo


Pada hari Kamis tanggal 30 Agustus 2023 tim pemeliharan jaringan dari PT.
PLN (Persero) ULP Pelaihari melakukan pekerjaan mutasi/rolling trafo distribusi
dan memperoleh hasil yaitu:
1. Trafo WMT-0488 kapasitas 100 kVA di mutasikan karena hampir overload. Ini
sebagai suatu pemeliharaan trafo, supaya trafo bisa bekerja dengan baik dan
menghindari kerusakan trafo yang ada di daerah tersebut.
2. Spesifikasi Transformator Distribusi

Gambar 4.1 Spesifikasi Trafo 50 kVA

Gambar 4.2 Spesifikasi Trafo 100 kVA

3. Nilai arus beban sesudah mutasi trafo WMT-0488

23
24

Phasa R-N = 232 Volt Phasa R-S = 410 Volt


Phasa S-N = 232 Volt Phasa S-T = 411 Volt
Phasa T-N = 229 Volt Phasa R-T = 412 Volt

Tabel 4.1 Tabel Beban Utama


PENGUKURAN HASIL ( A )
Phasa R 92
Phasa S 63
Phasa T 122
Netral 59

Tabel 4.2 Tabel Beban Line 1


PENGUKURAN HASIL ( A )
Phasa R 14
Phasa S 39
Phasa T 68
Netral 48

Tabel 4.3 Tabel Beban Line 2


PENGUKURAN HASIL ( A )
Phasa R 24
Phasa S 23
Phasa T 70
Netral 41

4.2 Menentukan Fuse Cut Out dan NH Fuse pada Transformator 100 kVA
a. Menentukan FCO
Untuk menentukan besarnya Fuse Cut Out maka terlebih dahulu kita menghitung
besarnya arus nominal trafo disisi primer sebagai berikut :
ᵄ = 3.ᵄ.ᵃ
100 ᵅᵄᵃ = 3 . 20ᵅᵄ . ᵃ

ᵃᵅ = S
3 . 20kV

ᵃᵅ = 100 kVa
3 . 20kV
ᵃᵅ = 2,89 ᵃ
Fuse Cut Out yang dipilih adalah Fuse Link dengan rating 3 A
25

b. Menentukan NH Fuse
Untuk menentukan besarnya NH Fuse, maka harus dihitung besarnya arus
nominal di sisi sekunder transformator sebagai berikut :
ᵃᵅ = S
3 .V

ᵃᵅ = 100 kVa
3 . 400V
ᵃᵅ = 144,50 ᵃ

ᵃᵅᵆᵆ ᵆᵅᵄᵅ ᵅᵅᵅᵅ = 144 , 50 = 72,25


2
Maka NH Fuse yang dipilih adalah 100 A pada masing- masing jurusan Jadi NH
fuse di pergunakan untuk tegangan rendah degan arus besar
26

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Transformator adalah suatu komponen yang sangat penting dalam sistem
tenaga listrik, karena digunakan sebagai penyesuai tegangan untuk beban yang
dilayani. Pada suatu pembebanan transformator diharapkan nilai pembebanannya
di bawah 80% menurut standard SPLN 17:1979. Apabila beban trafo terlalu besar
atau terjadi kerusakan maka dilakukan penggantian trafo atau penyisipan trafo atau
mutasi trafo. Berdasarkan hasil pengukuran beban puncak dan pemeriksaan pada
gardu hampir mengalami overload atau beban lebih. Oleh karena itu dilakukan
mutasi transformator untuk menjaga kualitas transformator supaya dapat berumur
panjang dan meningkatkan kinerja operasi dalam pendistribusian tenaga listrik
kepada konsumen.

5.2 Saran
Petugas PLN perlu melakukan inspeksi secara berkala untuk mengetahui
transformator-transformator yang berbeban sudah melebihi 80% dari kapasitas
transformator atau yang sudah Overload, agar dapat meminimalisir kerusakan
akibat beban lebih pada transformator. Dan Pada trafo distribusi agar selalu
dilakukan pemeliharaan dan pengukuran beban, tegangan dan sistem pembumian
secara rutin agar kinerja trafo menjadi baik.
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Badarrudin, MT, (2012), Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap


Arus Netral dan Losses Pada Trafo Distribusi Proyek RusunamiGading Icon,
Jakarta, Universitas Mercu Buana
.
Kelompok Kerja Standar Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dan
Pusat Penelitian Sainsdan Teknologi Universitas Indonesia, (2010), Kriteria
Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, PT. PLN
(Persero), Jakarta Selatan.

Odinanto Tjahja, (2014), Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Usia


Transformator Distribusi Di PT. PLN Distribusi APJ Gresik, Jurnal IPTEK:
Vol 18 No.1 Mei 2014, Hal 46 - 48.

Kelompok Kerja Standar Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik dan


Pusat Penelitian Sainsdan Teknologi Universitas Indonesia, (2010), Kriteria
Disain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, PT. PLN
(Persero), Jakarta Selatan.

Gillbert, Hendra, and Rahmat Hidayat. "Design of a backup voltage supply in a


medium-voltage cubicle control panel circuit when a blackout occurs
from PLN." JEEE-U (Journal of Electrical and Electronic Engineering-
UMSIDA) 6.1 (2022): 1-7.

Fathony AF. Rancang Bangun Prototype ESP Untuk Pengendapan Debu Limbah
Industri Dengan Menggunakan Transformator Flyback. SinarFe 7.2021 Dec
13;4(1):585-94.

27
28

Anda mungkin juga menyukai