Oleh:
JHONSTAR MANULLANG
NIM: 1903070
Mengetahui/Menyetujui:
Pembimbing 1 PTKI Medan Pembimbing 1 DUDI
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan
kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) serta dapat menyusun laporan Prakerind ini. Laporan ini disusun
berdasarkan hasil Praktek Kerja Industri yang kami lakukan di PT. Domas
Agrointi Perdana pada Plant Utility. Laporan ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program studi Diploma III (D III) Agribisnis
Kelapa Sawit di Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan.
Kami menyadari bahwa penyelesaian penulisan laporan ini tidak lepas
dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh sebab itu kami mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada yang Terhormat:
iii
10. Bapak Daniel selaku SuperIntendent pada utility yang telah
membimbing dan mengajari pada saat Praktek kerja Industri
berlangsung.
11. Bapak Bonar Tampubolon selaku Supervisor utility yang berperan
sebagai pembina lapangan.
12. Bapak Imronsyah Simanjuntak, selaku HR Operational PT. Domas
Sawitinti Perdana.
13. Seluruh pegawai dan mitra kerja PT. Domas Sawitinti Perdana atas
keramahannya kepada penulis.
14. Semua pihak yang telah memberikan dukungannya dalam
penyelesaian laporan praktek kerja lapangan ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan praktek kerja
lapangan ini masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat
memperbaiki tugas selanjutnya. Penulis juga berharap bahwa laporan ini akan
bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatiannya, kami ucapkan
terimakasih.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Oleochemical, yang berada di jalan Road to Acces Inalum, Kuala
Tanjung, Kab BatuBara.
4
2. Waste Water Treatment Plant (WWTP)
WWTP adalah Plant yang mengelolah limbah yang bersumber
dari setiap plant proses. Limbah yang dimaksud disini adalah
limbah cair yang bercampur dengan chemical, lumpur, minyak
dan maupun lemak. Proses pengolahan limbah pun meliputi
berbagai proses seperti proses pengolahan secara fisika dan kimia.
3. Unit Penyedia Steam (Boiler)
Boiler adalah sebuah plant yang dapat menghasilkan steam. Untuk
menghasilkan steam yang di inginkan maka dibutuhkan bahan
bakar seperti cangkang sebagai bahan utama dan fiber sebagai
bahan pendukung.
4. Nitrogen Plant
Nitrogen plant adalah sebuah plant yang menghasilkan gas
nitrogen sebagai bahan pendukung untuk menjaga kekualitas an
produk hasil proses dan berperan sangat penting.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
6
pada pengelolaan lingkungan di, pabrik estate dan pabrik-pabrik.
Perusahaan ini juga mengaku sebagai anggota dari Roundtable on
Sustainable Palm Oil (RSPO) sejak Mei 2007 dan prinsip- prinsip RSPO
lanjut akan memandu kebijakan lingkungan kelompok manajemen.
Oleochemical merupakan bahan kimia yang berasal dari alam, minyak
biodegradable dan lemak dengan sumber nabati atau hewani. Bahan baku
yang dapat dipertimbangkan adalah Crude Palm Kernel Oil (CPKO),
Crude Coconut Oil (CNO), Crude Palm Oil (CPO), dan Refined
Bleached and Deodorized Palm Stearin (RBDPS). Pada Oktober 2010
lalu PT Bakrie Sumatera Plantations mengakuisisi enam perusahaan
milik Grup Domba Mas yang bergerak di bidang Oleokimia, yakni PT.
Domas Agrointi Prima, PT. Sawitmas Agro Perkasa, PT. Sarana
Industama Perkasa, PT. Flora Sawita Chemindo, PT. Domas Agrointi
Perkasa dan PT. Domas Sawitinti Perdana.
7
2.2. Keadaan Umum PT. DOMAS AGROINTI PRIMA
8
2.3. Struktur Perusahaan
2.3.1. Struktur organisasi PT Bakrie Renewable Oleochemical
9
2.3.2 Struktur Organisasi Departemen Utility
10
2.4. Transportasi
PT. Domas Sawitinti Perdana ini letaknya berdekatan dengan
jalan lintas sehingga memudahkan hasil produk pabrik ini untuk
dapat dibawa keluar langsung dari lokasi, karena pabrik ini berdiri di
lokasi yang telah memiliki hubungan tranportasi yang lancar.
Untuk produk-produk ini dibawa tergantung dari permintaan
konsumen apakah menyediakan sendiri atau tidak. Untuk kemasan
produk biasanya menggunakan menggunakan Iso tank dan flexi bag
(untuk produk cair) dan bead product (padatan) yang diproses
melalui beading plant yang dikemas dengan krap/paper bag atau
jumbo bag.
11
2.5.2. Jam Kerja
Jadwal shift akan mendapatkan hari off atau libur pada 2 hari
setiap minggunya sesuai dengan jadwal shift yang telah ditentukan:
12
3. Product :
Product yang dihasilkan untuk menunjang kelancaran
produksi di plant produksi ini adalah berupa steam, gas
nitrogen, gas utility, dan air bersih. Serta pengolahan limbah.
Misi :
13
BAB III
KAJIAN TEORI
14
Modifikasi dilakukan pada suatu mesin tentunya dalam rangka
meningkatkan performa mesin yang telah dirancang, sehingga akan
didapat keuntungan dan kelebihan disamping adanya beberapa
kelemahan yang akan timbul. Pada modifikasi konveyor rantai ini akan
ditemui diantaranya adalah :
a. Keuntungan.
- Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut
maksimum sampai dengan 18°.
- Kapasitas tinggi.
- Serba guna.
- Kapasitas dapat diatur.
- Perawatan mudah.
b. Kelemahan
- Panjang dari konveyor ditentukan terlebih dahulu.
- Biaya relatif mahal.
- Sudut kemiringan / inklinasi terbatas.
15
3.2.1. Konveyor Sabuk (Belt Conveyor)
16
Gambar 3.3. Screw Conveyor
17
3.2.4. Konveyor Rantai (Chain Conveyor)
Konveyor Rantai adalah konveyor dimana rantainya tidak
terputus dari jenis seluruh konveyor yang melakukan tarikan dari unit
penggerak, dari pada beberapa hasil pembawa beban untuk transport.
Material atau bahan besar dapat dibawa secara langsung pada rantai,
pada pencantelan khusus yang diikatkan pada rantai baik untuk
pengangkatan yang ditekan atau digandeng oleh rantai atau dapat
ditekan/ditarik oleh rantai dengan pencantelan khusus pada rantai.
18
juga terdapat beberapa jenis tipe, bergantung pada karakteristik benda
yang ingin dipindahkan, jauh sebuah perpindahan bahan yang akan
ditempuh juga dapat berpengaruh pada pemilihan alat pemindah
(scrapper) tersebut.
19
ditanggalkan dengan alat tambahan. Palang kayu dipasang
pada alat tambahan diantara rantai dengan seluruh
tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat
dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda
(roller) pada alat tambahan. Selain digunakan roller,
palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk
mengangkut bahan yang berat.
c. Bucket Conveyor
Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang
menyerupai conveyor apron, yang membedakan ialah alat
pemindah dari bahan tersebut menggunakan keranjang
(bucket) sehingga dengan penggunaan keranjang dapat
memaksimalkan jumlah bahan yang cukup banya untuk
dipindahkan.
20
d. Bucket Elevator
Pengertian Bucket Elevator merupakan salah satu jenis
alat pemindah bahan yang berfungsi untuk menaikkan
muatan curah (bulk loads) secara vertikal atau dengan
kemiringan (incline) lebih dari 70º dari bidang datar.
Bucket elevator biasanya diaplikasikan untuk mengangkut
berbagai bentuk material serbuk, butir-butiran kecil, dan
bongkahan. Belt scraper maupun apron conveyor
mengangkut material dengan kemiringan yang terbatas.
Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih
besar dari 15-20° dan scraper jarang melebihi 30 0 ,
sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material
dengan kemiringan yang curam. Untuk itu dapat
digunakan Bucket Elevator, secara umum bucket elevator
terdiri dari timba - timba (bucket) yang dibawa oleh rantai
atau sabuk yang bergerak. Timba -timba (bucket) yang
digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan
fungsinya masing -masing.
21
3.3. Penggunaan Konveyor Rantai Pengeruk (Chain Scrapper Conveyor)
22
3.4.1. Take Up Bearing
Pada Flange Bearing ini juga terdapat shaft yang memiliki lebih
panjang dari pada shaft yang ada terdapat pada shaft Take-up Bearing,
dikarenakan shaft yang lebih panjang pada shaft Flange bearing akan
23
dilakukan pemasangan motor pada mesin Chain Scrapper Conveyor.
Pada mesin Chain Scrapper Conveyor motor akan ditempatkan pada
shaft flange bearing, sehingga motor bekerja pada penarikan Scrapper
Conveyor.
3.4.3. Sprocket
24
3.4.4. Chain Scrapper
25
bagian rantai konveyor berjalan melalui putaran dari motor, alat
pengeruk tersebut bisa melaju sesuai dengan arah putaran rantai
dan mendorong benda yang telah berada dalam mesin konveyor
tersebut menuju saluran keluaran pada konveyor. Macam macam
Scrapper antara lain:
26
secara efektif. Perawatan juga didefinisikan sebagai kombinasi dari
berbagai aktifitas yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki
sampai pada kondisi yang dapat diterima Di Indonesia, istilah
pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh Kementrian
Teknologi pada bulan april 1970, menjadi teroteknologi.
Teroteknologi merupakan kombinasi dari manajemen, keuangan,
perekayasaan dan aktifitas lain yang diterapkan pada aset fisik untuk
mendapatkan biaya yang ekonomis.
27
istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan memperbaiki
kerusakan Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan
perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara yaitu: perawatan yang
direncanakan (Planned Maintenance) dan perawatan yang tidak
direncanakan (Unplanned maintenance).
Planned maintenance terdiri dari preventive maintenance dan
corrective maintenance, kegiatan preventive maintenance yaitu
melakukan cleaning, inspeksi, perbaikan sederhana dan running
maintenance, sedangkan untuk kegiatan corrective maintenance yaitu
jika terjadi shutdown melakukan kegiatan breakdown maintenance.
Unplanned maintenance yang merupakan kegiatan pemeliharaan
diluar perencanan dapat terjadi sehingga dapat diambil langkah dengan
kegiatan emergency maintenance.
28
komprehensif akan mencakup predictive maintenance, tugas time
driven maintenance, dan corrective maintenance untuk
memberikan dukungan komprehensif untuk semua produksi pabrik
atau sistem manufaktur.
29
3.7.2. Corrective Maintenance
Perbedaan utama antara corrective maintenance dan
preventive maintenance adalah bahwa suatu masalah harus ada
sebelum tindakan corrective diambil. Tugas preventive
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya masalah. Tugas
corrective memperbaiki masalah yang ada.
30
3.7.3. Breakdown Maintenance
31
sangat berkurang. Hasil normal dari breakdown maintenance ini
adalah peningkatan frekuensi perbaikan dan peningkatan biaya
pemeliharaan yang nyata. Ada berbagai situasi dan alasan yang
mengakibatkan timbulnya breakdown maintenance yaitu sebagai
berikut :
32
menggunakan evaluasi berkala atas kondisi operasi aktual dari
peralatan pabrik, sistem produksi, dan fungsi manajemen pabrik
untuk mengoptimalkan operasi total pabrik.
33
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
4.1.1. Permasalahan
34
4.2. Jenis dan Sumber Data
Didalam penelitian ini sangat dibutuhkan data-data dan informasi
yang lebih lengkap. Untuk itu jenis data yang dikumpulkan didalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Yaitu merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk
baku dan masih membutuhkan pengolahaan lebih lanjut. Jenis data
primer ini berupa penjelasan dari kepala bagian mekanika dan
maintenance mengenai kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
perusahaan lakukan.
2. Data Sekunder
Merupakan data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan tanpa
mengalami perubahan. Jenis data ini meliputi struktur organisasi
perusahaan , sedangkan yang menjadi sumber data dalam penlitian ini
adalah dokumentasi tertulis,keterangan lisan yang diberikan oleh
pihak perusahan yang berkaitan gambaran umum dari kegiataan
pemeliharaan.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini
terbagi atas 2 bagian seperti berikut:
1. Wawancara (Interview)
Merupakan metode pengumpulan data dan informasi yang dilakukan
dengan tanya jawab secara langsung kepada bagian personalia dan
kepala bagian yang brhubungan dengan penelitian ini.
2. Obsevasi
Yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
subjek penelitian untuk melengkapi data yang tidak terkumpul melalui
wawancara.
35
4.4. Pengumpulan Data
Scraper conveyor ini terdiri dari rantai, sekrap, gear box dan lain-lain.
Conveyor ini digerakkan oleh electrical motor yang sebelumnya telah
mengalami reduksi power (daya) dan putaran (rpm) yang dilakukan
gearbox. Berikut ini spesifikasi scraper conveyor :
Data kerusakan yang terjadi pada chain scraper conveyor ini didapat dari
hasil wawancara terhadap operator dan bagian maintenance PT Domas
Agrointi Perdana, Tbk. Adapun kerusakan yang sering timbul pada alat-alat
chain scraper conveyor adalah sebagai berikut:
36
a. Bushing
Bushing adalah benda yang berbentuk silinder yang mempunyai
diameter luar dan diameter dalam. Ini dibentuk untuk memiliki
prasarana penguncian rantai dan untuk mencegah beberapa peralihan.
Masalah yang sering terjadi pada bushing ini adalah bushing terkikis
atau sudah aus, yang diakibatkan oleh:
- gesekan dengan sprocket.
- Kondisi sprocket tidak layak pakai lagi.
b. Link
Link adalah sambungan yang menghubungkan bagian satu dengan
bagian lain dalam suatu sistem rantai. Masalah yang sering terjadi
pada link ini adalah link mengalami keretakan yang diakibatkan oleh
adanya kelebihan kapasitas pada pembebanan scraper.
c. Pin
Pin (pena) ini adalah bagian yang berfungsi sebagai pengunci agar
link tidak terlepas. Ada tiga jenis dasar pin: pena keling, jenis cotter
atau yang dapat dilepas dan jenis yang berbaut. Masalah yang sering
terjadi pada pin ini adalah pin patah yang diakibatkan oleh adanya
kelebihan kapasitas pada scraper.
d. Rantai terlepas dari relnya
Kerusakan ini diakibatkan oleh keadaan atau kondisi rel tidak bagus
atau relnya sudah bengkok. (Gambar 4.1. Struktur komponen
rantai/chain)
Bushing
Link
Pin
37
4.4.2. Data kerusakan pada rel rantai
38
4.4.5. Data kerusakan pada Sprocket
Sprocket ini dibuat dari baja karbon untuk ukuran kecil, dan besi cor
atau baja cor untuk ukuran besar. Masalah yang sering terjadi adalah
sprocket terkikis atau sudah aus, yang diakibatkan oleh gesekan yang
terus menerus dengan bushing.
Sprocket
39
4.4.6. Data kerusakan pada Gear Box
Gear box atau transmisi salah satu komponen utama motor yang
disebut sebagai sistem pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk
memindahkan dan mengubah tenaga dari motor yang berputar, yang
digunakan untuk memutar poros, transmisi juga berfungsi untuk
mengatur kecepatan gerak dan torsi serta berbalik putaran, sehingga
dapat bergerak maju mundur.
Merk Noro
Type SK 83 160M/4
Ratio 1:140
Diameter sprocket 550 cm
Kecepatan 0,30317 m/s
40
1. Mengidentifikasi komponen kritis mesin menggunakan metode RCM
( Reliability Centered Maintenance). Tahapan dalam proses
pengerjaan menggunakan Metode RCM yaitu:
a. Pemilihan sistem dan pengumpulan informasi
Sistem yang akan dipilih adalah sistem yang mempunyai
frekuensi Corrective maintainance yang tinggi,dan berengaruh
terhadap kelancaran prosesnya.
b. Definisi batasan masalah
Dilakukan untuk mengetahui apa yang termasuk dan tidak
termasuk kedalam sistem yang diamati.
c. Deskripsi sistem dan Functional Block Diagram.
Setelah sistem dipilih dan batasan sistem telah dibuat, maka
dilakukan pendeskripsian sistem. Bertujuan untuk
mengidentifkasikan dan mendokumentasikan detail penting dari
sistem.
d. Penentuan fungsi sistem dan kegagalan fungsional.
Penentuan fungsi diartikan sebagai ketidak mampuan suatu
peralatan untuk melakukan apa yang diharapkan oleh pengguna.
Sedangkan kegagalan fungsional dapat diartikan sebagai ketidak
mampuan suatu peralatan untuk memenuhi fungsinya pada
informasi performasi standart yang dapat diterima oleh pengguna.
e. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Digunakan untuk menentukan konsekuensi dan memutuskan apa
yang akan dilakukan untuk mengantisipasi, mencegah,
mendeteksi atau memperbaiki nya.
f. Logic Tree Analysis (LTA)
Merupakan suatu pengukuran kualitatif untuk mengklasifikasi
mode kegagalan. Mode kegagalan dapat diklasifikasikan kedalam
4 kategori yaitu:
1). Kategori A (Mode kegagalan berpengaruh terhadap keselamatan)
41
2). Kategori B (Mode kegagalan berpengaruh terhadap produksi)
3). Kategori C (Mode kegagalan berpengaruh terhadap non produksi)
g. Task Selection
Dilakukan untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin
untuk diterapkan (efektif) dan memilih task yang paling efisien
untuk setiap mode kegagalan.
2. Perencanaan Penjadwalan Preventive Maintenance
Perencanaan penjadwalan perawatan biasanya dilakukan pada
interval waktu yang direncakan. Jarak interval ini ditentukan dari
tingkat peralatan atau mesin dan kondisi beban. Pekerjaan perawatan
preventif bisa menolong memperpanjang umur mesin sampai 3-4 kali
dan mengurangi kerusakan yang tidak diharapkan. Pembuatan jadwal
ini ditunjukan agar program preventive maintenance dapat tertata dan
rapi dan tidak menggangu jalanya proses produksi ataupun kegiatan
lainnya.
3. Usulan perbaikan sistem Maintenance
Merupakan perencanaan perbaikan sistem Maintenance yang tepat
untuk diterapkan oleh perusahaan dari hasil penelitian.
42
4.6. Mengidentifikasi kerusakan pada Chain Scrapper Conveyer
No Komponen Kerusakan Masalah Penyebab Solusi
alat
Bushing Bushing - Diakibatkan oleh gesekan dengan - Melakukan pelumasan pada
Terkikis sprocket tidak layak pakai bushing dan sprocket untuk
mengurangi gesekan
- Adanya pemeliharaan secara
berkala supaya bushing tetap
terjaga
- Melakukan pergantian bushing
apabila kerusakan yang terjadi
sudah fatal
1. Kerusakan Link Retak pada - Diakibatkan oleh adanya kelebihan - Melakukan pengelasan pada link yang
pada rantai Link kapasitas pada pembebanan Scrapper retak
(Chain) - Adanya korosi, diakibatkan oleh kotoran- - Lakukan pengurangan kapasitas angkut
kotoran atau debu yang tersangkut untuk mencegah keretakan pada link
- Adanya pembersihan rantai secara
berkala
- Melakukan pergantian part apabila link
tidak layak pakai lagi
Pin Pin Patah - Diakibatkan oleh adanya kelebihan - Dalam hal ini juga diperlukan
kapasitas pada scrapper. pengurangan kapasitas agar dapat
43
- Diakibatkan oleh material yang mengurangi daya tekan terhadap
mengandung kandungan air scrapper.
- Melakukan pergantian pin yang sudah
patah dengan material yang lebih kuat
dari sebelum nya
Rantai Rantai - Keadaan rel sudah bengkok, hal ini - Melakukan pelumasan pada rel rantai
Terlepas dari terjadi bila kecepatan scrapper conveyor - Bila memungkinkan melakukan
rel nya tinggi pergantian rel, bila rel tidak layak pakai
lagi.
2. Rel Rantai Rel Rantai Rel Rantai - Diakibatkan oleh adanyav gesekan - Melakukan pelumasan pada rel rantai
terkikis berulang-ulang dari link - Bila memungkinkan melakukan
pergantian rel apabila rel tidak layak
pakai.
3. Scrap Piringan Scrap bengkok - Diakibatkan oleh pembebanan terlalu - Memperbaiki scrap yang bengkok
scrap besar dengan diketok
- Diakibatkan oleh material material yang - Melakukan pengecekan terhadap
diangkut terdapat besi dan batu-batu material yang rusak
yang besar - Mengurangi beban dan kecepatan
4. Bearing Poros Bearing Pecah - Kurangnya pelumasan yang diberikan - Melakukan pelumasan terhadap bearing
Bearing - Adanya batu kecil atau pasir yg terdapat serutin mungkin
pada bearing - Melakukan pengecekan
- Terjadinya korosi terhadap bearing - Mengganti komponen jika bearing
tersebut. tersebut pecah dan tidak layak pakai lagi.
44
5. Sprocket Sprocket Sprocket - Diakibatkan oleh gesekan terus menerus - Melakukan pelumasan pada bushing dan
terkikis atau oleh bushing rantai sprocket untuk mengurangi gesekan yang
sudah aus terlampui tinggi
- Bila memungkinkan pergantian sprocket
apabila terjadi kerusakan yang sudah
fatal
6. Gear Box Oli Gear Oli Gear Box - Adanya gesekan yang terjadi pada mesin - Melakukan penambahan oli secara
(Motoran) Box berkurang motoran, sehingga menyebabkan panas teratur
- Oil Sealnya bocor - Memeriksa oil sealnya, lakukan
pengelasan jika terjadi kebocoran
Shaft Shaft cepat aus - Kurangnya pelumasan - Melakukan pelumasan secara teratur dan
- Akibat beban dan putaran yang tinggi rutin dan memperhatikan minyak
sehingga mengakibatkan kehausan pelumas sesuai dengan viscositas yang di
perlukan
- Memperhatikan putaran dari gear box
dan motor gerak lakukan penyesuaian
Baut Baut longgar -Akibat getaran dari mesin - Melakukan penambahan peredam getaran
dan sering pada baut seperti penambahan ring
longgar - Lakukan pengecekan secara rutin dan
pengecengan baut.
45
4.6.1. Analisis Kerusakan Mesin dengan menggunakan Fishbone (Cause Effect Diagram
Dari hasil analisa akar penyebab masalah dengan menggunakan metode “Cause effect diagram” atau bisa disebut dengan
fisbond maka dapat disimpulkan bahwa penyebab utama disebabkan karna ulah man,material, dan mesin dengan unsur
kerusakan yang relatif rentan karna kurangnya perawatan.
46
4.7 Usulan perawatan Chain Scrapper Conveyor
Frequency
No Activiteis Remarks
3M 6M 9M 1Y
1 Check Lubricating Bearing
2 Check Abnormal Vibration
Check the Coupling/ bolt
3
Losseness
47
4.7.2. Corrective maintenance
Frequency Remarks
No Activities 1Y 2Y 3Y 4Y
1 Penggantian Rantai Conveyor
2 penggantian Bearing
3 penggantian coupling
pengelasan jika plat pada conveyor
4 terjadi kebocoran
5 Penggantian terhadap rel rantai
6 penggantian sprocket
7 penggantian scrap
48
4.8 Pembahasan
Dari hasil analisa perawatan dan pemeliharan mesin chain scrapper
conveyor di dapat kan data bahawasanya mesin tersebut memiliki beberapa
komponen yang berfungsi sebagai pendukung kerja. Dan dari komponen
tersebut memiliki rentan kerusakan yang relatif rentan rusak, data nya sebagai
berikut:
1. Kerusakan pada rantai Scrapper Conveyor.
a. Komponen pada bushing memiliki masalah bushing rantai terkikis
yang diakibatkan oleh gesekan dengan sproket yang tidak layak
pakai. Maka solusi nya memberikan pelumasan dan bila perlu
mengganti sproket dengan yang baru
b. Link memiliki kerusakan dengan retaknya link tersebut yang
diakibatkan oleh adanya kelebihan kapasitas dan pembebanan
pada scrapper tersebut maka solusi nya yaitu dilakukan
pengelasan
c. Pin patah yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas maka solusi
nya dilakukan pergantian pada pin tersebut
d. Rantai yang terlepas dari rel nya diakibatkan karan rel dari
conveyor tersebut bengkok dikarenakan kecepatan conveyor yang
tinggi, solusi nya yaitu memberikan pelumasan terhadap rel
tersebut.
2. Kerusakan pada rel rantai conveyor
Rel rantai mengalami kerusakan yaitu bengkok dikarenakan daya
gesekan yang berulang ulang dan dikarenakan kapasitas dari material
sangan over. Solusinya adalah dilakukan ketok terhadap rel dan
diberikan pelumas. Jika rel tidak memungkin untuk dipakai lagi maka
rel tersebut akan di ganti
49
3. Kerusakan pada scrap
Scrap bengkok diakibatkan karna beban yang over dan diakibatkan
oleh besi besi dan batu besar yang ikut ke jalur conveyor. Solusi nya
dilakukan penggantian pada scrap
4. Kerusakan pada bearing
Bearing pecah diakibatkan oleh aus nya bearing tersebut dan
dikarenakan pasir atau batu kecil yang masuk ke poros bearing
sehingga mengakibatkan bearing pecah. Solusi nya harus mengganti
bearing tersebut dengan yang baru
5. Kerusakan pada sproket
Sproket yang terkikis dan aus diakibatkan dikarenakan kurangnya
pelumasan yang diberikan solusinya adalah mengganti sproket
dengan yang baru jika diperlukan, dan diberi pelumasan terhadap
sproket tersebut
6. Kerusakan pada gear Box (motoran)
a. Bocor nya seal oil gear box dikarenakan gesekan yang terjadi
terhadap mesin dan terjadinya kororsi, solusi nya yaitu memeriksa
oil sealnya dan dilakukan pengelasan serta memberikan
penambahan oli secara teratur dan rutin
b. Shaft mengalami cepat aus dikarenakan kurangnya pelumasan dan
diakibatkan beban an putaran yang sangat tinggi
c. Baut baut longgar dikarenakan getaran terhadap scrapper
conveyor yang sangat keras sehingga baut yang terdapat pada gear
box tersebut longgar. Solusinya dilakukan pengecekan secara
rutin dan dilakukan pengencangan terhadap baut tersebut.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
c. Pin patah diakibatkan oleh adanya kelebihan kapasitas pada scraper dan
diakibatkan oleh material yang digunakan terlalu getas.
Solusi :
d. Rantai terlepas dari relnya diakibatkan keadaan rel sudah bengkok, hal
ini terjadi bila kecepatan scraper conveyor itu meningkat.
Solusi :
Solusi :
Solusi:
Solusi:
52
- Melakukan pelumasan pada bushing dan sprocket untuk
mengurangi gesekan.
i. Oli gear box berkurang diakibatkan adanya gesekan yang terjadi pada
mesin, sehingga menyebabkan panas dan oil sealnya bocor
Solusi :
j. Shaft cepat aus diakibatkan kurangnya pelumasan dan akibat beban dan
putaran yang tinggi sehingga terjadi gesekan.
Solusi :
Solusi:
54
4. Usulan perawatan Corrective
Frequency Remarks
No Activities 1Y 2Y 3Y 4Y
1 Penggantian Rantai Conveyor
2 penggantian Bearing
3 penggantian coupling
pengelasan jika plat pada conveyor
4 terjadi kebocoran
5 Penggantian terhadap rel rantai
6 penggantian sprocket
7 penggantian scrap
5.2. SARAN
1. Untuk menunjang kinerja mesin yang cukup lama umur nya dan
memiliki potensi terhadap kinerjjika mesin conveyor maka dilakukan
perawatan yang rutin seperti mengganti oli dan memperbaiki serta
merawat.
Supaya sistem perawatan dilakukan dengan rutin maka telah
dilakukan penjadwalan di perawatan preventif yang dilakukan sesuai
schedull yang telah ditetapkan .
2. Jika komponen dari chain scrapper conveyor tidak layak lagi dipakai
maka dilakukan pergantian
3. Untuk mengurangi masuknya material material yang tidak di inginkan
ke dalam jalur conveyor sebaiknya dibuat filtering di stasiun loading
shell sehingga kemungkinan shell yang melewati penyaring tersebut
akan masuk ke conveyor dan besi serta batu batu akan tinggal di jaring
penyaring tersebut.
55
DAFTAR PUSTAKA
Arto Kausisto, 2000. Safety Management Sistem Audit Tools and Reliability
Of Auditing. Technical Research Center Of Finland, Esspo
56