Anda di halaman 1dari 62

FISIKA

DASAR

MODUL PRAKTIKUM
AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

PENYUSUN:

SAMUEL GIDEON, M.SI


D R . E V I C H R I S T I A N I S, M . S I
E N D A R A S I L T A T, M . S I
M A R U L I T U A S , ST
Puji syukur tim penyusun panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan buku Penuntun
Praktikum Fisika Dasar ini. Buku ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam
melaksanakan Praktikum Fisika Dasar bagi mahasiswa/i Agribisnis Kelapa Sawit
PTKI Medan di Laboratorium Fisika.

Tim penyusun menyadari bahwa buku ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan ide untuk perbaikan serta penyempurnaan buku
ini di masa yang akan datang.

Akhir kata tim penyusun berharap agar buku Penuntun Praktikum Dasar ini dapat
bermanfaat bagi para mahasiswa/i Agribisnis Kelapa Sawit PTKI Medan khususnya
dalam kelancaran Praktikum Fisika Dasar di Laboratorium Fisika.

Medan, November 2020

Ka.Lab Fisika

Samuel Gideon, M.Si


ilmuwan fisika terkenal
berkontribusi dalam
statistika

D
alam sebuah praktikum Fisika di mana tujuan pokoknya adalah
melakukan pengukuran-pengukuran untuk memperoleh data, tentu
saja langkah berikutnya setelah data tersebut diperoleh adalah
mengerjakan pengolahan data. Metode pengolahan data dapat
dilakukan secara statistika maupun secara secara grafik. Di dalam
modul praktikum ini, kedua metode pengolahan data ini digunakan untuk mengolah
hasil data praktikum yang telah dilakukan. Praktikum-praktikum yang menggunakan
pengolahan data secara statistika yaitu: Pengukuran, Hukum Archimedes, Kalorimeter
Adiabatik dan Koefisien Viskositas Dinamik. Praktikum-praktikum yang
menggunakan pengolahan data secara grafik yaitu: Percepatan Gravitasi dan
Konstanta Pegas.
Pada pengolahan data secara statistika, data hasil pengukuran ini harus
memperhatikan ketidakpastian dari masing-masing variabel fisis yang terlibat (data),
memperhatikan apakah perhitungan-perhitungan yang dilakukan sudah memenuhi
kaidah-kaidah angka penting dan notasi ilmiah serta bagaimana ketidakpastian
masing-masing besaran-besaran Fisika diperhitungkan (ralat pengukuran).
Pada setiap pengukuran, selalu ada yang dinamakan ketidakpastian mutlak.
Ketidakpastian mutlak adalah kesalahan terbesar yang mungkin timbul dalam
pengukuran. Dalam melaporkan hasil pengukuran tunggal dituliskan sebagai
berikut:

𝑋 = (𝑥 ± 𝛥𝑥 ) (a)
dengan X adalah hasil pelaporan Fisika untuk besaran yang diukur, x adalah hasil
pengukuran tunggal besaran yang diukur dan Δx adalah ketidakpastian mutlak
pengukuran tunggal dari besaran yang diukur. Untuk pengukuran tunggal,
ketidakpastian mutlaknya berlaku:

1 (b)
𝛥𝑥 = 2 ∙ 𝑛𝑠𝑡

dengan Δx adalah ketidakpastian mutlak pengukuran tunggal dari besaran yang diukur
dan nst singkatan dari Nilai Skala Terkecil. Nilai skala terkecil tersebut diperoleh dari
tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran yang diukur.
Sementara itu, dalam melaporkan hasil pengukuran berulang dituliskan sebagai
berikut:

𝑋 = (𝑥̅ ± 𝛥𝑥 ) (c)
dengan X adalah hasil pelaporan Fisika untuk besaran yang diukur, 𝑥̅ adalah nilai rata-
rata hasil pengukuran berulang dari besaran yang diukur dan Δx adalah ketidakpastian
mutlak pengukuran berulang dari besaran yang diukur.
Untuk pengukuran berulang yang dilakukan lebih dari tiga kali, ketidakpastian
mutlaknya berlaku:

1 𝑁∙(𝛴𝑥𝑖 2 )−(𝛴𝑥𝑖 )2 (d)


𝛥𝑥 = 𝑁 ∙ √ 𝑁−1

dengan Δx adalah ketidakpastian mutlak pengukuran berulang dari besaran yang


diukur, N adalah banyaknya pengukuran berulang dari besaran yang diukur dan xi
adalah hasil pengukuran pengukuran berulang yang ke-sekian.
Selain ketidakpastian mutlak, metode perhitungan ketidakpastian yang lainnya adalah
ketidakpastian relatif. Ketidakpastian relatif adalah ketidakpastian mutlak
pengukuran dibandingkan dengan hasil pengukuran dalam persen. Ketidakpastian
relatif dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

𝛥𝑥 𝛥𝑥 (e)
𝐾𝑅 = ∙ 100% 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐾𝑅 = ∙ 100%
𝑥 𝑥̅

dengan KR adalah ketidakpastian relatif pengukuran tunggal ataupun berulang, adalah


ketidakpastian mutlak pengukuran tunggal ataupun berulang, x adalah hasil
pengukuran tunggal besaran yang diukur dan 𝑥̅ adalah nilai rata-rata hasil pengukuran
berulang.
Angka penting yang dapat dilaporkan dalam suatu pengukuran berulang dapat
mengikuti aturan sebagai berikut:
o Apabila KR < 0,1%, maka hasil pengukuran yang dilaporkan sebanyak
empat angka penting
o Apabila 0,1% ≤ KR < 1%, maka hasil pengukuran yang dilaporkan sebanyak
tiga angka penting
o Apabila 1% ≤ KR < 10%, maka hasil pengukuran yang dilaporkan sebanyak
dua angka penting.
Apabila pengukuran dilakukan melalui suatu perhitungan, maka harus diperhitungkan
rambat ralatnya. Rambat ralat adalah ralat yang diperoleh dari ralat besaran turunan
yang diukur tidak langsung. Rambat ralat tersebut dapat muncul dari operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian maupun perpangkatan.
Pada pengukuran tunggal misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = x + y, maka
besar rambat ralatnya adalah:

𝛥𝐴 = 𝛥𝑥 + 𝛥𝑦 (f)
Pada pengukuran tunggal misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = x - y, maka
besar rambat ralatnya adalah:

𝛥𝐴 = 𝛥𝑥 − 𝛥𝑦 (g)
Pada pengukuran tunggal, misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = xy, maka
besar rambat ralatnya adalah:

𝛿𝐴 𝛿𝐴 (h)
𝛥𝐴 = |𝛿𝑥| ∙ 𝛥𝑥 + |𝛿𝑦| ∙ 𝛥𝑦
𝑥
Pada pengukuran tunggal, misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = 𝑦, maka

besar rambat ralatnya adalah:

𝛿𝐴 𝛿𝐴 (i)
𝛥𝐴 = |𝛿𝑥| ∙ 𝛥𝑥 + |𝛿𝑦| ∙ 𝛥𝑦

Pada pengukuran tunggal, misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = xy-1, maka
besar rambat ralatnya adalah:

𝛿𝐴 𝛿𝐴 (j)
𝛥𝐴 = |𝛿𝑥| ∙ 𝛥𝑥 + |𝛿𝑦| ∙ 𝛥𝑦

Pada pengukuran berulang misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = x + y, maka


besar rambat ralatnya adalah:

𝛥𝐴 = √(𝛥𝑥)2 + (𝛥𝑦)2 (k)

Pada pengukuran berulang misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = x - y, maka


besar rambat ralatnya adalah:

𝛥𝐴 = √(𝛥𝑥)2 + (𝛥𝑦)2 (l)

Pada pengukuran berulang, misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = xy, maka
besar rambat ralatnya adalah:
𝛿𝐴 𝛿𝐴 2 (m)
𝛥𝐴 = √|(𝛿𝑥) ∙ 𝛥𝑥 + (𝛿𝑦) ∙ 𝛥𝑦|
𝑥
Pada pengukuran berulang, misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = 𝑦, maka

besar rambat ralatnya adalah:

𝛿𝐴 𝛿𝐴 2 (n)
𝛥𝐴 = √|(𝛿𝑥) ∙ 𝛥𝑥 + (𝛿𝑦) ∙ 𝛥𝑦|

Pada pengukuran berulang, misalkan suatu besaran Fisika dinyatakan A = xy-1, maka
besar rambat ralatnya adalah:

𝛿𝐴 𝛿𝐴 2 (o)
𝛥𝐴 = √|(𝛿𝑥) ∙ 𝛥𝑥 + (𝛿𝑦) ∙ 𝛥𝑦|

o FFFF

Pengolahan data hasil pengukuran besaran fisika dapat dinyatakan dalam bentuk
grafik. Ada bermacam-macam bentuk grafik. Misalnya, garis lurus, parabola,
hiperbola, eksponensial, dan sebagainya. Di modul ini hanya akan dibahas grafik yang
berbentuk garis lurus tanpa melibatkan ketidakpastian.

Pada praktikum di Lab Fisika PTKI Medan, Anda diminta untuk mengolah data secara
grafik pada kertas milimeter blok. Di kertas milimeter blok ini lah Anda akan diminta
untuk mencari gradien dari suatu grafik, yang merupakan hasil plot dari data
praktikum. Secara garis besar, tahap-tahap pembuatan grafik di milimeter blok adalah
sebagai berikut:

o Perhatikan terlebih dahulu data praktikum yang diberikan


o Tentukan skala yang tepat untuk dituliskan di milimeter blok (sebaiknya Anda
sudah mempelajari dahulu penggunaan kertas milimeter blok)
o Plot grafik sesuai data praktikum yang diberikan
o Pastikan Anda menemukan minimal tiga buah titik koordinat yang membentuk
garis lurus
o Tarik garis lurus untuk menghubungkan ketiga titik koordinat yang telah Anda
temukan
o Buatlah segitiga siku-siku untuk memperlihatkan garis lurus tadi
o Carilah gradien dari garis lurus tadi dengan menggunakan rumus:

𝑦 −𝑦
𝑚 = 𝑥2−𝑥1 (p)
2 1

o Sesuaikan gradien yang telah diperoleh dengan konstanta/koefisien yang dicari

o FFFF

Sebagai contoh soal pengolahan data, silakan Anda kunjungi situs-situs berikut
o https://fisika.fkip.unja.ac.id/fisdasI/pengukuran/analisis.htm
o https://id.wikihow.com/Mencari-Gradien-Persamaan
penemu jangka
sorong

o Gggg

“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil


tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.”
- Albert Einstein

o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai jangka sorong dan mikrometer sekrup!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai neraca lengan!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai stopwatch digital dan analog!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai aplikasi/penerapan gaya gesek dalam bidang pengolahan
kelapa sawit ataupun di pabrik/industri!

o Memahami penggunaan jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca lengan dan


stopwatch digital
o Menentukan volume dengan prinsip ralat (ketidakpastian) pengukuran
o Menentukan massa jenis dengan prinsip ralat (ketidakpastian) pengukuran
o Menentukan debit dengan prinsip ralat (ketidakpastian) pengukuran,

P
engukuran adalah kegiatan membandingkan nilai besaran yang diukur
dengan besaran lain yang sejenis yang telah ditetapkan sebagai satuan.
Besaran-besaran Fisika yang sering digunakan adalah panjang, massa dan
waktu. Alat-alat ukur panjang antara lain adalah penggaris (tingkat
ketelitian 0,5 cm), jangka sorong (tingkat ketelitian 0,1 mm) dan
mikrometer sekrup (tingkat ketelitian 0,01 mm). Alat-alat ukur massa antara lain
adalah neraca lengan (biasa disebut neraca Ohaus) dengan tingkat ketelitian 0,1
gr. Alat-alat ukur waktu antara lain adalah stopwatch digital dengan tingkat
ketelitian 0,01 s.

Dalam proses pengukuran besaran-besaran Fisika, jenis-jenis pengukuran dibedakan


menurut metode pengukuran dan banyaknya pengukuran. Berdasarkan metode
pengukuran, jenis pengukuran terdiri atas pengukuran langsung dan pengukuran
tak langsung. Berdasarkan banyaknya pengukuran, jenis pengukuran terdiri atas
pengukuran tunggal dan pengukuran berulang.

o FFFF

Gambar 1. Skema peralatan


Alat-alat Praktikum
o Jangka sorong
Digunakan untuk mengukur diameter bola besi
o Mikrometer sekrup
Digunakan mengukur diameter bola besi
o Neraca Ohaus satu lengan
Digunakan untuk mengukur massa bola besi
o Stopwatch digital
Digunakan untuk mengukur waktu pengisian air ke dalam beaker glass
o Beaker glass 1000 mL
Digunakan sebagai wadah menampung air dari keran
o Keran
Digunakan sebagai sumber air yang akan diisikan ke beaker glass
Bahan-bahan Praktikum
o Bola besi
Digunakan sebagai obyek praktikum yang akan dicari volume dan massa jenisnya

Menentukan Diameter Bola Besi dengan Jangka Sorong


o Siapkan peralatan sebagaimana pada Gambar 1!
o Ukur diameter bola besi (d) dengan jangka sorong kemudian catat pada Tabel 1!
Lakukan sebanyak lima kali!
Menentukan Diameter Bola Besi dengan Mikrometer Sekrup
o Siapkan peralatan sebagaimana pada Gambar 1!
o Ukur diameter bola besi (d) dengan mikrometer sekrup kemudian catat pada Tabel
1! Lakukan sebanyak lima kali!
Menentukan Massa Bola Besi dengan Neraca Ohaus Satu Lengan
o Siapkan peralatan sebagaimana pada Gambar 1!
o Ukur massa bola besi (m) dengan neraca Ohaus satu lengan kemudian catat pada
Tabel 1! Lakukan sebanyak lima kali!
Menentukan Waktu Alir Keran Air
o Letakkan beaker glass tepat di bawah keran air!
o Buka keran air! Pada saat yang bersamaan klik tombol START/STOP pada
stopwatch digital! (Usahakan agar membuka keran air tidak terlalu besar)
o Tunggu sampai beaker glass penuh!
o Klik START/STOP pada stopwatch digital setelah beaker glass penuh dan catat
waktu yang terbaca (t) pada Tabel 1!
Tabel 1. Data Pengamatan
Alat Ukur Yang diukur
d1 = … cm
d2 = … cm
Jangka Sorong d3 = … cm
d4 = … cm
d5 = … cm
d1 = … cm
d2 = … cm
Mikrometer Sekrup d3 = … cm
d4 = … cm
d5 = … cm
m1 = … cm
m2 = … cm
Neraca Ohaus Satu Lengan m3 = … cm
m4 = … cm
m5 = … cm
t1 = … cm
t2 = … cm
Stopwatch Digital t3 = … cm
t4 = … cm
t5 = … cm
1. Dari hasil praktikum di Tabel 1:
a. Hitunglah NILAI RATA-RATA diameter, massa dan waktu dari bola besi
maupun keran air [gunakan rumus mencari rata-rata]!
b. Hitunglah KETIDAKPASTIAN MUTLAK diameter, massa dan waktu dari
bola besi maupun keran air [gunakan Persamaan (d) dari Bab Pengolahan
Data]!
c. Hitunglah KETIDAKPASTIAN RELATIF diameter, massa dan waktu dari
bola besi maupun keran air [gunakan Persamaan (e) dari Bab Pengolahan
Data]!
d. Setelah itu, dengan menggunakan Persamaan (c) dari Bab Pengolahan Data
dan kaidah ANGKA PENTING dari Bab Pengolahan Data laporkanlah hasil
perhitungan Anda pada tabel berikut:
Alat Ukur Yang diukur
Jangka Sorong d = (… ± …) cm
Mikrometer Sekrup d = (… ± …) cm
Neraca Ohaus Satu Lengan m = (… ± …) gr
Stopwatch Digital t = (… ± …) s

2. Dari hasil praktikum di Tabel 1:


a. Hitunglah VOLUME bola besi (gunakan rumus volume bola: 𝑽𝒃𝒐𝒍𝒂 =
𝟏
̅ 𝟑) kemudian hitunglah MASSA JENIS-nya (gunakan rumus massa
𝝅𝒅
𝟔
̅̅̅̅̅̅̅̅
𝒎𝒃𝒐𝒍𝒂
jenis: 𝝆𝒃𝒐𝒍𝒂 = )!
𝑽𝒃𝒐𝒍𝒂
𝑽𝒃𝒆𝒂𝒌𝒆𝒓
b. Hitunglah DEBIT keran air (gunakan rumus massa jenis: 𝑸𝒌𝒆𝒓𝒂𝒏 = )!
𝒕̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝒌𝒆𝒓𝒂𝒏
c. Hitunglah KETIDAKPASTIAN MUTLAK volume, massa jenis dan debit
dari bola besi maupun keran air [gunakan salah satu dari Persamaan (m),
(n) atau (o) dari Bab Pengolahan Data]!
d. Hitunglah KETIDAKPASTIAN RELATIF volume, massa jenis dan debit
dari bola besi maupun keran air [gunakan Persamaan (e) dari Bab
Pengolahan Data]!
e. Setelah itu, dengan menggunakan Persamaan (c) dari Bab Pengolahan Data
dan kaidah ANGKA PENTING dari Bab Pengolahan Data laporkanlah hasil
perhitungan Anda pada tabel berikut:
Obyek Praktikum Yang Dihitung
Bola Besi V = (… ± …) cm3
ρ = (… ± …) gr/cm3
Keran Air Q = (… ± …) mL/s

o Gggg

1. Buatlah kesimpulan dari praktikum ini!


berkontribusi dalam
konsep listrik AC

o Gggg

“Saya tidak peduli mereka mencuri ide saya, tapi saya


peduli bahwa mereka tidak memiliki ide mereka sendiri”
- Nikola Tesla

o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai mengenai sifat-sifat (karakteristik) listrik DC!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai sifat-sifat (karakteristik) listrik AC!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai aplikasi/penerapan listrik AC dan DC dalam bidang
pengolahan kelapa sawit ataupun di pabrik/industri!
o Apakah persamaan antara listrik AC dan DC?

o Mengamati pengaruh pemasangan kapasitor dan kumparan terhadap karakteristik


listrik AC dan DC
o Mengamati pengaruh karakteristik listrik AC dan DC terhadap sel elektrolisis
o Mengamati bentuk gelombang arus listrik AC dan DC.

D
irect Current atau yang biasa disingkat DC merupakan tipe arus
listrik searah. Ide mengenai arus DC dikembangkan oleh Thomas
Alva Edison melalui perusahaannya yaitu General Electric dan
digunakan secara komersil pada akhir abad ke-19. Sumber arus DC
yang paling umum digunakan berasal dari proses kimiawi, hasil
induksi elektromagnetik dan bahkan berasal dari sumber energi alam yang terbarukan.

Alternating Current atau yang biasa disingkat AC merupakan tipe arus listrik bolak-
balik. Ide mengenai arus AC dikembangkan oleh Nikola Tesla yang bekerjasama
dengan perusahaan Westinghouse dan digunakan secara komersil pada pertengahan
abad 20-an. Sumber arus AC yang paling umum adalah berasal dari induksi
elektromagnetik yaitu dari generator AC yang secara eksklusif dioperasikan oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ataupun dari generator portabel (genset AC).
o FFFF

Alat-alat Praktikum:
o Power Supply DC
Digunakan sebagai sumber tegangan DC
o Voltage Regulator AC
Digunakan sebagai sumber tegangan AC
o Voltmeter AC
Digunakan untuk mengukur dan membatasi tegangan AC dari voltage regulator
AC
o Osiloskop
Digunakan untuk mengamati bentuk gelombang arus listrik DC dan AC
o Lampu pijar
Digunakan sebagai indikator untuk mengamati karakteristik listrik DC dan AC
o Kabel-kabel klip buaya
Digunakan untuk mengalirkan arus listrik AC dan DC dari power supply dan
voltage regulator ke lampu pijar, komponen-komponen uji dan osiloskop
o Akuades
Digunakan untuk membersihkan beaker glass
Bahan-bahan Praktikum
o Kapasitor
Digunakan sebagai komponen uji dari karakteristik listrik AC dan DC
o Kumparan
Digunakan sebagai komponen uji dari karakteristik listrik AC dan DC
o Sel elektrolisis (terdiri dari beaker glass, plat elektroda dan hablur NaCl)
Digunakan sebagai komponen uji dari karakteristik listrik AC dan DC.
Menggunakan Kapasitor dan Kumparan

Gambar 1. Skema peralatan


o Susun skema peralatan seperti pada Gambar 1!
o Putar kenop voltage regulator AC sampai tegangan di Voltmeter AC menunjukkan
10 V kemudian amati kondisi lampu pijar!
o Lingkari kondisi lampu pijar yang telah Anda amati pada Tabel 1!
o Matikan power supply DC!

Gambar 2. Skema peralatan


o Susun skema peralatan seperti pada Gambar 2!
o Putar kenop voltage regulator AC sampai tegangan di Voltmeter AC menunjukkan
10 V kemudian amati kondisi lampu pijar!
o Lingkari kondisi lampu pijar yang telah Anda amati pada Tabel 1!
o Matikan power supply DC!

Gambar 3. Skema peralatan


o Susun skema peralatan seperti pada Gambar 3!
o Putar kenop voltage regulator AC sampai tegangan di Voltmeter AC menunjukkan
10 V kemudian amati kondisi lampu pijar!
o Lingkari kondisi lampu pijar yang telah Anda amati pada Tabel 1!
o Matikan power supply DC!
o Ulangi langkah pertama sampai keduabelas untuk voltage regulator AC!
Menggunakan Sel Elektrolisis
o Cuci beaker glass!
o Buat larutan NaCl dengan konsentrasi 5% di beaker glass!
o Bersihkan plat elektroda kemudian cuci plat elektroda!
o Susun skema peralatan seperti pada Gambar 4!
o Nyalakan power supply DC dan atur kuat arus listrik I = 1 A!
o Tunggu selama kurang lebih dua menit kemudian amati apa yang terjadi pada plat
elektroda!
o Lingkari kondisi plat elektroda sesuai dengan yang sudah Anda amati pada Tabel
1!
o Matikan power supply!
o Lakukan langkah keempat sampai kedelapan dengan menggunakan voltage
regulator AC!

Gambar 4. Skema peralatan


Menggunakan Osiloskop

Gambar 5. Skema peralatan


o Susun skema peralatan seperti pada Gambar 5!
o Tekan tombol POWER pada osiloskop dan tunggu beberapa detik!
o Geser kenop AC-GND-DC ke Posisi GND dan kenop SOURCE ke CH1!
o Amati bentuk gelombang dari arus listrik DC dan foto dengan menggunakan hp!
o Lakukan langkah pertama sampai keempat dengan menggunakan voltage regulator
AC!
Tabel 1 Data Pengamatan
No. Komponen Arus Kondisi Lampu Kondisi Plat
Uji Listrik Pijar Elektroda
1 Kapasitor DC Menyala/Padam -
AC Menyala/Padam -
2 Kumparan DC Menyala/Padam -
AC Menyala/Padam -
3 Kapasitor DC Menyala/Padam -
& AC Menyala/Padam -
Kumparan
4 Sel DC - Bergelembung/Tidak
Elektrolisis Bergelembung
AC - Bergelembung/Tidak
Bergelembung

1. Dari hasil pengamatan di Tabel 1, jelaskan MENGAPA KONDISI LAMPU


MENYALA/PADAM BAIK PADA ARUS LISTRIK DC MAUPUN AC untuk
semua komponen uji yang digunakan!
2. Dari hasil pengamatan di Tabel 1, jelaskan MENGAPA KONDISI PLAT
ELEKTRODA BERGELEMBUNG/TIDAK BERGELEMBUNG BAIK
PADA ARUS LISTRIK DC MAUPUN AC untuk semua komponen uji yang
digunakan!
3. Dari foto gelombang arus listrik DC dan AC pada osiloskop, jelaskan BENTUK
GELOMBANG DARI ARUS LISTRIK DC DAN AC!

o Gggg

1. Buatlah kesimpulan dari praktikum ini!


berkontribusi dalam
konsep momentum

o Gggg

“Hanya karena sesuatu tidak sesuai dengan rencanamu bukan


berarti itu sia sia.”
- Thomas Alva Edison

o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai mengenai hukum kekekalan momentum!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai jenis-jenis tumbukan!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai aplikasi/penerapan momentum dan tumbukan dalam
bidang pengolahan kelapa sawit ataupun di pabrik/industri!
o Sebuah peluru dengan massa 20 gram ditembakkan dengan senapan yang bermassa
2 kg. Jika kecepatan peluru saat meninggalkan moncong senapan = 10 m/s, maka
berapakah kecepatan senapan setelah menembakkan peluru?

o Menentukan kecepatan akhir dari dua obyek yang bertumbukan secara lenting
sempurna, lenting sebagian dan tidak lenting
o Mengamati fenomena yang terjadi dari dua obyek yang bertumbukan secara lenting
sempurna, lenting sebagian dan tidak lenting.

M
omentum adalah banyaknya gerakan suatu benda yang besarnya
berbanding lurus dengan massa dan kecepatan. Hal yang sangat
erat kaitannya dengan momentum adalah hukum kekekalan
momentum. Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa
“jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka
momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah
tumbukan”.

Salah satu peristiwa yang merupakan penerapan hukum kekekalan momentum


tersebut adalah tumbukan. Tumbukan dibedakan menjadi berberapa jenis yaitu
tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak lenting.
Ketiga jenis tumbukan tersebut memiliki koefisien restitusinya masing-masing.
Koefisien restitusi adalah adalah tingkat kelentingan suatu tumbukan yang dapat
dinyatakan melalui sebuah nilai atau perbandingan perubahan kecepatan benda
sesudah bertumbukan dan sebelum bertumbukan.

o FFFF

Alat-alat Praktikum:
o Laptop atau handphone dengan koneksi internet
Digunakan untuk membuka Situs PhET Interactive Simulations
o Situs PhET Interactive Simulations
Digunakan sebagai aplikasi online untuk melakukan simulasi praktikum
Momentum dan Tumbukan

Membuka Simulasi Tumbukan


o Buka situs PhET Interactive Simulations (https://phet.colorado.edu/)!
o Pada menu SIMULATIONS, pilih PHYSICS!
o Kemudian klik COLLISION LAB seperti yang dilingkari merah pada Gambar
1!
o Klik COLLISION LAB HTML5 seperti yang dilingkari merahpada Gambar 2!
o Klik INTRO!
Melakukan Simulasi Tumbukan dengan Elasticity 100%
o Perhatikan Gambar 3!
o Klik kotak VALUES sampai muncul tanda centang dan angka-angka di atas dan
di bawah bola warna biru dan pink!
o Pada , klik kemudian tahan dan geser sampai nilai v menunjukkan

0.50 m/s!
Catatan: v bola biru sebagai v1 dan v bola pink sebagai v2 pada Tabel 1!

Gambar 1. Menu Physics pada Situs PhET Interactive Simulations

Gambar 2. Menu Collision Lab pada Situs PhET Interactive Simulations


Gambar 3. Tampilan awal simulasi momentum dan tumbukan

o Pada kotak , klik yang

terdapat di samping kemudian isikan angka 0.50 dan tekan ENTER!


Catatan: m bola biru sebagai m1 dan m bola pink sebagai m2 pada Tabel 1!

o Klik kemudian klik ! Beberapa saat setelah bola biru dan bola

pink bertumbukan, klik !

o Amati pergerakan bola biru dan bola pink setelah tumbukan dan lingkari kondisi
bola biru dan bola pink pada Tabel 1!
o Catat v setelah tumbukan untuk bola biru sebagai v1’ dan v bola pink sebagai v2’
pada Tabel 1!
o Klik !
o Lakukan langkah ketiga sampai kedelapan untuk variasi data v1, m1, v2 dan m2
sebagaimana pada Tabel 1!
Melakukan Simulasi Tumbukan dengan Elasticity 50% dan 0%
o Perhatikan Gambar 3!

o Pada klik kemudian tahan dan geser sampai


angka di dalam kotak menunjukkan 50%!
o Lakukan langkah ketiga sampai kesembilan sebagaimana melakukan simulasi
tumbukan dengan elasticity 100%!
o Lakukan langkah pertama sampai ketiga untuk elasticity 0%!
Tabel 1. Data Pengamatan
Sebelum Tumbukan Setelah Tumbukan
No. Elasticity v1 m1 v2 m2 v1’ v2’
Bola Biru Bola Pink
(m/s) (kg) (m/s) (kg) (m/s) (m/s)
Diam/Ke Diam/Ke
0,5 0,5 0,5 0,5 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
1 0,5 0,5 0,5 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
1 100%
Diam/Ke Diam/Ke
0,5 0,5 0,5 1 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
0,5 0,5 1 1 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
0,5 0,5 0,5 0,5 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
1 0,5 0,5 0,5 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
2 50% 0,5 0,5 0,5 1 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
0,5 0,5 1 1 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
0,5 0,5 0,5 0,5 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
0,5 0,5 0,5 0,5 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
1 0,5 0,5 0,5 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
3 0%
Diam/Ke Diam/Ke
0,5 0,5 0,5 1 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
Diam/Ke Diam/Ke
0,5 0,5 1 1 kanan/Ke kanan/Ke
kiri kiri
1. Buatlah dan isilah Tabel 1 sesuai simulasi yang telah Anda lakukan!

o Gggg

1. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini!


penemu kalorimeter

o Gggg

“Seseorang yang tidak pernah membuat kesalahan sebenarnya


tak pernah mencoba sesuatu yang baru.”
- Albert Einstein

o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai asas Black!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai kalorimetri!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai aplikasi/penerapan kalorimeter adiabatik dalam bidang
agribisnis kelapa sawit ataupun di pabrik/industri!
o Air sebanyak 0,5. kg yang bersuhu 100oC dituangkan ke dalam bejana dari
aluminium yang memiliki massa 0,5. kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25.oC, kalor
jenis aluminium 900 J/kgoC, dan kalor jenis air 4.200 J/kgoC, maka tentukan suhu
akhir yang dicapai! (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan)

o Menentukan harga air (kapasitas kalor) kalorimeter adiabatik


o Menentukan kalor jenis logam.

A
sas Black adalah suatu prinsip kekekalan energi dalam termodinamika
yang yang menyatakan: “Apabila pada kondisi adiabatik
dicampurkan dua macam zat yang suhunya mula-mula berbeda,
maka pada saat kesetimbangan banyak kalor yang dilepas oleh
zat yang suhunya mula-mulanya tinggi menjadi sama dengan
banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang suhunya mula - mulanya rendah.”

Kalorimeter merupakan suatu alat yang fungsinya untuk mengukur kalor (panas) jenis
suatu zat/benda. Salah satu bentuk kalorimeter adalah kalorimeter adiabatik, yaitu
kalorimeter yang memanfaatkan secara langsung asas Black. Seringkali, harga air
kalorimeter (kapasitas kalor)-nya tidak diketahui. Namun, dengan menggunakan asas
Black kalorimeter (kapasitas kalor)-nya dapat dinyatakan sebagai:
𝑚𝐴𝑃 ∙𝑐𝐴 ∙(𝑇𝐴𝑃 −𝑇𝑆 ) (1)
𝐻𝐾 = (𝑇𝑆 −𝑇𝐴𝐷 )
− 𝑚𝐴𝐷 ∙ 𝑐𝐴

dengan HK adalah harga air (kapasitas kalor) kalorimeter adiabatik, mAP adalah massa
air setelah dididihkan, cA adalah kalor jenis air, TAP adalah suhu air setelah dididihkan,
TS adalah suhu setimbang, TAD adalah suhu air sebelum dididihkan dan mAD adalah
massa air sebelum dididihkan.
Apabila harga air (kapasitas kalor) kalorimeter adiabatik sudah dihitung dengan
Persamaan 1, maka kalor jenis benda yang kemudian dimasukkan ke dalam
kalorimeter adiabatik dapat dinyatakan sebagai:

(𝑚𝐴𝐷 ∙𝑐𝑎 +𝐻𝐾 )∙(𝑇𝑆 −𝑇𝐴𝐷 ) (2)


𝑐𝐵 = 𝑚𝐵 (𝑇𝐵 −𝑇𝑆 )

dengan cB adalah kalor jenis benda yang dipanaskan, mAD adalah massa air di dalam
kalorimeter adiabatik, cA adalah kalor jenis air, HK adalah harga air (kapasitas kalor)
kalorimeter adiabatik, TS adalah suhu setimbang, TAD adalah suhu air di dalam
kalorimeter adiabatik, mB adalah massa benda yang dipanaskan dan TB adalah suhu
benda yang dipanaskan.

o FFFF

Alat-alat Praktikum
o Kalorimeter adiabatik lengkap dengan pengaduk
Digunakan untuk mengukur kapasitas kalor akuades dan kalor jenis Batu-Batu
logam
o Neraca Ohaus digital
Digunakan untuk mengukur massa kalorimeter adiabatik saat kosong maupun saat
diisi dengan akuades dan Batu-Batu logam
o Teko plastik listrik
Digunakan untuk mendidihkan akuades serta memanaskan Batu-Batu logam
o Beberapa buah termometer
Digunakan untuk mengukur suhu kalorimeter berisi akuades sebelum dipanaskan,
suhu akuades yang telah dipanaskan, suhu kalorimeter berisi akuades yang telah
dipanaskan serta suhu Batu-Batu logam yang dipanaskan di dalam teko plastik
listrik
o Benang
Digunakan untuk mengikat Batu-Batu logam.
Bahan-bahan Praktikum
o Beberapa buah batu logam
Digunakan sebagai obyek praktikum yang akan dicari nilai kalor jenisnya
o Akuades
Digunakan sebagai obyek praktikum yang akan dicari nilai kapasitas kalornya.

Gambar 1. Skema peralatan


Menentukan Harga Air (Kapasitas Kalor) Kalorimeter Adiabatik
Tabel 1. Data Pengamatan
No. Yang diukur Nilai Terukur
1 mKK … gr
2 mKI … gr
3 mT … gr
4 TAD … OC
5 TAP … OC
6 TS … OC
Ketelitian neraca Ohaus digital = … gr
Ketelitian termometer = … OC

o Siapkan peralatan sebagaimana Gambar 1!


o Timbang kalorimeter adiabatik yang kosong beserta pengaduknya dan catat
massanya (mKK) pada Tabel 1! (Jangan lupa tanyakan ketelitian neraca Ohaus
digital kepada asisten)
o Isi kalorimeter adiabatik dengan akuades kira-kira 1/3 bagian kemudian timbang!
o Catat massa kalorimeter adiabatik yang sudah diisi akuades (mKI) pada Tabel 1!
o Ukur suhu kalorimeter adiabatik yang sudah diisi akuades (TAD) dan catat pada
Tabel 1! (Jangan lupa tanyakan ketelitian termometer kepada asisten)
o Tuangkan lagi akuades yang lain ke dalam teko plastik listrik dan didihkan!
o Ukur suhu didihnya (TAP) dan catat pada Tabel 1!
o Tuangkan dengan cepat akuades yang sudah mendidih tadi ke dalam kalorimeter
adiabatik yang berisi akuades sampai kira-kira kalorimeter adiabatik terisi 2/3
bagian!
o Aduk-aduk kalorimeter adiabatik dan amati perubahan suhunya!
o Apabila suhu di dalam kalorimeter adiabatik sudah tidak berubah lagi, catat suhu
tersebut (TS) pada Tabel 1!
o Timbang kembali kalorimeter adiabatik yang sudah terisi 2/3 bagian tersebut dan
catat massanya (mT) pada Tabel 1!
Menentukan Kalor Jenis Logam
o Siapkan peralatan sebagaimana Gambar 1!
o Buang akuades dan keringkan kalorimeter adiabatik!
o Timbang kalorimeter adiabatik yang kosong beserta pengaduknya dan catat
massanya (mKK) pada Tabel 2! (Jangan lupa tanyakan ketelitian neraca Ohaus
digital kepada asisten)
o Isi kalorimeter adiabatik dengan akuades kira-kira 1/6 bagian kemudian timbang!
o Catat massa kalorimeter adiabatik yang sudah diisi akuades (mKI) pada Tabel 2!
o Ukur suhu kalorimeter adiabatik yang sudah diisi akuades (TI) dan catat pada Tabel
2!
o Tuangkan lagi akuades yang lain ke dalam teko plastik listrik, masukkan Batu
Logam I kemudian panaskan teko plastik listrik!
o Apabila akuades sudah mendidih, tunggu sekitar 5 menit kemudian amati
perubahan suhunya!
o Apabila suhu di dalam teko plastik listrik sudah tidak berubah lagi, catat suhu
tersebut (TB) pada Tabel 2!
o Tarik dengan cepat Batu Logam I kemudian masukkan dengan cepat ke dalam
kalorimeter adiabatik yang berisi akuades!
o Aduk-aduk kalorimeter adiabatik dan amati perubahan suhunya!
o Apabila suhu di dalam kalorimeter adiabatik sudah tidak berubah lagi, catat suhu
tersebut (TS) pada Tabel 2!
o Timbang kembali kalorimeter adiabatik yang berisi Batu Logam I tersebut dan
catat massanya (mT) pada Tabel 2!
o Ulangi langkah pertama sampai ketigabelas untuk Batu Logam II!
Tabel 1. Data Pengamatan
No. Jenis Benda Yang diukur Nilai Terukur
mKK … gr
mKI … gr
mT … gr
1 Batu Logam I
TAD … OC
TAP … OC
TS … OC
mKK … gr
mKI … gr
mT … gr
2 Batu Logam II
TAD … OC
TB … OC
TS … OC
Ketelitian neraca Ohaus digital = … gr
Ketelitian termometer = … OC

1. Dari hasil praktikum di Tabel 1:


a. Hitunglah MASSA AKUADES SEBELUM DIDIDIHKAN (mAD yaitu
dengan rumus mAD = mKI – mKK)
b. Hitunglah MASSA AKUADES SETELAH DIDIDIHKAN (mAP yaitu
dengan rumus mAP = mT – mKI)
c. Hitunglah HARGA AIR (KAPASITAS KALOR) KALORIMETER
ADIABATIK [gunakan Persamaan (1)]
Setelah itu, laporkan hasil perhitungan Anda pada tabel berikut:
nst neraca Ohaus digital = …
nst termometer = …
Yang Dihitung Hasil Perhitungan
Massa Akuades sebelum Dididihkan mAD = (… ± …) gr
Massa Akuades setelah Dididihkan mAD = (… ± …) gr
Harga Air (Kapasitas Kalor)
HK = (… ± …) J/OC
Kalorimeter Adiabatik

Catatan: jangan lupa konsep angka penting, notasi ilmiah dan ralat
pengukuran di semua perhitungan Anda!
2. Dari hasil praktikum di Tabel 2:
a. Hitunglah MASSA AKUADES DI DALAM KALORIMETER
ADIABATIK (mAD yaitu dengan rumus mAD = mKI – mKK)
b. Hitunglah MASSA BENDA YANG DIPANASKAN (mAP yaitu dengan
rumus mB = mT – mKI)
c. Hitunglah KALOR JENIS BATU LOGAM I DAN II [gunakan Persamaan
(2)]
Setelah itu, laporkan hasil perhitungan Anda pada tabel berikut:
nst neraca Ohaus digital = …
nst termometer = …
Yang Dihitung Hasil Perhitungan
Massa Akuades di dalam Kalorimeter
mAD = (… ± …) gr
Adiabatik
Massa Akuades setelah Dididihkan mB = (… ± …) gr
Kalor Jenis Batu Logam I cB = (… ± …) J/kgOC
Kalor Jenis Batu Logam I cB = (… ± …) J/kgOC
Catatan: jangan lupa konsep angka penting, notasi ilmiah dan ralat
pengukuran di semua perhitungan Anda!

KESIMPULAN
o Gggg

1. Buatlah kesimpulan dari praktikum ini!


berkontribusi dalam hukum
Archimedes

“Mereka yang mengklaim menemukan sesuatu tetapi tanpa


bukti, itu sama artinya dengan berpura-pura menemukan
sesuatu yang mustahil.”
- Archimedes

o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai perbedaan massa jenis dan berat jenis!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai hukum Archimedes!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai aplikasi/penerapan hukum Archimedes dalam bidang
pengolahan kelapa sawit ataupun di pabrik/industri!
o Sebuah benda ketika di udara beratnya 500 N. Tentukan massa jenis benda jika
berat benda di dalam air 400 N dan massa jenis air 1.000 kg/m3!

o Menentukan massa jenis benda padat dengan metode statis dan hukum Archimedes
o Menentukan massa jenis cairan (fluida) dengan piknometer dan hukum
Archimedes.

M
assa jenis (atau biasa juga disebut densitas atau rapat jenis)
merupakan suatu perbandingan antar daerah massa suatu zat yang
berisi partikel-partikel dengan suatu daerah volume tertentu dari
zat tertentu.

Massa jenis sebuah benda padat jika dilakukan dalam keadaan sebenarnya (tidak
tercelup di dalam cairan/fluida) adalah:

𝑚𝐵
𝜌𝐵 = (1)
𝑉𝐵

dengan ρB adalah massa jenis benda padat (dalam satuan gr/cm3 atau kg/m3), mB
adalah massa zat (dalam satuan gr atau kg) dan VB adalah volume benda padat (dalam
satuan m3 atau cm3).
Untuk benda berbentuk cairan (fluida) massa jenisnya dapat ditentukan dengan
menggunakan piknometer, yaitu dengan rumus:

𝑚𝑃𝐼 −𝑚𝑃𝐾
𝜌𝐹 = (2)
𝑉𝑃

dengan ρF adalah massa jenis cairan uji (dalam satuan gr/cm3 atau kg/m3), mPI adalah
massa piknometer setelah diisi cairan uji (dalam satuan gr), mPI adalah massa
piknometer kosong (dalam satuan gr) dan VP adalah kapasitas piknometer (besarnya
10 mL).

Hukum Archimedes menyatakan bahwa “benda yang tercelup sebagian atau


seluruhnya dalam suatu cairan (fluida) akan mendapat gaya angkat sebesar
cairan (fluida) yang dipindahkan”. Besarnya gaya angkat tersebut dapat dinyatakan
dengan:

𝐹𝐴 = 𝑊𝑈 − 𝑊𝐹 (3)
dengan 𝐹𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 adalah gaya angkat benda (satuannya N), 𝑊𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 adalah berat benda
ketika ditimbang di udara/berat benda sesungguhnya (satuannya N), 𝑊𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 adalah
berat benda ketika ditimbang di cairan/fluida (satuannya N).
Dari Persamaan (1), volume benda yang dicelupkan:

𝐹𝐴 (4)
𝑉𝐵 = 𝜌
𝐹 ∙𝑔

dengan 𝑉𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 adalah volume benda yang dicelupkan (satuannya m3 atau cm3 atau L
atau mL), 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 adalah massa jenis cairan di mana benda dicelupkan (dalam satuan
gr/cm3 atau kg/m3).

o FFFF

Alat-alat Praktikum
o Statif
Digunakan untuk menggantungkan neraca pegas
o Bangku besi
Digunakan sebagai dudukan beaker glass
o Beaker glass
Digunakan sebagai wadah akuades, minyak goreng dan oli
o Benang
Digunakan untuk mengikat kubus-kubus logam
o Neraca Ohaus digital
Digunakan untuk mengukur massa piknometer saat kosong maupun saat diisi
dengan akuades, minyak goreng dan oli
o Piknometer
Digunakan untuk mengukur massa jenis akuades, minyak goreng dan oli
o Jangka sorong digital
Digunakan untuk mengukur panjang rusuk kubus-kubus logam

Gambar 1. Skema peralatan


Bahan-bahan Praktikum
o Beberapa buah kubus logam
Digunakan sebagai obyek praktikum yang akan dicari nilai massa jenisnya
o Benda tak beraturan
Digunakan sebagai obyek praktikum yang akan dicari nilai massa jenisnya
o Akuades
Digunakan untuk membersihkan piknometer dan beaker glass serta sebagai obyek
praktikum yang akan dicari nilai massa jenisnya
o Minyak goreng dan oli
Digunakan sebagai obyek praktikum yang akan dicari nilai massa jenisnya

Menentukan Massa Jenis Benda Padat dengan Metode Statis


o Ukur panjang rusuk (s) Kubus Logam I kemudian catat pada Tabel 1! (Jangan lupa
tanyakan ketelitian jangka sorong digital kepada asisten)
o Timbang Kubus Logam I kemudian catat massanya (mB) pada Tabel 1! (Jangan
lupa tanyakan ketelitian neraca Ohaus digital kepada asisten)
o Ulangi langkah pertama sampai kedua untuk Kubus Logam II!
Tabel 1. Data Pengamatan
No. Kubus Logam s (cm) mB (gr)
1 I … …
2 II … …
Ketelitian jangka sorong digital = … cm
Ketelitian neraca Ohaus digital = … gr

Menentukan Massa Jenis Fluida Menggunakan Piknometer


o Cuci piknometer dan keringkan!
o Timbang piknometer yang kosong dan catat massa piknometer kosong (mPK) pada
Tabel 2!
o Isi piknometer dengan akuades sampai penuh kemudian timbang piknometer yang
sudah diisi!
o Catat massa piknometer yang sudah diisi (mPI) pada Tabel 2!
o Buang akuades dan keringkan piknometer!
o Isi piknometer dengan minyak goreng sampai penuh kemudian timbang
piknometer yang sudah diisi! Catat massa piknometer yang sudah diisi pada Tabel
1!
o Buang minyak goreng kemudian cuci piknometer dan keringkan!
o Ulangi langkah ketiga sampai ketujuh untuk oli!
Tabel 2. Data Pengamatan
No. Cairan (Fluida) mPK (gr) mPI (gr)
1 Akuades … …
2 Minyak Goreng …
3 Oli …
Ketelitian neraca Ohaus digital = … gr

Menentukan Massa Jenis Benda Padat dengan Hukum Archimedes


o Susun skema peralatan seperti pada Gambar 1 kemudian catat berat Kubus Logam
I (WU) pada Tabel 3! (Jangan lupa tanyakan ketelitian neraca pegas kepada asisten)
o Ulur benang sedikit demi sedikit sampai Kubus Logam I tercelup seluruhnya ke
dalam akuades kemudian catat berat Kubus Logam I (WF) pada Tabel 3!
o Ulangi langkah pertama sampai kedua untuk Kubus Logam II dan benda tak
beraturan!
Menentukan Massa Jenis Fluida dengan Hukum Archimedes
o Susun skema peralatan seperti pada Gambar 2 kemudian catat berat Benda Tak
Beraturan pada Tabel 4!
o Ulur benang sedikit demi sedikit sampai Benda Tak Beraturan tercelup seluruhnya
ke dalam minyak goreng kemudian catat berat Benda Tak Beraturan (WF) pada
Tabel 4!
o Buang minyak goreng dari beaker glass kemudian cuci beaker glass!
o Ulangi langkah pertama sampai ketiga untuk oli!
Tabel 3. Data Pengamatan
No. Jenis Benda WU (N) WF (N)
1 Kubus Logam I … …
2 Kubus Logam II … …
3 Benda tak … …
beraturan
Ketelitian neraca pegas = … N

Tabel 4. Data Pengamatan


No. Cairan (Fluida) WF (N)
1 Minyak goreng …
2 Oli …
Ketelitian neraca pegas = … N

1. Dari hasil praktikum di Tabel 1, hitunglah VOLUME Kubus Logam I dan II


(gunakan rumus volume kubus: vkubus = s3) kemudian hitunglah MASSA
JENISNYA [gunakan Persamaan (1)]!
Setelah itu, laporkan hasil perhitungan Anda pada tabel berikut:
nst jangka sorong digital = …
nst neraca Ohaus digital = …
Kubus Logam VB (cm3) ρB (gr/cm3)
I …±… …±…
II …±… …±…

Catatan: jangan lupa konsep angka penting, notasi ilmiah dan ralat pengukuran di
semua perhitungan Anda!
2. Dari hasil praktikum di Tabel 2, hitunglah MASSA JENIS akuades, minyak
goreng dan oli [gunakan Persamaan (2)]!
Setelah itu, laporkan hasil perhitungan Anda pada tabel berikut:
nst neraca Ohaus digital = …
Cairan ρF (gr/mL)
Akuades …±…
Minyak Goreng …±…
Oli …±…

Catatan: jangan lupa konsep angka penting, notasi ilmiah dan ralat pengukuran di
semua perhitungan Anda!
3. Dari hasil praktikum di Tabel 3, hitunglah GAYA ANGKAT Kubus Logam I dan
II [gunakan Persamaan (3)] kemudian hitunglah MASSA JENISNYA [gunakan
Persamaan (4)]!
Ingat: Dalam perhitungannya, volume benda adalah volume Kubus Logam I dan II
yang sudah Anda dapatkan di Nomor 1 dan massa jenis fluida adalah massa jenis
akuades yang sudah Anda dapatkan di Nomor 2.
Setelah itu, laporkan hasil perhitungan Anda pada tabel berikut:
nst neraca pegas = …
Jenis Benda FA (N) ρ (gr/cm3)
Kubus Logam I …±… …±…
Kubus Logam II …±… …±…
Benda tak beraturan …±… …±…

Catatan: jangan lupa konsep angka penting, notasi ilmiah dan ralat pengukuran di
semua perhitungan Anda!
4. Dari hasil praktikum di Tabel 4, hitunglah GAYA ANGKAT Benda Tak Beraturan
[gunakan Persamaan (3)] kemudian hitunglah MASSA JENIS minyak goreng
dan oli [gunakan Persamaan (4)]!
Ingat: Dalam perhitungannya, berat benda di udara adalah berat Benda Tak
Beraturan dari Tabel 3 dan volume benda yang digunakan adalah volume Benda
Tak Beraturan yang sudah Anda dapatkan di Nomor 1.
Setelah itu, laporkan hasil perhitungan Anda pada tabel berikut:
nst neraca pegas = …
Cairan FA (N) ρ (gr/cm3)
Minyak Goreng …±… …±…
Oli …±… …±…

Catatan: jangan lupa konsep angka penting, notasi ilmiah dan ralat pengukuran di
semua perhitungan Anda!

5. Gggg

1. Buatlah kesimpulan dari praktikum ini!


penemu viskometer
Ostwald

o Gggg

“Belajar tentang pikiran dan ilmu pengetahuan, namun


tanpa belajar untuk memperkaya hati sama saja dengan tak
belajar apa-apa.”
- Aristoteles

o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai mengenai viskositas dinamik dan viskositas kinematik!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai metode pengukuran viskositas!
o Bacalah beberapa literatur (dari internet, buku dlsb) kemudian jelaskan dalam satu
paragraf mengenai aplikasi/penerapan viskositas dalam bidang pengolahan
kelapa sawit ataupun di pabrik/industri!
o Mengapa air sering dijadikan cairan (fluida) referensi dalam menentukan
koefisien viskositas dinamik suatu cairan?

o Menentukan koefisien viskositas dinamik suatu cairan (fluida) dengan metode


Ostwald
o Menentukan koefisien viskositas dinamik suatu cairan (fluida) dengan metode
Hoppler.

V
iskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan
(fluida). Kekentalan merupakan sifat cairan (fluida) yang
berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Oleh karena itu,
viskositas menunjukkan kecepatan mengalirnya suatu cairan
(fluida). Bila suatu cairan (fluida) mengalir, maka dalam zat cair ada
suatu tahanan yang menghambat aliran tersebut. Viskositas dapat diukur dengan
menggunakan beberapa metode. Metode yang paling dikenal adalah metode Ostwald
dan metode Hoppler.

Metode Ostwald adalah metode pengukuran viskositas dengan menggunakan hukum


Poiseuille. Pada metode tersebut, koefisien viskositas dinamik suatu cairan (fluida)
dinyatakan sebagai:
𝜌𝐹 ∙𝑡𝐹 (1)
𝜂𝐹 = ∙ 𝜂𝑅
𝜌𝑅 ∙𝑡𝑅

dengan ηF adalah koefisien viskositas dinamik cairan uji (dalam satuan cP), ρF adalah
massa jenis cairan uji (dalam satuan gr/cm3), tF adalah waktu alir cairan uji (dalam
satuan s), ηR adalah koefisien viskositas dinamik air/akuades (besarnya 1 cP), ρR
adalah massa jenis air/akuades (besarnya 1 gr/cm3) dan tR adalah waktu alir air (dalam
satuan s).

Metode Hoppler adalah metode pengukuran viskositas dengan menggunakan hukum


Stokes. Pada metode tersebut, koefisien viskositas dinamik suatu cairan (fluida)
dinyatakan sebagai:

𝑑2 ∙𝑔∙𝑡 6𝑚 (2)
𝜂𝐹 = ∙ (𝜋𝑑3 − 𝜌𝐹 )
18ℎ

dengan ηF adalah koefisien viskositas dinamik cairan uji (dalam satuan cP), d adalah
diameter bola yang dicelupkan ke dalam tabung (dalam satuan cm), g adalah
percepatan gravitasi bumi (besarnya 9,8 m/s2), t adalah waktu yang dibutuhkan bola
yang dicelupkan untuk sampai ke dasar tabung (dalam satuan s), h adalah tinggi
tabung (dalam satuan cm), m adalah massa bola yang dicelupkan ke dalam tabung
(dalam satuan gr) dan ρF adalah massa jenis cairan uji (dalam satuan gr/cm3).

Untuk benda berbentuk cairan (fluida) massa jenisnya dapat ditentukan dengan
menggunakan piknometer, yaitu dengan rumus:

𝑚𝑃𝐼 −𝑚𝑃𝐾
𝜌𝐹 = (3)
𝑉𝑃

dengan ρF adalah massa jenis cairan uji (dalam satuan gr/cm3 atau kg/m3), mPI adalah
massa piknometer setelah diisi cairan uji (dalam satuan gr), mPI adalah massa
piknometer kosong (dalam satuan gr) dan VP adalah kapasitas piknometer (besarnya
10 mL).
o FFFF

Alat-alat Praktikum
o Piknometer
Digunakan untuk mengukur massa jenis akuades, minyak goreng dan gliserin
o Viskometer Ostwald
Digunakan untuk mengukur viskositas dinamik akuades, minyak goreng dan
gliserin
o Beaker glass
Digunakan sebagai wadah akuades, minyak goreng dan gliserin
o Karet penghisap
Digunakan untuk menarik akuades, minyak goreng dan gliserin ketika mengukur
viskositas dengan viskometer Ostwald
o Pipet tetes
Digunakan untuk memasukkan akuades, minyak goreng dan gliserin dari beaker
glass ke dalam viskometer Ostwald
o Stopwatch digital
Digunakan untuk mengukur waktu alir akuades, minyak goreng dan gliserin ketika
diukur viskositas dinamik-nya dengan viskometer Ostwald
o Neraca Ohaus digital
Digunakan untuk mengukur massa piknometer saat kosong maupun saat diisi
dengan akuades, minyak goreng dan gliserin
o Tabung ukur
Digunakan untuk mencari viskositas dinamik akuades, minyak goreng dan gliserin
o Penggaris
Untuk mengukur ketinggian tabung ukur.
Bahan-bahan Praktikum
o Kelereng besi
Digunakan sebagai obyek praktikum untuk mencari viskositas dinamik
o Akuades
Digunakan untuk membersihkan piknometer dan beaker glass serta sebagai obyek
praktikum yang akan dicari nilai viskositas dinamiknya
o Minyak goreng dan gliserin
Digunakan sebagai obyek praktikum yang akan dicari nilai viskositas dinamiknya.

Gambar 1. Skema peralatan

Menentukan Koefisien Viskositas Dinamik Cairan dengan Metode Ostwald


o Siapkan peralatan sebagaimana pada Gambar 1!
o Cuci piknometer dan keringkan!
o Tuangkan akuades ke dalam beaker glass!
o Timbang piknometer yang kosong dan catat massa piknometer kosong (mPK) pada
Tabel 1!
(Jangan lupa tanyakan ketelitian neraca Ohaus digital kepada asisten)
o Isi piknometer dengan akuades sampai penuh kemudian timbang piknometer yang
sudah diisi!
o Catat massa piknometer yang sudah diisi (mPI) pada Tabel 1!
o Tuangkan akuades dari beaker glass ke dalam viskometer Ostwald!
o Gunakan bola hisap agar akuades melewati sedikit di atas garis pertama pada
viskometer Ostwald!
o Ketika akuades sudah menyentuh garis pertama pada viskometer Ostwald, pada
saat yang bersamaan klik tombol START/STOP pada stopwatch digital! (Jangan
lupa tanyakan stopwatch digital kepada asisten)
o Ketika akuades sudah menyentuh garis kedua pada viskometer Ostwald, pada saat
yang bersamaan klik tombol START/STOP pada stopwatch digital!
o Catat waktu yang terbaca (t) pada Tabel 1!
o Lakukan langkah pertama sampai kesepuluh untuk minyak goreng dan gliserin!
Tabel 1. Data Pengamatan
No. Cairan mPK (gr) mPI (gr) t (s)
1 Akuades … … …
2 Minyak Goreng … …
3 Gliserin … …
Ketelitian neraca Ohaus digital = … gr
Ketelitian stopwatch digital = … s

Menentukan Koefisien Viskositas Dinamik Cairan dengan Metode Hoppler


o Ukur diameter dan massa bola besi kemudian catat pada Tabel 2!
o Ukur ketinggian tabung ukur kemudian catat pada Tabel 2! (Jangan lupa tanyakan
ketelitian jangka sorong digital dan penggaris kepada asisten)
o Cuci tabung ukur kemudian isi tabung ukur dengan akuades sampai penuh!
o Susun skema peralatan seperti pada Gambar 2!
o Ambil bola besi, arahkan tepat di mulut tabung ukur kemudian lepas bola besi!
Pada saat yang bersamaan klik tombol START/STOP pada stopwatch digital!

Gambar 2. Skema peralatan


o Ketika bola besi sudah sampai ke dasar tabung ukur, pada saat yang bersamaan klik
tombol START/STOP pada stopwatch digital!
o Catat waktu yang terbaca (t) pada Tabel 2!
o Lakukan langkah kedua sampai kelima untuk minyak goreng dan gliserin!
Tabel 2. Data Pengamatan

No. Cairan t (s)

1 Akuades …

2 Minyak Goreng …

3 Gliserin …

Diameter bola besi = … cm

Massa bola besi = … cm

Ketinggian tabung ukur = … cm

Ketelitian jangka sorong digital = … gr

Ketelitian penggaris = … cm
1. Dari hasil praktikum di Tabel 1, hitunglah MASSA JENIS akuades, minyak
goreng dan gliserin [gunakan Persamaan (3)] kemudian hitunglah KOEFISIEN
VISKOSITAS DINAMIK minyak goreng dan gliserin [gunakan Persamaan (1)]!
Setelah itu, laporkan hasil perhitungan Anda pada tabel berikut:
nst neraca Ohaus digital = …
nst stopwatch digital = …
Cairan ρF (gr/mL) η (cP)
Akuades …±… …
Minyak Goreng …±… …±…
Gliserin …±… …±…

Catatan: jangan lupa konsep angka penting, notasi ilmiah dan ralat pengukuran di
semua perhitungan Anda!
2. Dari hasil praktikum di Tabel 2, hitunglah KOEFISIEN VISKOSITAS
DINAMIK minyak goreng dan gliserin [gunakan Persamaan (2)]!
Ingat: Dalam perhitungannya, massa jenis cairan uji adalah massa jenis akuades,
minyak goreng dan gliserin yang sudah Anda dapatkan di Nomor 1.
Setelah itu, laporkan hasil perhitungan Anda pada tabel berikut:
nst penggaris = … cm
nst neraca Ohaus digital = … cm
nst jangka sorong digital = … cm
Cairan η (cP)
Akuades …±…
Minyak Goreng …±…
Gliserin …±…
Catatan: jangan lupa konsep angka penting, notasi ilmiah dan ralat pengukuran di
semua perhitungan Anda!

o Gggg

1. Buatlah kesimpulan dari praktikum ini!


pustakawan terkenal
Amerika Serikat

Giancolli, D.C. 2002. FISIKA Edisi 7 Jilid 2. Hardiansyah, I, penerjemah. Jakarta:


Penerbit Erlangga

Hikam, M, Prasetyo, P.B, Saleh, D. 2005. Eksperimen Fisika Dasar untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Penerbit Kencana

Mungkin, M. 2019. Penuntun Fisika Dasar. Medan: Laboratorium Fisika Universitas


Medan Area

Serway, R.A, Jewett Jr, J.W. 2002. FISIKA Edisi 7 Jilid 2. Hardiansyah, I,
penerjemah. Jakarta: Penerbit Salemba Teknika

Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi 3 Jilid 2. Adi, R.W, Prasetio,
L, penerjemah. Jakarta: Penerbit Erlangga

Thressia, M. 2019. Penuntun Praktikkum Fisika. Padang: Laboratorium Fisika


Universitas Ekasakti Padang
LABORATORIUM FISIKA
PTKI MEDAN

JL. MEDAN TENGGARA NO. VIII,


MEDAN DENAI,
SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai