Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran laju alir cairan dan gas merupakan salah satu jenis pengukuran
variabel proses. Pengukuran laju alir cairan dan gas merupakan variabel penting di
dalam proses industri. Pengukuran laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi
dan jumlah bahan yang mengalir masuk dan keluar proses. Dengan kata lain,
pengukuran laju alir menunjukan berapa banyak fluida yang digunakan atau
didistribusikan ke dalam proses. Saat ini, efisiensi dan biaya dari suatu proses
dibantu dengan berbagai variabel pengendali yang salah satunya adalah variabel
laju alir. Biaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan
instrumentasi yang tepat dalam suatu penerapan misalnya di industri. Ketepatan
dan ketelitian yang baik pada proses akan berpengaruh pada efisiensi operasi.
Semakin tinggi efisiensi maka laba yang didapatkan akan semakin besar.
Pengukuran laju alir yang tidak akurat akan menyebabkan kesalahan yang fatal
dalam proses di industri. Pengukuran laju alir ditentukan dengan mengukur
kecepatan cairan atau perubahan energi kinetiknya. Perbedaan tekanan yang
terjadi pada saat cairan melintasi pipa mempengaruhi kecepatan suatu aliran.
Karena luas penampang pipa sudah diketahui, kecepatan rata-rata merupakan
indikasi dari laju alirnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju alir selain tekanan adalah


viskositas, densitas, dan gaya gesek cairan terhadap dinding dalam pipa. Banyak
metoda yang sudah dikenal untuk pengukuran laju alir cairan dan atau gas. Alat
yang dapat digunakan disesuaikan dengan sifat fluida tertentu, seperti : bersih,
jernih, kotor, basah, kering, erosif, korosif, uap, sluri, multi pase, kental, dan lain-
lain. Selain itu dikaitkan dengan sifat aliran seperti turbulensi dan laminar

1
1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian pengukuran laju alir.

2. Mengetahui jenis pengukuran aliran

3. Mengetahui persamaan yang digunakan dalam pengukuran laju alir

4. Mengetahui metode pengukuran laju alir

5. Mengetahui alat ukur laju alir

6. Mengetahui aplikasi dalam pengukuran laju alir

1.3 Rumusan Masalah

1. Pengertian pengukuran laju alir.

2. Apa saja jenis pengukuran aliran.

3. Bagaimana persamaan dalam pengukuran laju alir

4. Macam-macam metode pengukuran laju alir

5. Apa saja jenis flowmeter yang digunakan untuk mengukur laju alir

6. Bagaimana aplikasi dalam pengukuran laju alir.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Pengukuran aliran adalah pengukuran kapasitas aliran atau laju aliran


massa atau laju aliran volume aliran. Ditinjau dari jenis saluran, aliran fluida
dibagi menjadi dua, yaitu aliran saluran tertutup dan aliran saluran terbuka. Dan
instrumen pengukuran aliran pun secara umum diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu pengukuran aliran terbuka dan pengukuran aliran tertutup.

2.2 Jenis Pengukuran

2.2.1 Pengukuran Aliran Terbuka

Pengukuran aliran terbuka dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu :

a. Metode Langsung

Metode langsung pengukuran aliran dapat dilakukan dengan mengukur


volume atau massa fluida dalam selang waktu tertentu. Pada selang waktu yang
lama dan diukur secara tepat, serta pengukuran volume atau massa diukur secara
tepat, maka pengukuran ini tidak memerlukan kalibrasi. Pengukuran laju aliran
volume atau massa dengan metode langsung ini cukup teliti. Akan tetapi apabila
fluida yang diukur adalah gas, maka efek kompresibilitasnya harus
diperhitungkan.

Persamaannya adalah :

m = r V A = r (D"/Dt) (2.2.1.1)

dimana :

3
m : laju massa aliran (D"/Dt): perubahan volume/perubahan
waktu

b. Metode pembatasan

Metode pembatasan ini mengukur perbedaan tekanan diantara dua


penampang aliran yang sebanding dengan laju aliran. Perhitungan laju aliran
teoritis dapat dilakukan berdasarkan hukum kontinuitas dan persamaan Bernoulli.
Kapasitas aliran sebenarnya dapat ditentukan dengan memperhitungkan faktor
koreksi dari masing-masing alat ukur yang ditentukan secara empiris. Alat ukur
metode tak langsung dengan pembatasan ini dianalisa pada penampang 1 yaitu
sebelum masuk alat ukur, dan penampang 2 yaitu tepat di daerah alat ukur yang
biasanya menimbulkan vena contrakta. Vena kontrakta adalah daerah setelah
pengecilan penampang aliran. Pada daerah ini kapasitas aliran minimum dan
tekanan aliran pada penampang tersebut seragam. Persamaan kontinuitas dari
penampang 1 ke penampang 2 adalah :

m1 = m2r1 V1 A1 = r2 V2 A2

untuk aliran tak mampu mampat maka r adalah tetap sehingga :

V1 A1 = V2 A2

Sedangkan menurut persamaan Bernoulli antara penampang 1 dan penampang 2

Dari persamaan kontinuitas,

Sehingga kecepatan teoritis adalah : (2.2.1.2)

Laju aliran massa teoritis adalah mt = rVA=

(2.2.1.3)
Persamaan 2.2.1.3 adalah persamaan umum hubungan antara laju aliran
massa dengan penurunan tekanan pada alat ukur tidak langsung. Dengan kondisi
penampang yang berbeda, maka karakteristik aliran juga berbeda sehingga
dibutuhkan faktor koreksi untuk angka Reynold dan perbandingan diameter dari
alat ukur, yakni koefisien discharge, KC

4
(2.2.1.4)

Sedangkan koreksi atas ketidakseragaman kecepatan aliran adalah dengan


koefisien kecepatan. Kedua faktor koreksi ini umumnya digabungkan menjadi
sebuah koefisien aliran, K. Dengan demikian persamaan laju aliran massa
sesungguhnya menjadi :

(2.2.1.5)

Beberapa alat untuk mengukur kapasitas aliran dengan metode pembatasan adalah
:

1. Orifice
Plat tipis yang diflens antara dua buah flens pipa. Bentuknya sederhana,
sehingga harganya murah dan mudah untuk dipasang. Kekurangan orifice adalah
kerugian headnya tinggi dan kapasitas pengukuran rendah
2. Nosel
Pemakaian nosel sebagai alat ukur kapasitas dapat dipasang pada instalasi
pipa, maupun pada plenum
3. Venturi
Venturi dibuat langsung dengan pengecoran dan dihaluskan untuk
memperoleh ketentuan sesuai standar. Harganya mahal karena berat dan kapasitas
pengukurannya juga tinggi, serta kerugian headnya rendah.
4. Elemen Aliran Laminer (LFE)
Alat ini mempunyai bagian pengukuran yang dibagi dalam beberapa
laluan yang diameternya cukup kecil untuk menjamin alirannya laminer
berkembang penuh (fully developed).
Persamaannya adalah :
"=
Alat ini juga akan dipengaruhi oleh suhu karena tergantung kepada viskositas.
Harganya hampir sama dengan venturi, namun LFE lebih kecil dan lebih ringan.
c. Metode linier

5
Alat ukur aliran yang hasilnya langsung proporsional dengan laju aliran
antara lain : Float meter, turbin flowmeter, Vortex flow meter, electromagnetik
flow meter, magnetik flow meter, ultrasonic flowmeter.
Float meter memiliki bagian yang terapung dengan bentuk bola atau kerucut.
Bagian ini akan begerak ke atas atau ke bawah akibat gaya dari aliran fluida,
sampai tercapai keseimbangan antara gaya seret dan gaya apung.
Turbin flowmeter mempunyai sudu gerak yang dapat bergerak dengan bebas
sehingga laju rotasinya sebanding dengan laju aliran volume aliran. Kecepatan
rotasinya diindera oleh sensor magnetik ataupun sensor frekuensi modulasi yang
dipasang diluar medan aliran. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur aliran
fluida yang korosif dan yang beracun.
d. Metode pembagian
Teknik pembagian aliran pada penampang tetap digunakan pada
pengukuran aliran refrigeran ataupun instalasi fluida pada industri, dimana tidak
praktis untuk memasang peralatan seperti nosel, venturi dan lain-lain alat ukur
yang terpasang tetap.
Kecepatan aliran diukur tepat di pusat penampang dengan pitot tube ataupun
anemometer. Tabung Pitot dapat dipergunakan untuk mengukur tekanan statik dan
tekanan stagnasi dari fluida, dengan mengetahui kapasitas aliran yang diberikan.
Sebaliknya dengan mengetahui perbedaan tekanan statis dan tekanan stagnasi,
maka tekanan dinamis dapat ditentukan dan pada akhirnya tekanan dinamis fluida
dapat dinyatakan dalam kecepatan fluida. Kapasitas aliran tiap bagian penampang
adalah perkalian kecepatan dengan luas penampang. Kapasitas total adalah jumlah
kapasitas tiap bagian. Tabung pitot yang dipasang didalam pipa berupa silinder
kecil dapat juga dipergunakan untuk menentukan arah aliran dengan sangat peka.
Silinder pitot ini dipakai dipesawat terbang untuk menunjukkan laju naik turun
pesawat. Selain itu silinder pitot juga dipasang dalam pipa untuk mendeteksi
aliran-aliran spiral. Pemakaian pitot tube mengharuskan adanya penetrasi ke
dalam aliran sehingga hasilnya akan tidak akurat apabila responnya terlalu lambat
atau timbulnya pergeseran garis arus (streamline) aliran. Pemakaian thermal
anemometer atau anemometer laser Doppler dapat mengatasi hal tersebut.
Thermal anemometer menggunakan elemen yang kecil yang dipanaskan dengan

6
arus listrik. Perbedaan laju aliran panas dikalibrasikan untuk menyesuaikan
dengan perubahan kecepatan aliran. Karena ukuran elemen yg sangat kecil, yaitu
diameternya 0,002 mm dan panjangnya 0,1 mm maka respon dari fluktuasi aliran
sangat cepat bahkan sampai mencapai 50 kHz . Maka dari itu sangat tepat untuk
aplikasi pada aliran turbulen. Alat ini banyak dipergunakan untuk riset dan sinyal
yg dihasilkan diolah dengan prosesor digital ataupun Transformasi Fourier. Laser
Doppler anemometer bekerja berdasarkan efek Doppler dimana frekuensi dari
sinar laser akan tergeser akibat perubahan kecepatan aliran. Karena pengukuran
kecepatan langsung dapat dihitung, tanpa kalibrasi sinyal juga tidak terpengaruh
oleh perubahan suhu, massa jenis ataupun komposisi fluida pada aliran.
Kekurangan dari alat ini adalah peralatan optik yang harus dipakai mahal dan
mudah pecah. Hot Wire Anemometer memanfaatkan efek pendinginan konveksi
pada sebuah silinder yang sengaja dipanaskan dan dipasang tegak lurus terhadap
aliran fluida. Pendinginan merupakan fungsi suhu fluida, suhu kawat dan
kecepatan fluida. Kawat dengan diameter antara 0,01 - 0,1 mm dan panjang
sekitar 1,5 mm dipasang pada ujung sepasang garpu pada suatu aliran fluida. Dua
metode pengukuran yang digunakan adalah :

1. Hambatan kawat dijaga tetap dengan mengatur aliran arus yang melewati
dan kecepatan fluida ditentukan dari pengukuran arus menggunakan instrumen
yang telah dikalibrasi.

2. Aliran arus melewati kawat dijaga tetap dan perubahan hambatan kawat
akibat pendinginan konveksi diukur menurut penurunan tegangan antara ujung-
ujungnya. Fluktuasi kecepatan dideteksi dengan rangkaian elektronik yang
dirancang untuk keperluan ini. Anemometer kawat panas ini umumnya
dipergunakan untuk mengukur profil kecepatan yang gradien kecepatannya besar
juga untuk mengukur intensitas turbulensi aliran gas.

2.2.2 Pengukuran Aliran Terbuka

Metoda dasar pengukuran aliran saluran terbuka tergantung dari faktor


kritikal aliran. Untuk aliran kritikal yaitu dengan angka Froude, Fr = 1 maka

7
kecepatan aliran sama dengan kecepatan kritikal, sehingga laju aliran dapat
dihitung dari pengukuran kedalaman fluida.

(2.2.2.1)

Pada saluran yang ada halangannya berupa bendung (weir) maka laju aliran
merupakan fungsi dari kedalaman aliran pada bendungnya. Bendung atau weir
adalah sebuah halangan parsial di suatu saluran terbuka yang sedemikian rupa
sehingga fluida yang mengalir diatasnya mengalami percepatan dengan
permukaan bebas. Bentuk bendung secara umum ada 3 jenis :

1. Bendung berpuncak tajam (Sharp-crested Weirs)

2. Bendung berpuncak lebar (Broad-crested Weirs)

3. Pintu Air (Sluice gate)

a. Bendung Berpuncak Tajam (Sharp-crested Weirs)

Aliran fluida melewati bendung berpuncak tajam Dekat puncak bendung


garis arus aliran menlengkung tajam sehingga variasi tekanan statis akan besar.
Untuk itu diperlukan penentuan koefisien buang secara empiris agar diperoleh
perhitungan yang lebih akurat. Berbagai bentuk bendung berpuncak tajam telah
diteliti antara lain ada 3 jenis yaitu : horisontal lebar penuh, horisontal tidak
penuh, bendung bertakik V (V-notch).

Luas penampang aliran fluida tegak lurus bendung sebanding dengan perbedaan
kedalaman antara fluida dan tinggi bendung, ( y1 - zw ), sehingga :

(2.2.2.2)

Jika kecepatan aliran pada hulu diabaikan maka kecepatan fluida melintas
bendung dapat ditentukan dengan persamaan Bernoulli sebagai berikut :

(2.2.2.3)

Kapasitas aliran dapat dihitung dengan melengkapi koefisien discharge secara


empiris menjadi :

8
(2.2.2.4)

Luas penampang aliran fluida melewati bendung takik V adalah sebanding


dengan (y1 - zw )2,

(2.2.2.5)

sehingga kapasitas aliran adalah:

(2.2.2.6)

Pemilihan bendung untuk kondisi tertentu tergantung kepada : selang


kapasitas aliran yang akan diukur, akurasi dan pengkalibrasian setelah bendung
terpasang.

b. Bendung Berpuncak Lebar (Broad-Crested Weirs)

Aliran melintas bendung berpuncak lebar dapat menimbulkan aliran kritis pada
puncak bendungnya apabila kedalaman air di hilir bendung rendah. Kapasitas
aliran dapat dihitung dengan persamaan untuk aliran dengan angka Fr = 1 yaitu :

(2.2.2.7)

Bila bendungnya panjang dan kedalaman air di hilir rendah akan terjadi aliran
terjun bebas (free overfall)

c. Pintu Air (Sluice Gate)

Pintu air umumnya digunakan untuk mengatur kapasitas discharge/aliran buang.


Untuk yang hilirnya dangkal maka kapasitas aliran dapat dihitung dengan
persamaan :

(2.2.2.8)

d. Kritikal Flumes

Pengukuran aliran untuk saluran terbuka dapat ditentukan dengan akurat


mempergunakan bendung. Namun ada beberapa kesulitan dalam prakteknya
yaitu :

9
1. Þ Bendung dapat dikotori debu atau material endapan

2. Þ Gangguan karena ujungnya yang tajam

3. Þ Head lossnya tinggi

Kendala tersebut dapat diatasi dengan mempergunakan pengukur aliran


kritikal Parshall Flume yaitu aliran melalui celah yang sempit. Parshall Flume
dibuat dengan pembagian 3 daerah aliran yaitu, bagian hulu yang dasar datar
dengan dindingnya menyempit (converging walls), bagian tengah atau bagian
tenggorok ( throat ) yang dindingnya sejajar dengan dasarnya menurun
(downward) , dan bagian keluaran yang dindingnya membesar (diverging walls)
dengan dasar yang menanjak (upward). Parshall Flume banyak digunakan pada
pengukuran aliran irigasi , karena flume tidak perlu dibersihkan, head yang
dibutuhkan relatif rendah dan memberikan hasil pengukuran yang cukup akurat
pada selang kapasitas aliran yang besar.

2.3 Alat Ukur Laju Alir

Alat ukur yang digunakan berdasarkan metodenya pengukurannya adalah sebagai


berikut :

Metode Jenis
No
Pengukuran Flowmerter
Pengukuran Piston, Oval-gear, Nutating disk, Rotary-vane
1
langsung type.
Orifice plate, Ventury tube, Flow nozzle, Pitot
2 Perbedaan Tekanan
tube.
3 Variable Area Rotameter, Movable vane, weir, flume.

4 Elektrik Magnetik, Turbin, Elemen.


Tabel 1.1 Alat ukur laju alir

Alat ukur laju alir untuk metode Elektrik

a. Magnetic Meters

Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi


elektromagnetik (Faraday’s Low), yaitu bila suatu fluida konduktifelektrik

10
melewati pipa tranducer, maka fluida akan bekerja sebagaikonduktor yang
bergerak memotong medan magnet yang dibangkitkanoleh kumparan magnetic
dari transducer, sehingga timbul tenganganlistrik induksi. Hubungan ini dapat
dinyatakan sebagai : e = B . l . v

Dimana :

e = tegangan listrik induksi

B = rapat fluksi medan magnet

l = panjang konduktor (diameter dalam pipa)

V = kecepatan konduktor (laju aliran)

Flowmeters magnetik, juga dikenal sebagai flowmeter elektromagnetik


atau flowmeter induksi, mendapatkan kecepatan aliran dengan mengukur
perubahan tegangan induksi dari fluida konduktif yang melintasi dikendalikan
medan magnet . Sebuah flowmeter magnet khas ditempatkan kumparan listrik
sekitar (inline model)/ dekat (model penyisipan) pipa aliran yang akan diukur dan
membuat sepasang elektroda di dinding pipa (inline model) atau di ujung
flowmeter tersebut (penyisipan model). Jika cairan yang ditargetkan elektrik
konduktif, yaitu, konduktor, melewati melalui pipa adalah setara dengan sebuah
konduktor memotong medan magnet. Hal ini menyebabkan perubahan dalam
membaca tegangan antara elektroda. Kecepatan semakin tinggi aliran,tegangan
tinggi. Prinsip operasi inline flowmeters magnetic Menurut hukum Faraday
induksi elektromagnetik: setiap perubahan dalam medan magnet dengan waktu
menginduksi medan listrik tegak lurus dengan medan magnet yang berubah: di
mana E adalah tegangan arus induksi, B adalah medan magnet eksternal, A adalah
bagian pengelompokan lintas bidang kumparan, N adalah jumlah putaran
kumparan, adalah fluks magnetik, dan akhirnya tanda negatif menunjukkan
bahwa arus diinduksi akan menciptakan medan magnet lainnya berlawanan
dengan penumpukan medan magnet dalam kumparan berdasarkan hukum Lenz.
Ketika menerapkan persamaan di atas untuk flowmeters magnetik, jumlah putaran
N dan kekuatan medan magnet B adalah tetap. Hukum Faraday menjadi dimana

11
D adalah jarak antara dua elektroda (panjang konduktor), dan V adalah kecepatan
aliran. Jika kita menggabungkan semua parameter N tetap, B, dan D menjadi
faktor tunggal, kita dapat. Sudah jelas bahwa tegangan dikembangkan adalah
sebanding dengan kecepatan aliran. Sebuah prasyarat menggunakan flowmeters
magnetik adalah bahwa fluida harus konduktif. Konduktivitas listrik dari fluida
harus lebih tinggi dari 3 mikrodetik / cm dalam kebanyakan kasus. Sebuah lapisan
bahan nonconductive sering digunakan untuk mencegah tegangan dari
menghilang ke bagian pipa ketika dibangun dari bahan konduktif.

Ø Kelebihan

1. Pressure drop minimum, oleh karena penghalang yang minimumpada


lintasan flow.

2. Biaya maintenance rendah sebab tidak ada moving parts.

3. Linearitas yang tinggi.

4. Dapat digunakan untuk mengukur fluida yang korosif dan slurry.

5. Pengukuran tidak dipengaruhi oleh viscosity, density, temperature dan


pressure.

6. Dapat mengukur aliran fluida jenis turbulent atau laminar.

Ø Kekurangan

1. Dalam banyak kasus, persyaratan electrical conductivity dari fluidayang


ditetapkan pabrik (0.1 – 20 micromhos).

b. Ultrasonic Flowmeters

Pengukuran laju aliran (flow rate) dengan metoda ini melibatkanelement :

1. Transmitter : transducer berfungsi mengubah tegangan listrikfrekuensi


tinggi menjadi getaran Kristal (akustik).

2. Receiver : mengubah getaran kristal (akustik) menjadi sinyal listrik

12
Ultrasonik flowmeter adalah jenis flowmeter yang mengukur kecepatan
cairan atau gas dengan menggunakan prinsip ultrasound. Menggunakan transduser
ultrasonik, flow meter dapat mengukur kecepatan rata-rata sepanjang jalannya
sinar yang dipancarkan dari ultrasound, dengan rata-rata perbedaan waktu transit
diukur antara ultrasound yang berdenyut menyebarkan ke dalam dan melawan
arah aliran. Ultrasonic flowmeter dipengaruhi oleh densitas, suhu dan viskositas
dari media yang mengalir. Mereka tidak mahal untuk menggunakan dan
mempertahankan karena mereka tidak menggunakan bagian yang bergerak, tidak
seperti flow meter mekanis. Ada tiga jenis aliran ultrasonik meter. Transmisi
(contrapropagating transit-time) flowmeter dapat dibedakan menjadi in-line
(intrusif, dibasahi) dan clamp-on (non-intrusif) varietas. Ultrasonic flowmeter
yang menggunakan pergeseran Doppler disebut refleksi atau pengukur aliran
Doppler. Jenis ketiga adalah Open-Channel flowmeter. Ultrasonic flowmeter
mengukur perbedaan waktu transit denyut ultrasonik yang merambat dan
melawan arah aliran. Perbedaan waktu ini mengukuran kecepatan rata-rata fluida
sepanjang jalur sinar ultrasonik. Dengan menggunakan waktu transit mutlak baik
kecepatan rata-rata fluida dan kecepatan suara dapat dihitung. Menggunakan dua
waktu transit tup dan tdown dan jarak antara penerima dan pengirim transduser L
dan sudut kemiringan α dapat ditulis persamaan:

dimana v adalah kecepatan rata-rata dari fluida di sepanjang jalur suara dan c
adalah kecepatan suara. Sebuah inovasi terbaru dalam pengukuran aliran
ultrasonik adalah penggunaan dari pergeseran Doppler yang dihasilkan dari
refleksi dari sinar ultrasonik dari bahan sonically reflektif, seperti partikel padat
atau gelembung udara tertahan dalam fluida yang mengalir, atau turbulensi dari
fluida itu sendiri, jika cairan bersih. Jenis flow meter juga dapat digunakan untuk
mengukur laju aliran darah, dengan melewati sinar ultrasonik melalui jaringan,
terpental dari piring reflektif, kemudian membalik arah balok dan mengulangi
pengukuran, volume aliran darah dapat diperkirakan. Frekuensi sinar yang
ditransmisikan dipengaruhi oleh gerakan darah di vessel dan dengan
membandingkan frekuensi sinar hulu dengan hilir, aliran darah melalui pembuluh
tersebut dapat diukur. Perbedaan antara dua frekuensi adalah cara untk mengukur

13
volume aliran yang sebenarnya. Sebuah sensor sinar lebar juga dapat digunakan
untuk mengukur aliran independen dari luas penampang pembuluh darah.

Ø Kelebihan

1. Tidak ada penghalang di lintasanaliran, sehingga tidak ada pressuredrop.

2. Dapat digunakan untuk mengukurflow fluida yang korosif dan slurry.

3. Model portable tersedia untuk analisa dan diagnosa di lapangan.

Ø Kekurangan

1. Biaya pengadaan awal : tinggi

c. Vortex Flowmeters

Prinsip kerjanya didasarkan pada pengukuran getaran (vibration) pada


downstream pusaran (vortex) yang disebabkan oleh penghalang yang ditempatkan
pada aliran fluida. Frekwensi getaran dari vortex dapat dihubungkan dengan laju
aliran fluida

Dimana :

Q = Volum flowrate

fv = frequency of vortex shedding

D = diameter of the pipe

S = strouhal number

K = K factor

K factor pada umumnya diperkenalkan untuk mengganti kerugian untuk profil


yang tidak seragam dari pipa. S strouhal number ditentukan secara eksperimen.

w/D S
0,1 0,18
0,3 0,26
0,5 0,44

14
Tabel 1.2 S strouhal number ditentukan secara eksperimen

Ø Kelebihan

1. Biaya pengadaan awal : rendah ~ sedang.

2. Tidak dibutuhkan maintenance bila digunakan pada aliran fluida yang


bersih.

Ø Kekurangan

1. Pressure drop : rendah ~ sedang

2.4 Aplikasi pengukuran laju alir

2.4.1 Pengukur aliran variabel –pengukur aliranpiston dan spring untuk


gas dan cairan.

Jenis pengukur aliran piston menggunakan orifis tabung yang dibentuk


oleh piston dan sebuah kerucut runcing. Piston ditempatkan dibagian dasar
kerucut (tidak pada posisi aliran) oleh kalibrasi spring. Skalanya berdasarkan
pada berat jenis 0,84 untuk pengukur minyak dan 1,0 untuk pengukur air.
Desainnya sederhana dan mudah yang dapat dilengkapi alat untuk
mentransmisikan sinyal listrik yang membuatnya menjadi ekonomis untuk
rotameter untuk mengukur laju alir dan kontrol.

2.4.2 Pengukur aliran ultrasonik (No n-Intrusif atau Doppler) untuk


cairan

Pengukur aliran ultrasonik Doppler biasanya digunakan pada penggunaan


cairan kotor seperti limbah cair dan cairan kotor lainnya dan lumpur yang
biasanya menyebabkan kerusakan pada sensor konvensional. Prinsip dasar operasi
memakai pergantian frekuensi (Efek Doppler) dari sinyal ultrasonik ketika
direfleksikan oleh partikel yang mengambang atau gelembung gas (tidak
sinambung) dalam pergerakan.

15
2.4.3 Pengukur aliran turbin

Pengukur aliran turbin merupakan pengukur yang sangat teliti (0,5%


pembacaa n) dan dapat digunakan untuk cairan bersih dan cairan kental hingga
mencapai 100 centistokes. Sebuah pipa lurus berdiameter 10 diperlukan pada
saluran masuk. Keluaran yang paling umum adalah frekuensi gelombang sinus
atau gelombang k uadrat, namun pengkondisi sinyal dapat disimpan di puncak
meteran untuk keluaran analog dan pengklasifikasian anti ledakan. Meterannya
terdiri dari sebuah rotor multi-bladed yang dipasang pada sudut yang tepat
terhadap aliran dan tersuspensi dalam aliran fluida pada bearing yang berjalan
bebas.

2.4.4 Sensor roda pengayuh

Sensor roda pengayuh merupakan pengukur aliran terkenal yang efektif


biayanya untuk air atau fluida seperti air. Beberapa alat ditawarkan
dengantambahan alat aliran atau gaya sisipan. Meteran tersebut, seperti meteran
turbin, memerlukan pipa lurus dengan diameter minimum 10 pada saluran masuk
dan 5 pada saluran keluar. Bahan kimia yang cocok harus diperiksa bila tidak
menggunakan air. Keluaran pulsa gelombangnya jenis gelombang sinus dan
gelombang kuadratnya namun pengirim transmiternya tersedia untuk integral
atau panel mounting. Rotor roda pengayuh tegak lurus terhadap aliran dan hanya
berhubungan dengan penampang lintang aliran yang terbatas.

2.4.5 Pengukur aliran jenis positive displacement

Meteran ini digunakan untuk pengukur air jika tidak tersedia pipa lurus
dan jika meteran turbin dan sensor pengayuh roda akan mengakibatkan terlalu
banyak turbulensi. Pengukur aliran jenis positive displacement juga digunakan
untuk mengukur aliran cairan kental.

16
BAB III

PENUTUP

Pengukuran laju alir cairan dan gas merupakan variabel penting di dalam
proses industri. Pengukuran laju alir diperlukan untuk menentukan proporsi dan
jumlah bahan yang mengalir masuk dan keluar proses. Pengukuran laju alir
ditentukan dengan mengukur kecepatan cairan atau perubahan energi kinetiknya.
Perbedaan tekanan yang terjadi pada saat cairan melintasi pipa mempengaruhi
kecepatan suatu aliran. Karena luas penampang pipa sudah diketahui, kecepatan
rata-rata merupakan indikasi dari laju alirnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju alir selain tekanan adalah viskositas,


densitas, dan gaya gesek cairan terhadap dinding dalam pipa. Pengukuran aliran
adalah pengukuran kapasitas aliran atau laju aliran massa atau laju aliran volume
aliran. Instrumen pengukuran aliran secara umum diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yaitu pengukuran aliran terbuka dan pengukuran aliran tertutup.

Pengukuran aliran terbuka dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu :

1. Metode Langsung

2. Metode pembatasan

3. Metode linier.

4. Metode pembagian

17
18

Anda mungkin juga menyukai