Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK III

PENGUKURAN ALIRAN

OLEH:

1. NURHASANAH (F1C015061)
2. NURLAILI RAHMAWATI (F1C015062)
3. REVI RINANDA (F1C015068)
4. MUSTIADI (F1C015058)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS MATARAM

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Aliran Fluida

a. Klasifikasi aliran

Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokkan sebagai berikut

(Olson, 1990):

1) Aliran Tunak (steady)

Suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan waktu sehingga kecepatan

konstan pada setiap titik (tidak mempunyai percepatan).

2) Aliran Tidak Tunak (unsteady)

Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.

b. Tipe-tipe aliran

Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang tak berdimensi yang dapat membedakan suatu

aliran dinamakan laminer, transisi dan turbulen.


Dimana: V = kecepatan fluida (m/s)

D = diameter dalam pipa (m)

= rapat massa fluida (kg/m3)

= viskositas dinamik fluida (kg/ms) atau (N.s/m 2)


1) Aliran Laminar

Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisanlapisan

atau laminalamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Aliran laminar ini mempunyai

nilai bilangan Reynoldsnya kurang dari 2300 (Re < 2300).

Gambar 1.2. Aliran Laminar

2) Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen. Keadaan

peralihan ini tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang menyangkut

geometri aliran dimana nilai bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai dengan 4000

(2300<Re<4000) .

Gambar 1.3. Aliran Transisi


3) Aliran Turbulen

Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida

sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar

lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida

yang lain dalam skala yang besar. Dimana nilai bilangan Renoldsnya lebih besar dari 4000

(Re>4000).

Gambar 1.4. Aliran Turbulen.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran aliran

Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran, volume
aliran. Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga,
kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut.

Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit, gradien


kecepatan, turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan pengukuran-
pengukuran, misalnya : langsung, tak langsung, gravimetrik, volumetrik, elektronik,
elektromagnetik dan optik. Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas penentuan
volume atau berat fluida yang melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu.
Metoda tak langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan,
perbedaan tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan
besaran perhitungan debit. Metode pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan
gravimerik atau penentuan volumetrik dengan berat atau volume diukur atau penentuan
dengan mempergunakan tangki yang dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur.

Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :

1. Kecepatan (velocity)

2. Berat (massanya)

3. Luas bidang yang dilaluinya

4. Volumenya
2.2 Pengenalan alat ukur laju aliran fluida

Dalam pabrik-pabrik pengolahan diperlengkapi dengan berbagai macam alat


pengoperasian setiap peralatan saling mendukung antar satu peralatan dengan peralatan
yang lainnya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan maka diperlukan peralatan
pendukung. Salah satu pendukung yang penting dalam suatu pabrik adalah peralatan
instrument pabrik. Peralatan instrument merupakan bagian dari kelengkapan
keterpasangan peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui dan memperoleh
sesuatu yang dikehendaki dari suatu kegiatan kerja peralatan mekanik. Salah satu
peralatan instrument yang penting adalah alat ukur. Penggunaan alat ukur dalam pabrik
sangat banyak digunakan, ini bertujuan untuk menjaga hasil yang dibutuhkan, sehingga
perlu adanya pemeliharan dari alat-alat ukur tersebut.

Alat-alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan


besaran suatu fluida disebut dengan alat ukur fluida. Alat ukur aliran fluida dari dua
bagian pokok yaitu :

1. Alat Ukur Primer

Yang dimaksud alat ukur primer adalah bagian alat ukur yang berfungsi sebagai
alat perasa (sensor).

2. Alat Ukur Sekunder

Sedangkan alat ukur sekunder adalah bagian yang mengubah dan


menunjukkan besaran aliran yang dirasakan alat perasa supaya dapat dibaca.

Alat ukur yang sering dijumpai dalam pabrik dibagi menurut fungsinya yaitu:

a. Alat Pengukur Aliran

Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran dari fluida yang mengalir.

b. Alat Pengukuran Tekanan

Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukan besaran tekanan dari suatu
fluida.
c. Alat Pengukur Tinggi Permukaan Cairan

Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian dari permukaan suatu cairan.

d. Alat Pengukur Temperatur

Alat yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan besaran


temperatur.

Tujuan dari pada pengukuran aliran fluida adalah untuk mencegah kerusakan
peralatan, untuk mendapatkan mutu produksi yang diinginkan dan mengontrol jalannya
proses.

2.3 Alat Ukur Aliran Fluida

Acuan secara umum untuk pengukuran aliran (flow measurement) adalah API RP 550,
Manual on Installation of Refinery Instrument and Control System. Part 1,
Process Instrumentation and Control. Section 1, Flow.
Di dalam pemilihan alat ukur flow (flow measuring device), berikut kondisi-kondisi yang
sangat berpengaruh dan harus diketahui untuk perhitungan, antara lain :
1. Ukuran pipa dimana laju aliran diukur (Line Size)
2. Daerah laju aliran (Range of flow rates) ; maximum, normal dan minimum
3. Karakteristik fluida (fluid properties) :
Liquid, gas, slurry, dll.
Pressure
Temperature
Viscosity
Specific gravity at standard and flowing conditions
Compressibility
Molecular weight (for gases and vapors)
Steam quality (for steam)
4. Pengaruh korosif (untuk membantu didalam pemilihan material)
5. Apakah aliran yang diukur adalah aliran yang stabil atau aliran fluktuasi.

A. Differential Pressure Flowmeters (Head Flow Meter)


1. Venturi meter

Gambar 2.1. Venturi Meter

Venturi Meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang
berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan. Sedangkan alat untuk menunjukan
besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah manometer pipa U.
Venturi Meter memiliki kerugian karena harganya mahal, memerlukan ruangan yang
besar dan rasio diameter throatnya dengan diameter pipa tidak dapat diubah.

Untuk sebuah venturi meter tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan
aliran yang dapat diukur adalah tetap sehingga jika kecepatan aliran berubah maka
diameter throatnya dapat diperbesar untuk memberikan pembacaan yang akurat atau
diperkecil untuk mengakomodasi kecepatan aliran maksimum yang baru.

Untuk Venturi Meter ini dapat dibagi 4 bagian utama yaitu :

a. Bagian Inlet

Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti diameter
pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan pada bagian ini.

b. Inlet Cone

Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk menaikkan


tekanan fluida.

c. Throat (leher)

Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk bulat datar.
Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan dari aliran yang
keluar dari inlet cone.
Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke bagian outlet
cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian
inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet
cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida
masuk kebagian throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat
ini berbentuk bulat datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi meter yaitu
outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada pada throat,
dan pada Outlet cone ini tekanan kembali normal.

Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan
fluida yang meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida yang memasuki
meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan
kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan.

Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada outlet
cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam
sebuah meteran yang dirancangan dengan tepat.

a. Prinsip Kerja Venturimeter

Gambar 2.2 Venturi Meter

Prinsip kerja venturimeter tanpa manometer ini berdasar pada Asas Bernoulli yang
berbunyi: Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida yang paling besar adalah pada
bagian kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian kelajuan
alirnya paling besar.

Venturi meter Fluida yang mengalir dalam pipa mempunyai massa jenis .
Kecepatan fluida mengalir pada pipa sebelah kanan, maka tekanan pada pipa sebelah kiri
lebih besar. Perbedaan tekanan fluida di dua tempat tersebut diukur oleh manometer yang
diisi dengan fluida dengan massa jenis dan manometer menunjukkan bahwa perbedaan
ketinggian permukaan fluida di kedua sisi adalah H. Dengan menggunakan persamaan
kontinuitas dan Persamaan Bernouli, diperoleh :

Menghitung kelajuan cairan dalam pipa memakai venturimeter tanpa manometer


Persamaan Bernoulli adalah dan kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka Cairan mengalir pada
mendatar maka h1 = h2 sehingga,

P1 P2 = ..(v22 v12) (1)

Maka pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = .g.hA dan P2 = .g.hB

Maka P1 P2 = .g(hA hB ) = .g.h (2)

Keterangan:

V1 : kelajuan gas, satuan (m/s)

V2 : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya (m/s)

h : beda tinggi air raksa, satuan (m)

A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya (m2)

A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya (m2)

: massa jenis gas, satuannya (Kg/m3)

: massa jenis cairan pada manometer satuannya (Kg/m3)

b. Kelebihan dan Kekurangan Venturimeter

Kelebihan

Mempunyai penurunan tekanan yang lebih kecil pada kapasitas yang sama.
Dapat pengukur debit besar.
Jauh dari kemungkinan tersumbat kotoran.
Mengukur cairan yang mengandung endapan padatan (solid).
Kekurangan

Lebih mahal harganya.


Sulit dalam pemasangan karena panjang.
Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inchi.

2. Orifice meter

Gambar 2.3. Orifice Meter

Orifice adalah plat berlubang yang disisipkan pada laluan aliran fluida yang diukur,
juga merupakan alat primer yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan antara aliran
pada up stream dan down stream dari orifice itu sendiri. Orifice merupakan salah satu alat
ukur yang digunakan di lapangan geothermal dan umumnya orifice diletakkan sebelum
separator.

Agar dapat melakukan pengendalian atau proses-proses industri, kuantitas bahan


yang masuk dan keluar dari proses perlu diketahui. Kebanyakan bahan
ditransportasikan diusahakan dalam bentuk fluida, maka penting sekali mengukur
kecepatan aliran fluida dalam pipa. Berbagai jenis meteran digunakan untuk mengukur
laju arus seperti Flat orifice.

Untuk plat orifice ini, fluida yang digunakan adalah jenis cair dan gas. Pada
Flat orifice ini piringan harus bentuk plat dan tegak lurus pada sumbu pipa. Piringan
tersebut harus bersih dan diletakkan pada perpipaan yang lurus untuk memastikan pola
aliran yang normal dan tidak terganggu oleh fitting, kran atau peralatan lainnya.

Prinsip dasar pengukuran Flat orifice dari suatu penyempitan yang menyebabkan
timbulnya suatu perbedaan tekanan pada fluida yang mengalir.
a. Prinsip kerja dari orifice meter adalah:

1. Fluida yang diukur alirannya dialirkan melalui plat orifice.


2. Perbedaan atau selisih tekanan fluida yang melalui orifice antara up stream dan
down stream dicatat.
3. Suhu dan tekanan fluida pada up stream dicatat untuk mengetahui densitasnya.

b. Kelebihan dan Kekurangan Orifice Meter

Kelebihan:

Konstruksinya sederhana
Rancangannya mudah
Harganya relatif murah
Mudah dikalibrasi
Mudah dirancang/didapat
Tingkat ketelitian cukup baik

Kekurangan:

Penurunan tekanan sedang-tinggi

3. Pitot Tubes

Gambar 2.4. Pitot Tubes


Nama pitot tubes datang dari konsensip Henry de Pitot pada tahun 1732. Pitot
tubes mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan yang
diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri dapat dilihat pada Gambar 2.1. Sama
halnya seperti plate orifice, pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukuran tekanan
untuk menghasilkan suatu beda tekanan. Pada pitot tubes ini biasanya fluida yang
digunakan adalah jenis cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan
kuningan. Fungsi dari pitot tube untuk mengukur tekanan fluida pada wind tunnel dan
menghitung profil kecepatan aliran pada pipa. Sedangkan aplikasi pitot tube diterapkan
untuk mengukur kecepatan pada pesawat (airspeed), altimeter pesawat dan mengukur
tekanan fluida pada wind tunnel (terowongan angin).

a. Prinsip kerja Pitot tube

Prinsip kerja :Energi kinetik dikonvrensikan menjadi statis pressure head.

Cara kerja pitot tube adalah :

1. Pipa yang mengukur tekanan statis terletak secara radial pada batang yang
dihubungkan ke manometer (pstat).
2. tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk merupakan tekanan stagnasi
(p0).
3. Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukan dalam persamaan Bernouli
untuk mengetahui kecepatan alirannya.
4. Sulit untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata
karena adaanya friksi pada pipa. Hasil pengukuran sealu lebih kecil dari
kenyataan akibat factor C (friksi empirik).
b. Kelebihan dan Kekurangan Pitot Tube

Kelebihan:

Susunan sederhana.
Relatif mudah dan murah.
Tidak perlu adanya kalibrasi.
Pressure drop aliran kecil.

Kekurangan:

Keakuratan rendah untuk beberapa aplikasi.


Pipa harus lurus dengan kecepatan aliran untuk mendapatkan hasil yang baik.

B. Variable Area Flowmeter (Rotameters)


1. Flowmeter (Rotameters)
a. Prinsip Operasi

Prinsip operasi dari rotameter (variable area meters) didasarkan pada


pelampung (float) yang berfungsi sebagai penghalang aliran, pelampung
tersebut akan melayang dalam suatu tabung yang mempunyai luas
penampang tidak konstan. Luas penampang tabung berubah tergantung
ketinggiannya (semakin tinggi semakin besar).
Posisi pelampung akan menyatakan harga aliran fluida yang mengenainya.
Pada posisi tersebut pada pelampung akan terjadi keseimbangan gaya, yaitu
keseimbangan antara berat pelampung dengan gaya tarik aliran yang
mengenainya dan gaya apung pelampung.

Dimana :
C = discharge coefficient, tergantung pada Reynolds Number dari flow
Aa = cross section area at a
Ab = cross section area at b.
g = gravity acceleration constant (9.81 m/s2 or 32.2 ft/s2)
= density of the fluid
Vf = volume of the float
Af = cross section area of the float
f = density of the float

Mass flow rate dapat dihitung dengan mengalikan Q dengan fluid density ,

Gambar 2.5. Rotameters atau variable area meters

b. Kelebihan dan Kekurangan Rotameters


Kelebihan

Biaya pengadaannya awal : rendah


Rangebility baik.
Pressure drop rendah (hampir konstan)

Kekurangan

Untuk jenis glass tube mudah mengalami kerusakan (pecah).


Tidak baik untuk laju aliran (flow rate) rendah.
Tidak baik untuk service fluida yang fluktuasi.
Harus dipasang secara vertical.
Beberapa variable area meter tidak bisa digunakan di dalam lingkungan
gaya berat yang rendah.
Secara umum dibatasi pada ukuran pipa kecil (kecuali jika bypass
rotameter digunakan).
C. Positive Displacement Flowmeters

1. Jenis-jenis Positive Displacement Flowmeters

Beberapa jenis positive displacement flowmeter yang tersedia dan digunakan


secara luas di dalam industri proses, antara lain ; nutating disc, rotating valve,
oscillating piston, oval gear, roots (rotating lobe), birotor, rotating impeller,
receiprocating piston dan rotating vane. Perbedaan penamaan hanya
didasarkan pada bentuk alat mekanis di dalam chamber, namun prinsip operasi untuk
pengukuran volumetric flow adalah sama.

a. Nutating Disk

Gambar 2.6. Nutating Disc

b. Rotating Valve

Gambar 2.7. Rotating Valve


c. Oscillating Piston

Gambar 2.8. Oscillating Piston

a. Prinsip Operasi
Postive Displacement Flowmeters (PD meters), bekerja berdasrkan pengukuran volume dari
fluida yang sedang mengalir dengan menghitung secara berulang aliran fluida yang
dipisahkan kedalam suatu volume yang diketahui (chamber), selanjutnya dikeluarkan
sebagai volume tetap yang diketahui.
Bentuk dasar dari PD meter adalah suatu chamber yang berfungsi memisahkan atau
menghalangi aliran fluida. Di dalam chamber tersebut terdapat sebuah alat mekanik yaitu
rotating/reciprocating unit yang ditempatkan untuk menciptakan paket volume tetap dari
fluida yang sedang mengalir.
Oleh karena itu, volume dari fluida yang melewati chamber dapat diketahui
dengan menghitung jumlah discreate parcels yang lewat atau setara dengan
jumlah putaran dari rotating / reciprocating. Dengan demikian volume flow rate dapat
dihitung dari laju perputaran alat rotating / reciprocating.

b. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan

Biaya pengadaannya awal : rendah ~ sedang


Dapat digunakan di dalam aliran viscous.
Rangeability yang tinggi
Output pembacaan linear.
Akurasi sangat bagus.

Kekurangan

Biaya pemeliharaan relatif tinggi


Pressure drop relatif tinggi
Tidak sesuai untuk laju alir rendah
Sangat peka pada kerusakan akibat gas, fluida dengan padatan (slugs) dan fluida
yang kotor.
Gas (bubbles) didalam fluida signifikan menurunkan akurasi.

D. Magnetic Meters
1. Magnetic Meters

a. Prinsip Operasi

Magnetic flowmeter (mag flowmeter) adalah suatu volumetric flow meter yang
tidak mempunyai bagian yang bergerak (moving part) dan ideal untuk aplikasi
air limbah (wastewater) atau cairan kotor yang konduktif listrik.
Secara umum magnetic flowmeter tidak berfungsi pada fluida hidrokarbon dan
air suling (distilled water), namun ideal untuk mengukur aliran fluida seperti
slurry dan material korosif. Flowmeter jenis ini sangat ideal untuk aplikasi
dimana disyaratkan pressure drop rendah dan maintenance yang rendah.
Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi
elektromagnetik (Faradays Low), yaitu bila suatu fluida konduktif elektrik
melewati pipa tranducer, maka fluida akan bekerja sebagai konduktor yang
bergerak memotong medan magnet yang dibangkitkan oleh kumparan
magnetic dari transducer, sehingga timbul tengangan listrik induksi. Hubungan
ini dapat dinyatakan sebagai :
e=B.l.v
Dimana :
e = tegangan listrik induksi
B = rapat fluksi medan magnet
l = panjang konduktor (diameter dalam pipa)
v = kecepatan konduktor (laju aliran)

(a) inline model

(b) insertion model


Gambar 2.9. Prinsip operasi dari model magnetic flowmeter

Gambar 2.9. di atas, memperlihatkan dua bentuk mag flowmeter yaitu :


Inline model ; menempatkan electric coil di sekeliling pipa dan
disediakan sepasang electroda berseberangan pada dinding pipa.
Insertion model ; menyisipkan electric coil ke dalam pipa yang akan
diukur flow-nya dan disediakan sepasang electroda di ujung dari
flowmeter.
Gambar 2.10. Magnetic flowmeters

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
Pressure drop minimum, oleh karena penghalang yang minimum pada
lintasan flow.
Biaya maintenance rendah sebab tidak ada moving parts.
Linearitas yang tinggi
Dapat digunakan untuk mengukur fluida yang korosif dan slurry.
Pengukuran tidak dipengaruhi oleh viscosity, density, temperature dan
pressure.
Dapat mengukur aliran fluida jenis turbulent atau laminar.

Kekurangan

Dalam banyak kasus, persyaratan electrical conductivity dari fluida yang


ditetapkan pabrik (0.1 20 micromhos).
Zero drifting pada kondisi tidak ada flow atau low flow problem ini pada
disain baru ditingkatkan dengan memotong (cut-off) low flow.

E. Thermal Flowmeters

1. Thermal Flowmeters

a. Prinsip Operasi

Thermal mass flowmeter didasarkan pada pengukuran panas yang diserap dari sensor
akibat dialiri fluida. Jumlah panas yang diserap menentukan laju aliran massa (mass flow
rate). Flowmeter ini mempunyai dua buah sensor, salah satu dari sensor adalah sensor flow
terbuat dari heated wire atau film (self heated).
Bentuk umum sensor ini adalah platinum/tungsten RTD (Resistance Temperature
Detector).
Sensor kedua adalah RTD yang digunakan untuk mengukur temperature aliran gas
(temperature reference). Keduanya dikenal sebagai sensing element dan dipasang didalam
sebuah probe sebagai flowmeter (insertion style) atau flowmeter (in-line style).

Gambar 2.11. Prinsip Operasi Thermal Mass Flowmeter

Ketika aliran gas melewati hot wire (flow sensor) maka molekul gas menyerap atau
membawa panas dari permukaan sensor tersebut, sehingga sensor menjadi dingin akibat
kehilangan energi. Selanjutnya sensor mengaktifkan rangkaian elektronik untuk mengisi
energi yang hilang dengan cara memanaskan flow sensor hingga perbedaan temperature
yang tetap diatas reference sensor.
Daya listrik yang diperlukan untuk mempertahankan perbedaan temperature yang tetap
adalah berbanding lurus dengan mass flowrate dan selanjutnya dikeluarkan sebagai output
signal yang linear dari flowmeter.

Gambar 2.12. Thermal Mass Flowmeter


b. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Biaya pengadaannya awal : sedang
Pressure drop : rendah

Kekurangan

Biaya maintenance tinggi


Hanya untuk gas bersih.

E. Turbine Meters

1. Turbine Meters

a. Prinsip Operasi

Teori dasar pada turbine meters adalah relatif sederhana, yaitu aliran fluida melalui
meter berbenturan dengan turbine blade yang bebas berputar pada suatu poros sepanjang
garis pusat dari turbin housing. Kecepatan sudut (angular velocity) dari turbine rotor adalah
berbanding lurus dengan laju aliran (fluid velocity) yang melalui turbine. Keluaran dari
meter diukur oleh electrical pickup yang dipasang pada meter body. Frekwensi keluaran dari
electric pickup adalah sebanding dengan laju aliran (flow rate). Accuracy dan rangeability
dari alat ukur turbine meter tersebut sangat baik. Rangeability bervariasi dari 100 : 1 s/d 200
: 1. Accuracy sekitar : s/d
%.

Gambar 2.13. Prinsip Kerja Turbin flowmeters


Gambar 2.14. Turbine flowmeters

b. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan

Biaya pengadaannya awal : sedang


Akurasi baik, handal dan proven technology
Rangeability yang sempurna
Pressure drop rendah

Kekurangan

Hanya untuk aplikasi fluida yang bersih


Pada nonlubrication fluids kadang-kadang menimbulkan masalah.
Dibutuhkan pipa straight runs (15 x D) pada upstream turbine meter.
Direkomendasikan menggunakan strainer.

F. Ultrasonic Flowmeters

1. Ultrasonic Flowmeters

a. Prinsip Operasi

Pengukuran laju aliran (flow rate) dengan metoda ini melibatkan elemen pengirim
(transmitter) dan penerima (receiver) untuk frekuensi akustik. Pada elemen pengirim,
transducer berfungsi mengubah tegangan listrik frekuensi tinggi menjadi getaran kristal
(akustik). Sedangakan pada elemen penerima, transducer mengubah getaran kristal (akustik)
menjadi sinyal listrik. Oleh karena daerah kerja frekuensi dari pengirim dan penerima di
atas 20 KHz (misalnya 10 MHz), maka disebut ultrasonic.

Secara umum metoda ultrasonic dibedakan atas :


Model Transit time : berdasarkan waktu lintas gelombang ultrasonic dari
pengirim (transmitter) ke penerima (receiver).
Model Doppler : berdarkan frekuensi pelayangan Doppler.

Ultrasonic flowmeter dapat digolongkan ke dalam dua jenis didasarkan pada metoda
instalasi, yaitu :

Clamped-on ; instalasinya ditempatkan di luar pipa


Inline ; Instalasinya ditempatkan bersatu dengan pipa menggunakan flanges

2. Transit Time Ultrasonic Flowmeter


a. Prinsip Operasi
Transit Time ultrasonic Flowmeter, terdiri dari satu pasang transducers (masing-masing
sebagai transmitter dan receiver), ditempatkan pada dinding pipa (satu set pada upstream
dan satu set pada downstream). Waktu yang digunakan gelombang akustik untuk melintas
dari transducer (upstream) ke transducer (downstream) adalah td lebih pendek dibanding
waktu yang digunakan untuk melintas dari downstream ke upstream tu.

Gambar 2.14. Prinsip Kerja Transit Time Ultrasonic Flowmeter

b. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan

Tidak ada penghalang di lintasan aliran, sehingga tidak ada pressure drop.
Tidak ada part bergerak (moving parts), sehingga maintenance cost rendah.
Model multi-path mempunyai ketelitian lebih tinggi
Dapat digunakan untuk mengukur flow fluida yang korosif dan slurry.
Model portable tersedia untuk analisa dan diagnosa di lapangan.
Kekurangan

Biaya pengadaan awal : tinggi


Model single path (one-beam) tidak sesuai untuk pengukurankecepatan aliran (flow
velocity) yang bervariasi di atas range Reynolds numbers.

3. Doppler Ultrasonic Flowmeters


a. Prinsip Operasi
Flowmeter ini didasarkan pada efek Doppler yang menghubungkan frekuensi pelayangan
gelombang akustik dengan kecepatan aliran.

Gambar 2.15. Prinsip Kerja Doppler Ultrasonic Flowmeters

Gambar 2.16. Doppler Ultrasonic Flowmeters

b. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan

Tidak ada penghalang di lintasan aliran, sehingga tidak ada pressure drop.
Tidak ada part bergerak (moving parts), sehingga maintenance cost rendah.
Dapat digunakan untuk mengukur flow fluida yang korosif dan slurry.
Model portable tersedia untuk analisa dan diagnosa di lapangan.
Kekurangan

Biaya pengadaan awal : tinggi

G. Vortex Flowmeters
1. Vortex Flowmeters
a. Prinsip Operasi
Flowmeter ini dikenal juga sebagai vortex shedding flowmeters atau oscillatory
flowmeters, prinsip kerjanya didasarkan pada pengukuran getaran (vibration) pada
downstream pusaran (vortex) yang disebabkan oleh penghalang yang ditempatkan pada
aliran fluida. Frekwensi getaran dari vortex dapat dihubungkan dengan laju aliran fluida.

Gambar 2.17. Prinsip Kerja Vortex Flowmeters

Dimana :
Q = Volum flowrate
fv = frequency of vortex shedding
D = diameter of the pipe
S = strouhal number
K =K factor (pada umumnya diperkenalkan untuk mengganti kerugian untuk profil yang
tidak seragam dari pipa).
S strouhal number ditentukan secara eksperimen.
Persamaan di atas mengasumsikan keadaan mantap (steady state) dari aliran pada
upstream. Gangguan pada upstream akan mempengaruhi frekuensi dari vortex sehingga
mengakibatkan kesalahan pengukuran.

Gambar 2.18. Vortex Flowmeters

b. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan

Biaya pengadaan awal : rendah ~ sedang.


Tidak dibutuhkan maintenance bila digunakan pada aliran fluida yang bersih.

Kekurangan

Pressure drop : rendah ~ sedang


DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/6872/15/15%20BAB%20II.pdf (Diambil pada tanggal 10 oktober


2017 ), Pada pukul 12.53.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18295/Chapter%20II.pdf (Diambil pada


tanggal 13 oktober 2017 ), Pada pukul 09.37.

http://www.academia.edu/7234475/Dasar_Instrumentasi_dan_Proses_Kontrol_1_158_
Bimbingan_Profesi_Sarjana_Teknik_BPST_Direktorat_Pengolahan_Angkatan_XVII_-
Balongan_2007 (Diambil pada tanggal 15 November 2017 ), Pada pukul 11.01.

https://www.scribd.com/doc/139550550/operasi-teknik-kimia (Diambil pada tanggal 14


November 2017 ), Pada pukul 13.48.

Anda mungkin juga menyukai