Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PERLAKUAN PANAS
(HEAT TREATMENT)

A. Latar Belakang
Untuk mendapatkan sifat-sifat bahan yang lebih baik sesuai dengan karakter yang
diinginkan dapat dilakukan dengan pemanasan atau pendinginan. Hal ini bertujuan untuk
mengubah struktur mikro pada logam. Proses pemanasan dilakukan diatas suhu
transformasi, yaitu 723 oC. Setelah itu, didinginkan. Untuk pengerasan baja, pendinginan
dilakukan secara cepat dengan media air atau oli. Sedangkan untuk melunakan baja,
pendinginan dilakukan secara lambat. Sehingga struktur mikro yang dihasilkan adalah
perlite kasar.

B. Tujuan Pengujian
Mempelajari sifat-sifat logam setelah mengalami proses perlakuan panas.

C. Peralatan
1. Hardness Tester
2. Media pendingin
3. Oven pemanas
4. Tang Cross

D. Bahan
1. Baja karbon rendah
2. Air

E. Landasan Teori
Proses perlakuan panas yaitu mengubah sifat mekanik material tanpa mengubah
bentuknya, dengan media pendingin yang bervariasi. Kita dapat mengeraskan baja
dengan cara mengontrol transformasi austenit. Kekerasan maksimum dapat diperoleh
dengan cara mendinginkan baja dari temperature austenit dengan laju pendinginan yang
sama atau lebih besar dari pendinginan kritis. Disamping itu kekerasan yang diperoleh
juga tergantung pada kandungan karbon dari baja tersebut.
Macam-macam perlakuan panas yang umum dilakukan, antara lain:
1. Annealing
Pengerjaan ini dilakukan dengan memanaskan logam baja hingga diatas
temperatur transformasi (723 oC) bertujuan untuk mengubah ke fasa austenit.
Kemudian didinginkan secara perlahan-lahan (pendinginan tungku). Tujuan utama
pengerjaan ini adalah softening baja.
2. Normalising
Penggerjaan ini dilakukan dengan memanaskan baja hingga menjadi fasa austenit
penuh dan didinginkan di udara hingga mencapai suhu kamar. Fasa yang dihasilkan
berstruktur ferrite dan perlite.
3. Quenching
Perlakuan ini dilakukan dengan memanaskan baja hingga fasa austenit dan
didinginkan secara cepat . Media pendinginan secara cepat seperti air, oli dan
minyak. Tujuan utama perlakuan ini adalah untuk meningkatkan kekerasan baja.
Gambar 1.1 Diagram perlakuan panas

F. Langkah Pengujian
1. Membersihkan spesimen yang telah disediakan.
2. Memasukkan spesimen ke dalam oven pemanas.
3. Memanaskan spesimen di dalam oven sampai temperatur 9000C dan menahan
selama 30 menit ditentukkan dengan mengedit panel temperatur (pelajari yang
diperlukan).
4. Setelah 30 menit baja didinginkan. Untuk Quenching pendinginan menggunakan
media air. Untuk Normalising, baja dibiarkan di tempat ruang terbuka. Untuk
Anealing, baja dibiarkan didalam oven sampai mencapai suhu kamar.
G. Gambar Alat Uji Perlakuan Panas

Gambar 1.2 Oven Pemanas

H. Analisis Data
Jenis Peralatan : Hardness Testing
Bahan : Baja Karbon Rendah
Tgl pengujian : 12/12/2015
Penguji : Saepul Bahri
Tabel 4.1 Nilai kekerasan (HRC)
No. Kekerasan (HRC)
pengulangan Logam dasar Annealing Normalising Quenching
1. 153 135 161 155
2. 154 138 164 155
3. 155 140 166 157
180

160

140

120

100 Percobaan 1

80 Percobaan 2

60 Percobaan 3

40

20

0
Logam dasar Annealing Normalising Quenching

Gambar 1.3 Nilai kekerasan Rockwell (HRC) dari spesimen

I. Pembahasan
Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa untuk baja Normalising kekerasannya
lebih tinggi dibanding dengan spesimen Quenching, tanpa perlakuan dan Anealing.
Berdasarkan diagram keseimbangan Fe-Fe3C, ketika baja dipanaskan pada suhu
900 oC dan penahanan 30 menit maka akan menghasilkan baja dengan struktur austenit
(ᴕ). Namun, bila proses pendinginan dilakukan secara cepat menggunakan media air
atau oli (Quenching) maka akan menghasilkan baja dengan kandungan martensite.
Sehingga akan menghasilkan baja yang keras, namun kekuatan impaknya sangat
rendah. Bila proses pendinginan menggunakan media udara (Normalising) akan
menghasilkan baja dengan kandungan perlite halus. Sehingga menghasilkan baja
dengan kekerasan dan kekuatan impak yang tinggi. Untuk proses pendinginan dalam
oven (Anealing) akan menghasilkan baja yang mengandung perlite kasar. Sehingga
menghasilkan baja yang ulet, namun kekerasan dan kekuatan impaknya rendah.
Temperatur pendingin sangat mempengaruhi sekali terhadap laju kekerasan
bahan dan jenis pendinginan juga berpengaruh terhadap kekerasan bahan, semakin
cepat temperatur turun dari suatu bahan yang dinilai. Maka semakin besar angka
kekerasanya.
Dari percobaan ini salah satu faktor yang mempengaruhi nilai pengujian ini adalah
banyaknya volume fluida (air) yang digunakan sebagai media pendinginan material,
dimana pada percobaan ini air yang digunakan dalam proses pendinginan tidak
sebanding dengan volume material serta penggunaan fluida (air) ini digunakan untuk
mendinginkan lebih dari satu specimen yang telah dipanaskan. Dimana pada pengujian
ini logam dengan perlakuan Normalising lebih tinggi angka kekerasan Rockwellnya
dibandingkan dengan logam dasar, Quenching dan Anealing, yang seharusnya logam
Quenching yang memiliki nilai kekerasan paling besar menurut buku-buku atau
literature ilmu material teknik, tetapi karena faktor tersebut yang menyebabkan hal
yang demikian terjadi.

J. Penutup
1. Kesimpulan
Pada proses perlakuan panas, sifat kekerasan dan kekuatan impact baja sangat
bergantung pada :
a. Suhu pemanasan
b. Lama pemanasan
c. Kecepatan pendinginan
2. Saran
a. Seharusnya praktikan melakukan sendiri pengujian heat treatment ini agar didapat
data yang sesuai dalam pengujian kekerasan dan mengurangi kesalahan dalam
mendapat data akibat kesalahan pengujian dari kelompok yang lain

Anda mungkin juga menyukai