Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL

“PERLAKUAN PANAS PADA BAJA ( HEAT TREATMENT)”

Dosen Pembimbing :
Abdul Karim, SST, M. Eng

Disusun oleh :

Aqil Mubarak Suherman 181234002

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


JURUSAN TEKNIK MESIN
PRODI D4 TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI MESIN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt
yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan
Praktikum Pengujian Material ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari
kata sempurna. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlihat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Pengujian
Material ini, terkhusus kepada:
1. Kepada Bapak Abdul Karim, SST, M. Eng, selaku dosen pengampu mata kuliah
Praktikum Pengujian Material.
2. Kepada segenap asisten laboratorium Material yang tetap sabar untuk
melayani kelompok saya dalam berlangsungnya praktikum.
3. Kepada para orangtua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah saya
berjalan dengan baik.
4. Dan seluruh teman-teman yang berkenan membantu hingga Laporan
Praktikum Pengujian Material ini dapat selesai.
Demikianlah Laporan Praktikum Pengujian Material saya buat dengan sepenuh
hati. Tidak lupa kritik dan saran saya harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih
baik lagi. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku
penulis. Terima Kasih.

Bandung, 10 Juni 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul

Perlakuan panas pada baja ( Heat Treatment )

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat melakukan proses perlakuan panas pada baja karbon


yang meliputi proses normalisasi dan hardening
2. Mahasiswa mengetahui pengaruh kecepatan pendinginan terhadap nilai
kekerasan.
3. Mahasiswa dapat melakukan proses tempering pada baja karbon yang
telah dikeraskan dan mengetahui pengaruh proses tersebut terhadap nilai
kekerasan baja.

1.3 Petunjuk K3

1. Pakaian laboratorium
2. Sepatu kerja
3. Sarung tangan
4. Masker muka

1.4 Dasar Teori


Yang mempengaruhi kekasaran logam diantaranya dipengaruhi oleh unsur
paduannya dan juga proses perlakuan panas. Proses pengerasan logam dilakukan
dengan cara pemanasan pada suhu austenisasi dan pendinginan. Pemanasan
dilakukan pada tungku pemanasan yang bisa diatur temperatur, dan waktunya seperti
gambar berikut:
Tujuan dari proses perlakuan panas ( Heat Treatment ) adalah untuk
memperoleh sifat tahan aus yang tinggi, kekuatan, dan fatigue limit / strength
yang lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon
dalam baja dan kekerasan yang terjadi akan tergantung pada temperatur
pemanasan (temperature autenitising), holding time dan laju pendinginan yang
dilakukan serta seberapa tebal bagian penampang yang menjadi keras banyak
tergantung pada hardenability. Langkah langkah proses Heat Treatment
adalah sebagai berikut :
1. Pemanasan benda uji pada suhu 800 0 C, langkah ini bertujuan untuk
mendapatkan struktur austenite sehingga dapat ditentukan struktur yang
diinginkan
2. Penahanan suhu (holding), Holding time dilakukan untuk mendapatkan
kekerasan maksimum dari suatu bahan pada proses Hardening dengan
menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan
yang homogen sehingga struktur austenitenya homogen atau terjadi
kelarutan karbida ke dalam austenite dan difusi karbon dan unsur
paduannya.
3. Pendinginan / Quenching, untuk proses Hardening kita melakukan
pendinginan secara cepat dengan menggunakan media seperti air, oli,
dll. Tujuannya adalah untuk mendapatkan struktur martensite. Semakin
banyak unsur karbon maka struktur martensite yang terbentuk juga akan
semakin banyak. Karena martensite terbentuk dari fase Austenite yang
didinginkan secara cepat. Hal ini disebabkan karena atom karbon tidak
sempat berdifusi keluar dan terjebak dalam struktur kristal dan
membentuk struktur tetragonal yang ruang kosong antar atomnya kecil,
sehingga kekerasanya meningkat.
1.5 Tempering

Tempering adalah pemanasan logam sampai di bawah suhu kritis yang


dilakukan setelah proses pengerasan, pembentukan dingin dan pengelasan,
kemudian didinginkan dengan kecepatan yang memadai, guna memperbaiki sifat
yang dikehendaki.

Perlakuan panas tempering bertujuan untuk mengurangi tegangan sisa,


meningkatkan ketangguhan dan keuletan baja yang telah mengalami pengerasan
martensite. Selama proses tempering baja akan mengalami penurunan kekerasan
dan kekuatan. Namun sifat keuletan akan naik yang diikuti dengan penurunan
kerapuhan. Tegangan sisa yang terbentuk selama pembentukan fasa martensi ikut
berkurang . Pengurangan tegangan sisa menjadi sangat penting dalam penurunan
kerapuhan baja. Selama tempering berlangsung akan terjadi transformasi fasa-fasa
yang terbentuk selama proses quenching. Mekanisme transformasi fasa pada proses
temper terjadi dalam empat tahap. Tahapan Dan Mekanisme Dekomposisi Fasa
Martensit

 Tahap pertama, pada temperature 100 – 250 celcius terjadi pengendapan fasa
kaya karbon yaitu fasa epsilon-karbida. Pembentukan fasa ini mengakibatkan
kandungan karbon pada fasa martensit berkurang.

 Tahap kedua, pada temperature 200 – 300 celcius, terjadi dekomposisi fasa
austenite menjadi bainit.

 Tahap ketiga, pada temperature 200 – 300 celcius terjadi perubahan atau
dekomposisi epsilon-kabida menjadi sementit dan martensite menjadi sementit
dan ferit.

 Tahap keempat, pada temperature di atas 350 celcius terjadi perubahan secara
kontinyu dan terjadinya spheroidisasi fasa-fasa sementit.

Fasa setelah proses tempering ini biasa disebut sebagai fasa martensite
temper. Artinya fasa martensit yang telah mengalami proses temper. Pengaruh
Tempertur Temper Terhadap Sifat Mekaanik Logam, Baja Pengaruh temperatur
temper terhadap perubahan kuat tarik baja seri 1026 dapat dilihat pada Gambar 1.
Baja seri 1026 memiliki nilai kuat tarik 770 MPa setelah perlakuan proses
quenching. Proses tempering menyebabkan kekuatan baja seri 1026 ini turun
menjadi sekitar 560 MPa setelah ditemper pada temperatur 600 celcius selama 30
menit

1.6 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum heat


treatment adalah sebagai berikut :

1. Tungku pemanas dan peralatan


2. Tungku tempering
3. Universal Hardness Tester
4. Tang potong
5. Kawat beton
6. Spesimen baja karbon St. 60
7. Kertas ampelas
8. Media pendingin (oli dan air)

1.7 Langkah Kerja


Prodesur pengujian :

1. Siapkan 5 spesimen yang akan diuji


2. Uji nilai kekerasan St.60
3. Ikat 4 spesimen menggunakan kawat beton
4. Masukan 4 spesimen kedalam tungku
5. Hidupkan tungku pemanas
6. Lakukan peroses pemanasan lalu tunggu suhu tungku hingga mencapai
suhu 8200 C
7. Pertahankan suhu 8200 C sekitar 15 menit
8. Apabila point 7 telah diselesaikan , buka tungku dan lakukan pendinginan
sesuai dengan media dan metoda dibawah :
 Celupkan specimen 1 kedalam media air selama 30 detik
 Celupkan specimen 2 kedalam media oli selama 60 detik
 Celupkan specimen 3 kedalam media oli selama 60 detik
Lalu lanjut ke proses tempering sampai suhu 200 0C selama 60
menit
 Diamkan spesimen 4 pada udara terbuka
(lamanya pendinginan/ pencelupan berdasarkan perhitungan
dan pengujian)
9. Jika specimen sudah dipastikan dingin , lakukan pembersihan dan
pengamplasan permukaan specimen secara mekanik
10. Lakukan pengujian kekerasan (HRC) dan bandingkan hasil
kekerasannya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Spesimen and Parameter Proses

Kode Austenisasi Temperatur


No HBawal Pendinginan
Spesimen (0C) Tempering
1 A 242 HV - - -
2 B 242 HV 820 Air -
3 C 242 HV 820 Udara -
4 D 242 HV 820 Oli -
5 E 242 HV 820 Oli 2000 C, 60 Menit

2.2 Data Hasil Praktikum

Kode Nilai Kekerasan


No Pendinginan Nilai Kekerasan (HB) Ket.
Spesimen as Tempered
1 A - 242 HV - -
2 B Air 55,2 HRC - -
3 C Udara 24,0 HRC - -
4 D Oli 32,2 HRC - -
5 E Oli 32,2 HRC 29,8 HRC -
2.3 Grafik antara Kecepatan Pendinginan terhadap Kekerasan Baja

Tingkat Kekerasan
300
Normal; 242 HV
250

200
Udara; 24 HRC
150 Air; 55.2 HRC
Oli; 32.2 HRC Oli Tempering; 29.8
100 HRC

50

0
Air Oli Oli Tempering Udara Normal

Perlakuan Panas

2.4 Analisis dan Diskusi

1. Pengaruh kecepatan pendinginan spesimen terhadap nilai kekerasan


baja?
Media pendinginan yang berbeda-beda mempengaruhi kecepatan
pendingan yang berdampak pada berbedanya sifat mekanik tiap
logam.Semakin cepat kecepatan pendinginan maka semakin keras dan
getas.
2. Pengaruh proses tempering terhadap nilai kekerasan baja yang
dikeraskan?
Semakin lama waktu proses tempering maka semakin turun nilai
kekerasan dan semakin tinggi keuletannya.
3. Jika proses tempering dilakukan di temperature 2000C selama 1 jam,
bagaimana nilai kekerasannya di bandingkan dengan hasil tempering
3000C selama 60 menit ?
Semakin tinggi suhu pada proses tempering maka semakin tinggi
keuletannya dan semakin rendah nilai kekerasannya.
2.5 Ilustrasi Gambar
2.6 Evaluasi

1. Jelaskan proses heat treatment annealing, normalizing, dan hardening !


Proses anneling adalah proses pemanasan baja di atas temperature
kritis ( 723 °C ) dengan membuat perataan temperature pada materia; yang
bertujuan untuk meningkatkan keuletan dari material secara merata dan
memperoleh struktur yang diinginkan.
Normalizing adalah Proses pemanasan logam mencapai fase
austenit yang kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media
pendingin udara. Hasil pendingin ini berupa perlit dan ferit namun hasilnya
jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah untuk
melunakkan logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan
tertentu dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak.
Mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon.
Hardening (Pengerasan) : Cara meningkatkan sifat material terutama
kekerasan dengan cara pendinginan cepat (quenching) material yang
sudah dipanaskan, dicelupkan ke dalam suatu media quenching berupa air,
maupun oli.
2. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan kekerasan hasil heat treatment
dengan pendinginan air, oli, udara dan tempering !
Karena baja yang megalami perubahan temperature dan media
pendinginan yang berbeda-beda akan mengalami perubahan
mikrostrukturnya yang dikakibatkan oleh kecepatan pendinginan
(Perubahan suhu). Akibatya, nilai kekerasannya pun berbeda-beda pula.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pratikum perlakuan panas pada baja dapat
disimpulkan bahwa proses perlakuan panas dapat merubah sifat mekanik pada
baja yang membuat baja menjadi lebih keras dari kondisi awal sebelum
dipanaskan. Nilai kenaikan kekerasan dipengaruhi oleh media quenching yang
digunakan dan waktu proses pendinginannya. Semakin cepat proses
pendinginannya dan didukung oleh media quenchingnya maka semakin tinggi
nilai kekerasannya.
Tempering adalah pemanasan logam sampai di bawah suhu kritis yang
dilakukan setelah proses pengerasan, pembentukan dingin dan pengelasan,
kemudian didinginkan dengan kecepatan yang memadai, guna memperbaiki
sifat yang dikehendaki.

Anda mungkin juga menyukai