Disusun :
Nama: Oktofianus Selly
Nim : 222306567
Puji syukur saya kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan hikmat dan rahmat-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah tentang “ Heat Treatment (Perlakuan Panas)
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa menyampaikan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya
dengan rendah hati menerima menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Kupang, 26 Oktober
2023
Penulis.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan utama yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah perubahan sifat mekanis material duralumin setelah di
aging apakah akan lebih baik daripada sebelum di-aging, bagaimana waktu dan temperatur
pada saat aging akan mempengaruhi material itu sendiri. Dan sejauh mana pengaruh aging
pada paduan aluminium-tembaga. Untuk membuktikan hal ini tentu harus dilakukan
penelitian bahan dan kekuatan material tersebut. Dimana akhirnya dapat disarankan
temperatur dan waktu aging yang lebih efektif dan singkat untuk mencapai nilai kekerasan
yang diinginkan.
C Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Heat Treatment
Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah struktur
logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada
temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media
pendingin seperti udara, air, air faram, oli dan solar yang masing-masing mempunyai
kerapatan pendinginan yang berbeda-beda.
Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur
mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan
mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya
pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan
paduan memperlihatkan perubahan strukturnya.
Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan aatu pendinginan
dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat
tertentu. Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas temperature
sangat menetukan.
1. Normalizing
Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase
austenit yang kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media pendingin
udara. Hasil pendingin ini berupa perlit dan ferit namunhasilnya jauh lebih mulus
dari anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah untuk melunakkan logam.
Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan tertentu dengan proses ini belum
tentu memperoleh baja yang lunak. Mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung
dari kadar karbon.
2. Annealing.
Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas
temperature kritis ( 723 °C )selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai temperature
merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar
temperature bagian luar dan dalam kira-kira samahingga diperoleh struktur yang
diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara.
4. Tempering
Tempering adalah pemanasan kembali antara 100-400 derajat Celcius, yang
bertujuan untuk menurunkan kekerasan, pendinginan dilakukan di udara. Dalam
proses tempering atom-atom akan berganti menjadi suatu campuran fasa-fasa ferrit
dan sementit yang stabil. Melalui tempering kekuatan tarik akan menurun sedang
keuletan dan ketangguhan akan meningkat. Untuk proses quenching setelah
hardening dilakukan mendadak, sedangkan setelah tempering pendinginan dilakukan
dengan udara. Proses pendinginan ini jelas akan berakibat berubahnya struktur
logam yang diquench.
2. Martempering
Martempering adalah salah satu solusi untuk untuk mencegah terjadinya distorsi
dan retakan. Martempering mirip dengan conventional hardening, kecuali bahwa
dalam quenching suhu logam dikurangi hingga 400oF, atau sedikit di atas garis
martensit, Ms. Pada saat suhu ini ditahan hingga suhu pada pusat/inti sama dengan
suhu pada permukaan, kemudian logam didinginkan pada suhu kamar. Logam
dibiarkan dalam medium quenching hingga suhu pad logam sama, kemudian
didinginkan pada suhu yang sedang, biasanya di udara. Pendinginan yang merata
dapat mencegah terjadinya tegangan sisa.
3. Austempering
Proses austempering mengubah austenit menjadi stuktur yang lebih keras yang
disebut dengan bainit. Pada austempering, logam didinginkan dalam media garam
pada suhu 450-800oF. Pada saat suhu ini dimaksudkan untuk memperoleh struktur
logam yang ulet dan keras. Ketika suhu yang konstan dipertahankan untuk beberapa
waktu tertentu selama transformasi austenit akan dihasilkan struktur bainit. Tetapi
proses ini hanya dapat dilakukan pada logam yang mempunyai kekerasan yang baik
seperti, mata pisau dan kawat. Baja yang mengandung karbon 0,6 % sangat mudah
untuk diaustemper.
5. Case hardening
• Carburizing
Karburasi adalah cara pengerasan agar baja yang memiliki kadar karbon
rendah menjadi keras pada lapisan luar atau memiliki kadar karbon tinggi pada
lapisan luarnya. Biasanya suhu pada proses karburasi adalah 1700o F. Setelah proses
pendinginan maka pada permukaan baja dapat dilihat dengan mikroskop bahwa
terdapat bagian-bagian hypereutektoid, zona yang terdiri dari perlit dengan jaringan
sementit yang putih, diikuti zona eutektoid, hanya terdiri dari perlit, dan terakhir
adalah zone hypoeutektoid, yang terdiri dari perlit dan ferrit, dimana jumlah ferrit
meningkat hingga pusat dicapai .
• Cyaniding
Cyaniding adalah proses dimana terjadi absorbsi karbon dan nitrogen untuk
memperoleh permukaan yang keras pada karbon rendah yang sulit dikeraskan.
Benda yang dikeraskan dimasukkan ke dalam dapur yang mengandung garam
sianida natrium, suhunya sedikit di atas daerah Austenit, lama pemanasan tergantung
pada permukaan yang dikeraskan. Benda kemudian dicelupkan ke dalam air untuk
mendapatkan permukaan yang keras.
• Nitriding
Proses nitriding adalah proses pengerasan permukaan pada atmosphere yang
mengandung campuran gas ammonia dan dissociated ammonia. Efektivitas dari
proses ini tergantung pada formasi nitride dalam baja oleh reaksi nitrogen dengan
unsur material. Nitrogen harus diubah menjadi atom-atom karena molekul nitrogen
tidak akan bereaksi. Suhu dinaikkan antara 925F-1050F selama 10-72h. Nitrogen
yang diserap oleh logam membentuk nitride yang keras yang merata pada
permukaan logam.
6. Surface hardening
Surface hardening adalah proses pengerasan material pada permukaan bahan.
Secara garis besar surface hardening dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu surface
hardening dengan penambahan zat dan surface hardening tanpa penambahan zat.
• Induction hardening,
Induction hardening adalah metode yang mirip dengan flame hardening, dengan
pengecualian bahwa sumber panasnya adalah sentral listrik di dalam logam oleh
sebuah aliran induksi listrik. Yang dapat dikeraskan dengan metode ini adalah
konduktor atau semikonduktor.
• Flame hardening.
Flame hardening adalah proses pemanasan permukaan yang menggunakan nyala
api oxyacetylene untuk pemanasan permukaan logam. Proses ini hanya dapat dilakukan
untuk logam yang mengandung kadar karbon tinggi atau sedang. Dasar penyalaan nyala
api sama dengan pengerasan induksi yaitu pemanasan yang cepat disusul dengan
pencelupan permukaan tebal lapisan yang mengeras tergantung pada kemampu
pengerasan bahan, karena selam pemanasan tidak ada penambahan unsure-unsur lain.
Pada alat dipasangkan juga aliran pendingin sehingga setelah suhu yang diinginkan
tercapai permukaan langsung disemprot dengan air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Perlakuan panas adalah proses pemanasan dan pendinginan logam atau paduan dalam
keadaan padat dengan tujuan mengubah sifat-sifatnya.
• jenis proses perlakuan panas: Normalizing, Annealing. Hardening, dan Tempering.