Anda di halaman 1dari 28

METAL HOT WORKING PROCESS

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Teknik Pembentukan

Disusun Oleh:
Andara Ramadhani (180512526003)

Dosen Pembimbing :

Rianna Nurmalasari S.Pd, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
Oktober 2019

No. Absen: 04
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya, terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bias
menyelesaikan makalah dengan judul “ Proses Pengerjaan Panas pada Logam
( Hot Working Process )”. Tidak lupa shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat manusia di dunia ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknik Pembentukan
di Program studi D3 Teknik Mesin. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Teknik Pembentukan dan
kepada semua pihak yang sudah memberikan arahan selama penulisan makalah
ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 11 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 1
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metal Hot Working process..................................... 3
2.2 Tahapan pada Metal Hot working.............................................. 4
2.3 Keuntumgan dan Kerugian pada Metal Hot Working Process. . 4
2.4 Teknologi dan Alat-alat yang digunakan pada Metal Hot
Working Process........................................................................ 5
2.5 Inovasi Produk dari Metal Hot Working Process....................... 21

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................ 24
3.2 Saran………………………………………………………….. 24

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengetahui material logam
terutama baja digunakan pembuatan pipa, tabung gas, rel kereta, dan masih
banyak produk lainnya.Ingot (proses penuangan cairan besi menjadi bentuk
padatan) baja, masih memerlukan pengerjaan lebih lanjut untuk membentuknya
menjadi benda yang bermanfaat. Bila ingot lebih dingin, proses pembentukan
secara mekanis menjadi batang, baik melalui proses penempaan, pres atau tekan,
giling atau ekstruksi. Untuk menghilangkan efek negatif akibat pengerjaan pada
suhu tinggi, kebanyakan logam ferrous dibentuk lebih lanjut dengan pengerjaan
dingin atau penyelesaian dingin agar dapat diperoleh permukaan yang halus,
ketepaan dimensi dan peningkatan sifat mekanik.
Dua jenis pengerjaan mekanik dimana logam mengalami deformasi plastic
dan perubahan bentuk adalah pengerjan panas dan pengerjaan dingin. Pada
pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan
perubahan sifat mekanik tidak seberapa. Pada pengerjaan dingin, diperlukan gaya
lebih besar, tetapi kekuatan logam tersebut akan meningkat dengan cukup berarti.
Suhu rekristalisasi logam menenetukan batas antara pengerjaan panas dan
dingin. Pengerjaan panas logam dilakukan di atas suhu rekristalisasi atau di atas
daerah pengerasan kerja. Pengerjaan dingin dilakukan di bawah suhu rekritalisasi
baja baja berkisar 500 OC dan 700 OC. Tidak ada gejala pengerasan kerja diatas
suhu rekristalisasi. Pengerasan kerja baru dimulai ketika limit daerah rekristalisasi
dicapai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Metal Hot Working process atau Pengerjaan Panas pada
Logam ?
2. Bagaimana tahapan Metal Hot Working ?
3. Apa saja Keuntungan dan Kerugian pada Metal Hot Working Process ?

1
4. Apa saja Teknologi dan Alat-alat yang digunakan pada Metal Hot Working
Process?
5. Inovasi Produk apa saja yang dihasilkan Metal Hot Working
Process ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian atau definisi dari Metal Hot Working process
2. Menjelaskan tahapan-tahapan pada Metal Hot Working
3. Memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian pada Metal Hot
Working process
4. Mengetahui Teknologi dan Alat-alat yang digunakan pada Metal Hot Working \
Process
5. Mengetahui Inovasi Produk yang dihasilkan pada Metal Hot Working
process

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metal Hot Working process


Metal Hot Working Process atau Pengerjaan panas pada logam merupakan
proses deformasi pada logam yang dilakukan pada kondisi temperature dan laju
regangan yang tertentu sehingga proses deformasi dan proses recovery terjadi
secara bersamaan. Deformasi dilakukan di atas temperature rekristalisasi. Pada
temperature tersebut, pengerasan regang dan struktur butir terdeformasi akan
segera tergantikan dengan struktur baru yang bebas regangan. Struktur baru bebas
regangan dimungkinkan karena selama proses deformasi selalu diiringi dengan
proses rekristalisasi.
Pengerjaan panas umumnya dilakukan pada temperature di atas 0,6
temperature lebur dengan laju regangan antara 0,5 sampai 500 detik -1. Sedangkan
temperature rekristalisasi dapat diperkirakan dengan formula:
Trek = 0,4 – 0,5 Tm (K)
Trek adalah temperature rekristalisasi
Tm adalah temperature lebur
Selama proses deformasi selalu terjadi proses rekristalisasi dari butir-butir yang
terdeformasi, sehingga benda kerja tidak mengalami pengerasan regang atau
selalu dalam keadaan bebas regangan dan lunak. Semakin tinggi temperature,
semakin rendah tegangan alir material. Dengan demikian tingkat deformasi yang
dapat dilakukan semakin besar dengan semakin tingginya temperature.
Batas temperature tertinggi pengerjaan panas ditentukan oleh temperature
dimana telah mulai terjadinya oksidasi berlebih atau temperature titik leleh
logamnya. Umumnya temperature tertinggi pengerjaan panas dibatasi sampai 100
Farenheit di bawah titik leburnya. Batas ini didasari oleh kemungkinan
terdapatnya segregasi bahan logam yang memiliki titik lebur yang lebih rendah.

3
2.2 Tahapan pada Metal Hot working
Secara umum, proses pengerjaan panas dilakukan secara bertahap. Pada
tahap awal dan antara, pengerjaan panas cenderung dilakukan pada temperature
yang relatif tinggi. Hal ini untuk memanfaatkan tegangan alir yang lebih rendah.
Gaya deformasi menjadi lebih rendah. Pada tahap akhir biasanya dilakukan pada
temperature yang lebih rendah. Dilakukan sedikit di atas temperature
rekristalisasi.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan struktur butiran yang halus. Sebagian
produk akhir pengerjaan panas mensyaratkan struktur butir yang halus. Sebagai
usaha memastikan agar mendaptkan struktur butir yang halus, maka pengerjaan
panas pada tahap akhir dilakukan tingkat deformasi yang lebih tinggi.

2.3 Keuntumgan dan Kerugian pada Metal Hot Working Process


Selama operasi pengerjaan panas, logam berada dalam keadaan plastik dan
mudah dibentuk oleh tekanan. Metal Hot Working Process mempunyai
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1. Porositas dalam logam dapat dikurangi. Batangan (ingot) setelah dicor
umumnya
mengandung banyak lubang-lubang tersebut tertekan dan dapat hilang oleh
karena pengaruh tekanan kerja yang tinggi.
2. Ketidakmurnian dalam bentuk inklusi terpecah-pecah dan tersebar dalam
logam.
3. Butir yang kasar dan butir berbentuk kolum diperhalus. Hal ini berlangsung di
daerah rekristalisasi
4. sifat-sifat fisik meningkat, disebabkan oleh penghalusan butir. Keuletan dalam
logam meningkat.
5. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengubah bentuk baja dalam keadaan
panas dalam keadaan panas jauh lebih rendah dibandingkan dengan energy
yang
dibutuhkan untuk pengerjaan dingin.
6. Mengurangi ketidakseragaman atau segregasi unsur kimia.
Beberapa kerugian pada Metal Hot Working Process, sebagai berikut:

4
1. Terjadi oksidasi pada permukaan logam, kehilangan sebagaian logam menjadi
kerak atau karat.
2. Terjadi dekarburasi pada permukaan khususnya baja.
3. Terjadi penurunan kualitas permukaan akibat ter-rolling lapisan oksida
4. Dimensi produk kurang akurasi kerena sulit meperhitunhgkan factor ekspansi
dan kontraksi yang terjadi.

2.4 Teknologi dan Alat-alat yang digunakan pada Metal Hot Working
Process
Proses utama pada Metal Hot Working Process adalah :
A. Pengerolan (rolling)
B. Penempaan (forging)
1. Penempaan Palu
2. Penempaan Timpa
3. Penempaan Umset
4. Penempaan Tekan/Press
5. Penempaan rol
6. Penempaan dingin
C. Ekstrusi
D. Pembuatan Pipa dan Tabung
E. Penarikan
F. Pemutaran Panas
G. Penempaan Panas

2.4.1 Pengerolan
Batang baja yang tidak dilebur kembali dan dituang pada cetakan diubah
bentuknya dalam dua tahap:
1. Pengerolan baja menjadi barang setengah jadi: bloom, bilet, slab
2. Pemrosesan selanjutnya dari bloom, bilet, slab menjadi pelat, lembaran,
batangan, bentuk profil atau lembaran tipis (foil).
Baja didiamkan dalam cetakan ingot hingga proses solidipikasi lengkap,
kemudian dikeluarkan dari cetakan. Selagi panas, ingot dimasukan dalam dapur

5
gas yang disebut pit rendam dan dibiarkan sampai mencapai suhu kerja merata
sekitar 1200 °C. Ingot kemudian dibawa ke mesin pengerolan dimana ingot
dibentuk menjadi bentuk setengah jadi seperti bloom, bilet, slab. Bloom
mempunyai ukuran
minimal 150x150 mm. Bilet lebih kecil daripada bolm dan mempunyai ukuran
persegi, ukuran mulai dari 40x40mm sampai 150x150 mm. Bloom atau bilet dapat
digiling menjadi slab yang mempunyai lebar minimal 250 mm dan tebal minimal
40 mm. Lebar selalu tiga (atau lebih) kali tebal, dengan ukuran maksimal 1500
mm. Pelat, skelp dan setrip tipis digiling dari slab.
Salah satu efek dari operasi pengerjaan panas pengerolan ialah
penghalusan
butir yang disebabkan rekristalisasi. Hal ini dapat dilihat pada gamar 1 Struktur
yang kasar, kembali menjadi struktur memanjang akibat pengaruh penggilingan.
Karena suhu yang tinggi, rekristalisasi terjadi dan butir halus mulai terbentuk.
Butir-butir tersebut tumbuh dengan cepat sampai limit bawah suhu rekristalisasi
tercapai.

Gambar 1. Pengaruh pengerolan panas pada bentuk dan besar butir.

Busur AB dan A’B’ merupakan daerah kontak dengan rol. Aksi jepit pada
benda kerja diatasi oleh gaya gesek pada daerah kontak dan logam tertarik
diantara rol. Logam keluar dari rol dengan kecepatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kecepatan masuk.
Pada titik antara A dan B kecepatan logam sama dengan kecepatan keliling
rol. Ketebalan mengalami deformasi terbanyak\ sedangkan lebar hanya bertambah
sedikit. Keseragaman suhu sangan penting pada semua operasi pengerolan karena
hal tersebut berpengaruh atas aliran logam dan plastisitas.

6
Pengerolan primer dilakukan dalam mesin rol bolak-balik bertingkat dua
atau mesin rol kontinyu bertingkat tiga. Pada mesin bolak-balik bertingkat dua
seperti gambar 2A lembaran logam bergerak diantara rol, yang kemudian
dihentikan dan dibalik arahnya dan operasi tersebut diulang lagi. Pada interval
tertentu logam diputar 90 derajat agar penampang uniform dan butir-butir merata
dalam logam tersebut. Diperlukan sekitar 30 pas untuk mengurangi penampang
ingot yang besar menjadi bloom (150 X 150 mm minimal). Pada rol atas maupun
bawah terdapat alur sehingga memungkinkan reduksi luas penampang dalam
berbagai ukuran. Mesin rol bertingkat dua adalah mesin serbaguna karena dapat
diatur kemampuannya sesuai dengan ukuran batangan dan laju reduksi. Hanya
ukuran panjang batangan yang dapat dirol tebatas dan pada setiap siklus
pembalikan gaya kelembaman harus diatasi. Kerugian ini diatasi pada mesin rol
bertingkat tiga, gambar 2.C, namun disini diperlukan adanya mekanisme elevasi.
Selain ini terdapat sedikit kesulitan dalam mengatur kecepatan nol, mesin rol
bertingkat tiga lebih murah dan mempunyai keluaran lebih tinggi dibandingkan
dengan mesin bolak-balik.

Pada gambar 3 terlihat jumlah pas dan urutan reduksi penampang sebuah
bilet berukuran 100 X 100 mm menjadi batang bulat.

2.4.2 Penempaan
Penempaan Palu

7
Pada proses penempaan logam yang dipanaskan ditimpa dengan mesin
tempa uap diantara perkakas tangan atau die datar. Penempaan tangan yang
dilakukan oleh pandai besi merupakan cara penempaan tertua yang dikenal.
Pada proses ini tidak dapat diperoleh ketelitian yang tinggi dan tidak dapat pula
dikerjakan pada benda kerja yang rumit. Berat benda tempa berkisar antara
beberapa kilogram sampai 90 Mg.

Gambar 3. Diagram yang menggambarkan jumlah pas dan urutan mereduksi


penampang bilet 100 x 100 mm menjadi batang bulat.
Mesin tempa ringan mempunyai rangka terbuka atau rangka
sedehana,sedangkan rangka ganda digunakan untuk benda tempa yang lebih besar
dan berat.
Penempaan Timpa
Perbedaan penempaan palu dan penempaan timpa terletak pada jenis die
yang digunakan. Penempaan timpa menggunakan die tertutup, dan benda kerja
terbentuk akibat impak atau tekanan, memaksa logam panas yang plastis, dan
mengisi bentuk die. Prinsip kerjanya dapat dilihat pada gambar 5. Pada operasi ini
ada aliran logam dalam die yang disebabkan oleh timpaan yang bertubi-tubi.
Untuk mengatur aliran logam selama timpaan, operasi ini dibagi atas beberapa
langkah. Setiap langkah merubah bentuk kerja secara bertahap, dengan demikian
aliran logam dapat diatur sampai terbentuk benda kerja.

8
Gambar 4. Mesin Tempa Uap dalam Rangka Terbuka
Suhu tempa untuk baja 1100° - 1250°C, tembaga dan paduannya: 750
925°C, magnesium: 370-450°C benda tempa dengan die tertutup mempunyai
berat mulai dari beberapa gram sampai 10 Mg.

Dikenal dua jenis mesin penempaan timpa yaitu: palu uap dan palu
gravitasi. Pada palu uap pembenturan tekanan impak terjadi akibat gaya palu dan
die ketika mengenai die bawah tetap. Pada gambar 6. terlihat palu piston. Untuk
mengangkat palu digunakan udara atau uap. Dapat diatur tinggi jatuhnya dengan
program, oleh karena itu dapat dihasilkan benda kerja yang lebih uniform. Palu
piston dibuat dengan kapasitas mulai dari berat palu 225 Kg sampai 4500 kg. Palu
piston banyak digunakan di industri perkakas tangan, gunting, sendok, garpu,
suku cadang, dan bagian pesawat terbang.
Palu tempa impak seperti gambar 7 terdiri dari dua silinder yang
berhadapan dalam bidang horisontal, yang menekan impeler dan die. Bahan
diletakkan pada bidang impak dimana kedua bagian die bertemu. Deformasi

9
dalam bahan menyerap energi. Pada proses ini bahan mengalami deformasi yang
sama pada kedua sisinya; waktu kontak antara bahan dan die lebih singkat, energi
yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan proses tempa lainnya dan
benda dipegang secara mekanik.
Setelah selesai, semua benda tempa rata-rata tertutup oleh kerak harus
dibersihkan. Hal ini dapat dilakukan dengan mencelupkannya dalam asam,
penumbuhan peluru atau tumbling, tergantung pada ukuran dan komposisi benda
tempa Bila selama penempaan terjadi distrosi, operasi pelurusan atau
menempatkan ukuran dapat dilakukan .
Keuntungan dari operasi penempaan ialah struktur kristal yang halus dari
logam, tertutup lubang-lubang, waktu pemesinan yang meningkatnya sifat-sifat
fisis. Baja karbon, baja paduan besi tempa, tembaga paduan aluminium dan
paduan magnesium dapat ditempa. Kerugian ialah timbulnya inklusi kerak dan
mahalnya die sehingga tidak ekonomis untuk membentuk benda dalam jumlah
yang kecil.

10
Penempan dengan die tertutup mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan penempaan dengan die terbuka, antara lain penggunaan
bahan yang lebih ketat, kapasitas produksi yang lebih tinggi dan tidak
diperlukannya keahlian khusus.

Penempaan Tekan
Pada penempaan tekan, deformasi plastik logam melalui penekanan
berlangsung dengan lambat, yang berbeda dengan impak palu yang berlangsung
dengan cepat. Mesin tekan vertikal dapat digerakkan secara mekanik atau
hidrolik. Pres mekanik yang agak lebih cepat dapat menghasilkan antara 4 dan 90
MN (Mega Newton). Tekanan yang diperlukan untuk membentuk baja suhu
tempa bervariasi antara 20-190 MPa (Mega Pascal). Tekanan dihitung terhadap
penampang benda tempa pada garis pemisah die. Untuk mesin tekan kecil
digunakan die tertutup dan hanya diperlukan satu langkah pembentur untuk
penempaan. Tekanan maksimum terjadi pada akhir langkah yang memaksa
membentuk logam. Pada penempaan tekan pada sebagian besar energi dapat
diserap oleh benda kerja sedang pada tempa palu sebagian energi diteruskan ke
mesin dan pondasi. Reduksi dan benda kerja jauh lebih cepat, oleh karena itu
biaya operasi lebih rendah. Banyak bagian dengan bentuk yang tak teratur dan
rumit dapat ditempa secara lebih ekonomis dengan proses temap timpa.

Penempaan Upset
Pada penempaan upset batang berpenampaan rata dijepit dalam die dan
ujung yang dipanaskan ditekan sehingga mengalami perubahan bentuk seperti
terlihat pada gambar 8. Panjang benda upset 2 atau 3 kali diameter batang, bila
tidak benda kerja akan bengkok.
Pelubangan progresif sering dilakukan pada penempaan upset seperti
untuk membuat selongsong peluru artileri atau silinder mesin radial.

11
Urutan operasi untuk menghasilkan benda berbentuk silinder bisa dilihat
pada gambar 9. Potongan bahan bulat dengan panjang tertentu dipanaskan sampai
suhu tempa, kemudian bahan ditekan secara progresif untuk melobanginya
sehingga diperoleh bentuk tabung.

Penempaan Rol
Batang bulat yang pendek dikecilkan penempangannya atau dibentuk tirus
dengan mesin tempat rol. Bentuk mesin rol terlihat pada gambar 10 dimana rol
tidak bulat sepenuhnya, akan tetapi dipotong 25-75°% untuk memungkinkan
bahan tebuk masuk diantara rol. Bagian yang bulat diberi alur sesuai dengan
bentuk yang dihendakinya. Bila rol dalam berada dalam posisi terbuka, operator
menempatkan batang yang dipanaskan di antara rol. Ketika rol berputar, batang
dijepit oleh alur rol dan didorong ke arah operator. Bila rol terbuka, batang
didorong kembali dan digiling lagi, atau dipindahkan keluar berikutnya untuk
lengkap pembentukan selanjutnya.
Untuk mengerol roda, ban logam dan benda-benda serupa lainnya
diperlukan mesin rol yang agak berbeda. Pada gambar 11 terlihat proses untuk
mengerol roda. Bila roda berputar diamer berangsur-angsur bertambah sedang
pelat dan rim makin tipis. Roda dirol sampai mencapai diameter sesuai dengan
ukuran kemudian dipindahkan ke mesin pres lainnya untuk proses pembentukan
akhir.

12
2.4.3 Ekstrusi
Ekstrusi merupakan proses dengan deformasi atau perubahan bentuk yang
tinggi dan dapat membuat penampang dengan panjang hingga 150 m. Jenisproduk
ekstrusi : batang, pipa, profil tertentu, patron kuningan, kabelberselongsong timah
hitam. Logam timah hitam dan timah putih, serta aluminium dapat diekstrusi
dalam keadaan dingin, sedang untuk logam lain harus dipanaskan terlebih dahulu.
Ekstrusi logam menggunakan pres type horisontal dan dijalankan secara hidrolik.
Kecepatan tekan bergantung pada suhu dan bahan, mulai dari beberapa meter
permenit sampai 275m/ menit.

Keuntungan dari ekstrusi :


• membuat berbagai jenis bentuk berkekuatan tinggi
• ketepatan ukuran
• penyelesaian permukaan yang baik pada kecepatan produksin yang tinggi
• harga die yang relatif rendah

Ekstrusi Langsung
Bilet bulat yang telah dipanaskan, dimasukkan dalam ruang die, balok
dummy dan ram diletakkan pada posisinya. Logam diekstrusi melalui lubang pada
die. Proses ekstrusi ini bisa dilihat pada gambar 12.

13
Ekstrusi Tidak Langsung
Hampir sama dengan ekstrusi langsung, namun logam yang diekstrusi
ditekan keluar melalui lubang yang terdapat ditangah ram. Gaya yang diperlukan
lebih rendah karena tidak ada gesekan antara bilet dan dinding konteiner.
Kelemahannya : ram tidak kokoh karena terdapat lubang ditengahnya dan produk
hasil ekstrusi sulit ditopang dengan baik.

Ekstrusi Impak
Pada proses ini slug ditekan sehingga bahan slug terdorong keatas dan
sekelilingnya. Ekstrusi Impak merupakan proses pengerjaan dingin logam
meskipun begitu, pada beberapa jenis logam dan benda kerja, khususnya dengan
dinding yang tebal, slug dipanaskan.
Alat-alat yang digunakan pada proses ekstrusi, antara lain:

Keterangan
1. Billet/benda kerja
2. Container/wadah
3. Dies/cetakan
4. Steam
5. Dummy Block
6. Die Backer

14
2.4.4 Pembuatan Pipa dan Tabung
Pipa dan tabung dapat dibuat dengan pengelasan tumpu atau pengelasan
listrik lembaran yang dilengkungkan, penusukan tembus, dan ekstrusi. Penusukan
tembus dan ekstrusi digunakan untuk pembuatan pipa penyaluran gas atau bahan
kimia cair. Pipa las tumpu digunakan dalam bidang konstruksi, tiang penyangga,
saluran air, gas dan limbah. Pipa las listrik digunakan untuk mengalirkan produk
minyak bumi atau air.
Berbagai macam proses berbeda yang digunakan dalam pemanufakturan
(pembuatan)  pipa, dimana proses-proses tersebut dikelompokkan dalam empat
klasifikasi yaitu:
A. Pipa tanpa kelim dengan proses tempa (Wrought seamless pipe)
B. Pipa tempa (Forged pipe)
C. Pipa las (Welded pipe)
D. Pipa cor (Cast pipe)
Sebagai contoh dari proses yang digunakan dalam proses pembuatan pipa yaitu
pipa yang dicor (cast) secara sentrifugal dan dilakukan pengerjaan dingin melalui
ekspansi hidrolik yang akan mengubah struktur metalurgi dari coran tersebut. Pipa
las juga dilakukan peng-ekspansian dingin (pemuaian dingin) atau cold-reduced
melalui beberapa manufaktur untuk menghasilkan keseragaman daya tahan panas
material. Pemuaian dingin juga akan meningkatkan garis kekuatan luluh. Pada
setiap klasifikasi, sejumlah proses khusus dilakukan

Las Lantak
Proses las lantak terbagi 2, yaitu:
a. Las Lantak Terputus
Baja yang dilas disebut skelp. Skelp dilengkungkan sampai bulat. Sebagai
proses awal salah satu ujung skelp dibentuk agar mudah masuk dalam cetakan
yang berbentuk lonceng. Setelah skelp dipanaskan sesuai suhu las, skelp ditarik
hingga menjadi bulat dan kedua tepinya dilas menjadi satu. Selanjutnya pipa
dilewatkan pada rol penyelesaian untuk memperoleh ketepatan ukuran dan untuk
membersihkan teraknya.
b. Las Lantak Kontinu
Skelp berbentuk gulungan dan pita dilas membentuk pita yang kontinu.
Tepi pita dipanaskan pada dapur kemudian setelah dikeluarkan dari dapur skelp
memasuki serangkaian rol yang horisontal dan vertikal yang membentuknya
menjadi pipa. Ukuran yang dapat dibuat dengan las lantak kontinu berkisar antara

15
diameter 75 mm. Proses pembuatan las lantak bisa dilihat pada gambar 13 berikut
ini.

Las Lantak Listrik


Pembentukan sirkular pada pelat dilakukan dengan melalukan pelat
melalui
pasangan-pasangan rol secara kontinyu yang secara berangsur-angsur mengubah
bentuk pelat. Perangkat pengelasan ditempatkan pada ujung mesin rol yang terdiri
dari : 3 rol senter, rol tekan, dan dua elektroda rol yang mengalirkan arus
penghasil panas. Setelah dilakukan pengelasan, pipa kemudian melalui rol ukuran
dan rol penyelesaian agar pipa betul – betul konsentris dan ukurannya sesuai.
Proses ini dapat membuata pipa berdiameter 400 mm dengan ketebalan antara 3
sampai 5 mm.

Las Tumpuk
Tepi skelp yang berbentuk agak tirus dipanaskan, lalu skelp ditarik melalui
die atau diantara rol sehingga berbentuk silinder dengan tepinya saling tertindih.
Diantara rol terdapat mandril yang ukurannya sama dengan diameter dalam pipa.
Tepi-tepi dilas dengan tekanan antara rol dan mandril. Pipa las tumpuk dibuat
dengan ukuran diameter 50 sampai 400 mm. (gambar 14.).

16
Pelubangan Tembus
Pada pembuatan pipa atau tabung tanpa kampuh, bilet baja silindris
bergerak diantara dua rol berbentuk konis yang berputar dalam arah yang sama.
Diantara kedua rol terdapat mandril yang akan melubangi pipa.
Mula – mula bilet dari lubang senter dipanaskan hingga mencapai suhu
tempa, kemudian ditampa masuk diantara kedua rol penembus yang memaksa
bilet berputar dan bergerak maju. Proses ini nantinya akan menghasilkan lubang
tengah yang besar sesuai dengan mandril. Setelah keluar dari pelubang tembus,
tabung yang berdinding tebal bergerak melalui rol yang beralur sedang,
ditengahnya terdapat mandril berbentuk sumbat dan pipa bertambah panjang dan
tipis sesuai dangan ukuran yang diinginkan. Kemudian masuk ke mesin pelurus
dan pengatur ketepatan ukuran.
Proses ini dapat membuat tabung tanpa kampuh dengan diameter hingga
150 mm. Untuk tabung yang berdiameter lebih dari 150 mm harus melalui tahap
pelubangan tembus kedua dan pelubangan tembus ganda. Kecepatan produksi
mesin pelubangan tembuis kontinu mencapai 390 m/ menit.

17
Ekstrusi Tabung
Ekstrusi tabung merupakan bagian dari ekstrusi langsung, tetapi
menggunakan mandril untuk membuat lubang bagian dalam tabung. Bilet
diletakkan dalam die, mandril didorong melalui bilet dan ram mengekstrusi logam
melalui die disekeliling mandril. Kecepatan ekstrusi tabung sampai 180 m / menit,
digunakan untuk tabung gas. Proses pembuatan ekstrusi tabung ini bisa dilihat
pada gambar 16.

2.4.5 Penarikan
Bloom panas dipasang pada mesin pres vertikal dan dibentuk menjadi
benda tempa berongga dengan alas tertutup, lalu benda tempa yang panas kembali
dimasukkan dalam pres vertikal dengan die yang semakin kecil. Pelubang yang
digerakkan secara hidrolis menekan silinder yang dipanaskan. Untuk silinder

18
berdinding tipis atau tabung pemanas dan penarikan perlu diulang beberapa kali.
Untuk ujung pipa tertutup harus dipotong dan dirol kembali agar ukurannya tepat
dan hasilnya baik, sedang ujung pipa terbuka ditempa kembali agar membentuk
leher silinder atau direduksi denga pengelolaan panas.

2.4.6 Pemutaran Panas


Proses ini dilakukan untuk membentuk pelat bulat yang tebal, besar,
mengecilkan, atau menutup ujung dari pipa. Proses ini menggunakan sejenis
mesin bubut dan diputar dengan cepat. Pembentukan dilakukan dengan menekan
alat yang tumpul pada permukaan benda kerja yang berputar. Logam mengalami
deformasi dan menyesuaikan bentuk dengan mandril. Setelah proses berjalan
gesekan menimbulkan panas yang dapat melunakan logam.

2.4.7 Penempaan Panas


Thermo – Forging menggunakan suhu kerja antara pengerjaan dingin dan
panas. Pada penempaan panas logam tidak akan mengalami perubahan metalurgi
dan tidak terdapat cacat-cacat yang biasa ditemui pada suhu tinggi. Suhu logam,
tekanan tempa, dan kecepatan tempa harus diatur dengan teliti karena logam
berada dibawah suhu rekristalisasi. Pada gambar 18 terlihat gambar penampang
suatu kepala sekrup sok. Kelihatan struktur serat yang kontinyu, menunjukkan
kekuatan yang tinggi.

19
Alat-alat yang digunakan pada proses Penempaan panas antara lain:
1. Dapur tempa

2. Landasan

3. Smeed Tang

20
4. Palu

6. Mesin Hammer
7. Bak Pendinging

2.5 Inovasi Produk dari Metal Hot Working Process


2.5.1 Pengerolan ( Rolling)
Beberapa contoh produk yang diproduksi dengan menggunakan teknologi
rolling. Produk dari hot rolling, canai panas sebagian merupakan produk akhir
yang secara langsung digunkan, biasa untuk keperluan kontruksi jalan, bangunan,
jembatan seperti profil H-Beam, canal-C, U-Beam, baja tulangan, baja beton dan
sebagainya. Rel kereta merupakan contoh produk akhir dari hot rolling yang
langsung digunakan. Sebagian produk Hot rollingmerupakan produk antara yang
tidak secara langsung dapat digunakan. Biasanya dalam bentuk gulungan atau
coil. Produk hot rolling pada industry baja misalnya baja batangan atau wire rod,
baja canai panas atau hot rolled coil steel atau HRC.
Aplikasi dari produk hot rolling, baja canai panas, HRC diantaranya pipa
saluran untuk berbagai keperluan seperti pipa gas, pipa air atau minyak. Pada
industry otomotif baja lembaran panas digunakan untuk kerangka kendaraan

21
seperti truk, bus, atau perkapalan dan kendaraan perang seperti tank, panser dan
sebagainnya.

2.5.2 Penemempaan ( Forging )


Beberapa contoh produk yang dihasilkan dengan menggunakan teknologi
pembentukan tempa dapat dilihat pada gambar di bawah. Peralatan dapur seperti
sendok, garpu dan pisau makan merupakan produk-produk yang dibentuk dengan
proses tempa. Sebagian suku cadang otomotive baik untuk sepeda motor maupu
kendaraan roda empat juga dibentuk melalui teknologi forging.

Contoh hasil produk pada proses forging

2.5.3 Ekstrusi
Proses ekstrusi membutuhkan gaya yang relatif besar, sehingga pada
umumnya operasinya dilakukan pada temperatur tinggi. Pada temperatur tinggi,
umumnya logam memiliki tahanan deformasi rendah. Gaya deformasi menjadi
rendah.
Operasi ekstrusi dilakukan dengan memasukkan billet berbentuk silindris
ke dalam wadah atau bejana ekstrusi, kemudian ditekan ke arah die atau cetakan.
Cetakan ditahan dengan kuat pada dinding wadah ekstrusi. Gaya tekan melalui
batang penekan, atau punch akan meng-upset atau mengodrong billet
untukmemenuhi bagian dalam wadah. Sebagian logam akan keluar lubang
penampang cetakan menjadi bagian produk.
Proses ini biasanya digunakan untuk membuat batang silinder, tabung
berongga, pipa atau profil-profil tertentu.

22
2.5.4 Penarikan (Wire Drawing)
Wire Drawing atau penarikan dalam adalah proses pengerjaan logam yang
digunakan dalam memmebentuk lembaran/plat menjadi produk seperti mangkuk,
cangkir, mug, panel mobil, filter oil kendaraan, panci dan lain-lain.
Bahan baku plat yang sering digunakan pada proses ini adalah baja karbon
rendah/ultra low carbon kurang dari 100 ppm. Contoh produk akhir yang
melibatkan proses deep drawing dalam pembentukannya antara lain panci, mug,
dan rantang yang merupakan beberapa peralatan dapur yang dalam
pembentukannya mengggunakan proses deep drawing.

2.5.5 Penempaan Panas


Beberapa contoh produk yang dihasilkan dari proses pengerjaan tempa
diantaranya :
         Alat rumah tangga : Sendok, garpu, pisau makan dan masih banyak lagi
         Alat Pertanian : Parang, Cangkul, Sabit, Bajak, Kampak dan sebagainya
         Suku cadang otomotif baik untuk roda dua maupun roda empat.
         Komponen  pemesinan

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.) Metal Hot Working Process atau Pengerjaan panas pada logam merupakan
proses deformasi pada logam yang dilakukan pada kondisi temperature dan laju
regangan yang tertentu sehingga proses deformasi dan proses recovery terjadi
secara bersamaan. Deformasi dilakukan di atas temperature rekristalisasi. Pada
temperature tersebut, pengerasan regang dan struktur butir terdeformasi akan
segera tergantikan dengan struktur baru yang bebas regangan. Struktur baru bebas
regangan dimungkinkan karena selama proses deformasi selalu diiringi dengan
proses rekristalisasi.

2.) Secara umum, proses pengerjaan panas dilakukan secara bertahap. Tahap awal
dan antara, pengerjaan panas cenderung dilakukan pada temperature yang relatif
tinggi. Pada tahap akhir biasanya dilakukan pada temperature yang lebih rendah.

3.) Pada Proses Pengerjaan Panas atau Metal Hot Working Process mengalami
keadaan plastic yang mudah dibentuk dalam tekanan sehingga menimbulkan
fakktor keuntungan dan kerugian antara lain pada sifat fisik dan mekaniknya.

4.) Teknologi-teknologi yang ada pada Metal Hot Working Process antara lain
Pengerollan (Rolling), Penempaan (forging), Ekstrusi, Pembuatan pipa dan
tabung, Penarikan (Wire Drawing), Pemutaran Panas, Penempaan panas (Hot
Forging).

5.) Produk-produk yang dihasilkan pada teknologi Metal Hot Working Process
sangat bervariasi dari peralatan industri, otomotif, pembangunan hingga peralatan
rumah tangga.

3.2 Saran
1.) Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam
mengetahui berbagai jenis Teknologi dengan macam-macam alat yang digunakan,

24
keuntungan dan kerugian, inovasi produk yang dihasilkan pada Metal Hot
Working Process.

DAFTAR PUSTAKA

Younggi, Dionisius.2015. Teknologi Manufaktur: Praktik Penempaan dan


Kualitas
Produk Penempaan. Dari (
https://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/20-
15/11/praktik-penempaan-dan-kualits-produk-penempaan.html)

Akhiruddin, Yondi.2014. Hot Treatment (Proses Pengerjaan Panas) (Online).


(http://yondimesin.blogspot.com/2014/12/pengerjaan-panas-hot-treatment.
html)

Khomala, Dhea. 2018. Proses Produksi I Proses Pengerjaan Panas Logam Proses
Pengerolan (Rolling) (Online). (https://www.academia.edu?38044820/PRO-
SES_PRODUKSI_I_PROSES_PENGERJAAN_PANAS_LOGAM_PROSES_P
ENGEROLAN_ROLLING)

Elexandrenandes. 2012. Proses Pengerjaan Panas. Dari (http://elexandrenandes-


Blogspit.com/2012/11/proses-pengerjaan-panas-hot-working.html)

25

Anda mungkin juga menyukai