Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PERLAKUAN PANAS PADA LOGAM


(HEAT TREATMENT)

Di Susun oleh :
RIZKI AHMAT YUNIFIANTO
2041230019

D4 - TMPP

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI MALANG
TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
2020/2021

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,nikmat
dan karuniaNya sehingga pemulis dapat menyelesaikan Tugas membuat Laporan Perlakuan
Panas Pada Logam (Heat Treatment).
Tugas Laporan Perlakuan Panas Pada Logam (Heat Treatment) ini disusun untuk nilai
tugas dari mata kuliah Perlakuan dan Pengujian Bahan Teknik di Politeknik Negeri Malang serta
Laporan ini juga sebagai syarat tugas yang harus dipenuhi untuk mendapatkan nilai.
Laporan ini berisikan tentang pengertian-pengertian, jenis-jenis, dan penjelasan tentang
Perlakuan Panas Pada Logam (Heat Treatment) dimana penulis dan pembaca bisa mengetahui
tentang pengujian logam terutama pada Perlakuan Panas Pada Logam.
Penulis sangat berharap semoga Laporan ini dapat memberi banyak manfaat dan semoga
dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi pembacanya. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar Laporan ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa Laporan ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna dalam penyusunan Laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan Laporan ini.

Malang, 09 April 2021


Penulis,

Rizki Ahmat Y

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................II


DAFTAR ISI .........................................................................................................III
BAB I ................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 2
1.3. TUJUAN ..................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN HEAT TREATMENT ................................................................ 3
2.2 TUJUAN HEAT TREATMENT ........................................................................ 5
2.3 JENIS-JENIS PROSES PERLAKUAN PANAS .................................................... 6
2.4 PERLENGKAPAN UNTUK PROSES PERLAKUAN PANAS .............................. 18
2.5 GANGGUAN YANG TERJADI PADA PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT
TREATMENT) ........................................................................................................ 19
2.6 MENCEGAH GANGGUAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT
TREATMENT)..................................................................................................... 20
BAB III ............................................................................................................... 21
PENUTUP .......................................................................................................... 21
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 1

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Seiring dengan berkembangnya zaman yang begitu pesat dan perkembangan manusia
yang bertambah maju maka dengan itu bidang teknoli pun ikut berkembang sangat pesat
dengan harapan segala kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik. Jika diperhatikan,
ssegala kebutuhan manusia tidak lepas dari unsur logam. Oleh karena itu banyak manusia
yang membuka usaha-usaha dan dunia industri yang bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat
yaitu dengan merubah sifat mekanis dan sifat fisiknya dari bahan logam yang sebagai bahan
utama operasional atau sebagai bahan baku produksinya. Adapun sifat mekanis dari logam
antara lain kekerasan, kekuatan, keuletan, kelelahan, dll. Sedangkan dari sifat fisiknya yaitu
dimensi, konduktivitas listrik, struktur mikro, densitas, dll . Contoh bahan dari logam yang
paling banyak digunakan adalah baja karbon. Baja karbon banyak digunakan terutama untuk
membuat alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan
rumah tangga. Karena baja karbon mudah diperoleh, mudah dibentuk, atau sifat
pemesinnannya baik dan harga relatif murah. Pada aplikasi pemakaiannya, semua struktur
logam akan terkena pengaruh gaya luar berupa tegangan-tegangan gesek sehingga
menimbulkan deformasi atau perubahan bentuk salah satunya adalah perlakuan panas pada
logam atau biasa disebut dengan Heat Treatment.
Proses Heat treatment adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan yang
dikontrol, bertujuan untuk mengubah sifat fisik dan sifat mekanik dari suatu bahan atau
logam sesuai dengan yang diinginkan. Perlakuan panas dilakukan untuk mendapatkan mikro
struktur logam yang seragam,meningkatkan kekuatan, kekerasan, keuletan, ketangguhan
(untuk finishing product), serta sifat mampu las, sifat mampu mesin, sifat mampu bentuk dan
dapatmengurangi tegangan sisa (untuk produk setengah jadi), yang muncul dari hasil
pengerjaan logam tersebut sebelumnya. Proses ini meliputi pemanasan baja pada suhu
tertentu, dipertahankan pada waktu tertentu dan didinginkan pada media tertentu pula.
Perlakuan panas mempunyai tujuan untuk meningkatkan keuletan, meningkatkan
kekerasan, menghilangkan tegangan internal, Menghaluskan butiran kristal, meningkatkan
tegangan tarik logam dan sebagainya. Secara umum langkah pertama adalah memanaskan
logam sampai temperature tertentu didalam tungku, lalu menahan beberapa saat waktu
tersebut,kemudian di dinginkan dengan laju tertentu, selama pemanasan dan pendinginan
tersebut akan terjadi perubahan struktur mikro, dapat berupa perubahan fasa atau ukuran
butir Kristal dan perubahan struktur mikro ini akan merubah sifat dari logam tersebut.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa pengertian dari Perlakuan Panas pada Logam?

1.2.2 Apa Tujuan dilakukan Perlakuan Panas pada Logam?

1.2.3 Jenis-jenis Proses Perlakuan Panas pada Logam.

1.2.4 Perlengkapan Apa saja yang dibutuhkan dalam proses Perlakuan Logam?

1.2.5 Gangguan yang terjadi pada proses Perlakuan Panas(Heat Treatment).

1.2.6 Cara mencegah gangguan pada Proses Perlakuan Panas(Heat Treatment).

1.3. TUJUAN
1.2.7 Untuk Mengetahui Penjelasan dari Perlakuan Panas pada Logam.

1.2.8 Pembaca dapat mengetahui Tujuan dari Proses Perlakuan Panas.

1.2.9 Mengetahu Jenis-jenis Proses Perlakuan Panas Pada Logam.

1.2.10 Mengetahui Perlengkapan Alat saat Proses Perlakuan Panas.

1.2.11 Mengetahui Gangguan yang ada di Proses Perlakuan Panas.

1.2.12 Mengetahui cara mencegah gangguan pada Proses Perlakuan Panas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HEAT TREATMENT


Proses heat treatment merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama baja, melalui
pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan pengaturan laju pendinginan. Perlakuan
panas melibatkan penggunaan pemanasan atau pendinginan, biasanya pada suhu ekstrim, untuk
mencapai hasil yang diinginkan seperti pengerasan atau pelunakan material. Teknik perlakuan
panas meliputi anil , pengerasan casing , penguatan presipitasi ,temper , carburizing , normalizing
dan quenching . Meskipun istilah perlakuan panas hanya berlaku untuk proses di mana pemanasan
dan pendinginan dilakukan untuk tujuan khusus mengubah properti secara sengaja, pemanasan dan
pendinginan sering terjadi secara tidak sengaja selama proses manufaktur lain seperti pembentukan
panas atau pengelasan..Heat treatment merupakan mekanisme penguatan logam dimana logam
yang akan kita ubahsifatnya sudah berada dalam kondisi solid. Dalam heat treatment kita
memanaskan specimensampai dengan temperature austenisasinya. Temperatur austenisasi yang
diberikan tergantung pada kadar karbon baja yang diproses. Setelah temperature austenisasinya
tecapai, bendakerja dibiarkan pada temperature tersebut dalam jangka waktu tertentu agar
temperature homogeny di seluruh benda kerja. Proses ini disebut dengan homogenisasi. Setelah
itu,dengan mengatur laju pendinginan akan didapat kekerasan yang diinginkan.

Ada dua mekanisme yang dapat mengubah sifat paduan selama perlakuan panas:
pembentukan martensit menyebabkan kristal berubah bentuk secara intrinsik, dan mekanisme
difusi menyebabkan perubahan homogenitas paduan . [2]
Struktur kristal terdiri dari atom-atom yang dikelompokkan dalam susunan yang sangat spesifik
yang disebut kisi. Di sebagian besar elemen, urutan ini akan mengatur ulang dirinya sendiri,
bergantung pada kondisi seperti suhu dan tekanan. Penataan ulang ini disebut alotropi atau
polimorfisme, dapat terjadi beberapa kali, pada berbagai suhu untuk logam tertentu. Dalam
paduan, penataan ulang ini dapat menyebabkan unsur yang biasanya tidak akan larut ke dalam

3
logam dasar tiba-tiba menjadi larut , sementara pembalikan alotropi akan membuat unsur-unsur
tersebut sebagian atau seluruhnya tidak dapat larut. [3]
Ketika dalam keadaan larut, proses difusi menyebabkan atom dari unsur terlarut menyebar,
mencoba membentuk distribusi homogen di dalam kristal logam dasar. Jika paduan didinginkan
ke keadaan tidak larut, atom dari konstituen terlarut (zat terlarut) dapat bermigrasi keluar dari
larutan. Jenis difusi ini, yang disebut presipitasi , mengarah ke nukleasi , di mana atom yang
bermigrasi berkelompok di batas butir. Ini membentuk mikrostruktur yang umumnya terdiri dari
dua atau lebih fase berbeda . [4] Misalnya baja yang telah dipanaskan diatas
proses austenisasisuhu (merah ke oranye-panas, atau sekitar 1.500 ° F (820 ° C) hingga 1.600 ° F
(870 ° C) tergantung pada kandungan karbon), dan kemudian didinginkan perlahan, membentuk
struktur laminasi yang terdiri dari lapisan ferit dan sementit yang bergantian ,
menjadi perlit lembut . [5] Setelah baja dipanaskan hingga fase austenit dan kemudian
didinginkan dalam air, struktur mikro akan berada dalam fase martensitik. Hal ini dikarenakan
baja akan berubah dari fasa austenit ke fasa martensit setelah quenching. Beberapa perlit atau
ferit mungkin ada jika quench tidak dengan cepat mendinginkan semua baja. [4]
Tidak seperti paduan berbasis besi, sebagian besar paduan yang dapat diolah dengan panas tidak
mengalami transformasi ferit. Dalam paduan ini, nukleasi pada batas butir sering kali
memperkuat struktur matriks kristal. Logam ini mengeras karena presipitasi. Biasanya prosesnya
lambat, bergantung pada suhu, ini sering disebut sebagai "pengerasan usia". [6]
Banyak logam dan non-logam menunjukkan transformasi martensit ketika didinginkan dengan
cepat (dengan media eksternal seperti minyak, polimer, air, dll.). Ketika logam didinginkan
dengan sangat cepat, atom-atom yang tidak dapat larut mungkin tidak dapat keluar dari larutan
pada waktunya. Ini disebut " transformasi tanpa difusi ". Ketika matriks kristal berubah ke
pengaturan suhu rendah, atom zat terlarut terperangkap di dalam kisi. Atom yang terperangkap
mencegah matriks kristal berubah total menjadi alotrop bersuhu rendah, menciptakan tegangan
geser di dalam kisi. Ketika beberapa paduan didinginkan dengan cepat, seperti baja, transformasi
martensit akan mengeraskan logam, sedangkan pada paduan lainnya, seperti aluminium, paduan
menjadi lebih lembut.

4
2.2 TUJUAN HEAT TREATMENT

Tujuan dilakukan Proses perlakuan panas pada bahan material terutama logam adalah untuk
mengurangi perubahan bentuk pada saat dikerjakan atau setelah dikerjakan atau hasil suatu
konstruksi, mengubah sifat-sifat bahan dan menghilangkan tegangan-tegangan sisa. Sebelum
benda dikerjakan dilakukan perlakuan panas maka disebut perlakuan panas awal sedangkan
setelah benda dikerjakan disebut perlakuan panas akhir. Dan setiap perlakuan panas , laju
pemanasan dan pendinginan sangat penting. Bahan yang keras sulit untuk dibentuk dengan
pemotongan, pembentukan dll. Oleh karenanya supaya bahan mudah dibentuk dengan
pemotongan , pembentukan dan lain lain maka diperlukan proses perlakuan panas untuk
melunakkannya. Sehingga bahan tersebut memiliki sifat mampu mesin.

❖ Tujuan utama perlakuan panas adalah:


• Mengurangi tegangan internal diinduksi selama kerja panas atau dingin.
• Merubah atau memurnikan ukuran butir.
• Meningkatkan ketahanan terhadap panas dan korosi.
• Meningkatkan sifat mekanik seperti keuletan, kekuatan, kekerasan, ketangguhan,dll.
• Membantu untuk meningkatkan sifat mampu mesin.
• Meningkatkan ketahanan aus.
• Menghilangkan gas.
• Meningkatkan sifat listrik dan magnetik.
• Merubah komposisi kimia.
• Membantu untuk meningkatkan ketahanan kejut.
• Meningkatkan mampu las.

5
2.3 JENIS-JENIS PROSES PERLAKUAN PANAS

Gambar temperatur panas untuk jenis-jenis proses perlakuan panas.

Jenis-jenis Proses Perlakuan Panas antara lain:

a. Normalizing

Normalizing merupakan proses perlakuan panas dimana proses pemanasan mencapai


temperatur austenisasi (temperatur eutectoid), dan kemuadian didinginkan perlahan pada
udara (still air atau slightly agitated air). Pada umumnya, proses normalizing dilakukan
pada temperatur 55oC diatas upper critical line pada diagram fasa Fe – Fe3C, seperti pada
gambar 2.17 dibawah. Untuk baja hypoeutectoid temperatur pemanasan dilakukan diatas
garis Ac3 sedangkan untuk baja Hypereutectoid temperatur pemanasan dilakukan diatas
garis Acm. Proses pemanasan harus menghasilkan fasa austenit dengan stuktur kristal

6
FCC secara homogen, dan dilanjutkan dengan proses pendinginan yang benar. Adapun
contoh gambar prosedur proses normalizing yaitu :

Tujuan Normalizing:
• Untuk melunakkan logam.
• Memperbaiki struktur butir.
• Meningkatkan sifat mampu mesin setelah penempaan (forging) dan rolling.
• Meningkatkan ukuran butir.
• Memperbaiki struktur las.
• Menyiapkan baja untuk pengobatan sub panas.
• Untuk meningkatkan mampu mesin (machinability), grain-
structure refinement, homogenisasi.
• Untuk mengatur atau memodifikasi residual stress yang ada pada baja.

b. Annealing

7
Gambar Proses Annealing.
Annealing adalah proses pelunakan dimana besi paduan dipanasi diatas kisaran
temperatur transisi kemudian ditahan disana pada waktu yang tepat dan kemudian
didinginkan secara lambat (pada laju 30oC sampai 150oC per jam) dibawah kisaran
transisi dalam dapur apinya. Pemanasan dilakukan 20oC diatas titik temperatur kritis
atas pada baja hypo-eutektoid dan pada derajad yang sama diatas titik temperatur kritis
bawah pada baja tipe eutectoid. Struktur baja pada pendinginan lambat berubah
menjadi ferrite dan perlit untuk baja hyper-eutektoid. Waktu penahanan dalam dapur api
adalah setengah sampai satu jam. Sebagaimana logam ferro yang dipanasi diatas
kisaran transformasi, struktur austenite akan dicapai pada temperatur ini. Untuk
Annealing terdapat dua tipe yaitu Annealing Proses dan Annealing Full.

Gambar Tekanan suhu dan waktu Proses Annealing

Gambar Stuktur Baja saat Pendinginan Lambat.

❖ Dan Tujuan dari Annealing adalah sebagai berikut:


• Pelunakan baja.
• Menghilangkan tegangan internal.

8
• Mengurangi atau menghilangkan struktur dalam homogenitas.
• Memperbaiki ukuran butir.
• Meningkatkan atau memperbaiki keuletan dan ketangguhan.

c. Hardening

Hardening adalah proses perlakuan panas yang menyebabkan kekerasan dimana baja
dipanasi pada temperatur diatas titik kritis dan ditahan pada temperatur tersebut selama
waktu tertentu dan kemudian di quenching secara cepat di dalam air, minyak atau air
garam. Hardening terkadang juga disebut sebagai quenching cepat. Baja dipanasi pada
temperatur 20 sampai 30 oC diatas titik kritis atas untuk baja hypo eutectoid dan 20 sampai
30 oC diatas titik kritis bawah untuk baja hyper eutectoid dan ditahan pada temperatur ini
dan kemudian di quench dalam air atau minyak atau garam pelarut . Hardening dilakukan
untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi, kekuatan dan fatigue limit/ strength yang
lebih baik. Kekerasan yang dapat dicapai tergantung pada kadar karbon dalam baja dan
kekerasan yang terjadi. Untuk mendapatkan struktur baja yang halus, keuletan, kekerasan
yang diinginkan, dapat diperoleh melalui proses ini. Pada proses hardening ada beberapa
faktor yang mempengaruhi, antara lain :

• kadar karbon dalam baja


• temperature pemanasan (temperatur austenitising)
• holding time atau waktu penahanan
• laju pendinginan yang dilakukan (cooling rate)
• ketebalan benda kerja
• kondisi permukaan (Surface condition)

9
❖ Langkah-langkah proses hardening adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pemanasan (heating) untuk baja karbon tinggi 200-300 diatas Ac-1 pada
diagram Fe-Fe3C, misalnya pemanasan sampai suhu 8500, tujuanya adalah untuk
mendapatkan struktur Austenite, yang salah sifat Austenite adalah tidak stabil pada suhu
di bawah Ac-1,sehingga dapat ditentukan struktur yang diinginkan. Dibawah ini diagram
Fe-Fe3C dibawah ini :

Gambar : diagram keseimbangan Fe-Fe3C

2. Penahanan suhu (holding), Holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan


maksimum dari suatu bahan pada proses hardening dengan menahan pada temperatur
pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang homogen sehingga struktur austenitnya
homogen atau terjadi kelarutan karbida ke dalam austenit dan diffusi karbon dan unsur
paduannya.

3. Pendinginan. Untuk proses Hardening kita melakukan pendinginan secara cepat dengan
menggunakan media air. Tujuanya adalah untuk mendapatkan struktur martensite,
semakin banyak unsur karbon,maka struktur martensite yang terbentuk juga akan
semakin banyak. Karena martensite terbentuk dari fase Austenite yang didinginkan
secara cepat. Hal ini disebabkan karena atom karbon tidak sempat berdifusi keluar dan
terjebak dalam struktur kristal dan membentuk struktur tetragonal yang ruang kosong
antar atomnya kecil,sehingga kekerasanya meningkat.

10
d. Tempering

Tempering adalah proses perlakuan panas dimana sebelumnya sudah dilakukan


proses hardening atau normalizing pada baja. Baja di panaskan pada temperatur dibawaah
temperatur eutectoid (temperatur kritis) dan dilakukan pendinginan. Adapun hal – hal
yang perlu diperhatikan pada proses tempering adalah temperatur tempering,
waktu tempering, laju pendinginan, dan komposisi baja yang akan ditempering.

Tujuan dari dilakukannya proses tempering adalah untuk meningkatkan


keuletan, toughness, dan ukuran butir dari matriks. Secara umum baja
dilakukan tempering (pemanasan kembali) setelah dilakukan proses hardening, supaya
mendapatkan sifat mekanik yang diinginkan, selain itu juga untuk mengurangi tegangan
hasil proses quenching, pengelasan, dan pemesinan.

Pada tempering, logam setelah di hardening, dipanasi pada temperatur di bawah temperatur kritis
bawah dan kemudian didinginkan pada laju yang diinginkan. Pemanasan kembali baja yang di
hardening dilakukan diatas temperatur kritis ketika struktur secara murni adalah austenite dan
kemudian di quench didalam garam pelarut yang mempunyai temperatur pada kisaran 150- 500oC.
Hal ini dilakukan untuk menghindari transformasi atau perubahan struktur mikro ke ferit dan perlit

11
dan ditahan pada temperatur quenching selama waktu yang cukup untuk memberika formasi yang
sempurna ke struktur intermediate seperti bainit kemudian didinginkan pada temperatur kamar.
Temperatur seharusnya tidak ditahan kurang dari 4 sampai 5 menit untuk tiap millimeter bagian.
Setelah struktur tempering diubah menjadi struktur sekunder seperti martensit, troosit, sorbit dan
spherodit. Bergantung pada temperatur pemanasan ulang, proses tempering pada umumnya
diklasifikasikan pada tiga kategor iutama.

Jika temper dilakukan di atas 300 °C, tegangan sisa dihilangkan sepenuhnya. Pada umumnya tiga
rentang suhu temper sebagai berikut:

1. Temperatur temper rendah: 200 °C, struktur mikro mempertahankan martensit


keras — umumnya, benda yang dikeraskan pada bagian inti diperkeras pada
kisaran temperatur ini.
2. Temperatur penempaan sedang: 175–275 ° C, mikrostruktur troostit diperoleh
memiliki Modulus young tinggi — pegas gelung dan daun dengan batas elastis
tinggi diperketat pada kisaran ini.
3. Temperatur temper tinggi: 275–375 ° C — mikrostruktur sorbitik diperoleh dan
tegangan internal sepenuhnya terlepas.
4. Temperatur lebih dari 400 ° C — martensit diubah menjadi spheroid sementit di
700 ° C, spheroidizing terjadi.

e. Case Hardening

Case hardeniong merupakan kombinasi dari proses kimia dan proses perlakuan panas. Prosesnya
dengan memanaskan benda kerja pada temperature tertentu dalam suatu medium kimia yang

12
aktif. Case Hardening adalah Suatu Proses Kimia Yang dilakukan Pada saat temperatur (Suhu)
tertentu. Biasanya Case Hardening dilakukan terhadap Benda-benda Yang terbuat dari Logam.
Tujuan dari Case Hardening adalah Agar permukaan logam tersebut bersifat Keras, dan tetap
membiarkan bagian bawah Logam tetap Lunak. Hal ini dikarenakan, Pengeringannya terlalu
Cepat.
❖ Proses Case hardening terdiri dari:

1. Nitriding
Nitriding adalah proses pengerasan permukaan dengan jalan mendifusikan unsur
nitrogen ke permukaan larutan pada logam/baja dan besi cor feritik, yaitu dengan cara
memanaskan dan menahan logam/baja dan besi cor tersebut pada temperatur dibawah
temperatur kritis bawah (antara 500-590oC) selama periode waktu tertentu dalam kontak
dengan gas atau cairan yang mengandung unsur nitrogen. Seluruh baja dan besi cor yang
dapat dikeras haruslah dikeraskan dan di”temper” dahulu sebelum dilakukan proses
nitriding, dimana temperatur tempering harus cukup tinggi untuk menjaga kestabilan
struktur pada proses nitriding (minimal 10oC diatas temperatur nitriding).
❖ Proses nitriding dilakukan dengan tujuan:
- mendapatkan kekerasan permukaan yang tinggi
- meningkatkan ketahanan pakai dan sifat “antigalling”
- meningkatkan ketahanan terhadap umur kelelahan
- meningkatkan ketahanan terhadap korosi
- meningkatkan ketahanan kekerasan permukaan terhadap kenaikkan tem
peratur sampai temperatur nitriding.

❖ Keuntungan lain yang diperoleh dengan proses nitriding ialah: distorsi dan deformasi
minimum, karena temperatur pemanasan rendah. Di industri penggunaan proses nitriding
terutama dilakukan terhadap:
➢ Komponen komponen mesin untuk kendaraan bermotor, antara lain:
- steering gears
- cylinder heads
- crankshafts
- rocker arm
- oil pump gears
- water pump gears

➢ komponen-komponen mesin perkakas:


- perkakas termasuk dies, antara lain:
- cutting tools (high speed steel)
- rolling tools
- drawing tools
- dies casting moulds
- forging dies, dan lain-lain.

13
Di industri dikenal dua jenis proses nitriding, yaitu: liquid nitriding dan gas
nitriding. Pada umumnya kedua jenis proses ini adalah sama dan lama proses dibutuhkan
juga sama, tetapi proses gas nitriding biasanya lebih disukai bila diinginkan kedalam
penetrasi nitrogen yang lebih besar.

Pada proses liquid nitrididng media yang digunakan adalah campuran garam-
garam, yaitu: NaCN, Na2CO3, KCl dan beberapa bahan pengaktif lainnya. Pada proses
nitriding media yang digunakan adalah: gas amonia.
Berdasarkan diagram fasa biner Fe-N (gambar 2.6)8) dapat diperkirakan bahwa beberapa
lapisan dapat terbentuk pada temperatur 500-6000C, yaitu berturut-turut pada bagian
dalam (dekat substrat) kebagian terluar: α-Fe, γ-Fe4N dan ε-Fe2N.

2. Carbonnitriding

Carbonitriding adalah teknik modifikasi permukaan metalurgi yang digunakan


untuk meningkatkan kekerasan permukaan suatu logam, sehingga mengurangi keausan .
Selama proses tersebut, atom karbon dan nitrogen berdifusi secara interstisial ke
dalam logam, menciptakan penghalang untuk tergelincir , meningkatkan kekerasan
dan modulus di dekat permukaan. Carbonitriding sering diterapkan pada baja karbon rendah
yang murah dan mudah dikerjakan untuk memberikan sifat permukaan yang lebih mahal dan
kualitas baja yang sulit untuk dikerjakan. Kekerasan permukaan bagian yang diberi karbon
berkisar antara 55 hingga 62 HRC.
Proses pengerasan kasus pra-industri tertentu tidak hanya mencakup bahan kaya
karbon seperti arang, tetapi bahan kaya nitrogen seperti urea , yang menyiratkan bahwa
teknik pengerasan permukaan tradisional adalah salah satu bentuk karbonitriding.

❖ Proses Carbonnitriding
Carbonitriding mirip dengan karburisasi gas dengan penambahan amonia ke atmosfer
karburasi, yang menyediakan sumber nitrogen. Nitrogen diserap di permukaan dan berdifusi
ke dalam benda kerja bersama dengan karbon. Carbonitriding (sekitar 850 ° C / 1550 ° F)
dilakukan pada suhu yang jauh lebih tinggi daripada nitridasi biasa (sekitar 530 ° C / 990 ° F)
tetapi sedikit lebih rendah daripada yang digunakan untuk karburasi (sekitar 950 ° C / 1700 °
F) dan untuk waktu yang lebih singkat. Carbonitriding cenderung lebih ekonomis daripada
carburizing, dan juga mengurangi distorsi selama quenching . Suhu yang lebih rendah
memungkinkan pendinginan oli, atau bahkan pendinginan gas dengan atmosfer pelindung.

14
❖ Karakteristik bagian karbonitrided
Carbonitriding membentuk casing yang keras dan tahan aus, biasanya memiliki
ketebalan 0,07 mm hingga 0,5 mm, dan umumnya memiliki kekerasan yang lebih tinggi
daripada casing karburasi. Kedalaman kasus disesuaikan dengan aplikasi; casing yang
lebih tebal meningkatkan masa pakai komponen. Carbonitriding hanya mengubah lapisan
atas benda kerja; dan tidak menyimpan lapisan tambahan, sehingga prosesnya tidak
mengubah dimensi komponen secara signifikan.

Kedalaman casing maksimum biasanya dibatasi hingga 0,75 mm; kasus


kedalaman yang lebih besar dari ini membutuhkan waktu terlalu lama untuk menyebar
agar ekonomis. Waktu pemrosesan yang lebih singkat lebih disukai untuk membatasi
konsentrasi nitrogen dalam kasus ini, karena penambahan nitrogen lebih sulit
dikendalikan daripada karbon. Nitrogen yang berlebih pada benda kerja dapat
menyebabkan austenit dan porositas tertahan tingkat tinggi , yang tidak diinginkan dalam
menghasilkan bagian dengan kekerasan tinggi.
❖ Keuntungan
Carbonitriding juga memiliki keunggulan lain dibandingkan carburizing. Untuk
memulai, ia memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap pelunakan selama temper dan
peningkatan kelelahan serta kekuatan benturan. Karbonitriding dan karburasi dapat
digunakan bersama-sama untuk membentuk kondisi optimal pada kedalaman casing yang
lebih dalam dan oleh karena itu kinerja komponen dalam industri. Metode ini diterapkan
terutama pada baja dengan kemampuan pengerasan kotak rendah, seperti dudukan katup.
Proses yang diterapkan pada awalnya adalah karburasi hingga kedalaman wadah yang
diperlukan (hingga 2,5 mm) pada sekitar 900-955 ° C, dan kemudian karbonitriding
untuk mencapai kedalaman wadah karbonit yang diperlukan. Bagian-bagian tersebut
kemudian dipadamkan dengan oli, dan bagian yang dihasilkan memiliki lapisan yang
lebih sulit daripada yang mungkin dicapai untuk karburisasi, dan penambahan lapisan
yang dilapisi karbon meningkatkantegangan tekan sisa dalam kasus sedemikian rupa

15
sehingga ketahanan lelah kontak dan gradien kekuatan keduanya meningkat. Studi
menunjukkan bahwa carbonitriding meningkatkan ketahanan korosi.
❖ Aplikasi
Aplikasi umum untuk pengerasan casing adalah gigi roda gigi , bubungan, poros,
bantalan , pengencang , pin , batang piston hidraulik , pelat kopling otomotif, perkakas ,
alat cetakan , dan alat olah tanah.

3. Carburizing

Proses Carbirizing, pada dasarnya adalah proses pemasukan Carbon ke dalam permukaan
Baja. Tujuan dari proses ini adalah meningkatkan kekerasan dari Material, namun
material tersebut masih memiliki ketangguhan yang baik. Karena kekerasan yang didapat
sangat tinggi di permukaan namun berkurang di dalam. Bisa dikatakan Garing di luar
namun lembut di dalam..

Tujuan utama dari Carburizing ialah untuk memberikan nilai kekerasan dan kekuatan
yang cukup tinggi pada permukaan komponen agar komponen tersebut dapat mengurangi
kerusakan keausan akibat gesekan yang terjadi dangan komponen lainnya.
❖ Keuntungan dari Proses Carburizing adalah:

- Mudah mengontrol kedalaman (Depth Control) dengan mengatur lamanya


waktu tunggu/holding time
- Baik untuk bentuk kompleks
- Biaya rendah terutama untuk produksi massal
- Bahan baku Low carbon steel -penghematan
- Struktur lebih tangguh daripada baja medium atau high carbon steel
Benda yang paling sering dilakukan proses carburizing adalah gear. Karena gear
penggunaannya memerlukan sifat keras di permukaan untuk menahan gesekan, sementara
bagian tengahnya harus cukup tangguh menerima beban tekan.

16
Pengaturan kadar karbon harus diperhatikan, agar karbon dapat berdifusi dari
atmosfer ke permukaan baja. Sesuai dengan hukum alam, karbon akan masuk ke dalam
material karena kadar karbon di permukaan lebih rendah dibanding dengan di atmosfer.
Proses difusi ini terjadi pada temperatur austenisasi (830 – 870 derajat Celsius).

➢ Urutan proses dari carburizing adalah sebagai berikut:

1. Pencucian Benda Kerja


2. Proses Carburizing, dengan waktu tertentu dan diperhatikan kadar karbon dalam
furnace (biasa lebih dari 1%)
3. Proses Quenching benda kerja ke oli quenching temperatur 90 – 200 derajat Celsius
4. Pencucian benda kerja
5. Proses tempering
6. Selesai

Hal lain yang harus diperhatikan saat proses Carburizing adalah Kadar Karbon dalam Furnace,
jika kadar karbon di atmosfer furnace lebih rendah dibanding di dalam materal, dampaknya akan
terjadi De-Carburizing (karbon dalam baja akan keluar ke atmosfer, sehingga kekerasannya akan
menurun).

17
2.4 PERLENGKAPAN UNTUK PROSES PERLAKUAN PANAS

a.) Dapur Pemanas

Dapur pemanas digunakan untuk pemanasan, baik untuk preheating ataupun


untuk final heating pada proses perlakuan panas.Ada bermacam-macam dapur pemanas,

b.) Media untuk Quenching

❖ Media untuk Quenching ada bermacam-macam:


•Air
•Oil
•Udara
•Salt Bath
•Polimer dan lain-lain.
c.) Dapur Tempering

18
Dapur tempering digunakan untuk pemanasan ulang yang bertujuan:
- Mengurangi stress yang timbul selama quenching.
- Menambah sifat yang terpenting, yaitu keuletan.
- Pada Hot Work Steel dan High Speed Steel, kadang-kadang
untukmenaikkan kekerasan

2.5 GANGGUAN YANG TERJADI PADA PROSES PERLAKUAN PANAS (Heat


Treatment)

f. Machining Stresses

Machining stresses selalu timbul pada benda kerja yang dibubut,dibor, digerinda,
disekrap ataupun diffais. Bahkan hal ini jugaberlaku pada benda kerja yang mengalami
operasi-operasi coldworking seperti misalnya shearing, bending dan drawing.Kalau ada
tegangan-tegangan yang cukup besar yang telahterjadi dalam benda kerja, tegangan-
tegangan tadi dapat dihilangkandengan jalan memuaskannya. Karena adanya pemanasan ini
makaterjadi perubahan-perubahan bentuk pada benda kerja.Pemanasan yang dimaksud dapat
berupa operasi hardening,apabila baja dipanaskan maka ultimate stress dan yield point-
nyamenjadi rendah sehingga dengan mudah dapat terjadi deformasikarena adanya stress yang
relatif rendah saja. Kalau setelah dimesin, benda kerja dipanaskan sampai suhu annealing
yangdisarankan untuk bahan tersebut maka tegangan-tegangan yangtelah timbul akan dapat
dihilangkan melalui perubahan bentuk daribenda kerjanya. (Deformasi) Stress relief
annealing adalah salah satuproses pengolahan panas dimana machining stresses
dihilangkanpada suhu 500o - 700oC. Proses ini biasanya dilakukan setelah roughmachining
suatu benda kerja dan dilanjutkan dengan fine machining sebelum hardening. Juga setelah
benda kerja dilas, sebaiknyadilakukan stress relief annealing dahulu sebelum dikerjakan
lebihlanjut (fine machining/finishing).

g. Thermal Stresses

Tegangan termis ini dapat timbul bila benda kerja dipanaskansecara tidak merata dan
terlalu cepat, demikian pula terjadi bilasuatu benda kerja didinginkan ataupun dikejutkan

19
(quenching).Perhatikan beberapa illustrasi di bawah ini yang diambilkan dariASM, dimana
suatu benda kerja dipanaskan sampai merata padasuhu 870oC kemudian dikejutkan dalam
air. Perbedaan suhu antaracore dengan kulit diamati setelah satu detik, lima detik dan
duapuluh lima detik kemudian pendinginan atau pengejutan dilaksanakan. Perbedaan suhu
antaracore dan kulit akan jauh lebih kecil bila benda kerja dikejutkandalam udara (air
hardened) daripada kalau dalam minyak (oilhardened). Memang ada banyak quenching
medium yang dapatdipergunakan, yaitu air, minyak, cairan garam, hembusan udaraatau
sirkulasi udara ataupun udara yang tidak bergerak, (stationary).Penggunaan quenching
medium ini sangat tergantung padakemampuan dikeraskan (hardenability) serta grade dari
pada bajayang bersangkutan. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwasemakin perlahan-
lahan pendinginannya akan semakin kecil puladeformasi yang diakibatkan oleh adanya
thermal stresses.

h. Transformasi Stresses

Transformasi stresses ini akan timbul bila struktur, du jugavolume dari baja menjadi
lain/berubah pada waktu pemanasanmaupun pendinginan sehubungan dengan hardening dan
temper-ing. Jadi merupakan hasil dari bertambah besarnya volume karenaperalihan dari
austenite, terutama martensite yang terbesarvolumenya. Hal ini dapat menimbulkan
tegangan-tegangan yangbesar. Perhatikan juga Gambar 1b di depan. Pada waktu
bajadipanaskan transformasi ke austenite terjadi bila sudah dicapaitemperatur sekitar 850oC
(austenization).Kemudian pada waktu quenching terjadilah peralihan dariaustenite ke
martensite (hardening) yaitu bila temperatur telahturun di bawah kira-kira 300oC. setelah
hardening, panjang bendakerja sedikit berkurang. Hal ini disebabkan karena tidak
seluruhaustenite telah beralih ke martensite, sisa austenite yang tinggaldisebut retained
austenite, (kira-kira 5%). Selanjutnya pada temper-ing, panjang benda kerja akan berubah
lagi sesuai dengan peralihanstruktur lebih lanjut.

2.6 MENCEGAH GANGGUAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT


TREATMENT)
Untuk mengurangi adanya gangguan-gangguan yang timbulkarena hardening maka seyogyanya
diperhatikan beberapa halberikut ini.

a. Design

Banyak kegagalan yang cukup serius pada benda kerjayang dikeraskan disebabkan
karena tegangan-tegangan dalam.Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinyacracking dan gangguan-gangguan lain selama heattreatment, yangterpenting adalah
memikirkannya sejak suatu perkakas/benda kerja direncanakan dan Pendek kata cobalah
untuk membuat design suatu benda kerjayang sederhana bentuknya, seragam dan simetris.
Disamping ituharap diingat bahwa sudut-sudut yang tajam harus selalu dihindari.Di samping

20
hal di atas, untuk menanggulangi/memberi kompensasiperubahan bentuk/ukuran akibat
perlakuan panas perlu ditambahkanmachining allowance.

b. Cara Pencelupan Pendinginan(Quenching)

- Untuk Pencelupan benda Lurus panjang harus Tegak dan diputar


- Untuk Pencelupan Benda silinder dengan lubang juga harus Tegak
- Dan untuk Cincin,Pelat berlubang, Stempel dengan kerongan dan Matrys Besar dengan
Kerongan dalam dicelupkan dengan posisi tegak.

c. Machinging stresses harus dihilangkan dengan jalan stress relief


annealing.
d. Dalam hardening benda kerja hendaknya dipanaskan secara perlahan-
lahan.
e. Grade dari pada bajanya harus benar/sesuai.
f. Dalam hardening benda kerja hendaknya didinginkan/dikejutkan
secara perlahan-lahan.
g. Tempering harus dilaksanakan pada temperatur yang sesuai.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
❖ Seiring dengan berkembangnya zaman yang begitu pesat dan
perkembangan manusia yang bertambah maju maka dengan itu bidang
teknoli pun ikut berkembang sangat pesat dengan harapan segala
kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik. Jika diperhatikan,
ssegala kebutuhan manusia tidak lepas dari unsur logam. Oleh karena itu
banyak manusia yang membuka usaha-usaha dan dunia industri yang
bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat yaitu dengan merubah sifat
mekanis dan sifat fisiknya dari bahan logam yang sebagai bahan utama
operasional atau sebagai bahan baku produksinya. Adapun sifat mekanis
dari logam antara lain kekerasan, kekuatan, keuletan, kelelahan, dll.
Sedangkan dari sifat fisiknya yaitu dimensi, konduktivitas listrik, struktur
mikro, densitas, dll .

❖ Proses heat treatment merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama


baja, melalui pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan
pengaturan laju pendinginan. Perlakuan panas melibatkan penggunaan
pemanasan atau pendinginan, biasanya pada suhu ekstrim, untuk mencapai
hasil yang diinginkan seperti pengerasan atau pelunakan material. Teknik
perlakuan panas meliputi anil , pengerasan casing , penguatan presipitasi
,temper , carburizing , normalizing dan quenching .

❖ Tujuan dilakukan Proses perlakuan panas pada bahan material terutama


logam adalah untuk mengurangi perubahan bentuk pada saat dikerjakan
atau setelah dikerjakan atau hasil suatu konstruksi, mengubah sifat-sifat
bahan dan menghilangkan tegangan-tegangan sisa..

❖ Jenis-jenis Proses Perlakuan Panas antara lain:


- Normalizing
- Annealing
- Hardening
- Tempering
- Case Hardening :
o Carbonitriding
o Carburizing
o Nitriding

21
❖ Perlengkapan Alat untuk Proses Perlakuan Panas
- Dapur Pemanas
- Wadah Quenching
- Dapur Tempering
❖ Gangguan yang terjadi saat Proses Perlakuan Panas:
- Machining Stresses
- Thermal Stresses
- Transformasi Stresses
❖ Cara Mencegah Gangguan di Proses Perlakuan Panas:
- Design
- Cara Pencelupan Benda harus benar
- Machinging stresses harus dihilangkan dengan jalan stress relief
annealing.
- Dalam hardening benda kerja hendaknya dipanaskan secara
perlahan-lahan.
- Grade dari pada bajanya harus benar/sesuai.
- Dalam hardening benda kerja hendaknya didinginkan/dikejutkan
secara perlahan-lahan.
- Tempering harus dilaksanakan pada temperatur yang sesuai.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.unpam.ac.id/6313/3/BAB%20II.pdf
https://id.scribd.com/doc/61131822/Laporan-Heat-Treatment-Waelah-100
http://tipsmechanicalengineering18.blogspot.com/2015/12/makalah-heat-
treatment-teknologi-bahan.html
https://www.tokopedia.com/blog/contoh-kata-pengantar-edu/
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/827/4/118130003_file4.pdf
https://www.slideshare.net/SetoSantoso/makalah-perlakuan-panas
https://id.scribd.com/document/218026224/PENGUJIAN-LOGAM
https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/perlakuan-panas-logam/
https://id.wikipedia.org/wiki/Perlakuan_panas#Tujuan_dan_Jenis_Perlakuan_Pana
s
https://blog.ub.ac.id/okkyardiansyah/2012/03/20/heat-treatment/
https://en.wikipedia.org/wiki/Heat_treating#:~:text=Heat%20treatment%20involve
s%20the%20use,%2C%20carburizing%2C%20normalizing%20and%20quenching
.
https://www.researchgate.net/publication/318561462_Perlakuan_Bahan
https://taufiqurrokhman.wordpress.com/2014/02/13/heat-
treatment/#:~:text=Tujuan%20dari%20Heat%20Treatment&text=Mengurangi%20
tegangan%20internal%20diinduksi%20selama,ketangguhan%2Cdan%20lain%2Dl
ain.
http://memedcupu.blogspot.com/2011/08/case-hardening.html
http://widimaterial.blogspot.com/2015/03/proses-tempering.html
http://hima-tl.ppns.ac.id/proses-hardening-pada-baja-carbon-tinggi/
https://arifh80.wordpress.com/2014/09/02/proses-carburizing/
http://wira-atmawijaya.blogspot.com/2010/03/proses-pengerasan-permukaan-
surface.html

27

Anda mungkin juga menyukai