Anda di halaman 1dari 8

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin X memahami

persyaratan perlakuan panas logam


RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin X memahami persyaratan perlakuan panas logam
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Satuan Pendidikan                  : SMK


Nama Sekolah                         : SMK ONDAK JAYA
Mata Pelajaran                        : DASAR PERANCANGAN TEKNIK MESIN
Kelas/Semester                        : X TP 1 / GASAL
Materi Pokok/Tema/Topik      : Memahami persyaratan perlakuan panas logam
Alokasi Waktu                        : 4 Jam Pelajaran
Jumlah Pertemuan                   : 4
Pertemuan Ke                         : 2 dan 3 (4x45menit)

Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan  dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar
KD 1. Menyadari sempurnanya ciptaan Tuhan tentang alam dan fenomenanya dalam
mengaplikasikan perlakuan panas logam pada kehidupan sehari-hari.
KD 2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam mengaplikasikan
perlakuan panas logam kehidupan sehari-hari.
KD 3. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan
tanggungjawab dalam mengaplikasikan perlakuan panas logam pada kehidupan sehari-hari.
KD 4. Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam menyelesaikan
masalah perbedaan konsep berpikir dalam mengaplikasikan perlakuan panas logam kehidupan
sehari-hari.
KD 5. Menunjukan sikap responsive, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam mengaplikasikan
perlakuan panas logam.
KD 6. Mengidentifikasi perlakuan panas logam.
KD 7. Mengklasifikasai proses perlakuan panas logam.
Indikator
1.      Siswa dapat menjelaskan jenis dan fungsi perlakuan panas logam.
2.      Siswa dapat menjelaskan perlakuan panas logam.
3.      Siswa dapat menjelaskan klasifikasi proses perlakuan panas logam.

Tujuan Pembelajaran
1.      Siswa memahami jenis dan fungsi perlakuan panas logam.
2.      Siswa memahami pembagian perlakuan panas logam.
3.      Siswa mengatahui klasifikasi perlakuan panas logam.
Materi Ajar/Pembelajaran
A.    perlakuan panas logam
 Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah struktur logam
dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada temperature rekristalisasi
selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air garam,
oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda.
Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur mikrologam
disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai sifat mekanis yang
berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya pemanasan atau pendinginan degnan
kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan perubahan strukturnya.
Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan atau pendinginan dari suatu logam
atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan hal ini
maka kecepatan pendinginan dan batas temperature sangat menetukan.
 
Quenching
Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam sehingga mencapai
batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka austenit perlu waktu
pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media pendingin,
tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja.
Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi ferit atau perlit
karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan
pergerakan difusi dan bentuk sementit oleh karena itu terjadi fase mertensit, ini berupa fase yang sangat
keras dan bergantung pada keadaan karbon.
Martensit adalah fasa metastabil terbentuk dengan laju pendinginan cepat, semua unsur paduan masih
larut dalam keadaan padat. Pemanasan harus dilakukan secara bertahap (preheating) dan perlahan-
lahan untuk memperkecil deformasi ataupun resiko retak. Setelah temperatur pengerasan (austenitizing)
tercapai, ditahan dalam selang waktu tertentu (holding time) kemudian didinginkan cepat.
Pada dasarnya baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan. Melalui
temper, kekerasan, dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan. Kekerasan turun,
kekuatan tarik akan turun, sedang keuletan dan ketangguhan akan meningkat. Pada saat tempering
proses difusi dapat terjadi yaitu karbon dapat melepaskan diri dari martensit berarti keuletan (ductility)
dari baja naik, akan tetapi kekuatan tarik, dan kekerasan menurun. Sifat-sifat mekanik baja yang telah
dicelup, dan di-temper dapat diubah dengan cara mengubah temperatur tempering.
 
Annealing
Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas temperature kritis ( 723 °C )
selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai temperature merata disusul dengan pendinginan secara
perlahan-lahan sambil dijaga agar temperature bagian luar dan dalam kira-kira sama hingga diperoleh
struktur yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara.
Tujuan proses anneling :
1. Melunakkan material logam
2. Menghilangkan tegangan dalam / sisa
3. Memperbaiki butir-butir logam.

Normalizing
Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase austenit yang kemudian
diinginkan secara perlahan-lahan dalam media pendingin udara. Hasil pendingin ini berupa perlit dan ferit
namun hasilnya jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah untuk melunakkan
logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan tertentu dengan proses ini belum tentu
memperoleh baja yang lunak. Mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon.
 
Tempering.
Perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan baja dari kerapuhan disebut dengan
memudakan (tempering). Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah dikeraskan
pada temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses pendinginan. Baja
yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan, melalui proses tempering
kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan
turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun
proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak, proses ini berbeda dengan proses anil (annealing) karena
di sini sifat-sifat fisis dapat dikendalikan dengan cermat. Pada suhu 200°C sampai 300°C laju difusi
lambat hanya sebagian kecil. karbon dibebaskan, hasilnya sebagian struktur tetap keras tetapi mulai
kehilangan kerapuhannya. Di antara suhu 500°C dan 600°C difusi berlangsung lebih cepat, dan atom
karbon yang berdifusi di antara atom besi dapat membentuk sementit.
Menurut tujuannya proses tempering dibedakan sebagai berikut :
1. Tempering pada suhu rendah ( 150° – 300°C )
Tempering ini hanya untuk mengurangi tegangan-tegangan kerut dan kerapuhan dari baja, biasanya
untuk alat-alat potong, mata bor dan sebagainya.
2. Tempering pada suhu menengah ( 300° - 550°C )
Tempering pada suhu sedang bertujuan untuk menambah keuletan dan kekerasannya sedikit berkurang.
Proses ini digunakan pada alat-alat kerja yang mengalami beban berat, misalnya palu, pahat, pegas.
Suhu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 500C pada proses tempering.
3. Tempering pada suhu tinggi ( 550° - 650°C )
Tempering suhu tinggi bertujuan memberikan daya keuletan yang besar dan sekaligus kekerasannya
menjadi agak rendah misalnya pada roda gigi, poros batang pengggerak dan sebagainya.

Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang lebih tinggi dan kemudian ditahan pada suhu yang lebih
rendah selama waktu tertentu, maka akan menghasilkan struktur mikro yang berbeda. Hal ini dapat dilihat
pada diagram: Isothermal Tranformation Diagram.
Penjelasan diagram:
· Bentuk diagram tergantung dengan komposisi kimia terutama kadar karbon dalam baja.
II-9
· Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang ditahan suhunya dititik tertentu yang letaknya
dibagian atas dari kurva C, akan menghasilkan struktur perlit dan ferit.
· Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tapi masih disisi sebelah atas garis
horizontal, maka akan mendapatkan struktur mikro Bainit (lebih keras dari perlit).
· Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka akan mendapat struktur
Martensit (sangat keras dan getas).
· Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C tersebut akan bergeser kekanan.
· Ukuran butir sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu pemanasan, lamanya pemanasan dan semakin
lama pemanasannya akan timbul butiran yang lebih besar. Semakin cepat pendinginan akan
menghasilkan ukuran butir yang lebih kecil.
Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan material baja dilakukan secara menerus mulai
dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah.
 
Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat dari
diagram Continuos Cooling Transformation Diagram.
Pendekatan/Strategi/Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan     : Scientific
2.      Metode            : Diskusi, Eksperimen, dan Penugasan, dll
3.      Model              : Discovery Learning

Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar


Media
         Tab 4 Samsung 10 in
Sumber Belajar
1.Buku Teori bahan teknik
2.Buku referensi dan artikel yang sesuai
3. http://sefnath.blogspot.com/2013/09/perlakuan-panas-heat-treatment.html

Kegiatan Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Waktu
1.      Memberikan salam,
1.    Menjawab salam,
mengkondisikan kelas dan
menertibkan tempat duduk
pembiasaan, mengajak dan
dan menertibkan diri,
memimpin berdoa, menanyakan
berdoa, menjawab keadaan
kondisi siswa dan mempresensi
kondisinya, dan
2.      Memberi motivasi pada siswa
kehadirannya
3.      Melakukan apersepsi dan
2.    Termotivasi
pretest
3.    Memperhatikan dan
4.      Menyampaikan kompetensi
mengerjakan pretest
Pendahulua dasar, tujuan pembelajaran,
4.    Memperhatikan 10 menit
n metode, dan penilaian

Mengamati
Mengamati
         Memperagakan
      Memperhatikan
         Meminta siswa supaya
      Mengamati peragaan dan
mengamati peragaan dan
sumber belajar
sumber belajar
      Menanyakan hal – hal yang
         Mengamati dan membimbing
belum jelas dalam
siswa
pengamatan
Inti Mengamati Mengamati 70 menit
         Memperagakan       Memperhatikan
         Meminta siswa supaya       Mengamati peragaan dan
mengamati peragaan dan sumber belajar
sumber belajar       Menanyakan hal – hal yang
         Mengamati dan membimbing belum jelas dalam
siswa pengamatan

Menanya Menanya
         Meminta siswa supaya Melakukan diskusi,
melakukan diskusi mulai dari mengidentifikasi masalah
mengidentifikasi dan dan merumuskan masalah di
merumuskan masalah terhadap kelompoknya
obyak yang diamati pada
kelompoknya
         Mengamati, membimbing, dan
menilai kegiatan siswa

Mencoba/mengumpulkan Mencoba
informasi Melakukan percobaan/
         Memberikan permasalahan dan praktek di kelompoknya
meminta siswa untuk
melakukan percobaan/praktek
pada kelompoknya
         Mengamati, membimbing , dan
menilai kegiatan siswa

Mengasosiasi/menganalisis
informasi Mengasosiasi
         Mengarahkan siswa supaya Mengumpulkan informasi/
menggali data, melakukan analisis, dan
informasi/mengumpulkan data, menyimpulkan
menganalisa, dan membuat
kesimpulan
         Mengamati, membimbing, dan
menilai kegiatan siswa

Mengkomunikasikan
         Meminta untuk membuat Mengkomunikasikan
laporan dan menyimpulkan       Membuat laporan dan
hasil percobaan/praktek dalam kesimpulan hasil percobaan/
kelompoknya praktek dalam kelompoknya
         Meminta setiap perwakilan       Mempresentasikan hasil
kelompok untuk percobaan/ praktek beserta
menyampaikan/menampilkan kesimpulannya
hasil percobaan/praktek dan
kesimpulan diskusi
         Mengamati, membimbing, dan
menilai kegiatan siswa

Mencipta
         Meminta siswa supaya Mencipta
mewujudkan/mempraktekan Mewujudkan/
hasil kajian teoritis dari mempraktekkan hasil kajian
kegiatan mengkomunikasikan teoritis dari kegiatan
mengkomunikasikan
1.      Mengajak dan mengarahkan
siswa untuk membuat 1.    Membuat rangkuman/
rangkuman/ kesimpulan kesimpulan bersama guru
2.      Memberikan evaluasi/ penilaian2.    Mengerjakan tes/ tugas yang
dalam bentuk post test/ tugas diberikan
Penutup 3.      Memberikan remidi/ pengayaan3.    Mencatat tugas yang 10 menit
dalam bentuk tugas diberikan untuk dikerjakan
4.      Memberikan arahan tindak dirumah
lanjut pembelajaran, (mengajak 4.    Memperhatikan arahan guru
dan memimpin berdoa untuk (berdoa)
pelajaran terakhir)

A.    PenilaianHasilBelajar
1.       Teknik Penilaian :
a.       KI-1 dan KI-2 dengan pengamatan / observasi.
b.      KI-3 dengan Tes Tertulis.
c.       KI-4 dengan portofolio
2.         Bentuk Instrumen dan Instrumen
a)      Bentuk Instrumen: Tes tertulis (Uraian)
Instrumen:
1.      Sebutkan jenis-jenis perlakuan panas logam beserta fungsinya ?
2.      Sebutkan dan jelaskan klasifikasi perlakuan panas logam!
3.      Sebutkan dan jelaskan metode perlakuan panas logam!
3.       Prosedur penilaian
Aspek yang
No Teknik Penilaian Waktu Penilaian
dinilai
1. Sikap a.   Menghayati dan mengamalkan ajaran Dalam pembelajaran
agama di amati selama proses KBM dan saat diskusi
b.  Bekerjasama di amati dalam kegiatan (selama  kegiatan  inti)
kelompok.
c.   Toleransi di amati dalam diskusi
ketika terjadi proses pemecahan
masalah yang berbeda.
Aspek yang
No Teknik Penilaian Waktu Penilaian
dinilai
d.  Menjaga dan memelihara kebersihan
lingkungan
2. Pengetahuan Tes tertulis bentuk uraian mengenai Ulangan Penyelesaian
bentuk uraian mengenai alat tugas individu, pada
keselamatan kerja yang harus akhir KD
digunakan pada saat perlakuan panas
logam.
3. Keterampilan Presentasi
Masing-masing Penyelesaian tugas
kelompok mempresentasikan hasil (individu)
diskusi tentang alat keselamatan kerja
yang harus dipakai saat
bekerja perlakuan panas logam.

Anda mungkin juga menyukai