BAB I
PENDAHULUAN
hampir semua alat yang digunakan manusia terbuat dari unsur logam.
dan lain – lain. Sedangkan dari sifat fisiknya yaitu dimensi, konduktivitas
penguatan logam dimana logam yang akan kita ubah sifatnya sudah berada
diseluruh benda kerja. Proses ini disebut dengan homogenisasi. Setelah itu,
diproses.
Mohd. Azlan
1910816210025
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
kebutuhan.
Mohd. Azlan
1910816210025
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air
yang berbeda-beda.
perubahan strukturnya.
atau pendinginan dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat
mikro dari berbagai jenis logam. Alotropik itu sendiri adalah merupakan
transformasi dari satu bentuk susunan atom (sel satuan) ke bentuk susunan
atom yang lain. Pada temperatur dibawah 9100 sel satuannya Body Center
Cubic (BCC), temperatur antara 910 o C dan 1392o C sel satuannya Face
2.2 Hardening
Akibat pengejutan dingin dari daerah suhu pengerasan ini, dicapailah suatu
karena itu maka proses pengerasan ini disebut pengerasan kejut. Karena
logam menjadi keras melalui peralihan wujud struktur, maka perlakuan panas
ini disebut juga pengerasan alih wujud. Kekerasan yang dicapai pada
kecepatan pendinginan kritis (martensit) ini diringi kerapuhan yang besar dan
tertinggi (66-68 HRC) yang dapat dicapai dengan pengerasan kejut suatu
baja, pertama bergantung pada kandungan zat arang, kedua tebal benda
2.3 Tempering
temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses
pendinginan. Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok
kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja akan
meningkat. Proses tempering harus diawasi terus menerus karena baik suhu
Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak, proses ini
dikendalikan dengan cermat. Pada suhu 200°C sampai 300°C laju difusi
tetap keras tetapi mulai kehilangan kerapuhannya. Di antara suhu 500°C dan
600°C difusi berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di
kerapuhan dari baja, biasanya untuk alat-alat potong, mata bor dan
sebagainya.
yang mengalami beban berat, misalnya palu, pahat, pegas. Suhu yang
dan sekaligus kekerasannya menjadi agak rendah misalnya pada roda gigi,
2.4 Anealing
stress pada logam dan untuk menghaluskan grain (batas butir) dari atom
1. Fase recovery
Fase recovery adalah hasil dari pelunakan logam melalui pelepasan cacat
kristal (tipe utama dimana cacat linear disebut dislokasi) dan tegangan
dalam.
2. Fase rekristalisasi
Fase rekristalisasi adalah fase dimana butir nucleate baru dan tumbuh
mulai menjadi kasar dan menyebabkan logam tidak terlalu memuaskan untuk
proses pemesinan.
Mohd. Azlan
1910816210025
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.5 Normalizing
logam di sekitar 400°C di atas batas kritis logam dimana proses pemanasan
pada temperatur tersebut untuk masa waktu yang cukup dan dilanjutkan
temperatur logam terjaga untuk sementara waktu sekitar 2 menit per mm dari
ruangan, dan struktur yang diperoleh dalam proses ini diantaranya perlit
logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan tertentu dengan
proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak. Mungkin berupa
untuk menyuling struktur butir dan menciptakan suatu austenite yang lebih
Mohd. Azlan
1910816210025
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2. Pada sisi kiri diagram dimana pada kandungan karbon yang sangat
3. Pada baja dengan kadar karbon 0.83%, struktur mikro yang terbentuk
adalah Perlit, kondisi suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik
eutectoid.
dan perlit.
Mohd. Azlan
1910816210025
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
sementit.
6. Pada saat pendinginan dari suhu leleh baja dengan kadar karbon
rendah, akan terbentuk struktur mikro Ferit Delta lalu menjadi struktur
mikro Austenit.
7. Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi, suhu leleh turun
menjadi Austenit.
time dari berbagai jenis baja pada yang umum diantaranya sebagai berikut.
1. Baja Konstruksi dari Baja Karbon dan Baja Paduan Rendah; yang
Mohd. Azlan
1910816210025
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3. Low Alloy Tool Steel; memerlukan holding time yang tepat agar
jam.
5. Hot Work Tool Steel; mengandung karbida yang sulit larut, baru akan
pertumbuhan butir sangat besar, karena itu holding time harus dibatasi,
15 – 30 menit.
2.7 Quenching
berhubungan. Pertama yaitu jenis media pendingin dan kondisi proses yang
digunakan, yang kedua adalah komposisi kimia dan hardenbility dari logam
butir pada temperatur tertentu. Selain itu, dimensi dari logam juga
Mohd. Azlan
1910816210025
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang lebih tinggi dan kemudian
ditahan pada suhu yang lebih rendah selama waktu tertentu, maka akan
menghasilkan struktur mikro yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada
Penjelasan diagram :
2. Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang ditahan
suhunya dititik tertentu yang letaknya dibagian atas dari kurva C, akan
3. Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tapi
Mohd. Azlan
1910816210025
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4. Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka
tinggi kadar karbon maka, kedua buah kurva C tersebut akan bergeser
kekanan.
dilakukan secara menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan
suhu rendah.
Penjelasan diagram :
1. Pada proses pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Baja ST 41
3.3 Peralatan
1. Gergaji (Pemotong)
2. Ragum
3. Kikir
5. Penggaris
6. Jangka sorong
1. Furnace/Tungku
3. Tang Penjepit
4. Sarung Tangan
5. Cawan Keramik
6. Stopwatch
Mulai
Pemotongan
Material
St 41
Pengikiran dan
Pengamplasan
material
Persiapan
Furnace/tungku
Peletakan
material ke dalam
Furnance/tungku
Melakukan
proses heat
treatment 200°C
Melakukan
proses
quenching
Seles
ai
sebagai berikut :
treatment) kemudian dua spesimen uji yang tidak diberi perlakuan panas
(heat treatment), yang satu digunakan sebagai spesimen uji yang tidak
5. Siapkan tungku, siapkan 3 buah spesimen uji lalu masukan pada cawan
Mohd. Azlan
1910816210025
PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
30 menit, satu spesimen uji didinginkan pada media oli selama 30 menit,
menit.
38,15 mm mm
Gambar 3.1 Spesimen Uji
Mohd. Azlan
1910816210025