Anda di halaman 1dari 4

Proses Perlakuan Panas Pada Baja

Proses perlakuan panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan
cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan
kecepatan pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia logam yang
bersangkutan. Tujuan proses perlakuan panas untuk menghasilkan sifat-sifat
logam yang diinginkan. Perubahan sifat logam akibat proses perlakuan panas
dapat mencakup keseluruhan bagian dari logam atau sebagian dari logam.

Adanya sifat alotropik dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur


mikro dari berbagai jenis logam. Alotropik itu sendiri adalah merupakan
transformasi dari satu bentuk susunan atom (sel satuan) ke bentuk susunan atom
yang lain. Pada temperatur dibawah 910 0C sel satuannya Body Center Cubic
(BCC), temperatur antara 910 dan 1392 oC sel satuannya Face Center Cubic
(FCC) sedangkan temperatur diatas 1392 sel satuannya kembali menjadi BCC.

Proses perlakuan panas ada dua kategori, yaitu :

Softening (Pelunakan) : Adalah usaha untuk menurunkan sifat mekanik agar


menjadi lunak dengan cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan
didalam tungku (annealing) atau mendinginkan dalam udara terbuka
(normalizing).

Hardening (Pengerasan) : Adalah usaha untuk meningkatkan sifat material


terutama kekerasan dengan cara selup cepat (quenching) material yang sudah
dipanaskan ke dalam suatu media quenching berupa air, air garam, maupun oli.

Austenisasi Pada Perlakuan Panas

Tujuan proses austenisasi adalah untuk mendapatkan struktur austenit


yang homogen. Kesetimbangan kadar karbon austenit akan bertambah dengan
naiknya suhu austenisasi, ini mempengaruhi karakteristik isothermal. Bila
kandungan karbon meningkat maka temperatur Ms menjadi rendah, selain itu
kandungan karbon akan meningkat pula jumlah grafit akan membentuk senyawa
karbida yang semakin banyak. Proses perlakuan panas selalu diawali dengan
transformasi dekomposisi austenit menjadi struktur mikro yang lain. Struktur
mikro yang dihasilkan lewat transformasi tergantung pada parameter proses
perlakuan panas yang diterapkan dan jenis proses proses perlakuan panas.
Struktur mikro yang berubah melalui transformasi dekomposisi austenit menjadi
struktur mikro yang lain, dimaksudkan untuk memperoleh sifat mekanik dan fisik
yang diperlukan untuk suatu aplikasi proses pengerjaan logam. Proses selanjutnya
setelah fasa tunggal austenit terbentuk adalah pendinginan, dimana mekanismenya
dipengaruhi oleh temperatur, waktu, serta media yang digunakan. Pada
pendinginan secara perlahan-lahan perubahan fasa berdasarkan mekanisme difusi,
dimana kehalusan dan kekasaran struktur yang dihasilkan tergantung pada
kecepatan difusi.
Bila pendinginan dilakukan secara cepat, maka perubahan fasanya berdasarkan
mekanisme geser menghasilkan struktur mikro dengan sifat mekanik yang keras
dan getas. Perubahan struktur mikro selama proses pendinginan dapat merupakan
paduan dari mekanisme difusi dan mekanisme geser. Variasi dari pembentukan
struktur mikro yang merupakan fungsi dari kecepatan pendinginan pada baja dari
temperatur eutektoid,

1.Hardening

Hardening adalah perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran


meningkatkan kekerasan alami logam. Perlakuan panas menuntut pemanasan
benda kerja menuju suhu pengerasan, jangka waktu penghentian yang memadai
pada suhu pengerasan dan pendinginan (pengejutan) berikutnya secara cepat
dengan kecepatan pendinginan kritis. Akibat pengejutan dingin dari daerah suhu
pengerasan ini, dicapailah suatu keadaan paksaan bagi struktur baja yang
merangsang kekerasan, oleh karena itu maka proses pengerasan ini disebut
pengerasan kejut.

Karena logam menjadi keras melalui peralihan wujud struktur, maka


perlakuan panas ini disebut juga pengerasan alih wujud.

Kekerasan yang dicapai pada kecepatan pendinginan kritis (martensit) ini


diringi kerapuhan yang besar dan tegangan pengejutan, karena itu pada umumnya
dilakukan pemanasan kembali menuju suhu tertentu dengan pendinginan lambat.

Kekerasan tertinggi (66-68 HRC) yang dapat dicapai dengan pengerasan


kejut suatu baja, pertama bergantung pada kandungan zat arang, kedua tebal
benda kerja mempunya pengaruh terhadap kekerasan karena dampak kejutan
membutuhkan beberpa waktu untuk menenmbus kesebelah dalam, dengan
demikian maka kekersan menurun kearah inti.

2. Tempering

Dimana logam yang tidak dikeraskan, dipanaskan sampai temperature


dibawah titik kritis kemudian ditahan dalam waktu yang secukupnya pada
temperature ini kemudian didinginkan perlahan-lahan, tujuannya adalah untuk
mengurangi internal strees dan menstabilkan struktur dari logam

3. Anealing

Anealing adalah perlakuan panas logam dengan pendinginan yang lambat.


a) untuk memindahkan tekanan internal atau untuk mengurangi b) untuk
menyuling struktur kristal (melibatkan pemanasan di atas temperatur kritis bagian
atas). logam dipanaskansekitar 25oC di atas temperatur kritis bagian atas, ditahan
dalam beberapa waktu, kemudian didinginkan pelan-pelan di tungku perapian.
Proses ini digunakan untuk memindahkan tekanan internal penuh sebagai hasil
proses pendinginan. Berikutnya pendinginan logam diatur kembali di dalam sama
benar untuk menurunkan energi bentuk wujud, tegangan yang baru dibebaskan
dibentuk dan pertumbuhan butir dukung. Tujuannya untuk menghilangkan
internal stress pada logam dan untuk menghaluskan grain (batas butir) dari atom
logam, serta mengurangi kekerasan, sehingga menjadi lebih ulet

Annealing terdiri dari 3 proses yaitu :


1. Fase recovery
2. Fase rekristalisasi
3. Fase grain growth ( tumbuhnya butir)
Fase recovery adalah hasil dari pelunakan logam melalui pelepasan cacat kristal
(tipe utama dimana cacat linear disebut dislokasi) dan tegangan dalam.
Fase rekristalisasi adalah fase dimana butir nucleate baru dan tumbuh untuk
menggantikan cacat- cacat oleh tegangan dalam.
Fase grain growth ( tumbuhnya butir) adalah fase dimana mikrostruktur mulai
menjadi kasar dan menyebabkan logam tidak terlalu memuaskan untuk proses
pemesinan.

4. Normalizing

Normalizing adalah perlakuan panas logam di sekitar 40oC di atas batas


kritis . logam kemudian di tahan pada temperatur ini untuk masa waktu yang
cukup, kemudian didinginkan dengan udara. Hal ini bisa menghasilkan
temperatur logam terjaga untuk sementara waktu sekitar 2 menit per mm dari
ketebalan, tidak melebihi temperatur kritis lebih dari 50oC. Struktur yang
diperoleh dalam proses ini adalah perlit ( eutectoid) atau perlit brown ferrite (
hypoeutectoid) atau perlit brown cementite ( hypereutectoid). Karena baja
didinginkan di dalam air, hasil proses baik dalam formasi perlit dengan
ditingkatkan sifat mekanis dibandingkan proses anealing Normalizing digunakan
untuk menyuling struktur butir dan menciptakan suatu austenite yang lebih
homogen ketika baja dipanaskan kembali,

5. Pengerjaan pengerasan (Quenching treatment)


Perlakuan baja ini dilakukan dengan memanaskan baja hingga fasa
menjadi austenit dan didinginkan secara cepat (lihat diagram CCT baja karbon
rendah). Media pendinginan cepat seperti air, oli, garam atau media pendingin
lainnya. Tujuan utama perlakuan ini untuk meningkatkan kekerasan baja.
6. Speroidisasi (Spherodizing)
Perlakuan pemanasan untuk menhasilkan karbida yang berbentuk bulat
(globular) di dalam logam baja.
Tujuan dan Jenis Perlakuan Panas
Perlunya perlakuan panas dilakukan adalah untuk mengurangi perubahan
bentuk pada saat dikerjakan atau setelah dikerjakan atau hasil suatu konstruksi,
mengubah sifat-sifat bahan dan menghilangkan tegangan-tegangan sisa.

Sebelum benda dikerjakan dilakukan perlakuan panas maka disebut perlakuan


panas awal sedangkan setelah benda dikerjakan disebut perlakuan panas akhir.
Beberapa jenis perlakuan panas adalah:
* Perlakuan panas awal dan sesudah pengerjaan
* Menghilangkan tegangan sisa
* Penormalan (Normalizing)
* Pelunakan (Annealing)
* Pengerasan (Hardening)
* Temper (Temperring)
Proses
Material logam itu terdiri dari struktur mikro berupa kristal-kristal kecil
yang disebut "butir" atau [[kristalit]]. Sifat butir (yaitu ukuran butir dan
komposisi) adalah salah satu faktor paling penting yang dapat menentukan sifat
mekanis logam secara keseluruhan. perlakuan panas menyediakan cara yang
efisien untuk memanipulasi sifat dari logam dengan mengendalikan laju difusi,
dan tingkat pendinginan dalam struktur [[mikro]] tersebut.
Proses perlakuan panas yang Kompleks sering dijadwalkan oleh [[Ahli
logam]] (metallurgists) untuk mengoptimalkan sifat mekanis dari [[Logam
paduan]]. Dalam Industri [[antariksa]] (aerospace), logam paduan super
(superalloy) mungkin mengalami lebih dari lima macam panas temperatur yang
berbeda untuk mengembangkan sifat yang diinginkan. Hal ini dapat
mengakibatkan masalah kualitas tergantung pada akurasi kontrol suhu tungku dan
penanda waktu (timer) .

Anda mungkin juga menyukai