Naufal Haris
Nikolas Alexius CN
Muh Sadiq
2. Annealing (Pelunakan)
Annealing atau pelunakan merupakan proses pemanasan logam sampai temperature
austenite dalam waktu tertentu kemudian diikuti proses pendinginan yang sangat lambat
(didingingkan dalam tungku pemanasan). Proses pelunakan dilakukan untuk melunakkan
logam keras akibat proses hardening, agar mampu diproses barikutnya. Contoh : apabila
kita gagal mencapai kekerasan yang diingingkan dalam proses pengerasan, sebelum
dilakukan proses pengerasan
ulang, terlebih dahulu dilakukan proses pelunakan. (Werdaya, 2009).
Annealing bekerja dalam tiga tahap – tahap pemulihan, tahap rekristalisasi, dan tahap
pertumbuhan butir. Ini berfungsi sebagai berikut:
Tahap Pemulihan
- Tahap ini adalah saat tungku atau alat pemanas lainnya digunakan untuk menaikkan
suhu material sedemikian rupa sehingga tekanan internal dihilangkan.
Tahap Rekristalisasi
- Pemanasan bahan melebihi suhu rekristalisasi tetapi di bawah titik lelehnya
menyebabkan terbentuknya butiran baru tanpa tegangan sisa.
Tahap Pertumbuhan Gabah
- Mendinginkan material pada kecepatan tertentu menyebabkan terbentuknya butiran
baru. Setelah itu material akan lebih bisa dikerjakan.
Annealing digunakan untuk membalikkan efek pengerasan kerja, yang dapat terjadi
selama proses seperti pembengkokan, pembentukan dingin, atau penarikan. Jika material
menjadi terlalu keras, hal ini dapat membuat pengerjaan menjadi tidak mungkin atau
mengakibatkan retak
3. Tempering (Meningkatkan Keuletan)
Tampering adalah salah satu proses lanjutan dari perlakuan panas dimana baja yang
sudah dikeraskan dipanaskan kembali pada temperatur tertentu dan ditahan selama waktu
tertentu untuk menhilangkan atau mengurangi tegangan sisa dan mengembalikan
sebagian keuletanan dan ketangguhannya. Tujuan utama dari tempering adalah untuk
menghasilkan struktur dispersi pada tingkat pendinginan yang telah ditentukan.
Empat tahapan dalam mekanisme transformasi fasa pada proses tampering
1) Tahap 1
Temperatur 100-200C terjadi pengendapan fasa kaya karbon yaitu fasa epsilon
karbida. Pembentukan fasa ini mengakibatkan kandungan karbon pada struktur
martensit berkurang.
2) Tahap 2
Temperatur 200-300C, terjadi dekomposisi austenite menjadi bainite
3) Tahap 3
Temperature 200-300C, terjadi dekomposisi epsilon karbida menjadi sementit,
martensite menjadi sementit, dan ferrit
4) Tahap 4
Temperatur diatas 350C, terjadi perubahan fasa secara continue dan terjadi
spheroidisasi fasa-fasa sementit
Proses tempering sangat bergantung pada temperatur temper, ditinjau dari aspek capaian
kekerasannya temperatur temper dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut
- Temperatur suhu rendah, temperatur 150-300C. Mengurangi tegangan kerut dan
kerapuhan baja
- Temperatur suhu menengah, temperatur 300-500C. Menambah keuletan dan sedikit
mengurangi kekerasan
- Temperatur suhu tinggi, temperatur 500-650C. Memberikan daya keuletan yang besar
dan kekerasannya menjadi lebih rendah