Anda di halaman 1dari 5

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Heat Treatment


Heat Treatment adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan
dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam atau paduan dalam
keadaan padat, sebagai suatu upaya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses
laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dengan
pemanasan sampai ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan penahanan selama
beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan tertentu.
Secara umum proses perlakuan panas adalah sebagai berikut:
a. Pemanasan material sampai suhu tertentu dengan kecepatan tertentu
pula.
b. Mempertahankan suhu untuk waktu tertentu sehingga temperaturnya
merata
c. Pendinginan dengan media pendingin (air, oli atau udara)
Ketiga hal diatas tergantung dari material yang akan di heat treatment dan
sifat-sifat akhir yang diinginkan. Melalui perlakuan panas yang tepat tegangan
dalam dapat dihilangkan, besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangguhan
ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras di sekeliling inti
yang ulet. Untuk memungkinkan perlakuan panas yang tepat, susunan kimia
logam harus diketahui karena perubahan komposisi kimia, khususnya karbon (C)
dapat mengakibatkan perubahan sifat fisis.

2.2 Perlakuan Panas pada Kondisi Equilibrium


Perlakuan panas yang terjadi pada kondisi equilibrium akan menghasilkan
struktur mikro yang mendekati diagram fasanya. Annealing adalah suatu proses
laku panas yang dilakukan pada logam atau paduan dalam pembuatan produk.
Prinsip annealing ialah memanaskan baja sampai suhu tertentu, kemudian
menahannya selama waktu tertentu kemudian didinginkan dengan lambat.
4

Tujuan utama proses annealing ialah melunakan, menghaluskan butir


kristal, menghilangkan internal stress, memperbaiki machinability dan
memperbaiki sifat kelistrikan/kemagnetan.
Bentuk-bentuk perlakuan panas annealing :
1. Full annealing
2. Normalizing
3. Sphereodizing
4. Stress relief annealing
5. Homogenizing

Gambar 2.1 Diagram Fasa Besi-Karbon

2.2.1 Full Anealling


Full annealing terdiri dari pemanasan sampai temperatur austenit
dari baja yang bersangkutan diikuti dengan pendinginan yang lambat di
dalam dapur. Temperatur yang dipilih untuk austenisasi tergantung pada
karbon dari baja yang bersangkutan. Full annealing untuk baja
hypoeutektoid dilakukan pada temperatur austenit sekitar 50oC diatas garis
5

A3 dan untuk baja hypereutektoid dilaksanakan dengan cara memanaskan


baja tersebut diatas A1. Full annealing akan memperbaiki mampu mesin
dan juga menaikkan kekuatan akibat butir-butirnya menjadi halus.
2.2.2 Normalizing
Normalizing pada umumnya menghasilkan struktur yang halus,
sehinga baja dengan komposisi kimia yang sama akan memiliki yield
strength, UTS, kekerasan, dan impact strength akan lebih tinggi dari pada
hasil full annealling.
Normalizing dapat juga dilakukan pada benda hasil tempa untuk
menghilangkan tegangan dalam dan menghaluskan butiran kristalnya.
Sehingga sifat mekanisnya menjadi lebih baik. Normalizing dapat juga
menghomogenkan struktur mikro sehingga dapat memberi hasil yang
bagus dalam proses hardening, sehingga umumnya sebelum dihardening
baja harus dinormalizing terlebih dahulu.
Pada normalizing pemanasan sebaiknya tidak terlalu tinggi karena
butir kristal austenit yang terjadi akan terlalu besar, sehingga pada
pendinginan cepat ferit proeutektoid akan membentuk struktur
widmanstaten yang berupa pelat-pelat ferrit yang sejajar yang tumbuh
didalam butir kristal austenit kasar yang akan menurunkan
keuletan/ketangguhan suatu baja. Pada pendinginan yang agak cepat inti
ferrit proeutektoid tidak tumbuh secara normal menjadi butir-butir kristal,
tetapi akan tumbuh dengan cepat membentuk ferrit berupa pelat ke arah
bidang kristalografik tertentu di dalam butir austenit.
Pendinginan yang lebih cepat akan menyebabkan lamel sementit
pada perlit menjadi lebih tipis juga cementite network pada baja
hipereutektoid menjadi lebih tipis atau terputus-putus. Normalizing pada
umumnya menghasilkan struktur yang halus, sehingga baja dengan
komposisi kimia yang sama akan memiliki yield srength, UTS, kekerasan,
dan impak strength akan lebih tinggi dari pada hasil full annealing.

2.2.3 Sphereodizing
6

Sphereodizing annealing dilakukan dengan memanaskan baja


sedikit diatas atau dibawah temperatur kritik A1. kemudian didiamkan
pada temperatur tersebut untuk jangka waktu tertentu kemudian diikuti
dengan pendinginan yang lambat. Tujuan dari Spheroidized annealing
adalah untuk memperbaiki mampu mesin dan memperbaiki mampu
bentuk.

2.2.4 Stress Relief Annealing


Stress relief annealing adalah salah satu proses perlakuan panas
yang ditujukan untuk menghilangkan tegangan-tegangan yang ada di
dalam benda kerja, memperkecil distorsi yang terjadi selama proses
perlakuan panas dan, pada kasus-kasus tertentu, mencegah timbulnya
retak. Proses ini terdiri dari memanaskan benda kerja sampai ke
temperatur sedikit dibawah garis A1 dan menahannya untuk jangka waktu
tertentu dan kemudian di dinginkan di dalam tungku sampai temperatur
kamar. Proses ini tidak menimbulkan perubahan fasa kecuali rekristalisasi.
Banyak faktor yang dapat menimbulkan timbulnya tegangan di dalam
logam sebagai akibat dari proses pembuatan logam yang bersangkutan
menjadi sebuah komponen. Beberapa dari faktor-faktor tersebut antara
lain: pemesinan, pembentukan, perlakuan panas, pengecoran, pengelasan,
dan lain-lain. Penghilangan tegangan sisa dari baja dilakukan dengan
memanaskan baja tersebut pada temperatur sekitar 500 - 700oC, tergantung
pada jenis baja yang diproses. Pada temperatur diatas 500 - 600 oC, baja
hampir sepenuhnya elastik dan menjadi ulet. Berdasarkan hal ini, tegangan
sisa yang terjadi di dalam baja pada temperatur seperti itu akan sedikit
demi sedikit dihilangkan melalui deformasi plastik setempat akibat adanya
tegangan sisa tersebut.

2.2.5 Homogenizing
Proses ini dilakukan pada rentang temperatur 800 - 1200oC. Proses
difusi yang terjadi pada temperatur ini akan menyeragamkan komposisi
baja. Proses ini diterapkan pada ingot baja-baja paduan dimana pada saat
7

membeku sesaat setelah proses penuangan, memiliki struktur yang tidak


homogen. Seandainya ketidakhomogenan tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya, maka perlu diterapkan proses homogenisasi atau "diffusional
annealing". Proses homogenisasi dilakukan selama beberapa jam pada
temperatur sekitar 850 - 1200oC. Setelah itu, benda kerja didinginkan ke
800 - 850oC, dan selanjutnya didinginkan diudara. Setelah proses ini, dapat
juga dilakukan proses normal atau anil untuk memperhalus struktur over-
heat. Perlakuan seperti ini hanya dilakukan untuk kasus-kasus yang khusus
karena biaya prosesnya sangat tinggi.

2.3 Perlakuan Panas pada Kondisi Non-Equilibrium


Salah satu perlakuan panas dengan kondisi non-equilibrium, yaitu proses
Thermal Hardening, dimana proses pendinginan berlangsung sangat cepat,
sehingga struktur mikro yang akan diperoleh juga adalah struktur mikro yang
tidak equilibrium.
Dalam beberapa hal sifat kekerasan sangat menentukan. Kekerasan baja
memang juga tergaantung pada komposisi kimianya, terutama kadar karbonnya.
Makin tinggi kadar karbon, maka baja tersebut akan makin keras. Tetapi
kekerasan baja masih dapat diubah dengan merubah struktur mikronya. Kekerasan
yang sangat tinggi dapat diperoleh dengan melakukan proses laku panas untuk
memperoleh struktur martensit. Proses ini dinamakan hardening (pengerasan).
Hardening dilakukan dengan memanaskan baja hingga mencapai temperature
austenit, kemudian didinginkan dengan cepat (quenching), sehingga akan
diperoleh martensit yang keras. Biasanya sesudah proses hardening selesai, segera
akan diikuti dengan proses tempering.
Kekerasan maksimum yang dapat dicapai setelah proses hardening banyak
tergantung pada kadar karbon, makin tinggi kadar karbonnya makin tinggi
kekerasan maksimum yang dapat dicapai. Pada baja dengan kadar karbon rendah
kenaikan kekerasan setelah dihardening hampir tidak berarti, karenanya proses
pengerasan ini hanya dilakukan terhadap baja dengan kadar karbon yang
memadai, tidak kurang dari 0,30%C.

Anda mungkin juga menyukai