HEAT TREATMENT
Oleh:
Akbar Khoir Darmawan Kesuma
122170007
Asisten Praktikum:
Widi Reeh Adi Agung
121170059
b. Tempering
Tempering adalah salah satu proses lanjutan dari perlakuan panas yang
diidentifikasi yang didefinisikan sebagai proses pemanasan logam pada
temperatur tempering atau di bawah suhu kritis pada baja yang
sebelumnya sudah dikeraskan yang dilanjutkan dengan proses
pendinginan. Biasanya baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan
belum layak digunakan, baja yang sudah dikeraskan lalu dipanaskan
kembali pada temperatur tertentu dan ditahan selama waktu tertentu
untuk menghilangkan atau mengurangi tegangan sisa dan
mengembalikan sebagian keuletan dan ketangguhannya. Temperatur
temper mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk memperoleh
kembali keuletan dari baja, proses tempering juga merubah struktur
mikro dari baja sehingga sifat mekanis pada baja mengalami perubahan.
Dalam tempering, baja setelah pengerasan, dipanaskan kembali ke suhu
di bawah suhu kritis yang lebih rendah dan kemudian diikuti oleh
tingkat pendinginan yang diinginkan. Memanaskan kembali baja yang
dikeraskan dilakukan di atas suhu kritis ketika struktur murni dari
austenite dan kemudian memadamkannya di jalur garam cair yang
memiliki suhu di kisaran 150-500° C. Hal ini dilakukan untuk
menghindari transformasi ke ferit dan pearlite dan diadakan quenching
suhu untuk waktu yang cukup untuk memberikan formasi lengkap
untuk struktur menengah disebut sebagai bainite kemudian didinginkan
ke suhu kamar.
c. Anealing
Anealing merupakan proses pelunakan yang di mana pada paduan dasar
logam dipanaskan di atas rentang transformasi yang diadakan di tungku
untuk waktu yang tepat lalu kemudian didinginkan perlahan di bawah
rentang transformasi di dalam tungku itu sendiri. Pada aspek ini logam
dipanaskan hingga suhu beberapa atau di bawah dekat dengan suhu
kritis yang lebih rendah yang umumnya dipanaskan hingga suhu 550°C
hingga 650°C menegang pada suhu ini dan perlahan-lahan jadi
didinginkan, dan hal ini menyebabkan rekristalisasi sepenuhnya dalam
baja. Untuk jenis struktur tertentu tingkat pendinginan tertentu
diperlukan untuk memiliki sifat anil yang baik untuk mesin bebas.
Karena logam perlahan-lahan didinginkan setelah pemanasan dan
menahan dan dengan tungku dan terkubur di media yang tidak
melakukan seperti pasir, kapur atau abu, baja karbon didinginkan pada
tingkat tertentu biasanya 150-200 ° C per jam sementara baja paduan di
mana austenite sangat stabil dan harus didinginkan jauh lebih rendah
(30 ° C hingga 100 ° C per jam). Pendinginan yang sangat lambat
diperlukan dalam anil untuk memungkinkan austenite terurai pada dua
derajat pendinginan super sehingga membentuk struktur pearlite dan
ferit dalam baja hypo-eutectoid, struktur pearlite dalam baja eutectoid
dan pearlite dan struktur cementite dalam baja hiper eutectoid. Dalam
baja anil yang berhasil, butiran ferit besar dan teratur sementara pearlite
terdiri dari cementite dan ferit. Hypo-eutectoid panas bekerja baja
mungkin di bawah pergi anil penuh untuk mendapatkan struktur
bijibijian kasar untuk mesin gratis. Ketika baja dingin bekerja
kekerasan (Brinell keras) jauh meningkat dan dakdukitas menurun
sedikit. Dakduktus baja kemudian dapat dipulihkan oleh apa yang
disebut rekristalisasi atau proses anil.
d. Normalizing
Proses normalizing merupakan proses perlakuan panas yang dimana
setelah sampel logam dipanaskan pada batas kritis setelah itu
didinginkan perlahan dengan udara atau suhu ruangan. Ini bertujuan
untuk melunakkan logam memperbaiki struktur biji-bijian
meningkatkan machinability, proses ini merupakan tahapan yang
prosesnya mudah dilakukan. Normalizing didefinisikan sebagai proses
pelunakan di mana paduan dasar besi dipanaskan 40 hingga 50 ° C di
atas batas kritis atas untuk baja hipo dan hiper eutectoid dan diadakan
di sana untuk jangka waktu tertentu dan diikuti dengan pendinginan di
udara diam hingga suhu kamar. Gambar 2.5 menunjukkan rentang suhu
pemanasan untuk proses Normalizing baja hipo dan hiper karbon.
e. Quenching
Proses quenching merupakan proses perlakuan panas pada suatu
material dengan memanaskannya sampai temperatur austenit dan di
holding lalu kemudian didinginkan secara cepat pada media celup
sehingga material akan mencapai fase martensit. Media celup dapat
berupa air, air garam ataupun oli tujuan quenching ini merupakan
menambah kekerasan dari material. Pada proses quenching media
pendinginan ini sangat berpengaruh pada struktur logam serta
kemampuan mekanik yang dapat dicapai oleh material tersebut berikut
beberapa media pendingin yang sering digunakan diantaranya adalah
air, air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dari air garam
dan kekentalannya rendah sama dengan air garam laju pendinginannya
lebih lambat dari air garam, air menghasilkan tingkat pendinginan
mendekati tingkat maksimum. Kedua ialah oli memiliki nilai fisikositas
atau kekentalan yang tertinggi dibandingkan dengan media pendingin
lainnya dan massa jenis yang rendah sehingga laju pendinginannya
lambat.
f. Holding Time
Proses holding time adalah proses perlakuan panas dengan waktu yang
ditentukan pada suhu tempering dan dilakukan untuk mendapatkan
kekerasan maksimum dari suatu bahan, pada proses hardening dengan
menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan
yang homogen sehingga strukturnya homogen atau terjadi kelarutan
karbida ke dalam austenit difusi karbon dan unsur paduannya. Proses
ini dilakukan sebelum proses metode quenching dengan didiamkan di
dalam tungku pada suhu yang konstan. 1 t memiliki makna 30 menit
waktu yang digunakan untuk proses holding setelah itu langsung
dilanjutkan proses berikutnya untuk mendapatkan kekerasan yang
diinginkan. (Boby Endi Kurniawan, 2014)
Pada penerapannya, baja harus memiliki sifat ketahanan aus yang baik,
dikarenakan sesuai dengan fungsinya harus mampu menahan keausan akibat
dari gesekan dan beban tekanan. Ketahanan aus dapat didefinisikan sebagai
ketahanan suatu material terhadap pengurangan dimensi akibat dari suatu
gesekan antara permukaan tertentu. Salah satu usaha agar umur baja lebih
tahan lama terhadap gesekan atau tekanan adalah melalui proses perlakuan
panas (heat treatment). Baja AISI 1045 sering disebut sebagai baja karbon
dikarenakan sesuai dengan pengkodean internasional, yaitu seri 10xx
berdasarkan nomenklatur yang dikeluarkan oleh AISI dan SAE (Society of
Automotive Engineers) pada angka 10 pertama merupakan kode yang
menunjukan plain carbon, selanjutnya pada kode xx setelah angka 10
menunjukan komposisi kadar karbon pada baja AISI 1045 .
e. Martensit, BCT
Martensit adalah fasa metastabil yang terbentuk saat austenit
didinginkan sangat cepat, dimana pengendapan karbida ditekan. Hal
ini terjadi saat baja karbon ataupun baja paduan rendah yang
didinginkan dengan cepat (Rapid cooling). Pendinginan cepat
dilakukan dengan jalan mencelupkan baja didalam media pendingin
yang mempunyai laju kecepatan pendinginan tinggi misalnya dicelup
di air. Laju pendinginan bergantung pada media pendingin (brine, air,
minyah, udara) dan ketebalan dari material. Laju pendinginan
minimum untuk bertransformasi menjadi martensit sangat bergantung
pada kandungan paduan pada baja. Keuletan dan ketangguhan
martensit dapat ditingkatkan melalui proses penemperan yaitu
pemenasan pada daerah temperatur 150-7000C, yang akan
mengizinkan sejumlah relief tegangan (stress releaving) dan
pengendapan karbida. Temperatur penemperan yang lebih tinggi akan
menghasilkan keuletan yang lebih baik dengan mengorbankan sedikit
angka kekerasan.
f. Bainit
Bainit adalah struktur dua fasa yang dapat terbentuk pada baja karbon
melalui pendinginan cepat austenit pada suhu antara 400 0C dan
5500C, diikuti waktu penahanan pada temperatur ini sampai melewati
batas kurva transformasi Martensit finis untuk terbentuknya formasi
bainit. Pembentukan formasi bainit pada baja karbon umumnya
dilakukan pada tungku penemperan dengan media pendingin timah
cair atau Pb dan penahan isotermal baja pada bath ini. Transformasi
bainit terjadi karena pengendapan karbida dalam konfigurasi lebih
halus. Seperti halnya perlit bainit adalah campuran ferit dan simentit.
Beberapa baja paduan dapat bertansformasi menjadi bainit pada
pendinginan lanjut. Seperti halnya pada martensit ferit pada bainit
dapat terbentuk lath atau plate berisi dislokasi struktur. Sifat pada
bainit mirip dengan penemperan martensit. Bainit terbagi menjadi dua
morfologi yaitu bainit atas dan bainit bawah. Bainit bawah yang
terbentuk pada temperatur yang lebih tinggi strukturnya lebih kasar
dan tidak begitu keras atau ulet. Seperti halnya pada bainit bawah.
Matriks adalah ferit pada baja yang bertransformasi secara isotermal,
tapi bisa berubah martensit pada baja paduan dengan pendinginan
lanjut.
Sumber: https://logam420.blogspot.com/2018/04/heat-treatment.html
c. Diagram fasa Fe-Fe3C
d. Garis Pendingin
annealin
quenchin g
g
noramlizin
ggg
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum heat treatment
adalah sebagai berikut :
a. Pengujian perlakuan panas dilakukan pada praktikum selanjutnya yaitu
hardness test serta penganalisaannya pada praktikum analisis struktur
mikro. Jadi praktikum kali ini melakukan heat treatment untuk
memastikan metode manakah yang paling baik digunakan untuk
pengersan heat treatment.
4
LAMPIRAN
5
6