HEAT TREATMENT
Oleh:
Vitri Sheila Natalya Naibaho
(122310048)
Asisten Praktikum
kevin Saputra (120170068)
Dari proses heat treatment yang dilakukan khususnya pada baja akan
dihasilkan struktur akhir yang terdiri dari matnsit. Dimana martensit ini
memiliki sifat yang sangat getas. Sehingga dalam pemakaian akan sulit untuk
dilakukan matching. Pada umumnya setelah dilakukan proses heat treatment
khususnya analing, akan dilakukan proses peneparan dimana tempering akan
berfungsi mengurangi tegangan sisa yang ada pada baja, serta mengurangi
kegetasan atau dengan kata lain meningkatkan keuletan atau ketangguhan.
BAB II
TINJAUAN PUISTAKA
Fungsi dari pegas daun ialah untuk menghubungkan frame axle dan juga
sebagai bantalan/peredam kejut yang berfungsi untuk menyerap guncangan
untuk mengurangi efek yang ditimbulkan akibat permukaan jalan yang tidak
rata. Fungsi dari suatu pegas sangatlah penting untuk memberikan kenyamanan
saat berkendara.
c. Analing
Analing adalah perlakuan panas logam dengan perbandingan yang lambat
berfungsi untuk memindahkan tekanan internal mengurangi dan menguling
struktur kristal (melibatkan bagian atas). Tujuannya untuk menghilangkan
internal stress pada logam dan untuk menghaluskan grain (batas butir) dari
atom logam serta mengurangi kekerasam, sehingga menjadi ulet. Analing
terbagi menjadi tiga proses yaitu:
1. Fase recovery
Fase recovery adalah hasil dari perlunakan logam melalui pelepasan
cacat kristal (tipe utama dimana cacat linier disebut dislokasi) dan
tegangan dalam
2. Fase rekristalisasi
Fase rekristalisasi adalah fase dimana butiran baru dan tumbuh untuk
menggantikan cacat-cacat oleh tegangan dalam
3. Fase grain growth (timbulnya butiran)
Fase grain growth (timbulnga butiran) adalah fase dimana mikrostruktur
mulai menjadi kasar dan menyebabkan logam tidak terlalu memuaskan
untuk proses pemesinan.
Proses analing sering kali digunakan sebagai proses heat treatmen lanjutan
selama pembuatan material tersebut. Proses analing dilakukan beberapa kali
dengan bebrapa proses penarikan. Setelah proses pemotongam kasar dengan
mesin, material di-annela untuk membebaskan tegangan yang diakibatkan
oleh pemotongan. Setelah pembebasan tegangan dapat dilanjutkan dengan
pemotongan halus yang mengakibatkan sedikit tegangan. Analing dibagi
menjadi 4 bagian:
1. Stress-relief anneling
2. Process anneling
3. Spheodising analing
4. Full analing
Dengan dilakukan proses analing maka akan terbentuk kristal austenite dan
bila didinginkan dengan lambat maka akan dihasilkan kristal ferrit dan
pearlite pada baja hypoeutectoid atau pearlite dan sementit network pada
baja hypoeutectoid. Keuntungan yang didapat dari proses ini adalah
1. Menurunkan kekerasan
2. Menghilangkan tegangan sisa
3. Memperbaiki sifat mekanik
4. Memperbaiki mampu mesin dan mampu bentuk
5. Menurunkan dan menghilangkan ketidak homogenstruktur suatu
material
6. Menghaluskan ukuran butur
7. Menghilangkan tegangan dalam dan menyiapkan struktur baja untuk
proses perlakuan panas.
d. Normalizing
Normalizing adalah perlakuan panas logam sekitar 40% diatas krisis logam
kemudian ditahan pada temperature tersebut untuk massa waktu yang cukup
dan dilanjutkan dengan pendinginan ini temperature logam tegangan untuk
sementara waktu sektar 2 menit per mm dari ketebalan hingga temperature
spigmen sama dengan temperature ruangan, dan struktur yang diperoleh
dalam proses ini diantarnaya perlit (eutectoid), perlit brown
ferrite(hypoeutectoid), perlit brown cemelite (hypoeutectoid). Normalizing
digunakan untuk menyuling struktur butir dan menciptakan suatu austentie
yang lebih homogen ketika baja dipanaskan kembali. Menurut fahmi tujuan
dari normalizing untuk memperbaiki struktur butiran logam yang
mengalami deformasi akibat proses pengerjaan. Hasil dari proses ini butiran
logam menjadi halus, berbentuk bola dan homogen, disamping sifat mampu
mesin dan mampu bentuk logam menjadi lebih baik. Dampak negated
normalizing adalah menurunkan ketangguhan bahan logam. Indicator
ketangguhan logam ditentukan oleh kekrasan (hardness).
e. Quenching
Proses quenching melibatkan factor yang saling berhubungan. Pertama
yaitu jenis media pendingina dan kondisi proses dimana digunakan
keduanya adalah komposit dan hardenability dari logam tersebut.
Hardenability merupakan fungsi dari komposisi kimia dan ukuran butiran
pada temperature tertentu. Selain itu defenisikan dari logam juga
berpengaruh terhafdap hasil proses quenching. Hasil hardenability
hardening:
1. Menghasilkan produk yang keras tetapi tegas
2. Menghasilkan tegasan sisa
3. Keuletan dan ketanggugan turun. Fluida yang ideal untuk media quech
agar diperoleh struktur martensit.
f. Holding time
Holding time adalah waktu penahanan panas yang bertujuan memperoleh
pemanasan yang homogen sehingga struktur austentitnya juga homogen.
Pemanasan yang homogen dimaksudkan untuk mendapatkan atau memiliki
sifat yang sama di setiap titik atau bagian. Holding time bertujuan tuntuk
memaksimalkan perlakuan panas yang didapatkan maka akan semakin
pemanasan yang didapatkan maka akan semakin bagus juga benda yang
akan di uji. Waktu penahanan panasan dilakukan setelah kenaikan suhu yang
diinginkan tercapai, kemudian panas ditahan sampai batas waktu yang
diinginkan. Disitulah diharapkan terjadi pemanasan yang homogen.
Pada tahapan ini waktu penahanan (holding time) sangat berpengaruh pada
saat transformasi karena apabila waktu penahanan (holding time) yang
diberikan kurang tepat atau terlalu cepat, maka transformasi yang terjadi
tidak sempurna dan tidak homogen selain itu waktu tahan terlalu pendek
akan menghasilkan kekerasan yang rendah hal ini dikarenakan tidak
cukupnya jumlah karbida yang larut dalam larutan. Sedangkan apabila
waktu penahanan yang diberikan terlalu lama, transformasi terjadi namun
diikuti dengan pertumbuhan butir yang dapat menurunkan ketangguhan.
g. Diagram fe- fe 3C
Diagram Fe-Fe3C adalah diagram yang menampilkan hubungan antara
temperatur dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan lambat
dan pemanasan lambat dengan kandungan karbon (%C). Diagram fasa besi
dan karbida besi Fe3C ini menjadi landasan untuk laku panas kebanyakan
jenis baja yang kita kenal.
1. Ferrit (besi alfa) adalah suatu komposisi logam dengan batas maksimum
kelarutan karbon 0,025 % C pada 723°C, dengan struktur kristal BCC
(Centric Body Cubic) dan batas kelarutan karbon 0,008 % C pada suhu
kamar. Ferrit memiliki sifat-sifat berikut: ketangguhan rendah, keuletan
tinggi, kekerasan <90 HRB, struktur paling lunak pada diagram Fe-Fe3C,
dan ketahanan korosi medium.
2. Austenit (Besi γ) adalah suatu larutan padat yang mempunyai batas
maksimum kelarutan Carbon 2,11 % C pada temperature 1148°C,
struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic). Sifat-sifatnya adalah
ketangguhan baik sekali, ketahanan korosi yang paling baik dari SS yang
lain, nonhardened heat treatment, mudah dibentuk dan paling banyak
dipakai dalam industri.
3. Cementit (Besi Karbida) adalah senyawa yang terdiri dari unsur besi dan
karbon dengan perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan
memiliki struktur kristal Orthohombic. Sifat-sifatnya sangat kuat dan
tidak dapat diubah.
4. Lediburite ialah campuran eutektik antara besi gamma dan cementid
yang terbentuk pada titik suhu 1130°C dan memiliki kandungan karbon
4,3%.
5. Pearlit adalah 5. Pearlit adalah campuran eutectoid dari ferrite dan
cementite (α+Fe3C), yang terbentuk pada temperatur 723°C, dan
memiliki 0,8 % karbon.
Gambar 2.3 Diagram fe- fe 3C
Sumber: Teknik mesin industri
Baja AISI 1045 disebut sebagai baja karbon karena sesuai dengan pengkodean
internasional, yaitu seri 10xx berdasarkan nomenklatur yang dikeluarkan oleh
AISI dan SAE (Society of Automotive Engineers). Pada angka 10 pertama
merupakan kode yang menunjukkan plain carbon kemudian kode xxx setelah
angka 10 menunjukkan komposisi karbon Jadi baja AISI 1045 berarti baja
karbon atau plain carbon steel yang mempunyai komposisi karbon sebesar
0,45%. Baja spesifikasi ini banyak digunakan sebagai komponen roda gigi,
poros dan bantalan
BAB III
METODOLOGI
d. Tang crucible
Gambar 3.6 Carbon Steel Medium (komposisi carbon 0,43%-0,50%) AISI 1045
Sumber: Laboratorium Rekayasa Material
Gambar 3.7 Media Pendingin Air (kiri) dan Media Pendingin Oli (kanan)
Sumber: Laboratorium Rekayasa Material
3.3 Prosedur praktikum
Ada pun prosedur kerja praktikum ini adalah:
a. Siapkan 3 sampel material baja dan media pendinginan air dan oli.
b. Memastikan membaca prosedur cara penggunaan alat sebelum praktikum
cara menghidupkan,cara penggunaan dan cara mematikan alat.
c. Baja yang digunakan yakni AISI 1045 berbentuk plat Tebal 5 mm.
d. Menghidupkan Chamber Furnace Carbolite Gero CWF 1300.
e. Mengatur SPºC pada suhu 800ºC, SPrr OFF, Holding time t1 30 menit.
f. Gunakan alat-alat keselamatan seperti finger gloves dan tang crusible pada
saat memasukkan dan mengeluarkan material dari Chamber Furnace
Carbolite Gero CWF 1300. g.
g. Keluarkan ketiga sampel yang telah di panaskan
1. Sampel pertama didinginkan di suhu ruangan.
2. Sampel kedua langsung dimasukkan ke media pendingin air
3. Sampel ketiga langsung dimasukkan ke media pendingin oli.
h. Reset Chamber Furnace Carbolite Gero CWF 1300 ke setting default. Lalu
matikanalat.
i. Setelah dingin, bersihkan permukaan sampai rata dan halus.
j. Setelah selesai praktikum, rapihkan, bersihkan dan kembalikan alat-alat
yang digunakan.
k. Membaca prosedur penggunan alat dan Isi log bookpengunaan alat.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
c. Holding Time
5.2 Pembahasan
Heat Treatmen (perlakuan panas) adalah perlakuan untuk mengubah sifat fisik
logam padat melalui pemanasan dan kontrol laju pendinginan, dengan atau
tanpa mengubah komposisi kimia logam. Dua cara untuk menghilangkan
tegangan internal adalah perlakuan panas dan pembesaran butir, atau
pengurangan dengan pembesaran. Karena kekuatan inti, permukaan yang keras
dapat terbentuk di sekitarnya. Prosedur perlakuan panas terdiri dari tiga tahap
yakni:
1. Mengingat ukuran komponen dan konduktivitas termal yang meningkatkan
suhu benda kerja melalui proses pemesinal dengan kecepatan pemanasan
yang stabil.
2. Untuk memastikan distribusi suhu yang seragam, tahan suhu selama waktu
yang ditentukan.
3. Dinginkan benda kerja dengan berbagai media tergantung pada metodenya.
Untuk mendinginkan, air digunakan untuk persiapan dan perlakuan panas.
Baja karbon rendah dan menengah memiliki kecepatan pendinginan yang
cukup cepat untuk menghasilkan martensit. Sebaliknya, baja paduan tinggi
dan karbon memiliki kecepatan pendinginan yang lebih lambat.
Ada berbagai jenis perawatan panas yang dapat meningkatkan kekuatan.
a. Herdening adalah Perlakuan panas terhadap logam bertujuan untuk
meningkatkan kekerasan alami logam.
b. Tempering merupakan gambaran bagaimana logam dipanaskan setelah
dipanaskan pada suhu rendah (di bawah sugu kritis), dan kemudian
didinginkan.
c. Annealing adalah perlakuan panas logam dengan perbandingan yang lambat
yang bertujuan untuk mengurangi tekanan internal dan menghaluskan grain
(batas butir) atom logam dan mengurangi kekerasam, membuat logam lebih
ulet.
d. Normalizing adalah logam diproses dengan panas sekitar 40% di atas krisis
dan kemudian ditahan pada suhu tersebut untuk waktu yang cukup lama.
Kemudian, logam tegangan didinginkan selama 2 menit per mm dari
ketebalan hingga suhu spigmen sama dengan suhu ruangan.
e. proses quenching adalah pengaturan laju pendinginan pada logam. Jika laju
pendinginan terlalu lambat, logam menjadi lebih getas dan kekerasan akan
berkurang. Jika laju pendinginan terlalu cepat, maka akan terjadi distorsi
dan retak pada logam
f. Holding time adalah waktu penahanan panas yang bertujuan memperoleh
pemanasan yang homogen sehingga struktur austentitnya juga homogen.
Pemanasan yang homogen dimaksudkan untuk mendapatkan atau memiliki
sifat yang sama di setiap titik atau bagian.
g. Diagram Fe-Fe3C adalah diagram yang menampilkan hubungan antara
temperatur dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan lambat
dan pemanasan lambat dengan kandungan karbon (%C).
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum Heat Treatment adalah:
a. Setiap metode perlakuan panas memiliki aplikasi dan efek yang berbeda
tergantung pada jenis material, tujuan perlakuan panas, dan kondisi aplikasi
akhir dari material tersebut. Kombinasi berbagai metode perlakuan panas
dapat digunakan untuk mencapai sifat-sifat yang diinginkan dalam material
logam seperti: Annealing bertujuan mengurangi kekerasan material,
meningkatkan keuletan, dan meratakan struktur mikro. Normalizing
bertujuan meratakan struktur mikro dan meningkatkan kekuatan serta
keuletan material. Quenching bertujuan Meningkatkan kekerasan dan
kekuatan material dengan membentuk struktur mikro martensit.
b. Pengujian kekerasan di perlukan untuk mengetahui sejauh mana sifat
mekanis material berubah setelah melalui proses perlakuan panas. Hasil
pengujian kekerasan akan menunjukkan tingkat kekerasan yang dicapai oleh
baja karbon setelah setiap metode perlakuan panas. Ini memungkinkan
untuk menilai keefektifan dan kesesuaian masing-masing proses perlakuan
panas terhadap kebutuhan aplikasi yang diinginkan.
c. Menganalisis hasil perlakuan panas dengan melakukannya dan
memperhatikan setiap perlakuan panas, kemudian dapat dibandingkan
hasilnya untuk mengetahui bagaimana perlakuan panas mempengaruhi baja
atau logam.
6.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini diantaranya adalah sebagai beriku:
a. Diharapkan memberikan video prosedur dari alat praktikum yang sudah di
perkenalkan kepada praktikan supaya praktikan dapat mengerti lebih lanjut
selain di jelaskan oleh kaka aspraknya.
b. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan mempelajari terlebih
dahulu materi yang ingin di lakukan.
c. Diharapkan kepada praktikan memperhatikan setiap apa yang di beritahu
asprak tentang praktikum.
DAFTAR PUSTAKA