Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 1

PERLAKUAN PANAS DAN PERLAKUAN


PERMUKAAN

Disusun Oleh :
Nama : Johannes Aloysius Dhiosta Feb Hyang Saka

NIM 20539141009

Kelas : E / E2.1

Program Studi : S1 Teknik Manufaktur

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
TUGAS
A. Ringkaslah materi terkait dasar-dasar heat tretament dan surface treatment!
B. Apakah definisi dari arus listrik, muatan listrik, muatan electron?

JAWAB
A. Ringkaslah materi terkait dasar-dasar heat tretament dan surface treatment!

1. Pengertian Heat Treatment (Perlakuan Panas)

Proses heat treatment (perlakuan panas) adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan
cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan
pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia logam yang bersangkutan. Tujuan
proses perlakuan panas untuk menghasilkan sifat-sifat logamlogam yang diinginkan.
Perubahan sifat logam akibat proses perlakuan panas dapat mencakup keseluruhan bagian
dari logam atau sebagian dari logam.
Adanya sifat alotropik dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur mikro dari berbagai
jenis logam. Alotropik itu sendiri adalah merupakan transformasi dari satu bentuk susunan
atom (sel satuan) ke bentuk susunan atom yang lain. Pada temperatur dibawah 910 derajat
celcius sel satuannya Body Center Cubic (BCC), temperatur antara 910 derajat celcius dan
1392 derajat celcius sel satuannya Face Center Cubic (FCC), sedangkan temperatur diatas
1392 derajat celcius sel satuannya kembali menjadi BCC.
Proses perlakuan panas ada dua kategori, yaitu :

a. Softening (Pelunakan) : Adalah usaha untuk menurunkan sifat mekanik agar menjadi lunak
dengan cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan didalam tungku (annealing) atau
mendinginkan dalam udara terbuka.
b. Hardening (Pengerasan) : Adalah usaha untuk meningkatkan sifat material terutama
kekerasan dengan cara selup cepat quenching berupa air, air garam, maupun oli.

Adapun Tujuan dari heat treatment adalah :

a. Mempersiapkan material untuk pengolahan berikutnya.


b. Mempermudah proses machining.
c. Mengurangi keuletan dan kekuatan material.
d. Memperbaiki keuletan dan kekuatan material.
e. Mengeraskan logam sehingga tahan aus dan kemampuan memotong meningkat.
f. Menghilangkan tegangan dalam.
g. Memperbesar atau memperkecil ukuran butiran agar seragam.
h. Menghasilkan permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet.

Kekerasan yang diperoleh bergantung pada kadar karbon baja yang diproses Heat Treatment
merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama baja, melalui pengubahan struktur mikro
dengan cara pemanasan dan pengaturan laju pendinginan. Heat treatment merupakan
mekanisme penguatan logam dimana logam yang akan kita ubah sifatnya sudah berada dalam
kondisi solid. Dalam heat treatment kita memanaskan specimen sampai dengan tempetratur
austenisasinya.
Berikut adalah macam-macam proses Heat Treatment yang biasa dilakukan :

a. Hardening

Yaitu perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran meningkatkan kekerasan alami logam.
Perlakuan panas menuntut pemanasan benda kerja menuju suhu pengerasan, jangka waktu
penghentian yang memadai pada suhu pengerasan dan pendinginan (pengejutan) berikutnya
secara cepat dengan kecepatan pendinginan kritis. Akibat pengejutan dingin daerah suhu
pengerasan ini, dicapailah suatu keadaan paksaan bagi struktur baja yang merangsang
kekerasan, oleh karena itu maka proses pengerasan ini disebut pengerasan kejut.
Hardening dilakukan untuk memperoleh sifat tahan aus yang tinggi, kekuatan dan fatigue
limit/strength yang lebih baik. Kekerasan tertinggi (66-68 HRC) yang dapat dicapai dengan
pengerasan kejut suatu baja, pertama bergantung pada kandungan zat arang, kedua tebal
benda kerja mempunyai pengaruh terhadap kekerasan karena dampak

kejutan membutuhkan beberapa waktu untuk menembus ke sebelah dalam, dengan demikian
maka kekerasan menurun kearah inti.
b. Tempering
Yaitu perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan baja dari kerapuhan.
Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah dikeraskan pada
temperatur tempering (dibawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses pendinginan.
Menurut tujuannya proses ini dibedakan menjadi 3 yaitu :
- Tempering suhu rendah (150-300 derajat celcius), untuk mengurangi tegangan-
tegangan kerut dan kerapuhan dari baja, biasanya untuk alat-alat potong, mata bor dan
sebagainya.
- Tempering suhu menengah (300-550 derajat celcius), untuk menambah keuletan dan
kekerasannya sedikit berkurang, biasanya digunakan pada alat-alat kerja yaitu palu, pahat,
pegas dll.
- Tempering suhu tinggi (550-650 derajat celcius), untuk memberikan daya keuletan
yang besar dan sekaligus kekerasannya menjadi agak rendah, contoh pada roda gigi, poros
batang penggerak dan sebagainya.

c. Anealing
Yaitu perlakuan panas logam dengan pendinginan yang lambat berfungsi untuk
memindahkan tekanan internal atau untuk mengurangi dan menyuling struktur kristal
(melibatkan pemanasan diatas temperatur kritis bagian atas).
Annealing terdiri dari 3 proses yaitu :
- Fase recovery yaitu hasil dari pelunakan logam melalui pelepasan cacat kristal (tipe
utama dimana cacat linear disebut dislokasi) dan tegangan dalam.
- Fase rekristalisasi yaitu fase dimana butir nucleate baru dan tumbuh menggatikan
cacat-cacat oleh tegangan dalam.
- Fase grain growth (tumbuhnya butir) yaitu fase dimana mikrostruktur mulai menjadi
kasar dan menyebabkan logam tidak terlalu memuaskan untuk proses pemesinan.

d. Normalizing
Yaitu perlakuan panas logam di sekitar 40 derajat celcius diatas batas kritis logam, kemudian
ditahan pada temperatur tersebut untuk masa waktu yang cukup dan dilanjut dengan
pendinginan pada udara terbuka.

Dari gambar diatas dapat dijelaskan :


- Pada kandungan karbon mencapai 6.67% terbentuk struktur mikro dinamakan
Cementit Fe3C
- Pada sisi kiri diagram dimana pada kandungan karbon yang sangat rendah, pada suhu
kamar terbentuk struktur mikro ferit.
- Pada baja dengan kadar karbon 0.83% struktur mikro yang terbentuk adalah perlit,
kondisi suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik eutectoid.
- Pada baja dengan kandungan karbon rendah sampai dengan titik eutectoid, struktur
mikro yang terbentuk adalah campuran antara ferit dan perlit.
- Pada baja dengan kandungan titik eutectoid sampai 6.67%, struktur mikro yang
terbentuk adalah campuran antara perlit dan sementit.
- Pada saat pendinginan dari suhu leleh baja dengan kadar karbon rendah, akan
terbentuk struktur mikro ferit dan delta lalu menjadi struktur mikro austenit.

- Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi, suhu leleh turun dengan naiknya
kadar karbon, peralihan bentuk langsung dari leleh menjadi austenit.

e. Holding Time
Yaitu proses untuk mendapatkan kekerasan maksimum dari suatu bahan pada proses
hardening dengan menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang
homogen sehingga struktur austenitnya homogen atau terjadi kelarutan karbida ke dalam
austenite, difusi karbon dan unsur paduannya.

f. Quenching
Yaitu proses yang melibatkan beberapa faktor yang saling berhubungan. Pertama jenis media
pendingin dan kondisi yang digunakan, yang kedua komposisi kimia dan hardenbility dari
logam tersebut.
Terdapat 2 jenis quenching yaitu :
- Pendinginan tidak menerus yaitu suatu baja yang didinginkan dari suhu yang lebih
tinggi dan kemudian ditahan pada suhu yang lebih rendah selama waktu tertentu, maka akan
menghasilkan struktur mikro yang berbeda.
- Pendinginan terus-menerus yaitu proses pendinginan pada pembuatan material baja
dilakukan secara terus-menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan shuh
rendah.

2. Pengertian Surface Treatment

Proses Perlakuan permukaan (Surface treatment) adalah proses perlakuan terhadap


permukaan benda kerja untuk mendapatkan permukaan yang lebih baik.Tujuannya adalah
untuk memperbaiki permukaan, memperindah, pelindung, dll. Dalam beberapa penggunaan
material, sering diperlukan material yang tidak seragam sifatnya. Misalnya pada roda gigi
dimana permukaannya diharapkan keras untuk mengurangi gesekan dan aus, sedangkan
bagian dalamnya diharapkan ulet agar lebih tahan terhadap beban dinamik dan impak.

Beberapa jenis perlakuan permukaan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
- Painting/Pengecatan

- Elektro Plating

- Powder Coating

- Shot blasting Dll

a. Pengecetan

Proses pelapisan dengan menggunakan bahan pelapis cat yang telah diberi warna yang
digunakan sebagai proses akhir (finishing).Tujuannya adalah sebagai dekoratif, protektive,
pelindung khusus. Pretreatment adalah proses yang dilakukan sebelum proses
selanjutnya.Tujuannya adalah untuk menambah daya rekat cat dengan bahan dasar (logam),
menambah ketahanan karat pada hasil pengecatan.
Adapun peralatan pengecatan :

- Kompresor yaitu alat yang digunakan untuk menangkap dan memampatkan udara
sehingga menghasilkan udara yang bertekanan. Jenis Kompresor – Kompresor torak : K.
Piston & Diafragma – Kompresor Rotari : Rotasi sudut geser, Ulir aksial ganda & Roots
blower – Kompresor Aliran : Aliran Radial & Aksial
- Air Regulator yaitu alat pengatur tekanan & penyaring angin/udara agar terhindar dari
kontaminasi seperti : minyak, oli, air dll.
- Selang sebagai penyalur cat & uadara bertekanan. Selang ini biasanya berwarna
transparan agar mudah dilihat.
- Spary gun adalah sebagai alat semprot untuk mengabutkan cat dengan angin.

- Container/cup adalah alat yang digunaka sebagai penampung cat pada saat proses
pengecatan.
- Paint booth adalah tempat/ruang untuk pengecatan yang terdapat ventilasi &
dilengkapi dengan kipas exhaust yang berfungsi sebagai penghisap debu, uap air & kotoran.

b. Teknologi Pengecetan

-Dipping

- Spraying

- Flow Coater

- Elektrostatic Spraying

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecetan

- Posisi Tangan

- Sudut Pengecatan

- Jarak Pengecatan

- Lebar Pattern

- Over Lapping

d. Master Sheet Data Safety

Adalah lembaran yang berisikan data & safety dari material kimia tertentu.Digunakan sebagai
acuan dan petunjuk untuk keamanan penggunaan material kimia tertentu. Carburizing Proses
ini dilakukan dengan memanaskan baja karbon rendah di dalam lingkungan gas monoksida,
sehingga baja akan menyerap karbon dari gas CO.
Nitriding Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karon rendah di dalam lingkungan
gas Nitrogen sehingga terbentuk lapisan besi nitrida yang keras pada permukaannya. Proses
pengerasan permukaan (surface hardening) adalah suatu perlakuan (treatment) yang
diterapkan pada suatu logam agar diperoleh sifat-sifat tertentu. Dan agar

dicapai hasil yang memadai, maka pelaksanaan dari suatu perlakuan harus memperhitungkan
aspek metalurgi dan peralatan yang tersedia, supaya supaya dapat dipilih proses-proses
perlakuan yang sesuai pada suatu logam untuk maksud tertentu dengan ekonomis, juga agar
dapat ditentukan tingkat kualitas yang akan dihasilkan. Bahwa proses pengerasan permukaan
ini terbagi 2 macam yaitu proses pengerasan permukaan dengan cara merubah struktur mikro
tanpa merubah komposisi kimia bahan, seperti flame hardening. Kedua, proses pengerasan
permukaan dengan merubah struktur mikro dan komposisi kimia bahan, seperti karburasi,
nitridasi dan nitrokarburasi. Pengerasan permukaan (Case hardening) merupakan proses
pengerasan permukaan baja dan besi cor dengan cara memasukkan unsur-unsur karbon atau
nitrogen atau karbon dan nitrogen ke permukaan baja dan besi cor tersebut dalam bentuk
larutan padat fasa austenit, sehingga komposisi austenit dipermukaan baja dan besi cor
berubah dan dengan melalui proses hardening dan quenching diperoleh sifat dan kualitas
yang baik, antara lain:
- Kekerasan yang tinggi

- Ketahanan terhadap pemakaian

- Ketahanan terhadap kelelahan dan lain-lain. Proses case hardening terdiri dari:
- Carborizing

- Carbonitriding

- Nitriding

Pada proses carborizing dan carbonitriding masuknya unsur karbon atau karbon dan nitrogen
dilakukan pada temperatur austenisasi sedangkan proses nitriding masuknya unsur nitrogen
berlangsung pada temperatur transformasi bawah. Setelah proses carborizing atau
carbonitriding, inti masih tetap mempunyai kandungan karbon rendah (0,1 – 0,3%C) dan
kulitnya mempunyai kandungan karbon maksimum 0,83%C (komposisi eutectoid). Karena
pemanasan yang cukup lama pada struktur austenit menyebabkan terbentuknya butiran kasar,
sehingga untuk mendapatkan sifat mekanik yang terbaik dilakukan proses hardening. Karena

ada perbedaan kandungan karbon pada inti dan kulit, sehingga mempunyai suhu kritis atas
yang berberda, maka proses hardening yang terbaik dilakukan adalah:
- Memperhalus inti, komponen dipanaskan hingga sedikit diatas suhu kritis dari intim
kemudian didinginkan dalam air, sehingga didapatkan campuran butiran halus ferit dan
sedikit martensit. Karena suhu ini sangat diatas suhu kritis atas dari kulit, sehingga
didapatkan butiran kasar martensit pada kulit. Oleh karena itu masih diperlukan proses
perlakuan panas untuk memperhalus butiran kulit.
- Memperhalus kulit, komponen dipanaskan hingga diatas suhu kritis atas, kemudian
dilakukan quenching dan didapatkan kulit keras dari butiran halus martensit. Pada saat yang
sama sejumlah martensit rapuh yang terdapat pada inti hasil dari proses quenching, akan
tertemper dalam proses pemanasan kedua.Akhirnya komponen tertemper pada temperatur
tertentu untuk menghilangkan tegangan yang terdapat pada kulit. Proses ini adalah
merupakan anjuran untuk kesempurnaan tapi dipandang dari segi industri, dimana nilai
ekonomis merupakan faktor yang harus dipertimbangkan maka sering kali pemanasan
dilakukan satu kali saja.
Selain itu, setelah proses carborizing atau carbonitriding benda kerja didinginkan perlahan-
lahan untuk mendapatkan keuletan yang tinggi dari inti, kemudian dipanaskan lagi pada suhu
austenisasi dari kulit lalu quenching, sehingga diperoleh hasil yang keras pada kulit dan ulet
pada inti. Akan tetapi di industri biasanya dilakukan setelah carborizing atau carbonitriding
temperatur diturunkan sampai temperatur hardening, ditahan selama periode waktu tertentu
lalu quenching. Nitriding adalah proses pengerasan permukaan dengan jalan mendifusikan
unsur nitrogen ke permukaan larutan pada logam/baja dan besi cor feritik, yaitu dengan cara
memanaskan dan menahan logam/baja dan besi cor tersebut pada temperatur dibawah
temperatur kritis bawah (antara 500-590oC) selama periode waktu tertentu dalam kontak
dengan gas atau cairan yang mengandung unsur nitrogen. Seluruh baja dan besi cor yang
dapat dikeras haruslah dikeraskan dan di”temper” dahulu sebelum dilakukan proses nitriding,
dimana temperatur tempering harus cukup tinggi untuk menjaga kestabilan struktur pada
proses nitriding (minimal 10oC diatas temperatur nitriding).

Proses nitriding dilakukan dengan tujuan:


- Mendapatkan kekerasan permukaan yang tinggi

- Meningkatkan ketahanan pakai dan sifat “antigalling”

- Meningkatkan ketahanan terhadap umur kelelahan

- Meningkatkan ketahanan terhadap korosi

- Meningkatkan ketahanan kekerasan permukaan terhadap kenaikkan tem peratur


sampai temperatur nitriding.
Keuntungan lain yang diperoleh dengan proses nitriding ialah: distorsi dan deformasi
minimum, karena temperatur pemanasan rendah. Di industri penggunaan proses nitriding
terutama dilakukan terhadap:
- Komponen komponen mesin untuk kendaraan bermotor, antara lain:

- steering gears

- cylinder heads

- cylinder liners

- crankshafts

- camshafts

- ball steering joint

- valves dan valves quiders

- rocker arm - rocker shaft

- connecting rod

- oil pump gears


- water pump gears

- dan lain-lain.

-komponen-komponen mesin perkakas -perkakas termasuk dies, antara lain:

- cutting tools (high speed steel)

- rolling tools

- drawing tools

- dies casting moulds

- forging dies, dan lain-lain.

Di industri dikenal dua jenis proses nitriding, yaitu: liquid nitriding dan gas nitriding. Pada
umumnya kedua jenis proses ini adalah sama dan lama proses dibutuhkan juga sama, tetapi
proses gas nitriding biasanya lebih disukai bila diinginkan kedalam penetrasi nitrogen yang
lebih besar. Pada proses liquid nitrididng media yang digunakan adalah campuran garam-
garam, yaitu: NaCN, Na2CO3, KCl dan beberapa bahan pengaktif lainnya. Pada proses
nitriding media yang digunakan adalah: gas amonia. Berdasarkan diagram fasa biner Fe-N
(gambar 2.6)8) dapat diperkirakan bahwa beberapa lapisan dapat terbentuk pada temperatur
500-6000C, yaitu berturut-turut pada bagian dalam (dekat substrat) kebagian
terluar: α-Fe, γ-Fe4N dan ε-Fe2N.

e. Cyaniding

Proses ini dilakukan dengan memanaskan komponen yang akan diproses, kedalam larutan
garam sianida dengan temperatur sekitar 800°C sehingga baja karbon rendah akan
membentuk lapisan karbida dan nitrida.
Flame hardening Proses flame hardening dan induction hardening biasa dilakukan pada baja
karbon sedang atau tinggi. Flame hardening dilakukan dengan memanaskan permukaan yang
akan dikeraskan dengan nyala api oxyacetylene yang dilanjutkan dengan semprotan air
untukquenching.

Induction hardening Proses ini prinsipnya sama dengan flame hardening tetapi pemanasannya
tidak dilakukan dengan menggunakan nyala api tetapi dengan menggunakan kumparan listrik

B. Apakah definisi dari arus listrik, muatan listrik, muatan electron?

1. Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan


berkesinambunganpada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa
lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.
2. Muatan listrik adalah suatu muatan yang ada di dalam suatu benda dan bisa
menghasilkan gaya pada benda lain jika memiliki muatan listrik.
3. Muatan elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya
ditulis sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur
apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer

Anda mungkin juga menyukai