Dosen Pengajar :
Drs. Samsul Hadi, M,T
Disusun Oleh :
JUNAIDI
NIM : 2041230001
No. Absen : 13
Kelas : 1E
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul Perlakuan Panas Pada Logam
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Samsul
Hadi . Selaku dosen pembimbing Pengujian Logam. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Perlakuan Panas Pada Logam bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Samsul Hadi. Selaku dosen Teknologi
Bahan Jurusan Teknik Mesin dan Perawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, paper yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan paper ini.
Junaidi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengujian logam.
2. Untuk menambah wawasan tentang Perlakuan Panas Pada Logam (Heat Treatment).
1
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan paper ini antara lain:
1. Kita bisa mengetahui apa itu perlakuan panas pada logam.
2. Kita bisa megetahui macam-macam perlakuan panas pada logam.
3. Kita bisa mengetahui apa saja yang mempengaruhi perlakuan panas pada logam.
4. Kita tahu cara melakukan perlakuan panas pada logam.
5. Wawasan kita bertambah mengenai perlakuan panas pada logam.
6. Mengetahui jenis pengerasan pada logam
7. Memahami dan dapat membaca diagram FE3C
8. Mengetahui jenis – jenis logam paduan
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Karbonitriding
Karbonitriding (Sianida kering) adalah suatu proses pengerasan permukaan di mana baja
dipanaskan di atas suhu kritis dalam lingkungan gas dan terjadi penyerapak karbon dan
nitrogen.
c. Cyaniding
Cyaniding atau karbonitriding cair merupakan proses dimana terjadi absorbsi karbon dan
nitrogen untuk memperoleh permukaan yang keras pada baja karbon rendah yang sulit
dikeraskan. Proses ini dilakukan dengan rendaman air garam yang terdiri dari Karbonat
Natrium (Sodium) dan Sianida Natrium yang dicampur dengan salah satu bahan klorid natrium
dan klorid barium, tebal lapisan sekitar 0,3 mm.
d. Nitriding
Nitriding adalah suatu proses pengerasan permukaan dalam hal ini baja paduan special
dipanaskan untuk waktu yang lama dalam suatu atmosfer dari gas nitrogen. Baja dipanaskan
sampai 510C dalam lingkungan gas ammonia. Nitride yang diserap oleh logam akan
membentuk nitride yang keras yang tersebar rata pada permukaan logam.
5
d. Waktu
Semakin cepat laju pendinginan maka waktu yang diperlukan semakin sedikit/singkat,
begitu juga sebaliknya semakin lama laju pendinginan maka waktu yang dibutuhkan semakin
banyak.
e. Temperatur
Semakin tinggi temperature suatu bahan maka luju pendinginan juga semakin lambat,
tetapi ini tergantung dari media pendingin yang digunakan, semakin rendah temperature yang
dibutuhkan suatu bahan maka semakin cepat laju pendinginannya.
f. Jenis Aliran
Jika fluida yang digunakan dalam keadaan mengalir maka jenis aliran berpengaruh,
dimana aliran turbulen lebih cepat memindahkan kalor dibandingkan aliran laminar.Turbulen
adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil sedangkan
klaminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan membentuk garis-
garisalir yang tidak berpotongan satu sama lain.
6
Pada saat proses pendinginan dari suhu lelehnya, baja mulai berubah menjadi fasa padat
pada suhu 13500, pada fasa ini lah berlangsung perubahan struktur mikro. Perubahan struktur
mikro dapat juga dilakukan dengan jalan heat treatment.
Bila proses pendinginan dilakukan secara perlahan, maka akan dapat dicapai tiap jenis
struktur mikro yang seimbang sesuai dengan komposisi kimia dan suhu baja. Perubahan
struktur mikro pada berbagai suhu dan kadar karbon dapat dilihat pada Diagram Fase
Keseimbangan (Equilibrium Phase Diagram).
Penjelasan diagram:
➢ Pada kandungan karbon mencapai 6.67% terbentuk struktur mikro dinamakan Sementit
Fe3C (dapat dilihat pada garis vertical paling kanan).
➢ Sifat – sifat cementitte: sangat keras dan sangat getas
➢ Pada sisi kiri diagram dimana pada kandungan karbon yang sangat rendah, pada suhu
kamar terbentuk struktur mikro ferit.
➢ Pada baja dengan kadar karbon 0.83%, struktur mikro yang terbentuk adalah Perlit,
kondisi suhu dan kadar karbon ini dinamakan titik Eutectoid.
➢ Pada baja dengan kandungan karbon rendah sampai dengan titik eutectoid,
strukturmikro yang terbentuk adalah campuran antara ferit dan perlit.
7
➢ Pada baja dengan kandungan titik eutectoid sampai dengan 6.67%, struktur mikro yang
terbentuk adalah campuran antara perlit dan sementit.
➢ Pada saat pendingin andari suhu leleh baja dengan kadar karbon rendah, akan terbentuk
struktur mikro Ferit Delta lalu menjadi struktur mikro Austenit.
➢ Pada baja dengan kadar karbon yang lebih tinggi, suhu leleh turun dengan naiknya
kadar karbon, peralihan bentuk langsung dari leleh menjadi Austenit.
Dari diagram diatas dapat kita lihat bahwa pada proses pendinginan perubahan – perubahan
pada struktur kristal dan struktur mikrosangat bergantung pada komposisi kimia.
Fase Yang Terbentuk :
1. Ferit ( besi )
Merupakan larutan padat karbon dalam besi dan kandungan karbon dalam besi maksimum
0,025% pada temperatur 723 C. Pada temperatur kamar, kandungan karbonnya 0,008%. Sifat
ferit adalah lunak, ulet dan tahan korosi.
2. Sementit
Merupakan senyawa logam yang mempunyai kekerasan tinggi atau berkeras diantara fasa-
fasanya yang mungkin terjadi pada baja mengandung 6,67% kadar karbon, walaupun sangat
keras tapi bersifat getas.
3. Austenit
Merupakan larutan padat intertisi antara karbon dan besi yang mempunyai sel satuan BCC
yang stabil pada temperatur 912°C dengan sifat yang lunak tapi ulet.
4. Perlit (α+Fe3C)
Merupakan elektroid yang terdiri dari 2 fasa yaitu terit dan sementit. Kedua fasa ini
tersusun dari bentuk yang halus. Perlit hanya dapat terjadi di bawah 723 C. Sifatnya kuat dan
tahan terhadap korosi serta kandungan karbonnya 0,83%.
5. Ladeburit
Merupakan susunan elektrolit sengan kandungan karbonnya 4,3% yaitu campuran perlit
dan sementit. Sifatnya halus dan getas karena sementit yang banyak.
6. Besi Delta (γ)
Merupakan fasa yang berada antara temperatur 1400 °C – 1535°C dan mempunyai sel
satuan BCC ( sel satuan kubus ) karbon yang larut sampai 0,1%
Perbandingan yang dilakukan dengan menggunakan media pendingin berbagai jenis seperti
oli, air garam, air, solar dan udara tergantung pada kecepatan pendinginan yang diinginkan.
8
Kecepatan pendinginan adalah turunnya pendinginan pada waktu dimasukkan dalam
derajat/detik. Kecepatan pendinginan mempengaruhi akan kekerasan bahan.
Laku panas adalah proses yang memanaskan bahan sampai suhu tertentu dan kemudian
didinginkan menurut cara tertentu. Tujuan pengerjaan panas itu adalah untuk memberikan sifat
yang lebih sempurna pada bahan.
Pengertian-pengertian :
➢ Solidus line adalah garis pemisah antara fasa solid (padat) dengan fasa liquid (cair) atau
fasa yang sebagian liquid
➢ liquidus line adalah Garis batas fasa yang memisahkan fasa L dengan α+L
➢ Lower critical temperature (point) A1 adalah temperature pada baja eutectoid dimana
austenite menjadi pearlite dan di bawah temperature ini austenite tidak ada lagi.
➢ Upper critical temperature (point) A3adalah temperatur pada baja hipoeutektoid
dimana di bawah temperatur ini ferrite mulai terbentuk hasil dari pemisahan dari
austenit.
➢ Eutektik(4.3%C) adalah suhu keseimbangan teratas dalam logam dimana terjadi
perubahan dari fasa liquid ke fas larutan padat (austenit+cementite) tanpa melalui fasa
austenit+liquid maupun cementite+liquid.
9
➢ Eutektoid(0.8%C) adalah suhu terendah dalam logam dimana terjadi perubahan dalam
larutan padat, dan merupakan suhu keseimbangan terendah dimana austenit terurai
(dekomposisi) menjadi menjadi ferit dan sementit.
Penjelasan diagram :
➢ Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C tersebut akan bergeser ke
kanan.
➢ Ukuran butir sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu pemanasan, lamanya pemanasan
dan semakin lama pemanasannya akan timbul butiran yang lebih besar. Semakin cepat
pendinginan akan menghasilkan ukuran butir yang lebih kecil.
10
Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat
dari diagram Continuos Cooling Transformation Diagram.
Penjelasan diagram:
➢ Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0,83% yang ditahan suhunya di titik
tertentu yang letaknya di bagian atas dari kurva C, akan menghasilkan struktur perilt
dan ferit.
➢ Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tap masih disisi sebelah
atas garis horizontal, maka akan mendapatkan struktur mikro Bainit (lebih keras dari
perlit).
➢ Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka akan mendapat
struktur Martensit (sangat keras dan getas).
➢ Bentuk diagram tergantung dengan komposii kimia terutama kadar karvon dalam baja.
➢ Pada proses pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan menghasilkan
struktur mikro perlit dan ferlit.
➢ Pada proses pendinginan sedang, seperti, pada garis (b) akan menghasilkan struktur
mikro perlit dan bainit.
➢ Pada proses pendinginan cepat, seperti garis ( c ) akan menghasilkan struktur mikro
martensit.
11
2.7 Unsur-Unsur Paduan
1. Karbon
2. Mangan (Mn)
12
• Bahan oksidiser (mengurangi O dalam baja), menurunkan kerentanan hot shortness
pada aplikasi pengerjaan panas
• Larut, membentuk solid solution strength dan hardness
• Dengan S membentuk Mangan Sulfida, meningkatkan sifat pemesinan
(machineability).
• Meningkatkan kekuatan dan kekerasan meski tidak sebaik C.
• Menurunkan sifat mampu las (weldability) dan keuletannya.
• Meningkatkan hardenability baja.
3. Silikon (Si)
• Bahan deoksidiser.
• Meningkatkan kekuatan ferit.
• Dalam jumlah besar, meningkatkan ketahanan baja terhadap efek scaling, tetapi
mengalami kesulitan dalam pemrosesannya .
Silicon di tambahkan untuk memperbaiki homogenitas pada baja. Selain itu dapat
menaikkan tegangan tarik dan menurunkan kecepatan pendinginan kritis, sehingga baja karbon
lebih elstis dan cocok dijadikan sebagai bahan pembuatan getas.
13
4. Posfor (P)
Posfor dalam baja dibutuhkan dalam persentase kecil, yaitu maksimum 0.04%, yang
berfungsi mempertinggi kualitas dan daya tahan material terhadap korosi. Material yang
mengandung posfor diatas 0,04% akan mempunyai kecenderungan untuk menjadi getas dan
mudah retak. Penambahan posfro dimaksudkan pula untuk memperoleh serpihan kecil-kecil
pada saat proses permesinan.
5. Belerang (s)
14
6. Khrom (Cr)
7. Nikel (Ni)
15
Sebagai unsur paduan dalam baja kontruksi dan baja mesin. Nikel memperbaiki antara
lain kekuatan tarik, sifat tahan korosi, sifat tahan panas dan sifat magnitnya.
8. Molibdum Mo)
Molibdum juga berfungsi untuk mengurangi kerapuhan pada baja karbon tinggi, juga
menstabilkan karbida serta memperbaiki kekuatan baja.
9. Titanuim (Ti)
• Sebagai deoksidiser.
• Pengontrolan dalam pertumbuhan butir. TITANIUM
• Sebagai deoksidiser.
• Mengontrol pertumbuhan butir.
16
Titanium adalah logam yang lunak, tapi bila dipadukan dengan nikel dan karbon akan
lebih kuat, tahan aus, tahan temperature, dan tahan korosi.
10. Wolfram/tungsten
Paduan ini dapat membentuk karbida yang stabil dan yang keras, menahan suhu
pelumasan dan mengembalikan perubahan bentuk/struktue secara perlahan-lahan.
17
• Mampu mesin dan mampu lasnya baik
• Murah/harga terjangau
• Aplikasi : bodymobil,bentuk struktur (profil I, L, C, H), pipa saluran.
❖ Baja KarbonTinggi
• Kandungan karbonnya: 0,7< % C ≤ 1,4
• Dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing, quenching,
dan tempering
• Paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja karbon lainnya
• tahanaus
• Aplikasi :pegas, pisaucukur, kawat kekuatan tinggi, rel kereta api,perkaka spotong dan
dies.
2) Baja Paduan
Baja paduan adalah baja yang mengandung sebuah unsur lain atau lebih dengan kadar
yang berlebih daripada karbon biasanya dalam baja karbon.
Menurut kadar unsur paduan, baja paduan dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu baja
paduan rendah dan baja paduan tinggi. Baja rendah unsur paduannya di bawah 10% sedangkan
baja paduan tinggi di atas 10%.
3) Baja Khusus
Baja khusus mempunyai unsur-unsur paduan yang tinggi karena pemakaian-pemakaian
yang khusus. Baja khusus yaitu baja than karat, baja tahan panas, baja perkakas, baja listrik.
Unsur utama dari baja tahan karat adalah Khrom sebagai unsure terpenting untuk
memperoleh sifat tahan terhadap korosi. Baja tahan karat ada tiga macam menurut strukturnya
yaitu baja tahan karat feritis, baja tahan karat martensitas dan austenitis.
18
Baja tahan panas, tahan terhadap korosi. Baja ini harus tahan korosi pada suhu lingkungan
lebih tinggi atau oksidasi.
Baja perkakas adalah baja yang dibuat tidak berukuran besar tetapi memegang peranan
dalam industri-industri. Unsure-unsur paduan dalam karbitnya diperlukan untuk memperoleh
sifat-sifat tersebut dan kuat pada temperature tinggi. Baja listrik banyak dipakai dalam bidang
elektronika.
b. Standarisasi Baja
1) Amerika Serikat
a) ASTM ( American Society for Testing Materials )
• Strogen Steel (H3 9M-94)
• High Strength Low alloy Structure Steel (H2 42M-93a)
• Low and Intermediate tensile Strength carbon silicon, steel plate for machine pane and
general construction (A 284M-38)
• High Steel Strength. Quenhead and Temporal alloy steel plate euatable for andirum (A
514-94m)
• Structural Steel mide 290 MPa minimum Yield point (BMM) maximum
• High Strongth Low alloy alambium vanadium steel of structural quality (43,72m-94a)
• Structural carbon steel plate of improved longers (AS 37M-93a)
• High Strength Low alloy Structural Steel 345 MPa minimum yield point 100 mm
thickness (AS 88M-94a)
• Normalized high Strength Low alloy Structural Steel (A633-94a)
• Low carbonate hardening, nikel copped evanium monodin, corombium and nikel
copper columbion allow steel (A710M-94)
• Hot road stuktural steel high Strength Low alloy plate with improved in ability (A 610
M-93a)
• Quenhead and tempered carbon steel plates for structural aniration (A 678-94a).
b) AISI (Americal Iron and Steel Institute) and SAE (Society of Automotive Engineers)
Baja menurut standarisasi AISI dan SAE merupakan spesifikasi dengan loxx
digunakan untuk paduan yang sangat minimal. Contoh baja AISI, SAE 1445, ini berarti
kandungan karbonnya adalah 0,4% dengan paduan uranium (0,4%-1,4%).
19
c) Menurut UNS (United Numbering System)
Baja menurut standar UNS hampir sama dengan standar AISI dan SAE, hanya saja
menggunakan huruf di depan ditambah lima digit untuk jenis tambahan lainnya misalnya baja
AISI,SAE A 0,70% UNS menjadi G41070 di mana awalnya G untuk baja karbon paduan
rendah.
20
1. Kubik
Sistem kristal kubik juga dikenal sebagai isometrik "sistem". Sistem (Isometric) kristal
kubik dicirikan oleh simetri total. Sistem Cubic memiliki tiga sumbu kristalografi yang
semuanya tegak lurus satu sama lain, dan sama panjang. Sistem kubik memiliki satu titik kisi
pada masing-masing empat sudut kubus itu.
4. Rombohedral
Sebuah rhombohedron (alias sistem trigonal) memiliki bentuk tiga dimensi yang mirip
dengan kubus, tetapi telah condong atau miring ke satu sisi sehingga miring. Bentuknya
dianggap "prismatik" karena semua enam wajah kristal yang sejajar satu sama lain. " Setiap
wajah yang tidak kuadrat pada malaikat kanan disebut "rhombi." Sebuah kristal rombohedral
memiliki enam wajah, 12 tepi, dan 8 titik. Jika semua sudut tumpul internal non-wajah yang
sama (contoh datar, di bawah), dapat disebut trapezohedron-trigonal.
5. Ortorombik
Mineral yang terbentuk di ortorombik tersebut (alias belah ketupat) sistem kristal memiliki
tiga sumbu yang saling tegak lurus, semua dengan, atau tidak sama panjang yang berbeda.
6. Monoklinik
Kristal yang terbentuk dalam sistem monoklinik memiliki tiga sumbu tidak sama. sumbu
kristalografi cenderung terhadap satu sama lain pada sudut miring, dan sumbu (b) tegak lurus
ke dan c. (B) sumbu kristalografi disebut "orto" sumbu.
21
7. Triklinik
Kristal yang terbentuk dalam sistem triklinik memiliki tiga sumbu kristalografi tidak
sama, semua yang berpotongan pada sudut miring. kristal triklinik memiliki sumbu simetri 1-
lipat dengan hampir tidak simetri yang jelas, dan tidak ada cermin atau pesawat prismatik.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut :
➢ Heat treatment atau Perlakuan panas merupakan suatu proses untuk merubah sifat-
sifat dari logam sampai suhu tertentu kemudian didinginkan dengan media pendingin
tertentu pula.
23
➢ Hal-hal yang mempengaruhi kecepatan pendinginan adalah sebagai berikut :
1) Viskositas
2) Densitas (Kecepatan Massa Jenis)
3) Luas penampang
4) Waktu
5) Temperatur
6) Laju aliran
➢ Dalam melakukan perlakuan panas (heat treatment) kita perlu memahami diagram
FE3c, diagram TTT, dan diagram CTT.
3.2 SARAN
Agar kiranya pembaca dapat memberikan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
kebaikan penulisan paper selanjutnya. Terima kasih.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. (Sumber : http://www.scribd.com/doc/45119330/He-a-Treatment-Test
rickyrackasiwi.blogspot.com/2010/02/perlakuan-panas.html
2. (Sumber:http://www.steelindonesia.com/article/02-heat_treatment.html
3.(sumber:www.garispandang.blogspot.com/2011/03/hal-hal-yang-mempengaruhi-
kecepatan.html)
4. (Sumber :http://staff.ui.ac.id/internal/131845374/material/UnsurPaduan-2-r1.pdf)
5. https://transmisi2010.blogspot.com/2014/03/landasan-teori-heat-tritment.html
6. (Sumber:http://rickyrackasiwi.blogspot.com/2010/02/perlakuan-panas.html
7. http://shinqueena.wordpress.com/baja-karbon-carbon-steel/
25