DI SUSUN OLEH :
NAUFAL HARIS & ANGGORO HAJI
ARIRUDITO 21503244015 – 21503244035
T2.1
ABSTRAK
Mesin-mesin non-konvensional di bidang industri sekarang ini sudah
berkembang semakin pesat. Salah satu mesin non-konvensional adalah Electro
Chemical Machining (ECM). Electrochemical machining (ECM) merupakan
alternatif untuk melakukan permesinan pada benda kerja berukuran kecil dan
memiliki bentuk yang rumit tanpa mengakibatkan dampak termal dan
mechanical stress pada benda kerja. ECM juga seringkali digunakan untuk
mengerjakan material dengan sifat konduktor yang baik namun sulit untuk
mesin, seperti super alloys, Ti-alloys, alloy steel, tool steel, stainless steel, dan
lain lain. Karena alasan tersebut ECM merupakan pemesinan yang sangat cocok
untuk benda kerja berukuran kecil, material yang keras, bentuk rumit, dan
membutuhkan sifat tahan korosi, salah satunya multilayered microchamber.
ECM ini digunakan untuk memproses berbagai jenis material yang bersifat
konduktor listrik. Selain digunakan di bidang manufaktur, ECM juga digunakan
dalam bidang biomaterial. Salah satunya adalah pembuatan multi-layered
microfilter. Multi-layered microfilter dulunya dibuat dengan metode etching.
Namun penggunaan proses ECM pada pembuatan multi-layered microfilter
lebih aman dan ramah lingkungan.
3
Daftar Isi
ABSTRAK.................................................................................................................................2
I. ISI............................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN DAN PRINSIP KERJA.............................................................................4
B. KARAKTERISTIK.............................................................................................................5
C. JENIS ATAU TYPE.............................................................................................................6
1. Micro-ECM........................................................................................................................6
2. Electro Chemical Drilling (ECDR)....................................................................................6
3. Shaped Tube Electrolytic Machining (STEM)...................................................................6
4. Electrostream (Capillary) Drilling......................................................................................7
5. Electro Chemical Jet Drilling (ECJD)................................................................................7
6. Electro Chemical Deburring (ECDB)................................................................................7
D. FUNGSI DARI KOMPONEN UTAMA DAN PENDUKUNG..........................................7
E. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN............................................................................9
F. APLIKASI..............................................................................................................................9
G. PARAMETER.....................................................................................................................10
Daftar Pustaka..........................................................................................................................11
4
I. ISI
A. PENGERTIAN DAN PRINSIP KERJA
Electrochemical Machining (ECM) merupakan salah satu proses pemesinan
non konvensional yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Faraday (1833).
ECM adalah proses pemesinan yang bergantung pada penghapusan atom dari
permukaan benda kerja (McGeough, 1988). ECM didasarkan pada proses
anodic dissolution dalam elektrolisis (Tlusty, 2000). ECM adalah proses
elektrolisis dimana pembuangan logam terjadi karena pelarutan secara proses
kimia dari benda kerja (Sudiarso, 2009). Elektrolisis adalah suatu proses kimia
yang mana terjadi ketika ada arus listrik yang melewati dua elektroda yang
terbenam di dalam larutan elektrolit. Contoh dari proses elektrolisis adalah
electro-plating dan electropolishing. ECM memanfaatkan reaksi kimia melalui
pelepasan muatan listrik sehingga terjadi pelarutan anodis dari material benda
kerja (anode) oleh elektroda (katode) yang keduanya bersifat konduktif
(menghantarkan listrik). Listrik dengan kuat arus tinggi dan bertegangan rendah
digunakan untuk melarutkan dan mengikis partikel logam benda kerja. Sumber
tegangan yang digunakan adalah arus DC melalui perantara reaksi cairan
elektrolit yang mengalir pada celah (gap) antara benda kerja dan elektroda.
ECM biasa digunakan untuk proses pemesinan material yang mempunyai
tingkat kekerasan sangat tinggi serta sulit dikerjakan dengan metode
konvensional. Apabila arus listrik melewati dua elektroda melalui cairan
elektrolit maka akan terjadi elektrolisis. Sistem elektrolit dan cairan elektrolit
dinamakan sel elektrolisis. Reaksi kimia yang terjadi pada elektroda dinamakan
reaksi anodis atau katodis. Disolusi anodis yang terjadi pada benda kerja
merupakan dasar dari proses pemesinan ECM pada logam. Prinsip ECM yaitu
proses pengerjaan material dengan cara pelarutan anodis (anodic dissolution)
dari benda kerja oleh cairan elektrolit yang mengalir melalui celah (gap) antara
benda kerja (anode) dan elektroda (katode), Benda kerja yang bertindak sebagai
anode dihubungkan dengan sumber arus searah bermuatan positif (DC +),
sedangkan elektroda (tool) katode dihubungkan dengan sumber arus searah
bermuatan negatif (DC -) dan cairan elektrolit dialirkan di antara elektroda dan
benda kerja.
5
B. KARAKTERISTIK
Pada tahun 1993, Rajurkar, Kozak dan Wei menjelaskan dalam papernya
mengenai karakteristik dari Electrochemical Machining (ECM). Pada
penelitiannya disebutkan bahwa arus DC yang digunakan berkisar 10 – 25 volts.
Benda kerja dialiri arus yang bermuatan positif yang kemudian menjadi
anoda.Sedangkan pahat dialiri arus listrik bermuatan negatif yang kemudian
akan menjadi katoda. Selanjutnya bila energi listrik yang dibutuhkan telah
mencukupi maka akan terjadi proses kimia elektrolisis pada anoda yang
meyebabkan partikel anoda terlepas dan terbawa oleh aliran elektrolit. Ion-ion
metal yang terlepas akan tertarik pada elektrolit dan akan berikatan dengan ion
hidoksida dan membentuk metal hidrosida. Elektrolit dapat berupa NaCl dan
NaNO3. Elektrolit sendiri dipilih berdasarkan sifat konduktifitasnya terhadap
listrik, sifat korosinya, tidak beracun dan memiliki sifat kimia yang stabil.
Elektrolit harus tidak menyebabkan korosi pada benda kerja maupun pahat.
Rajurkar (1993), pada papernya disebutkan bahwa elektrolit mengalir dengan
kecepatan tinggi yaitu antara 10 – 60 m/s melalui gap antara katoda dan anoda.
Laju pemakanan anoda pada ECM berdasarkan hukum Faraday mengenai
elektrolisis, dimana prosesnya bergantung pada sifat elektro-kimia pada metal,
sifat dan karakter dari elektrolit, dan arus listrik.
benda kerja dengan pahat. Penelitian mengenai laju pemakanan pada proses
ECM telah dilakukan oleh Zhujian Feng, Everardo Granda dan Waye Hung
[3]. Dalam papernya disebutkan bahwa teknik hibrid dapat diterapkan untuk
meningkatkan laju pemakanan. Pada teknik ini diamati laju pemakanan
yang terjadi ketika menggabungkan vibrasi mekanik dibawah 50Hz dengan
amplitudo 25µm dan pulsa arus sampai dengan 100 HZ. Teknik hibrid
dengan menggunakan elektroda yang terinsulasi dapat menurunkan stray
current, meningkatkan densitas arus dan menghasilkan profil lubang dengan
50% energi yang lebih untuk laju pemakanan yang sama.
Tidak ada keausan tool dikarenakan tidak ada kontak antara tool dan
benda kerja
Proses pemesinan dilakukan pada tegangan yang rendah (low voltage)
dengan metal removal rates yang tinggi
Bisa memproduksi material yang sangat kecil hingga dimensi 0,05 mm
Bentuk part yang rumit bisa diproduksi hanya dalam satu kali operasi
Karena proses permesinan dilakukan pada temperatur yang rendah
maka tidak ada kerusakan yang terjadi pada struktur benda kerja yang
disebabkan oleh panas
Material konduktor yang keras bisa diproses dengan menggunakan
ECM
Surface finish bisa dicapai hingga 0,1 sampai 1,25 µm Ra
Disebabkan biaya peralatan ECM tinggi (high capital cost), ECM
hanya cocok untuk produksi massal.
Kebutuhan akan operator ECM rendah
Kekurangan ECM
Dibutuhkan konsumsi energi yang tinggi (sekitar 100 kali lebih tinggi
dibandingkan turning atau drilling steel)
Metal removal rates rendah dibandingkan metode permesinan
konvensional
ECM hanya bisa digunakan untuk material benda kerja yang bersifat
konduktor
Sulit untuk tidak terpapar gas hidrogen yang dihasilkan ketika
melakukan proses permesinan dimana gas tersebut bersifat eksplosif
Benda kerja butuh untuk segera dibersihkan dan diberi oli setelah
proses selesai dilakukan
Ada kesulitan untuk menangani dan menyimpan larutan elektrolit
F. APLIKASI
Pemesinan material keras dan material tahan panas . Parameter proses
dan alatnya seumur hidup tidak tergantung pada kekerasan benda kerja.
Oleh karena itu ECM sering digunakan material keras
Pemesinan rongga pada cetakan tempa, pengeboran lubang yang lebih
dalam dan lubang yang bentukanya diperoleh dengan metode pemesina
konvensional
Pemesinan profile kompleks seperti roda turbin dan bilah jet
1
G. PARAMETER
Parameter-parameter yang terkait dengan ECM adalah elektrolit, tegangan,
diameter benda uji, mesin uji, jarak celah antara elektroda dan benda kerja,
feed rate, di mana parameter konsentrasi terlihat sangat penting dan masih
banyak ruang untuk dapat diteliti pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui nilai MRR, overcut, dan ketirusan dengan
pengaruh variasi tegangan dan jarak celah (gap) pada material stainless steel
304, dan aluminium 1100 hasil drilling ECM menggunakan elektroda
kuningan terisolasi.
1
Daftar Pustaka
https://fariedpradhana.wordpress.com/2012/04/21/electrochemical-
machining-ecm/
https://www.muchammadlutfihakim.com/2017/04/proses-electrochemical-
machining.html
https://www.hestanto.web.id/electrochemical-
machining/#Prinsip_Kerja_Pada_Electro_Chemical_Machining_ECM
https://www.researchgate.net/publication/323982539_Application_of_Electr
o_Chemical_Machining_for_materials_used_in_extreme_conditions
https://didinlubis.wordpress.com/2016/05/27/electro-chemical-machining-
ecm-menurut-ahli/