Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-Nya
lah kami selaku tim penulis bisa menyelesaikan masalah ini tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Material Teknik dan juga untuk menambah wawasan mengenai Sifat Termal.
Dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini tentu saja penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam isi maupun teknis penulisannya. Oleh karena
itu penulis mengharapkan adanya pandangan pikiran, berupa kritik dan saran dari berbagai pihak
demi kesempurnaan penulisan ini.

Bekasi, 14 MEI 2019

Penulis

Kelompok IV, “Sifat-Sifat Thermal”


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses permesinan non-tradisional banyak digunakan untuk pembuatan geometris
presisi suku cadang untuk dirgantara, elektronik dan industri otomotif kompleks dan bagian
seperti dalam rongga internal miniature mikroelektronika dan komponen berkualitas baik
hanya dapat ada dirancang secara geometris berbeda dihasilkan oleh proses permesinan non-
tradisional.Proses aplikasi industri diterapkan etcants kimia dan bahan-bahan mesin.makalah
ini bertujuan untuk memberikan rincian tentang mesin kimia.
Pada pembahasan kali ini akan di jelaskan proses electro chemichal machining (ECM)
sebagaimana pentingnya proses permesinan nontradisional. Langkah-langkah proses dibahas
secara rinci mulai dari penggambaran proses permesinan kimia, aplikasi industri, kimia
diterapkan etchants bahan dan mesin.
operasi harus dilakukan dengan hati-hati untuk memghasilkan geometri yang
diinginkan. Pengunaan mesin harus memperhatikan efek lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ECM ?
2. Bagaimana proses dari ECM ?
3. Apa saja jenis dari ECM?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari ECM ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini, penyusun ingin member informasi
mengenai ECM untuk menambah wawasan dalam mata kuliah proses manufaktur.

Kelompok IV, “Sifat-Sifat Thermal”


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Electro Chemical Machine


Electrochemical Machining (ECM) merupakan salah satu proses pemesinan non
konvensional yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Faraday (1833). ECM adalah
proses pemesinan yang bergantung pada penghapusan atom dari permukaan benda kerja
(McGeough, 1988). ECM didasarkan pada proses anodic dissolution dalam elektrolisis
(Tlusty, 2000). ECM adalah proses elektrolisis dimana pembuangan logam terjadi karena
pelarutan secara proses kimia dari benda kerja (Sudiarso, 2009). Elektrolisis adalah suatu
proses kimia yang mana terjadi ketika ada arus listrik yang melewati dua elektroda yang
terbenam di dalam larutan elektrolit. Contoh dari proses elektrolisis adalah electro-
plating dan electropolishing.
Electro chemical machine (ECM) adalah permesinan non-tradisional yang terkenal
dengan proses peleburan kimia benda kerja/ material oleh kontak dengan asam kuat atau
basa yang dikendalikan oleh mesin. Pelapis khusus yang disebut maskants melindungi
area logam yang tidak hilangkan. Proses ini digunakan untuk membuat kontur dan
menghilangkan bahan yang memiliki rasio kekuatan-berat yang tinggi. Selain itu
permesinan ini banyak digunakan untuk menghasilkan mikro-komponen untuk berbagai
aplikasi industri seperti sistem mikroelectromechanical (MEMS) dan induksi
semikonduktor Ecm menggunakan bahan konduktif elektrik yang terbatas sehingga
cocok semua bahan benda kerja. ECM dapat memotong sudut yang kecil ataupun rongga
yang sangat sulit pada baja yang keras dan jenis material keras yang lain.
ECM sering diartikan sebagai mesin yang mengikis dengan listrik dan serupa dengan
pengerjaan menggunakan mesin dalam suhu tinggi yang diposisikan seperti elektroda
dan benda. Melalui sebuah bahan elektrolit dalam proses pemakanan dan sebagai katoda,
penggunaan elektrolit dan anoda di ECM, sehingga tidak menggunakan pahat. Peralatan
potong ECM dikontrol sepanjang alur yang diinginkan dan sangat dengan dekat dengan
benda tetapi tidak sampai menyentuh. Pemakanan bahan yang memiliki tingkat
kekerasan tinggi sangat mungkin dilakukan oleh ECM. Sepanjang tidak ada perubahan
panas atau tegangan mekanik yang dipindahkan ke benda dan dimungkinkan pula untuk
penyelesaian permukaan.

2.2 PROSES ECM


Prinsip kerja ECM yaitu benda kerja dihubugkan dengan sumber arus searah yang
bermuatan positif sedangkan pahat dibuhungkan dengan sumber arus yang bermuatan
positif dan cairan elektrolit dialirkan diantara pahat dan benda kerja. Sehingga terjadilah
proses pengerjaan material benda kerja karena adanya reaksi elektrokimia dan juga reaski
kimia. Electro Chimical Machining (ECM) terdiri dari pahat katoda dan anoda.
Dalam proses ECM, katoda (alat) maju ke anoda (benda kerja). Elektrolit bertekanan
disuntikkan pada suhu yang ditentukan ke daerah yang dipotong. Tingkat umpan sama
dengan laju "pencairan" bahan. Kesenjangan antara alat dan benda kerja bervariasi dalam
80-800 mikrometer (0,003-0,030 in.) Saat elektron melintasi celah, material dari benda
kerja dilarutkan, karena alat tersebut membentuk bentuk yang diinginkan pada benda
Kelompok IV, “Sifat-Sifat Thermal”
kerja. Cairan elektrolitik membawa hidroksida logam yang terbentuk dalam proses.
Adanya proses peralutan anodis daripada material benda kerja maka terbentuklah
senyawa metal hidroksida yang bercampur dengan cairan elektrolit semacam lumpur.
Cairan yang berlumpur ini kemudian diendapkan dalam bak pengendap. Keluar dari bak
pengendap ini, cairan elektrolit tersebut kemudian dijernihkan dengan mempergunakan
centrifuge dan akhirnya baru dialirkan kedalam reservoir elektrolit. Dengan
mempergunakan pompa, cairan elektrolit ini dialirkan kedalam celah antara benda kerja
dengan pahat.
Pemesinan elektrokimia menciptakan komponen yang tidak dikenakan baik
materi termal atau mekanis stres dan rapuh dapat mesin mudah karena tidak ada kontak
antara alat dan benda kerja. pemesinan elektrokimia dapat membuat bentuk 3D normal
dan halus. Beberapa contoh komponen yang dibuat menggunakan mesin elektrokimia
meliputi mati, cetakan, pisau turbin dan kompresor, gigi berlubang, lubang, slot, dll
pemesinan elektrokimia dapat memproses sebagian besar jenis bahan dan paduan
melakukan. Custom perkakas yang diperlukan dalam bentuk negatif bagian yang
diinginkan.
Proses dalam ECM lebih luas digunakan untuk memproduksi bentuk benda yang
sudah sangat rumit dan presisi dengan penyelesaian akhir permukaan yang bagus bagi
material mesin seperti kipas turbin. Secara lebih luas dan efektive pula digunakan untuk
proses deburring. Dalam proses deburring ,ECM menggunakan teknik seperti yang telah
diuraikan diatas yaitu untuk pemakanan logam yang lebih dari proses mesin lain,serta
menghaluskan sudut tepi yang tajam.proses ini terjadi sangat cepat dan lebih luar biasa
dibanding cara deburring konvensional biasa yang menggunakan tangan atau proses
mesin yang bukan tradisional lain sehinga menghasilkan finishing permukaan yang baik
dan tidak merusak bahan karena benar-benar sesuai rencana pengerjaan.
Proses produksi dilakukan dengan penggabunggan antara listrik dan kimia yang
disebut elecktrochemical machine.proses. Produksi yang ada bersifat pengurangan atau
penambahan dimensi dengan beragam cara. sebagai contoh proses finishing banyak
dilakukan dengan pelapisan dengan chrome atau nikel yang lebih umum disebut
electroplanting. Menurut prisip kerjanya tipe ini dibagi menjadi dua yaitu
elecktrochemical machining dan elecktrochemical deburring and grinding.
Salah satu tipe proses produksi yang mana pengerjaan/pengolahan benda kerja
dilakukan dengan elektrolisis dengan energi listrik dan medium elektroliy seperti asam
sulphat,coppher sulphat dan lainnya. Benda kerja difunsikan sebagi anoda dan bahan
yang diuraikan seperti tembaga,chrome sebagai anoda, besar kecilnya penambahan atau
pengurangan sesuai hukum Faraday yaitu “masa yang berpindah merupakan fungsi dari
arus (amphere),waktu,jarak ,luas permukaan dan sifat katoda yang terkait dengan “e”
atau beda potensial katode-anode maupun resistensi elektrolinya.ECM umumnya
digunakan untuk memotong benda logam yang sangat keras dan sulit dimensi atau
geometri benda kerja yang rumit.nDalam ECM, elektrolit berfungsi sebagai konduktor
listrik dan hukum Ohm juga berlaku untuk jenis konduktor. Yang resistensi elektrolit
dapat berjumlah ratusan ohm. Akumulasi dalam celah mesin kecil dari logam dan produk
gas dari elektrolisis yang tidak diinginkan. Jika dibiarkan akan terjadi pertumbuhan yang
tidak terkendali, yang akhirnya akan menyebabkan hubungan pendek antara dua
elektroda. Untuk menghindari krisis ini, elektrolit dipompa melalui celah luar elektroda
sehingga produk-produk dari elektrolisis terbawa pergi. Gerakan paksa elektrolit juga
penting dalam mengurangi efek pemanasan listrik dari kedua elektrolit, yang dihasilkan

Kelompok IV, “Sifat-Sifat Thermal”


dari aliran arus dan gas hidrogen, yang masing-masing meningkat dan efektif untuk
mengurangi konduktivitas.
Proses ECM ini atau lebih dikenal sebagai electroplating paling banyak digunakan
untuk menghasilkan bentuk yang rumit dengan penyelesaian permukaan yang baik,
seperti mata pisau turbin. Hal ini juga digunakan secara luas dan efektif dalam proses
deburring. Selain itu bisa digunakan juga dalam pengeboran lubang.

2.3 JENIS-JENIS DARI ECM


Electrochemical Machining (ECM) terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
kebutuhan pemesinan yang diperlukan, antara lain:

1. Micro-ECM
Electro Chemical Machining (ECM) biasanya dikategorikan sebagai proses
pemesinan dengan akurasi yang rendah. Hal ini dikarenakan jarak antar elektroda (gap)
pemesinannya yang lebih lebar dibandingkan mesin konvensional lainnya.
Pada micro-ECM, tool mikro yang digunakan adalah electrolyte jet di mana benda
kerja yang bergerak terhadap tool-nya. Jenis arus yang digunakan pada micro-ECM
adalah pulse current (arus kotak) yang dapat menghasilkan indentasi (cekungan) yang
kecil saat pemesinan. Indentasi pada pemesinan mikro

2. Electro Chemical Drilling (ECDR)


Diameter yang dihasilkan pada Electro Chemical Drilling (ECDR) berkisar antara 1
sampai 2 mm dengan laju pemakanan 1 sampai 5 mm/menit. tool elektroda yang
digunakan pada ECDR adalah elektroda jenis tubular (pipa). Cairan elektrolit kemudian
dipompakan melalui tengah tool dan keluar melalui celah (gap) antara tool dan benda
kerja.
Proses pemakanan benda kerja juga terjadi pada arah lateral yaitu antara permukaan
samping tool dan permukaan benda kerja di dekatnya sehingga diameter lubang yang
dihasilkan lebih besar daripada diameter tool. Untuk hasil pemesinan dengan oversize
diameter yang rendah serta akurasi tinggi disarankan menggunakan laju pemakanan (feed
rate) yang tinggi. Dengan kondisi yang sama, material removal rate (MRR) dan surface
quality yang dihasilkan pun lebih tinggi.

3. Shaped Tube Electrolytic Machining (STEM)


Proses disolusi akibat adanya perbedaan tegangan listrik di antara tool dan benda
kerja merupakan prinsip dasar Shaped Tube Electrolyte Machining (STEM). Adanya
medan listrik di antara elektroda dengan perantara elektrolit menyebabkan terjadinya
penghapusan material pada permukaan benda kerja.

Sistem konfigurasi pemesinan pada STEM adalah sama dengan ECM. Namun sistem
harus tahan terhadap asam (acid resistant), kekakuan tidak tinggi, dan memiliki power
supply dengan polaritas yang dapat diubah secara periodik. Karena proses pemesinan
pada STEM menggunakan elektrolit yang bersifat asam, maka penggunaannya terbatas
untuk material yang tahan terhadap korosi (corrosion resistant materials). Diameter
Kelompok IV, “Sifat-Sifat Thermal”
oversize lubang yang dihasilkan STEM lebih kecil daripada ECDR. Aplikasi pemesinan
STEM misalnya pada komponen mesin jet dan turbin gas seperti: Lubang pendingin pada
sudu turbin, Fuel Nozzle, Pengeboran alur pelumasan pada bearing dimana penggunaan
EDM dapat menyebabkan crack.

4. Electrostream (Capillary) Drilling


Electrostream (Capillary) Drilling merupakan pengembangan dan teknik khusus dari
ECM yang digunakan untuk menghasilkan lubang (holes) yang baik dimana terlalu
dalam apabila menggunakan EDM dan terlalu kecil jika menggunakan STEM. Tool yang
digunakan adalah glass nozzle (diameter 0,025-0,50 mm) Untuk mengkonduksikan arus
pemesinan menuju elektrolit, digunakan kawat platina yang terpasang di dalam glass
nozzle.

5. Electro Chemical Jet Drilling (ECJD)


Electro Chemical Jet Drilling (ECJD) digunakan dalam pembuatan lubang yang lebih
kecil yang dapat dicapai menggunakan electrostream (Capillary) Drilling. Proses
pemesinannya dimana nozzle berperan sebagai katodenya.

Khusus Electrochemical Jet Drilling, besar tegangan listrik yang digunakan yaitu
antara 400 sampai 800 Volt. Umumnya, lubang yang dihasilkan oleh ECJD lebih besar
daripada Electrolyte Jet karena proses disolusi pada ECJD dibantu dengan tekanan air
dari nozzle.

6. Electro Chemical Deburring (ECDB)


Electro Chemical Deburring (ECDB) digunakan untuk menghilangkan burr hasil dari
proses pengeboran. Burr merupakan sisa material yang tidak diinginkan
pada bagian komponen mesin sebagai hasil dari proses manufaktur dan perlu untuk
dihilangkan.

2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI ECM

Keuntungan dari penggunaan ECM


1. Tidak ada keausan tool dikarenakan tidak ada kontak antara tool dan benda kerja
2. Proses pemesinan dilakukan pada tegangan yang rendah (low voltage) dengan metal removal
rates yang tinggi
3. Bisa memproduksi material yang sangat kecil hingga dimensi 0,05 mm
4. Bentuk part yang rumit bisa diproduksi hanya dalam satu kali operasi
5. Karena proses permesinan dilakukan pada temperatur yang rendah maka tidak ada kerusakan
yang terjadi pada struktur benda kerja yang disebabkan oleh panas
6. Material konduktor yang keras bisa diproses dengan menggunakan ECM Surface finish bisa
dicapai hingga 0,1 sampai 1,25 µm Ra
7. Disebabkan biaya peralatan ECM tinggi (high capital cost), ECM hanya cocok untuk
produksi massal.
8. Kebutuhan akan operator ECM rendah

Kelemahan ECM
1. Dibutuhkan konsumsi energi yang tinggi (sekitar 100 kali lebih tinggi dibandingkan turning
atau drilling steel)
2. Metal removal rates rendah dibandingkan metode permesinan konvensional
3. ECM hanya bisa digunakan untuk material benda kerja yang bersifat konduktor
Kelompok IV, “Sifat-Sifat Thermal”
4. Sulit untuk tidak terpapar gas hidrogen yang dihasilkan ketika melakukan proses permesinan
dimana gas tersebut bersifat eksplosif
5. Benda kerja butuh untuk segera dibersihkan dan diberi oli setelah proses selesai dilakukan
6. Ada kesulitan untuk menangani dan menyimpan larutan elektrolit

Bahaya kesehatan bagi pekerja pada ECM sangat minimal jika ECM dioperasikan pada kondisi yang
tepat. Percikan elektrolit, kontaminasi pada mata dan kulit serta uap beracun harus dicegah.
Pengaruh yang sangat krusial terhadap lingkungan berasal dari elektrolit ECM.

Kelompok IV, “Sifat-Sifat Thermal”


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

ECM sering diartikan sebagai mesin yang mengikis dengan listrik dan serupa
dengan pengerjaan menggunakan mesin dalam suhu tinggi yang diposisikan seperti
elektroda dan benda. Melalui sebuah bahan elektrolit dalam proses pemakanan dan
sebagai katoda, penggunaan elektrolit dan anoda di ECM, sehingga tidak
menggunakan pahat. Peralatan potong ECM dikontrol sepanjang alur yang diinginkan
dan sangat dengan dekat dengan benda tetapi tidak sampai menyentuh. Pemakanan
bahan yang memiliki tingkat kekerasan tinggi sangat mungkin dilakukan oleh ECM.
Sepanjang tidak ada perubahan panas atau tegangan mekanik yang dipindahkan ke
benda dan dimungkinkan pula untuk penyelesaian permukaan.
ECM telah banyak digunakan diberbagai industri. Kemampuan ECM melakukan
proses permesinan pada material high-strength alloy dan hardened steel merupakan
aplikasi yang sangat baik untuk menghemat biaya produksi.

Kelompok IV, “Sifat-Sifat Thermal”


Daftar Pustaka

https://www.hestanto.web.id/electrochemical-machining/

dharmawanadi.blogspot.com/2014/05/electrochemical-machining-ecm.html

http://mhasanalbana.blogspot.com/2016/11/mengenal-proses-electrochemical.html

https://www.academia.edu/27491804/ELECTRO_CHEMICAL_MACHINING_ECM

Kelompok IV, “Sifat-Sifat Thermal”

Anda mungkin juga menyukai