Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

CHEMICAL MACHINING

Dosen:I GST. Ngurah Ketut Yudhyadi ST., M.Sc.


Nama Anggota: 1.Ikhsan Dwilingga (F1C019062)
2.Imam Apriadi (F1C019062)
3.Indra Kurniawan (F1C019065)
4.Insan Mulia Karunia (F1C019066)

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MATARAM
DAFTAR ISI

Cover    …………………………………………………………………………....………….i
Daftar Isi ……………………………………………………………………….........…....... ii
Kata Pengantar………………………………………………………………………............iii
I. Pendahuluan……………………………………………………………………………….1
II.Isi………………………………………………………………………………………….2
III. Penutup…..………………………………………………………………………………9
Daftar Pustaka………………………….…………………………………………………….10
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah Chemical Machining tepat waktu.
Makalah inidisusun guna memenuhi tugas dosen pada bidang proses produksi di Universitas
Mataram. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Chemical machining.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen proses produksi.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
I.Pendahuluan

Proses permesinan non-tradisional banyak digunakan untuk pembuatan geometris presisi suku
cadang untuk dirgantara, elektronik dan industri otomotif kompleks dan bagian seperti dalam
rongga internal miniature mikroelektronika dan komponen berkualitas baik hanya dapat ada
dirancang secara geometris berbeda dihasilkan oleh proses permesinan non-tradisional.Proses
aplikasi industri diterapkan etcants kimia dan bahan-bahan mesin.makalah ini bertujuan untuk
memberikan rincian tentang  mesin kimia.Berlainan dengan proses-proses non-konvensional
yang perkembangannya baru mulai intensif sejak berakhirnya perang Dunia II maka proses
chemical machining pada prinsipnya telah dipergunakan di dalam peradaban manusia sejak
jaman dulu. Misalnya orang-orang Mesir kuno telah mempergunakan proses chemical machining
ini untuk pembuatan dkorasi dari logam. Sebenarnya secara tidak langsung, teknik pengerjaan
inipun telah dikenal oleh orang-orang Indonesia sejak jaman peradaban Hindu. Misalnya teknik
pembuatan keris oleh para Mpu pada jaman tersebut. Hanya kalau dilihat dari periode sekarang
ini maka teknik pengerjaan chemical machining pada jaman dulu lebih cenderung sebagai
pekerjaan yang bersifat seni, karena pengetahuan para Mpu maupun orang-orang Mesir kuno
dibidang pengetahuan kimia sangat terbatas.

Kemudian teknik pengerjaan ini dikembangkan orang untuk pemakaian percetakan dan barulah
pada periode perang Dunia II proses chemical machining ini dikembangkan lebih intensif untuk
proses produksi masa. Pemakaian proses ini, misalnya dalam industri pesawat terbang untuk
mengurangi berat sayap dengan jalan melarutkan bagian-bagian yang tidak penting dari pada
sayap tersebut. Pada proses elektronika, proses ini dipergunakan untuk pembuatan printed circuit
dari pada suatu rangkaian elektronik.
II.ISI

A.Definisi

Chemical machine (CHM) adalah permesinan non-tradisional yang terkenal dengan proses


peleburan kimia benda kerja/ material oleh kontak dengan asam kuat atau basa yang
dikendalikan oleh mesin. Pelapis khusus yang disebut maskants melindungi area logam yang
tidak hilangkan. Proses ini digunakan untuk membuat kontur dan menghilangkan bahan yang
memiliki rasio kekuatan-berat yang tinggi. Selain itu permesinan ini banyak digunakan untuk
menghasilkan mikro-komponen untuk berbagai aplikasi industri seperti sistem
mikroelectromechanical (MEMS) dan induksi semikonduktor CHM menggunakan
bahan konduktif elektrik yang terbatas sehingga cocok semua bahan benda kerja. CHM dapat
memotong sudut yang kecil ataupun rongga yang sangat sulit pada baja yang keras dan jenis
material keras yang lain.
CHM sering diartikan sebagai mesin yang mengikis dengan listrik dan serupa dengan
pengerjaan menggunakan mesin dalam suhu tinggi yang diposisikan seperti elektroda dan benda.
Melalui sebuah bahan elektrolit dalam proses pemakanan dan
sebagai katoda, penggunaan elektrolit dan anoda di CHM, sehingga tidak menggunakan pahat.
Peralatan potong CHM dikontrol sepanjang alur yang diinginkan dan sangat dengan dekat
dengan benda tetapi tidak sampai menyentuh. Pemakanan bahan yang memiliki tingkat
kekerasan tinggi sangat mungkin dilakukan oleh CHM. Sepanjang tidak ada perubahan panas
atau tegangan mekanik yang dipindahkan ke benda dan  dimungkinkan pula untuk penyelesaian
permukaan.
CHM adalah sebuah proses elektrolic dan didasarkan pada fenomena elektrolisis sebagai
mana hukum faraday (1883)  sering diartikan sebagai mesin yang menyepuh dengan listrik dan
serupa dengan pengerjaan menggunakan mesin dalam suhu tinggi yang diposisikan seperti
elektroda dan benda. Melalui sebuah bahan elektrolit dalam proses pemakanan yang
menggunakan katode, elektrolite dan anode sehingga dalam CHM tidak menggunakan pahat.
Peralatan potong CHM dikontrol sepanjang alur yang diinginkan dan sangat dengan dekat
dengan pengerjaan tetapi tidak sampai menyentuh.
Pemakanan bahan yang memiliki tingkat kekerasan tinggi sangat mungkin dilakukan oleh
CHM. Sepanjang tidak ada perubahan panas atau tegangan mekanik yang dipindahkan ke benda
dan  dimungkinkan pula untuk penyelesaian permukaan.
B.Metode/Proses
 Proses dalam CHM lebih luas digunakan untuk memproduksi bentuk benda yang sudah
sangat rumit dan presisi dengan penyelesaian akhir permukaan yang bagus bagi material mesin
seperti kipas turbin. Secara lebih luas dan efektive pula digunakan untuk proses deburring. 

Dalam proses deburring ,CHM menggunakan teknik seperti yang telah diuraikan diatas yaitu
untuk pemakanan logam yang lebih dari proses mesin lain,serta menghaluskan sudut tepi yang
tajam.proses ini terjadi sangat cepat dan lebih luar biasa dibanding cara deburring konvensional
biasa yang menggunakan tangan atau proses mesin yang bukan tradisional lain sehinga
menghasilkan finishing permukaan yang baik dan tidak merusak bahan karena benar-benar
sesuai rencana pengerjaan.

Proses produksi dilakukan dengan penggabunggan antara listrik dan kimia yang disebut
elecktrochemical machine.proses.Produksi yang ada bersifat pengurangan atau penambahan
dimensi dengan beragam cara. sebagai contoh proses finishing banyak dilakukan dengan
pelapisan dengan chrome atau nikel yang lebih umum disebut electroplanting. Menurut prisip
kerjanya tipe ini dibagi menjadi dua yaitu elecktrochemical machining dan elecktrochemical
deburring and grinding.

Salah satu tipe proses produksi yang mana pengerjaan/pengolahan benda kerja dilakukan
dengan elektrolisis dengan energi listrik dan medium elektroliy seperti asam sulphat,coppher
sulphat dan lainnya. Benda kerja difunsikan sebagi anoda dan bahan yang diuraikan seperti
tembaga,chrome sebagai anoda, besar kecilnya penambahan atau pengurangan sesuai hukum
Faraday yaitu “masa yang berpindah merupakan  fungsi dari arus (amphere),waktu,jarak ,luas
permukaan dan sifat katoda yang terkait dengan “e” atau beda potensial katode-anode maupun
resistensi elektrolinya.CHM umumnya digunakan untuk memotong benda logam yang sangat
keras dan sulit dimensi atau geometri benda kerja yang rumit.nDalam CHM, elektrolit berfungsi
sebagai konduktor listrikdan hukum Ohm juga berlaku untuk jenis
konduktor.Yang resistensi elektrolit dapat berjumlah ratusan ohm.Akumulasi dalam celah mesin
kecil dari logam dan produk gas dari elektrolisis yang tidak diinginkan. Jika dibiarkan akan
terjadi pertumbuhan yang tidak terkendali, yang akhirnya akan menyebabkan hubungan pendek
antara dua elektroda. Untuk menghindari krisis ini, elektrolit dipompa melalui celah luar
elektroda sehingga produk-produk dari elektrolisis terbawa pergi. Gerakan paksa elektrolit juga
penting dalam mengurangi efek pemanasan listrik dari kedua elektrolit, yang dihasilkan dari
aliran arus dan gas hidrogen, yang masing-masing meningkat dan efektif  untuk
mengurangi konduktivitas.

Proses CHM ini atau lebih dikenal sebagai electroplating paling banyak digunakan untuk
menghasilkan bentuk yang rumit dengan penyelesaian permukaan yang baik, seperti mata
pisau turbin. Hal ini juga digunakan secara luas dan efektif dalam proses deburring. Selain itu
bisa digunakan juga dalam pengeboran lubang.

C.Tools Yang di Gunakan


1.DC Power supply. Tingkat mesin di mesin elektrokimia sebanding dengan kepadatan arus listrik.
Untuk mencapai nilai yang tinggi dari tingkat mesin mesin elektrokimia umumnya dilakukan
pada arus searah tinggi melebihi 1000 A. Tegangan dari proses ini adalah 5-25 V.

2.sistem sirkulasi elektrolit. Produk dari reaksi elektrokimia harus dihapus dari kesenjangan antara
benda kerja dan alat. Akumulasi dari produk reaksi menyebabkan penurunan efisiensi proses dan
pengurangan laju mesin. Oleh karena itu elektrolit kecepatan aliran harus tinggi. Umumnya itu
adalah dalam kisaran 1,000-10,000 ft / min (300-3,000 m / min). elektrolit terus disaring untuk
menjebak produk reaksi diendapkan (sludge).

3.sistem mekanik. Salah satu parameter yang paling penting dari mesin elektrokimia adalah
menjaga tingkat tegangan konstan. Hal ini dicapai dengan sistem kontrol menyediakan pergerakan
alat pada kecepatan konstan sama dengan tingkat linear dari mesin. Proses dalam keadaan stabil
dilakukan pada konstan (biasanya gap 0,004-0,016 "/0.1-0.4 mm). Sebuah fiksasi yang kuat dari
benda kerja yang disediakan oleh fixture, meja dan frame juga penting untuk operasi yang stabil
dari sistem pada celah yang konstan. peralatan mesin konvensional termasuk mesin CNC dapat
dimodifikasi untuk proses pemesinan elektrokimia.

4.Sistem pengaturan. parameter listrik dari proses, alat kecepatan pakan dan parameter sistem
sirkulasi elektrolit dikendalikan oleh sistem kontrol, yang menyediakan operasi yang stabil dan
efisien unit.
D.Klasifiksi dan Seleksi dari pada Etchant Resistant Materials.
Di dalam proses pengerjaan secara relatif, dibutuhkan suatu material pelindung pada bagian benda
kerja tersebut, sedemikian rupa sehingga tidak terjadi reaksi kimia antara bagian yang terlindung
itu dengan zat pelarut kimia. Material pelindung inilah yang disebut dengan etchant resistant
material atau lebih dikenal dengan istilah maskant. Berdasarkan cara pemakaiannya, maka
maskant ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Cut and peel maskant.


Cut and peel maskant, karakteristiknya dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Seluruh permukaan benda kerja dilapisi dengan maskant ini. Caranya dengan menyemprotkan
ataupun dengan membenamkan benda kerja tersebut ke dalam maskant.
b. Tebalnya lapisan maskant pada permukaan benda kerja bervariasi, antara 20-200 µm.
c. Lapisan maskant pada daerah yang akan dikerjakan kemudian dipotong dan dikupas. Untuk
memudahkan dan untuk menjaga ketelitian ukuran maka dipergunakan mal yang bentuk dan
ukurannya telah disesuaikan dengan bagian pada permukaan benda kerja tersebut yang akan
mengalami reaksi kimia.
d. Sifat dan tebal lapisan maskant pada permukaan benda kerja memungkinkan proses pengerjaan
dengan CHM bias mencapai kedalaman tetap 10 mm.
e. Dengan mempergunakan maskant tipe ini, maka proses pengerjaan CHM secara bertingkat
dapat dilakukan.
Material dari pada cut and peel maskant ini adalah:
a. Senyawa organik vinyl.
b. Senyawa organik yang senyawa dasarnya adalah butyl.
c. Neoprene.
Cut and peel maskant ini banyak dipergunakan dalam industri pesawat terbang. Material benda
kerjanya adalah titanium dan baja paduan. Keuntungan-keuntungan diperoleh dengan
mempergunakan maskant jenis ini, diantaranya adalah:
a. Kemampuan untuk melakukan proses pengerjaan pada elemen-elemen mesin dengan bentuk
yang tidak teratur (irregular-shape).
b. Cocok untuk elemen-elemen mesin yang membutuhkan kedalaman proses pengerjaan sampai
10 mm.
c. Kemampuan untuk menghasilkan suatu bentuk permukaan yang bertingkat pada permukaan
benda kerja.
Pembatasan di dalam pemakaian maskant tipe cut and peel:
a. Maskant ini tidak cocok untuk dipergunakan pada benda kerja yang tipis karena memungkinkan
terjadinya deformasi pada bagian-bagian tertentu dari pada benda kerja tersebut pada saat
penarikan lapisan maskant dari permukaan benda kerja itu.
b. Ketelitian ukuran benda kerja yang dihasilkan terbatas maksimum sekitar 130 µm.

Photoresist maskant
Maskant jenis ini sangat sensitive terhadap sinar ultraviolet. Benda kerja dilapisi photoresist
maskant dengan cara menambahkan ataupun menyemprotkan maskant tersebut pada permukaan
benda kerja dan kemudian dikeringkan. Karena photoresist maskant mempunyai ketahanan yang
kurang terhadap reaksi kimia, maka proses CHM yang terjadi hanya mampu menghasilkan ke
dalam proses pengerjaan sekitar 2 mm. Beberapa keuntungan dari pada photoresist maskant:
a. Memungkinkan proses CHM bisa dilakukan pada material yang sangat tipis.
b. Ketelitian benda kerja bias tinggi sekitar 15 µm.
c. Kecepatan produksi dari pada proses CHM dengan mempergunakan maskant ini bias
dipertinggi dengan teknik fotografi.
Faktor-faktor yang menentukan di dalam pemilihan maskant diantaranya adalah:
a. Daya tahan maskant terhadap zat pelarut kimia (etchant).
b. Maskant tersebut mudah dilepaskan pada akhir proses pengerjaan.
c. Bentuk dan ukuran benda kerja yang akan diproses.
d. Pertimbangan ekonomi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan zat pelarut kimia (etchant-solution) tersebut dengan
memperhatikan fungsi dari pada zat pelarut kimia itu sendiri.
a. Jenis material benda kerja.
b. Jenis maskant yang dipergunakan.
c. Besarnya rate of metal removal yang diinginkan.
d. Kondisi pengerjaan (terutama pengaruh temperatur).
e. Surface finish yang diinginkan.
f. Pertimbangan ekonomi yang terlibat dalam proses pengerjaan ini.
Beberapa kekurangan dari pada photoresistant maskant diantaranya:
a. Karena terlalu tipisnya lapisan maskant ini pada permukaan benda kerja maka mengurangi
kedalaman yang bias dicapai oleh proses CHM.
b. Pelekatan yang tidak sempurna dari pada lapisan photoresistant maskant pada permukaan benda
kerja, kecuali jika sebelumnya permukaan benda kerja yang akan dilapisi dibersihkan secara hati-
hati.
c. Sensitive terhadap sinar, kotoran dan debu, dan mudah rusak terhadap cara penggunaan yang
kurang berhati-hati.
d. Proses pelapisan maskant ini jauh lebih kompleks dibandingkan dengan maskant cut and peel.
Screen-print maskant
Sebelum maskant ini dipasangkan pada permukaan benda kerja terlebih dahulu permukaan
tersebut diberi tirai dengan semacam sutera (silk). Dengan teknik fotografi permukaan tirai
tersebut diberi zat pelapis sesuai dengan pola dari pada bagian-bagian yang akan mengalami
proses pengerjaan CHM. Kemudian barulah material benda kerja tersebut dicelupkan ke dalam
maskant dan maskant ini tidak akan melekat pada bagian-bagian yang telah dilapisi dan proses
CHM hanya terjadi pada bagian-bagian ini. Jadi urutan pengerjaan dengan mempergunakan
screen-print maskant adalah sebagai berikut:
a. Benda kerja dibersihkan dari debu dan minyak.
b. Pemasangan print-screen maskant seperti yang telah diuraikan di atas.
c. Pengerjaan dari pada pola bagian-bagian yang akan mengalami proses pengerjaan CHM, dan
juga pengeringan maskant.
d. Pelaksanaan proses CHM.
Dalam hal ini karakteristik dari pada screen-print maskant terletak diantara photoresist maskant
dan cut and peel maskant. Dengan mempergunakan screen-print maskant, maka kedalaman proses
pengerjaan bias mencapai 2 mm dan ketelitian + 100 µm.

E.Keuntungan dan Kerugian


Proses CHM memiliki beberapa keuntungan. Berikut merupakan keuntungan proses CHM:
1.Set-up dan perkakas yang dipergunakan relatif murah.
2.Tidak terjadi bekas-bekas geram pada bagian tepi dari pada benda kerja yang dikerjakan.
3.Pelat tipis dapat dikerjakan tanpa terjadi deformasi (perubahan bentuk).
4.Ketelitian pengerjaan bertambah semakin tipisnya benda kerja.
Dan untuk kerugian:
1.Membutuhkan keahlian operator yang tinggi
2.Uap yang berasaldari zat perlarut kimia sangat krosif sehingga peraltan yang digunakan harus
terlindungi
3.Dalam proses pengerjaanya sangat terbatas
4.Produktivitas relative rendah
III.Penutup
a.Kesimpulan
1.Prinsip dasar CHM ini yaitu adalah suatu bentuk proses korosi yang terjadi pada suatu metal
akibat adanya suatu reaksi kimia yang mengubah metal tersebut secara kimiawi menjadi senyawa
garam yang mengandung unsur metal tersebut.
2.Permesinan kimia (Chemical Machining digunakan untuk memproduksi bagian mesin yang
komplek pada aplikasi yang bervariasi seperti halnya bagian dekorasi.Pengoperasian mesin harus
dilakukan hati hati untuk mendaptkan geometri yang diinginkan.

b.Saran
Pengoperasian mesin harus dilakukan hati hati untuk mendaptkan geometri yang diinginkan serta
operator harus memiliki keahlian yang tinggi agar hasil yang dihasilkan sesuai.
Daftar Pustaka
http://www.waterjets.org

http://www.wikipedia.org

http://daring.unram.ac.id

http://youtube.com

https://repository.unsri.ac.id

Anda mungkin juga menyukai