Anda di halaman 1dari 33

PETUNJUK PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

Disusun oleh :

Okka Adiyanto, S.TP., M.Sc.

Tim Asisten Proses Manufaktur

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan kenikmatanNya penyusun dapat menyelesaikan modul praktikum
proses manufaktur mesin CNC dan pengelasan ini. Shalawat serta salam mari kia
haturkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW.

Modul ini dibuat untuk media pembelajaran dan sebagai acuan untuk
praktikum proses manufaktur di Program Studi Teknik Industri, Universitas Ahmad
Dahlan, Yogyakarta. Modul ini berisikan tentang tata cara pengoprasian mesin
CNC dengan 2 sumbu dan 3 sumbu, dan tata cara pengelasan.

Kami sebagai tim penyusun menyadari bahwa buku Modul Praktikum


Proses Manufaktur ini belum sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan
maupun kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan saran maupun kritik yang
membangun guna menunjang perbaikan pada masa yang akan datang. Kami juga
berharap semoga buku Modul Praktikum Proses Manufaktur ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 06 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM ............................................................................. iv
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
MODUL I PENGELASAN PENYAMBUNGAN..............................................3
MODUL II PENGELASAN PEMBUATAN ALUR .......................................11
MODUL III MESIN FRAIS CNC (TU-3A) .....................................................15
MODUL IV MESIN BUBUT CNC (TU-2A) .................................................21
LAMPIRAN

iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan diharuskan datang pada waktu yang telah ditentukan.


Apabila terjadi keterlambatan lebih dari 10 menit. Maka praktikan
tidak diperbolehkan mengikuti praktikum dan dianggap INHAL.
2. Sebelum praktikum dimulai, setiap praktikan mengisi daftar kehadiran.
3. Praktikan diharuskan mengikuti rangkaian praktikum sampai selesai.
Apabila praktikan tidak bisa mengikuti dikarenakan satu hal, maka
dianggap INHAL.
4. Asistensi data praktikum atau laporan sementara harus sesuai jadwal
asisten yang telah ditetapkan.
5. Pada awal praktikum, praktikan diharuskan mengikuti pre-tes.
6. Sebelum Responsi, praktikan diharuskan mengumpul laporan yang
sudah di ACC oleh asisten masing-masing. Jika tidak dianggap tidak
mengikuti responsi dan nilai responsi NOL.
7. Praktikan berpakaian rapi, sopan dan tidak diperkenankan
menggunakan kaos oblong atau bahan pakaian yang mudah terbakar,
bagi praktikan putri wajib mengenakan jilbab (tidak ketat) dan tidak
boleh memakai rok.
8. Praktikan wajib memakai sepatu dan kaos kaki, bagi praktikan putri
tidak diperkenankan untuk memakai sepatu flatshoes.
9. Praktikan tidak diperkenankan makan/minum, merokok dan
mengganggu ketertiban laboratorium selama praktikum.
10. Selama praktikum, praktikan dilarang keluar ruangan atau bertemu
seseorang tanpa se-izin asisten.
11. Praktikan wajib menjaga dan bertanggung jawab terhadap peralatan
yang digunakan selama praktikum.
12. Praktikan yang melanggar ketentuan diatas akan dikenakan sanksi
sesuai ketentuan yang berlaku.

iv
PENDAHULUAN

Proses teknologi mekanik merupakan suatu proses pembuatan suatu benda


dari bahan baku sampai barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa proses
tambahan. Dari sejarah sejak pertama kali manusia mengenal logam sebagai pembuat
alat‐alat yang diperlukan untuk menunjang kehidupannya, maka manusia kemudian
berusaha untuk mengembangkan cara pembuatan alat‐alat tersebut. Pengecoran
logam merupakan proses pembuatan yang pertama kali dikenal manusia, yang
kemudian disusul dengan proses‐proses pembentukan, pemotongan, dan proses lain
yang hingga kini berkembang menjadi lebih komplek dengan berbagai variasi.

Dasar dari teknologi mekanik adalah penyelesaian proses logam dan non
logam dari bentuk bijih besi (raw material) menjadi barang yang dapat digunakan.
Hampir semua logam dibuat mula‐mula dalam bentuk batangan (ingot) hasil proses
pemurnian dari bijihnya yang kemudian merupakan bahan baku untuk proses
selanjutnya.

Pada dasarnya, proses pembuatan benda kerja logam dapat dikelompokkan


menjadi :

1. Proses pemesinan.
2. Proses pengecoran.
3. Proses penyambungan.
4. Proses pembentukan.
5. Proses perlakuan fisis.
6. Proses penyelesaian atau pengerjaan akhir

Proses pemesinan logam adalah proses pembuatan yang menggunakan mesin-


mesin perkakas potong untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan dengan
membuang sebagian material, sedang perkakas potongnya dibuat dari bahan yang
lebih keras daripada logam yang dipotong. Contoh mesin perkakas ini

1
2

antara lain mesin bubut, mesin sekrap, mesin drill, mesin frais, dan lain-lain. Sedang
perkakas potongnya antara lain dari jenis HSS, karbida, dan lain-lain. Dalam proses
pemesinan logam dikenal beberapa proses pemotongan seperti proses bubut (Turning,
drilling, milling, grinding).

Dalam perkembangan teknologi komputer saat ini telah mengalami kemajuan


yang amat pesat. Dalam hal ini komputer telah diaplikasikan ke dalam alat-alat mesin
perkakas di antaranya Mesin Bubut, Mesin Frais, Mesin Skrap, Mesin Bor, dll. Hasil
perpaduan teknologi komputer dan teknologi mekanik inilah yang selanjutnya
dinamakan CNC (Computer Numerically Controlled). Sistem pengoperasian CNC
menggunakan program yang dikontrol langsung oleh komputer. Secara umum
konstruksi mesin perkakas CNC dan sistem kerjanya adalah sinkronisasi antara
komputer dan mekaniknya. Jika dibandingkan dengan mesin perkakas konvensional
yang setaraf dan sejenis, mesin perkakas CNC lebih unggul baik dari segi ketelitian
(accurate), ketepatan (precision), fleksibilitas, dan kapasitas produksi. Sehingga di
era modern seperti saat ini banyak industri-industri mulai meninggalkan mesin-mesin
perkakas konvensional dan beralih menggunakan mesin-mesin perkakas CNC.

Secara garis besar pengertian mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol
oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (perintah gerakan yang
menggunakan angka dan huruf). Sebagai contoh: apabila pada layar monitor mesin
kita tulis M03 maka spindel utama mesin akan berputar, dan apabila kita tulis M05
maka spindel utama mesin akan berhenti berputar. Mesin CNC tingkat dasar yang ada
pada saat ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Mesin CNC Two Axis atau yang
lebih dikenal dengan Mesin Bubut (Lathe Machine) dan Mesin CNC Three Axis atau
yang lebih dikenal dengan Mesin Frais (Milling Machine).
MODUL I

PENGELASAN PENYAMBUNGAN

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui peralatan dan perlengkapan las busur listrik.
2. Mahasiswa mampu mengerjakan penyambungan benda dalam pengelasan.

B. Landasan Teori
Secara umum proses pengelasan pada logam dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok seperti pengelasan patri, pengelasan tempa,
pengelasan gas, pengelasan tahanan, pengelasan bususr listrik. Dari masing‐
masing kelompok tersebut dibagi menjadi beberapa sub kelompok.
Jauh sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan memanasi dua
buah logam dan menyatukannya secara bersama. Logam yang menyatu tersebut
dikenal dengan istilah fusion. Las listrik merupakan salah satu yang
menggunakan prinsip tersebut.

1. Sambungan Las
Agar sambungan las kuat, sambungan tersebut harus dirancang sesuai
dengan penggunaannya. Beberapa jenis sambungan las seperti gambar 3.1
berikut.

3
4

Gambar 1.1 Macam sambungan las

2. Proses Pengelasan
a. Las Busur Listrik
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu
cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik
(electric arc) yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung.
Electric arc atau busur listrik adalah arus elektron yang kontinyu
mengalir melalui suatu media yang pendek antara dua buah elektroda
(positif dan negatif) yang disertai dengan terjadinya energi panas dan
radiasi udara atau gas antara elektroda yang akan diionisir oleh elektron
yang dipancarkan oleh katode. Pada bare (elektroda terbuka) benda
kerja dihubungkan dengan positif dan elektroda negatif dengan kutub
negatif. Gambar berikut memperlihatkan skema las busur listrik
5

Gambar 1.2 Skema las busur listrik

Untuk menimbulkan busur nyala listrik, kedua elektrode


dihubungkan singkat, dengan cara disentuhkan lebih dahulu dan pada
bagian yang bersentuhan ini akan terjadi pemanasan (temperatur naik),
Dan selanjutnya dengan cepat ditarik kembali dan dijaga agar panjang
busur listriknya normal. Selanjutnya pengelasan dengan jarak busur
antara 0.6 sampai 0.8 kali penempaan elektroda. Gambar berikut
memperlihatkan cara starting pad alas listrik.

Gambar 1.3 berbagai cara starting listrik

b. Penetrasi
Untuk mendapatkan sambungan las yang baik, dalamnya
penetrasi tidak boleh kurang dari 1,5 – 2 mm. Dalamnya penetrasi
tergantung dari besarnya arus.
6

Gambar 1.4 macam-macam penetrasi

Keterangan :
1) Arus cukup, penetrasi dan sambungan baik.
2) Arus terlalu rendah, penetrasi dan kekuatan kurang.
3) Arus terlalu tinggi, membentuk undercut, sehingga menyebabkan
adanya sentralisasi gaya akibat adanya bentuk takik.

c. Posisi Las
Untuk manual welding ada beberapa posisi las yang dapat
dilakukan seperti :
1) Downhand (flat position)
posisi las yang paling mudah pelaksanaannya dan logam cair
tidak keluar dari kampuh las, penetrasinya lebih dalam dan
kecepatan pengelasan lebih besar dibandingkan dengan posisi
lainnya
7

Gambar 1.5 Flat position

2) Horizontal position
Cairan logam cenderung untuk jatuh ke bawah. Untuk
menghindarinya, arc welding dibuat sependek mungkin dan dengan
arus lebih rendah.

Gambar 1.6 Horizontal position

3) Vertical position
Posisi pengelasan arah vertikal sama halnya dengan posisi
horizontal, dimana cairan logam cenderung jatuh ke bawah
sehingga arc (busur) dibuat sependek mungkin.
8

Gambar 1.7 Vertical position

4) Overhead position
Cairan logam cenderung lebih besar jatuh sehingga untuk
mengatasinya arc dibuat pendek sekali. Hasil pengelasan sering
kurang baik karenanya cara ini sedapat mungkin dihindari.

Gambar 1.8 Overhead position

C. Tata Cara Pengelasan


1. Alat :
a. Mesin las
b. Peralatan keamanan

2. Bahan :
a. Media yang akan di las
9
3. Langkah pengelasan untuk penyambungan :
a. Persiapkan alat dan bahan.
b. Set Up tegangan mesin las, sesuaikan dengan media yang akan dilas.
c. Gunakan elektroda yang tepat sesuai media yang akan dilas.
d. Siapkan media yang akan dilas. Jika bahan sangat tebal, buatlah coakan
pada bagian yang akan dilas. Boleh salah satu dan bisa juga dua-duanya.
Sehingga setelah nanti disatukan, akan ada tempat untuk cairan
elektroda.
e. Masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda dimesin las. Pasang
kemiringan elektroda menyesuaikan dengan posisi media. Baik tegak
lurus 90°, 30° atau pun 40°.
f. Setelah bahan siap, perlahan dekatkan ujung elektroda pada media yang
akan dilas. Jarak antara ujung elektroda dan media akan memperngaruhi
kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti
hujan bintik-bintik api. Jika jarak terlalu dekat, api tidak menyala
dengan sempurna.
g. Perhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan
antara dua bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakan elektroda
kesepanjang aream yang dilas.
h. Putar perlahan tang elektroda jika area yang dilas cukup luas sehingga
cairan elektroda menutup rapat permukaan bagian yang dilas.
i. Hasil yang baik dapat dilihat saat permukaan yang dilas berbentuk
seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna pada bagian
yang dilas.
j. Setelah selesai bersihkan kerak pada media yang telah dilas.
10

D. Latihan Pengelasan Penyambungan

Gambar 1.9 Penyambungan


MODUL II

PENGELASAN PEMBUATAN ALUR

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui peralatan dan perlengkapan las busur listrik.
2. Mahasiswa mampu melakukan gerakan alur las.

B. Landasan Teori
Pengelasan adalah penyambungan dua buah logam sejenis maupun tidak
sejenis dengan mencairkan (memanaskan) logam tersebut di atas atau di bawah
titik leburnya disertai dengan atau tanpa tekanan dan disertai atau tidak disertai
logam pengisi.
Pada praktikum, las yang digunakan untuk memanasi logam yang dilas
adalah arus listrik atau sering disebut las liastrik. Arus listrik dibangkitkan oleh
generator dan dialirkan melalui kabel ke sebuah alat yang menjepit elektroda
diujungnya, yaitu suatu logam batangan yang dapat menghantarkan listrik
dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda disentuhkan ke benda kerja
dan kemudian ditarik ke belakang sedikit, arus listrik tetap mengalir melalui celah
sempit antara ujung elektroda dengan benda kerja.

11
12

Ada 3 macam gerakan elektroda pada manual welding seperti ditunjukkan


pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Gerakan elektroda

Gerakan 1 : Merupakan gerakan feeding ke bawah, bila


terlalu cepat elektroda akan melekat pada
benda kerja, sehingga pengelasan akan
terhenti, tetapi jika terlalu lambat, maka arus
akan terputus.

Gerakan 2 : Bila gerakan terlalu cepat, maka waktu


peleburan kurang sehingga penetrasi kurang.
Tetapi jika terlalu lambat, maka las terlalu
tebal, sehingga kawat las boros, kekuatan dan
kecepatan las kurang dan juga dapat
menyebabkan overheating pada benda kerja

Gerakan 3 : Digunakan untuk mengisi kampuh las yang


lebar. Gerakan ini ada beberapa macam seperti
terlihat pada gambar berikut.
13

Gambar 2.2 Variansi gerakan 3

Gerakan (a) paling sederhana dan banyak dipakai. Gerakan (a) dan (b)
digunakan pada jenis sambungan butt join. Gerakan (b) dan (c) digunakan pada
jenis sambungan fillet joint. Gerakan (d) digunakan pada kampuh las yang lebar.

C. Tata Cara Pengelasan


1. Alat :
a. Mesin las
b. Peralatan keamanan
2. Bahan :
a. Media yang akan di las
3. Langkah pengelasan untuk pembuatan alur :
a. Persiapkan alat dan bahan.
b. Set Up tegangan mesin las, sesuaikan dengan media yang akan dilas.
c. Gunakan elektroda yang tepat sesuai media yang akan dilas.
d. Siapkan media yang akan dilas. Pada praktikum media yang digunakan
adalah plat besi.
e. Masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda dimesin las.
f. Setelah bahan siap, perlahan dekatkan ujung elektroda pada media yang
akan dilas. Jarak antara ujung elektroda dan media akan memperngaruhi
kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti hujan
bintik-bintik api. Jika jarak terlalu dekat, api tidak menyala dengan sempurna.
g. Lakukan gerakan pengelasan sesuai dengan alur yang diinginkan.
14

D. Latihan Pengelasan Pembuatan Alur

Gambar 2.3 Pembuatan Alur


MODUL III

MESIN FRAIS CNC (TU-3A)

A. Pengertian kerja mesin Frais CNC dan jenisnya


Mesin cnc secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Mesin Frais CNC Training Unit
Mesin CNC training unit digunakan untuk pelatihan dasar pemrograman
dan pengoprasian CNC yang dilengkapi dengan EPS (External
Programing system). CNC training unit hanya mampu digunakan untuk
pekerjaan- pekerjaanringan dengan bahan yang relative lunak.
2. Mesin Frais CNC production unit.
Mesin CNC production unit digunakaan untuk produksi masal, sehingga
mesin ini dilengkapi dengan asessoris tambahan seperti sistem pembuka
otomatis yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuatan tatal dan
sebagainnya.

B. Prinsip Kerja Mesin CNC TU 3A


Prinsip kerja mesin CNC TU-3A adalah meja bergerak melintang
dan horizontal sedangkan pisau / pahat berputar. Untuk arah gerak
persumbuan mesin frais CNC TU-3A tersebut diberi lambang persumbuan
sebagai berikut :
1. Sumbu X untuk arah gerakan horizontal.
2. Sumbu Y untuk arah gerakan melintang.
3. Sumbu Z untuk arah gerakan vertical.

15
16

Gambar 3.1 Mesin CNC TU-3A (Mesin Frais)

Gambar 3.2 Pergerakan Spindel pada Mesin CNC


TU-3A

C. Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut CNC TU-3A


1. Bagian mekanik

U0 1 Drivebelt cover A1A 000 010


U1 1 Machine bed, long A1A 020 000 SW
U2ML 1 Countershaft A1M 035 000
U3CNC 2 Cross slide CNC 164 060 CNC
U4ML 1 Motor 162 420 MH S
U6ML 1 Tailstock 164 040
U7 1 Machine bed, short A1A 010 00 SW
U9CNC 1 Longitudinal slide CNC 164 480 CNC
U1 0ML 3 Intermediate piece A1M 000 100
U12ML 1 Collet 1/8“ 164 460 1/8“
U13ML 1 3 or 4 jaw chuck 164 430 / 162 050
U15A 1 Screw driver #2 ZWZ 980 010
U15B 1 Screw driver allen key ZWZ 980 075
U31 16 Screw M4x10 ZSR M40 410
U33 1 Screw M4x50 ZSR M40 450
U37 8 Screw M4x8 ZSR M40 408
17
U38 7 Screw M4x6 ZSR M40 406
U45 1 Intermediate plate A1A 000 160
U46 10 Slot nut A1A 060 040
U47 9 Clammping plate A1A 010 020
U48ML 1 Collet holder A1A 000 072
U50 1 Screw M4x70 ZSR M40 470
U51 1 Allen key 2mm ZWZ 110 200
U52 2 Rod ZST 110 345
U54Ro 1 Live center 164 450
U56CNC 1 Milling head 1.6 mm F2470 1.60
U57 1 Drive belt (87) ZRM 730 087
U65 1 Allen key 2,5mm ZWZ 110 250
U66 9 Connection piece A1A 000 ZIN
U69 8 Screw M4x12 ZSR M40 412
U71 1 7 mm straddle wrench ZWZ 100 700
U72 1 14 mm straddle wrench ZWZ 101 400
U74 26 Plain washer ZSB 250 430
U79 5 Stabilizing plate small A1Z 470 000
U80 2 Stabilizing angle A1Z 480 000
1 Rotary table CNC 164 300 CNC
1 Locking nut M4 ZMU 340 120
1 Cross plate - cross slide A1M 060 quer
1 Wood mounting plate * A1M 060 quer
4 Rubber buffer *
1 12 V adapter * A1M 060 quer

Gambar 3.3 Part CNC TU 3A


18

2. Bagian pengendali atau control

D. Pengoprasian Mesin
Pengoperasian mesin CNC TU 3A dilaksanakan dengan layanan CNC,
dimana prosesnya dikontrol komputer dengan memasukan data numerik.
System ini beroperasi secara otomatis dan dapat menginterprestasikan kode-
kode numeric yang berupa angka dan huruf untuk membuat suatu bentuk benda
kerja. Program CNC TU 3A disusun secara rinci setiap blok per blok untuk
memberikan intruksi gerakan yang harus dialakukan oleh mesin CNC TU 3A.
19
E. Kode Mesin CNC
1. Fungsi G
G00 : Gerak lurus cepat (tidak boleh menyayat).
G01 : Gerak lurus penyayatan.
G02 : Gerak melengkung cekung.
G03 : Gerak melengkung cembung.
G04 : Gerakan penyayatan berhenti sesaat.
G21 : Baris blok sisipan dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP.
G25 : Memanggil program subroutine.
G27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju.
G33 : Pembuatan ulir tunggal.
G64 : Mematikan arus step motor.
G65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program).
G73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal.
G78 : Siklus pembuatan ulir.
G81 : Siklus pengeboran langsung.
G82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat.
G83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal.
G84 : Siklus pembubutan memanjang.
G85 : Siklus penghalusan lubang secara langsung.
G86 : Siklus pembuatan alur.
G88 : Siklus pembubutan melintang.
G89 : Siklus penghalusan lubang dengan waktu diam sesaat.
G90 : Program absolut.
G91 : Program inkremental.
G92 : Peneta pan posisi pahat secara absolut.

2. Fungsi M
M00 : Program berhenti.
M03 : Spindel berputar searah jarum jam (CW).
M05 : Putaran spindel berhenti.
M06 : perintah ganti tool.
M17 : Perintah kembali ke program utama.
M30 : Program berakhir
20

F. Latihan Pemograman
1. Latihan Pemograman

U N D

1. G0 Z5 1. G0 X21 Y17.5 1. G0 X32 Y32.5


2. G0 X9 Y32.5 2. G1 Z-2 F20 2. G1 Z-2 F20
3. G1 Z-2 F20 3. G1 X21 Y32.5 3. G1 X37 Y32.5
4. G1 X9 Y20 4. G1 X29 Y17.5 4. G2 X41 Y28.5 R4
5. G3 X11.5 Y17.5 R2.5 5. G1 X29 Y32.5 5. G1 X41 Y21.5
6. G1 X15.5 Y17.5 6. G0 Z5 6. G2 X37 Y17.5 R4
7. G3 X18 Y20 R2.5 7. G1 X32 Y17.5
8. G1 X18 Y32.5 8. G1 X32 Y32.5
9. G0 Z5 9. G0 Z5
10. G0 X0 Y0
11. M02
MODUL IV

MESIN BUBUT CNC (TU-2A)

A. Pengertian Mesin Bubut CNC dan Jenisnya


Secara garis besar pengertian mesin CNC (Computer Numerically
Controlled) adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan
menggunakan bahasa numeric (perintah gerakan yang menggunakan angka dan
huruf).
Mesin CNC tingkat dasar yang ada pada saat ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu Mesin CNC Two Axis atau yang lebih di kenal dengan Mesin
Bubut (Lathe Machine) dan Mesin CNC Three Axix atau yang lebih dikenal
dengan Mesin Frais (Milling Machine).
Mesin Bubut CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Mesin Bubut CNC Training Unit (CNC TU)
CNC TU dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan
pengoperasian CNC yang dilengkapi dengan EPS (External Programing
Sistem). Mesin CNC jenis Training Unit hanya mampu dipergunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan ringan dengan bahan yang relative lunak.
2. Mesin Bubut CNC Production Unit (CNC PU)
Mesin CNC PU dipergunakan untuk produksi massal, sehingga mesin ini
dilengkapi dengan assesoris tambahan seperti system pembuka otomatis
yang menerapakan prinsip kerja hidrolis, pembungan tatal, dan sebagainya.

B. Prinsip Kerja Mesin CNC TU-2A


Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti
halnya Mesin Bubut Konvensional yaitu gerakan arah melintang dan horizontal
dengan system koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-
2A

21
22

juga sama dengan Mesin Bubut Konvensional yaitu benda kerja yang
dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potong diam.
Untuk arah gerakan pada Mesin Bubut di beri lambing sebagai berikut :
1. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar.
2. Sumbu Z untuk gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.

Gambar 4.1 Mesin CNC TU2A (Mesin Bubut)

Gambar 4.2 Pergerakan Spindel pada Mesin CNC


TU2A
23

C. Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut CNC TU-2A


1. Bagian mekanik

U0 1 Drivebeltcover A1A 000 010

U1 1 Machine bed, long A1A 020 000 SW

U2ML 1 Countershaft A1M 035 000

U3CNC 1 Cross slide CNC 164 060 CNC

U4ML 1 Motor 162 420 MH S

U6ML 1 Tailstock A1M 040 000

U9CNC 1 Longitudinal slide CNC 164 480 CNC

U10ML 2 Intermediate piece A1M 000 101

U12ML 1 Collet 3.5 mm 164 460 35

U13ML 1 3 jaw chuck 164 430

U1 5A 1 Screw driver #2 ZWZ 980 010

U15B 1 Screw driver allen key ZWZ 980 075

U31 8 Screw M4x10 ZSR M40 410

U38 3 Screw M4x6 ZSR M40 406

U40 2 Small part 0,1mm A1A 000 170

U41 2 Small part 0,4mm A1A 000 190

U42 2 Small part 1,0mm A1A 000 180

U46 8 Slot nut A1A 060 040

U47 2 Clamping plate A1A 010 020

U48ML 1 Collet holder A1A 000 072

U51 1 Allen key 2mm ZWZ 110 200

U52 2 Rod ZST 110 345

U53 1 Tool for outside A1A 000 080


turning
U54 1 Center A1A 000 130

U54RO 1 Live center 164 450

U57 1 Drive belt (87) ZRM 730 087

U65 1 Allen key 2,5mm ZWZ 110 250

U66 7 Connection piece A1A 000 ZIN SK

U67 2 Stabilizing plates A1Z 470 010


Gambar 4.3 Part CNC
U69 4 Screw M4x12 ZSR M40 412
TU2
U71 1 7 mm straddle wrench ZWZ 100 700

U74 9 Plain washer ZSB 250 430

U75 1 Allen key 3,0mm ZWZ 110 300

M4 1 2 position tool post A1M 000 091

1 Wood mounting plate 164 400


*
4 Rubber buffer *
1 12 V adapter * 161 0
24

2. Bagian pengendali atau control

D. Pengoprasian Mesin CNC TU-2A


Pengoprasian mesin cnc 2A dilaksanakan dengan layanan CNC, dimana
proses dikontrol computer dngan memasukkan data numerik. Sistem ini
beroperasi secara otomatis dan dapat menginterpretasikan kode-kode numeric
yang berupa angka dan huruf untuk membuat suatu bentuk benda kerja.
Program CNC TU2A disusun secara rinci setiap blok per blok untuk
memberikan intruksi gerakan yang harus dilakukan oleh mesin CNC TU 2A

.
25
E. Kode Mesin CNC
1. Fungsi G
G00 : Gerak lurus cepat (tidak boleh menyayat).
G01 : Gerak lurus penyayatan.
G02 : Gerak melengkung cekung.
G03 : Gerak melengkung cembung.
G04 : Gerakan penyayatan berhenti sesaat.
G21 : Baris blok sisipan dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP.
G25 : Memanggil program subroutine.
G27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju.
G33 : Pembuatan ulir tunggal.
G64 : Mematikan arus step motor.
G65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program).
G73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal.
G78 : Siklus pembuatan ulir.
G81 : Siklus pengeboran langsung.
G82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat.
G83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal.
G84 : Siklus pembubutan memanjang.
G85 : Siklus penghalusan lubang secara langsung.
G86 : Siklus pembuatan alur.
G88 : Siklus pembubutan melintang.
G89 : Siklus penghalusan lubang dengan waktu diam sesaat.
G90 : Program absolut.
G91 : Program inkremental.
G92 : Peneta pan posisi pahat secara absolut.

2. Fungsi M
M00 : Program berhenti.
M03 : Spindel berputar searah jarum jam (CW).
M05 : Putaran spindel berhenti.
M06 : perintah ganti tool.
M17 : Perintah kembali ke program utama.
M30 : Program berakhir.
M99 : Penentuan parameter I dan K
26

F. Latihan Pemrograman
1. Latihan Pemograman I

 Kode Jawaban Latihan Pemrograman I (SISTEM ABSOLUT)

1. G0 x6 z0
2. G1 x6 z-5
3. G1 x8 z-5
4. G0 x8 z-10
5. G1 x10 z-10
6. G1 x10 z-15
7. G1 x12 z-15
8. G0 x12 z0
9. M02
LAMPIRAN
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

MODUL (Angka Romawi)

JUDUL MODUL

Di susun oleh :

Nama (NIM)

Asisten :

Nama

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2020
Lampiran 1.2 Format Laporan

A. Laporan Modul I dan II


1. Cover
2. Langkah-langkah praktikum
3. Gambar hasil praktikum
4. Analisa hasil praktikum pengelasan
B. Laporan Modul III dan IV
1. Cover
2. Langkah-langkah praktikum
3. Gambar hasil praktikum dan soal individu
4. Coding CNC

Anda mungkin juga menyukai