Disusun oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan kenikmatanNya penyusun dapat menyelesaikan modul praktikum
proses manufaktur mesin CNC dan pengelasan ini. Shalawat serta salam mari kia
haturkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW.
Modul ini dibuat untuk media pembelajaran dan sebagai acuan untuk
praktikum proses manufaktur di Program Studi Teknik Industri, Universitas Ahmad
Dahlan, Yogyakarta. Modul ini berisikan tentang tata cara pengoprasian mesin
CNC dengan 2 sumbu dan 3 sumbu, dan tata cara pengelasan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM ............................................................................. iv
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
MODUL I PENGELASAN PENYAMBUNGAN..............................................3
MODUL II PENGELASAN PEMBUATAN ALUR .......................................11
MODUL III MESIN FRAIS CNC (TU-3A) .....................................................15
MODUL IV MESIN BUBUT CNC (TU-2A) .................................................21
LAMPIRAN
iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
iv
PENDAHULUAN
Dasar dari teknologi mekanik adalah penyelesaian proses logam dan non
logam dari bentuk bijih besi (raw material) menjadi barang yang dapat digunakan.
Hampir semua logam dibuat mula‐mula dalam bentuk batangan (ingot) hasil proses
pemurnian dari bijihnya yang kemudian merupakan bahan baku untuk proses
selanjutnya.
1. Proses pemesinan.
2. Proses pengecoran.
3. Proses penyambungan.
4. Proses pembentukan.
5. Proses perlakuan fisis.
6. Proses penyelesaian atau pengerjaan akhir
1
2
antara lain mesin bubut, mesin sekrap, mesin drill, mesin frais, dan lain-lain. Sedang
perkakas potongnya antara lain dari jenis HSS, karbida, dan lain-lain. Dalam proses
pemesinan logam dikenal beberapa proses pemotongan seperti proses bubut (Turning,
drilling, milling, grinding).
Secara garis besar pengertian mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol
oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (perintah gerakan yang
menggunakan angka dan huruf). Sebagai contoh: apabila pada layar monitor mesin
kita tulis M03 maka spindel utama mesin akan berputar, dan apabila kita tulis M05
maka spindel utama mesin akan berhenti berputar. Mesin CNC tingkat dasar yang ada
pada saat ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Mesin CNC Two Axis atau yang
lebih dikenal dengan Mesin Bubut (Lathe Machine) dan Mesin CNC Three Axis atau
yang lebih dikenal dengan Mesin Frais (Milling Machine).
MODUL I
PENGELASAN PENYAMBUNGAN
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui peralatan dan perlengkapan las busur listrik.
2. Mahasiswa mampu mengerjakan penyambungan benda dalam pengelasan.
B. Landasan Teori
Secara umum proses pengelasan pada logam dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok seperti pengelasan patri, pengelasan tempa,
pengelasan gas, pengelasan tahanan, pengelasan bususr listrik. Dari masing‐
masing kelompok tersebut dibagi menjadi beberapa sub kelompok.
Jauh sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan memanasi dua
buah logam dan menyatukannya secara bersama. Logam yang menyatu tersebut
dikenal dengan istilah fusion. Las listrik merupakan salah satu yang
menggunakan prinsip tersebut.
1. Sambungan Las
Agar sambungan las kuat, sambungan tersebut harus dirancang sesuai
dengan penggunaannya. Beberapa jenis sambungan las seperti gambar 3.1
berikut.
3
4
2. Proses Pengelasan
a. Las Busur Listrik
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu
cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik
(electric arc) yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung.
Electric arc atau busur listrik adalah arus elektron yang kontinyu
mengalir melalui suatu media yang pendek antara dua buah elektroda
(positif dan negatif) yang disertai dengan terjadinya energi panas dan
radiasi udara atau gas antara elektroda yang akan diionisir oleh elektron
yang dipancarkan oleh katode. Pada bare (elektroda terbuka) benda
kerja dihubungkan dengan positif dan elektroda negatif dengan kutub
negatif. Gambar berikut memperlihatkan skema las busur listrik
5
b. Penetrasi
Untuk mendapatkan sambungan las yang baik, dalamnya
penetrasi tidak boleh kurang dari 1,5 – 2 mm. Dalamnya penetrasi
tergantung dari besarnya arus.
6
Keterangan :
1) Arus cukup, penetrasi dan sambungan baik.
2) Arus terlalu rendah, penetrasi dan kekuatan kurang.
3) Arus terlalu tinggi, membentuk undercut, sehingga menyebabkan
adanya sentralisasi gaya akibat adanya bentuk takik.
c. Posisi Las
Untuk manual welding ada beberapa posisi las yang dapat
dilakukan seperti :
1) Downhand (flat position)
posisi las yang paling mudah pelaksanaannya dan logam cair
tidak keluar dari kampuh las, penetrasinya lebih dalam dan
kecepatan pengelasan lebih besar dibandingkan dengan posisi
lainnya
7
2) Horizontal position
Cairan logam cenderung untuk jatuh ke bawah. Untuk
menghindarinya, arc welding dibuat sependek mungkin dan dengan
arus lebih rendah.
3) Vertical position
Posisi pengelasan arah vertikal sama halnya dengan posisi
horizontal, dimana cairan logam cenderung jatuh ke bawah
sehingga arc (busur) dibuat sependek mungkin.
8
4) Overhead position
Cairan logam cenderung lebih besar jatuh sehingga untuk
mengatasinya arc dibuat pendek sekali. Hasil pengelasan sering
kurang baik karenanya cara ini sedapat mungkin dihindari.
2. Bahan :
a. Media yang akan di las
9
3. Langkah pengelasan untuk penyambungan :
a. Persiapkan alat dan bahan.
b. Set Up tegangan mesin las, sesuaikan dengan media yang akan dilas.
c. Gunakan elektroda yang tepat sesuai media yang akan dilas.
d. Siapkan media yang akan dilas. Jika bahan sangat tebal, buatlah coakan
pada bagian yang akan dilas. Boleh salah satu dan bisa juga dua-duanya.
Sehingga setelah nanti disatukan, akan ada tempat untuk cairan
elektroda.
e. Masukkan elektroda pada panel penjepit elektroda dimesin las. Pasang
kemiringan elektroda menyesuaikan dengan posisi media. Baik tegak
lurus 90°, 30° atau pun 40°.
f. Setelah bahan siap, perlahan dekatkan ujung elektroda pada media yang
akan dilas. Jarak antara ujung elektroda dan media akan memperngaruhi
kualitas pengelasan. Jika jarak terlalu jauh, akan timbul percikan seperti
hujan bintik-bintik api. Jika jarak terlalu dekat, api tidak menyala
dengan sempurna.
g. Perhatikan bagian elektroda yang sudah mencair yang menyatukan
antara dua bahan yang dilas tersebut. Perlahan gerakan elektroda
kesepanjang aream yang dilas.
h. Putar perlahan tang elektroda jika area yang dilas cukup luas sehingga
cairan elektroda menutup rapat permukaan bagian yang dilas.
i. Hasil yang baik dapat dilihat saat permukaan yang dilas berbentuk
seperti gelombang rapat dan teratur menutup sempurna pada bagian
yang dilas.
j. Setelah selesai bersihkan kerak pada media yang telah dilas.
10
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui peralatan dan perlengkapan las busur listrik.
2. Mahasiswa mampu melakukan gerakan alur las.
B. Landasan Teori
Pengelasan adalah penyambungan dua buah logam sejenis maupun tidak
sejenis dengan mencairkan (memanaskan) logam tersebut di atas atau di bawah
titik leburnya disertai dengan atau tanpa tekanan dan disertai atau tidak disertai
logam pengisi.
Pada praktikum, las yang digunakan untuk memanasi logam yang dilas
adalah arus listrik atau sering disebut las liastrik. Arus listrik dibangkitkan oleh
generator dan dialirkan melalui kabel ke sebuah alat yang menjepit elektroda
diujungnya, yaitu suatu logam batangan yang dapat menghantarkan listrik
dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda disentuhkan ke benda kerja
dan kemudian ditarik ke belakang sedikit, arus listrik tetap mengalir melalui celah
sempit antara ujung elektroda dengan benda kerja.
11
12
Gerakan (a) paling sederhana dan banyak dipakai. Gerakan (a) dan (b)
digunakan pada jenis sambungan butt join. Gerakan (b) dan (c) digunakan pada
jenis sambungan fillet joint. Gerakan (d) digunakan pada kampuh las yang lebar.
15
16
D. Pengoprasian Mesin
Pengoperasian mesin CNC TU 3A dilaksanakan dengan layanan CNC,
dimana prosesnya dikontrol komputer dengan memasukan data numerik.
System ini beroperasi secara otomatis dan dapat menginterprestasikan kode-
kode numeric yang berupa angka dan huruf untuk membuat suatu bentuk benda
kerja. Program CNC TU 3A disusun secara rinci setiap blok per blok untuk
memberikan intruksi gerakan yang harus dialakukan oleh mesin CNC TU 3A.
19
E. Kode Mesin CNC
1. Fungsi G
G00 : Gerak lurus cepat (tidak boleh menyayat).
G01 : Gerak lurus penyayatan.
G02 : Gerak melengkung cekung.
G03 : Gerak melengkung cembung.
G04 : Gerakan penyayatan berhenti sesaat.
G21 : Baris blok sisipan dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP.
G25 : Memanggil program subroutine.
G27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju.
G33 : Pembuatan ulir tunggal.
G64 : Mematikan arus step motor.
G65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program).
G73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal.
G78 : Siklus pembuatan ulir.
G81 : Siklus pengeboran langsung.
G82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat.
G83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal.
G84 : Siklus pembubutan memanjang.
G85 : Siklus penghalusan lubang secara langsung.
G86 : Siklus pembuatan alur.
G88 : Siklus pembubutan melintang.
G89 : Siklus penghalusan lubang dengan waktu diam sesaat.
G90 : Program absolut.
G91 : Program inkremental.
G92 : Peneta pan posisi pahat secara absolut.
2. Fungsi M
M00 : Program berhenti.
M03 : Spindel berputar searah jarum jam (CW).
M05 : Putaran spindel berhenti.
M06 : perintah ganti tool.
M17 : Perintah kembali ke program utama.
M30 : Program berakhir
20
F. Latihan Pemograman
1. Latihan Pemograman
U N D
21
22
juga sama dengan Mesin Bubut Konvensional yaitu benda kerja yang
dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potong diam.
Untuk arah gerakan pada Mesin Bubut di beri lambing sebagai berikut :
1. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar.
2. Sumbu Z untuk gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.
.
25
E. Kode Mesin CNC
1. Fungsi G
G00 : Gerak lurus cepat (tidak boleh menyayat).
G01 : Gerak lurus penyayatan.
G02 : Gerak melengkung cekung.
G03 : Gerak melengkung cembung.
G04 : Gerakan penyayatan berhenti sesaat.
G21 : Baris blok sisipan dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP.
G25 : Memanggil program subroutine.
G27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju.
G33 : Pembuatan ulir tunggal.
G64 : Mematikan arus step motor.
G65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program).
G73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal.
G78 : Siklus pembuatan ulir.
G81 : Siklus pengeboran langsung.
G82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat.
G83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal.
G84 : Siklus pembubutan memanjang.
G85 : Siklus penghalusan lubang secara langsung.
G86 : Siklus pembuatan alur.
G88 : Siklus pembubutan melintang.
G89 : Siklus penghalusan lubang dengan waktu diam sesaat.
G90 : Program absolut.
G91 : Program inkremental.
G92 : Peneta pan posisi pahat secara absolut.
2. Fungsi M
M00 : Program berhenti.
M03 : Spindel berputar searah jarum jam (CW).
M05 : Putaran spindel berhenti.
M06 : perintah ganti tool.
M17 : Perintah kembali ke program utama.
M30 : Program berakhir.
M99 : Penentuan parameter I dan K
26
F. Latihan Pemrograman
1. Latihan Pemograman I
1. G0 x6 z0
2. G1 x6 z-5
3. G1 x8 z-5
4. G0 x8 z-10
5. G1 x10 z-10
6. G1 x10 z-15
7. G1 x12 z-15
8. G0 x12 z0
9. M02
LAMPIRAN
PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
JUDUL MODUL
Di susun oleh :
Nama (NIM)
Asisten :
Nama
2020
Lampiran 1.2 Format Laporan