Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

BENGKEL KERJA BAJA


DOSEN PENGAMPU : ASMADI, ST, MT.

Disusun Oleh :

SAFITRI INDAH C
3201501060
4A Teknik Sipil

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
PRODI TEKNIK SIPIL
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH S.W.T yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
laporan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.

Laporan ini disusun agar saya selaku mahasiwa dapat mengapikasikan ilmu yang
telah didapat. Yang mana Laporan tersebut kami sajikan berdasarkan praktikum yang telah
kami laksanakan. Laporan ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari ALLAH S.W.T akhirnya Laporan ini dapat
terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asmadi, ST, MT. selaku
dosen penanggung jawab dan Bapak selaku pembimbing kami selama pelaksanaan
praktikum.

Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi saya maupun orang lain.
Walaupun Laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami terbuka untuk saran dan
kritiknya Terima kasih.

Pontianak, 14 Agustus 2017

Penyusun

Safitri Indah Cahyaningrum i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
1.2 PERMASALAHAN .................................................................................................... 1
1.3 TUJUAN ..................................................................................................................... 2
1.4 INSTRUKSI UMUM .................................................................................................. 3
1.5 TEMPAT DAN WAKTU ........................................................................................... 3
BAB II. DASAR TEORI.......................................................................................................... 4
2.1 DEFINISI UMUM ..................................................................................................... 4
2.2 LAS LISTRIK ............................................................................................................. 5
2.2.1 Alat Bantu Las listrik ........................................................................................... 5
2.2.2 Perlengkapan Las ................................................................................................. 7
2.2.3 Bagian Bagian Mesin Las .................................................................................... 7
2.2.4 Pengaruh Kuat Arus Terhadap Hasil Las ............................................................. 8
2.2.5 Pengaruh Panjang Busur Terhadap Hasil Pengelasan ......................................... 8
2.3 LAS ASETELIN ......................................................................................................... 9
2.3.1 Pengertian Las Oksi-Asetilin ................................................................................ 9
2.3.2 Peralatan Las Oksi Asetilin .................................................................................. 9
2.3.3 Proses Pengelasan Oksi Acetilin Menentukan.................................................... 10
BAB III. PEMBAHASAN DAN MATERI PRAKTIKUM ................................................ 11
3.1 PEKERJAAN LAS DASAR ..................................................................................... 11
3.1.1 Job Sheet I : Membuat Rigi-Rigi Las Dengan Las Asitelin (Tanpa Bahan
Tambah) ........................................................................................................................... 11
3.1.2 Job Sheet II : Membuat Rigi-Rigi Las Dengan Las Asitelin (Dengan Bahan
Tambah) ........................................................................................................................... 13
3.1.3 Job Sheet III : Membuat Rigi-Rigi Las Dengan Las Listrik .............................. 15
3.1.4 Job Sheet IV : Menyambung Pipa Ke Pelat Dengan Las Listrik / Las Asitelin 17
3.1.5 Job Sheet IV : Menyambung Pelat Ke Pelat Dengan Las Listrik / Las Asitelin 19
3.2 PEKERJAAN LAS APLIKASI (MEMBUAT RANGKA KANOVI) ..................... 21
BAB IV. PENUTUP ............................................................................................................... 24
DOKUMENTASI ................................................................................................................... 25

Safitri Indah Cahyaningrum ii


1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan semakin berkembangnya teknologi industry saat ini, tidak bisa


mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama
produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-
alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal
ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium
dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa
pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manuasia tidak mungkin terjadi.
Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam
sebagai alat bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi
mesin, bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut
menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu
teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan.
Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok
besar, yaitu :

1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik


penyambunganlogam yang dapat dilepas ke mbali.

2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan


logam dengan cara mengubah struktur logam yang akan disambung
dengan penambahan logam pengisi.
Dari teknik tersebut dijadikan sebagai dasar dibentuknya benda-benda
logam seperti yang dimaksud pada uraian diatas. Dalam hal ini proses pengelasan
terdiri dari las listrik dan las gas.

1.2 PERMASALAHAN

Adapun permasalahan dari materi praktikum yang dipraktekkan pada kerja pengelasan
ini meliputi:

1. Membuat Rigi-rigi las dengan las asetelin (tanpa bahan tambahan).

Laporan Benngkel Kerja Baja Safitri Indah Cahyaningrum 1


2. Membuat Rigi-rigi las dengan las aseteli dengan bahan tambahan(kawat).

3. Membuat Rigi-rigi las dengan listrik.

4. Menyambung pelat dengan pipa galvanis 𝝋 1,5-4 cm.

5. Penyambung pelat ke pelat dengan las listrik/asetelin.

6. Pembuatan Kanovi

Dalam pelaksanaan praktek dilapangan sering kita jumpai beberapa kendala


atau masalah yang sering dialami oleh mahasiswa/i dilapangan seperti :

1. Kurang memahami gambar kerja yang telah diberikan sehingga dapat


memperlambat pelaksanaan kerja.

2. Kurangnya pemahaman dalam melaksanakan prosedur kerja sehingga


memperlambat pekerjaan.

3. Kurangnya ketelitian dalam pelaksanaan pekerjaan.Namun permasalahan-


permasalahan tersebut dapat kami atasi dengan adanya kerjasama yang baik
antar anggota tiap-tiap kelompok.

1.3 TUJUAN

 TUJUAN UMUM
Ada pun tujuan umum dalam praktek kerja baja ini, Yaitu:

1. Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami nama-nama mesin/peralatan


yang digunakan dalam praktek kerja baja beserta fungsinya.
2. Mahasiswa dapat memilih dan membedakan kualitas bahan baja yang dapat digunakan.
3. Mahasiswa diharapkan dapat menganalisis kebutuhan bahan yang diperlukan dalam
setiap jobnya.
4. Mahasiswa diharapkan dapat memperhatikan prosedur kerja dengan baik dan
keselamatan kerja secara benar.
5. Mahasiswa dapat benar disiplin sehingga hasil akhir pekerjaan nantinya akan sesuai
dengan perencaaan.

Laporan Benngkel Kerja Baja Safitri Indah Cahyaningrum 2


 TUJUAN KHUSUS
Ada pun tujuan khusus dalam praktek kerja baja ini, Yaitu:

1. Mahasiswa di harapkan dapat membaca gambar kerja dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat mengelas dengan baik dan benar.
3. Mahasiwa diharapkan mampu menggunakan alat las sebagaimana mestinya.

1.4 INSTRUKSI UMUM


Adapun instruksi umum kerja yang harus di patuhi dalam praktek kerja baja, yaitu:

1. Selama praktek berlangsung mahasiswa di wajibkan memakai pakaian praktek yang


telah diberikan.
2. Bagi mahasiswa yang ingin meninggalkan ruang praktek hendaknya harus meminta izin
terlebih dahulu kepada dosen instruktur maupun kepada teknisi.
3. Dilarang menggunakan peralatan dan fasilitas bengkel tanpa seizin dan sepengetahuan
dari instruktur maupun teknisi.
4. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan kegunaannya serta dibawah
pengawasan instruktur dan teknisi bengkel.
5. Perhatikan dan pahami gambar kerja serta langkah (prosedur) kerja dengan baik dan
benar dan apabila ada yang kurang jelas, sebaiknya harus ditanyakan dahulu kepada
instruktur maupun teknisi.
6. Berkonsentrasi dan fokus dalam bekerja.
7. Jagalah kekompakan dan kerja sama yang baik dalam kelompok selama kegiatan
kegiatan praktek berlangsung.
8. Jika ada kerusakan alat, segela laporkan kepada teknisi bengkel.
9. Selalu berhati hati dalam melaksanakan pekerjaan
10. Dilarang makan dan minum di area kerja.

1.5 TEMPAT DAN WAKTU


Praktikum Kerja Baja ini dilaksanakan dari tanggal 7 Agustus – 18 Agustus 2017, pada
pukul 07.30 - 14.00 WIB di Laboratorium Teknik Sipil dan Perencanaan Politeknik Negeri
Pontianak.

Laporan Benngkel Kerja Baja Safitri Indah Cahyaningrum 3


2 BAB II
DASAR TEORI

2.1 DEFINISI UMUM


Baja merupakan bahan bangunan yang berupa campuran dari biji besi, mangan dan
karbon. Semakin tinggi nilai karbon pada baja maka baja akan semakin keras, namun mudah
patah. Akan tetapi semakin rendah nilai karbon maka baja akan mudah bengkok. Sebagai
bahan bangunan yang berhubungan dengan kekuatan struktur ataupun tidak, sangat banyak
diperlukan dalam pekerjaan yang dilakukan dalam bidang teknik sipil misalnya; kuda-kuda,
tulang beton, kerangka jembatan dan masih banyak lagi.

Baja diperlukan dalam bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda pula
sehingga sangatlah mustahil baja itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita harus membuat
sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita inginkan.Pada jaman dahulu
orang menyambung suatu baja dengan menggunakan cara yang sangat sederhana. Tetapi
makin lama peradaban manusia makin berkembang, begitu juga dalam bidang teknologi.
Manusia berusaha menganalisa dan menggali serta memproduksi bahan-bahan yang
diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu. Perkembangan teknologi menuntut manusia untuk
dapat melakukan penyambungan yang kuat dengan menggunakan tenaga listrik. Untuk dapat
menyambung baja tersebut menjadi satu dengan yang lainnya, maka baja tersebut disambung
dengan cara dilas.

Mengelas adalah suatu cara menyambung dua buah plat/logam atau lebih dengan
melelehkan logam dengan menggunakan panas, baik menggunakan bahan tambah atau tanpa
bahan tambah sehingga menyatu.

Pengelasan pada umumnya memerlukan panas yang sangat tinggi temperaturnya untuk
mencairkan bagian-bagian bahan yang akan disambung atau dilapisi.

Panas untuk pengelasan dapat diperoleh antara lain dari :

1. Api yang dapat dihasilkan dari arang/pembakaran arang batu, seperti : pada proses las
tempe.

2. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dengan permukaan benda kerja, seperti
las listrik.

Laporan Benngkel Kerja Baja Safitri Indah Cahyaningrum 4


3. Tahan listrik yang terjadi antara dua bagian yang akan disambung seperti pada proses
las titik, las tekan dan las roll.

4. Nyala api gas adalah panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dengan zat
asam, seperti pada proses asitelin.

2.2 LAS LISTRIK


2.2.1 Alat Bantu Las listrik

NAMA ALAT PENGRTIAN

Kabel Las Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan
dibungkus dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga
macam yaitu :

Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las


dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las
dengan bendakerja. Kabel tenaga adalah kabel yang
menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan
pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau
AC - DC.

Pemegang Elektroda Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan
pemegang elektroda.

Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan


pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu
berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak
berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari
bahan fiber atau kayu.

Palu Las Digunakan untuk melepas terak, sehabis pengelasan.

Laporan Benngkel Kerja Baja Safitri Indah Cahyaningrum 5


Sikat Kawat Dipergunakan untuk :

 Membersihkan benda kerja yang akan dilas

 Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh
pukulan palu las

Klem Massa Digunakan untuk menghubung benda kerja kemesin las, yang
terbuat dari tembaga

Tang Penjepit
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau
memindahkan benda kerja yang masih panas.

Laporan Benngkel Kerja Baja Safitri Indah Cahyaningrum 6


2.2.2 Perlengkapan Las
Topeng Las / Kacamata Las digunakan untuk melindungi mata dan kulit muka dari sinar dan
percikan .

Sarung Tangan Las digunaka untuk melindungi badan dari percikan dan terak

2.2.3 Bagian Bagian Mesin Las


 Pemengang elektroda
 Jepitan Masa(Klem masa)
 Kabel pemegang elektroda
 Kabel Masa
 Stop kontak pemegang elektroda
 Stop kontak masa
 On/of mesin las listrik
 Lampu kontrol mesin las
 Pengatur arus mesin las listrik
 Skala arus mesin
 Kabel pendek
 Pitting pendek
 Kotak mesin las listrik

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 7


2.2.4 Pengaruh Kuat Arus Terhadap Hasil Las

 Kuat Arus Terlalu Rendah,Pengaruhnya:

1. Bahan las cepat beku(elektroda menempel pada benda kerja)

2. Busur nyala sukar dipertahankan

3. Dalam pembakarannya dangkal

4. Pencairan bahan las kurang baik

5. Rigi-rigi las terletak diatas benda kerja

 Kuat Arus Terlalu Tinggi,Pengaruhnya:

1. Bahan las encer

2. Elektroda cepat meleleh

3. Terjadi banyak percikan

4. Pembakaran dalam

5. Bahan las melebar

6. Bagian elektroda pijar

2.2.5 Pengaruh Panjang Busur Terhadap Hasil Pengelasan


1. Jika panjang busur las D=L, Maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap
dengan baik,hasilnya:
a. Rigi-rigi las halus dan baik
b. Tembusan lasnya baik
c. Perpaduan dengan bahan dasar baik
d. Percikan terak halus

2. Busur terlalu panjang L>D, maka akan timbul bagian yang berbentuk bola dari cairan
elektroda,hasilnya:
a. Rigi-rigi las kasar
b. Tembusan dangkal
c. Percikan terak kasar

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 8


3. Busur terlalu pendek L<D, maka akan sukar memelihara busur nyala api dan akan
terjadi pembekuan kawat elektroda dan menempel pada benda kerja,hasilnya:
a. Rigi-rigi tidak merata
b. Tembusa dangkal
c. Percikan terak kasar dan berebntuk bola

2.3 LAS ASETELIN


2.3.1 Pengertian Las Oksi-Asetilin

Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2


jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas
ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas
bahan bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling popular dan paling banyak digunakan
dibengkel-bengkel adalah gas Asetilen ( dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia
C2H2 ). Gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain.
Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen antara lain, menghasilkan temperature nyala api
lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun
Oksigen.
2.3.2 Peralatan Las Oksi Asetilin
Tabung Gas Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas
cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat
dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas
yang terbuat dari paduan Alumunium.Untuk membedakan
tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau
gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung
itu.

Regulator Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan,


dipasang pada katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi
atau menurunkan tekann hingga mencapai tekana kerja torch.

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 9


Selang Gas Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju
torch digunakan selang gas. Dalam pemakaiannya, selang
dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk
memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang
Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.

Torch (Pembakar) Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh
torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel
terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, toch memiliki dua
fungsi yaitu :

 Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.

 Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.

2.3.3 Proses Pengelasan Oksi Acetilin Menentukan


Nyala Api Karburasi Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan
maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul
kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang
menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang
berwarna keputih-putihan. Nyala ini banyak digunakan dalam
pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan
bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.

Nyala Api Netral Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan
asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang
berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru
bening

Nyala Api Oksidasi Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk
menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek
dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu.

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 10


3 BAB III
PEMBASAN DAN MATERI PRAKTIKUM

3.1 PEKERJAAN LAS DASAR

3.1.1 Job Sheet I : Membuat Rigi-Rigi Las Dengan Las Asitelin (Tanpa Bahan
Tambah)

A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las gas yang merupakan dasar untuk
pekerjaan nonstruktur teknik sipil.

B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki keterampilan:
Membuat rigi-rigi las tanpa bahan tambah.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Gas asitelene dan selangnya 5. Gas oksigen dan selangnya
2. Regulator gas asetilene dan oksigen 6. Pemantik api.
3. Ujung pembakar las no 2 (Brander) 7. Tang / penjepit
4. Kacamata las 8. Sarung tangan

 Bahan
1. Pelat baja (mild steel) 1,5mmx 10cm x 10cm, 1 buah setiap mahasiswa.
2. Tabung gas aseteline dan tabung gas oksigen (seluruh mahasiswa)

D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakain kerja praktik yang telah ditentukan.
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, dan mata serta sepatu karet.
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan telanjang.
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersendagurau.
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar.
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las gas

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 11


E. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.

2. Garislah benda kerja dengan kapur/spidol pada alur yang akan dibuat (ada dua alur).

3. Tempatkan benda kerja pada posisi yang kuat pada meja las.

4. Mulailah membuat alur las dari bagian ujung kanan dan bergerak sampai ujung kiri.

5. Ulangi langkah 4 untuk alur lainnya.

F. Gambar Kerja

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 12


3.1.2 Job Sheet II : Membuat Rigi-Rigi Las Dengan Las Asitelin (Dengan Bahan
Tambah)

A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las gas yang merupakan dasar untuk
pekerjaan nonstruktur teknik sipil.

B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki keterampilan:
Membuat rigi-rigi las dengan bahan tambah.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1 Gas asitelene dan selangnya 7. Gas oksigen dan selangnya
2 Regulator gas asetilene dan oksigen 8. Pemantik api.
3 Ujung pembakar las no 2 (Brander) 9. Tang / penjepit
4 Kacamata las 10. Sarung tangan
5. Pakaian pelindung

 Bahan
1. Pelat baja (mild steel) 1,5mmx 10cm x 10cm, 1 buah setiap mahasiswa.
2. Tabung gas aseteline dan tabung gas oksigen (seluruh mahasiswa)
3. Bahan Tambah (Kawat)

D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakain kerja praktik yang telah ditentukan.
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, dan mata serta sepatu karet.
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan telanjang.
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersendagurau.
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar.
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las gas

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 13


E. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.

2. Garislah benda kerja dengan kapur/spidol pada alur yang akan dibuat (ada dua alur).

3. Tempatkan benda kerja pada posisi yang kuat pada meja las.

4. Mulailah membuat alur las dengan bahan tambah (kawat) dari bagian ujung kanan
dan bergerak sampai ujung kiri.

5. Ulangi langkah 4 untuk alur lainnya.

F. Gambar Kerja

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 14


3.1.3 Job Sheet III : Membuat Rigi-Rigi Las Dengan Las Listrik

A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las Listrik yang merupakan dasar untuk
pekerjaan nonstruktur teknik sipil.

B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki keterampilan:
Membuat rigi-rigi las dengan Las Listrik.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Mesin Las 5. Selang
2. Meja Kerrja 6. Tang / penjepit
3. Penjepit 7. Sarung tangan
4. Kacamata las

 Bahan
1. Pelat baja (mild steel) 2mmx 10cm x 10cm, 1 buah setiap mahasiswa.
2. Elektroda

D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakain kerja praktik yang telah ditentukan.
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, dan mata serta sepatu karet.
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan telanjang.
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersendagurau.
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar.
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las

E. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.

2. Garislah benda kerja dengan kapur/spidol pada alur yang akan dibuat (ada dua alur).

3. Tempatkan benda kerja pada posisi yang kuat pada meja las.

4. Mulailah membuat alur las dari bagian ujung kiri dan bergerak sampai ujung kanan.

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 15


Dengan jark benda kerja ke eletroda sama dengan diameter elektroda.

5. Ulangi langkah 4 untuk alur lainnya.

6. Setelah selesai pukul kerak hasil pengelasan menggunakan palu

7. Kemudian bersihkan menggunakan sikat baja.

F. Gambar Kerja

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 16


3.1.4 Job Sheet IV : Menyambung Pipa Ke Pelat Dengan Las Listrik / Las Asitelin

A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las Listrik yang merupakan dasar untuk
pekerjaan nonstruktur teknik sipil.

B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki keterampilan:
Menyambung Pipa Ke Pelat Dengan Las Listrik.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Mesin Las 5. Selang
2. Meja Kerrja 6. Tang / penjepit
3. Penjepit 7. Sarung tangan
4. Kacamata las

 Bahan
1. Pelat baja (mild steel) 2mmx 10cm x 10cm, 1 buah setiap mahasiswa.
2. Elektroda
3. Pipa Glavanis ϴ 2” dengan tinggi 4 cm

D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakain kerja praktik yang telah ditentukan.
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, dan mata serta sepatu karet.
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan telanjang.
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersendagurau.
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar.
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las

E. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.

2. Garislah benda kerja dengan kapur/spidol pada alur yang akan dibuat.

3. Letakan Pipa tepat di bagian tengah pelat, dan Jepit.

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 17


4. Tempatkan benda kerja pada posisi yang kuat pada meja las.

5. Mulailah membuat alur las secara melingkar. Dengan jark benda kerja ke eletroda
sama dengan diameter elektroda.

6. Setelah selesai pukul kerak hasil pengelasan menggunakan palu

7. Kemudian bersihkan menggunakan sikat baja.

F. Gambar Kerja

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 18


3.1.5 Job Sheet IV : Menyambung Pelat Ke Pelat Dengan Las Listrik / Las Asitelin

A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las yang merupakan dasar untuk
pekerjaan nonstruktur teknik sipil.

B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki keterampilan:
Menyambung Pelat Ke Pelat Dengan Las Asitelin.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Mesin Las 5. Selang
2. Meja Kerrja 6. Tang / penjepit
3. Penjepit 7. Sarung tangan
4. Kacamata las

 Bahan
1. 3 buah Pelat baja yang telah dikerjakan.
2. Tabung gas aseteline dan tabung gas oksigen (seluruh mahasiswa)
3. Bahan Tambah (Kawat)

D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakain kerja praktik yang telah ditentukan.
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, dan mata serta sepatu karet.
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan telanjang.
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersendagurau.
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar.
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las

E. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.

2. Jajarkan benda kerja sesuai urutan pada gambar kerja

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 19


3. Tempatkan benda kerja pada posisi yang kuat pada meja las.

4. Las bagian ujung ujung terlebih dahulu agar pelat antar pelat agar terkunci.

5. Kemudian lanjutkan pengelasan menggunakan bahan tambah.

6. Mulailah membuat alur las secara lurus dan pastian pelat satu dengan yang lainnya
tersambung.

F. Gambar Kerja

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 20


3.2 PEKERJAAN LAS APLIKASI (MEMBUAT RANGKA KANOVI)
A. Kompetensi
Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las yang merupakan dasar untuk
pekerjaan nonstruktur teknik sipil.

B. Sub Kompetensi
Setelah melakukan kegiatan praktik diharapkan mahasiswa memiliki keterampilan:
Membuat Rangka Kanovi.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Mesin Pemotong
2. Siku
3. Meteran
4. Penjepit
5. Berinda

 Bahan
1. Elektroda
2. Besi Holo 4cm x 4cm -> 2 Batang (Panjang 1 batang = 6m)
3. Besi Holo 4cm x 2cm -> 1 Batang (Panjang 1 batang = 6m)

D. Keselamatan Kerja
1. Pakailah pakain kerja praktik yang telah ditentukan.
2. Pakailah alat pelindung badan, tangan, dan mata serta sepatu karet.
3. Hindari memegang benda kerja dengan tangan telanjang.
4. Bekerjalah dengan penuh konsentrasi, jangan bersendagurau.
5. Jangan coba-coba diluar prosedur pengelasan yang benar.
6. Pada waktu nyala las, mata harus dilindungi dengan kacamata las

E. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan dan alat yang diperlukan.

2. Siapkan Gambar kerja

3. Ukur dan Potong baja Holo dengan Ukuran brikut :

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 21


 Ukur dan potong baja Holo 4cm x 4cm Panjang = 485 cm (1 buah)
 Ukur dan potong baja Holo 4cm x 4cm Panjang = 460 cm (1 buah)
 Ukur dan potong baja Holo 4cm x 4cm Panjang = 40cm-(2.4cm) = 32cm (1 buah)
 Ukur dan potong baja Holo 4cm x 4cm Panjang = 30cm-(2.4cm) = 22cm (1 buah)
4. Sambung baja holo pada titik :
Panjang 40 cm dan 30 cm
5. Buat lengkungan dengan membelah (tidak sampai putus) baja holo, kemudian
lengkungkan.

6. Berikan tanda pada rangka dengan kapur pada jarak-jarak sesuai dengan gambar.

7. Ukur dan potong baja Holo yang Horizontal dan Diagonal pada rangka yang telah
jadi.

8. Sambungkan baja holo menggunakan las listrik dengan bahan tambah (Elektroda)
padakedua sisi kanovi.

9. Haluskan hasil las menggunakan berinda.

F. Gambar Kerja

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 22


Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 23
4 BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dengan praktek ini, mahasiswa dapat mengetahui tata cara pengelasan beserta
syarat syarat dan prosedur kerjanya dengan baik dan benar.
2. Dengan praktek ini, mahasiswa mendapatkan banyak sekali pengetahuan dan
pengalaman seputar pekerjaan pengelasan ini, yang berguna bagi setiap mahasiswa
untuk kedepannya nanti.
3. Dengan praktek ini, mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis peralatan yang
digunakan dalam praktek pengelasan ini sesuai dengan fungsinya masing masing-
masing dengan baik dan benar.
4. Melalui praktek ini, mahasiswa dapat membaca gambar yang berhubungan dengan
pengelasan dengan baik dan benar.

4.2 Saran
1. Setiap melakukan kegiatan praktek, dianjurkan untuk melaksanakan dengan serius
dan fokus agar hasilnya sesuai dengan harapan.
2. Pahami terlebih dahulu dengan seksama prosedur kerja dan gambar yang ada,
sebelum memulai pelaksanaan kerja.
3. Bertindak harus sesuai dengan prosedur kerja dan utamakan keselamatan kerja.

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 24


DOKUMENTASI

Las Asitelin (Bahan Menyambung Pipa ke Plat Pengukuran Baja Holo


Tambah) (las Listrik)

Pemotongan Baja Holo Pembuatan Lengkung Penyambungan Baja (las listrik)


Kanovi

Penghalusan Hasil Las Hasil Kanovi

Laporan Bengkel Kerja Baja Safitri Indah C 25

Anda mungkin juga menyukai