Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas Rahmat
dan karunianya sehingga penulis telah menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Baja ini
dengan tepat waktu.
Salah satu tujuan penulis dalam menulis laporan praktek ini adalah sebagai
dokumentasi dan juga bentuk evaluasi kegiatan praktek. Laporan yang penulis buat
ini berdasarkan data-data yang valid yang telah dikumpulkan dalam kegiatan yang
dilakukan di bengkel kerja Teknik Sipil Politeknik Negeri Ambon.
Penulis menyampaikan terima kasih pada beberapa pihak yang ikut
mendukung proses pembuatan laporan ini hingga selesai.
Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan laporan penelitian ini.
namun penulis tetap berharap laporan ini akan memberikan manfaat bagi para
pembaca. Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan
berupa kritik atau saran yang berguna. Terima kasih.

Ambon, 30 April 2021

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. ii

BAB I – PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 1

BAB II – LANDASAN TEORI ...................................................................2


2.1..................................................................................... Pengertian Baja 2
2.2.............................................................................................. Sifat Baja 2
2.3......................................................................................... Manfaat Baja 3
2.4..................................................................................... Pengertian Las 5
2.5........................................................................ Tiga Pengelasan Utama 5
2.6.......................................................................... Pengertian Las Listrik 6
2.7.......................................................................... Cara kerja Las Listrik 6
2.8................................................................................ Fungsi Las Listrik 7

BAB III – HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 8


3.1....................................................................................................... Alat 8
3.2................................................................................................... Bahan 8
3.3...................................................................................... Langkah Kerja 9
3.4........................................................................................ Gambar Kerja 10

BAB IV – PENUTUP .................................................................................11


4.1........................................................................................... Kesimpulan 11
4.2..................................................................................................... Saran 11
4.3......................................................................................... Dokumentasi 12
4.4...................................................................................... Daftar Pustaka 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada sebuah proyek konstruksi, bahan bangunan adalah salah satu
komponen penting selain biaya dan waktu pekerjaan, karena dari bahan yang
memiliki mutu baik dapat menghasilkan sebuah bangunan yang layak untuk
dihuni. Seiring berjalannya waktu bahan bangunan terus dikembangkan mulai
dari penggunaan kayu sebagai bahan struktur, kemudian beton dan sekarang
masuk pada penggunaan baja sebagai bahan bangunan.
Baja merupakan bahan bangunan yang berupa campuran dari biji besi,
mangandan karbon. Semakin tinggi nilai karbon pada baja maka baja akan
semakin keras, namun mudah patah. Akan tetapi semakin rendah nilai karbon
maka baja akan mudah bengkok.Sebagai bahan bangunan yang berhubungan
dengan kekuatan struktur ataupun tidak,sangat banyak diperlukan dalam
pekerjaan yang dilakukan dalam bidang teknik sipil misalnya; kuda-kuda,
tulang beton, kerangka jembatan dan masih banyak lagi.
Pada jaman dahulu orang menyambung suatu baja dengan menggunakan
cara yang sangat sederhana. Tetapi makin lama peradaban manusia makin
berkembang, begitu juga dalam bidang teknologi. Manusia berusaha
menganalisa dan menggaliserta memproduksi bahan-bahan yang
diperlukannya untuk suatu tujuan tertentu.Perkembangan teknologi menuntut
manusia untuk dapat melakukan penyambungan yang kuat dengan
menggunakan tenaga listrik. Untuk dapat menyambung baja tersebut menjadi
satu dengan yang lainnya, maka baja tersebut disambung dengancara
dilas.Tentunya untuk melakukan proses pengelasan yang tepat, dibutuhkan
prosedur penggunaan yang baik dan benar pula.
Maka dari itu mata kuliah praktek baja sangat penting untuk diterapkan
dan dipraktekkan bagi kami sebagai mahasiswa agar kami dapat memahami
proses penyambungan suatu baja menggunakan teknik pengelasan, macam
macam las, dsb.

1.2 Tujuan
Tujuan dari Kegiatan Praktek Baja adalah agar kami selaku mahasiswa
dapat mengethui teknik pengelasan untuk penyambungan baja, alat apa saja
yang dipakai untuk proses pengelasan, bahan yang dibutuhkan, dan terlebih
lagi ilmu yang kami dapatkan mampu kami realisasikan setelah keluar dari
lembaga pendidikan ini.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Baja


Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar
antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja
adalah sebagai unsur pengeras. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan
selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan
nikel. Sejauh ini merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk
membangun infrastruktur dan industri dunia, bahan ini digunakan untuk
membuat segala sesuatu mulai dari jarum jahit hingga tanker minyak.

2.2 Sifat Baja


Baja dikenal terutama karena daya tahan, kekerasan, dan ketangguhannya.
Dalam beberapa kasus, ini juga terkenal karena kemilau. Baja memiliki titik
leleh yang sangat tinggi (sekitar 1.510 ° C, lebih tinggi dari kebanyakan
logam; tembaga, misalnya, hampir 500 derajat lebih dingin) dan kepadatan
yang sangat tinggi (7,9 g / cm3, hampir delapan kali arti air).
Baja lebih keras dan lebih kuat secara keseluruhan daripada yang disebut
elemen induknya, besi. Namun ini sangat fleksibel dan dikenal dengan
kekuatan tariknya yang tinggi (yaitu, kemampuannya untuk menahan beban,
atau gaya yang diterapkan, tanpa kehilangan bentuknya).

Kekuatan tarik semua jenis baja tinggi dibandingkan dengan bahan lain tetapi
sangat bervariasi antar jenis baja. Di ujung bawah, nilainya kira-kira 290 N /
mm2; pada ujung atas, kekuatan tarik setinggi 870 N / mm2.

Satu milimeter persegi (mm2) hanyalah sepersejuta meter persegi. Ini berarti
baja dapat memiliki kekuatan tarik 870 juta newton per meter persegi – sama
dengan massa 88,8 juta kilogram, atau 195,7 juta pound (97.831 ton), di
Bumi!

Jika kita pernah menggunakan wajan besi, kita mungkin telah memperhatikan
betapa sangat kokohnya (atau setidaknya berat) wajan tersebut. Ketika besi
adalah satu-satunya atau hampir satu-satunya komponen dari sesuatu seperti
panci, maka besi lebih rapuh daripada baja.

Tetapi untuk sebagian besar suhu memasak sehari-hari (yang tampak “panas”,
tetapi tidak mendekati seperti tungku peleburan), perbedaan fungsional antara
besi dan baja mungkin tidak langsung terlihat, meskipun biasanya terlihat
agak berbeda.

2.3 Manfaat Baja


Aplikasi baja dapat dibagi menjadi tujuh sektor pasar utama. Angka-angka
tersebut adalah persentase produksi baja yang didedikasikan untuk mereka,
menurut Asosiasi Baja Dunia (WSA):

Bangunan dan infrastruktur, 51%; Peralatan mekanik, 15%; Otomotif, 12%;


Produk logam, 11%; Transportasi lainnya, 5%; Peralatan rumah tangga, 3%;
Peralatan listrik, 3%. Berikut ini penjelasan singkat terkait manfaat atau
penggunaan baja dalam berbagai sektor tersebut:
 Gedung dan Prasarana
Lebih dari separuh baja yang diproduksi setiap tahun digunakan untuk
membangun gedung dan infrastruktur seperti jembatan. Menurut
WSA, sebagian besar baja yang digunakan di sektor ini ditemukan
pada batang penguat (reinforcing bars) (44%); produk lembaran,
termasuk yang digunakan untuk atap, dinding bagian dalam, dan
langit-langit (31%); dan bagian struktural (25%).

Selain aplikasi struktural tersebut, baja juga digunakan pada bangunan


untuk sistem HVAC dan pada item seperti tangga, rel, dan rak.
Gedung Asuransi Rumah 10 lantai di Chicago adalah gedung pencakar
langit pertama di dunia yang dibangun dengan rangka baja. Itu selesai
pada tahun 1885.

Selain jembatan, aplikasi baja pada infrastruktur terkait transportasi


meliputi terowongan, rel kereta api, stasiun pengisian bahan bakar,
stasiun kereta api, pelabuhan, dan bandara. WSA mengatakan sekitar
60% penggunaan baja di bidang ini adalah sebagai besi beton.

Baja juga banyak digunakan dalam infrastruktur utilitas, termasuk


untuk bahan bakar, air, dan listrik. WSA menyatakan bahwa setengah
dari baja yang digunakan untuk infrastruktur utilitas adalah dalam
bentuk pipa bawah tanah untuk air atau gas alam.

 Peralatan Mekanik
Penggunaan baja terbesar kedua ini mencakup (di antara banyak hal
lainnya) buldoser, traktor, mesin yang membuat suku cadang mobil,
derek, dan perkakas tangan seperti palu dan sekop. Penjelasan ini juga
termasuk rolling mills yang digunakan untuk membentuk baja menjadi
berbagai bentuk dan ketebalan.

 Otomotif
Rata-rata, hampir 2.000 pon, atau 900 kilogram, baja digunakan untuk
membuat mobil, menurut WSA. Sekitar sepertiga digunakan dalam
struktur bodi dan eksterior, termasuk pintu. 23% lainnya ada di drive
train, dan 12% di suspensi. Baja berkekuatan tinggi canggih, yang
dibuat dengan proses yang rumit dan bobotnya lebih ringan daripada
baja tradisional, mencapai sekitar 60% dari struktur bodi mobil
modern.

 Produk Logam
Sektor yang satu ini mencakup berbagai produk konsumen seperti
furnitur, kemasan makanan dan minuman, serta pisau cukur. Makanan
yang dikemas dalam kaleng baja tidak perlu didinginkan.

 Transportasi Lainnya
Baja digunakan di kapal, kereta api dan gerbong kereta, dan bagian
pesawat. Lambung kapal/badan kapal (hull) besar hampir semuanya
terbuat dari baja, dan kapal baja membawa 90% kargo global.

Baja penting untuk transportasi laut dalam satu hal: hampir semua dari
sekitar 17 juta kontainer pengiriman dunia terbuat dari baja. Selain
mobil, baja muncul di kereta api di roda, sumbu, bantalan, dan motor.
Di pesawat terbang, baja sangat penting untuk mesin dan roda
pendaratan.

 Peralatan Rumah Tangga


Mesin cuci dan pengering pakaian, kompor, oven microwave, mesin
pencuci piring, dan lemari es semuanya mengandung baja dalam
jumlah yang bervariasi, termasuk motornya, jika dapat diterapkan.
Menurut American Iron and Steel Association, mesin cuci bukaan
depan umumnya mengandung 84,2 pon baja, sedangkan lemari es-
freezer atas-bawah berisi 79 pon.

 Peralatan listrik
Sektor pasar baja besar terakhir melibatkan aplikasi dalam produksi
dan distribusi listrik. Itu berarti trafo, yang memiliki inti baja magnet,
generator, motor listrik, tiang, dan kabel yang diperkuat baja.

Baja bisa didefinisikan sebagai paduan besi yang biasanya


mengandung beberapa persen karbon untuk meningkatkan kekuatan
dan ketahanan retaknya dibandingkan dengan besi. Banyak elemen
tambahan lainnya mungkin ada atau ditambahkan. Baja tahan karat
yang tahan korosi dan oksidasi biasanya membutuhkan tambahan 11%
kromium.

Sebagai indikasi dari kepentingan relatif bahan ini, pada tahun 2013
produksi baja mentah dunia sekitar 1,6 miliar ton, sedangkan produksi
logam rekayasa terpenting berikutnya, aluminium, sekitar 47 juta ton.

Alasan utama popularitas baja adalah biaya pembuatan, pembentukan,


dan pemrosesannya yang relatif rendah, kelimpahan dua bahan
bakunya (bijih besi dan scrap), dan berbagai sifat mekaniknya yang tak
tertandingi.

Nah, itulah saja artikel yang bisa kami uraikan pada segenap pembaca
berkenaan dengan pengertian baja menurut para ahli, sejarah, jenis,
sifat, dan manfaatnya yang bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga memberi edukasi.

2.4 Pengertian Las


Pengertian Pengelasan menurut DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah
suatu ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih
lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam
dengan menggunakan energi panas.

2.5 Tiga Pengelasan Utama


1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber
api gas yang terbakar.
Contoh Aplikasi Pengelasan Cair :
 Las Busur
 Las Gas
 Las Listrik Terak
 Las Listrik Gas
 Las termit

2. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan


dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
Contoh Las Resistansi Listrik
 Las Tekan Gas
 Las Tempa
 Las Gesek
 Las Ledakan

3. Pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan


disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik
cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
 Pembrasingan
 Penyolderan

2.6 Pengertian Las Listrik


Las Listrik adalah sebuah proses pengelasan yang sumber panasnya
diperoleh dari energi listrik. Dari Energi Listrik kemudian diterima oleh mesin
las dan dirubah menjadi energi panas saat kutub elektroda dan benda kerja
bertemu sehingga terjadi pertukaran ion yang menyebabkan terjadinya busur
listrik.

2.7 Cara Kerja Las Listrik :


Busur listrik terjadi ketika ujung elektroda menyentuh bagian logam induk,
karena adanya aliran listrik menyebabkan terjadinya sebuah arus pendek
kemudian oleh mesin las dirubah menjadi energi panas hingga melelehkan
elektroda dan logam induk.
2.8 Fungsi Las Listrik :
 Mendapatkan Kekuatan Maksimal.
Dengan las listrik kita dapat menyambung dua logam dengan tujuan
untuk mendapatkan kekuatan pengelasan yang minimal sama dengan
logam induk atau logam dasar. Syaratnya prosedur pengelasan serta
parameter pengelasan harus benar.
 Mendapatkan sambungan permanen.
Hasil pengelasan merupakan sambungan permanen, jika ada perbaikan
maka harus dipotong dengan mekanik maupun thermal. Berbeda
dengan sambungan paku keling atau rivet yang dapat dibongkar
dengan mudah.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Alat
Peralatan Las
1. Tang Las/Tang Jepit
2. Mesin Las/Penjepit Elektroda
3. Kabel Massa
4. Kabel Elektroda
5. Meja Las

Perlengkapan Las Listrik


1. Kacamata Las
2. Apron
3. Sarung Tangan
Alat Tambahan
1. Mesin Gurinda
2. Siku
3. Palu
4. Penjepit
5. Gergaji mesin
6. Ragum Plat/Klem Penjepit
7. Limar

3.2. Bahan
1. Baja Pelat Ukuran 3mm

3.3. Langkah Kerja


1. Ambil besi plat dengan tebal 3mm x 5cm x 6m sebanyak 4 buah
2. Ukur dan potong menggunakan gergaji sebanyak 5 buah x 26 mahasiswa
dengan panjang 10,5 cm
3. Haluskan tepi pinggirannya yang masih menonjol menggunakan mesin
gurinda
4. Kikir dengan limar agar setiap tepinya tegak lurus pada saat diukur
menggunakan siku
5. Nyalakan mesin las listrik dengan 100 ph
6. Kaitkan kabel elektroda pada tang jepit
7. Kemudian mulai mengelas potongan besi yang tadi dikikir sesuai dengan
job kerja yang diberikan
8. pada saat proses pengelasan posisi tubuh harus sedikit membungkuk dan
pergelengan tangan harus membentuk sudut 45’
9. Job I, buat 2 buah rigi-rigi las dengan jarak 1,25 cm
10. Job II, buat sambungan T dengan mengelas setiap sudut siku yang
berimpit antara baja pelat satu dengan yang lainnya
11. Job III, buat sambungan V dengan menyatukan ujung sisi paling tipis dari
baja pelat
12. Setelah selesai setiap hasil kerja ditulis nama setiap mahasiswa lalu
dikumpulkan

3.4. Gambar Kerja

No Nama Pekerjaan Gambar Kerja (Skala 1:50)


1 Job I
Membuat rigi-rigi
las
Rigi-rigi Las
2 Job II
Membuat
sambungan T

3 Job III
Membuat
sambungan V

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari kegiatan praktek baja, kesimpulannya adalah sebagai mahasiwa yang
dipersiapkan untuk menjad tenaga kerja yang siap pakai, kita mampu untuk
memahami dasar dari proses pekerjaan penyambungan dengan menggunakan
teknik pengelasan.

4.2. Saran
Pada saat kegiatan praktek diharapkan setiap mahasiswa menggunakan APD
yang lengkap yang disediakan oleh pihak kampus.serta mahasiswa harus
mengikuti prosedur-prosedur kerja yang sudah diajarkan dengan benar.

4.3. Dokumentasi
4.4. Daftar Pustaka
https://www.pakarkimia.com/pengertian-baja/

http://www.pengelasan.com/2014/06/pengertian-pengelasan-adalah.html

https://www.pengelasan.net/las-listrik/

Anda mungkin juga menyukai