Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KLARIFIKASI BAJA

KELOMPOK :

- RONAL STEPAN HARIANJA (5193550027)


- DONI ALFARIZI TUMANGGER (5193550024)
- MUHAMMAD ARYANANDA (5193550006)
- JOVAN ANUGRAH WARUWU (5193550014)
- ANANDA ARKO UJUNG (5193250020)

KELAS: C – S1 TEKNIK SIPIL


TUGAS MATA KULIAH : ELEMEN STRUKTUR BETON
DOSEN PENGAMPU :

SUTRISNO,S.T.,M.T.
DENNY MEISANDY HUTAURAUK,S.T.,M.T

PRODI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………...1
1.2 Tujuan………………………………………………………………………………1
1.3 Manfaat……………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Baja…………………….……………………………………………….2
2.2 Sifat Baja……………………………………………………………………………4
2.3 Klarifikasi Baja ………………………………………………………………………4
2.4 Komposisi Baja………………………………………………………………………4
2.5 Proses Pembuatan Baja…………………………………………………………….7
2.6 Kelebihandan Kekurangan Struktur Baja…………………………………………6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..……………………………………………………….……………...10
3.2 Saran……………………………………………………….…………….10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..11

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
“Klarifikasi Struktur Baja Sebagai Salah Satu Bahan Konstruksi” ini dengan baik meskipun
masih banyak kekurangandidalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bahan bahan struktur baja. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan,20 September 2020

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula
kebutuhanmanusia.Ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pada jaman dahulu orang membuat
jalan hanya dengan menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi kini semuanya telah
berubah,manusia berusaha membuat jalan sebagai sarana transportasi dengan kualitas yang
baik menggunakan teknologi rekayasa guna memenuhi kebutuhannya.
Pembangunan dalam setiap bidang yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai
dari bangunan gedung, jembatan, jalan dan bangunan lainnya tidak akan terpisahkan dari
bahan yang berasal dari dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batu bara, minyak bumi
sampai berbagai macam mineral yang langsung digunakan maupun yang diolah terlebih
dahulu. Untuk itu dalam kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat karena
ingin mengetahui jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja yang harus
dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan baja .Bertitik tolak dari latar belakang masalah
diatas, timbulah suatu permasalahan dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan
bagi kami untuk melaksanakan suatu analisa tentang jenis-jenis baja, proses pembuatan baja
serta syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja.

1.2 TUJUAN
1. Menambah pengetahuan untuk mengenal apa itu baja.
2. Membantu agar pembacadapat membedakan baja yang baik.
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan baja dalam konstruksi bangunan.

1.3 MANFAAT
Sebagai mahasiswa teknik sipil pengetahuan tentang baja ini sangat bermanfaat baik
dalam segi materi maupun praktek,oleh karena itu penyusun berharap agar makalah yang disusun
penulis dapat bermanfaat

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BAJA

Secara Umum Baja adalah logam paduan logam besi sebagai unsur dasar dengan
beberapa elemen lainnya termasuk karbon. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal atom besi. Baja merupaan
komponen utama pada banguan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata.
(wikipedia)Baja atau besi yang dihasilkan dai dapur-dapur baja disebut baja atau besi karbon,
yaitu campuran antara besi dengan zat arang (karbon). Sedangkan unsur lainnya seperti fosfor,
belerang, dan sebagainya juga ada didalamnya, namun dalam presentase yang kecil sekali
sehingga dianggap tidak memperngaruhinya.Apabiala unsur lainnya itu sengaja dimasukkan
ke dalamnya, dikatakansebagai baja paduan. Unsur paduan itu diberikan dengan maksud
memperbaiki atau memberi sifat baja yang sesuai dengan sifat yang dikehendaki pada baja.
Berdasarkan banyaknya zat arang yang dikandung besi atau baja, dapat dibedakan menjadi
dua bagian:a.Mengandung karbon antara 0,01 –1,7%, disebut besi atau baja tempab.Mengandung
karbon antara 2,3 –3,5%, disebut baja atau besi tuang.(Sucahyo, 1995).
Baja dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, salahsatu pengelompokkan
baja yaitu berdasarkan kegunaan dalam konstruksi yaitu baja dapat digunakan sebagai baja
kostruksi dan baja non konstruksi.Baja konstruksi digunakan untuk keperluan konstruksi
bangunan dan pembuatan bagian-bagian mesin. Berdasarkan campuran dan proses
pembuatannya, baja konstruksi dibedakan menjadi(Setiawan,2008).a.BajakarbonBaja karbon
dibagi menjadi 3 kategori tergantung dari presentasi kandungan karbnnya, yaitu baja karon
rendah (C = 0,03 –0,035%), bajakarbon medium (C = 0,35 –0,50%), dan baja karbon
tinggi ( C = 0,55 –1,70%). Baja yang sering digunakan dalam struktur adalah baja
karbon medium, misalnya BJ 37.
Kandungan karbon baja medium bervariasi dari 0,25 –0,29% terantung ketebalan.
Naiknya pressentase karbon meningkatkan tegangan lele namun menurunkan daktalitas,
salah satu dampaknya adalah membuat pekerjaan las menjadi lebih sulit. Baj karbon umumnya
memiliki tegangan leleh (fy) antara 210 –250 MPa.b.Baja paduan rendah mutu tinggiBaja yang
termasuk dalam kategr baja paduan rendah mutu tinggi mempunyai tegangan leleh berkisar
antara 290 –550 Mpa dengan tegangan putus (fu) antara 415 –700 Mpa. Penambahan bahan-
bahan paduan seperti chromium, columbium, angan, molybden, nikel, fosfor, vanadium
atauzinkonium dapat memperbaiki sifat-sifat mekaninknya. Jika baja karbon mendapatkan
kekuatannya seiring dengan penambahan presentase karbon, maka bahan-bahan aduan ini
mampu memperbaiki sifat mekanik aja dengan membentuk mikrostruktur dalam bahan aja
yang leih halus.c.Baja paduanBaja paduan rendah dapat ditempa dan dipanaskan untuk
memperoleh tegangan antara 550 –70 Mpa.
Tegangan leleh dari baja paduan biasanya ditemukan sebagai tegangan yang terjadi saat
timbul regangan permanen sebesar 0,2% atau dapat ditentukan pula sebagai tegangan pada
saat regangan mencapai 0,5%.Adapun baja konstruksi dibedakan dalam 3 jenis:

1)Baja kostruksi umum

2
Baja tersebut terdiri dari jenis baja karbon dan baja kualitas tinggi yang tidak dipadu.
Penggunaan baja ini didasarkan ataspertimbangan tegangan tarik minimumnya yang cukup
tinggi. Baja ini banyak digunakan pada konstruksi bangunan gedung jembatan, poros mesin
danroda gigi.Kekuatan tarik akan semakin besar bila kandungan karbin dari baja semakin tinggi.
Akan tetapi dengan semakin tingginya kandungan karbon, bja akan menjadi rapuh.
Demikian pula kemampuan untuk dikerjakan secara panas maupun secara dingi dan
dengan mesin perkakas menjadi jelek
2)Baja Otomat
Baja otomat terdiri atas jenis baja kualitas tinggi yang tidak dipadu dan baja kualitas
tinggi paduan rendah dengan kadar belerang (S) dan fosfor (P) yang tinggi. Karena
kandungan belerang dan fosfor yang cukup tinggi, baja otomat sangat tidak baik untuk
pekerjaan las.
3)Baja Case Hardening
Baja case hardeningdiperoleh dengan menaruh baja lunak di antara ahan yang kayak
dengan karbon, dan memanaskannya hingga di atas suhu kritis atasnya (900⁰-950⁰C) dalam
waktu yang cukup lama untuk mendapatkan lapisan permukaan yang banyak mengandung
karbon.
2.2 SIFAT MEKENIK BAJA

Bahan yang digunakan dalam perancangan harus memperhatikan sifat-sifat logam seperti
kekuatan (strength), keliatan (ductility), kekerasan (hardness) atau kekuatan luluh (fatique
strength). Sifat mekanik dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan untuk membawa atau
menahan gaya atau teganganSifat mekanik baja dapat diperoleh dengan melakukan uji tarik
terhadap suatu benda uji baja. Uji tarik dpaat memberikan data yang akurat terhadap sifat-
softa mekanik material baja, karena disebabkan beberapa hal antara lain adanya tekuk pada
benda uji yang mengakibatkan ketidakstabilan dari benda uji tersebut. Perhitungan tegangan
yang terjadi di dalam benda uji lebih mudah dilakukan jika dilakukan uji tarik daripada uji
tekan.Klasifikasi bahan material ada 2 karakteristik:
a.IsotropikBahan yang mempunyai sifat elastis yangreatifsama pada semua arah pada
setiap titik dalam bahan
b.AnisotropikBahan yang memiliki sifat yang berbeda dalam arah kristalografi yang
berbeda
Dalam perencanaan struktur baja SNI 03-1729-2002dapat diambil beberapa sifat mekanik
dari material baja yang sama yaitu:
Modulus Elastisitas E= 200.000 MPa
Modulus Geser G= 80.000 MPa
Angka Poison= 0.3
Koefisien muai panjang, α= 12.10-6/°C

Kelas mutu baja yang terdapat pada SNI 03-1729-2002 terbagi menjadi 5 kelas sebagaia
berikut:

3
Pada paduan logam baja karbon rendah yang terdiri dar besi (Fe) dan unsur-unsur karbon
(C), Silikon (Si), Mangan (Mn), Phosfor (P) dan unsur-unsurlainnya. Diantaranya tujuan
terpenting dalamsebuahpengembangan material yaitu menentukanstruktur dan sifat-sifat
material optimum, agar daya tahan yang dicapai maksimum.Sifat utama bajaantara lain:
a.Kekuatan(Power)
Karakteristik utama yang dimiliki oleh baja adalah kekuatannya. Baja mempunyai
kuat tarik yang sangat baik. Hal ini membuat baja yang diberikan beban akan cenderung
mengalami perubahan bentuk (deformasi). Perubahan tersebut menyebabkan timbulnya
regangan (strain) dengan besar sesuai deformasi per satuan panjang. Sedangkan
regangan menimbulkan terjadinya tegangan (stress) di dalam baja.
b.Keuletan (Ductility)
Keuletan yaitu kemampuan sebuah baja untuk melakukan deformasi sebelum terputus.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu regangan (strain) yang bersifat tetapsebelum baja terputus.
Adapun besar keuletan ini terhubung pada sifat yang bisa pekerjaan yang bisa dilakukan
terhadap baja. Untuk mengetahui
besar keuletan baja, Anda bisa melakukan serangkaian uji coba, terutamapadauji tarik.
c.Kekerasan (Hardness)
Kekerasan yaituketahanan suatumaterialpadabesarnya gaya yang bisa
menembuspadapermukaannya. Kekerasan ini memegang pengaruh yang sangat besar
terhadap kekuatan yang dimiliki oleh baja. Uji coba terhadap kekuatan bisa dilaksanakan
menggunakan metode rockwell,ultrasonic,brinell, dan lain-lain.
d.Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan yaitu hubungan beberapajumlahenergi yang mampu diterimabaja
hingga terputus. Bila semakin kecil ketangguhan yangdimiliki suatu baja, maka
karakteristik baja tersebut akan semakin rapuh. Baja yang tangguh akan mendukung
keselamatan penggunanya. Ketangguhan baja bisa diketahui melalui uji coba dengan
memberikan pukulan (impact) secara tiba-tiba.

2.3 KLARIFIKASI BAJA

Berdasarkan Prosentase KarbonBerdasarkan tinggi rendahnya prosentase karbon di


dalam baja, baja karbon diklasifikasikan sebagai berikut:

A.Baja Karbon Rendah(low carbon steel)

4
Baja karbon rendah mengandung karbon antara 0,10 s/d 0,30 %. Baja karbon ini dalam
perdagangan dibuat dalam plat baja, baja strip dan baja batangan atau profil. Berdasarkan
jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja karbon rendah dapat digunakan atau
dijadikan baja-baja sebagai berikut:
1.Baja karbon rendah yang mengandumg 0,04 % -0,10% C. untuk dijadikan baja –
baja plat atau strip.
2.Baja karbon rendah yang mengandung 0,05% C digunakan untuk keperluan
badan-badan kendaraan.
3.Baja karbon rendah yang mengandung 0,15% -0,30% C digunakan untuk
konstruksi jembatan, bangunan, membuat baut atau dijadikan baja konstruksi.

B.Baja Karbon Menengah(medium carbon steel)

Baja karbon menengahmengandung karbon antara 0,30% -0,60% C. Baja karbon


menengah ini banyak digunakan untuk keperluan alat-alat perkakas bagian mesin.
Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja maka baja karbon ini dapat
digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk keperluan industri kendaraan, roda gigi,
pegas dan sebagainya.

C.Baja Karbon Tinggi(high carbon steel)

Baja karbon tinggi mengandung kadar karbon antara 0,60% -1,7% C dan setiap satu ton
baja karbon tinggi mengandung karbon antara 70 –130 kg. Baja ini mempunyai tegangan tarik
paling tinggi dan banyak digunakan untuk material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah
dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung
didalam baja maka baja karbon ini banyak digunakandalam pembuatan pegas, alat-alat perkakas
seperti: palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu baja jenis ini banyak digunakan untuk
keperluan industri lain seperti pembuatan kikir, pisau cukur, mata gergaji dan lain sebagainya.

2.4 KOMPOSISI BAJA

Dalam prakteknya baja terdiri dari beberapa macam yaitu:

A.Baja Karbon ( Carbon Steel )


Terdiri atas beberapa unsur, yang paling utama adalah karbon ( C ), unsur yang
lainya yaitu Si ( dari batu tahan api), Mn, S dan P ( dari kokas untuk Carbon
Enrichment, S dan P Maksimum 0,05% )Beberapa macam baja karbon, yaitu:
• Baja karbon rendah
• Baja karbon medium
• Baja karbon tinggi
Sebagian kelompok baja didesain untuk laku panas dalam daerah austenit, disusul
dengan pendinginan dan dekomposisi austenit secara langsung atau tak langsung
membentuk ferrit dan karbida. Bila baja hanya mengandung besi dan karbon, paduannya
disebut baja karbon.
B.Baja Paduan( AlloyedSteel )

5
Baja paduan adalah campuran antara baja karbon dengan unsur-unsur lainyang akan
mempengaruhisifat-sifat bajamisalnya sifat kekerasan, liat,kecepatan membeku, titik cair,
dan sebagainya yang bertujuan memperbaikikualitas dan kemampuannya. Penambahan unsur-
unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan dengan satu unsur atau lebih, tergantung
darikarakteristik atau sifat khusus yang dikehendaki.Unsur-unsur paduan untuk baja ini dibagi
dalam dua golongan yaitu :
a.Unsur yang membuat baja menjadi kuat dan ulet, dengan
menguraikannya ke dalam ferrite (misalnya Ni, Mn, sedikit Cr dan Mo). Unsur ini terutama
digunakan untuk pembuatan baja konstruksi.
b.Unsur yang bereaksi dengan karbon dalam baja dan membentuk karbida yang
lebih keras dari sementit (misalnya unsur Cr, W, Mo, dan V) unsurini terutama digunakan untuk
pembuatan baja perkakas.
Baja Paduan Rendah (Low Alloyed Steel)Baja paduan rendah adalah salah satu
klasifikasi dari baja paduan (alloy steel)yaitu : low alloy steel, medium alloy, dan high
alloy steel. Klasifikasi ini dibedakan menurut unsurpaduannya. Baja paduan rendah (low alloy
steel)tergolong jenis baja karbon yang memiliki tambahan unsurpaduan seperti nikel, chromium
dan molybdenum. Total unsurpaduannya mencapai 2,07% -2,5%.
Untuk kebanyakan baja paduan rendah (low alloy steel)fungsi utama dari elemen
paduannya adalah untuk menambah kekerasan yang diinginkan untuk meningkatkan
kemampuan mekanik dan keuletannya setelah dilakukan proses perlakuan panas. Di beberapa
kasus, bagaimana juga tambahan unsur paduan digunakan untuk mengurangi efek
degradasi karena lingkungan terhadap kondisi pemakaian.Baja paduan rendah (low alloy
steel)dapat diklasifikasikan lagi, yaitu :
*Menurut komposisi kimia, seperti : nikel steel, nikel-chromium steels, molybdenum
steels, chromium-molybdenum steels.
*Menurut proses perlakuan panas, seperti : quenched and tempered (QT), normalized
and tempered (NT), annealed (A) dan sebagainya.
2.5 BAJA ST 40
Baja ST 40 termasuk baja karbon rendah dengan kandungan karbonkurang dari
0,3%.ST 40 ini menunjukkan bahwa baja ini dengan kekuatan tarik ≤ 40 kg /
mm².(diawali dengan STdan diikuti bilangan yang menunjukan kekuatan tarik minimumnya
dalam kg/mm²).Baja ST 40 ini secara teori mempunyai nilai kekerasan yang lebih rendah
dibandingkan dengan besi cor, dengan adanya perlit dan ferit karena perlit yang ada lebih
banyak dari pada ferit.
Aplikasi baja ST 40 antara lain :
*Digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, peralatan automotif dan sebagai bahan
baku welded fabrication ( kisi –kisi jendela atau pintu dan jeruji)
*Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapisuntuk keperluan
pengelasan.

2.5 PENGARUH UNSUR PADUAN BAJA

Sifat baja sangat tergantung pada unsur-unsur yang terkandung didalamnya.


Unsur-unsur paduan ditambahkan untuk mengurangi sifat yang tidak diinginkan pada baja
karbon dan memperbaiki atau menambah sifat-sifat lain yang dikehendaki. Pengaruh dari
beberapa unsur paduan terhadap sifat baja paduan dikemukakan dibawah ini:

6
a.Karbon( C )Pada baja-baja perkakas, persentase karbon antara 0,1 -0,6 %. Karbon juga
merupakan unsur penting yang mempengaruhi harga kekerasan dalam pembentukan fasa
martensit. Selain itu kenaikkan kandungan karbon akan berpengaruh pada kekuatan tarik
(tensile strength), menaikkan keuletan (ductility) dan sifat mampu las (weldability) akan
menurun dengan naiknya kandungan karbon.
b.Mangan (Mn)Semua baja mengandung mangan karena sangat diperlukan dalam
proses pembuatan baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6 % masih belum dikatakan paduan
dan tidak mempegaruhi sifat baja. Dengan bertambahnya kandungan mangan suhu kritis
seimbang. Baja dengan 12 % Mn adalah austenit karena itu suhu kritisnya dibawah suhu
kamar akibatnya baja tidak dapat diperkeras. Unsur ini dapat berfungsi sebagai deoksidasi
dari baja dan dapat mengikat sulfur dengan membentuk senyawa MnS yang titik cairnya
lebih tinggi dari titik cair baja. Dengan demikian akan dapat mencegah pembentukkan Fe,
S,yang titik cairnya lebih rendah dari titik cair baja. Akibatnya kegetasan pada suhu
tinggi dapat dihindari, disamping itu menguatkan fasa ferit.
c.Silikon (Si)Silikon berfungsi sebagai deoksidasi, silikon juga dapat menaikkan
hardenability dalam jumlah sedikit, tetapi dalam jumlah yang banyak akan menurunkan
keuletan. Biasanya unsur-unsur kimia lainnya seperti mangan, molybdenum dan chromium
akan muncul dengan adanya silikon. Kombinasi silikon dengan unsur-unsur tersebut
akan menambah kekuatan dan ketangguhan dari baja.
d.Chromium (Cr)Chromium ditemukan dalam jumlah yang banyak pada baja-baja
perkakas dan merupakan elemen penting setelah karbon. Chromium merupakan salah
satuunsur-unsur pembentuk karbida dan dapat meningkatkan ketahanan korosi dengan
membentuk lapisan oksida di permukaan logam.
e.Nikel (Ni)Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan yaitu
menurunkan suhu kritis dan kecepatan pendinginan kritis, memperbaiki kekuatan tarik,
tahan korosi. Menaikkan ketangguhan atau ketahanan terhadap beban benturan (impact)
f.Vanadium (V)Vanadium dalam baja-baja perkakas berperan sebagai salah satu unsur
pembentuk karbida. Vanadium juga merupakan unsur penyetabil martensit. Pada saat
proses temper, karbida vanadium berpresipitat di batas butir ferit. Hal ini akan menaikan
harga kekerasan. Biasanya terjadi pada temperatur temper 500 -600°C. Vanadium dapat
menurunkan hardenabilitykarena karbida-karbida yang terbentuk dapat menghambat
pengintian dan pertumbuhan butir austenit. Tetapi pada temperatur tinggi, dimana karbida
vanadium larut, unsur ini dapat meningkatkan hardenability.
g.Molybdenum (Mo)Unsur ini dapat menguatkan fasa ferit dan menaikkan kekuatan
baja tanpa kehilangankeuletan. Molybdenum juga dapat berfungsi sebagai penyetabil
karbida, sehingga mencegah pembentukkan grafit pada pemanasan yang lama. Karena itu
penambahan Mo kedalam baja dapat menaikkan kekuatan dan ketahanan terhadap creep pada
suhu tinggi.
h.Tungsten (W)Tungsten juga merupakan salah satu unsur pembentuk karbida
kompleks pada baja-baja perkakas. Karbida kompleks initerbentuk dengan adanya
pendinginan yang sangat lambat. Karbida ini bersifat meningkatkan kekerasan dan
kekuatannya.
i.Sulfur (S)Sulfur dapat membuat baja menjadi getas pada temperaturtinggi, oleh karena
itu dapat merugikan baja yang digunakan pada suhu tinggi. Umumnya kadar sulfur harus
dikontrol serendah-rendahnnya, yaitu kurang dari 0,05 %.j.Phospor (P)Phospor dalam jumlah
besar dalam baja dapat menaikkan kekuatan dan kekerasan, tetapi juga menurunkan

7
keuletan dan ketangguhan impak. Pada baja-baja konstruksi kandungan phosphor dibatasi
dengan kandungan maksimum yang biasanya tidak lebih dari 0,05%.

2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAJA

Kelebihan Baja sebagai Material Struktur antara lain :


1.Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa beban
mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang, bangunan tinggi, dan
bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.
2.Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada struktur beton
bertulang.
3. Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan material lain
karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan yang cukup tinggi. Momen
inersia untuk penapang baja dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang
beton bertulang.
4. Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan perawatan
pengecatan sama sekali.
5.Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang besar tanpa
keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji terhadap tarik akan mengalami
pengurangan luas penampang dan akan terjadi perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan.
Sebaliknya pada material keras dan getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-
1729-2002 mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau komponennya untuk
melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar batas titik leleh pertama,
sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung bebannya. Beban normal yang
bekerja pada suatu elemen struktur akan mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi pada
beberapa titik. Sifat daktil baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut
sehingga dapat mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain dari material daktil adalah jika
elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan terjadi defleksi yang cukup jelas
sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.
6.Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan daktilitas. Suatu
elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi yang cukup besar. Ini

8
merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat ini elemen baja bisa menerima
deformasi yang besar selama pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan
kehancuran. Dengan demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban kejut,
geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material untuk menyerap
energi dalam jumlah yang cukup besar disebuttoughness.
7.Tambahan pada Struktur yang Telah Ada
Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang baru
maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada, bahkan jembatan baja
seringkali diperlebar.
8.Lain-lain
Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah:

a) Kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las,


b) Cpat dalam pemasangan,
c) Dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan,
d) Kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah pembongkaran,
e) Masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur.
f) Adaptif terhadap prefabrikasi

Kelemahan Baja sebagai Material Struktur

Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan pada paragraf dibawah ini.

1. Biaya Pemeliharaan

Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi kontak
dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.

2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran

Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika terjadi
kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik sehingga dapat menjadi
pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal dengan kemungkinan kebakaran tinggi
perlu diberi pelindung. Ketahanan material baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI
03-1729-2002.

3. Rentan Terhadap Buckling

Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya


terhadapbuckling (tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan yang
tinggi per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena
banyak material yang perlu digunakan untuk memperkuat kolom terhadapbuckling.

9
4. Fatik

Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan perlu
dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban siklis.

5. Keruntuhan Getas

Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas dapat
terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik dan temperatur yang
sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan getas (ini yang terjadi pada kapal
Titanic).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur
paduan utamanya.Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Baja pada dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan
1,67 % (maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa macam, yaitu baja karbon, baja
paduan dan baja tahan karat (Stainless Steel). Proses pembuatan baja terbagi menjadi tiga, yaitu :
proses konvertor, proses terbuka (Open Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc
Furnace).
B. Saran
Dalam makalah kami tentunya banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan baik
dalam penulisan, maupun pemaparannya.Dan juga mungkin materi yang kami sampaikan
mungkin banyak kekuranganya.Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami kedepannya.saran kami dengan paparan
materi tentang baja yang kita ketahui ada benarnya agar kita mengetahui teknik atau kegunaan
baja dilapangan

11
DAFTAR PUSTAKA

“http://anwarpuady.blogspot.com/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html”

“http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-wahyudic2a-5235-2-bab2.pdf”

“http://eprints.umm.ac.id/41746/3/BAB%20II.pdf”

“http://teksipunswagati.blogspot.com/2018/04/contoh-makalah-struktur-baja-
sebagai.html”

“https://dokumen.tips/documents/makalah-baja-562d0fbf5be1a.html”

“https://www.coursehero.com/file/40804542/makalah-bajapdf/”

12

Anda mungkin juga menyukai