Pembahasan ini
akan kita fokuskan pada mesin turbin gas yang dipergunakan pada pembangkit listrik. Sedangkan turbin
gas propulsi, atau yang lebih kita kenal sebagai mesin turbojet, akan kita bahas komponen-komponen
utamanya pada kesempatan selanjutnya.
Belahan Turbin Poros Tunggal
Filter Inlet Kompresor (Air Intake Segment)
Fluida kerja turbin gas adalah udara atmosfer. Debit aliran udara yang dibutuhkan oleh mesin ini sangat
besar. Sehingga udara yang masuk ke dalam sistem turbin gas harus sangat bersih. Partikel-partikel
pengotor seperti debu dan pasir tidak boleh ikut terbawa masuk, karena tentu saja partikel-partikel
tersebut dapat mengikis sudu-sudu kompresor dan turbin. Seperti gambar dibawah ini:
sistem turbin gas selalu dilengkapi dengan filter inlet udara. Filter ini berfungsi untuk mencegah partikel-
partikel pengotor masuk ke dalam sistem turbin gas. Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai macam
resiko yang mungkPenentuan jenis filter turbin gas sangat bergantung pada kondisi lingkungan sekitar.
Turbin gas yang dibangun di area gurun pasir tentu menggunakan tipe filter yang berbeda dengan jika
dibangun di area sekitar hutan. Pemilihan filter yang tepat sangat berpengaruh terhadap performa dan
usia kerja turbin gas, dan juga dapat mengurangi kebutuhan perawatan rutin turbin gas tersebut.in
terjadi jika partikel-partikel tersebut masuk ke dalam sistem turbin gas.
Difuser. Difuser ini dilewati oleh udara kompresi sesaat sebelum masuk ke ruang bakar. Tujuan
dari adanya difuser ini adalah untuk menurunkan kecepatan aliran udara, dan meningkatkan lagi
tekanan kerja. Sehingga nantinya proses pembakaran terjadi dengan kecepatan yang optimal.
> Dome/Swirler. Swirler menjadi tempat masuknya udara primer ke dalam ruang bakar. Komponen ini
didesain khusus sehingga dapat menciptakan aliran turbulen pada saat udara primer masuk ke dalam
dome.
> Injektor Bahan Bakar. Injektor menjadi tempat masuknya bahan bakar ke dalam ruang bakar. Bersama-
sama dengan swirler, injektor bertugas menciptakan kondisi sehingga terjadi pencampuran yang tepat
antara udara dengan bahan bakar.
Udara terkompresi yang masuk ke combustor terbagi menjadi empat bagian, udara primer
(primary air), udara sekunder (secondary air), udara tersier, dan udara pendingin. Udara primer masuk
melalui swirler, menciptakan aliran turbulen sehingga pencampuran udara dengan bahan bakar menjadi
optimal. Pada proses ini udara primer juga berfungsi untuk mengevaporasi bahan bakar, karena selain
udara primer ini bertekanan, ia juga memiliki temperatur yang tinggi karena proses kompresi
sebelumnya.
Campuran udara dan bahan bakar kemudian terbakar dan menuju ke zona pembakaran. Di zona
pembakaran ini udara sekunder masuk ke dalam liner dan jumlah oksigen yang masuk
menyempurnakan proses pembakaran. Secara ideal, udara sekunder ini bertugas mengirim
oksigen ke ruang bakar untuk bereaksi dengan bahan bakar, sehingga tidak ada bahan bakar
sedikitpun yang belum terbakar pada saat udara panas keluar dari combustion chamber.
Udara tersier, atau juga biasa disebut dengan delution air, masuk ke dalam ruang bakar pada sisi
akhir ruang tersebut. Udara ini berfungsi untuk menyerap secara lebih merata keseluruhan energi
panas yang telah dibangkitkan oleh proses pembakaran. Penyerapan energi panas yang merata ini
akan diikuti dengan ekspansi volume udara (sebut juga pemuaian cepat) yang lebih merata.
Sehingga udara panas yang keluar dari combustion chamber memiliki temperatur, atau sebut saja
energi panas, yang merata pada semua bagian.
Udara pendingin adalah bagian terakhir udara terkompresi yang masuk ke dalam ruang bakar.
Udara ini masuk melalui lubang-lubang kecil liner, dan membentuk lapisan film tipis untuk
mendinginkan plat liner. Sehingga panas yang dihasilkan proses pembakaran lebih optimal
diserap oleh udara terkompresi, dan tidak terserap justru komponen-komponen combustor.
Turbin Gas
Ada dua tipe turbin gas yang selama sejarah pengembangannya digunakan untuk kebutuhan
pembangkit tenaga listrik. Keduanya adalah turbin gas tipe aksial dan sentrifugal. Namun pada
prakteknya, turbin gas tipe aksial lebih lazim digunakan karena lebih efisien ketimbang tipe
sentrifugal.
Selain ada dua tipe di atas, turbin gas juga dapat berupa turbin impuls maupun turbin reaksi. Turbin
impuls adalah turbin yang putaran porosnya diakibatkan oleh tumbukan fluida bertekanan ke sudu-sudu
rotor. Sedangkan turbin reaksi adalah turbin yang putaran rotornya diakibatkan oleh dorongan fluida
kerja yang menyemprot keluar dari sudu-sudu rotor. Penerapan turbin impuls atau reaksi pada turbin
gas, ditunjukan dengan bilangan rasio reaksi.
Ciri-ciri turbin gas tipe impuls adalah posisi nozzle yang terletak pada sisi stator. Sedangkan
sudu rotor murni berfungsi menerima tumbukan dari udara panas, dan hanya membelokan arah
udara sekitar 90°. Nozzle pada sisi stator berfungsi untuk merubah energi panas pada udara,
menjadi kecepatan kinetik. Kecepatan kinetik udara tersebut akan menabrak sudu rotor, dan sudu
rotor ini akan merubah kecepatan kinetik udara menjadi kecepatan mekanis. Tampak pada
diagram di atas, bahwa peningkatan kecepatan kinetik terjadi pada setiap tingkatan nozzle stator.
Dan penurunan tekanan statik udara hanya terjadi pada setiap tingkatan sudu rotor. Turbin
impuls jika ditunjukan dengan bilangan rasio reaksi, maka turbin impuls adalah turbin reaksi
yang memiliki angka rasio reaksi nol (R = 0)
Turbin reaksi murni memiliki angka rasio reaksi satu (R = 1). Nozzle pada turbin reaksi murni
terletak hanya pada sisi rotor. Sehingga perubahan energi panas menjadi energi kinetik, hanya
terjadi pada setiap sudu rotor. Sudu stator hanya berfungsi untuk membelokan arah aliran udara
panas kembali ke rotor stage selanjutnya. Energi kinetik yang dibangkitkan oleh sudu rotor ini,
langsung dikonversikan menjadi energi mekanik putaran rotor oleh sudu rotor tersebut. Turbin
reaksi murni tipe ini sangat tidak praktis, karena kecepatan putaran rotor harus sangat cepat
untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi.
Turbin gas dengan rasio kompresi 0,5 memiliki efisiensi yang paling baik. Tidak salah jika turbin
jenis ini adalah yang paling banyak diaplikasikan di berbagai kebutuhan termasuk untuk
pembangkit tenaga listrik. Pada turbin reaksi ini, sudu rotor dan stator didesain sebagai nozzle.
Sehingga perubahan energi panas di dalam udara menjadi energi kinetik, terjadi pada setiap
tingkatan sudu. Nampak pada gambar di atas bahwa penurunan tekanan statik juga terjadi pada
setiap tingkatan sudu.
Em Ek
m1.h1 Wk m2 .h2 .......(1)
(m udara m Bahan bakar )..h2 QRuang bakar (m udara m Bahan bakar ).h3
QRuang bakar (m udara m Bahan bakar ).h3 (m udara m Bahan bakar ).h2
QRuang bakar (m udara m Bahan bakar ).( h3 .h2 )
QRuang bakar (m udara m Bahan bakar ).C p . (T3 T2 ) .... (3)
3. Proses di Turbin
4. Proses Pembuangan
Qreject (m udara m Bahan bakar ).( h4 .h1 )
Qreject (m udara m Bahan bakar ).C p . (T4 T1 ) ....(5)
(T4 T1 ) T .(T / T 1)
( termal ) 1 1 1 4 1 .... (6)
(T3 T2 ) T2 .(T3 / T2 1)
Kita tahu bahwa :
P2
Perbandingan Kompresi di Kompresor
P1
P3
Perbandingan Kompresi di Turbin
P4
P2 P3 P3 P4
Atau
P1 P4 P2 P1