Anda di halaman 1dari 18

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Gas Turbine Generator (GTG)

Gas Turbine Generator secara sederhana dapat diartikan sebagai


pembangkit listrik dengan pemanfaatan daya dorong hasil pembakararan
gas sebagai penggerak turbin. Turbin Gas adalah suatu peralatan
pembangkit tenaga putar mekanik, tenaga tersebut diperoleh dari hasil
pembakaran gas yang kemudian berekspansi dengan kecepatan tinggi
selanjutnya gas panas dengan kecepatan tinggi ini digunakan untuk
mendorong sudu-sudu dan akhirnya menghasilkan tenaga putar pada
rotor.

3.2 Komponen Utama Gas Turbine


Gas Turbine mempunyai lima unit komponen utama, yakni Air
Inlet, Compressor, Combustion System, Turbine dan Exhaust. Dari kelima
unit komponen utama inilah, secara sederhana prinsip kerja Gas Turbine
dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Komponen utama Gas Turbine


Kompresor dan turbin ditempatkan dalam satu poros putar, disebut
juga rotor, sebagai istilah untuk bagian mesin yang berputar. Pada
awalnya, rotor (kompresor/turbin) digerakkan oleh perangkat penggerak
mula (Starting Device), yang mana sebagai tenaga penggeraknya dapat
berupa motor listrik, ekpansi gas bertekanan, steam atau yang lainnya.
Penggerak mula ini akan terlepas secara otomatis apabila unit Gas Turbine
telah mampu menghasilkan gas bakar sebagai penggerak lanjutan bagi
rotor.
Putaran kompresor ini digunakan sebagai kompresi, yang
sebelumnya udara tersebut telah difilter di dalam unit Air Inlet.
Selanjutnya udara bertekanan diumpankan ke bagian Combustion System.
Di dalam Combustion System, selain udara bertekanan, di alirkan juga gas
bakar. Campuran antara gas dan udara ini, nantinya di bakar oleh suatu
pemantik yang dihasilkan dari percikan api kontak sirkuit tegangan tinggi
(High Voltage Spark Plug), yang nantinya hasil pembakaran tersebut, yang
berupa gas bakar bertekanan diekspansikan ke turbin.
Sisa gas bakar atau gas buang yang telah diekspansikan ke turbin, akan
dibuang melalui unit Exhaust, yang nantinya gas ini dapat juga
dimanfaatkan kembali mengingat temperaturnya yang masih cukup tinggi,
Putaran turbin inilah yang nantinya dimanfaatkan oleh rotor Generator
sebagai pembangkit listrik.

3.2.1 Air Inlet


Unit ini berfungsi menyediakan udara yang telah dikondisikan
sesuai dengan kebutuhan gas turbine. Di dalamnya terdapat trash screen
yang berfungsi mencegah masuknya benda asing, seperti debu, kotoran,
serangga ke dalam unit kompresor. Untuk menjaga kualitas penyaringan
dari trash screen, di instal juga alat pengukur beda tekanan yang mengukur
beda tekanan udara terfilter (di dalam air inlet houese) terhadap udara luar.
Tingginya hasil pengukuran menunjukkan kualitas trash screen yang telah
menurun, yang bisa disebabkan adanya kotoran yang menumpuk sehingga
menutupi permukaan filter atau adanya pembekuan udara.
Di dalamnya juga terdapat air silencer yang berfungsi sebagai peredam
noise (frekuensi tinggi) yang keluar dari unit kompresor. Air silencer
terdiri atas beberapa panel akustikal atau disebut juga silencing buffles
dengan material khusus (sound-absorbing material) yang tersusun secara
paralel vertikal.
Di bagian akhir unit ini terdapat air plenum yang juga terhubung
langsung dengan unit kompresor, yang berfungsi meratakan distribusi
udara ke inlet kompresor.

3.2.2 Compressor

Komponen utama dari Kompressor Seksi adalah Aksial


Kompressor yang berfungsi untuk menyediakan udara bertekanan
tinggi guna pembakaran sehingga dihasilkan gas panas berkecepatan
tinggi yang diarahkan ke turbin dan mendorong sudu-sudu turbin,
udara yang dihasilkan tersebut juga digunakan untuk pembatas,
pendinginan dan penawar (sealing, cbooling and diluting).

Pada Aksial Kompressor tersebut terdapat 2 bagian yang dinamakan :

 kompressor rotor
 kompressor stator

 Kompressor Rotor

Kompressor Rotor, adalah bagian dari Axial Kompressor yang


berputar pada poros, rotor tersebut mempunyai tingkat sudu-sudu yang
mengkompres/menekan aliran udara secara aksial yang kemudian udara
yang bertekanan 1 atm dinaikan menjadi lebih kurang 7 kali, sehingga
didapat udara yang bertekanan tinggi yang keluar melalui Discharge
Kompressor.
Gambar 3.2 Kompressor Rotor

 Kompressor Stator

Kompressor Stator merupakan bagian Casing dari turbin gas


yang terdiri atas beberapa bagian :

Gambar 3.3 Kompresor Stator


• Inlet Casing

Yaitu bagian casing yang mengarahkan udara yang masuk ke inlet


bellmouth dalam arah tegak lurus dan selanjutnya masuk ke inlet guide
vane, pada inlet casing terdapat bearing nomor 1.

• Forward Casing

Yaitu bagian dari casing yang terdapat 4 tingkat compressor


blade.
• Aft Casing

Yaitu bagian dari casing yang terdapat kompressor blade yang ke 5


sampai ke 10.

• Discharge Casing

Yaitu bagian dari casing yang merupakan discharge dari udara yang
telah dikompres dan pada casing tersebut compressor blade yang ke
11sampai ke 16.

3.2.3 Combustion System

Pada unit ini terdiri atas 10 combustion chamber (ruang


pembakaran), yang masing-masing mempunyai fuel nozzle (inlet suplai
bahan bakar) dan transition piece (pengarah gas bakar untuk diekspansikan
ke turbin), dan masing-masingnya juga terhubung secara serial melalui
cross-fire tube. Unit ini tersusun secara konsentris mengelilingi axial
kompresor.
Udara yang masuk ke ruang bakar disuplai langsung dari
kompresor dengan aliran arah balik, yakni melewati bagian luar transition
piece dahulu kemudian kearah balik menuju ruang bakar. Udara yang
melewati transition piece berguna sebagai pendingin dan sebagai pemanas
awal udara sebelum masuk ke ruang bakar. Suplai udara yang masuk ini
mempunyai 3 fungsi, meng-oksidasi bahan bakar, mendinginkan bagian-
bagian berbahan metal, dan mengatur produksi gas panas sesuai dengan
temperatur yang dibutuhkan oleh inlet turbin.
Bahan bakar yang masuk ke ruang bakar melalui fuel nozzle
alirannya akan dibentuk berpilin atau memutar kearah axial (swirl), agar
dihasilkan pembakaran yang sempurna dan mengendalikan emisi yang
terbuang. Bahan bakar dapat berupa gas atau liquid, yakni diesel.
Percampuran gas dan udara ini nantinya dibakar oleh pijaran api dari
pemantik (atau bisa disebut busi), yang hanya aktif sesaat. Karena
pembakaran akan dapat terus berlangsung selama tersedia suplai gas dan
udara dengan memanfaatkan pengapian awal. Pemantik ini hanya terdapat
2 unit yang di instal di dua dari total sepuluh ruang bakar, yang keduanya
aktif bersamaan sehingga dapat menjadi back-up antara satu sama lain.
Untuk ruang bakar lainnya saat star-up, memanfaatkan pembakaran dari
ruang bakar berpemantik melalui hubungan cross-fire tube.
Pada unit ini juga terdapat 2 piranti Flame Detektor, yang
berfungsi mengindra tingkat intensitas nyala api pada ruang bakar. Kedua
piranti ini, layaknya pemantik diinstal di dua dari total 10 ruang bakar.
Keduanya bekerja paralel, yang dapat menyebabkan Gas Turbine trip atau
gagal start-up bila kedua-duanya tidak menunjukkan adanya nyala api
pada ruang bakar.
Ruang Bakar (Combustion Chamber) adalah tempat dimana
bahan bakar dan udara dicampur kemudian dinyalakan oleh spark-
plug, gas panas yang dihasilkan merupakan energy yang diperoleh dari
turbin gas. Komponen yang terdapat pada ruang bakar adalah :

 Combustion Chamber
 Combustion Liner
 Fuel Nozzles
 Spark-Pulgs
 Transition Pieces
 Cross Fire Tubes
 Flame Detector

 Combustion Chambers

Di ruang bakar ini (combustion) campuran bahan bakar dengan


udara yang telah dikompres di Axial Kompressor kemudian dibakar .
Tempat dimana aliran panas tersebut dialirkan terdapat Liner dan
Transition Piece yang mana liner ini befungsi sebagai tempat
pemcampuran bahan bakar dan udara lalu dibakar setelah itu aliran
panas tersebut diarahkan oleh Transition Piece ke sudu turbin, jadi
transition piece berfungsi sebagai alat untuk mengarahkan aliran panas ke
sudu turbin. Jadi tenaga turbin gas dihasilkan oleh campuran bahan
bakar dengan udara yang dinyalakan (ignition).

 Combustion Liners

Didalam Combustion Chamber terdapat Liner yang berfungsi


tempat bercampurnya bahan bakar dan udara sehingga pembakaran
yang terjadi menjadi sempurna dan juga antara Combustion Can dan
Liner terdapat selimut udara sehingga panas pada Liner tidak
langsung merambat pada Combustion Can sehingga kepanasan
Combustion Can tidak terlalu tinggi.

 Fuel Nozzles

Fuel Nozzle berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar


kedalam Liner sehingga bahan bakar yang masuk sudah tersemprot
dengan sempurna ke dalam liner .

 Spark-Plugs

Spark Pugs adalah semacam busi yang memercikan bunga api


kedalam combrustio chamber sehingga campuran bahan bakar dan
udara bisa terbakar, park plug tersebut menyala dan mengeluarkan
bunga api hanya selama 60 detik.

 Transition Pieces

Setelah api menyala pada semua Liner-Liner maka hasil ekspansi


pembakaran gas dengan kecepatan tinggi tersebut siap untuk mendorong
sudu-sudu Turbin Gas, sebelum disemprotkan ke sudu-sudutu turbin
tersebut maka uap panas tersebut perlu dibentuk alirannya sehingga sesuai
dengan ukuran yang diinginkan, maka fungsi dari Transition Piece tersebut
adalah membentuk aliran panas tersebut sesuai dengan ukuran nozzle dan
sudu-sudu turbin.
 Cross Fire Tubes

Pada setiap combustion chamber satu dan lainnya terhubung oleh


Cross Fire Tubes, sehingga sewaktu pertama kali terjadi pembakaran oleh
spark-plug hanya dua combustion chamber yang dinyalakan selanjutnya
penyalaan akan menjalar atau berpindah kepada combustion chamber yang
lain melalui cross fire tube tersebut. Jadi fungsi cross fire tubes adalah
meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
 Flame Detectors

Flame Detector adalah instrument yang terpasang untuk


memantau keadaan pembakaran yang terjadi pada setiap turbin gas
terdapat dua buah flame detector, jika satu dari flame detector rusak
speedtronic panel akan memberitahukan dengan alarm “Flame failure
or Lost of flame trouble" dan turbin gas masih tetap berjalan dan
jika flame detector telah diperbaiki alarm tersebut akan hilang (bisa
direset), tapi jika kerusakan dari flame detector tersebut tidak diperbaiki
dan jika yang satu lagi juga rusak maka turbin gas akan trip dengan
alarm "Lost of flame Trip" dan turbin gas akan mati atau stop.

3.2.4 Turbine

Pada unit ini gas bakar bertemperatur tinggi dari unit combustion
dikonversikan ke daya putaran poros. Daya yang dibutuhkan sebagai
penggerak beban (generator) dan rotor kompresor di hasilkan oleh rotor
turbin 2 tingkat. Disetiap tingkatnya terdapat susunan sudu-sudu turbin
yang terpasang pada wheel turbin.
Gas bakar bertekanan tinggi dari unit combustion diarahkan oleh transition
piece (bagian akhir combustion) menuju tingat pertama turbine, melewati
turbine nozzle, yakni nozzle tingkat pertama. Begitu pula gas yang keluar
dari tingkat pertama menuju turbin tingkat kedua, dilewatkan ke turbin
nozzle, yakni nozzle tingkat kedua. Sebagian besar bagian turbin (kedua
wheel, kedua noozle dan shellnya) dialirkan udara pendingin, yang
disuplai dari unit kompresor, baik dari udara tingkat ke-4, ke-10 maupun
keluaran kompresor (baca penjelasan unit Air and Cooling System di
bagian Komponen Pendukung Gas Turbin).

3.2.5 Exhaust

Merupakan unit dari bagian turbin dimana gas bakar yang telah di
ekspansikan ke turbin di lepas ke udara. Secara umum terbagi atas 2, yakni
Exhaust Frame Assembly dan Exhaust Plenum. Di dalam exhaust frame
assembly yang terhubung langsung dengan turbin shell, terdapat gas
diffuser dan turning vane, dimana gas dari turbin keluar ke bagian exhaust
plenum. Exhaust frame sendiri terisolasi terhadap exhaust plenum melalui
expansion join, yang memberikan toleransi adanya ekpansi panas baik
arah radial maupun aksial terhadap exhaust frame. Exhaust plenum
merupakan box dimana gas keluaran di lepas melalui stack (cerobong) ke
udara bebas, atau melalui perangkat Heat Recovery (pemanfaatan kembali
panas gas keluaran) terlebih dahulu, lalu ke udara bebas.
Sebelum di lepas, udara dilewatkan dahulu ke unit silencer yang di instal
di dalam exhaust ducting di sisi akhir exhaust plenum. Unit silencer ini
berfungsi sebagai peredam noise yang dihasilkan di sisi turbin.

3.3 Control System

3.3.1 Fuel Stroke Reference (FSR)

FSR ditentukan oleh 6 loop kontrol yang berbeda. Setiap loop


kontrol menghitung jumlah arus menurut yang dibutuhkan dengan
mengevaluasi sendiri parameternya. Kontrol menggunakan gerbang nilai
minimum untuk memilih output terendah dari 6 loop kontrol untuk
digunakan sebagai FSR. Oleh karena itu, sinyal yang digunakan untuk
mengatur aliran bahan bakar selalu yang paling tepat.

Kontrol loop yang menghitung aliran fuel yang dibutuhkan adalah :

1. Start Up Control
Start Up Control membawa turbine dari zero speed sampai normal
operating secara aman dengan menyediakan aliran bahan bakar yang
tepat untuk membuat pengapian, accelerate turbine, melakukannya
sedemikian rupa untuk meminimalkan efek lelah pada hot gas path
selama sequence. Start Up Contol mempunyai 5 preset level untuk
preset level untuk FSR yaitu zero, fire, warmup, accelerate, dan max.
2. Acceleration Control
Acceleration adalah sebuah close control loop. Acceleration
control membandingkan TNH (Turbin Speed) dengan TNH dari
sample terakhir. Perbedaan keduanya mencerminkan percepatan
mesin actual akselerasi (TNHA) dibandingkan ke sebuah nilai
reference (TNHAR). FSRACC disesuaikan untuk meminimalkan
perbedaan keduanya menjadi nol. FSRACC digunakan untuk
membatasi tingkat dimana perubahan kecepatan mesin untuk
membatasi stress pada komponen rotor. Sebelum turbin mencapai full
speed, TNHAR bervariasi antara 0,1 dan 0,3 % per detik, tergantung
pada TNH.
3. Speed Control

Speed control adalah system pengontrolan speed dan beban pada


gas turbine generator didalam merespon perubahan actual signal speed
dibandingkan dengan suatu parameter yang disebut speed reference.
Tiga sensor magnetik yang digunakan untuk mengukur kecepatan
turbin, salah satunya yaitu pick up sensor magnetik (77NH-1,-2,-3)
adalah perangkat output yang terdiri dari sebuah magnet permanen
dikelilingi oleh seal tertutup rapat. Pickup sensor tersebut yang
dipasang pada sebuah cincin yang mempunyai sekitar 60-roda bergigi
pada kompresor turbin gas rotor. Dengan roda 60-gigi, frekuensi
output tegangan dalam satuan Hertz adalah persis sama dengan
kecepatan turbin dalam revolusi per menit.

Dalam system speed control pada GTG terdapat 2 mode


pengontrolan yaitu :

 Droop control adalah Load demand dijumlahkan dengan speed


setpoint. Speed / load setpoint ini kemudian dibandingkan dengan
speed feedback (TNH) untuk menghasilkan speed control fuel flow
demand (FSRN).
 Isoch control biasanya digunakan jika dioperasikan berdiri sendiri
(tidak parallel) untuk menahan constans speed yang sama ke system
frekuensi.
4. Temperature Control
Temperature control adalah close loop control yang berfungsi
untuk menjaga firing temperature dibawah level yang dapat merusak
hot path gas component. Karena tidak realistis untuk mencoba
mengukur firing temperature secara langsung, temperature control
mengambil input dari exhaust thermocouple dan menghitung firing
temperature berdasarkan temperature ini dan parameter lain. Karena
sabagai sebuah backup, firing temperature dikalkulasi dari exhaust
temperature dan FSR.
Untuk mengontrol firing temperature, temperature control
membandingkan aktual exhaust temperature (TTXM) dengan
reference temperature (TTRXB) dan menyesuaikan FSR untuk
memperkecil perbedaan. TTXM adalah median pada exhaust
temperature dan menentukan seperti berikut :
 Exhaust thermocouple temperature dibandingkan kesebuah
konstanta dan ada yang terlalu rendah akan ditolak
 Signal yang tertinggi dan terendah akan ditolak
 Signal sisanya akan dirata-rata dan hasilnya adalah sebagai
TTXM.
5. Shutdown Control

Normal shutdown ditetapkan dengan memberikan perintah STOP


pada <HMI> screen. Ketika perintah stop diterima, FSRSD di ramp
dari normal value 100% turun ke level sekarang pada FSR. FSRN akan
me-lower FSR untuk mengurangi load sampai generator breaker (52G)
trip pada revers power. Setelah 52G open, FSRD ramp down ke
FSRMIN. Ketika TNH drop dibawah level dari K60RB, FSRD ramp
down sampai satu flame detector menyensor tidak ada api. Setelah itu,
FSRD ramp down pada titik ini fuel di stop.

6. Manual Control
Manual control adalah open loop yang mengijinkan operator untuk
menset batas atas untuk FSR. Tipikal, FSRMAN diset pada 100%.

3.4 Speedtronic MKV

3.4.1 Gambaran Umum Speedtronic MKV

Speedtronic Mark V adalah suatu sistem kontrol, proteksi, dan


monitoring pada turbin yang telah dikembangkan oleh GE dan mewakili
kesuksesan dari seri-seri SpeedtronicTM dalam sistem pengaturan.tujuan
sistem kontrol dan proteksi ini adalah menghasilkan output yang maksimal
untuk melindungi turbin gas dari kerusakan saat turbin dalam kondisi
operasi sehingga lifetimenya dapat lebih lama.

3.4.2 Konfigurasi Kendali Speedtronic MKV

SPEEDTRONIC Mark V adalah sistem kendali turbin yang


bersifat programmable yang didesain sesuai dengan kebutuhan industri
tenaga modern untuk sistem turbin yang bersifat kompleks dan dinamis.
Keunggulan sistem ini pada fitur-fiturnya antara lain:
1. Implementasi software dengan teknologi fault tolerance (SIFT), yang
memungkinkan turbin tetap beroperasi meskipun terjadi kesalahan
tunggal dengan mempertahankan kondisi on-line, dan memungkinkan
operasi saat prosesor kontrol shut down untuk perbaikan atau sebab
lain.
2. Operator interface yang user-friendly
3. Interface dengan sensor direct yang memungkinkan kendali dan
monitoring secara real time
4. Kemampuan diagnosa yang built-in menyatu dengan sistem
5. Arsitektur berbasis TMR (Triple Modulator Redundant)
TM
SPEEDTRONIC Mark V menggunakan tiga buah modul kontrol,
masing-masing <R>, <S>, <T> yang identik untuk menjalankan
keseluruhan algoritma kendali yang vital, proses sinyal proteksi, dan
proses sekuensial. Konfigurasi inilah yang disebut TMR (Triple
Modulator Redundant). Untuk fungsi proteksi dijalankan oleh tiga
prosessor proteksi <X>, <Y>, <Z> pada core <P>.

3.4.3 Operator Interface MKV

Interface Mark V berfungsi sebagai upload, download, monitoring,


maupun pengontrolan sehingga dengan interface ini seluruh aktivitas dari
Mark V kontrol panel bisa terwakili. Work Station Interface <I>, terdiri
dari serangkaian alat-alat, antara lain: sebuah PC (Personal Computer)
layar monitor berwarna, Cursor Positioning Device (Mouse, atau
Trackball), Keyboard (QWERTY Keyboard) dan printer. Peralatan-
peralatan tersebut dapat menghubungkan antara operator dengan keadaan
mesin atau sebagai work station pemeliharaan lokal, baik itu pengamatan
peralatan turbin, pengontrolan turbin, pengamanan turbin maupun
pemasukan data baru ke kontrol panel.
3.5 Sensor Kecepatan

Sensor kecepatan pada kontrol kecepatan putaran turbin gas


memiliki prinsip kerja yang sederhana. Sensor tersebut bekerja
berdasarkan besar flux magnetic yang dihasilkan dalam pick up. Besarnya
flux magnetic tersebut akan sebanding dengan perubahan jarak ujung pick
up dengan rotor turbin. Bentuk dari rotor turbin ini berupa gerigi-gerigi
yang akan berputar saat turbin beroperasi. Frekuensi tegangan yang
dihasilkan oleh sensor pada gigi rotor akan sebanding dengan kecepatan
turbin. Jumlah gigi rotor pada rotor turbin adalah 60 buah. Kecepatan rotor
turbin tersebut diukur dalam rotation per minute (RPM) dengan magnitude
pengukuran tidak kurang dari 2 volt rms pada kecepatan 1000 rpm.
Tegangan yang dihasilkan ini merupakan sebuah fungsi yang sebanding
dengan kecepatan rotor.

Anda mungkin juga menyukai