Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TURBIN GAS (SIKLUS TERTUTUP)

DI SUSUN OLEH :
NAMA : M. ALI HABIB
NIM : 5212412020
MAKUL : MESIN KONVERSI ENERGI





TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2013/2014

PENDAHULUAN

Gas-turbine engine adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai
fluida untuk memutar turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin
gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara
bertekanan yang memutar roda turbin sehingga menghasilkan daya.
Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu
kompresor, ruang bakar dan turbin gas.

Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara
tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara
bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar
dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara
bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung
dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar
hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut
dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan
oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri
dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah
melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran
buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah
sebagai berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang
bakar dengan udara kemudian di bakar.
Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir
ke luar melalui nozel (nozzle).
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang
dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa
turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada
ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian
antara lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian
tekanan (pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang
menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan
angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.

Klasifikasi Turbin Gas
Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan
lainnya. Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja.
Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung
dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir
ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses
awal.

Siklus Turbin Gas
Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum yaitu:

Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri
dari dua proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua
proses isobarik dapat balik (reversible isobaric). Proses perpindahan
panas pada proses isobarik berlangsung di dalam komponen siklus
internal (regenerator), dimana effisiensi termalnya adalah : hth = 1
T1/Th, dimana T1 = temperatur buang dan Th = temperatur panas.
Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses
isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap
(isokhorik). Efisiensi termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus
Ericson.
Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas,
sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat
mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk performance
upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi isentropik yang
diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan. Pada
siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara berikut:


Siklus Brayton
Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik). Kerja yang dibutuhkan oleh
kompresor: Wc = ma (h2 h1). Proses 2 ke 3, pemasukan bahan bakar
pada tekanan konstan. Jumlah kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf)
(h3 h2). Proses 3 ke 4, ekspansi isentropik di dalam turbin. Daya yang
dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 h4). Proses 4 ke 1,
pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor yang
dilepas: QR = (ma + mf) (h4 h1)




Gas Turbine Siklus tertutup
Siklus gas turbin tertutup yang berasal dan dikembangkan di Swiss.
pada tahun 1935, J. Ackeret dan C. Keller pertama kali diusulkan jenis
mesin dan pabrik pertama selesai pada tahun 1944 di Zurich
Dalam turbin gas siklus tertutup, fluida kerja (udara atau gas) keluar dari
kompresor dipanaskan dalam pemanas dengan sumber eksternal pada
tekanan konstan. Suhu tinggi dan tekanan udara tekanan tinggi keluar
dari pemanas eksternal dilewatkan melalui turbin. Cairan yang keluar
dari turbin didinginkan ke suhu aslinya dalam pendingin menggunakan
sumber pendingin eksternal sebelum diteruskan ke kompresor. Fluida
kerja terus digunakan dalam sistem tanpa fase dan panas yang
dibutuhkan diberikan kepada fluida kerja dalam penukar panas.

Gambar Gas Turbine Siklus Tertutup

Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja.
Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung
dibuang ke udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir
ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses
awal.


Prinsip Kerja Gas Turbin
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, gas turbine sseperi
memasang sebuah mesin jet sebagai tenaga penggerak turbin. Ilustrasi
kerja gas turbine dapat dilihat dari gambar berikut

Proses kerja pada gas turbine dimulai dari Udara yang masuk kedalam
kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi
untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga
temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini
masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses
pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan
bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan
tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk
menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke
turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran
tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas
tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar
beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini
gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah
sebagai berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam
ruang bakar dengan udara kemudian di bakar.
Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan
mengalir ke luar melalui nozel (nozzle).
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan
lewat saluran pembuangan.

Proses Pembakaran pada Gas Turbines
Pada gambar, dapat dilihat dari konstruksi komponen ruang bakar,
apabila digambarkan ulang dengan proses pembakaran adalah sebagai
berikut:

Gamber Proses Pembakaran
Proses pembakaran dari turbin gas mirip dengan pembakaran mesin
diesel, yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya
adalah sebagai berikut, udara mampat dari kompresor masuk ruang
bakar, udara terbagi menjadi dua, yaitu udara primer yang masuk
saluran primer, berada satu tempat dengan nosel, dan udara mampat
sekunder yang lewat selubung luar ruang bakar. Udara primer masuk
ruang bakaer melewati swirler, sehingga alirannya berputar. Bahan
bakar kemudian disemprotkan dari nosel ke zona primer, setelah
keduanya bertemu. terjadi pencampuran, hal ini menyebabkan
campuran lebih homogen, pembakaran lebih sempurna. Udara sekunder
yang masuk melalui lubang lubang paa selubung luar ruang bakar akan
membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona
sekunder akan menyempurnakan pembakaran dari zona primer
Disamping untuk membantu proses pembakaran pada zona sekunder,
udara sekunder juga membantu pendinginan ruang bakar. Ruang bakar
harus didinginkan, karena dari proses pembakaran dihasilkan
temperatur yang tinggi yang merusak material ruang bakar. Maka,
dengan cara pendinginan udara sekunder, tempeatur ruang bakar
menjadi terkontrol dan tidak melebihi dari yang diizinkan. pada gambar
diatas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran (dillute zone)
adalah zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi
menjadi temperatur yang aman apanila mengenai sudu-sudu turbin
ketika gas pembakaran berekspansi. Disamping itu, udara sekunder
juga akan menambah massa dari gas pembakaran sebelum masuk
turbin, dengan massa yang lebih besar energi potensial pembakaran
juga bertambah. Apabila Wkinetik adalah energi kinetik gas pembakaran
dengan kecepatan V, massa sebelum dtambah udara sekunder adalah
m1 maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut:

Proses pembakaran pada gas turbin memerlukan udara yang berlebih,
biasanya sampai 30% dari kondisi normal untuk proses pembakaran
dengan jumlah bahan bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan,
apabila udara pembakaran terlalu berlimpah (lebih 30%), udara justru
akan mendinginkan proses pembakaran dan mati, karena panas banyak
terbuang ke luar melalui gas bekas yang bercampur udara dingin
sekunder. Dengan pemikiran yang sama, apabila jumlah udara kurang
dari normal, yaitu terjadi overheating, material ruang bakar dan
sudu0sudu turbin bekerja melampaui kekuatannnya dan ruang bakar
dapat pecah, hal ini berarti gas turbin bekerja atau proses pembakaran
terhenti.















Keuntungan dan Kerugian
Gas turbine dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Aeroderivative fas turbine
Light Industrial Gas turbine
Heavy Industrial gas turbine
Aero derivative gas turbine
Keuntungan Kerugian
Mudah dalam pemeliharaan
dikarenakan gas generator bersifat
modular dan dapat diboongkar pasang
Biaya dalam pemeliharaan cukup
besar, karena sifat turbin ini yang hanya
mampu untuk bekerja dalam waktu
yang cukup singkat
High Power Ratio Gas generator cukup mahal jika ingin
diganti
Mudah dalam pengoperasian Bahan bakar yang bisa digunakan
hanya untuk beberapa jenis
hidrokarbon
Menggunakan lahan yang minimalis
Light Industrial Gas Turbines
Turbin jenis ini merupakan modifikasi dari aeroderivative gas turbine.
Keuntungan yang dimiliki dari aeroderivative gas turbine dikembangkan
dan kekurangan yang dimiliki jenis turbin sebelumnya diminimalisir.
Keuntungan Kerugian
Haigh Power Ratio Output yang dihasilkan terbatas sampai
10 MW
Mudah dalam pemelihaaraan Perawatan yang dilakukan harus cukup
sering
Heavy Industrial Gas Turbines
Turbin jenis ini biasa ditemukan pada industri kilang minyak dan
chemical plants. Turbin ini digunakan karena sifat turbin yang memiliki
daya tahan yang lama dan mampu melakukan proses yang cukup
panjang dengan sedikit pengaturan awal.
Keuntungan Kerugian
Output yang dihasilkan sangat besar power to weight ratio yang buruk
Bisa membakar hinnga heavy crude oil Siklus termodinamika yang buruk
Daya tahan Cukup lama

Anda mungkin juga menyukai