Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas mahaiswa baik dari segi teori maupun
aplikasi di lapangan maka pihak Universitas Jambi memberikan mata kuliah kerja
praktik yang wajib diikuti oleh mahasiswa program studi Teknik Elektro
Universitas Jambi. Kerja praktik ini dimaksudkan agar mahasiswa memperoleh
pengalaman dari instansi perusahaan dan industri yang dituju, serta membentuk
profesionalisme dalam bidang teknik pada umumnya dan khususnya dibidang
kelistrikan dan juga pembangkitan.
PT.Toba Pulp Lestari, Tbk (PT.TPL, Tbk) adalah salah satu perusahaan
besar di Sumatera Utara yang bergerak dibidang produksi bubur kertas (Pulp).
Sebagai salah satu perusahaan besar, PT.TPL, Tbk memerlukan dukungan
pelayanan listrik yang memadai untuk membantu proses produksinya. Maka dari
itu selain memproduksi bubur kertas perusahaan ini juga memproduksi listriknya
sendiri yaitu pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLTU ini dimanfaatkan untuk
membantu proses produksi bubur kertas (pulp) dan juga digunakan untuk
kebutuhan listrik di kompleks perumahan karyawan.
Penggunaan BBM dalam PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang
semakin mahal dan semakin terbatas penyediaannya, juga besarnya biaya jika
penggunaan daya listrik diperusahaan jika semua aplikasi kelistrikan di
perusahaan di suplay dari PLN. Pada proses pengolahan pulp tersedia potensi
yang dapat dijadikan sebagai pembangkit listriklah mengapa PT. TPL, Tbk
mengembangkan PLTU di di perusahaannya.
Suatu pembangkit energi listrik yang baik dan aman, tentunya memiliki
sistem dan perencanaan yang baik pula sehingga seluruh sistem dapat bekerja
dengan baik.Pembangkit juga harus memiliki tingkat keandalan yang tinggi, agar
kontinuitas pembangkit tidak terganggu. Keandalan pembangkitan tenaga listrik
ditentukan oleh kemungkinan komponen atau sistem pembangkit itu menjalankan
fungsinya secara memuaskan atau sempurna.Oleh karena itu dibutuhkan
pengelolaan sistem pembangkit listrik tenaga uap yang baik di PT. TPL, Tbk.
Apalagi dijaman kecanggihan teknologi saat ini dibutuhkan tenaga kerja yang

1
mampu mengelola sistem pembangkitan listrik tersebut dengan baik.Diharapkan
dengan adanya PLTU dengan pengelolaan yang baik dapat mencukupi kebutuhan
listrik untuk semua proses pembuatan bubur kertas (pulp) di perusahaan tersebut
dan juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dengan tersedianya
lapangan pekerjaan di area PLTU PT. TPL, Tbk. Oleh karena hal itulah penulis
tertarik membahas tentang sistem pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di PT.
TPL, Tbk

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Apa saja komponen-komponen sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU)
2. Apa fungsi dari masing-masing komponen PLTU tersebut
3. Bagaimana cara kerja dari masing-masing komponen PLTU tersebut
4. Apa saja kekurangan atau kendala dari masing-masing komponen tersebut

1.3 Batasan Masalah


Dalam laporan kerja praktek ini penulis hanya membahas tentang sistem
pembangkit energi listrik yang ada di PT.TPL, Tbk yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) yang meliputi dari sumber penggerak hingga menghasilkan
energi listrik.

1.4 Tujuan
Penguasaan materi-materi tentang pembangkitan tenaga listrik yang
didapatkan dalam proses perkuliahan di kampus harus didukung dengan
penerapan secara langsung dilapangan. Adapun beberapa tujuan kerja praktek
yang dilaksanakan di PLTU PT.TPL, Tbk adalah sebagai berikut:
1. Mencari informasi tentang sistem pembangkit yang digunakan pada PLTU
PT.TPL, Tbk dan mempelajari prinsip kerjanya
2. Menerapkan ilmu pengetahuan tentang kelistrikan yang didapat dari
perusahaan sebagai bekal untuk kesiapan di lapangan pekerjaan setelah selesai
studi

2
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini yaitu:
1. Dapat memberikan informasi bagi mahasiswa atau pembaca tentang sistem
pembangkitan listrik PLTU di PT. TPL, Tbk
2. Dapat memberikan informasi tentang komponen-komponen, serta manfaat dan
tujuan PLTU di PT. TPL, Tbk

2.6 Sistematika Penulisan laporan

Dalam penyelesaian laporan kerja praktek lapangan ini, penulis membuat


urutan pembahasan atau sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, metoda
penelitian, dan sistematika penulisan laporan yang di gunakan dalam pembuatan
laporan ini.
BAB II GAMBARAN UMUM PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk
Membahas tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, tata letak perusahaan dan kegiatan produksi PT.Toba Pulp Lestari
Tbk
BAB III LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menuliskan beberapa teori dasar yang diperlukan
dalam menyelesaikan laporan, yaitu beberapa teori yang menyangkut tentang
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
BAB IV SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
Pada bab ini penulis membahas tentang sistem pembangkit listrik tenaga
uap yang ada di PT.Toba Pulp Lestari Tbk, mulai dari sumber penggerak hingga
menghasilkan energi listrik dan beberapa proteksi yang digunakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis menuliskan kesimpulan dari keseluruhan kerja
praktek yang diambil berdasarkan data yang ada dari perusahaan, dan juga sedikit
berisi saran serta petunjuk untuk pengembangan dan penyempurnaan.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem pembangkit


Sistem pembangkit energi listrik merupakan salah satu bagian dari sistem
tenaga listrik, pada pembangkit energi listrik terdapat peralatan elektrikal,
mekanikal dan bangunan kerja.Pada sistem pembangkit terdapat pula beberapa
komponen-komponen utama di antaranya generator dan turbin yang berfungsi
untuk mengkonversi energi (potensi) mekanik menjadi energi (potensi) listrik.
Bagian-bagian pembangkit energi listrik adalah:
a. Penggerak utama (prime mover)
 Mesin diesel
 Turbin (air,uap,gas)
 Beserta komponen dan perlengkapan lainnya (kondensor, boiler, dan
lainnya)
b. Komponen listrik
 Generator dan perlengkapannya
 Transformator
 Peralatan proteksi
 Saluran kabel dan busbar
c. komponen mekanis
 Peralatan bantu, peralatan pendingin, peralatan proteksi dan lainnya

2.2 Jenis-Jenis Pembangkit Tenaga Listrik


1. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH)
2. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
3. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
4. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG)
5. Pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU)
6. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP)
7. Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
8. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)

4
9. Pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB)
10. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
Disini penulis hanya akan membahas tentang pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU).

2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang


mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk
utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke
turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. pembangkit
listrik Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar
terutama batu bara dan minyak, serta MFO (Marine Fuel Oil) untuk start up awal.

2.2.2 Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


1. Boiler

Boiler berfungsi untuk mengubah air (feedwater) menjadi uap panas lanjut
(superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.Prinsip kerja
boiler adalah energi panas pada furnace ditransfer ke air sehingga berubah
menjadi uap air, dari proses tersebut ada satu fase dimana tidak terjadi perubahan
temperature pada air, namun terjadi perubahan fase dari air menjadi gas (yang
digunakan memutar turbin) hal ini dinamakan panas laten.

Gambar 2.1 Boiler


2. Turbin
Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung
oleh uap menjadi energy putar (energy mekanik).Poros turbin dikopel dengan
poros generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.
5
Gambar 2.2 Turbin Uap

3. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap
yang telah digunakan untuk memutar turbin) sehingga berubah fase menjadi cair
kembali. Pada alat ini terjadi perpindahan panas (panas laten) yang masih
terkandung di dalam uap air menuju media pendingin seperti air dari cooling
tower.

Gambar 2.3 Kondensor


4. Generator
Generator adalah suatu alat untuk mengubah tenaga (mekanik)menjadi
energi listrik. Tenaga mekanik dapat berasal dari air, angin, gelombang air, panas,
dan uap. Generator bekerja berdasarkan hokum faraday yakni apabila suatu
pengantar diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis-
garis gaya medan magnet maka ujung pengantar tersebut akan timbulkan GGL
(gaya gerak listrik) yang dinamakan energi listrik yang satuannya volt.

6
Gambar 2.4 Generator

2.3 Keunggulan dan Kerugian PLTU


Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik lainnya antara lain sebagai berikut
1. Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jenis bahan bakar (padat, cair, dan
gas)
2. Dapat dibangun dengan kapasitas bervariasi
3. Dapat dioperasikan dengan berbagai metode pembebanan
4. Kontinuitas opersai tinggi
5. Usia pakai (life time) relative lama
Di antara beberapa keunggulan tersebut terdapat juga beberapa kerugian
dari PLTU antara lain sebagai berikut
1. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar
2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasokan listrik dari luar
3. Memerlukan tersedianya air dingin yang sangat banyak dan continue
4. Investasi awalnya mahal
5. Menghasilkan polusi udara yaitu gas sisa hasil pembakaran bahan bahar (gas
CO2, NOx, Sox, dan debu batubara)

7
BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Latar belakang berdirinya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang dulunya
bernama PT. Inti Indorayon Utama (PT. IIU) yang ditutup pada tahun 1998 dan
kembali dioperasikan pada tahun 2003 dengan nama PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk berada di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Parmaksian,
Kabupaten Toba Samosir yang berjarak kurang lebih 220 km dari sebelah Selatan
kota Medan. Perusahaan ini merupakan salah satu industri pulp milik swasta yang
turut mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ekspor non migas.
PT. Toba Pulp Lestari Tbk kembali dioperasikan dengan paradikma-paradikma
sebagai berikut:
1. Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan
2. Pengolahan sumber daya hutan yang berkelanjutan dan melakukan manajemen
hutan yang akan menjaga ekosistem alam melalui hutan tanaman industri
3. Mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat, diantaranya:
a. Mengutamakan putra daerah
b. Melakukan kerja sama dan kemitraan bisnis mangan masyarakat lokal
c. Menyisihkan dana kontribusi social untuk pengembangan masyarakat
sebesar 1% dari net sales (hasil) penjualan bersih pertahun.
4. Menerima lembaga independen untuk mengawasi paradigma baru perseroan.
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Toba Pulp Lestari Tbk menganut bentuk organisai garis dan staff
kekuasaan dan wewenang tertinggi terletak pada desain komisaris. Dewan
komisaris adalah para pemegang saham atau wakil-wakilnya yang mempunyai
wewenang mengangkat atau menghentikan direktur, mengawasi seluruh kegiatan
atau pelaksaan tugas, meminta laporan penanggungjawaban secara periodis serta
memberi saran dan nasehat kepada direktur.

Dalam menjalankan tugas sehari-hari, direksi yang merupakan badan


ekskutif, terdiri dari seorang presiden direktur. Perusahaan ini terdiri dari delapan
departemen yang masing-masing dipimpin oleh seorang general manager.

8
Berdasarkan struktur organisai PT. Toba Pulp Lestari Tbk, merupakan
perusahaan besar dengan struktur yang luas dan kompleks tetapi luwes, cepat dan
tanggap agar dapat mengantisipasi setiap perubahan dalam keadaan yang sangat
mendesak sekalipun dan sekaligus memberi peluang yang besar bagi karyawan
untuk berkembang dan berprestasi.
3.3 Lokasi Dan Tata Letak Pabrik
PT. Toba Pulp Lestari Tbk berkedudukan dijalan Jenderal Sudirman No 1,
Jakarta dan unit Plaza East Tower lantai 6, jalan Letjan Haryono MT NO.1A
Medan. Pabrik terletak di desa Sosor Ladang Kecamatan Parmaksian , Kabupaten
Toba Samosir-Sumatera Utara yaitu kira-kira 220 km dari kota Medan. Pabrik
dibangun diatas lahan seluas 200 Ha termasuk perumahan dan daerah pembibitan
(Nursery) seluas 10 Ha.
Desa Sosor Ladang dipilih karena dekat dengan hutan sebagai sumber
kayu untuk bahan baku persediaan air cukup banyak karena dekat dengan sungai
asahan, dekat dengan jalan lintas Sumatera, tidak terlalu jauh dari pelabuhan
Belawan. Banyak tersedia tenaga kerja disekitar pabrik dan tidak memerlukan
biaya untuk pembuangan air limbah.

Gambar 3.1 Pabrik PT. TPL, Tbk

3.4 Kegiatan Produksi Perusahaan


3.4.1 Wood Yard Preparation (Unit Persiapan Kayu)
Secara umum unit persiapan kayu meliputi penimbunan kayu, pemotongan
serta pencincangan kayu sehingga berbentuk kecil (chipping). Bahan utama
pembuatan pulp ini adalah kayu.Kayu yang digunakan ada tiga jenis, yaitu kayu
pinus, eucalyptus dan kayu alam. Namun, pada umumnya yang dipakai adalah

9
kayu eucalyptus yang telah berumur 4-8 tahun dan diameternya sekitar 10-40 cm
dengan panjang minimal 7,0 m.
Kayu yang telah ditebang diangkat dengan menggunakan logging truk
masuk kelokasi pabrik.Setelah sampai dipenimbunan kayu (wood yard) diangkat
lagi dengan cone crane dengan daya angkut maksimal 15 ton, namun pada kondisi
sekarang ini diangkut dengan dus unit log crane. Dari wood yard diangkut ke
debarking drum menggunakan chain conveyor, didalam debarking drum kulit-
kulit kayu akan dikupas secara otomatis. Debarking drum dilengkapi dengan slot-
slot (celah) sebagai pembuangan kulit kayu dan sisa kayu lainnya yang digunakan
sebagai bahan bakar.
Setelah kayu keluar dari debarking drum, kayu akan dibawa ke washing
station utnuk dicuci dengan cara menyemprotkan air, kemudian kayu dibawa ke
mesin chipper (mesin pencincangan). Ukuran mulut chipper adalah 900 mm,
artinya kayu yang dapat dicincang oleh mesin adalah berdiameter 900 mm, namun
supaya aman diameter kayu yang akan dicincang harus lebih kecil dari 900 mm.
Ukuran chip yang dihasilkan tebalnya 0,4 mm dan panjangnya 24,0 mm.
kapasitas wood room atau tempat penimbunan chip sekitar 250 ton/jam, dari
tempat penimbunan chip dikirim keg ester plant untuk proses pemasakan.

Gambar 3.2 Pengangkutan Kayu dari Truk

10
Gambar 3.3 kayu yang sudah di cacah(chipper)

3.4.2 Digester Plant (Proses Pemasakan)


Digester adalah areal untuk memasak chip yang akan dijadikan pulp. Chip
dimasak didalam gester dengan menggunakan uap panas dan reaksi kimia. Bahan
kimia yang digunakan adalah coustic dan sodium sulfide (white liquor).Uap panas
ini diperoleh dari hasil pemanasan pada liquor heater secara tidak langsung dan
dari penambahan steam secara langsung dibagian bawah digester.
Adapaun hasil produksi yang dikehendaki adalah kraft pulp.Untuk
pembuatan kraft pulp, liquin dan hemicelulosa harus dihilangkan untuk
mendapatkan pulp yang baik. Untuk menghilangkannya dilakukan dengan cara
mengalirkan steam secara langsung kedalam digester yang berisi chip dingin
tekanan sampai sebesar2 bar, kemudian white liquor dimasukkan dengan
perbandingan yang ditetapkan dan untuk pemasakan selanjutnya menggunakan
steam lebih kurang selama 3 jam, proses ini menggunakan natrium sulfide dan
natrium hidroksida.
Proses pemasakan chip berlangsung dalam 2 tahap, tahap pertama
berlangsung pada tekanan kerja rendah yaitu 4 bar dan temperature 125℃ dan
tahap kedua berlangsung pada tekanan 7,50 bar dan temperature 175 ℃ hingga
menjadi bubur pulp. Bubur pulp tersebut tersebut kemudia dibawa kedalam blow
tank (tangki penghembusan). Blow tank ini berfungsi untuk menghembuskan
bubur pulp kebagian cashing (bagian pencucian). Dalam proses pemasakan chip
didalam gester ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan:
a. Perbandingan cairan pemasak dengan chip
b. Lama pemasakan

11
c. Temperature pemasakan
d. Efektifitas perpindahan panas.

Gambar 3.4 Digester plant

3.4.3 Washing (Unit Pencucian)


Perbandingan antara cairan dan zat padat dari bubur pulp sekitar 3-4%
akan masuk ke preasure knottier dengan tujuan menyaring bubur kayu yang
belum masak. Bubur pulp yang telah masak sempurna dimasukka kan knottier
dan dicuci dalam empat unit washing yaitu vacuum washing.
Temperatur pencucian mencapai 120℃, karena prosesnya adalah vacuum
maka pada saat pencucian bubur pulp tidak akan melekat pada dinding washing.
Setelah melewati proses pencucian bubur pulp dikirim kembali ke screening (unit
penyaringan ).

3.4.4 Screening (Unit Penyaringan)


pada stasiun ini terdapat unit penyaringan sebanyak enam unit yang terdiri
dari tiga unit primary screen, dua unit secondry screen dan satu vibrating screen.
Spesifikasi unit primary screen:
Tipe : pery flow 1100
Motor : 200 kw, N:1000 rpm
Spesifikasi unit secondary screen:
Tipe : pery flow 1100
Motor : 160 kw, N:1000 rpm
Spesifikasi unit vibration screen:
Tipe : pery flow 1100

12
Motor : 2 x 0,83 kw, N:1500 rpm

Gambar 3.5screening unit

3.4.5 Bleacing (Proses Pemutihan)


Pada unit pemutihan terdapat tiga jenis bahan pemutih, yaitu:
1. Cl O2 (clorin dioksida)
2. Eo (coustic Extractive/Oksigen)
3. Hypo
Bubur pulp dengan konsentrasi 3,50% dipompakan ke ClO2 melalui bagian
sumbunya. Setelah Cl O2 mencapai puncak tower yang membutuhkan waktu
sekitar 45 menit. Selama selang waktu tersebut bahan kimia diperkirakan sudah
bereaksi dengan baik.

3.4.6 Pulp Machine (Proses Pulping)


Proses pengolahan bubur pulp menjadi pulp berbentuk lembaran dilakukan
diarea machine. Adapun proses mesin pulp adalah:

1. Penyaringan bubur pulp putih


Bubur pulp dengan konsentrasi 0,6% masuk ke radiklon pertama (pressure
screen) untuk memisahkan antara accept dan reject. Accept masuk kedalam
double thickner dan reject masuk kedalam radiklon kedua yaitu vibrating
screen.
2. Pengeringan awal

13
Pengeringan ini meliputi pengurangan kadar air yang dimiliki bubur pulp
dari 80% menjadi 50%, unit ini terdiri dari satu buah katup pembentuk, tiga
unit fool box yang permukaannya berpori, dan air terbuang dari pori-pori
tersebut.
3. Bagian Penekanan (press)
Penekanan dilakukan dengan tiga tahap, penekanan dilakukan dengan maksut
memisahkan bubur pulp dari wise conveyor, derajat keasaman yang dimiliki
pulp merupakan hal yang penting karena mempengaruhi proses pengeringan.
4. Pengeringan Akhir
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa pulp shoet telah benar-benar
kering.Pengeringan dilakukan dengan menggunakan Flack driyer yang
didalamnya terdapat tahap kerja temperature pengeringan antara 135℃-
138℃.
5. Pemotongan dan Pengemasan
Pada tahap ini lembaran pulp yang telah kering dipotong dengan ukuran
panjang 80cm, lebar 60 cm dan berat rata-rata perlembar 750-800 gr.
Selanjutnya, lembaran pulp dikemas namun sebelumnya ditekan dengan
balling press, kemudian pulp dimasukkan ke unit blade binder untuk diikat
menjadi 8 bal, dimana 1 bal=200kg.
6. Penyimpanan dan Pemasaran
Pulp yang telah dikemas disimpan dalam gudang (wore house) dan kemudian
siap untuk dipasarkan

14
Gambar 3.6 Pulp dan Pengemasan Pulp

15
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap PT. TPL, Tbk

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. TPL, Tbk memiliki 2


generator yang berkapasitas 50 MW dan 30 MW. Namun diantara kedua
generator yang di gunakan hanyalah 1 generator saja.Hal tersebut di sebabkan
oleh kurangnya bahan memproduksi steam untuk mengoperasikan kedua
generator tersebut. Dengan demikian generator yang digunakan saat ini adalah
generator yang berkapasitas 50 MW dan daya yang dihasilkan saat ini adalah 38
MW. Generator yang kedua saat ini posisinya standby apabila ada gangguan pada
generator 1. PLTU PT. TPL, Tbk menggunakan bahan bakar non fosil yaitu
kulit kayu yang diperoleh dari hasil pengupasan kayu, cangkang sawit yang dibeli
dari hasil sisa-sisa penolahan pabrik minyak kelapa sawit, dan juga black liquor
yang diperoleh dari getah kayu yang telah di proses pada saat pembuatan pulp.

4.2 Teknologi pada PLTU PT. TPL, Tbk


a. Teknologi Boiler
Boiler yang digunakan di perusahaan ini adalah recovery boiler dan multi
fuel-boiler yang menggunakan sistem pembakaran dengan memanfaatkan
panas dari hasil pembakaran bahan bakar yang didukung 3 peralatan utama
yaitu :
1. Furnace; ruang pembakaran
2. Cyclone; pemisah antara bahan atau material yang belum terbakar
berdasarkan beda berat jenis
3. Backpass; pemanfaatan kalori dari flue gas
b. Teknologi Ramah Lingkungan
PLTU PT. TPL, Tbk di bangun dengan konsep yang ramah lingkungan
karena memiliki:
1. Waste Water Treatment Plant ; mengolah limbah cair sehingga aman
di buang ke lingkungan
2. Ash Handling System ; mengolah limbah abu sehingga tidak
mencemari lingkungan
16
3. RB system ; sistem boiler yang mensirkulasikan kembali black liquor
yang belum habis terbakar dan memanfaatkannya kembali sebagai
bahan bakar
4. System 3R ; menggunakan system Reduce,Reuse,Recycle yang
pemanfaatannya berulang-ulang sehingga tidak menciptakan banyak
limbah
5. Teknologi Operasional Berbasis Program Komputer ; PLTU PT. TPL,
Tbk telah menggunakan sistem komputerisasi untuk memudahkan
pengoperasian, pengawasan, dan pengaturan perbaikan unit
6. PLTU PT. TPL, Tbk menggunakan energi primer (Non- BBM dan
Gas)

4.3 Prinsip Kerja PLTU PT. TPL, Tbk


PLTU merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi listrik. Proses konversi energi pada PLTU
dapat digambarkan melalui 3 tahapan yaitu :
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperature tinggi
2. Energi pasan (uap kering) diubah menjadi energi dalam bentuk putaran
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik melalui generator

Gambar 4.1 Proses konversi energi pada PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersikulsi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.

17
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Pertama air diisikkan kedalam boiler hingga penuh seluruh luas permukaan
peindah panas. Didalam boiler air dipanas kan dengan gas panas hasil
pembaakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
terminal output generator.
4. Keempat, uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut dengan
air kondensat. Air kondensat hasil uap kemudian digunakan lagi sebagai
pengisi boiler. Dengan demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan
berulang-ulang.

4.4 Proses Pembuatan Uap (Steam)


Uap untuk menggerakkan turbin uap diperoleh dari boiler bertekanan
tinggi.Bahan bakar boiler ini berupa minyak, kulit kayu yang diperoleh dari hasil
pengupasan kayu, dan cangkang sawit yang diperoleh dari hasil sisa-sisa pabrik
minyak kelapa sawit. Didalam boiler house, bahan bakar tersebut dibakar dan
panasnya akan mengubah air menjadi uap bertekanan tinggi yang telah
dipanaskan pada super heater. Uap yang dipanaskan tersebut dihembuskan
keturbin untuk memutar sudu-sudu turbin, sisa uap didinginkan kembali menjadi
air melalui kondensor dan kembali kedalam boiler, sehingga tidak ada yang
terbuang. Proses produksi uap (steam) pada area energi didukung oleh:
1. BFW (Boiler Feed Water), berfungsi sebagai tempat pengolahan air yang akan
diproses pada boiler.
2. Wood Yard (debarking drum), yaitu tempat pengulitan kayu yang kemudian
digunakan sebagai bahan bakar pada multi fuel-boiler.
3. Lime kiln, yaitu tempat pengolahan batu kapur.

18
4. Recausticizing,untuk menghasilkan white liquor sebagai bahan untuk memasak
chips pada digester.

4.5 Bahan Baku Pembuatan Uap (Steam)


Air sebagai bahan baku pembuatan uap (steam) diambil dari air sungai
asahan dengan menggunakan empat buah pompa air. 1 pompa dapat menyalurkan
air 1200 liter/menit, yang disalurkan ketempat penampungan air yang bernama
water treatment. Data spesifikasi motor pompa dapat dilihat pada Tabel .

Tabel 4.1 Data spesifikasi motor pompa

Motor no Amp Volt Power Speed Fasa/Hz Mcc no

272-
271 m-
36 A 6600 V 355 kw 1484 rpm Mar-50 HVmcc-
301
003
272-
271 m-
36 A 6600 V 355 kw 1484 rpm Mar-50 HVmcc-
302
003
272-
271 m-
36 A 6600 V 355 kw 1484 rpm Mar-50 HVmcc-
303
003
272-
271 m-
36 A 6600 V 355 kw 1484 rpm Mar-50 HVmcc-
304
003

4.6 Komponen Utama dan Pendukung PLTU PT. TPL, Tbk


PLTU memiliki komponen-komponen utama dan pendukung karena
PLTU membutuhkan proses yang cepat dan tepat sesuai dengan spesifik.
4.6.1 Komponen utama PLTU PT. TPL, Tbk
4.6.1.1 Boiler
Di PLTU PT. TPL, Tbk menggunakan 2 sistem boiler yaitu recorvery
boiler dan multi fuel boiler.
1. Recorvery boiler (RB)
Bahan bakar yang digunakan pada recovey boiler adalah black liuour
(getah kayu sisa pemasakan chip).Black liquor diperoleh dari storage liquor yang

19
dipekatkan dan kemudian dikonsentator menjadi Heavy black liquor (HBL),
kemudian dipompakan ketangki pencampuran salt (NO2SO4). Tujuan
penambahan salt cake ini adalah untuk menambah kembali natrium dan sulfur
dalam proses salt cake yang ditambhakan berasal dari pengumpulan debu dan
penambahan baru.
Dalam recovery boiler, heavy black liquor yang mengandung garam di
panaskan dan disemprotkan keruang bahan bakar yang mengakibatkan terjadinya
penyaringan yang akhirnya dibakar.Panas yang dihasilkan dari pembakaran black
liquor dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan steam untuk memutar turbin.Black
liquor dapat terbakar karena mengandung zat organic (garam-garam natrium) dan
sisa hasil pembakaran black liquor berupa leburan abu atau lelehan (smelt) yang
dapat kembali diolah menjadi pemasak.
Komposisi kimia dari smelt adalah natrium karbon (NaCO2) dan natrium
sulfide (Na2S). Smelt ini dimasukkan kedalam dissoveld tank untuk dijadikan
cairan hijau dengan pelarut weak white liquor dari recaustieizing.

Gambar 4.2 Recorvery boiler

2. Multi-fuel boiler
Multi Fuel-Boilerberfungsi untuk memproduksi steam, dengan bahan
bakar cangkang kelapa sawit, gambut, batu bara, kulit kayu dan pasir serta
bantuan dengan minyak pada awal pembakaran atau pada saat stok pasokan bahan
bakar tidak mencukupi minyak akan disemprotkan kedalam tungku pembakaran
untuk menghasilkan steam yang cukup untuk memutar turbin, jika turbin telat
berputar dalam keadaan normal, maka penyemprotan minyak akan dihentikan,
sehingga bahan bakar yang digunakan hanya bahan bakar padat yang dimasukkan
melalui belt conveyor menuju tungku pembakaran dengan kapasitas 70 ton/jam.
20
Gambar 4.3 Multi fuel-boiler

Kedua boiler diatas recovery boiler dan Multi Fuel-Boiler mampu


menghasilkan uap (steam) dengan temperature 480℃.
4.6.1.2 Super Heater (Pemanas Lanjut)
Uap yang berasal dari boiler tidak dapat digunakan langsung memutar
turbin, oleh karenanya harus dilakukan pemanasan uap lanjut melalui pipa uap
pemanas lanjut (super heat pipe), hingga uap benar-benar kering dengan
temperatur 260℃ - 340 ℃, pipa pemanas uap lanjut dipasang didalam ruang
pembakaran kedua, hal ini mengakibatkan uap basah yang dialirkan melalui pipa
tersebut akan mengalami pemanasan lebih lanjut. Setelah menghasilkan uap
kering, uap akan disalurkan untuk memutar turbin hingga 3000 rpm dengan
tekanan tinggi.

4.6.1.3 Ekonomiser
Economiser berfungsi sebagai pemanas mula air sebelum disalurkan
kedalam boiler. Dengan, memanfaatkan gas buang sisa pemutaran turbin untuk
21
pemanas air pengisi boiler (economizer) maka dapat menaikkan efisiensi boiler
sebesar 1,7% dan dapat menghemat biaya pembelian bahan bakar.
4.6.1.4 Air Heater (Pemanas Udara)
Udara untuk pembakaran di supply keruang bakar oleh IFprced draught
Fan. Udara ini terlebih dahulu dipanaskan baru masuk keruang bahan bakar.Udara
pembakaran ini dibagi menjadi sistem udara primerdan sistem udara
sekunder.Udara primer dimasukkan dari bagian bawah sedangkan udara sekunder
dimasukkan dari bagian atas ruang bahan bakar.Udara sisa pembakaran dibuang
melalui Induced Draught Fan (ID Fan).
4.6.1.5 Kondensor

1. Pompa vakum kondensor


Pompa vakum pada kondensor berfungsi untuk menghisap gas-gas yang
tidak dapat terkondensi yang mungkin ada didalam kondensor, gas-gas tersebut
tercampur dengan uap air.
2. Air pendingin
Media pendingin yang digunakan pada kondensor berasal dari cooling
tower, media pendingin yang berasal dari cooling tower didingankan oleh udara
atmosfer.
3. Pompa ekstraksi kondensat
Uap air yang sudah berubah fase menjadi air, keluar dari kondensor
menuju pompa ekstraksi kondensor untuk selanjutnya disuplay menuju feed water
tunk.
4.6.1.6 Evaporator
Evaporator berfungsi untuk menampung limbah yang dihasilkan
olehrecovery boiler untuk diuapkan kembali sampai mempunyai kadar air 45%
dan kekentalannya lebih tinggi, untuk dijadikan heavy black liquor sebagai bahan
bakar boiler
4.6.1.7 Water Treatment
Water treatmentatau tempat pemindahan air untuk proses pembuatan uap
(steam). Air umpan boiler yang digunakan untuk produksi steam terlebih dahulu

22
dihilangkan impuritisnya seperti, logam dan kandungan garam mineral yang
terkandung dalam air.
Air yang berasal dari filter dipompakan ke activated carbonfilter lalu ke
cation exchanger untuk menyerap logam-logam yang terkandung didalam (ion
yang bermuatan positif), kemudian cation exchanger dipompakan ke degasifier
untuk membebaskan CO2 yang terlarut. Dari degasifier dipompakan ke anion
exchanger untuk menyerap ion-ion negative. Air yang keluar dari anion
exchanger sudah bebas dari kandungan mineral-mineral.

Gambar 4.4 Water Treatment

4.6.1.8 Generator
Pada PT. Toba Pulp Lestari Tbk terdapat dua buah generator yang
digerakkan oleh dua buah turbin uap, dimana output kedua generator dihubungkan
paralel.Kedua generator tersebut adalah MITSUBISHI GENERATOR dan ELIN
GENERATOR.Klasifikasi kedua generator yang digunakan oleh PT. Toba Pulp
Lestari, Tbk adalah:

1. Mitsubishi turbin generator

Tabel 4.2spesifikasi Mitsubishi generator turbin

Mitsubishi turbin generator


Type Mb
No seri CAA133J0101
Power 62500 kva
Volt 12000 v
Ampere 3007 Amp
Frekuensi 50 hz
Speed 3000 rpm
23
Mitsubishi turbin generator
Phasa 3
Cos Q 0,8
Year Of pabr 1992
Excitation volt 240 v
Excitation ampere 10,24 A

Gambar 4.5 Name Plate Mitsubishi generator

Gambar 4.6 Mitsubishi generator

2. Elin turbin generator


Tabel 4.3 spesifikasi Mitsubishi generator turbin

Elin Generator Turbin


Type Mb
No seri DTG 125/2-314
Power 412500 kva
Volt 12000 v
Ampere 1985 A
Frekuensi 50 hz
Speed 3000 rpm
Phasa 3
Cos Q 0,8
24
Elin Generator Turbin
Year Of pabr 1987
Excitation volt 199 v
Excitation ampere 558 A
Massa stator 47 T
Massa rotor 14,1 T

Gambar 4.7Name Plate elin generator

Gambar 4.8 Elin turbin generator

Untuk membangkitkan medan magnet pada rotor generator, maka


diperlukan arus searah (DC) yang umumnya disebut penguat. Perangkat yang
berfungsi untuk mensuplai arus penguat ini disebut exsiter (exciter) / sistem
eksitasi.berikut spesifikasi dari exciter yang di gunakan di PT. TPL, Tbk :

1. Mitsubishi exciter dynamo

Tabel 4.4spesifikasi Mitsubishi exciter dinamo

25
Mitsubishi exciter

Type SAS
No seri CBW133J0101
Power 300kva
Volt 190 v
Ampere 912 v
Cos Q 20 Hz
Speed 3000 rpm
Phasa 3
Excitation volt `110 v
Excitation ampere 14,3 A

Gambar 4.9.Name plate Mitsubishi exciter dinamo

Gambar 4.10. Mitsubishi exciter dynamo

2. Elin exciter dinamo

Tabel 4.4 spesifikasi Mitsubishi exciter dinamo


26
Exciter Dinamo
Type WP36A
No seri 1653116
Power 111/287 kva
Volt 199/320 v
Ampere 558/897 A
Cos Q 20 Hz
Speed 3000 rpm
Excitation volt 78/178 V
Excitation ampere 9,2/21,0A
Massa 2150 kg

Gambar 4.11 Elin exciter dynamo

Gambar 4.12. Mitsubishi exciter dynamo

27
4.6.2 Komponen Pembantu (Penangkap Debu Limbah Pembakaran)

Abu adalah material padat yang tersisa setelah terjadinya


prosespembakaran. Dalam jumlah banyak, abu menjadi salah satu polutan
yangsangat berbahaya jika bercampur dengan atmosfer.Bahan bakar sampah kulit
kayu memiliki kandungan abu berkisar antara 5-60% tergantung dari jenisnya
sampah yang dibakar.
Ada 2 jenis limbah hasil pembakaran yaitu :
1. Limbah material padat, diantaranya bottom ash dan fly ash
Bottom ash adalah abu hasil pembakaran sampah yangjatuh, menempel pada
dinding pipa boiler, terakumulasi, memadat dansuatu saat akan jatuh.Fly ash
adalah sisa pembakaran sampah dalam bentukabu yang ringan kemudian diproses
oleh Electrostatic Precipitator (ESP).
2. Limbah gas (flue gas) adalah gas buang hasil pembakaran black liquor pada
boiler setelah melalui proses pada Electrostatic Precipitator (ESP).

Gambar 4.13Diagram alir flue gas dan ash pada PLTU PT.TPL, Tbk

4.6.2.1 Electrostatic Precipitator (ESP)

Electrostatic Precipitator (ESP) adalah sebuah teknologi untukmenangkap


abu hasil proses pembakaran dengan jalan memberi muatan listrikpadanya.
Prinsip kerja ESP yaitu dengan memberi muatan negatif kepadaabu-abu tersebut
melalui beberapa elektroda (biasa disebut dischargeelectrode).Jika abu tersebut
dilewatkan lebih lanjut ke dalam sebuah kolom yangterbuat dari plat yang
memiliki muatan lebih positif (biasa disebut collectingelectrode), maka secara
alami abu tersebut akantertarik oleh plat-plattersebut. Setelah abu terakumulasi
28
pada plat tersebut, sebuah sistemrapper khusus akan membuat abu tersebut jatuh
ke bawah dan keluar darisistem ESP. Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda
perhatikan ilustrasi sistemESP berikut ini.

Gambar 4.14Ilustrasi ESP

Gambar 4.15 Prinsip ESP

29
Gambar 4.16ilustrasi dischargeelectrode

Gambar 4.17Collecting Electrode


4.6.2.2 Bagian – bagian pada ESP
Secara umum bagian-bagian dari Electrostatic Precipitators (ESP)
adalahsebagai berikut:
1. Casing.
Casing dari ESP umumnya terbuat dari baja karbon berjenis ASTMA-36
atau yang serupa.Casing ini didesain untuk kedap udara sehinggagas buang boiler
yang berada di dalam ESP tidak dapat bocor keluar.Selain itu ia didesain memiliki

30
ruang untuk pemuaian karena padaoperasional normalnya ESP bekerja pada
temperatur cukup tinggi. Olehkarena itu pula sisi luar casing ini dipasang
insulator tahan panas demikeselamatan kerja.Discharge electrode dan collecting
electrode didesainmenggantung dengan sisi support (penyangga) berada padasisi
casing bagian atas. Dan pada sisi samping casing terdapat pintu aksesmasuk untuk
keperluan perawatan sisi dalam ESP.

Gambar 4.18Bagian-bagian casing pada ESP


2. Hopper.
Hopper terbuat dari bahan yang sama dengan casing. Ia berbentukseperti
piramida yang terbalik dan terpasang pada sisi bawahESP. Hopper berfungsi
sebagai tempat berkumpulnya abu fly ash yangdijatuhkan dari collecting electrode
dan discharge electrode. Abu hanyasementara berada di dalam hopper, karena
selanjutnya ia akandipindahkan menggunakan sebuah sistem transport khusus ke
tempatpenampungan yang lebih besar. Namun, hopper ini didesain untukmampu
menyimpan abu sedikit lebih lama apabila terjadi kerusakan padasistem transport
fly ash yang ada di bawahnya.

31
Gambar 4.19Hopper ESP
3. Collecting Electrode.
CE menjadi tempat terkumpulnya abu bermuatan negatif sebelumjatuh ke
hopper. Jarak antar CE pada sebuah ESP didesain cukup dekatyakni 305-406 mm
dengan kedua sisi plat (depan-belakang) yang samasamaberfungsi untuk
menangkap abu. CE dibuat dari plat yang didukungdengan baja penyangga untuk
menjaga kekakuannya. Ia dipasangdengan suppot yang berada di atas dan
menggantung pada casing bagian atas. Untuk mendapatkan medan listrik yang
seragam pada CE, sertauntuk meminimalisir terjadinya loncatan bunga api
elektron, maka CEharus dipasang dengan ketelitian yang sangat tinggi.

Gambar 4.20Collecting Electrode


4. Discharge Electrode.
DE menjadi komponen paling penting di ESP. DE terhubungdengan
sumber tegangan DC tinggi hingga berpendar menciptakankorona listrik.Ia
berfungsi untuk men-charging abu sehingga abumenjadi bermuatan negatif. DE
dipasang pada tiap tengah-tengah CEdengan jarak 152-203 mm tergantung jarak

32
antar CE yang digunakan.Untuk mencegah short circuit, pemasangan DE harus
dipasang jugainsulasi yang memisahkan DE dengan casing dan CE yang
bermuatannetral. Untuk gambar discharge electrode dapat di lihat di gambar 4.15
5. Sistem Kontrol Aliran Gas Buang.
Efisiensi ESP sangat tergantung dengan distribusi aliran gas buang boiler
yang melintasinya. Semakin merata pendistribusian gas buang tersebut ke seluruh
kolom CE dan DE, maka akan semakin tinggi angka efisiensi ESP. Oleh karena
itu dipasang sebuah sistem vane atau sudupada sisi masuk gas buang ke ESP agar
gas tersebut dapat lebih meratadidistribusikan ke setiap kolom.
6. Rapper
Sistem rapper berfungsi untuk menjatuhkan abu yang terkumpulpada
permukaan CE ataupun DE agar jatuh ke hopper. Biasanya motorpenggerak
rapper terletak di bagian atas ESP, dan dihubungkan ke bagianpemukul dengan
sebuah poros yang terinsulasi untuk menghindari shortcircuit.

Gambar 4.21Rapper dengan tipe hammer (dipukul)


7. Sumber Energi Listrik.
Alat yang berfungsi untuk men-supply energi listrik ke sistem ESPdisebut
dengan Transformer Rectifier (TR). Sumber energi listrik berasaldari listrik AC
bertegangan 480 Volt, yang ditingkatkan menjadi 55.000sampai 75.000 Volt
sebelum diubah menjadi tegangan DC negatif yangakan dihubungkan dengan
discharge electrode. Karena secara elektrisESP merupakan beban kapasitif, maka
sumber tegangannya didesainuntuk menahan beban kapasitif tersebut. Selain itu,
sumber tegangan inididesain harus tahan terhadap gangguan arus yang terjadi
akibat adanyaloncatan listrik (sparking) dari abu fly as.

33
4.4 Proses yang terjadi pada ESP
Proses-proses yang terjadi pada ESP sehingga abu (fly ash) dapat
terkumpuladalah sebagai berikut:
1. Charging.
ESP menggunakan listrik DC sebagai sumber dayanya,dimana Collecting
Electrode (CE) terhubung dengan kutub positif danter-grounding, sedangkan
untuk Discharge Electrodeterhubung dengankutub negatif yang bertegangan 55-
85 kV DC. Medan listrik terbentukdiantara DE dan CE, pada kondisi ini timbul
fenomena korona listrik yang berpendar pada sisi DE.Pada saat gas buang
batubara melewati medan listrik ini, flyash akan terkena muatan negatif yang
dipancarkan oleh kutub negative pada DE. Proses pemberian muatan negatif pada
abu tersebut dapatterjadi secara difusi atau induksi, tergantung dari ukuran abu
tersebut.Beberapa partikel abu akan sulit dikenai muatan negatif
sehinggamembutuhkan medan listrik yang lebih besar. Ada pula partikel
yangsangat mudah dikenai muatan negatif, namun muatan negatifnya jugamudah
terlepas, sehingga memerlukan proses charging kembali.
2. Pengumpulan.
Abu yang sudah bermuatan negatif, akan tertarik untuk menuju keCE atau
bergerak menurut aliran gas yang ada. Kecepatan aliran gasbuang mempengaruhi
proses pengumpulan abu pada CE. Kecepatanaliran gas yang rendah akan
memperlambat gerakan abu untuk menujuCE. Sehingga umumnya desain ESP
biasanya digunakan beberapa seriCE dan DE yang diatur sedemikian rupa
sehingga semua abu yangterkandung di dalam gas buang boiler dapat tertangkap.
3. Rapping.
Lapisan abu yang terkumpul pada permukaan CE harus secaraperiodik
dirontokan.Metode yang paling umum digunakan adalahdengan jalan memukul
bagian CE dengan sebuah sistem mekanis.Sistem rapper mekanis ini terdiri dari
sebuah hammer, motor penggerak,serta sistem gearbox sederhana yang dapat
mengatur gerakan memukulagar terjadi secara periodik. Sistem rapper tidak
hanya terpasang padasisi CE, pada DE juga terdapat sistem rapper. Hal ini karena
adasebagian kecil dari abu yang akan bermuatan positif karena ia terchargingoleh
CE yang bermuatan positif. Abu yang rontok dari CE akan jatuh dan terkumpul di

34
hopper yang terletak di bawah sistem CE dan DE. Hopper ini harus didesain
denganbaik agar abu yang sudah terkumpul tidak masuk kembali ke
dalamkompartemen ESP. Selanjutnya dengan menggunakan udara
bertekanan,kumpulan abu tersebut dipindahkan melewati pipa-pipa ke
tempatpenampungan yang lebih besar.
4.5 Gangguan pada ESP
ESP dapat mengalami gangguan sehingga tidak dapat bekerja denganbaik,
adapun beberapa gangguan pada ESP yaitu sebagai berikut :
1. Penumpukan abu pada colecting Plate
2. Aliran gas inlet yang kecil
3. Daya tinggi tetapi efisiensi rendah
4. Suhu panas pada ruang ESP bagian atas
5. Terdapat percikan api pada ESP
6. Penumpukan abu pada emitting wire
7. Kegagalan kerja komponen listrik
8. Kegagalan debit elektroda
9. Penyumbatan hopper
10. Terjadi korosi

Gambar 4.22Electrostatic Precipitators PT. TPL, Tbk

35
Gambar 4.23 Kontrol Panel ESP

36
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. PT.Toba Pulp Lestari Tbk, Porsea adalah perusahaan pulp yang cukup besar
yang beroperasi diindonesia dan memiliki sistem kelistrikan yang cukup
handal walaupun mencakup daerah yang luas. Bagian yang bertanggung jawab
atas penyediaan dan pengelolaan energi listrik untuk Perusahaan ini adalah
Electrical Department.
2. Listrik yang diproduksi PT.Toba Pulp Lestari Tbk, seluruhnya hanya
digunakan PT.TPL Tbk, bertegangan 12 KV. Karena jarak antara pembangkit
dengan beban tidak terlalu jauh, perusahaan ini tidak menggunakan sistem
transmisi
3. PT.Toba Pulp Lestari Tbk, mempunyai sistem kelistrikan yang cukup handal,
terbukti dengan kestabilan sistem tenaga listrik pada pabrik. Daya yang
dibangkitkan seimbang dengan dengan permintaan beban, Karena secara
teknis beban yang ada hamper semua adalah motor listrik dan penggunaanya
selalu konstan untuk setiap satuan waktu. Hal ini mengakibatkan terciptanya
efesiensi yang tinggi dalam system kelistrikan perusahaan

5.2 Saran
1. Perawatan secara berkala terhadap turbin generator beserta peralatan lain nya
sangatlah diperlukan untuk memperpanjang masa pemakaian.
2. Pada saat bekerja dilapangan, hendaklah Mahasiswa kerja praktek diberitahu
proses bekerja alat yang sedang diperbaiki ataupun yang sedang dipasang dan
juga member kesempatan bagi mahasiswa untuk ikut serta dalam salah satu
proses operasi untuk memberikan pengalaman kerja bagi manusia.

37
DAFTAR PUSTAKA

Zuhal, 1995, Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Gramedia,


Jakarta

Learning & Devloment Center, 2002, Energy (steam & liquor site), PT. Toba
Pulp Lestari Tbk

Learning & Devloment Center, 2013, Jenis TurbinUap dan Maintencenya,


PT. Toba Pulp Lestari

Togu Simanjuntak & Ir. Samsul Amin, 2015, Studi Keandalan ( Reability )
Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Labuhan Angin Sibolga,
Universitas Sumatera Utara (USU), Medan

38
LAMPIRAN

Lampiran 1.

Lampiran 2.

39
Lampiran 3.

Lampiran 4.

40
Lampiran 5.

Lampiran 6.

41
Lampiran 7.

Lampiran 8.

42
Lampiran 9.

Lampiran 10.

43
Lampiran 11.

Lampiran 12. Single line diagram PDS PT. Toba Pulp Lestasri Tbk

44
DOKUMENTASI

Dokumentasi 1. Foto bersama dengan karyawan elektrik PT. Toba Pulp Lestari
Tbk

Dokumentasi 2. Foto di depan pabrik

45
Dokumentasi 3 foto di area digester plant

46

Anda mungkin juga menyukai