DI SUSUN OLEH:
HAIKAL SEPTIAN HADI PUTRA( 2022311006 )
M. FAISAL AZAM ALFARISI ( 2022311011 )
G. SIGIT PURWOKO ( 2022311014 )
STEVENT PRATAMA ( 2022311018 )
TYO TRI HARDIANTO ( 2022311003 )
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki kekayan alam yang berlimpah
ditandai dengan banyaknya teknologi pembangkit listrik yang dikembangkan di negara ini.
Teknologi yang dikembangkan pun beragam. Baru- baru ini Tengah dikembangkan mobil listrik
yang mana tenaga penggeraknya menggunakan tenaga listrik. Sebelumnya banyak teknologi
baru yang mana tenaga Penggeraknya merupakan tenaga listrik, misalnya kipas angin, mesin
cuci, televisi,kulkas, dll. Oleh karena itu banyak dikembangkan sistem pembangkit listrik tenaga
listrik yang menggunakan berbagai macam sumber tenaga.
Terdapat beberapa macam sistem pembangkit tenaga listrik yang telah ada.Contohnya adalah
pembangkit listrik PLTN, PLTD, PLT Gas, PLT Panas Bumi,PLT Udara.
Pada dasarnya, prinsip pembangkit tenaga ini adalah mengubah energimekanik (energi
yang bergerak) menjadi energi listrik dengan menggunakan daftar generator.
1.3Tujuan Penyusunan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan makalah ini sebagai berikut.
A. Mengetahui cara kerja pembangkit tenaga listrik
B. Mengetahui prinsip kerja penggerak generator listrik
C. Memahami cara kerja tiap pembangkit listrik
BAB II
PEMBAHASAN
Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit ListrikTenaga Diesel, yaitu :
1. Tangki penyimpanan bahan bakar berfungsi menampung sementara bahan bakar
2. Penyaring bahan bakar berfungsi menyaring kotoran dan udara yang terdapat padabahan
bakar agar nantinya tidak menyumbat aliran bahan bakar yangdapat menimbulkan
berbagai masalah.3.
3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).4.
4. Pengabut (nozel) berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar agar mudah Bercampur
dengan oksigen sehingga saya sudah terbakar di dalam silinder5.
5. Mesin diesel merupakan alat yang menghasilkan energi mekanik melaui proses
pembakaran bahan bakar
6. Turbo charger berfungsi Untuk meningkatkan performa dari mesin diesel
7. Penyaring pembuangan gas berfungsi menyaring gas kotor yang dapatmengganggu
kesehatan sebelum dilepas ke udara bebas
8. Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring)
9. Generator berfungsi sebagai mengubah energi mekanik menjadi energilistrik
10. Trafo berfungsi menaikkan atau menurunkan tegangan arus listrik
11. Saluran transmisi merupakan media yang digunakan untukmentransmisikan energi listrik
dari Stasiun Pembangkit Listriksampai stasiun distribusi
Cara kerja PLTG tersebut bisa dijelaskan dalam satu siklus terbuka sebagai berikut:
Siklus PLTG berawal melalui udara yang masuk ke compressor. Kompresor yang berfungsi
menaikkan tekanan udara kemudian memasukkanudara ke dalam ruang bakar (Ruang
Pembakaran) bercampur dengan bahan bahan bakar(gas/bbm). Pembakaran diruang
memanggang menghasilkan gas bersuhu tinggi dan bertekanan sehingga dapat memutar turbin
gas. Turbin yang berputar mendrive generator berputar. Luaran sistem tersebut menghasilkan
produksi listrikdan setelah itu, gas akan dibuang ke atmosfir melalui tumpukan (cerobong
secepatnya).
Udara dengan tekanan atmosfir ditarik masuk ke kompresor alam melalui pintu,
udara ditekan masukke dalam kompresor. Udara ditekan masukke dalam ruang bakar dengan
tekanan 250 Psi dicampur dengan bahan bakar dan di bakar dalam ruang bakar dengan suhu
2000–3000ᴼF. Gas hasil memanggang yang merupakan energi termal dengan suhu dan tekanan
yang tinggi suhunya kira-kira 900ᴼC.
Dari energi panas yang dihasilkan inilah yang kemudian akan dimanfaatkan untuk
memutar turbin dimana didalamnya susu-susu gerakdan turbin susu-susu diam, gas panas suhu
tersebut dan tekanan mengalami penurunan dan proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi.
Selanjutnya energi mekanisyang dihasilkanoleh turbin digunakan untuk memutar generator
hingga menghasilkan energi listrik.
Untuk mencegah terjadinya krisis tersebut, saat ini banyak yang mulai beralih menggunakan
sumber energi alternatif. Salah satu sumber energi alternatif yang paling banyak digunakan
adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau yang lebih dikenal sebagai PLTS. Pembangkit
listrik ini dapat menjadi solusi terbaik bagi Anda yang ingin lebih hemat energi dan hemat biaya.
Di Indonesia, pengguna listrik konvensional sudah banyak yang mulai beralih dan menggunakan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS / PLTS Atap) dan jumlahnya pun semakin bertambah
dari waktu ke waktu. Pembangkit listrik tenaga surya menggunakan dua metode. Yang pertama
fotovoltaik dan yang kedua adalah dengan memusatkan energi surya.
Tingginya jumlah persediaan batu bara baik secara global maupun di Indonesia serta
harga yang rendah menjadikan PLTU berbahan bakar batu bara masih menjadi salah
satu yang tertinggi produksinya. Dalam PLTU, batu bara digunakan sebagai bahan
bakar boiler untuk menghasilkan energy panas yang kemudian berfungsi untuk
mengubah fasa fluida kerja dari cair menjadi uap. Energi kinetik yang terkandung
dalam uap kemudian dimanfaatkan untuk memutar turbin yang tersambung dengan
generator. Salah satu permasalahan utama dari pemanfaatan batu bara dalam
pembangkitan listrik adalah tingginya emisi CO 2 yang merupakan produk sampingan
dari proses pembakaran batu bara. Kelebihan dan kekurangan PLTU batu bara
dirangkum dalam Tabel 1.
Dalam operasinya, secara umum PLTU memiliki komponen seperti pada gambar di
bawah ini:
Gambar 2. Komponen pada PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang
menggunakan energi air sebagai sumber daya utamanya. PLTA mengubah energi potensial air
menjadi energi kinetik yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan
listrik.
Bendungan PLTA biasanya dibangun dengan mendirikan sebuah bendungan di sungai atau
waduk yang menghasilkan kolam penampungan air besar. Bendungan digunakan untuk menahan
dan mengatur aliran air sehingga dapat diatur debit air yang mengalir ke turbin.
Saluran Pengalir Setelah air ditahan di waduk, air dialirkan melalui saluran pengalir atau pipa
menuju turbin dengan bantuan pintu-pintu air (gate) yang dapat diatur untuk mengatur debit air
yang masuk ke turbin.
Turbin Air yang mengalir melalui saluran pengalir mengenai kincir atau turbin, dan
menghasilkan energi kinetik yang memutar turbin. Turbin dapat berbentuk turbin Francis, turbin
Pelton, atau turbin Kaplan, tergantung pada karakteristik PLTA dan perbedaan tinggi antara air
yang masuk dan keluar.
Generator: Gerakan turbin digunakan untuk menggerakkan rotor generator yang terdiri dari
kumparan-kumparan yang dipasangkan pada poros. Gerakan rotor menghasilkan medan magnet
yang berubah-ubah dalam generator, yang kemudian menghasilkan listrik pada kumparan stator.
Trafo (Transformator) Listrik yang dihasilkan dari generator memiliki tegangan rendah, sehingga
perlu ditingkatkan menggunakan transformator untuk mengubah tegangan listrik menjadi tinggi
agar dapat diangkut melalui jaringan transmisi dengan lebih efisien.
Jaringan Transmisi Listrik yang dihasilkan oleh PLTA dikirim melalui jaringan transmisi ke
stasiun pembangkit tenaga listrik (SUTET) dan kemudian didistribusikan ke berbagai daerah
untuk digunakan oleh konsumen.
1. Energi Terbarukan
PLTA menggunakan energi air yang terbarukan, seperti sungai, waduk, atau air terjun, yang
berarti sumber energinya tidak terbatas dan dapat diperbaharui secara alami oleh siklus air. Ini
membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas dan membantu
menjaga ketersediaan energi dalam jangka panjang.
2. Ramah Lingkungan
PLTA merupakan salah satu bentuk energi bersih karena tidak menghasilkan emisi gas rumah
kaca dan polusi udara lainnya. Penggunaan PLTA membantu mengurangi dampak negatif
terhadap perubahan iklim dan lingkungan secara keseluruhan.
3. Biaya Operasional Rendah
Setelah pembangunan selesai, biaya operasional PLTA cenderung rendah. Meskipun investasi
awal dalam pembangunan PLTA bisa cukup besar, biaya operasionalnya relatif rendah karena
energi yang digunakan berasal dari sumber alami yang gratis, yaitu air.
4. Stabilitas Pasokan Listrik
PLTA memberikan pasokan listrik yang stabil karena aliran air bisa diatur dan diprediksi dengan
baik. Hal ini membantu mengurangi risiko pemadaman listrik yang disebabkan oleh fluktuasi
pasokan energi.
5. Fleksibilitas Operasional
PLTA dapat dengan mudah diatur untuk mengatur produksi listrik sesuai dengan permintaan.
Peningkatan atau penurunan produksi listrik dapat dilakukan dengan mengatur jumlah air yang
mengalir ke turbin.
6. Sumber Listrik Desentralisasi
PLTA dapat dibangun di wilayah terpencil atau pedalaman, sehingga dapat menyediakan akses
listrik yang lebih baik untuk
7. Pemanfaatan Multipurpose
Waduk yang dibentuk oleh PLTA dapat memiliki manfaat ganda, seperti irigasi untuk pertanian,
penanganan banjir, pariwisata, dan aktivitas rekreasi air.
8. Umur Panjang
PLTA memiliki masa hidup yang relatif panjang dan dapat beroperasi selama beberapa dekade
dengan perawatan yang tepat.
1. Dampak Lingkungan
Pembangunan PLTA seringkali memerlukan pemindahan penduduk dan mengakibatkan
kehilangan lahan yang luas. Bendungan yang dibangun juga dapat mengubah ekosistem sungai
dan lingkungan sekitarnya. Perubahan aliran air dapat mempengaruhi ekosistem sungai,
termasuk hewan dan tumbuhan yang bergantung pada pola aliran air yang asli.
2. Pengurangan Sumber Daya Air
Pembangunan waduk untuk PLTA dapat mengurangi ketersediaan air bagi pertanian, pemenuhan
kebutuhan air bersih, dan ekosistem air di hilir waduk. Hal ini dapat menyebabkan dampak
negatif pada pertanian dan lingkungan di wilayah yang terdampak.
3. Banjir dan Pencemaran
Pengaturan aliran air oleh bendungan dapat menyebabkan banjir di hilir waduk ketika debit air
tiba-tiba dilepaskan. Selain itu, waduk juga dapat menjadi penampung sedimen dan polutan,
yang berpotensi menyebabkan pencemaran air.
4. Risiko Kegagalan Struktur
Adanya risiko kerusakan atau kegagalan pada struktur bendungan atau peralatan PLTA dapat
menyebabkan bencana alam dan ancaman bagi keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar
daerah tersebut.
5. Perubahan Pola Iklim
Pembangunan PLTA dapat menyebabkan perubahan mikro iklim di sekitar waduk, karena
perubahan luas dan kedalaman air. Hal ini dapat mempengaruhi tanaman, hewan, dan manusia
yang tinggal di sekitar waduk.
6. Biaya dan Investasi Awal
Pembangunan PLTA memerlukan biaya dan investasi awal yang besar. Meskipun biaya
operasionalnya rendah setelah pembangunan selesai, investasi awalnya bisa menjadi kendala
terutama di daerah dengan sumber daya finansial yang terbatas.
7. Ketergantungan pada Faktor Alam
Efisiensi PLTA sangat tergantung pada curah hujan dan debit air yang stabil. Perubahan pola
cuaca atau perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan air dan performa PLTA.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembangkit listrik adalah bahwa listrik mereka adalah fasilitas
yang digunakan untuk menghasilkan atau energi listrik dari berbagai sumber
energi, seperti batu bara, gas alam, nuklir, matahari, angin, udara, atau sumber
energi lainnya. Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan listrik dalam masyarakat, industri, dan berbagai sektor
lainnya. Pengembangan pembangkit listrik yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan menjadi semakin penting dalam mengatasi tantangan perubahan iklim
dan memenuhi kebutuhan energi global.