Anda di halaman 1dari 17

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (PLTB)

Kelompok 2
Nama Kelompok:
1.ADINDA RISKI AMALIA (03)
2.FARID AKHDAN HAFIDZ (18)
3.MOCH. ARIF AYUSMAN (35)

Kelas : XII TITL 1

INSTALASI TENAGA LISTRIK


SMKN 1 KEDUNGWUNI
2019/2020
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat. Krisis listrik ini
sudah sejak lama menjadi persoalan dan telah dipredikasi oleh banyak ahli energi di
Indonesia sejak sepuluh tahun yang lalu. Kebutuhan energi ini dapat meningkat
secara eksponensial, baik ditinjau dari kapasitasnya, kualitasnya maupun ditinjau dari
tuntutan distribusinya.
Konsumsi listrik di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan
peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik ini
dikemudian hari yang diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5 persen per tahun
hingga 2020. Komsumsi listrik Indonesia yang begitu besar akan menjadi masalah
bila dalam penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan. Kebutuhan pasokan
energi listrik yang terus-menerus dan berkualitas menjadi tuntutan yang harus
dipenuhi oleh negara.
Untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan listrik di atas, maka diperlukan sebuah
sumber energi baru yang mampu memenuhi kebutuhan listrik nasional yang semakin
besar. Angin, sebagai sumber yang tersedia di alam dapat dimanfaatkan sebagai slah
satu sumber energi listrik. Angin merupakan sumber energi yang tak ada habisnya
sehingga pemanfaatan sistem konversi energi angin akan berdampak positif
terhadap lingkungan.
Oleh karena hal di atas, dirasa sangat perlu untuk mengetahui lebih dalam
mengenai angin dan pembangkit listrik tenaga angin ini. Selain itu juga perlu
diketahui proses pembangkitan listrik tenaga angin ini sehingga dapat dianalisa
keelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan sistem pembangkit listrik lain.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga angin?

2. Apa saja komponen-komponen pada pembangkit listrik tenaga angin?

3. Bagaimana proses pembangkitan listrik dengan tenaga angin?

4. Apa kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga angin?

2
5.Bagaimana perkembangan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia dan
duinia?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, tujuan dari
pembahasan makalah ini yaitu:

 Mengetahui pengertian dari pembangkit listrik tenaga angin.

 Mengetahui komponen-komponen pada pembangkit listrik tenaga angin.

 Mengetahui proses pembangkitan listrik dengan menggunakan tanaga angin.

 Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan pada pembangkit listrik tenaga.


ombak.

 Perkembangan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia dan duinia.

PEMBAHASAN

Sejarah Singkat Pembangkit Lisitrik Tenaga Bayu


Pemanfaatan tenaga angin sebenarnya bukanlah hal yang sama sekali baru dalam
sejarah peradaban. Sudah berabad-abad lamanya, manusia menggunakan angin
sebagai tenaga penggerak kapal yang dipakai untuk mengarungi samudera dan
menjelajah semesta. Konon, pada abad ke-17 SM, bangsa Babilonia kuno pun sudah
menggunakan tenaga angin untuk sistem irigasi.
Turbin angin pertama sebagai pembangkit listrik berupa sebuah kincir angin
tradisional dibuat oleh Poul La Cour di Denmark lebih dari 100 tahun yang lalu.
Kemudian pada awal abad ke-20 mulai ada mesin eksperimen untuk turbin angin.
Pengembangan lebih serius dilakukan pada saat terjadi krisis minyak di era 1970-an
dimana banyak pemerintah di seluruh dunia mulai mengeluarkan dana untuk riset
dan pengembangan sumber energi baru atau energi alternatif. Diawal 80-an terlihat
pengembangan utama dilakukan di California dengan pembangunan ladang PLTB
dengan ratusan turbin kecil. Sehingga sampai akhir dekade tersebut, sudah dibangun
15.000 turbin angin dengan kapasitas pembangkit total sebesar 1.500 MW di daerah
itu. Di era 80-an tersebut juga diikuti pemangkasan subsidi pemerintah untuk dana
pengembangan turbin angin ini.

3
Di Denmark, pemerintah tetap mendukung secara kontinu serta tetap mengawal
pengembangan teknologi turbin angin ini. Akibatnya, teknologi dasar mereka tetap
terpelihara dan tidak menghilang. Sehingga pada saat energi angin kembali menguat
diawal 90-an, banyak perusahan yang bergerak dibidang ini mampu merespon
dengan cepat dan hasilnya mereka mampu mendominasi pasar hingga saat ini.
Saat ini laju rata-rata turbin terpasang secara internasional sudah mendekati 1
MW per unit. Dengan keberhasilan pengembangan dalam skala yang ekonomis
tersebut, saat ini energi angin sudah mampu bersaing dengan pembangkit listrik
lainnya seperti batubara maupun nuklir untuk daerah dimana banyak potensi angin.
Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Bayu(angin)
Pembangkit listrik tenaga angin/bayu ini dalam bahasa inggris pembangkit jenis ini
dikenal dengan sebutan WIND POWER. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu
pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk
menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin
menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Sistem
pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi merupakan sistem
alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan salah satu
energi yang tidak terbatas di alam.

Komponen Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Bayu(angin)

· Bilah Kipas
Kebanyakan kincir angin mempunyai 3 atau 6 bilah kipas ( blades ). Bilah kipas
berfungsi untuk menangkap angin dan merubahnya menjadi putaran yang akan
diteruskan ke generator.
· Rotor
Rotor terdiri dari bilah kipas dan penghubung poros.
· Sudut Bilah Kipas
Sudut bilah kipas (pitch) adalah sudut pengaturan pada bilah-bilah kipas yang
diperlukan untuk mengatur kecepatan putar rotor.
· Rem cakram
Rem cakram merupakan rem yang cakramnya dijepit secara mekanis, listrik atau
hidrolik untuk mengurangi kecepatan atau menghentikan rotor. Rem digunakan

4
untuk menjaga putaran agar putaran tidak terlalu besar pada saat terdapat angin
yang besar. Putaran yang terlalu besar dapat menyebabkan kerusakan pada
generator seperti rotor breakdown, penghantar putus karena arus yang besar yang
menimbulkan panas berlebih.
· Poros Putaran Rendah
Poros putaran rendah adalah poros yang menghubungkan rotor dengan gearbox.
· Gear Box
Gear box merupakan komponen untuk pengaturan kecepatan putar turbin. Biasanya
gear box turbin angin menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi 1000-1800 rpm
untuk memutar generator listrik. Gear box PLTB biasanya menggunakan gear box
jenis planetary. Gear box planetary adalah gear box yang mempunyai roda gigi besar
dikelilingi roda-roda gigi kecil.
· Pengontrol putaran
Pengontrol putaran adalah alat untuk mengontrol putaran poros turbin yang
dihubungkan dengan rem cakram secara mekanis, listrik atau hidrolik. Pengontrol ini
akan meneruskan putaran yang disebabkan kecepatan angin sekitar 12-25 km/jam,
dan menghentikan total poros bila kecepatan angin mencapai 90 km/jam. Kecepatan
angin di atas 90 km/jam dapat merusak turbin.
· Anemometer
Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin. Sinyal elektronik yang
merepresentasikan kecepatan angin dari anemometer diteruskan ke electronic
controller yang kemudian mengatur rem dan mengatur sudut bilah-bilah kipas. Kincir
angin akan mulai berputar pada kecepatan angin 5 m/s dan akan dihentikan secara
otomatis pada kecepatan angin 25 m/s. Ini dilakukan untuk melindungi turbin dan
lingkungan sekitar.
· Tebeng Angin
Tebeng Angin (wind vane) berfungsi untuk mengikuti arah angin. Bila turbin angin
ringan dan kecil, tebeng angin cukup untuk mengarahkan turbin angin sesuai arah
angin. Bila turbin angin berat dan besar perlu penggerak arah (yaw drive) yang
memutar turbin angin sesuai arah angin.

· Rumah Mesin

5
Rumah mesin (nacelle) merupakan badan pembungkus untuk melindungi komponen-
komponen PLTB seperti gearbox dan generator listrik. Di depan nacelle terdapat
kincir angin.
· Poros Putaran Tinggi
Poros Putaran Tinggi ( High Speed Shaft ) adalah poros yang memutar generator
dengan kecepatan sekitar 1500 rpm untuk kemudian membangkitkan listrik.
Komponen ini diperlengkapi dengan rem cakram mekanis (mechanical disk brake)
yang digunakan untuk mengatasi kegagalan pengereman aerodinamis atau pada
saat turbin sedang diperbaiki.
· Motor Penggerak Arah
Motor penggerak arah (Yaw Motor) merupakan motor listrik yang berfungsi untuk
menggerakkan penggerak arah.
· Menara
Menara berfungsi menyangga turbin angin. Pada kincir angin modern, tinggi tower
biasanya mencapai 40 – 60 meter. Menara dapat dibedakan menjadi bentuk tubular
dan bentuk lattice. Keuntungan dari bentuk tubular yaitu aman, sedangkan lattice
mempunyai biaya yang murah.
a. Struktur Mono (Monostructure atau Tubular)
b. Struktur Guyed
c. Struktur Lattice
· Generator
Generator adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin
angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik.
Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator
dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros
terdapat stator yang bentuk fisiknya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan
dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Secara umum generator dibagi 2 yaitu:

1.Generator Arus Searah

2.Generator Arus Bolak-balik

6
· Rectifier
Arus listrik yang dihasilkan generator turbin angin berupa arus bolak-balik. Agar daya
dapat disimpan dalam baterai maka arus bolak-balik ini harus disearahkan
menggunakan rectifier. Pada PLTB skala kecil, biasanya rectifier ini menyatu dengan
generator dalam rumah mesin (nacelle). Sedangkan untuk PLTB skala besar (>1 kW)
biasanya menggunakan rectifier yang terpisah.
· Baterai
Baterai merupakan komponen yang dibutuhkan untuk memaksimalkan fungsi kerja
PLTB. Arus listrik dari generator arus searah masuk ke baterai untuk disimpan. Jika
arus listrik yang dihasilkan generator terlalu kecil, maka semua arus listrik yang
keluar dari generator akan disimpan di baterai. Jika arus listriknya terlalu besar,
maka arus listrik akan disalurkan menuju jala-jala listrik setelah sebagian disimpan
pada baterai.
· Inverter
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik
searah menjadi arus listrik bolak balik. Kebanyakan beban listrik didesain untuk
suplai beban arus listrik bolak-balik, sehingga daya keluaran dari PLTB harus diubah
dahulu menjadi listrik arus bolak-balik oleh inverter ini. Inverter dibedakan
berdasarkan kapasitas continue maksimumnya dalam W, dalam pemilihan inverter
harus dipertimbangkan juga efisiensinya.
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Energi angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan
kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun
menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar
sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang
turbin angin. Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori
medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk
fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros
generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang
akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik
tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel
jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik

7
yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki
bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan
kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

Sistem Elektrik Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin (PLTB)


Secara umum sistem kelistrikan dari PLTB dapat dibagi menjadi 2 yaitu kecepatan
konstan dan kecepatan berubah. Keuntungan dari sistem kecepatan konstan (fixed-
speed) adalah murah, sistemnya sederhana dan kokoh (robust). Sistem ini
beroperasi pada kecepatan putar turbin yang konstan dan menghasilkan daya
maksimum pada satu nilai kecepatan angin. Sistem ini biasanya menggunakan
generator tak-serempak (unsynchronous generator), dan cocok diterapkan pada
daerah yang memiliki potensi kecepatan angin yang besar. Kelemahan dari sistem ini
adalah generator memerlukan daya reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga
harus dipasang kapasitor bank atau dihubungkan dengan grid. Sistem ini rentan
terhadap pulsating power menuju grid dan rentan terhadap perubahan mekanis
secara tiba-tiba. Gambar berikut menunjukkan diagram skematik dari sistem ini.

Selain kecepatan konstan, ada juga sistem turbin angin yang menggunakan sistem
kecepatan berubah (variable speed), artinya sistem didesain agar dapat mengekstrak
daya maksimum pada berbagai macam kecepatan. Sistem variable speed dapat
menghilangkan pulsating torque yang umumnya timbul pada sistem fixed speed.
Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya untuk
mengkondisikan daya, seperti penyearah (rectifier), konverter DC-DC, ataupun
inverter. Gambar A sampai Gambar D adalah jenis-jenis sistem PLTB kecepatan
berubah.
Pada sistem variable speed (A) menggunakan generator induksi rotor belitan.
Karakteristik kerja generator induksi diatur dengan mengubah-ubah nilai resistansi
rotor, sehingga torsi maksimum selalu didapatkan pada kecepatan putar turbin
berapa pun. Sistem ini lebih aman terhadap perubahan beban mekanis secara tiba-
8
tiba, terjadi reduksi pulsating power menuju grid dan memungkinkan memperoleh
daya maksimum pada beberapa kecepatan angin yang berbeda. Sayangnya
jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan masih terbatas.
Pada sistem variable speed (B) menggunakan rangkaian elektronika daya untuk
mengatur nilai resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki jangkauan
kecepatan yang bisa dikendalikan sistem pertama.

Sistem variable speed (C) dan (D) adalah sistem PLTB yang dibedakan berdasarkan
jenis generator yang digunakan.

Syarat Angin Untuk PLTB


Tidak semua jenis angin dapat digunakan untuk memutar turbin pembangkit
listrik tenaga bayu / angin. Untuk itu berikut akan dijelaskan klasifikasi dan kondisi
angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik.

9
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum
energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Kincir Angin

gambar.E

10
Gambar F
Secara umum kincir angin dapat di bagi menjadi 2, yaitu kincir angin yang
berputar dengan sumbu horizontal, dan yang berputar dengan sumbu vertikal.
Gambar E menunjukan jenis-jenis kincir angin berdasarkan bentuknya. Sedangkan
gambar F menunjunkan karakteristik setiap kincir angin sebagai fungsi dari
kemampuannya untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi putar turbin
untuk setiap kondisi kecepatan angin. Dari gambar F dapat disimpulkan bahwa kincir
angin jenis multi-blade dan Savonius cocok digunakan untuk aplikasi PLTB kecepatan
rendah. Sedangkan kincir angin tipe Propeller, paling umum digunakan karena dapat
bekerja dengan lingkup kecepatan angin yang luas.

Contoh Perhitungan Sistem PLTB

Kecepatan (m/s) 16 18 24 15
Waktu (s) 45 30 20 50
Vrata-rata = (∑iVt)/(∑it)
= ((16*45+18*30+24*20+15*50))/((45+30+20+50))
= 17.17 m/s

Dengan Vrata-rata seperti itu kita dapat menghitung daya yang diserap turbin,
karena adanya gesekan di setiap komponen turbin dan juga di ujung sudu, maka
terdapat efisiensi dari daya yang diserap turbin, ηrotor = 0.45, maka daya tersebut
dapat dihitung dengan formula seperti ini:

P = ηrotor 1/2 ρAV3


= 0.45 1/2 1.275 kg/m3 (22/7 1.52)m2 (17.173 ) m/s
= 10268.5884

Estimasi Biaya Investasi Turbin Angin PLTB


Biaya investasinya memang cukup mahal. Harga satu unit kincir angin yang diberi
nama EGRA (Energi Gratis) ini sekitar 60 juta rupiah. Sangat besar memang. Tapi
11
jika kita berhitung secara ekonomis, ternyata menguntungkan. Karena memakai
kincir angin, maka tidak ada pengeluaran untuk bahan bakar lagi. Biaya
pemeliharaan pun cukup murah. Hanya 500.000 rupiah. Bandingkan jika memakai
mesin diesel. Untuk biaya solar saja menghabiskan 132.000 rupiah per hari, yang
artinya 132.000 x 365 = 48.180.000 per tahun. Belum termasuk biaya pemeliharaan
mesin. Jadi hanya dalam waktu 2 tahun, manfaat dari kincir angin ini sudah terasa.

Potensi PLTB di Indonesia


Energi angin merupakan salah satu potensi energi terbarukan yang dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi listrik domestik,
khususnya wilayah terpencil. Pembangkit energi angin yang biasa disebut
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) ini bebas polusi dan sumber energinya yaitu
angin tersedia di mana pun, maka pembangkit ini dapat menjawab masalah
lingkungan hidup dan ketersediaan sumber energi.
Berdasarkan data Blueprint Energi Nasional, Departemen ESDM RI, dapat dilihat
bahwa potensi PLTB di Indonesia sangat menarik untuk dikembangkan karena dari
potensi sebesar 9,29 GW, baru sekitar 0,5 GW yang dikembangkan, yang berarti
baru sekitar 5,38%. Secara implisit, hal ini menyiratkan bahwa jumlah penelitian dan
jumlah peneliti yang tertarik mengembangkan teknologi ini masih sangat sedikit.
Prospek pengembangan teknologi ini masih sangat tinggi. Beberapa daerah di
Indonesia yang memiliki potensi pengembangan PLTB antara lain NTB, NTT, Maluku,
dan wilayah-wilayah Indonesia bagian timur lainnya. Sebagian besar daerah di
Indonesia mempunyai kecepatan angin rata-rata sekitar 4 m/s, kecuali di daerah-
daerah yang disebutkan di atas. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
mengukur kecepatan angin di Indonesia Timur dan menyimpulkan daerah dengan
kecepatan angin tinggi adalah Nusa Tenggara Barat dan Timur dan Sulawesi. Kupang
merupakan lokasi dengan potensi paling besar karena memiliki kecepatan angin
sebesar 5,5 m/detik.
Oleh sebab itu, PLTB yang cocok dikembangkan di Indonesia adalah pembangkit
dengan kapasitas di bawah 100 kW. Tentu saja ini berbeda dengan Eropa yang
berkonsentrasi untuk mengembangkan PLTB dengan kapasitas di atas 1 MW atau
lebih besar lagi untuk dibangun di lepas pantai. Namun melihat potensi wilayah
pantai di Indonesia yang cukup luas, pemanfaatan tenaga angin sebagai sumber
energi terbarukan di Indonesia sangat mungkin untuk dikembangkan lebih lanjut.

12
Peta jalan pengembangan PLTB yang dikeluarkan Kementrian ESDM menargetkan
dibangunnya instalasi berkapasitas total 256 MW, baik tersambung dengan jaringan
listrik ataupun tidak pada tahun 2025. Saat ini LAPAN, bersama dengan Institut
Teknolog Bandung (ITB) tengah mengembangkan Sistem Konversi Energi Angin
(SKEA) berdasarkan rotor Savonius dan Windside. Sistem ini telah berhasil membuat
system berukuran 50 kW dan tengah melakukan penelitian dan pengembangan
untuk turbin berkapasitas 300 kW.
Masalah utama dari penggunaan PLTB di Indonesia adalah ketersediaannya yang
rendah. Untuk mengatasi masalah ini maka PLTB harus dioperasikan secara paralel
dengan pembangkit listrik lainnya. Pembangkit listrik lainnya bisa berbasis SEA atau
pembangkit konvensional. Walaupun sebuah PLTB hanya membangkit daya kurang
dari 100 kW, kita bisa membangun puluhan PLTB dalam satu daerah. Dengan
memanfaatkan PLTB maka kebutuhan akan bahan bakar fossil akan jauh berkurang.
Selain mengurangi biaya operasi, penggunaan PLTB akan meningkatkan jaminan
pasokan energi suatu daerah. Di daerah kepulauan seperti halnya NTB dan NTT,
yang mana semua kebutuhan energinya harus didatangkan dari daerah lain,
keberadaan PLTB akan membantu meningkatkan kemandiriannya. Di banding
dengan diesel, PLTB mempunyai potensi mengurangi emisi CO2 sebesar 700 gram
untuk setiap kWh energi listrik yang dibangkitkan.

Kelebihan Dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Kelebihan
· Energi angin adalah sumber energi terbarukan dan bisa dikatakan sumber energi
yang tak pernah habis.
· Energi dibangkitkan tanpa mencemari lingkungan.
· Energi angin memiliki potensi yang sangat besar untuk dibuat dalam skala yang
besar
· Seperti juga energi matahari dan energi air, energi angin memanfaatkan sumber
energi yang alami.
· Listrik dihasilkan oleh energi angin tanpa menimbulkan emisi yang bisa
menyebabkan hujan asam atau gas rumah kaca.

13
· Pada daerah remote, energi angin dapat digunakan sebagai sumber energi yang
besar.
· Dengan kombinasi bersama energi matahari, maka energi angin dapat
menyediakan suplai listrik yang steady dan handal.
· Turbin angin menggunakan space yang lebih kecil dibanding pembangkit pada
umumnya. Umumnya turbin angin hanya menggunakan beberapa meter persegi untk
pondasinya, hal ini menyebabkan tanah disekitar turbin masih dapat digunakan
untuk keperluan lainnya, misalnya untuk pertanian.

Kekurangan
· Energi angin memerlukan storage selama peak time untuk menampung energi, jika
akan digunakan untuk keperluan di luar peak time.
· Sumber energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerus dan tidak
mudah diprediksi.
· Terdapat efek estetika dan permasalahan visual pada wilayah pembangunan turbin
angin.
· Dibutuhkan area yang luas untuk membangun pusat pembangkit listrik tenaga
angin.
· Adanya polusi suara yang dihasilkan oleh energi angin.
· Energi angin hanya dapat di gunakan pada daerah yang anginnya cukup kuat dan
cuaca yang berangin pada sebagian besar waktu.
· Biasanya,pembangkit listrik tenaga angin dibangun di tempat yang jauh dari
sumber beban sehingga memerlukan transmisi yang dengan biaya yang tinggi.
· Efisiensi rata-rata daro turbin angin sangat kecil jika dibandingkan dengan
pembangkit fosil. Dibutuhkan turbin angin yang banyak untuk menghasilkan listrik
dengan impact yang sama dengan pembangkit fosil.
· Turbin angin dapat menjadi ancaman bagi kehidupan liar. Burung dapat terbunuh
atau terluka jika terbang ke arah turbin.
· Cost maintenance dari turbin angin cukup tinggi karena memiliki part yang dapat
rusak oleh waktu.

14
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat berdasarkan pembahasan di atas adalah:
1. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang
menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.
2. Komponen utama dari pembangkit listrik tenaga angin yaitu turbinangin (wind
turbine) yang di dalamnya terdapat komponen-komponen seperti anemometer,
blades, brake, controller, gear box, generator, high-speed shaft, low-speed shaft,
nacelle, pitch, rotor, tower, wind direction, wind vane, yaw drive, yaw motor, dan
penyimpan energi (battery)
3. Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin
memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas. Kemudian
angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada
generator di bagian belakang turbin angin. Generator inilah yang akan menghasilkan
energi listrik.
4. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga adalah sifatnya
yang terbarukan. Namun selain kelebihan yang ada, pembangkit ini juga memiliki
kekurangan, antara lain membuat lebih buruk dampak visual, menyebabkan derau
suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.
5. Pada akhir 2007 di Indonesia sudah mulai dikembangkan pembangkit listrik
tenaga angin. Sehingga pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB) ditargetkan
mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.

Saran
Saran yang dapat diberikan terhadap pembahsan ini adalah agar sumber energi
angin dapat lebih dimanfaatkan lagi sehingga kris energi listrik dapat dikurangi di
Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alpen. 2010. Energi Angin Wind Turbine Wind Mill (online).


(http://www.alpensteel.com/article/47-103-energi-angin--wind-turbine--wind-
mill/2460-turbin-angin-sumbu-horizontal.html, diakses 20 Agustus 2019 pukul
20.00).
Anonim1. 2008. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (online).
(http://renewableenergyindonesia.wordpress.com/2008/03/05/pembangkit-listrik-
tenaga-angin, diakses 21 Agustus 2019 pukul 20.00)
Anonim2. 2008. PLTA (online). (http://plta-
nswg.blogspot.com/2008_05_01_archive.html, diakses 21 Agustus 2019 pukul 18.00
).
Anonim3. 2010. Cara Kerja PLTAngin dan Teknologinya (online).
(http://wong168.wordpress.com/2010/06/03/cara-kerja-plt-angin-dan-teknologinya,
diakses 21 Agustus 2019 pukul 18.00).
Khazaku. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (online).
(http://khanzaku.wordpress.com/2010/01/23/pembangkit-listrik-tenaga-angin,
diakses 22 Agustus2019 pukul 15.00)
Ilmi. 2010. Mengenal Lebih Jauh Proses Pembangkitan (online).
(http://ilmiyatul.wordpress.com/2010/09/28/mengenal-lebih-jauh-proses-
pembangkitan, diakses 22 Agustus 2019 pukul 15.00)
Schazy. 2009. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin (online).
(http://schazymutz.blogspot.com/2009/05/sistem-teknologi-pembangkit-
listrik_12.html, diakses 22 Agustus 2019 pukul 19.00 )

16
17

Anda mungkin juga menyukai