Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN

“Alat Peraga”
“ Prototype Pembangkit Listrik Tenaga Uap”
Dosen Pengampu: Drs. Djoko Suwito, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelas: PTM 2017
Andriyanti Achsan (17050524070)
Panggit Sasmito A. (17050524077)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

i
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan TIK.
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan keritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki tugas ini.
Akhir kata kam berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 02 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL MUKA............................................................................i


KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................2
C. Manfaat.......................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................3
Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Air......................................................3
BAB III ALAT PERAGA...................................................................................16
1. Alat dan Bahan Yang Digunakan.................................................................16
2. Perancangan Alat.........................................................................................17
3. Langkah Kerja..............................................................................................20
4. Kelebihan dan Kekurangan..........................................................................21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahkluk yang mempunyai akal budi yang berpikir terus
menerus untuk mencari sesuatu yang baru. Seiring dengan perkembangan jaman
dan kemajuan teknologi, kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat
dibandingkan sebelumnya. Salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh
manusia adalah energi listrik.
Energi listrik ini diperoleh dari hasil konversi energi yang pada umumnya
didapatkan dengan cara merubah energi kinetik, yaitu menggunakan
generator. Energi kinetik pada generator diperoleh dari berbagai macam energi
potensial yang salah satunya terdapat pada uap, dimana energi potensial uap ini
sendiri didapat dari proses pemanasan air. Untuk memanfaatkan energi potensial
uap menjadi energi kinetik yang dapat digunakan untuk menggerakan generator,
maka diciptakan suatu alat yang dinamakan dengan turbin uap.
Turbin uap merupakan alat penggerak mula yang berfungsi mengubah energi
potensial uap menjadi energi kinetik yang kemudian diubah menjadi energi
mekanis berupa putaran poros pada turbin. Poros turbin ini kemudian
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan seperti generator listrik baik
secara langsung maupun tidak langsung (menggunakan gigi reduksi).
Turbin uap yang digunakan juga harus memenuhi berbagai syarat seperti harus
handal, mudah pengoperasian, ekonomis, mudah dalam pembuatan, perawatan,
serta perbaikannya, padahal pembuatan turbin seperti ini dalam kenyataannya
sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena pembuatan turbin dengan efisiensi
tinggi lebih cenderung mahal dan perancangannya rumit. Sedangkan
perancangan dan pembuatan turbin yang sederhana serta murah dari segi
ekonomis terbukti tidak efisien. Karena itu perancangan turbin harus dilakukan
sebaik mungkin agar dapat memenuhi segala kondisi dengan memperhatikan
berbagai pertimbangan serta tingkat kepentingan dalam urutan yang sesua
2

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pembangkit listrik tenaga uap.
2. Mengetahui konsep kerja pembangkit listrik tenaga uap.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU).
C. Manfaat
1. Mengetahui mengenai pembangkit listrik tenaga uap.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan TIK.
1.
3

BAB II
LANDASAN TEORI
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalikan
energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang di hubungkan ke turbin dimana
untuk memutar turbin diperlukan energi kinetik dari uap panas atau kering.
Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar
terutama batu-bara dan minyak bakar serta MFO untuk start awal.
Komponen-komponen pada pembangkit listrik tenaga uap tersebut dapat dilihat
pada Gambar

Konsumsi energi pada peralatan PLTU bersumber dari putaran turbin uap.
Sistem kerja PLTU menggunakan bahan bakar minyak residu dan gas alam.
Kelebihan dari PLTU adalah daya yang dihasilkan sangat besar. PLTU adalah
suatu pembangkit yang menggunakan uap sebagai penggerak utama
(primemover). Untuk menghasilkan uap, maka haruslah ada proses pembakaran
untuk memanaskan air. PLTU merupakan suatu sistem pembangkit tenaga listrik
yang mengkonversikan energi kimia menjadi energi listrik dengan
menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi
kinetik uap untuk menggerakkan proses sudu-sudu turbin menggerakkan poros
turbin, untuk selanjutnya poros turbin menggerakkan generator yang kemudian
4

dibangkitkannya energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan akan menyuplai alat-
alat yang disebut beban
2.2 Turbin uap
Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk
pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang
digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus
renkine ideal asli yang sederhana. siklus ini merupakan siklus yang paling banyak
digunakan untuk pembangkit daya listrik sekarang ini. Oleh karena siklus Rankine
merupakan sikus uap cair maka paling baik siklus itu digambarkan dengan
diagram P-v dan T-s dengan garis yang menunjukkan uap jenuh dan cair jenuh.
Fluida kerjanya adalah air (H2O).

Turbin Uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik
tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : Ketel,
kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai
fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap

2.2.1 Jenis turbin uap


Terdapat 2 (dua) jenis turbin uap yang bisa diaplikasikan didalam pusat listrik
tenaga uap, sebagai berikut :
1.   Turbin Impuls.
5

       Turbin impuls adalah turbin dimana proses ekspansi (penurunan tekanan)


dan fluida kerja.uap hanya terjadi didalam nosel atau baris sudu tetapnya saja.
Penurunan tekanan uap inilah yang akan menimbulkan terjadinya perubahan
kecepatan, dan hal ini terjadi karena sudu gerak berputar maka ada kecepatan
relative antara uap dengan sudu gerak.
2.   Turbin Reaksi.
      Turbin rekasi adalah turbin dimana proses ekspansi (penurunan tekanan)
terjadi baik didalam baris sudu tetap maupun sudu geraknya. Dalam hal ini
baris sudu tetap maupun sudu geraknya berfungsi sebagai nosel (nozzle),
sehingga kecepatan relative uap keluar setiap sudu lebih besar dan kecepatan
relative uap masuk sudu yang bersangkutan.
Meskipun demikian kecepatan absolute uap keluar sudu gerak lebih kecil
dari pada kecepatan absolute uap masuk sudu gerak yang bersangkutan, oleh
karena itu sebagian energi kinetiknya
2.2.2 Prinsip Kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
 Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap
dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.
 Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke
dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari
pada saat masuk ke dalam nosel.
 Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-
sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin.
Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan
kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros
turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya
sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang
berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin
dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris
6

kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna
untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu
gerak dengan arah yang tepat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat
dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan
sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena
kehilangan energi relatif kecil.

2.2.3 Siklus Rankine


Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas
menjadi kerja. Panas yang disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang
biasanyamenggunakan air sebagai fluida bergerak. Pada steam boiler, ini akan
menjadi reversible tekanan konstan pada proses pemanasan air untuk menjadi uap
air, lalu pada turbin proses ideal akan menjadi reversible ekspansi adiabatik dari
uap, pada kondenser akan menjadi reversible tekanan konstan dari panas uap
kondensasi yang masih saturated liquid dan pada proses ideal dari pompa
akan terjadi reversible kompresi adiabatik pada cairan akhir dengan mengetahui
tekanannya. Ini adalah siklus reversible, yaitu keempat proses tersebut terjadi
secara ideal yang biasa disebut Siklus Rankine.
Salah satu peralatan yang sangat penting di dalam suatu pembangkit
tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel
uap. Alat ini merupakan alat penukar kalor, dimana energi panas yang
dihasilkan dari pembakaran diubah menjadi energi potensial yang berupa uap.
Uap yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi inilah yang nantinya
digunakan sebagai media penggerak utama Turbin Uap. Energi panas diperoleh
dengan jalan pembakaran bahan bakar di ruang bakar.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol
produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik
pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua
7

peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk


menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem
bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Berikut ini adalah gambar diagram siklus ranike
2.2.4 Siklus rankine ideal
Siklus ideal yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap
adalah siklus rankine. Siklus rankine berbeda dengan siklus ± siklus udara ditinjau
dari fluida kerjanya yang mengalami perubahan fase selama siklus pada saat
evaporasi dan kondensasi. Perbedaan lainnya secara termodinamika siklus uap
dibandingkan dengan siklus gas adalah bahwa perpindahan kalor pada siklus uap
dapat terjadi secara isothermal.
Proses perpindahan kalor yang sama dengan proses perpindahan kalor pada
siklus carnot dapat dicapai pada daerah uap basah, perubahan entalpi fluida kerja
akan menhasilkan penguapan atau kondensasi, tetapi tidak pada perubahan
temperature. Temperature hanya diatur oleh tekanan uap fluida.
Kerja pompa pada siklus rankine untuk menaikkan tekanan fluida kerja
dalam fase cair akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan pemampatan
untuk campuran uap dalam tekanan yang sama pada siklus carnot. Siklus rankine
ideal dapat digambarkan dalam diagram T-S dan H-S seperti pada gambar
dibawah ini
8

2.2.5 Siklus rankine ideal terdiri dari 4 tahapan proses:


1-2 kompresi isentropic dengan pompa.
2-3 penambahan panas dalam boiler secara isobar
3-4 ekspansi isentropic pada turbin
4-1 pelepasan panas pada condenser secara isobar dan isothermal
Air masuk pompa pada kondisi 1 sebagai cairan jenuh (saturated liquid) dan
dikompresi samapi tekanan operasi boiler. Temperature air akan meningkat
selama kompresi isentropic karena menurunnya volume spesifik air. Air
memasuki boiler sebagai cairan terkompresi (compressed liquid) pada kondisi 2
dan akan menjadi uap superheated pada kondisi 3. Dimana panas diberikan oleh
boiler ke ar pada tekanan yang tetap. Boiler dan seluruh bagian yang dihasilkan
steam ini disebut sebagai steam generator. Uap superheated pada kondisi 3
kemudian akan memauki turbin untuk diekspansi secara isentropic dan akan
menghasilkan kerja untuk memutar shaft yang terhubung dengan generator listrik
sehingga dapat dihasilkan listrik. Tekanan dan temperature dari steam akan turun
selama proses ini menuju keadan 4 steam akan masuk kondensor dan biasnya
sudah berupa uap jenuh. Stem ini akan dicairkan pada tekanan konstan didalam
condenser dan akan meninggalkan kondensor sebagai cair jenuh yang akan masuk
pompa untuk melengkapi siklus ini\
2.3 Boiler
9

Boiler merupakan mesin kalor (thermal engineering) yang mentransfer


energi energi kimia atau energi otomis menjadi kerja (usaha) (Muin 1988 : 28).
Boiler atau ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang digunakan
untuk menghasilkan steam. Steam diperoleh dengan memanaskan bejana
yang berisi air dengan bahan bakar (Yohana dan Askhabulyamin 2009: 13).
Boiler mengubah energi-energi kimia menjadi bentuk energi yang lain untuk
menghasilkan kerja. Boiler dirancang untuk melakukan atau memindahkan kalor
dari suatu sumber pembakaran, yang biasanya berupa pembakaran bahan bakar.

Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system), sistem
steam (steam system) dan sistem bahan bakar (fuel system). Sistem air umpan
(feed water system) menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi
steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistempemipaan ke titik pengguna.
Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakankran dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar (fuel sistem)
adalah semuaperalatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yangdibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem
bahan bakar tergantung pada jenis bahanbakar yang digunakan pada sistem.
Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan
energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Boiler terdiri dari
dua komponen utama, yaitu:
10

1. Ruang bakar sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas.
2. Alat penguap (evaporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas)
menjadi energi potensial uap (energi panas).
Boiler pada dasarnya terdiri dari bumbungan (drum) yang tertutup pada ujung
pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun
pipa air. Banyak orang mengklasifikasikan ketel uap tergantung kepada sudut
pandang masing-masing
2.4 Jenis-Jenis Boiler
Bagian jenis ini menerangkan tentang berbagai jenis boiler. Berikut adalah
beberapa jenis boiler dan penejelasanya :
2.4.1 Fire Tube Boiler (Boiler Pipa Api)
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada
didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya
digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam
rendah sampai sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk
kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2.
Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan
bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian untuk semua
bahan bakar.
11

Boiler jenis ini pada bagian tubenya dialiri dengan gas pembakaran dan bagian
lainnya yaitu sell dialiri air yang akan diuapkan. Tube-tubenya langsung
didinginkan oleh air yang melindunginya. Jumlah pass dari boiler tergantung
dari jumlah laluan horizontal dari gas pembakaran diantara furnace dan pipa-pipa
api. Laluan gas pembakaran pada furnace dihitung sebagai pass pertama. Boiler
jenis ini banyak dipakai untuk industri pengolahan mulai skala kecil sampai skala
menengah (Raharjo dan Karnowo 2008: 180). Konstruksi boiler pipa api terdiri
dari sebuah silinder atau tangki berisi air dimana didalam tangki tersebut
terdapat susunan tube yang dialiri oleh gas asap. Pipa tube ini merupakan
pengembangan ketel uap lorong api dengan pengembangan sebagai berikut :
a. Kapasitas yang digunakan.
b. Kondisi uap yang dibutuhkan.
c. Bahan bakar yang dibutuhkan.
d. Konstruksi yang sederhana
2.4.2 Water Tube Boiler (Boiler Pipa Air)

Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipamasuk
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika
kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang
dengan kapasitas steam antara 4.500 ± 12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat
tinggi. Banyak water tube boilers yang dikonstruksi secara paket jika
digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang
menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut :
a. Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi
pembakaran.
b. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
c. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi
12

2.4.3 Packaged Boiler (Paket Boiler)


Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada
saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan
bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya
merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer
panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi. Ciri-ciri dari Paket Boiler adalah
1) Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan
penguapan yang lebih cepat
2) Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konveksi yang baik
3) Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang
baik
4) Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang
lebih baik.
5) Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler
13

Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya yaitu berapa


kali gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai
lintasan pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler
yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/lintasan dengan dua set
fire-tube/ pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.
2.5 Proses Perpindahan Panas
Proses perpindahan panas dari sumber panas ke penerima dibedakan atas tiga
cara yaitu : (Mc. Cabe, 1999)
1. Perpindahan panas secara konduksi
2. Perpindahan panas secara konveksi
3. Perpindahan panas secara radiasi

2.5.1 Perpindahan Panas secara Konduksi


Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas dimana
molekul molekul dari zat perantara tidak ikut berpindah tempat tetapi
molekul-molekul tersebut hanya menghantarkan panas atau proses perpindahan
panas dari suhu yang tinggi ke bagian lain yang suhunya lebih rendah.
Konduksi ( keadaan steady )
Suatu material bahan yang mempunyai gradient, maka kalor akan
mengalir tanpa disertai oleh suatu gerakan zat. Aliran kalor seperti ini disebut
konduksi atau hantaran. Konduksi thermal pada logam - logam padat terjadi
akibat gerakan elektron yang terikat dan konduksi thermal mempunyai hubungan
14

dengan konduktivitas listrik. Pemanasan pada logam berarti pengaktifan


gerakan molekul, sedangkan pendinginan berarti pengurangan gerakan molekul
[McCabe,1993]

Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang
mengalir persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan
sebagai perkalian antara konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A)dan
selisih suhu kedua titik ( T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik (x). Rumus laju
perpindahan kalor nya:

2.5.2 Perpindahan Panas secara Konveksi


Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi
dari satu tempat ke tempat lain dengan gerakan partikel secara fisis.
15

Perpindahan panas secara konveksi ini juga diakibatkan oleh molekul-


molekul zat perantara ikut bergerak mengalir dalam perambatan panas atau
proses perpindahan panas dari satu titik ke titik lain dalam fluida antara campuran
fluida dengan bagian lain. Arus fluida yang melintas pada suatu permukaan,
maka akan ikut terbawa sejumlah enthalphi. Aliran enthalphi ini disebut aliran
konveksi kalor atau konveksi. Konveksi merupakan suatu fenomena makroskopik
dan hanya berlangsung bila ada gaya yang bekerja pada partikel atau ada arus
fluida yang dapat membuat gerakan melawan gaya gesek [McCabe,1993]
Contoh sederhana pepindahan panas secara konveksi adalah aliran air yang
dipanaskan dalam belanga. Kalor yang dipindahkan secara konveksi dinyatakan
dengan persamaan Newton tentang pendinginan [Holman , 1986 ]
q = - h. A. ÜT dimana
q = Kalor yang dipindahkan
h = Koefisien perpindahan kalor secara konveksi
A = Luas bidang permukaan perpindahan panas
T = T emperatur
Tanda minus ( - ) digunakan untuk memenuhi hukum II thermodinamika,
sedangkan panas yang dipindahkan selalu mempunyai tanda positif ( + ).
Berdasarkan gaya
Perpindahan Panas secara Radiasi
Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas yang
terjadi karena perpindahan energi melalui gelombangelektromagnetik secara
pancaran. Antara sumber energi dengan penerima panas tidak terjadi kontak,
bagian dapur yang terkena radiasi adalah ruang pembakaran. Pada radiasi panas,
panas diubah menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat tanpa melalui
ruang media penghantar. Jika gelombang tersebut mengenai suatu benda, maka
gelombang dapat mengalami transisi ( diteruskan ), refleksi ( dipantulkan ), dan
absorpsi ( diserap ) dan menjadi kalor. Hal itu tergantung pada jenis benda,
sebagai contoh memantulkan sebagian besar radiasi yang jatuh padanya,
sedangkan permukaan yang berwarna hitam dan tidak mengkilap akan
menyerap radiasi yang diterima dan diubah menjadi kalor. Contoh radiasi panas
antara lain pemanasan bumi oleh matahari. Menurut hukum Stefan Boltzmann
tentang radiasi panas dan berlaku hanya untuk benda hitam, bahwa kalor yang
dipancarkan ( dari benda hitam ) dengan laju yang sebanding dengan pangkat
16

empat temperatur absolut benda itu dan berbanding langsung dengan luas
permukaan benda [ Artono Koestoer,2002 ].

q pancaran = ê . A . T4

dimana :
ê = konstanta proporsionalitas ( tetapan Stefan boltzmann )
ê = 5,669 . 10-8 W / m2. K4
A = luas permukaan bidang benda hitam
T = temperatur absolut benda hitam
 

BAB III
ALAT PERAGA
1. Alat dan Bahan Yang Digunakan
b. Alat
17

c. Bahan

2. Perancangan Alat
i. Dimulai dengan pembuatan rangka dan dudukan kaleng seperti ditunjukan
pada gambar.

Gambar 3.17 rangka/landasan


18

ii. Pemilihan tabung steam water / boiler dengan menggunakan kaleng bekas
merupakan hal yang effisen dan hemat biaya.Pada perancangan kali ini,
kami memutuskan untuk menggunakan kaleng bekas butana Gas dengan
spesifikasi ukuran diameter = 7, 8 cm P = 17 cm

Gambar 3.18 kaleng bekas


iii. Melakukan pelubangan pada bagian ujung kaleng untuk membuat saluran
buang uap pada kaleng.

Gambar 3.19 melubangi bagian pojok atas kaleng

iv. Pemasangan saluran masuk air dari bahan cop ban sepeda dan saluran
keluar uap dari bahan cop bola.
19

Gambar 3.20 melubangi bagian pojok atas kaleng

v. Pembuatan turbin uap yang terbuat dari bahan seng dengan diameter 8 cm.

Gambar 3.21 Turbin Uap

vi. Pasangkan turbin pada motor DC sebagai generatornya. Dan selanjutnya


buat dudukan untuk turbin. Dengan spesifikasi motor dc 1.5 volt.
20

Gambar 3.22 Pemasangan Generator dan Pembuatan Dudukan Generator

vii. Pembuatan sumber api dari bahan kaleng bekas yang sudah di potong.
Kemudian diberi kapas sebagai sumbu dan bahan bakar yang digunakan
yaitu spirtus.

Gambar 3.23 Pembuatan Sumber Api

viii. Letakkan sumber api pada bagian bawah kaleng yang berfungsi sebagai
pemanas air di dalam kaleng.

Gambar 3.22 Pemasangan Komponen


21

3. Langkah Kerja
1. Air dimasukan melalui saluran masuk yang terdapat pada kaleng.
2. Nyalakan pemanas yang sudah disusun di bawah kaleng.
3. Tunggu sampai air di dalam kaleng berubah bentuk menjadi uap
bertekanan yang akan keluar melalui saluran keluar uap.
4. Kemudian uap bertekan menggerakan kipas dalam turbin dan dihasilkan
energi mekanik.
5. Energi mekanik pada turbin diubah menjadi energi listrik dengan bantuan
motor dc 12 volt yang mampu menyalakan lampu led.

4. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
a. Dapat dioperasikan menggunakan berbagai jennis bahan bakar
b. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
c. Daya yang dihasilkan besar
d. Biaya perawatan murah
e. Usia mesin lebih lama
f. Tidak terlalu sering diadakan pemeriksaan bagian-bagian turbin
g. Dapat dioperasikan 24 jam
Kekurangan
a. Sangant tergantung dengan bahan bakar
b. Membutuhkan lahan yang luas dan proses pembangunan yang lama
c. Tidak dapat dioprasikan tanpa pasokan listrik dari luar
d. Membutuhkan air pendingin yang banyak sehingga kebanyakan ditempatkan
di daerah yang dekat dengan sumber air
e. Investasi awal yang cukup mahal
f. Menghasilkan polusi udara seperti gas sial pembakaran bhan bakar (CO2,
Nox, Sox, debu batubara)
22
23

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan bab sebelumnya adalah:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalikan
energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang di hubungkan ke turbin
dimana untuk memutar turbin diperlukan energi kinetik dari uap panas
atau kering.
2. Generator yang digunakan adalah motor dc 12 v Dengan spesifikasi tegangan
6V-12Vbekerja maximal pada tegangan 12 volt. Torsi 6000rpm.arah putaran
dapat di rubah dengan merubah kutub tegangan input.
3. Langkah kerja Tubin uap
 Air dimasukan melalui saluran masuk yang terdapat pada kaleng.
 Nyalakan lilin yang sudah disusun di bawah kaleng.
 Tunggu sampai air di dalam kaleng berubah bentuk menjadi uap
bertekanan yang akan keluar melalui saluran pembuangan, proses ini
setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit.
 Kemudian uap bertekan menggerakan kincir uap dan dihasilkan energi
mekanik.
 Energi mekanik pada kincir uap diubah menjadi energi listrik dengan
bantuan motor dc 12 volt yang mampu menyalakan lampu led.

4.2 Saran
Saran tindak lanjut atas simpulan pengerjaan
1. Pada putaran turbin kurang maksimal karena bentuk kincir yang kurang bisa
menyerap energi yang didapat pada water steam/ boiler. Untuk kedepanya
bentuk dari kincir agar lebih diperhatikan lagi, agar dapat bekerja semaksimal
mungkin
2. Pada perancangan alat untuk dibuat lebih baik lagi. Agar terlihat baik dari
nilai estetikanya dan nilai fungsinya
24

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. http://yoviardian.blogspot.co.id/2014/11/artikel-pltu-pembangkit-
listrik-tenaga.html
Anonim. 2016. http://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2016/12/fungsi-
komponen-dan-klasifikasi-turbin.html
Anonim. 2016. http://bangkitlistrik.blogspot.com/2016/12/cara-membuat-
pembangkit-listrik-tenaga_73.html
Anonim. 2018a. https://www.google.co.id/

Anda mungkin juga menyukai