OLEH :
DEVIN SINAGA(5173131006)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat karunianyalah kami dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah dari mata kuliah
Mesin mesin listrik AC dengan baik. Terimah kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami menyelesaikan tugas ini, terutama kepada Bapak Ir.Mustamam sebagai
dosen pengampu.
Terlepas dari itu semua, kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih ada
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu,kami dengan hati terbuka menerima segala saran dan kritikan yang bersifat menbangun demi
perbaikan tugas ini ke depannya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca. Akhir kata kami
ucapkan Sekian dan Terimah Kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN…..........................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya
perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang
dihasilkan oleh arus stator.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 AKSI TRANSFORMATOR
Transformator memiliki dua lilitan, yakni lilitan primer dan lilitan sekunder. Lilitan
primer dihubungkan pada sumber arus sedangkan lilitan sekunder dihubungkan ke
beban.
Seperti yang telah diketahui bahwa sebuah Induktor akan memiliki reaktan
induktif sebesar:
Pada sebuah induktor murni, gaya gerak listrik yang melawan beda potensial
yang diterapkan dibangkitkan oleh induksi fluks magnetik, dimana fluks magnetik
dibangkitkan oleh perubahan arus (AC).
5
Plot e terhadap waktu adalah sinusoidal, karena e berbanding lurus dengan laju
Gaya gerak magnetik (mmf) berbanding lurus dengan fluks magnetik . Akan
tetapi gaya gerak magnetik juga didefinisikan sebagai: maka I satu fase
Jika tidak ada beban yang dipasang, maka tidak ada arus pada lilitan sekunder.
Tetapi kalau ada beban (resistansi) dihubungkan pada lilitan sekunder maka arus
akan timbul dengan fase yang sama dengan tegangan terinduksi karena
reaktannya bukan merupakan induktor tetapi merupakan resistor.
6
Arus pada lilitan sekunder tidak menghasilkan perubahan fluks magnetik (jika ya
akan meningkatkan tegangan), akan tetapi menghasilkan gaya gerak magnetik.
Perubahan gaya gerak magnetik tanpa perubahan fluks magnetik hanya
dimungkinkan bila gaya gerak magnetik yang dihasilkan adalah sama dan
berlawanan fase dari gaya gerak magnetik primer. Ini berarti bahwa arus pada lilitan
sekunder terlambat 180o dari arus pada lilitan primer. Gaya gerak magnetik
sekunder ini akan menginduksi tegangan yang menghasilkan arus yang
berlawanan. Dengan demikian koil primer merupakan beban bagi sumber tegangan
AC dan koil sekunder merupakan sumber tegangan bagi resistor.
Terjadinya Medan Putar - Apabila kumparan stator dihubungkan dengan sumber tegangan, maka
pada lilitan stator akan mengalir arus. Sesuai dengan hukum Oersted yang menyatakan bahwa
“disekitar penghantar dialiri arus listrik terdapat medan magnet. Arah fluks yang ditimbulkan
oleh arus listrik yang mengalir pada penghantar sesuai dengan kaidah tangan tangan. Arah ibu
jari menunjukkan arah arus listrik, dan arah jari yang lain menunjukkan arah perputaran medan
magnet.
Secara teori, beda fasa antara masing-masing kumparan stator untuk sumber jala-jala tiga fasa
adalah 1200.
Dalam Hukum Oersted dikatakan bahwa”disekitar kawat penghantar yang dialiri arus listrik
terdapat medan magnet”. Arah fluks magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang mengalir
pada kawat penghantar sesuai dengan kaidah tangan kanan. Dimana arah ibu jari menyatakan
arah arus listrik, dan arah jari yang lain menyatakan arah medan magnet.
I1 = Im sin α
I2 = Im sin (α + 120)
I3 = Im sim (α - 120)
7
Dengan adanya arus I1, I2, dan I3 yang mengalir pada kumparan stator, maka pada masing-masing
kumparan akan timbul fluks magnet f1, f2, dan f3. Fluks magnet ini akan mengikuti gelombang arus yang
menimbulkannya, dan dapat dituliskan sebagai berikut:
f1 = Im sin α
f2 = Im sin (α + 120)
f3 = Im sin (α – 120)
Dengan menggunakan perhitungan vector maka diperoleh fluks resultan fR = f1 + f2 + f3 = 3/2 fm dan
arahnya searah dengan fluks magnet yang dihasilkan oleh I3 = f3.
f1 = Im sin 900 = fm
Dengan menggunakan perhitungan vector maka diperoleh fluks resultan fR = f1 + f2 + f3 = 3/2 fm dan
arahnya searah dengan fluks magnet yang dihasilkan oleh I1 = f1.
Demikian juga pada saat t = t2 arah fR adalah searah dengan f2. Jadi dengan mengalirnya arus I1, I2, dan
I3 melalui kumparan stator, maka timbul medan magnet putar pada kumparan tersebut.
8
Medan magnet putar yang dihasilkan oleh kumparan stator akan memotong batang konduktor dari
kumparan rotor. Sesuai hukum Faraday yang mengatakan bahwa “Pada kumparan yang berada di
sekitar medan magnet yang berubah-ubah, maka pada kumparan akan timbul tegangan listrik induksi
(ggl induksi)”. Dengan adanya ggl induksi pada rotor ini maka apabila kumparan rotor merupakan
rangakaian tertutup, pada kumparan tersebut akan mengalir arus listrik. Sehingga akan timbul gaya
Lorentz yang menyatakan bahwa
“Pada penghantar berarus yang berada pada medan magnet akan timbul gaya yang akan mengubah
kedudukan penghantar tersebut”. Oleh karena medan magnet berputar sehingga arah arus rotor
mengikuti medan magnet yang menyebabkannya dan gaya yang timbul juga akan mengikuti medan
magnet stator juga. Dengan demikian gaya Lorentz mengakibatkan berputarnya rotor pada motor
induksi. Arah gaya Lorentz sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming.
Bila sebuah penghantar (konduktor) berada diantara kutub N dan kutub S pada magnet permanen
yang disusun seperti pada gambar diatas dan kemudian penghantar tersebut dialiri arus listrik
maka gaya-gaya garis magnet yang terbentuk pada bagian atas penghantar akan lebih kecil
karena arah fluksi magnet dari magnet permanen dengan arah fluksi magnet yang dihasilkan oleh
arus listrik pada penghantar berlawanan arah.
Namun sebaliknya, garis-garis gaya magnet pada bagian bawah konduktor akan lebih besar
karena arah dari fluksi dari magnet permanen dan arah fluksi yang dihasilkan oleh arus listrik
pada penghantar arahnya sama. Oleh sebab itu, maka penghantar tersebut akan terdorong ke arah
atas, gaya yang mendorong keatas ini disebut dengan gaya elektromagnet.
9
Arah dari gaya elektromagnet ini dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kiri
flemming. Perhatikan gambar di bawah ini :
Keterangan :
Jika arus bolak balik dikenakan pada belitan stator dari sebuah motor induksi, sebuah medan
putar timbul. Medan putar ini memotong batang rotor dan menginduksikan arus kepada rotor.
Arah aliran arus ini dapat ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kiri untuk generator.
Arus yang diinduksikan ini akan menghasilkan medan magnet di sekitar penghantar rotor,
berlawanan polaritas dari medan stator, yang akan mengejar medan magnet pada stator. Karena
medan pada stator terus menerus berputar, rotor tidak pernah dapat menyamakan posisi
dengannya alias selalu tertinggal dan karenanya akan terus mengikuti putaran medan pada stator.
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa rotor pada motor induksi tidak pernah dapat berputar
dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan putar. Jika kecepatan rotor sama dengan
keceparan medan putar stator, maka tidak ada gerak relatif antara keduanya, dan tidak akan ada
induksi EMF kepada rotor. Tanpa induksi EMF ini, tidak akan ada interaksi medan yang
diperlukan untuk menimbulkan gerak. Rotor, karenanya ahrus berputar dengan kecepatan yang
lebih rendah dari kecepatan medan putar stator jika gerak relatif tersebut harus ada antara
keduanya.
10
Persentase perbedaan antara kecepatan rotor dan kecepatan medan putar disebut dengan slip.
Semakin kecil slip, semakin dekat pula kecepatan rotor dengan kecepatan medan putar. Persen
slip dapat dicari menggunakan Equation.
Simulasi mengenai analisis motor induksi 3 fasa diperlukan untuk mengetahui karakteristik
unjuk kerja motor induksi dalam berbagai kondisi seperti saat starting, saat terjadi
perubahan beban maupun saat terjadi gangguan. Untuk dapat melakukan analisis motor
induksi 3 fasa tersebut diperlukan suatu model motor induksi yang luwes. Model motor
induksi konvensional yaitu dengan model trafo, memiliki berbagai keterbatasan sehingga
tidak dapat digunakan lagi. Oleh karena itu digunakan model motor induksi 3 fasa dengan
menggunakan kerangka referensi. Dengan metode kerangka referensi persamaan motor
induksi dalam variabel mesin (kerangka abc) akan ditransformasikan menjadi persamaan
dalam variabel kerangka referensi (kerangka qd0).
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Motor induksi merupakan motor yang paling banyak digunakan dalam berbagai
aplikasi mulai dari aplikasi di lingkungan rumah tangga sampai aplikasi di industri-
industri besar. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki berbagai
keunggulan dibanding dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya karena
harganya yang relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta
karakteristik kerja yang baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Pertanian/MATERI%20WE
B%20ELP/Bab%20IX%20TRANSFORMATOR%20DAN%20MESIN%20LISTRIK/indexTRANSFORMATOR.htm
http://articontohnya.blogspot.com/2013/11/terjadinya-medan-putar.html
https://ezkhelenergy.blogspot.com/2011/11/motor-induksi.html
13