Anda di halaman 1dari 6

Air Blast Circuit Breaker

Alviani Nurdhoni (LT3D/01)


Deddy Firmanto (LT3D/08)
Lintang Fajar M. (LT3D/12)
Meidha Nur Arafah (LT3D/13)
Siti Chuswatun C (LT3D/20)
Dosen Pembimbing : Yusnan B.
Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Intisari
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang
kelistrikan, dewasa ini dipasang sebuah bernama pemutus
tenaga ( PMT ) di setiap Gardu Induk. PMT adalah saklar yang
dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan
arus/daya listrik sesuai rantingnya jika terdapat gangguan pada
Gardu Induk atau alat transmisi lainnya, PMT digunakan untuk
memutuskan hubungan secara otomatis. Salah satu jenis PMT
yang ada sekarang ini adalah dengan menggunakan media udara
hembus. Keuntungan dari PMT dengan media udara hembus
adalah waktu pemisahan maupun menggabungan kontak dapat
dilakukan dengan cepat karena media udara hembus
merupakan isolator kontak dari bahan yang tidak mudah
terbakar dan tidak menghalangi pemisahan kontak. Pada PMT
jenis ini dapat bergeraknya kontak bergerak untuk pemutusan
maupun pemasukan PMT yaitu dengan udara bertekanan tinggi
yang tersedia pada tangki. Dan proses pemadaman busur api
timbul pada kontak-kontak pada saat pemutusan di padamkan
oleh udara bertekanan tinggi yang dihembuskan ke dalam celah
kontak tetap pemutus utama. Dengan adanya alat ini,
diharapkan kita dapat mewujudkan sistem tenaga listrik yang
lebih terjamin dalam hal keamanan dan kehandalan sehingga
tidak membahayakan manusia dan lingkungannya.
Keywords PMT, media udara hembus, Air Blast Circuit
Breaker, Busur Api, Pemeliharaan PMT.

I.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin meningkatnya kebutuhan listrik terhadap
konsumen,menjadikan PLN sebagai perusahaan listrik Negara
harus menyediakan kebutuhan yang diperlukan oleh
konsumen listrik di IndonesiaHal tersebut harus
memperhatikan aspek teknis, ekonomis dan yang sesuai
dengan kondisin peralatan yang ada.
Salah satu peralatan proteksi adalah PMT atau pemutus
tenaga sering disebut dalam bahasa listrik circuit breaker
(CB).CB pada dasarnya merupakan peralatan listrik yang
digunakan sebagai proteksi atau pengaman terhadap peralatan
listrik lainya.CB merupakan saklar yang digunkan uuntuk
menghubungkan maupun memutuskan bila terjadi gangguan
atau sedang dilaksanakan pemeliharaan pada Gardu induk
yang bersangkutan.PMT atau CB merupakan peralatan yang
sangat penting untuk proteksi.Pemutus tenaga atau CB Harus
dijaga keandalanya agar dapat melaksanakan tugas
sebagaimana mestinya,untuk itu perlu diadakan adanya
I.1.

pemeliharaan yang bertujuan untuk menjaga keandalan kerja


dari PMT
I.2.

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah instalasi
jaringan listrik tegangan menengah.
2. Untuk mengetahui mengenai Air Blast Cicruit
Breaker.

1.3.

Pembatasan Masalah
Dalam penulisan makalah penulis membatasi tentang
masalah Pengunaan Circuit breaker (CB) media pemadam
busur api jenis udara hembus (Air Blast) dengan sistem
penggerak pneumatik dan pegas sebagai proteksi.
II.
DASAR TEORI
II.1. Fenomena Busur Api
Berdasakan referensi dari sebuah buku pembangkit
Taransmisi Tenaga Listrik karangan abdul kadir 1998.
Ketika terjadi suatu hubung singkat pada system tenaga yang
diakibatkan oleh gangguan-gangguan yang disengaja maupun
tidak disengaja, Relay akan segera memberikan isyarat kepada
pemutus daya (MCB) agar terjadi trip (pemutusan) dengan
sesegera mungkin dan memisahkan bagian yang terganggu
dari bagian system yang lain agar tidak terjadi kerusakan
secara menyeluruh pada system.
Kecepatan membaca pada relay haruslah sensitive dan
selektif terhadap nilai yang dimiliki pada relay tersebut.Yang
dimaksud selektif dan sensitive pada relay ialah, ketika suatu
system tenaga memberikan nilai diatas nilai yang dimiliki
pada relay, maka kinerja relay harus bekerja.
Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu
rangkaian sistem tenaga listrik maka pada PMT (circuit
breaker) akan terjadi busur api, hal tersebut terjadi karena
pada saat kontak PMT dipisahkan , beda potensial diantara
kontak akan menimbulkan medan elektrik diantara kontak
tersebut, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.

Gambar 2.1. Busur api muncul

Arus yang sebelumnya mengalir pada kontak akan


memanaskan kontak dan menghasilkan emisi thermis pada
permukaan kontak. Sedangkan medan elektrik menimbulkan
emisi medan tinggi pada kontak katoda (K). Kedua emisi ini
menghasilkan elektron bebas yang sangat banyak dan
bergerak menuju kontak anoda (A). Elektron-elektron ini
membentur molekul netral media isolasi dikawasan positif,
benturan-benturan ini akan menimbulkan proses ionisasi.
Dengan demikian, jumlah elektron bebas yang menuju anoda
akan semakin bertambah dan muncul ion positif hasil ionisasi
yang bergerak menuju katoda, perpindahan elektron bebas ke
anoda menimbulkan arus dan memanaskan kontak anoda.

Gambar 2.3. Kontak CB ketika akan membuka

Untuk memadamkan busur api tersebut perlu dilakukan


usaha-usaha yang dapat menimbulkan proses deionisasi,
antara lain dengan cara sebagai berikut:
1. Meniupkan udara ke sela kontak, sehingga partikelpartikel hasil ionisai dijauhkan dari sela kontak.
2. Menyemburkan minyak isolasi kebusur api untuk
memberi peluang yang lebih besar bagi proses
rekombinasi.
3. Memotong busur api dengan tabir isolasi atau tabir
logam, sehingga memberi peluang yang lebih besar
bagi proses rekombinasi.
4. Membuat medium pemisah kontak dari gas
elektronegatif, sehingga elektron-elektron bebas
tertangkap oleh molekul netral gas tersebut.
Jika pengurangan partikel bermuatan karena proses
deionisasi lebih banyak daripada penambahan muatan karena
proses ionisasi, maka busur api akan padam. Ketika busur api
padam, di sela kontak akan tetap ada terpaan medan elektrik.
Jika suatu saat terjadi terpaan medan elektrik yang lebih besar
daripada kekuatan dielektrik media isolasi kontak, maka busur
api akan terjadi lagi.
II.2.

Gambar 2.2. Kontak CB

Ion positif yang tiba di kontak katoda akan


menimbulkan dua efek yang berbeda. Jika kontak terbuat dari
bahan yang titik leburnya tinggi, misalnya tungsten atau
karbon, maka ion positif akan akan menimbulkan pemanasan
di katoda. Akibatnya, emisi thermis semakin meningkat. Jika
kontak terbuat dari bahan yang titik leburnya rendah, misal
tembaga, ion positif akan menimbulkan emisi medan tinggi.
Hasil emisi thermis ini dan emisi medan tinggi akan
melanggengkan proses ionisasi, sehingga perpindahan muatan
antar kontak terus berlangsung dan inilah yang disebut busur
api.

PMT
Berdasarkan IEV (International Electrotechnical
Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker
(CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar
switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan
dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta
mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu
tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi
abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung
singkat. [1]
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau
penutup suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban,
serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus
gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann
lain. Pada saat terjadi pemutusan maka akan terjadi busur api.
Pemadam busur api listrik pada waktu pemutusan dapat
dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti minyak, udara
atau gas.

PMT 20KV

PMT 150KV

PMT 500KV

Gambar 2.4. Macam-macam PMT

II.2.1. Jenis PMT Berdasarkan media isolasi


Jenis PMT dapat dibedakan menjadi :
PMT Gas SF6
PMT Minyak
PMT Udara Hembus (Air Blast)
PMT Hampa Udara (Vacuum)
II.2.2. Sistem Penggerak PMT
Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving
contact) untuk operasi pemutusan atau penutupan PMT.
Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara
lain :
1. Penggerak pegas (Spring Drive)
Mekanisme penggerak PMT dengan menggunakan
pegas (spring) terdiri dari 2 macam, yaitu :
Pegas pilin (helical spring), PMT jenis ini
menggunakan pegas pilin sebagai sumber
tenaga penggerak yang di tarik atau di
regangkan oleh motor melalui rantai.
Pegas gulung (scroll spring), PMT jenis ini
menggunakan pegas gulung untuk sumber
tenaga penggerak yang di putar oleh motor
melalui roda gigi.
2. Penggerak Hidrolik
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian
gabungan dari beberapa komponen mekanik,
elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian
rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak
untuk membuka dan menutup PMT.

Gambar 2.5. Penggerak Hidrolik

Sistem Pegas Gulung


Pada saat kondisi PMT membuka/keluar, sistem
hidrolik tekanan tinggi tetap pada posisi seperti
pada gambar piping diagram, di mana minyak
hidrolik tekanan rendah bertekanan sama dengan

tekanan Atmosfir dan bertekanan tinggi hingga 360


bar.
3. Penggerak Pneumatic
Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah
rangkaian gabungan dari beberapa komponen
mekanik, elektrik dan udara bertekanan yang
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai penggerak untuk membuka dan menutup
PMT.
4. SF6 Gas Dynamic
PMT jenis ini memanfaatkan tekanan gas SF6 yang
berfungsi ganda selain sebagai pemadam tekanan
gas juga dimanfaatkan sebagai media penggerak.

Gambar 2.6. Penggerak SF6 Gas Dynamic

Sistem SF6 Dynamic


Setiap PMT memiliki 3 identik pole, dimana
masing masing terdiri dari Interrupter, isolator
tumpu, dan power aktuator yang digerakkan oleh
gas SF6 dimana masing masing pole dalam cycle
tertutup.
Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi
karena adanya perbedaan tekanan gas SF6 antara :
Volume yang terbentuk dalam interrupter dan
isolastor tumpu.
Volume dalam enclosure mekanik penggerak
III.

PEMBAHASAN AIR BLAST CIRCUIT


BREAKER (CB)
III.1. PENGERTIAN
Air Blast Circuit Breaker adalah pemutus tenaga
dimana udara sebagai medium dalam pemadaman busur api.
pada pemutusan busur ini udara bertekanan tinggi tiup dengan
kecepatan supersonik melintasi busur api.sehingga pada saat
kontak terbuka maka dengan cepat Air Blast mengeluarkan
udara bertekanan, mendinginkan busur dan menyapu busur
api, sehingga dapat memadamkan busur api dan memutuskan
alian arus, Udara bertekanan itu disimpan dalam sebuah
tangki dan diisi oleh sebuaah kompresor, pemutus tenaga
bertekanan dengan daya besar dapat membuka arus-arus
hubung singkat sebesar 40 KV. pada tegangan saluran 500KV
kebisingan terjadi pada pemutusan tenaga tersebut, pelepasan
udara itu begitu nyaring sehingga lebih menyerupai ledakan
yang dasyat.

tegangan 69 kv, 2.000 ampere dan dengan rating beban 3.500


MVA dalam lima siklus. Ini merupakan bagian dari instalasi
bagian dari peralatan switchgear logam tertutup luar ruangan
dan desain sirkuit-pemutus logam tertutup itu yang
diinginkan.
III.4. JENIS-JENIS AIR BLAST CB
Tipe Air Blast Circuit Breaker di spsesifikasikan
menjadi tiga jenis berdasarkan pemadam busur apinya , yaitu :
1. Axial Blast Type - Jenis Ledakan Axial - ledakan
udara diarahkan sepanjang busur api tersebut.

Gambar 3.1. Air Blast Circuit Breaker pada 500 KV

III.2. KONSTRUKSI AIR BLAST CB

Gambar 3.3. Tipe Axial Blast Air CB

2. Cross Blast Type - Jenis Ledakan Lintas - ledakan


udara diarahkan tegak lurus ke jalan busur api.

Gambar 3.2. Konstruksi Air Blast Circuit Breaker

Keterangan :
1. Tangki persediaan udara dari plat baja
2. Isolator berongga
3. Ruang pemadaman busur listrik
4. Mekanisme penggerak
5. Batang penggerak dari baja
6. Katup pneumatik
7. Kontak tetap dari tembaga
8. Kontak bergerak dari tembaga
9. Terminal dari tembaga atau perak
10. Pegas penekan dari campuran baja
11. Pelepas udara keluar
12. Tanduk busur listrik dari tembaga
13. Unit tahanan
14. Penutup ruang pemutusan
15. Saluran
III.3. SPESIFIKASI AIR BLAST CB
Sesuai
dengan
standar
IEEE,
DOI:
10.1109/EE.1951.6436631, ISSN : 0095-9197 Page 480, Air
Blast Circuit Breaker yang banyak dimanfaatkan adalah pada

Gambar 3.4. Tipe Cross Blast Air CB

3. Radial Blast Type - Ledakan Jenis Radial - ledakan


udara diarahkan secara radial.

menyapu busur api, sehingga dapat memadamkan busur api


dan memutuskan alian arus, Udara bertekanan itu disimpan
dalam sebuah tangki dan diisi oleh sebuaah kompresor,
pemutus tenaga bertekanan dengan daya besar dapat
membuka arus-arus hubung singkat sebesar 40 KV.
3.7.

PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN AIR


BLAST CIRCUIT BREAKER
3.7.1. Pemeliharaan Air Blast
1.
Pemeliharaan Pemutus Tenaga yang berupa monitoring
dan dilakukan oleh petugas operator setiap hari untuk
Gardu Induk yang dijaga atau setiap Triwulanan oleh
petugas patroli pada Gardu Induk yang tidak dijaga dan
dilaksanakan dalam keadaan operasi.

Gambar 3.5. Tipe-Tipe Air Blast Circuit Breaker

3.5.

MEKANIK JENIS AIR BLAST


PMT dengan sistem udara hembus atau disebut juga
dengan air blast circuit breaker dalam operasinya PMT jenis
ini memerlukan udara tekanan tinggi dengan sistem tekanan
180 bar, 150 bar, dan 30 bar, fungsi dari udara tekan tersebut
adalah sebagai media pemadam busur api pada saat
pemutusan arus dan juga sebagai penyedia energi untuk
mekanik penggerak PMT.
Sistem udara tekan
Udara tekan dihasilkan oleh sistem kompresor sentral
tekanan tinggi dengan output tekanan 180 bar yang ditampung
dengan reservoir berbentuk bola dan botol, jumlah kompresor
dan reservoir adlah tergantung dari jumlah PMT yang
dilayani, udara tekan 180 bar dari reservoir di distribusikan ke
semua marshalink kiosk di masing-masing PMT, dan pada
MK trsebut udara tekan 180 bar diturunkan menjadi 150 bar
melalui reducing valve.
PMT udara hembus bekerja dengan sistem tekanan 150
bar dan 30 bar. Untuk operasi PMT pada masing-masing pole
PMT disediakan botol reservoir untuk tekanan 150 bar, udara
tekanan 30 bar didapat dari reducing valve dari 150 bar
menjadi 30 bar yang ditempatkan pada control block PMT
yang ditempatkan pada pole tengah.
3.6.

PRINSIP KERJA AIR BLAST CIRCUIT


BREAKER
Pemutusan daya ini dirancang untuk mengatasi
kelemahan pada pemutusdaya minyak, yaitu dengan membuat
media isolator kontak dari bahan yang tidak mudah terbakar
dan tidak menghalangi pemisahan kontak, sehingga
pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam waktu yang
cepat.
pada pemutusan busur ini udara bertekanan tinggi tiup
dengan kecepatan supersonik melintasi busur api.sehingga
pada saat kontak terbuka maka dengan cepat Air Blast
mengeluarkan udara bertekanan, mendinginkan busur dan

2.

3.

Pemeliharaan Pemutus Tenaga yang berupa monitoring


dan dilakukan oleh petugas operator setiap hari untuk
Gardu Induk yang dijaga atau setiap Semester oleh
petugas patroli pada Gardu Induk yang tidak dijaga dan
dilaksanakan dalam keadaan operasi.

Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa pemeriksaan,


pengukuran dan pengujian dan dilakukan oleh petugas
Pemeliharaan setiap tahun untuk Gardu Induk yang
dijaga maupun Gardu Induk yang tidak dijaga.
Peralatan / Komponen
No.
Cara Pelaksanaan
yang Diperiksa
1.
Sistem
- Lakukan Pengukuran
Pentanahan
tahanan pentanahan
dengan
Megger
tahanan pentanahan
dan apakah masih
sesuai standar.
- Periksa apakah ada
kebocoran udara.
- Periksa apakah udara
atau alat pernapasan
tersebut mengandung
air, lakukan dengan
cara membuka katub

pembuang
setelah
itu tutup kembali.
Pemeriksaan Box Kontrol Pemeriksa dan perbaiki
dan terminal wiring.
Box
Kontrol
dari
kemungkinan
2.
kemasukan air serta
kencangkan
baut
terminal wiring yang
kendor.
Isolator
Interupting Bersihkan
isolator
Chamber, Capasitor, bodi bushing, bodi dan
3.
dan mekanis penggerak.
mekanis penggerak dari
debu dan lumut
Baut terminal utama, Periksa kekencangan
bodi dan pentanahan serta baut terminal utama,
4.
bautbaut wiring
bodi dan pentanahan
pada boks kontrol
serta baut-baut wiring
pada boks kontrol.
Mekanik penggerak, roda Periksa
mekanik
gigi, dan pegas transmisi penggerak dan beri vet
gerak
pada roda gigi, pegas
5.
transmisi gerak dan
pengencangan
bautbaut.
Prosedur untuk melaksanakan pemeliharaan harus
selalu mengacu kepada buku-buku prosedur yang telah
tersedia di setiap gardu induk, yaitu :
1. Buku Merah : Pedoman Operasi Gardu Induk
2. Buku Kuning : Petunjuk Pengoperasian Gardu
Induk
3. Buku Biru : Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan pada
instalasi Tegangan tinggi / Ekstra Tinggi terdiri dari
Dokumen K3 dan Formulir DP3.
3.7.2. Pengujian Peralatan Air
IEC
Nama
Cara
Peralatan
Pemeriksaan
Tes
pengukuran
terhadap
terhadap
waktu
waktu
Kontak
permulaan
saat menutup
ataupun
memisah
Tes
pengecekan
fungsional terhadap
operasi secara
umum
Test isolasi pengukuran
tegangan
resistansi
AC
antara kontak
yang terbuka
dan antara line

Tes
resistansi
kontak

mekanik: pada
keseluru-han
operasi
pemutusan

IEC56
art 4.113

IV.

REFERENSI

2.
3.
4.
5.

IEC694
art 722

7.
8.
9.

Banyak
Sumber
dan
terkenal

PENUTUP

IV.1. KESIMPULAN
IV.2. SARAN

6.

Mekanik: pada
keseluruhan
operasi
pemutusan
kelistrikan:
Isolasi sirkuit
utama

IEC694
art 73

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN AIR BLAST


CIRCUIT BREAKER
Air blast pemutus arus yang digunakan saat ini adalah
11-1100 KV dan digunakan pada berbagai aplikasi. Berikut ini
merupakan kelebihan dan kekurangan air blast circuit breaker.
Kelebihan :
1. Resiko kebakaran tidak ada
2. Busur api benar benar hilang,
3. Waktu pemutusan dan pemadaman sangat cepat
4. Karena hanya membutuhkan sedikit energi, air blast
sangat cocok untuk kondisi dimana pemadaman
sering dilakukan
5. Energi yang di gunakan sangat banyak di alam
yaitu udara
Kekurangan :
1. Air Blast memiliki sifat yang reatif rendah
pemadaman busur api
2. Air Blast Circuit Breaker sangat sensitif dari
perubahan terhadap tegangan
3. Maintenaince kebanyakan pada kompresor untuk
pensuplay udara

1.

Standart

kelistrikan:kon
duktivitas
sirkuit utama

3.8.

Blast CB yg berstandarkan
Aplikasi

dan ground
pengukuran
isolasi antara
bagian tengah
dengan
dua
arus konduk

10.
11.

http://www.gunadarma.ac.id/library/abstract/gunadarma_1040352
9-ssm_fti.pdf
http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wpcontent/uploads/2012/05/L2F007012_MKP.pdf
https://www.scribd.com/doc/194718732/7-PetunjukPmt#download
https://www.yumpu.com/id/document/view/17164943/tekniktransmisi-tenaga-listrikjilid2edtindd/81
https://www.scribd.com/doc/205858595/PemeliharaanPMT#download
http://gilangmanyun.wordpress.com/2010/10/16/prosespemadaman-busur-api-pada-sistem-tenaga/
http://affrins.blogspot.com/2012/06/terjadinya-busur-api-padacircuit.html
http://yourelectrichome.blogspot.com/2011/03/air-blast-circuitbreaker.html
http://www.studyelectrical.com/2014/05/air-blast-circuitbreakers.html
Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan
Penyaluran Tenaga Listrik. SK114 No 7-22/HARLUR-PST/2009.
hal 10-14, Perusahaan Listrik Negara.
Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran
Tenaga Listrik, SE No.032/PST/1984, Perusahaan Umum Listrik
Negara, 1984.

Anda mungkin juga menyukai